MANAJEMEN PENGELOLAAN TEMPAT PELELANGAN IKAN PANIMBANG DI KABUPATEN PANDEGLANG

  

MANAJEMEN PENGELOLAAN TEMPAT

PELELANGAN IKAN PANIMBANG DI

KABUPATEN PANDEGLANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik

  

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh:

DONI WINARNO

  

6661091421

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG JUNI 2015

  “Kesulitan itu sementara seperti semua yang sebelumnya pernah terrjadi”

  “Kebaikan tidak bernilai selama diucapkan tetapi bernilai sesudah dikerjakan ” Skripsi ini kupersembahkan: kepada kedua orang tuaku yang telah membesarkan, mendidik dan membuatku mampu menyelesaikan skripsi ini

  

ABSTRAK

  Doni Winarno. NIM 6661091421. 2015. Skripsi. Manajemen Pengelolaan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Panimbang di Kabupaten Pandeglang. Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sultan

  Drs. Oman Spriyadi, M.Si dan Pembimbing 2: Ipah Ema

  Ageng Tirtayasa. Pembimbing 1: Jumiati, S.Ip, M.Si.

  Latar belakang masalah penelitian yaitu tidak adanya standar operasional prosedur (SOP) yang secara spesifik mengelola TPI, sarana yang buruk dan tidak adanya anggaran untuk TPI, sulit tercapainya target retribusi, kurangnya upaya pemerintah daerah untuk menertibkan TPI ilegal dan kurangnya upaya memberikan sanksi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana manajemen pengelolaan TPI Panimbang di Kabupaten Pandeglang. Penelitian ini menggunakan teori Fungsi Manajemen dari G.R Terry terdiri dari Perencanaan, Pengorganisasian, Pelaksanaan dan Pengawasan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dari Miles dan Huberman, meliputi reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa manajemen pengelolaan TPI Panimbang di Kabupaten Pandeglang belum berjalan dengan baik. Kesimpulan penelitian tidak adanya SOP yang matang, kurangnya kerja sama antar lini dan sarana yang masih belum memadai, tidak tercapainya target retribusi dan lemahnya pengawasan serta tidak ada sanksi tegas kepada TPI ilegal. Saran peneliti TPI harus membuat SOP yang baik, perbaikan sarana dan prasarana harus ditingkatkan, TPI harus bekerjasama dengan instansi terkait Satpol PP dan Ditpolair untuk menutup TPI ilegal, serta perlu adanya sanksi tegas kepada TPI ilegal.

  Kata kunci: Manajemen, TPI.

  

ABSTRACT

  Doni Winarno. NIM 6661091421. 2015. Thesis. Management of Fish Auction Place

  

(TPI) Panimbang in Pandeglang. Study of Public Administration. Faculty of Social

Science and Political Science. University of Sultan Ageng Tirtayasa. 1st Advisor: Drs.

  Oman Spriyadi, M.Si and 2nd Advis0r: Ipah Ema Jumiati, S.Ip, M.Si.

  

Background research problem is the lack of standard operating procedures (SOP),

which specifically manage TPI, poor facilities and lack of budget for TPI, it is

difficult to achieve the target of retribution, lack of local government efforts to curb

illegal TPI and the lack of efforts to impose sanctions. The purpose of this study to

determine how the management of TPI Panimbang in Pandeglang. This study uses the

theory of GR Terry management function consists of Planning, Organizing, Actuating

and Controlling. The method used is descriptive method with qualitative

approach. Analysis of the data used in this study of Miles and Huberman, including

data reduction, data display, conclusion and verification. The results showed that the

management of TPI Panimbang in Pandeglang not run well. Research conclusions

absence SOP mature, the lack of cooperation between lines and facilities are not

sufficient, not achieving the target of retribution and a lack of oversight and there is

no strict punishment to illegal TPI. Suggestions TPI researchers must make a good

SOP, repair facilities and infrastructure should be improved, TPI must cooperate

with relevant agencies as Satpol PP and Ditpolair to close illegal TPI, as well as the

need for strict punishment to illegal TPI.

  Keywords: Management, TPI.

  

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.

  Dengan mengucap syukur Alhamdulillahirobbil’alamin peneliti panjatkan kehadirat ALLAH SWT, serta shalawat serta salam selalu tercurahkan untuk Nabi Muhammad SAW, sahabat beserta keluarganya, karena dengan ridho, rahmat, karunia dan kasih sayang-Nya yang berlimpah sehingga akhirnya peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Manajemen Pengelolaan Tempat Pelelangan Ikan Panimbang di Kabupaten Pandeglang".

  Dengan selesainya skripsi ini tentu tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang senantiasa selalu mendukung peneliti. Maka peneliti ingin mengucapkan terima kasihkepada:

  1. Prof. Drs. Sholeh Hidayat, M.Pd Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  2. Dr. Agus Sjafari, S.Sos, M.Si Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  3. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos, M.Si Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sekaligus dosen pembimbing akademik, terimakasih atas kesabaran dan nasehat- nasehatnya selama ini.

