PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA WANAYASA KECAMATAN PONTANG KABUPATEN SERANG TAHUN 2015 - FISIP Untirta Repository

PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA WANAYASA KECAMATAN PONTANG KABUPATEN SERANG TAHUN 2015 SKRIPSI

  Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Pada konsentrasi Manajemen Publik

  Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh

  LISNA FAJRIANTI NIM 6661120977

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

  MOTTO DAN PERSEMBAHAN “MANJADDA WAJADA” “MAN SHABARA ZHAFIRA” “MAN SARA ALA DARBIWASHALA” “SIAPA YANG BERSUNGGUH-SUNGGUH PASTI BERHASIL” “SIAPA YANG BERSABAR PASTI BERUNTUNG” “SIAPA MENAPAKI JALANNYA AKAN SAMPAI KETUJUAN”

  Aku persembahkan catatan hasil perjuangan dan kerjakerasku untuk Mamah & Bapak tercinta Adek, Teteh Tersayang & ka Sayuda Terkasih.

  

Abstrak

Lisna Fajrianti. NIM 6661120977. Skripsi. Perencanaan Strategis Alokasi

Dana Desa di Desa Wanayasa Kecamatan Pontang Kabupaten Serang.

Pembimbing I: Kandung Sapto Nugroho, M.Si dan Pembimbing II: Titi

Stiawati M.Si. Program Studi Ilmu Administratsi Negara. Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  Penelitian ini membahas tentang Perencanaan Strategis Alokasi Dana Desa di Desa Wanayasa Kecamatan Pontang Kabupaten Serang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Perencanaan Strategis Alokasi Dana Desa di Desa Wanayasa. Penelitian ini menggunakan Metode Kualitatif Deskriptif . Penentuan informan menggunakan teknik purposive. Teknik pengumpulan data dengan melakukan observasi, wawancara langsung dan dokumentasi. Instrumen penelitian ialah peneliti sendiri. Pengujian keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan triangulasi dan member check yang didasarkan dari teori Perencanaan Strategis Bryson (2007) yang terdiri dari empat indikator yaitu masalah manusia, masalah proses, masalah struktural dan masalah institusional. Teknik analisi data menggunakan konsep dari Irawan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perencanaan Strategis Alokasi Dana Desa di Desa Wanayasa Kecamatan Pontang Kabupaten Serang Tahun 2015 tidak optimal. Sumber daya manusia pemerintahan Desa yang masih kurang terampil dan memahami Alokasi Dana Desa, kurangnya partisipasi masyarakat Desa menyebabkan rendahnya swadaya gotong royong, komunikasi yang terjalin di Desa Wanayasa sudah berjalan dengan baik, sosialisasi yang dilakukan tidak berjalan dengan optimal. Sarannya yaitu Melakukan diklat atau mengadakan pelatihan-pelatihan kepada Sumber Daya Manusia Pemerintahan Desa, Perlu mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan desa, Mempertahankan komunikasi yang baik demi pembangunan Desa, Pemerintahan Desa lebih serius dalam mensosialisasikan Perencanaan Strategis Alokasi Dana Desa kepada Masyarakat Desa.

  Kata Kunci: Alokasi Dana Desa, Desa, Penecanaan Starategis

  

Abstract

Lisna Fajrianti. NIM 6661120977. Thesis. Strategic Planning Village

Allocation Funds in the Village District of the helter Wanayasa Serang District.

Advisor I: Kandung Sapto Nugroho, M.Si and Advisor II: Titi Stiawati M.Si.

Administration Country Studies Program. Faculty of Social Science and

Political Science. University of Sultan Ageng Tirtayasa.

  

This study discusses the Village Fund Allocation Strategic Planning in the Village

District of the helter WanayasaSerang District. The purpose of this study was to

determine the Strategic Planning Village Allocation Fund Village Wanayasa. This

study uses Descriptive Qualitative Methods. Determination of informants using

purposive technique. Data collection techniques by observation, interviews and

documentation. The research instrument is the researcher himself. Testing the

validity of the data in this study is done by triangulation and member checks that

are based on the theory of Strategic Planning Bryson (2007), which consists of

four indicators namely human problems, process problems, structural problems

and institutional problems. Data analysis technique using the concept of Irawan.

The results showed that the Strategic Planning Village Allocation Fund in the

Village District of the helter Wanayasa Serang District 2015 is not optimal.

Human resources The village administration is still lacking skilled and

understand the Village Fund Allocation, lack of community participation leads to

low self-supporting village mutual cooperation, communication is established in

the village Wanayasa already well underway, socialization do not run optimally.

suggesting that Conduct training or hold trainings to Human Resources Village

Government, should be to encourage people to participate in rural development,

Maintain good communication for the sake of building the village, Village

Government more serious socializing Strategic Planning Village Fund Allocation

for Rural Communities.

  Keywords: Village Fund Allocation,Village, Strategic Planning

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas berkah, rahmat dan inayah-Nya, Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul Perencanaan Strategis Alokasi Dana Desa di Desa Wanayasa Kecamatan Pontang Kabupaten Serang Tahun 2015) tanpa menemukan hambatan dan kesulitan yang berarti.

  Dalam Skripsi ini penulis berusaha menyampaikan beberapa hal mengenai deskripsi beberapa permasalahan yang menjadi latar belakang penelitian, landasan teori, dan metode penelitian yang tertuang dalam proposal skripsi ini. Ucapan terimakasih juga peneliti sampaikan kepada pihak yang telah memberikan arahan, bimbingan, pelajaran, serta motivasi dan dukungan dalam upaya penyusunan proposal skripsi ini. Untuk itu peneliti mengucapkan terimakasih kepada:

  1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  2. DR. Agus Sjafari S.Sos M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  3. Rahmawati, S.Sos., M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  4. Iman Mukhroman, S.Ikom., M.Ikom selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  5. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si selaku Wakil Dekan III Fakultas

  7. Riswanda Ph,D selaku Sekertaris Jurusan Prodi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  8. Arenawati, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing penulis dari awal hingga akhir.

  9. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si selaku Dosen Pembimbing I Skripsi yang selalu membimbing, memberikan ilmunya, serta memotivasi penulis dalam menyelesaikan proposal skripsi ini. Terimakasih atas segala ilmu dan bantuannya.

  10. Titi Stiawati, M.Si Selaku Dosen Pembimbing II Skripsi yang selalu membimbing, memberikan ilmunya, serta memotivasi penulis dalam menyelesaikan proposal skripsi ini. Terimakasih atas segala ilmu dan bantuannya.

  11. Semua Dosen dan Staff Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.

  12. Kabupaten Serang yang telah memberikan izin penelitian kepada peneliti.

  13. Sub Bagian Pemerintahan Desa Kabupaten Serang yang telah memberikan informasi kepada peneliti.

  14. Kepala Sub Bagian Pemerintahan Desa Kabupaten Serang yang telah memberikan informasi kepada peneliti

  15. Anita, S.Pd Selaku Kepala Desa Wanayasa beserta stafnya yang telah

  16. Kedua orang tua yang selalu membimbing dan mengantarkan anaknya sampai ke dalam tahap perguruan tinggi. Terimakasih banyak bapak, mamah tercinta.

  17. Kakak dan Adikku, , Yani Nurkholishoh, S.Pdi, Wia Widianingsih, S.E, Dini Yuliansih, Ardi Alfalahuddin dan keluarga besar. Terimakasih telah memberikan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Skripsi dan selalu memberikan dukungan yang teramat besar kepada penulis.

  18. Sayuda Anggoro Asih, S.Ikom yang selalu memberikan semangat dan selalu menemani sehingga penulis dapat termotivasi untuk cepat menyelesaikan proposal skripsi ini dengan baik. Terimakasih banyak atas waktunya dan sukses selalu.

  19. Sahabat-sahabatku, dan teman-teman seperjuangan kelas C Administrasi Negara angkatan 2012. Semoga kalian Sukses dunia akhirat.

  Peneliti menyadari bahwa Skripsi ini terdapat kekurangan. Oleh karena itu peneliti mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun. Penulis meminta maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam Skripsi ini terjadi kesalahpahaman yang kurang berkenan selama penulis melakukan penelitian. Terimakasih.

  Serang, Januari 2017

  DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR ORISINALITAS MOTTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ABSRTACK

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ................................................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1

  1.2 Identifikasi Masalah .................................................................................................. 16

  1.3 Batasan Masalah ........................................................................................................ 16

  1.4 Perumusan Masalah ................................................................................................... 17

  1.5 Tujuan Penelitian ....................................................................................................... 17

  1.6 Manfaat Penelitian ..................................................................................................... 17

  1.6.1 Manfaat Teoritis ............................................................................................ 17

  1.6.2 Manfaat Praktis .............................................................................................. 18

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR

  2.1.2 Defini Perencanaan .......................................................................................... 20

  2.1.3 Pengertian Strategi .......................................................................................... 26

  2.1.4 Perencanaan Strategis ...................................................................................... 28

  2.1.4.1 Sistem Perencanaan Strategis .............................................................. 32

  2.1.4.2 Proses Perencanaan Strategis ............................................................... 42

  2.1.5 Alokasi Dana Desa ........................................................................................... 47

  2.2 Penelitian Terdahulu ................................................................................................ 49

  2.3 Kerangka Berpikir .................................................................................................... 51

  2.4 Asumsi Dasar ........................................................................................................... 55

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN

  3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ........................................................................... 56

  3.2 Fokus Penelitian ....................................................................................................... 57

  3.3 Lokasi Penelitian ...................................................................................................... 57

  3.4 Definisi Konsep dan Definisi Oprasional ................................................................ 57

  3.4.1 Definisi Konsep .............................................................................................. 57

  3.4.2 Definisi Oprsional ........................................................................................... 58

  3.5 Instrumen Penelitian ................................................................................................ 61

  3.6 Informan Penelitian .................................................................................................. 61

  3.7 Teknik Pengumpulan data ........................................................................................ 63

  3.8 Pengujian Keabsahan Data ....................................................................................... 68

  3.9 Jadwal Penelitian ...................................................................................................... 72

  4.1.2 Gambaran Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Serang .............................. 80

  4.3.2 Masalah Proses dalam perencanaan Strategis Alokasi Dana Desa ............... 118

  5.2 Saran ........................................................................................................................ 155

  5.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 153

  BAB V PENUTUP

  4.4 Pembahasan ............................................................................................................. 143