  4. Mia Dwianna M, S.Sos, M.I.Kom Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  5. Ismanto, S.Sos, MM Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  6. Rahmawati, S.Sos, M.Si Ketua Prodi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  7. Ipah Ema Jumiati, S.Ip, M.Si Sekretaris Prodi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sekaligus Dosen Pembimbing II atas kebaikan dan waktu yang telah diberikan kepada penulis dalam memberikan arahan dan bimbingan untuk menyelesaikan SKRIPSI ini.

  8. Drs. Oman Spriyadi, M.Si dosen pembimbing I atas kebaikan dan waktu yang telah diberikan kepada penulis dalam memberikan arahan dan bimbingan untuk menyelesaikan SKRIPSI ini.

  9. Semua Dosen dan Staf Prodi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang membekali peneliti dengan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.

  10. Ibunda Sugiyah dan almarhum ayahanda Waluyo Sutopo, atas cinta kasih yang tulus tak terhingga dan sekaligus merupakan motivator terbesar dalam menyelasaikan SKRIPSI ini.

  11. Tempat pelelangaan ikan Panimbang yang telah membantu serta memberikan data untuk pengerjaan dan kelengkapan SKRIPSI ini.

  12. Teman-teman satu kelas ANE C 2009, Ari Hardiawan, Bagus Pratama, Elisa Tanini, Lutfi Hardiyansyah, M. Irsyad Mahdi, Rizki Panji

  

DAFTAR ISI

  Halaman

  

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ..................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. iv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... vi

  BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1

  1.2 Identifikasi Masalah ……………………………………………….. ........ 17

  1.3 Batasan Masalah……………………………………................................ 17

  1.4 Rumusan Masalah ..................................................................................... 18

  1.5 Tujuan Penelitian ………………………………………………….. ....... 18

  1.6 Manfaat Penelitian…………………………………………………. ....... 18

  1.6.1 Secara Teoritis ................................................................................... 18

  1.6.2 Secara Praktis .................................................................................... 19 iii

  iii

  2.4 Asumsi Dasar Penelitian .............................................................................. 43

  3.5 Instrumen Penelitian……………………………………………....... ......... 51

  3.4.2 Definisi Oprasional………………………………………… ........... 50

  3.4.1Definisi Konsep…………………………………………… .............. 48

  3.4 Variabel Penelitian …………………………………………. ................... 48

  3.3 Lokasi Penelitian ………………………………………………. .............. 47

  3.2 Ruang Lingkup Penelitian ………………………………………… ......... 46

  3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian .............................................................. 44

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN

  2.3 Kerangka Berfikir ………………………………………………….. ......... 41

  BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

  2.2 Penelitian Terdahulu ……………………………………………….. ......... 38

  2.1.6 Pengertian Tempat Pelelangan Ikan .................................................. 37

  2.1.5 Definisi Nelayan……………………………………………............ 35

  2.1.4 Definisi Pengelolaan…………………………………. .................... 33

  2.1.3 Fungsi-fungsi Manajemen ................................................................ 27

  2.1.2 Tujuan Manajemen............................................................................ 23

  2.1.1 Definisi Manajemen .......................................................................... 20

  2.1 Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 20

  3.6 Informan Penelitian .................................................................................... 53

  3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ....................................................... 55

  3.7.1 Teknik Pengolahan Data…………………………………… ........... 55

  3.7.2 Teknik Analisis Data ……………………………………… ............ 61

  3.7.3 Uji Keabsahan Data .......................................................................... 64

  3.7.3.1 Trriangulasi .............................................................................. 65

  3.7.3.2 Member Check ......................................................................... 67

  3.8 Jadwal Penelitian ......................................................................................... 68

  BAB IV HASIL PENELITIAN

  4.1 Deskripsi Objek Penelitian .......................................................................... 70

  4.1.1 Deskripsi Kabupaten Pandeglang ..................................................... 70

  4.1.2 Deskripsi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pandeglang .... 72

  4.1.3 Potensi Kelautan dan Perikanan di Kabupaten Pandeglang .............. 74

  4.1.4 Visi dan Misi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pandeglang 75

  4.1.5 Gambaran Umum UPT Pangkalan Pendaratan Ikan dan Tempat Pelelangan Ikan (PPI dan TPI) Kecamatan Labuan ............................. 76

  4.1.5.1 Kedudukan Tugas Fungsi dan Rincian Tugas UPT Pangkalan Pendaratan Ikan dan Tempat Pelelangan Ikan (PPI dan TPI) Kecamatan Labuan ................................................................... 76

  4.1.5.2 Susunan Organisasi UPT Pangkalan Pendaratan Ikan dan Tempat Pelelangan Ikan (PPI dan TPI) Kecamatan Labuan ................. 81

  4.1.6 Gambaran Umum Tempat Pelelangan Ikan Panimbang .................. 82 iii

  4.2 Deskripsi Data ............................................................................................. 84

  4.2.1 Deskripsi Data Penelitian .................................................................. 84

  4.2.2 Data Informan Penelitian ................................................................. 87

  4.3 Pembahasan ................................................................................................ 89

  4.3.1 Planning (Perencanaan) .................................................................. 89

  4.3.2 Organizing (Pengorganisasian) ......................................................... 102

  4.3.3 Actuating (Pelaksanaan) .................................................................. 111

  4.3.4 Controlling (Pengawasan) ............................................................... 127

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

  5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 152

  5.2 Saran ........................................................................................................... 154

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

  iii

  DAFTAR TABEL

  1.1 Luas Perairan Laut Banten ........................................................................... 4

  1.2 Tempat Pelelangan ikan di banten ............................................................... 8

  1.3 Laporan Penerimaan dan Penyetoran Pungutan Tempat Pelelangan Ikan Panimbang 2014 ......................................................................... 14

  1.4 Laporan Penerimaan dan Penyetoran Pungutan Tempat Pelelangan Ikan Panimbang 2015 ......................................................................... 15

  2.1 Fungsi-Fungsi Manajemen ........................................................................... 27

  3.1 Daftar Informan Penelitian ........................................................................... 52

  3.2 Jadwal Penelitian ......................................................................................... 67

  4.1 Kecamatan, Desa Pantai dan Panjang Pantai ................................................ 72

  4.2 Jenis Kapal berdasarkan Gross Tonase (GT) ............................................... 82

  4.3 Daftar Informan ............................................................................................ 87

  4.4 Target Retribusi TPI Panimbang Januari s/d Desember 2014 ...................... 112

  4.5 Target Retribusi TPI Panimbang Januari s/d Juni 2015 ................................ 113

  4.6 Temuan Lapangan ........................................................................................ 149 iv

  DAFTAR GAMBAR

  3.1 Kerangka Berpikir ` ..................................................................................... 42

  4.1 Peta Kabupaten Pandeglang ....................................................................... 69

  4.2 Struktur Organisasi UPT Pangkalan Pendaratan dan Pelelangan Ikan Kecamatan Labuan ...................................................................... 80

  4.3 Struktur Organisasi TPI Panimbang ............................................................ 82 v

DAFTAR LAMPIRAN

  1 Pedoman Wawancara

  2 Dokumentasi Poto Hasil Penelitian

  3 Matrix Wawancara

  4 Catatan Lapangan

  5 Member Check

  6 Surat Izin Penelitian

  7 Laporan Penyelenggaraan Pelelangan Ikan Januari s/d September

  8 Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang No 11 Tahun 2011 Tentang Retribusi Jasa Usaha

  9 Daftar Riwayat Hidup vi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Dari 34 Provinsi yang ada di Indonesia, Banten adalah salah satu Provinsi yang relatif masih muda. Provinsi ini dulunya merupakan bagian dari Provinsi Sebagai Provinsi baru, Provinsi Banten akan menghadapi tantangan ketertinggalan dan permasalahan. Tetapi Provinsi Banten memiliki potensi yang dapat didayagunakan dan dimanfaatkan secara optimal untuk di jadikan modal dalam mengatasinya.

  Potensi yang dimiliki Provinsi Banten salah satunya adalah sumber daya kelautan yang melimpah diantaranya terumbu karang, rumput laut dan ikan laut.

  Ada juga yang disebut padang lamun, yaitu sejenis rerumputan laut yang amat penting sebagai habitat ikan-ikan laut. Terumbu karang sebagai sumber daya alam hayati kelautan merupakan suatu hasil proses pertumbuhan dari koral yang masih

  o

  berlangsung di bawah permukaan air laut dengan temperatur sekitar 250 c dan kandungan kegaraman sekitar 35,300/00 (persen permil) dengan kedalaman laut sekitar 25 meter dari permukaan air laut. Kegunaan terumbu karang ini ialah perkembangbiakan ikan laut. Karena itu pula, padang terumbu karang bisa di jadikan tempat wisata laut (penyelaman), atau menggunakan perahu beralas kaca, untuk menyaksikan keindahan dan keragaman ikan laut serta terumbu karangnya sendiri. Terumbu karang dengan kondisi alam yang sangat baik dengan ukuran yang relatif luas, di provinsi Banten terdapat beberapa daerah yaitu di pantai Labuan, Panimbang, di Selat Pulau Panaitan dan Pantai Selatan Pulau Jawa (Banten). Pemanfaatan lahan ini menuntut pengelolaan yang intensif dengan mempertimbangkan antara pengelola sektor pariwisata dengan sektor kelautan dan perikanan.

  Sumber daya kelautan lain yang terdapat di laut Banten ialah rumput laut. Rumput laut ini merupakan tumbuhan laut yang hidup di dasar laut. Tingkat kedalaman laut yang di tumbuhi atau untuk pengembangan rumput laut berkisar antara 3 sampai dengan 50 meter dari permukaan air laut. Di laut batas secara alami dengan kondisi yang amat baik terdapat di daerah pantai Labuan, Panimbang, daerah Teluk Lada dan daerah-daerah pantai Selatan. Kondisi lingkungan laut Banten ternyata cocok untuk pengembangan rumput laut. Potensi ini harus di manfaatkan karena rumput laut mempunyai nilai ekonomi yang bagus. Kegunaan rumput laut ini ialah sebagai bahan dasar keperluan kosmetik dan makanan yang mempunyai nilai gizi yang tinggi. Kemudian secara langsung juga, rumput laut itu merupakan sumber nutrisi bagi kehidupan ikan dan biota laut. Lingkungan laut yang cocok dengan pengembangan rumput laut, dapat juga di lakukan budidaya yang secara ekonomis menghasilkan devisa. Karena itu perlu kemampuan yang memadai, cerdas dan kreatif. Tumbuhan laut yang kegunaannya bagi pembiakan ikan laut ialah rumput lama yang karena luasnya biasa dsebut padang lama. Tumbuhan ini banyak di dapati terutama di sepanjang pantai utara Banten, misalnya di teluk Banten.