  4.3.4 Masalah Institusional dalam Perencanaan Strategis Alokasi Dana Desa ..... 137

  4.3.3 Masalah Struktural dalam perencanaan Strategis Alokasi Dana Desa ......... 131

  4.3.1 Masalah Manusia dalam Perencanaan Strategis Alokasi Dana Desa ........... 107

  4.1.3 Gambaran Umum Bagian Pemerintahan Desa Kabupaten Serang ................. 81

  4.3 Deskripsi Hasil penelitian ........................................................................................... 105

  4.2.3 Daftar Informan Penelitian ............................................................................. 98

  4.2.2 Deskripsi Data ................................................................................................ 97

  4.2.1 Deskripsi Wilayah Penelitian ......................................................................... 96

  4.2 Deskripsi Data Penelitian ............................................................................................. 96

  4.1.5 Gambaran Umum Kantor Desa Wanayasa ..................................................... 84

  4.1.4 Gambaran Umum Kecamatan Pontang .......................................................... 85

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL

  Halaman

Tabel 1.1 Pagu Alokasi Dana Desa Kabupaten Serang Banten 9

  Tahun Anggaran 2015

Tabel 1.2 Sumber Daya Manusia Aparatur Desa Wanayasa 12Tabel 3.1 Informan Penelitian 61Tabel 3.2 Pedoman Wawancara Peneliti 2016 64Tabel 3.3 Waktu Pelaksanaan Penelitian 72Tabel 4.1 Deskripsi Informan Penelitian 103Tabel 4.2 Program Kerja Karang Taruna Desa Wanayasa Kecamatan

  Pontang Kabupaten Serang 2015/2016 112

Tabel 4.3 Sumber Daya Manusia Desa Wanayasa kecamatan Pontang 116

  DAFTAR GAMBAR Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

  54 Gambar 3.1 Komponen-Komponen Analisis 69 Data Model Prasetya Irawan

Gambar 4.1 Peta Kabupaten Serang

  73 Gambar 4.2 Struktur Organisasi Kantor Desa Wanayasa 94 Kecamatan Pontang Kabupaten Serang

Gambar 4.3 Jembatan Di DesaWanayasaKecamatan Pontang 120Gambar 4.4 Keadaan Sungai di Sepanjang Desa Wanayasa 122Gambar 4.5 Susunan Keanggotaan TP. PKK Desa Wanayasa

  Kecamatan Pontang 124

Gambar 4.6 Gambaran Aplikasi SIMAKDES 132Gambar 4.7 Jadwal Musyawaran antar Desa 135

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban yang diberikan kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut aspirasi masyarakat untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintah dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat dan pelaksanaan pembangunan sesuai dengan peraturan perundang undangan. (Undang-Undang no. 32 tahun 2004).

  Pada proses otonomi daerah melahirkan pemerintahan baru dibawah dari pemerintah pusat oleh karena itu proses otonomi daerah melahirkan sebuah kebijakan-kebijakan, kebijakan tersebut jangan hanya menitik beratkan pada sebuah pemerintahan kabupaten atau kota saja tetapi pemerintahan di bawahnya seperti pemerintahan desa dirasa sangat penting untuk digali potensinya demi terciptanya kemaslahatan dari pembangunan desa, oleh sebeb itu pemerintah kabupaten kota bertanggung jawab atas pemerintahan desa yang sangat membutuhkan perhatian lebih demi membangun pemerintahan desa yang mandiri, maju dan berpotensi pada pendapatan dan pengolahan sumber daya pedesaan.

  Menurut Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 otonomi desa merupakan hak, wewenang dan kewajiban untuk mngatur dan mengurus sendiri urusan mengikuti perkembangan desa tersebut. Urusan pemerintah berdasarkan asul-usul desa, urusan yang menjadi wewenang pemerintahan Kabupaten atau Kota diserahkan pengaturannya kepada desa. Otonomi desa menghasilkan berbagai interaksi antar individu dalam masyarkat atau merupakan hasil cipta, rasa dan karsa masyarakat dalam kenyataannya pasti akan timbul keanekaragaman, baik keanekaragaman dari penataan desa, tata kehidupan masyarakat, potensi desa, susunan pemerintahan desa, maupun tatanan pemerintahan yang sangat dipengaruhi oleh keanekaragaman asal-usul dan adat istiadat masyarakatnya, oleh karena itu dalam waktu bersamaan perlu pula dikembangkan program untuk meningkatkan keterlibatan secara langsung seluruh sumber daya manusia potensial yang ada di desa dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan seperti para pelaku ekonomi. Tentang potensial, lembaga kemasyarakat desa seperti PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga), LKMD (Lembaga Ketahanan Masarakat Desa), karang taruna, tokoh masyarakat pemangku adat, dan tokoh-tokoh agama. Dimasa yang akan datang peran unsur- unsur pembangunan non pemerintahan harus menempati porsi yang besar karna dengan hal itu akan mampu memberikan efek positif langsung kepada masyarakat desa. Sedangkan Fasilitas dan koordinasi dari aparat pemerintahan menjadi posisi paling tepat dalam pemenuhan kebutuhan dan pelaksanaan pembangunan pedesaan serta memberikan perhatian dan pengawasan kepada desa sehingga pengeloaan kebutuhan dapat di kendalikan sesuai dengan sasaran pemerintah.

pemerintahan desa. Pemerintah menyeragamkan susunan kelembagaan dan organisasi desa. Desa ditempatkan sebagai satuan wilayah pemerintahan di bawah kecamatan. Usia Uundang-Undang ini cukup panjang, baru pada 1999 muncul Undang-Undang Otonomi Daerah yang menghapus keberadaannya karena dianggap bertentangan dengan UUD 1945.” Pada Tahun 2014 muncul kebijakan baru yang mengatur desa secara khusus, yaitu Undang-Undang No 6 tahun 2014 tentang Desa disahkan pada 18 Desember 2013 dan masuk dalam lembaran negara no 6 tahun 2014 pada 15 Januari 2014. Undang-Undang Desa menempatkan desa sesuai dengan amanat konstitusi dengan merujuk pasal 18B aya 2 dan Pasal 18 ayat 7. Dari berbagai perubahan undang-undang di harapkan dapat menghasilkan beberapa solusi bagi pembangunan pedesaan yang tidak hanya memberikan perubahan pada wacana ketetapan undang-undang tetapi dampak dari perubahan dan kewenangan serta kebijakan dari undang undang akan mampu meberikan kontribusi yang sesuai kepada masyarakat khususnya masyarakat pedesaan, undang-undang menjadi patokan dari proses pemerintahan desa atau menjadi kiblat dari pengelolaan pembangunan desa yang mampu meluruskan apa yang benar dan apa yang salah. (Desamembangun.or.id)

  Pada Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 diketahui bahwa Dana Desa adalah dana yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah Kabupaten/Kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan adalah dana perimbangan yang diterima Kabupaten/Kota dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus.

  Di kutip dari Kompasiana Bahwa “Cukup banyak faktor yang menyebabkan masyarakat di pedesaan hidup dengan terpuruk, dan terpaksa pula mereka harus hidup dalam standar kualitas hidup yang rendah dan serba kekurangan yang pada akhirnya berakibat kemiskinan berlangsung secara sistematis dan menimbulkan permasalahan yang beragam baik dari segi ekonomi, pendidikan, maupun kesehatan”. Beberapa faktor tersebut menjadikan pemerintah harus memberikan sosusi khususnya masyarakat pedesaan yang pola pikirnya masih mengandalkan apa yang diberikan oleh pemerintah, hal ini mendorong pemeriintah melakukan beberapa program demi kemajuan desa dengan melibatkan masyarakat langsung dalam pengelolaan potensi desa. Kegagalan pemerintah dalam proses pengembangan potensi masyarakat desa harus menjadi pelajaran untuk lebih memfokuskan apa yang sedang dan akan dibutuhkan oleh masyarakat desa. Ancaman kemiskinan yang dirasakan oleh masyarakat membuat pemerintah harus benar-benar eksta fokus pada beberapa solusi demi menanggulangi masalah-masalah masyarakat walaupun banyak program-program pemerintah yang masih belum dirasakan oleh masyarakat seperti alokasi dana desa yang pada observasi awal penenlitian masyarakat desa kurang merasakan dampak dari dana desa yang diperuntukkan untuk kesejahteraan masyarakat desa. hal paling efektif dan cepat untuk mencapai tujuan membangkitkan kemampuan masyarakat dalam pembangunan pedesaan, unsur pemerintah menjadi lebih reaktif memberikan prioritas kebutuhan masyarakat desa dalam alokasi anggaran sehingga mereka mampu untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki daerah masing-masing. (Kompasiana.com)

  Masyarakat desa dipercaya mampu melihat potensi dan kebutuhan dari masyarakatnya sendiri sehingga semuanya terpusat pada apa yang dibutuhkan dan dirasakan oleh masyarakat ini yang membuat perhatian lebih untuk sebuah desa dalam mengelola pemerintahan desa nantinya akan mampu mengembangkan potensi di sebuah pedesaan, walaupun masih menemui banyak kendala, pengelolaan dana desa tahun 2015 telah banyak memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan desa hal tersebut dipertegas oleh Menteri Desa yang mengatakan bahwa “Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar, penggunaan dana desa telah memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan desa, khususnya untuk perbaikan infrastruktur, sarana dan prasarana dasar, peningkatan layanan pendidikan dan kesehatan. "Dana Desa sebesar 89% untuk pembangunan di desa, kemudian untuk belanja pemerintahan Desa 6%, pembinaan kemasyarakatan 3%, dan belanja untuk pemberdayaan masyarakat sebesar 2%, untuk itu pembangunan pemerintahan pedesaan harus sesuai dengan permasalahan yang ada” . Pada kenyataannya kontribusi positif yang diberikan melalui dana desa masih banyak desa yang masih memiliki realisasi anggaran tersebut masih belum jelas. Salah satu fakta di lapangan, terdapat beberapa jalan desa kondisinya cukup buruk” . ini menjadi bukti nyata bahwa salah satu tujuan dari Alokasi Dana Desa yaitu infrastuktur belum berjalan dengan baik hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah untuk melihat dengan jelas desa-desa yang membutuhkan perhatian lebih dari pemerintah tentang penggunaan anggaran yang diprioritaskan pada beberapa kebijakan dalam Alokasi Dana Desa. (KoranKabar.com)