  Sumber daya kelautan berikutnya yang ada di laut Banten yang tidak kalah penting ialah ikan laut. Sumber daya hayati ikan laut merupakan makanan dengan nilai gizi dan protein amat tinggi. Seluruh kawasan laut dari bagian utara, barat dan selatan Banten mempunyai potensi ikan laut yang cukup besar. Jenis-jenis ikan yang banyak di dapati hidup di laut Banten ialah ikan layang, ikan kerapu, bawal putih dan kakap putih. Jenis-jenis lain juga banyak didapati misalnya cumi, teri dan lain-lain, yang jumlahnya tidak sebesar ikan-ikan tersebut di atas. Daerah hidup dan tangkap ikan yang amat potensial ialah di daerah-daerah pantai Labuan, Panimbang dan Pantai Selatan Pulau Jawa.

  Potensi kelautan yang besar di Provinsi Banten ini dipengaruhi karena Provinsi Banten memiliki perairan laut yang sangat luas yang tersebar di beberapa kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Banten, selain luas perairan di Provinsi Banten yang sangat luas Provinsi Banten di untungkan oleh letak geografis yang sangat strategis, letak geografis laut Banten berada diantara samudera indonesia dan selat sunda. Karena memiliki perairan laut yang luas juga di untungkan oleh letak geografis maka menjadi penting untuk memanfatkan dan mengelola potensi kelautan diantaranya adalah dari sektor perikanan.Pada tabel 1.1 ini peneliti mendeskripsikan luasnya perairan laut yang ada di Provinsi Banten;

Tabel 1.1 Luas Perairan Laut Banten

  3 Kab. Serang - 487,66 193,14 680,80

  (Sumber: BPS, 2013)

  8 Kota Tangerang Selatan - - - - Provinsi 3.077,36 2.797,20 5.612,16 11.486,72

  7 Kota Serang - 18,75 - 74,00

  6 Kota Cilegon - - 185,00 185,00

  5 Kota Tangerang - - - -

  4 Kab. Tangerang - 377,40 - 377,40

  2 Kab. Pandeglang 349,28 - 1.352,72 1.702,00

  No Kabupaten/Kota Luas Perairan (Km

  1 Kab. Lebak 676,51 - - 676,51

  Sunda Total

  Jawa Selat

  Indonesia Laut

  ) Samudera

  2

  Melihat potensi kelautan yang sangat besar ini maka penting untuk mengelola seluruh hasil laut yang besar untuk menjadikannya sebagai salah satu sumber pendapatan daerah juga sebagai salah satu penghidupan bagi masyarakat sekitar. Untuk mendukung optimalisasi potensi kelautan maka di sediakan sarana dan prasarana laut, seperti pangkalan pendaratan dan pelelangan ikan. Hal ini guna mempermudah para nelayan untuk mendaratkan perahu serta menjual hasil tangkapannya. Pengelolaan fasilitas yang tidak baik dapat mengakibatkan ketidak menjadi penyebab kurang terserapnya semua hasil potensi kelautan yang dimiliki dan menyebabkan kerugian bagi pihak pengelola maupun daerah tersebut.

  Tempat pelelangan ikan memegang peranan penting dalam suatu pelabuhan perikanan dan perlu dikelola dengan sebaik-baiknya agar tercapai manfaat secara optimal. Tempat pelelangan ikan merupakan salah satu fungsi utama dalam kegiatan perikanan dan juga merupakan salah satu faktor yang menggerakan dan meningkatkan usaha dan kesejahteraan nelayan, tujuan didirikanya tempat pelelangan ikan adalah untuk membantu memasarkan hasil tangkapan ikan secara cepat untuk menjaga kualitas ikan, serta melindungi nelayan dari permainan harga dari tengkulak, membantu nelayan mendapatkan harga ikan yang layak. Selain membantu nelayan memasarkan hasil tangkapannya tempat pelelangan ikan didirikan juga untuk menjadi sarana pemungutan retribusi oleh pemerintah daerah setempat.

  Pengelolaan perikanan diatur oleh Undang-undang, yaitu Undang-undang Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2009 Tentang Perubahan Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan, bahwa pengelolaan perikanan adalah semua upaya, termasuk proses yang terintegrasi dalam pengumpulan informasi, analisis, perencanaan, konsultasi, pembuatan keputusan, alokasi sumber daya ikan, dan implementasi serta penegakan hukum dari peraturan perundang- undangan di bidang perikanan, yang dilakukan oleh pemerintah atau otoritas lain yang diarahkan untuk mencapai kelangsungan produktifitas sumber daya hayati perairan dan tujuan yang telah disepakati. Pengelolaan perikanan didasarkan atas asas manfaat, keadilan, kebersamaan, kemitraan, kemandirian, pemerataan, keterpaduan, keterbukaan, efesiensi, kelestarian, dan pembangunan yang berkelanjutan.