  Contoh lainnya adalah saat Menteri Desa mendatangi Desa Kadubera, Picung, Pandeglang, Banten yang mengungkapkan kegelisahannya terhadap daerah tersebut yang di kutip oleh berita Jpnn bahwa “Pasalnya, jalan yang yang dilalui masih berupa tanah dengan sejumlah lubang di sana sini. Selain itu, jembatan yang ada juga hanya terbuat dari batang bambu dan kondisinya sudah sangat reot. Padahal, setiap hari dilalui masyarakat desa”. Hal ini menjadi pertanyaan bagi masyarakat bahwa apa yang yang di katakan pemerintanh yang meberikan kontribusi positif sebesar 89% untuk pembangunan desa belum dirasa cukup untuk sebagian desa yang khususnya desa tertinggal.

  (Jawaposnasionalnetwork.com) Pemerintah mengeluarkan Peraturan Kementrian Dalam Negeri Republik

  Indonesia No. 114 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pembangunan Desa dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 113 Tahun 2014 tentang pengelolaan keuangan Desa. Pemerintahan daerah berwenang mengelola daerahnya sendiri perimbangan pengelolaan keuangan desa yang bisa disebut dengan Alokasi Dana Desa atau yang disingkat dengan ADD yang bertujuan untuk mengembangkan potensi dari sebuah desa.

  Tujuan pemberian Alokasi Dana Desa (ADD) adalah sebagai bantuan dana stimulus untuk Desa dalam menjalankan pemerintahan dan pemberdayaan masyarakat yang diberikan oleh pemerintah untuk menunjang pembangunan dari pedasaan, selain itu Tujuan Alokasi Dana Desa adalah menanggulangi kemiskinan dan mengurangi kesenjangan meningkatkan perencanaan dan penganggaran pembangunan di tingkat desa dan pemberdayaan masyarakat, meningkatkan pembangunan infrastruktur perdesaan, meningkatkan pengamalan nilai-nilai keagamaan, sosial budaya dalam rangka mewujudkan peningkatan sosial; Meningkatkan ketentraman dan ketertiban masyarakat, meningkatkan pelayanan pada masyarakat desa dalam rangka pengembangan kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat, mendorong peningkatan keswadayaan dan gotong royong.

  Menurut data statistik Kabupaten Serang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Banten. Ibu Kota dari Kabupaten Serang adalah Ciruas namun saat ini pusat pemerintahanya masih berada di Kota Serang. Kabupaten ini berada di ujung barat laut Pulau Jawa, berbatasan dengan Laut Jawa, dan Kota Serang di utara, Kabupaten Tangerang di timur, Kabupaten Lebak di selatan, serta Kota

  2 Cilegon di barat. Luas wilayah secara administratif tercatat 1.467,35 Km yang

  terbagi atas 29 (dua puluh delapan) wilayah kecamatan dan 330 desa. Kecamatan

  Pontang, Pulokencana, Singarajan, Suka Jaya, Sukanegara, Wanayasa. Kecamatan Pontang adalah salah satu daerah yang perlu perhatian lebih oleh pemerintah daerah dalam mengembangkan potensi yang ada di daerah Pontang, dengan terbentuknya potensi di Kecamatan Pontang maka Pendapatan pada masing masing Desa di Kecamatan Pontang akan berkembang dan pembangunan di desa akan menjadi lebih maju dilihat dari potensi pertanian dan yang ada di Kecamatan Pontang yang sebagian besar wilayahnya dikeliling oleh lahan-lahan pertanian ini menunjukkan bahwa lahan pertanian yang terdapat di Kecamatan Pontang dapat meningkatkan Pendapatan Asli Desa kemudian dibantu dengan dana yang disalurkan oleh pemerintah dapat membangunan Desa.

  Berdasarkan tujuan dari Alokasi Dana Desa di Kecamatan Pontang memiliki beberapa masalah dalam hal perencanaan berdasarkan Undang-Undang perencanaan pembangunan desa sebagai maksud pada ayat (1) disusun secara berkala meliputi rencana pembangunan jangka menengah Desa untuk jangka waktu 6 (enam) tahun dan rencana pembangunan tahunan Desa atau disebut Rencana Kerja Pemerintahan Desa, merupakan penjabaran dari rencana pembangunan jangka menengah Desa untuk jangka waktu 1(satu) tahun.

  Berdasarkan perencanaan yang meliputi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa atau disingkat dengan RPJMDes dan tahunan desa memberikan suatu kesempatan bagi pemerintah desa dalam menjalakan roda pemerintahan desa dengan mewujudkan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. organisasi. Dalam perencanaan kepala desa memutuskan “apa yang harus dilakukan, kapan melakukannya, bagaimana melakukannya dan siapa yang melakukannya” jadi perencanaan memilih sekumpulan kegiatan dan pemutusan- pemutusan yang selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaiman, dan oleh siapa. Perencanaan yang baik dapat dicapai dengan mempertimbangkan kondisi di waktu yang akan datang dalam mana perencanaan dan kegiatan yang diputuskan akan dilaksanaakan, serta periode sekarang pada saat rencana dibuat maka suatu rencana harus diimplementasikan.

  Berikut ini adalah data besaran angka alokasi dana desa yang di dapatkan oleh setiap desa di Kecamatan Pontang Kabupaten Serang :

Tabel 1.2 Pagu Alokasi Dana Desa Kabupaten Serang Banten Tahun Anggaran 2015 No Desa Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Miskin Luas Wilayah Indeks Kesulitan Geografis Alokasi Dana Desa PerDesa

  1 Domas 9.677 102 7,29 34,13 Rp.666.799.058

  2 Kaserangan 8.477 91 2,84 46,12 Rp.654.329.597

  3 Kelapian 6.801 73 1,60 42,22 Rp.643.062.467

  4 Kubang Puji 10.333 122 6,84 42,28 Rp.670.966.610

  5 Linduk 10.365 229 11,34 41,89 Rp.693.356.315

  6 Pontang 8.264 80 1,20 25,35 Rp.639.590.805

  7 Pulokencana 8.568 172 3,37 29,33 Rp.659.164.768

  8 Singarajan 8.759 67 1,27 19,77 Rp.637.659.678

  9 Suka Jaya 8.986 223 10,70 44,59 Rp.710.469.438

  10 Sukanegara 5.211 71 3,12 35,33 Rp.636.945.443

  Pada penyaluran Alokasi Dana Desa dilakukan dengan cara memindahbukukan dari Rekening Kas Umum Negara (RKUN) kepada Rekening Kas Umum Daerah (RKUD), untuk selanjutnya dipindahbukukan dari RKUD ke Rekening Kas Desa (RKD). Dilakukan secara bertahap yaitu terdapat 3 tahap penyaluran dengan presentase tahap pertama 40% pada bulan April, tahap kedua 40% pada bulan Agustus dan tahap ketiga 20% pada bulang Oktober. Tabel di atas adalah Pagu Alokasi Dana Desa yang disalurkan pada tahun 2015 dibagikan pada 11 Desa yang tersebar di Kecamatan Pontang yang berkisar Rp. 7.264.804.279 Masing-masing anggaran yang diperoleh oleh Desa cara pembagiannya berdasarkan jumlah penduduk, angka kemiskinan desa, luas wilayah Desa dan kesulitan geografis desa setiap Kabupaten/Kota, yaitu sebesar 10%. Tabel di atas adalah penggabungan dari anggaran Alokasi Dana Desa, Dana Desa dan hasil pajak serta retribusi pajak daerah . Dapat dilihat di atas desa Wanayasa mendaptkan dana sebesar Rp. 652.460.100 yang sedikit lebih besar dibandingkan dengan Desa Sukanegara tetapi luas wilayah Wanayasa cukup luas dibandingkan Sukanegara besaran dana diatas tidak dapat menggambarkan akan membangdingkan jika alokasi dana desa yang dianggarkan lebih besar maka perencanaannya lebih baik atau sebaliknya atau bahkan tidak optimal, bisa saja dengan dana yang sedikit perencanaan dapat berjalan dengan optimal.

  Berdasarkan observasi awal Desa Sukanegara memiliki infarstruktur yang baik dibandingkan dengan Desa Wanayasa, hal tersebut membuat masyarakat partisipasi masyarakat dan kesadaran masyarakat dalam hal infrastruktur bisa dikatakan baik sehingga setiap kegiatan yang mencakup tentang kegiatan pemberdayaan atau pembinaan masyarakat ikut serta dalam hal pembangunan desa. Dalam proses mengimplementasikan pada kenyataannya pelaksanaan Alokasi Dana Desa masih terdapat beberapa permasalahan diantaranya permasalahan dalam pelaksanaan Alokasi Dana Desa dalam hal kemampuan pengelolaan Alokasi dana Desa dalam hal perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan yang masih dikatakan belum baik.

  Kembali pada tujuan awal alokasi Dana Desa yaitu sebagai dana stimulus untuk desa dalam menjalankan pemerintaah dan pemberdayaan masyarakat yang diberikan oleh pemerintah untuk menunjang pembangunan dari pedesaan, tujuan tersebut diantaranya yaitu menanggulangi kemiskinan, mengurangi kesenjangan meningkatkan perencanaan dan penganggaran pembangunan di tingkat desa, pemberdayaan masyarakat, meningkatkan pembangunan infrastruktur perdesaan, meningkatkan pengamalan nilai-nilai keagamaan, sosial budaya dalam rangka mewujudkan peningkatan sosial; Meningkatkan ketentraman dan ketertiban masyarakat, meningkatkan pelayanan pada masyarakat desa dalam rangka pengembangan kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat, mendorong peningkatan keswadayaan dan gotong royong., pada hakikatnya tujuan Alokasi Dana Desa diharapkan dapat tercapai, tetapi pada kenyataannya tujuan Alokasi Dana Desa di Desa Wanayasa belum tercapai dikarenakan terdapat beberapa masalah Dana Desa, yaitu yang pertama adalah masalah pengetahuan dari masyarakat yang kurang mamahami apa itu Alokasi Dana Desa sehingga secara tidak langsung masyarakat tidak merasakan dampak dari Alokasi Dana Desa, hal tersebut diungkapkan oleh masyarakat Desa Wanayasa pada observasi awal yang merasa bahwa pembangunan desa kurang dirasakan oleh masyarakat setempat diantaranya kebutuhan masyarakat yang paling utama yaitu masalah sanitasi dan air besih sehingga potensi yang terdapat di Desa Wanayasa yang sebagian besar sebagai petani dan penambak ikan berdampak pada potensi pendapatan yang masih rendah. Masalah lainnya adalah Masih Rendahnya Swadaya gotong royong dari masyarakat Desa Wanayasa berdasarkan observasi awal masyarakat memang mengatakan bahwa untuk swadaya gotong royong di desa Wanayasa memang tidak seperti dulu masyarakatnya lebih memilih melakukan hal hal secara individul hal tersebut salah satunya dikarenakan pemerintahan Desa Wanayasa kurang menggerakan masyarakatnya untuk ikut serta dalam pembangunan seperti sosialisasi saja jarang dilakukan terhitung sosialisasi hanya dilakukan satu kali dalam 1 tahun seperti yang diungkapkan oleh Kepala Desa. Masalah selanjutnya adalah tentang Masih kurang matangnya perencanaan dan penganggaran berdasarkan observasi awal bahwa penggunaan Alokasi Dana Desa lebih diperuntukkan kepada oprasional Aparatur Desa sedangkan untuk penggunaan fisik atau fasilitas desa hanya beberapa persen saja, hal tersebut dipertegas oleh Kepala Desa yang menyatakan