  Manajemen pengelolaan yang baik menjadi penting untuk di implementasikan, hal ini karena manajemen pengelolaan yang baik di perlukan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna sehingga potensi kelautan yang dimiliki dapat terkelola dengan baik dan bermanfaat untuk semua. Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengontrolan manusia dan sumber daya alam untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan, sedangkan mengelola pada dasarnya adalah pengendalian dan pemanfaatan semua sumber daya yang menurut suatu perencanaan di perlukan untuk atau penyelesaian suatu tujuan tertentu. Dalam konsep manajemen ada enam unsur manajemen yang biasa digunakan untuk menentukan arah kebijakan organisasi yaitu;

  1. Men, tenaga kerja manusia, baik tenaga kerja eksekutif maupun operatif;

  2. Money, uang yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan;

  3. Method, cara-cara yang dipergunakan dalam usaha untuk menapai tujuan;

  4. Materials, bahan-bahan yang diperuntukan untuk mencapai tujuan;

  5. Machines, mesin-mesin atau alat-alat yang diperlukan guna mencapai tujuan;

  6. Market, pasar untuk menjual output dan jasa-jasa yang dihasilkan (Hasibuan, 2008.1)

  Dari paparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen atau pengelolaan adalah suatu seni untuk mengatur atau mengelola seluruh sumber daya yang dimiliki oleh organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara bersama-sama. Dalam hal ini, organisasi yang dimaksud merupakan pemerintah sebagai penanggung jawab dalam mengelola potensi kelautan.

  Pemerintah bertanggung jawab juga memberdayakan nelayan kecil dan pembudidayaan ikan serta pengembangan SDM dengan adanya pembangunan Pelabuhan Perikanan, juga Tempat Pelelangan Ikan (TPI) sebagai tempat pemasaran ikan. Seperti tertera pada Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor Per. 16/MEN/2006 tentang Pelabuhan Perikanan, bahwa Pelabuhan Perikanan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang dipergunakan sebagai tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh dan/atau bongkar muat ikan yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang perikanan lainnya.

  Tempat pelelangan ikan sebagai bagian dari pembangunan fasilitas perikanan ini diharapkan akan dapat meningkatkan nelayan dalam melaksanakan aktivitas produktifnya, baik dalam hal pendaratan ikan, pelelangan, pengolahan, maupun proses pemasarannya, serta diharapkan mengurangi kebocoran hasil tangkapan. Provinsi Banten memiliki sejumlah Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang tersebar di beberapa kabupaten atau kota, Provinsi Banten memiliki 33 tempat pelelangan ikan (TPI), seperti pada tabel 1.2 dibawah;

  Tabel 1.2

  Tempat Pelelangan ikan di Banten No Kabupaten/Kota Nama TPI

  1 Kabupaten Lebak

  1. Binuangeun

  2. Tanjung Panto

  3. Sukahujan

  4. Cipunaga

  5. Panyungan

  6. Situregen

  7. Bayah

  8. Sawarna

  9. Cibareno

  2 Kabupaten Pandeglang

  1. Labuan 1

  2. Labuan 2

  3. Labuan 3

  4. Sidamukti

  5. Sumur

  6. Carita

  7. Citeureup

  8. Tamanjaya

  9. Panimbang

  10. Cikeusik

  11. Banyuasih

  12. Sukanegara

  13. Rancacecet

  3 Kabupaten Serang

  1. Pulomanuk

  2. Bojonegara

  4 Kota Serang

  1. Karangantu

  2. Banten Lama

  3. Pulokali

  4. Tenjo Ayu

  5. Lontar Tirtayasa

  5 Kabupaten Tangerang

  1. Kronjo

  2. Tanjung Pasir

  3. Tanjung Kait

  4. Dadap

  (Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pandeglang 2014)

  Dari tabel 1.2 diatas dapat diketahui nama dan lokasi tempat pelelangan ikan yang ada di Provinsi Banten. Pada tabel diatas dapat diketahui Kabupaten yang memiliki tempat pelelangan ikan terbanyak berada di Kabupaten Pandeglang, banyaknya jumlah tempat pelelangan ikan ini diharapkan mampu memberi sumbangan besar bagi pemerintah daerah dalam menghasilkan PAD.

  Kabupaten Pandeglang dipilih peneliti sebagai lokasi penelitian ini karena memiliki luas perairan laut terbesar di Banten yaitu 1.702,00 km², karena memiliki perairan laut yang luas potensi perikanan di Kabupaten Pandeglang sangat besar, potensi ini dapat dijadikan menjadi salah satu sumber pendapatan asli daerah yang besar apabila dikelola dengan baik. Salah cara untuk mengelola hasil kelautan itu Kabupaten Pandeglang mendirikan TPI untuk mengelola hasil ikan tangkap. Salah satu TPI yang berada di Pandeglang ialah TPI Panimbang yang berada dibawah UPT Kecamatan Labuan seperti tercantum dalam Peraturan Bupati Pandeglang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Dinas pada Dinas Daerah Kabupaten Pandeglang mengatakan bahwa UPT Pangkalan Pendaratan dan Pelelangan Ikan Kecamatan Labuan yang wilayah kerjanya meliputi Kecamatan Labuan, Sidamukti, Panimbang, Citeurep, Carita, Sumur, Taman Jaya dan Cikeusik, Banyuasih, Sukanegara, Rancacecet.

  Tempat pelelangan ikan adalah pasar yang biasanya terletak di dalam pelabuhan atau pangkalan pendaratan ikan dan di tempat tersebut terjadi transaksi penjualan ikan hasil laut secara lelang (tidak termasuk TPI yang menjual atau melelang ikan darat). Biasanya Tempat pelelangan ikan ini di koordinasi oleh Dinas Perikanan atau Pemerintahan Daerah. Tempat Pelelangan Ikan tersebut harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

  1. Tempat tetap (tidak berpindah-pindah);

  2. Mempunyai bangunan tempat transaksi penjualan ikan;

  3. Ada yang mengkoordinasi prosedur lelang atau penjualan;

  4. Mendapat izin dari instansi yang berwenang (Dinas Perikanan atau Pemerintah ( Daerah) http://id.wikipedia.org/wiki/Tempat_Pelelangan_Ikan).

  Tempat Pelelangan Ikan (TPI) merupakan pusat dari seluruh kegiatan perikanan yang mengumpulkan semua hasil tangkapan untuk dijual melalui sistem lelang. Secara umum pelelangan ikan diartikan sebagai suatu metode transaksi di pusat produksi yang di selenggarakan di TPI antara nelayan dan bakul dengan tujuan agar dapat diperoleh harga yang wajar serta pembayaran secara tunai kepada nelayan.

  Aktivitas pelelangan ikan di TPI merupakan salah satu aktivitas di suatu pelabuhan perikanan yang termasuk dalam kelompok aktivitas yang berhubungan dengan pendaratan dan pemasaran ikan. Pelelangan ikan memiliki peran yang cukup penting untuk menciptakan iklim yang kondusif dalam pemasaran ikan. Pelelangan ikan adalah suatu kegiatan di tempat pelelangan ikan guna mempertemukan penjual dan pembeli sehingga terjadi tawar-menawar harga ikan yang disepakati bersama. Pelelangan ikan adalah salah satu mata rantai tata niaga ikan.

  Pada dasarnya sistem dari TPI adalah suatu pasar dengan sistem perantara (dalam hal ini adalah tukang tawar) melalui penawaran umum dan yang berhak mendapatkan ikan yang dilelang tersebut adalah penawar tertinggi. Tujuan pendirian TPI yang semula didirikan semata-mata hanya untuk kepentingan nelayan dan koperasi perikanan dengan tujuan untuk melepaskan dari kemiskinan, semakin berkembang menjadi sarana untuk memungut retribusi oleh Pemda Tingkat I, Tingkat II dan sebagainya. TPI sebagai salah satu unit kegiatan ekonomi yang potensial dalam menunjang PAD melalui sumbangan retribusinya.

  Besaran nilai retribusi tempat pelelangan ikan di atur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 11 tahun 2011 Tentang Retribusi Jasa Usaha sebesar 4 % (empat perseratus) dari nilai transaksi lelang.

  Setelah melakukan observasi awal di tempat pelelangan ikan Panimbang, peneliti menemukan berbagai masalah terkait dengan manajemen pengelolaan tempat pelelangan ikan di Panimbang. Pertama, dari segi teknis perencanaan belum adanya standar operasional prosedur (SOP) yang secara spesifik mengatur teknis pengelolaan tempat pelelangan ikan, oleh karena itu penarikan retribusi dalam pelaksanaanya tidak sesuai dengan peraturan daerah yang telah ada. Jika dalam Perda retribusi dipungut sebesar 4% namun dalam pelaksanaannya di sejumlah tempat pelelangan ikan berbeda. Hal ini dipertegas oleh Manajer tempat pelelangan ikan Panimbang dalam wawancara peneliti pada selasa 7 Oktober 2014 pukul 09:25 menyatakan: Retribusi di tempat pelelangan ikan Panimbang sebesar 6%, 4 % disetorkan ke pemerintah daerah Kabupaten, sedangkan 2% digunakan untuk kegiatan operasional tempat pelelangan ikan, Sedangkan menurut Kepala UPT Dinas Kelautan dan Perikanan Labuan dalam wawancara peneliti pada hari Jum’at 10 Oktober 2014, pukul 14:00 yang menyatakan: untuk penarikan retribusi di Tempat Pelelangan Ikan sesuai dengan kesepakatan bersama antara tempat pelelangan ikan, nelayan dan bakul ikan. Ditempat pelelangan ikan Labuan 2 jumlah retribusi yang diambil sebesar 8 %, 4% di setorkan ke pemerintah daerah, 2% untuk operasional pegawai tempat pelelangan dan 2% untuk dana simpanan nelayan.