  “memang untuk penggunaan fisik kita tidak merealisasian kebutuhan masyarakat seperti sanitasi air bersih dan pembebasan lahan untuk t empat pemakaman umum”. Pernyataan tersebut mengkesampingkan tujuan awal dari Alokasi Dana Desa yaitu untuk penganggaran pembangunan dan peningkatkan pembangunan infrastruktur perdesaan. Permasalahan utama lainnya adalah pemberdayaan masyarakat yang belum tercapai, berdasarkan tujuan dari Alokasi Dana Desa adalah memberdayakan masyarakat, menurut masyarakat kegiatan pemberdayaan seperti meningkatkan pendapatan masyarakat atau peningkatan potensi desa dapat dikatakan kurang, untuk Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dengan kegiatan pembuatan produk makanan desa tidak dilakukan dengan rutin hanya dilakukan selama 1 bulan sekali, sehingga untuk pemberdayaan dalam hal meningkatkan pendapatan masyarakat tidak bisa diandalkan, Pemerintahan desapun dirasa kurang dalam hal pembinaan kepada masyarakat dalam peningkatan pemberdayaan masyarakat yang dipertegas dari kepala desa yang menyatakan bahwa

  “kami tidak melakukan kegiatan yang mengatas namakan peningkatan pemberdayan masyarakat sebagai contoh seperti kegiatan posiandu kegiatan pembuatan produk makanan desa saja”. Dari masalah masalah utama tersebut tidak lepas dari permasalahan-permasalahan lain ataupun masalah pendukung.

  Permasalahan pertama yaitu Masih Rendahnya Sumber Daya Manusia dari Aparatur Desa di Kecamatan Pontang Kabupaten Serang, tentang sumber daya manusia aparatur desa yang masih rendah berdasarkan observasi awal persoalan dalam menghadapi permasalahn di desa karena aparatur desa yang masih kurang memahami fungsi alokasi dana desa menurut Kepala Desa Wanayasa “Faktanya memang aparatur Desa kurang memahami tentang fungsi dari alokasi dana desa dikarenakan kurangnya pelatihan jadi hanya sekedar melakukan apa yang harus dilakukan tanpa melakukan tidakan yang mendorong masyarakat untuk maju dan berkembang.” Berikut ini adalah data sumber daya aparatur desa di desa Wanayasa Kabupaten Serang.

Tabel 1.2 Sumber Daya Manusia Aparatur Desa Wanayasa

  No Nama Jenis kelamin (L/P) Pendidikan terakhir Jabatan

  1 Anita, S. Pd P S1 Kepala Desa

  2 Mamad L SMA BPD

  2 Ukon Hidayat, S. P L S1 Sekertaris Desa

  3 Endang L SMA Bendahara

  4 Abduhsolam L SMA Kasi Pemerintahan

  5 Rahmatullah L SMA Staf Bagian Keuangan

  6 Anipah L SMA Staf Pelaporan Umum

  7 Ika Atikah L SMA Staf Bagian Pembangunan da Pemberdayaan masyarakat

  8 Rohijah P SMA Kasi Kemasyarakatan

  9 Sandra P SMA Staf Bagian Perencanaan (Sumber : Data Kantor Kepala Desa Wanayasa, 2016)

  Tabel di atas adalah gambaran umum sumber daya manusia Aparatur Desa di Desa Wanayasa berdasarkan observasi awal. Ini kemudian menjadi masalah masyarakan melalui alokasi dana desa, sumber daya aparatur desa dapat dikatakan masih rendah ini di pertegas dari pernyataan kepala desa yang mengakui bahwa ada ketidakpahaman aparatur desa atau staf desa yang kurang memahami tenang cara memberdayakan masyarakat melalui dana alokasi dana desa hal tersebut dirasa belum cukup untuk melaksanakan sisitem pemerintahan desa karena ketidak pahaman dalam pelaksanaan kegiatan Pembangunan Desa yang dibiayai Oleh ADD hal tersebut akan menganggu pelaksanaan kegiatan yang di tujukan kepada masyarakat desa yang kurang paham dengan Alokasi Dana Desa hal tersebut berdampak pada partisipasi masyarakat yang tidak terdorong dalam hal pembangunan desa karna sesungguhnya anggaran alokasi dana desa adalah sebagai wadah untuk meningkatkan swadaya gotongroyong masyarakat dan memberikan peningkatan potensi kepada sebuah desa.