  Kedua, dari segi pengorganisasian tempat pelelangan ikan Panimbang

  terkendala dengan sarana prasarana yang ada, sarana prasarana yang dimaksud adalah dangkalnya muara sungai Ciliman. Dangkalnya muara sungai Ciliman ini mengakibatkan nelayan tidak bisa menyandarkan perahu, terlebih perahu-perahu besar, hal ini dijelaskan oleh Manajer tempat pelelangan ikan Panimbang dalam wawancara peneliti pada selasa 7 Oktober 2014, pukul 09:25 yang menyatakan: Muara ditempat pelelangan ikan Panimbang mengalami pendangkalan, jadi nelayan sulit melakukan aktifitas melaut dan mendaratkan perahunya, kalau air laut mulai surut muaranya bisa dipakai bermain bola, jika laut pasang baru bisa digunakan aktifitas perahu. Selain terkendala dengan sarana dan prasarana Tempat Pelelangan Ikan Panimbang (TPI) juga terkendala oleh anggaran, anggaran adalah sejumlah uang yang digunakan untuk melaksanakan suatu program yang akan dilaksanakan. Dalam manajemen pengelolaan tempat pelelangan ikan anggaran bersifat sangat penting, anggaran ini digunakaan untuk modal membeli ikan ke nelayan atau juragan ikan juga sebagai dana operasional tempat pelelangan ikan (gaji pegawai tempat pelelangan ikan, perawatan fasilitas). Dalam hal ini yang menjadi masalah adalah pemerintah daerah tidak memberikan anggaran untuk kegiatan pelelangan ikan, tempat pelelangan ikan mencari sendiri anggaran yang akan digunakan sebagai modal membeli ikan juga biaya operasional tempat pelelangan ikan. Anggaran tempat pelelangan ikan didapat dari pemungutan retribusi pelelangan ikan sebesar 2%.

  Ketiga, pelaksanaan juga menjadi masalah yang peneliti temukan dari

  observasi yang peneliti lakukan, pelaksanaan disini terkait pada target pengumpulan atau penarikan retribusi. Pada tahun 2014 ini tempat pelelangaan ikan memiliki target retribusi sebesar Rp. 115,775,000 Target ini ditentukan oleh pemerintah daerah Kabupaten Pandeglang, namun pengumpulan atau penarikan retribusi di tempat pelelangan ikan panimbang masih jauh dari target yang ditentukan oleh pemerintah daerah Kabupaten Pandeglang. Hal ini dijelaskan oleh Manajer tempat pelelangan ikan Panimbang dalam wawancara peneliti pada selasa

  7 Oktober 2014, pukul 09:25 yang menyatakan: Target yang diberikan oleh pemerintah daerah Kabupaten Pandeglang ke tempat pelelangan ikan panimbang adalah sebesar Rp. 115,775,000 tapi dalam pelaksanaannya tempat pelelangan ikan panimbang belum bisa memenuhi target yang diberikan, pada tahun 2014 tempat pelelangan ikan panimbang hanya mengumpulkan retribusi sebesar Rp. 41.127.016 dan pada tahun 2015 (Januari-Juni) tempat pelelangan ikan panimbang baru mengumpulkan retribusi sebesar Rp. 12.053.166. Berikut laporan penerimaan dan penyetoran pungutan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Panimbang disajikan pada tabel 1.3 dan 1.4 berikut;

Tabel 1.3 Laporan Penerimaan dan Penyetoran Pungutan

  

TPI Panimbang 2014

  Penerimaan Produksi

  No Bulan Raman (Rp) Retribusi 4% BOP 2% (kg)

  (Rp) (Rp)

  1 Januari 10.241,5 50.583.000 2.023.320 1.011.660

  2 Februari 10.377,8 68.266.700 2.730.668 1.365.334

  3 Maret 31.500 175.000.000 7.000.000 3.500.000

  4 April 29.932,6 114.898.900 4.595.956 2.297.978

  5 Mei 29.811,8 150.042.800 6.001.712 3.000.856

  6 Juni 25.740,6 150.861.440 6.354.440 3.177.220

  7 Juli 14.073,3 64.060.000 2.562.400 1.281.200

  8 Agustus 21.940 73.960.000 2.958.400 1.479.200

  9 September 17.661,3 76.642.000 3.065.680 1.532.840

  10 Oktober 10.399 42.899.000 1.715.960 857.980

  11 November 12.374 36.074.000 1.442.960 721.480

  12 Desember 4.413 16.913.000 675.520 338.260 Jumlah 218.478,6 836.872.800 41.127.016 20.564.008

  (Sumber: laporan penyelenggaraan pelelangan ikan panimbang 2014)

  Dari tabel 1.3 diatas dapat diketahui rincian penerimaan pungutan retribusi Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Panimbang dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2014. Penerimaan pungutan retribusi masih jauh dari target yang di tetapkan oleh pemerintah daerah Kabupaten Pandeglang yakni sebesar Rp.

  115,775,000 sedangkan penerimaan retribusi di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Panimbang hanya mencapai Rp. 41.127.016.

Tabel 1.4 Laporan Penerimaan dan Penyetoran Pungutan

  

TPI Panimbang 2015

  Penerimaan Produksi

  No Bulan Raman (Rp) Retribusi 4% BOP 2% (kg)

  (Rp) (Rp)

  1 Januari

  2 Februari 6.316 41.665.000 1.665.600 833.300

  3 Maret 11.718,3 83.072.450 3.322.900 1.661.450

  4 April 4.307 33.410.500 1.336.426 668.213

  5 Mei 11.988 63.732.000 2.509.280 1.254.640

  6 Juni 22.316 80.474.000 3.218.960 1.609.480 Jumlah 56.645,3 302.353.950 12.053.166 6.027.083

  (Sumber: laporan penyelenggaraan pelelangan ikan panimbang 2015)

  Dari tabel 1.4 diatas dapat diketahui rincian penerimaan pungutan retribusi Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Panimbang dari bulan Januari sampai dengan bulan juni 2015. Pemungutn retribusi tempat pelelangan ikan panimbang pada bulan Januari sampai dengan Juli 2015 masih jauh dari target yang telah diberikan oleh pemerintah daerah Kabupaten Pandeglang, penerimaan retribusi tempat pelelangan ikan penimbang baru mencapai Rp. 12.053.166 sedangkan target retribusi tempat pelelangan ikan Panimbang Rp. 115,775,000.

  Keempat, terkait fungsi pengendalian, di Panimbang ada tempat

  pelelangan ikan yang di bangun oleh pemerintah daerah (resmi) ada juga tempat pelelangan ikan yang dibangun oleh juragan nelayan (pelelangan ilegal), pelelangan ilegal ini mengalihkan sebagian besar proses lelang ikan yang harusnya dilakukan pada tempat pelelangan ikan panimbang yang dibangun oleh pemerintah daerah. Hal ini mengakibatkan kerugian bagi pemerintah daerah, karena nelayan tidak melakukan kewajiban membayar retribusi sesuai yang telah ditetapkan oleh pemerintah yaitu sebesar 4% dari hasil raman (=nilai transaksi lelang) melainkan hanya Rp.150.000 per sekali bongkar ikan. Nilai Rp.150.000 muncul dari proses musyawarah antara juragan nelayan dengan pihak pengelola tempat pelelangan ikan yang resmi. Hal ini di jelaskan oleh Kepala UPT Dinas Kelautan dan Perikanan Labuan dalam wawancara peneliti pada hari Jum’at 10 Oktober 20014, pukul 14:00 yang menyatakan: Retribusi ditentukan dari kesepakatan bersama antara tempat pelelangan ikan bersama juragan nelayan, nelayan dan bakul ikan. Dalam hal ini pemerintah daerah kurang berupaya untuk menertibkan tempat pelelangan ikan yang dibangun oleh juragan nelayan (ilegal) atau memberikan sanksi kepada nelayan yang tidak membayar kewajiban retribusinya.

  Sebagai acuan yaitu Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Retribusi Jasa Usaha, maka sanksi dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% setiap bulan yang terutang atau kurang bayar. Dalam prakteknya Dinas Kelautan dan Perikanan yang berperan sebagai fungsi kontrol kurang berupaya melakukan fungsinya, hal ini dapat di ketahui dari penarikan retribusi yang belum maksimal dari target yang telah di tetapkan dan masih banyak berdirinya bangunan tempat pelelangan ikan ilegal.

  Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di tempat pelelangn ikan panimbang yang berjudul Manajemen Pengelolaan

  Tempat Pelelangan Ikan Panimbang Kabupaten Pandeglang”.

  1.2 Identifikasi Masalah

  Berdasarkan uraian pada latar belakang, penelitian ini perlu adanya identifikasi masalah, dari hasil studi pendahuluan peneliti mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yaitu sebagai berikut:

  1. Tidak adanya standar operasional prosedur (SOP) yang secara spesifik mengelola tempat pelelangan ikan;

  2. Sarana dan prasarana yang buruk, tidak adanya anggaran untuk tempat pelelangan ikan dari pemerintah setempat;

  3. Sulit tercapainya target retribusi yang ditetapkan;

  4. Kurangnya upaya pemerintah daerah untuk menertibkan TPI yang tidak resmi dan kurangnya upaya memberikan sanksi.

  1.3 Batasan Masalah

  Dari uraian-uraian yang ada dalam latar belakang dan identifikasi masalah, maka peneliti mencoba membatasi masalah penelitiannya. Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah yang akan diteliti yaitu mengenai manajemen pengelolaan tempat pelelangan ikan Panimbang Kabupaten Pandeglang.

  1.4 Rumusan Masalah

  Mengacu pada latar belakang penelitian yang telah dipaparkan di atas, maka sebagai rumusan masalah yang akan dikaji sebagai berikut “Bagaimana Manajemen Pengelolaan Tempat Pelelangan Ikan Panimbang Kabupaten Pandeglang?

  1.5 Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana manajemen pengelolaan tempat pelelangan ikan panimbang Kabupaten Pandeglang.

  1.6 Manfaat Penelitian

  Penelitian ini diharapkan bermanfaat memberikan saran untuk:

1.6.1 Secara teoritis