  Permasalahan kedua adalah, masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam swadaya gotong royong di Desa Wanayasa Kecamatan Pontang Kabupaten Serang yang wilayahnya cukup jauh dari perkotaan kepala desa menyatakan bahwa “partisipasi masyarakat desa Wanayasa dalam kenyataannya memang masih kurang terlihat dari setiap adanya pembagunan desa, sebagian besar masyarakat tidak memperdulikan bahkan acuh dengan perkembangan desa contohnya jika pihak desa melakukan pelatihan atau edukasi untuk merangsang masyarakat dalam menambah pendapatan masyarakat itu kurang ikut serta sehingga dampaknya tidak terlalu besar untuk masyarakat. masyarakat berfungsi sebagai masukan dan keluhan, partisipasi perlu dikembangkan dengan pola prosedural yaitu masyarakat atau kelompok sasaran diharapkan berperan serta aktif pada berbagai tahap dalam proses aktifitas pembangunan ekonomi, upaya lainnya dalam meningkatkan partisifasi masyarakat yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan golongan miskin untuk berpartisifasi dan bisa menolong perekonimian diri sendiri. Jika hal tersebut dapat diterapkan maka diharapkan dapat terwujudnya tujuan pembangunan desa selanjutnya diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Partisipasi masyarakat dapat dirasakan jika pemerintahan desa atau aparatur desa mampu untuk mendrong masyarakat desa untuk bergerak dalam swadaya gotong royong pada hal ini pemerintahan desa tidak meberikan kesempatan untuk membuat masyarakat paham atas anggaran Dana yang diperuntukkan kepada desa sehingga mereka bedampak pada partisipasi masyarakat yang rendah.

  Permasalahan ketiga adalah Kurangnya komunikasi dari organisasi pengelolaan Alokasi Dana Desa dengan Masyarakat, berdasarkan observasi awal masyarakat mengatakan bahwa kurangnya komunikasi para perangkat desa dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang menyangkut tentang pembangunan desa, perangkat desa masih kurang dapat merespon keluhan yang disampaikan oleh masyaraka sehingga masyarakat desa tidak bisa memberikan keluhan-keluhan kepada perangkat desa dalam memajukan pembangunan desa hal ini dapat digambarkan bahwa perangkat desa belum mampu untuk merespon keluhan yang

  Permasalahan keempat adalah Kurangnya Sosialisasi dan pengarahan dari Aparatur Desa di Kecamatan Pontang Kabupaten Serang. pemerintah desa kurang maksimal dalam melakukan pengarahan dan bimbingan menurut kepala desa Wanayasa sosialisasikan anggaran Alokasi Dana Desa kepada masyarakat yang hanya dilakukan 1 kali dalam satu tahun itu sebabnya masyarakat tidak memahami fungsi dan tujuan dari alokasi dana desa untuk begerak melakukan perubahan dan kurangnya komunikasi dari organisasi pengelolaan yaitu pemerintah desa Alokasi Dana Desa dengan Masyarakat yang menyebabkan banyaknya masyarakat yang tidak tahu apa itu Alokasi Dana Desa dan apa tujuan dari dana tersebut sehingga tidak adanya pengarahan dari aparatur Desa dalam membimbing masyarakat dalam melakukan Perubahan Desa kearah yang lebih baik, kurangnya sosialisasi dalam perencanaan pembangunan di Desa dapat dibuktikan berdasarkan observasi di Desa Wanayasa masih banyak masyarakat yang tidak tahu apa itu Alokasi Dana Desa sehingga masyarakat tidak berperan banyak dalam pembangunan Pedesaan hal tersebut berdampak pada tidak sampainya keinginan atau kebutuhan dari masyarakat desa seperti membangunan air bersih yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Wanayasa dan penambak ikan Wanayasa yang membutuhkan air bersih untuk tambak ikan mereka mengingat bahwa Desa Wanayasa berdasarkan letak Geografis adalah wilayah yang dekat dengan kawasan indusri maka sistem perairan dan lingkungan desa mereka tercemar oleh limbah dari kawasan industri sehingga menjadi

  Permasalahan-permasalahan di atas menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah yang memberikan dana kepada desa untuk mengembangkan potensi pedesaan mengingat dana yang diberikan cukup besar kepada pemerintahan desa sehingga harus dipertanggung jawabkan.

  Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan memilih judul

  “Perencanaan Strategis Alokasi Dana Desa di Desa Wanayasa Kecamatan Pontang Kabupaten Serang Tahun 2015

1.2 Identifikasi Masalah

  Berdasarkan permasalahan di atas, untuk dapat mengkaji dan menganalisis terhadap permasalahan yang telah disebutkan pada pembahasan latar belakang masalah maka penelitian mengidentifikasi permasalahan tersebut yaitu : 1.

  Masyarakat Desa kurang merasakan dampak dari Aloksi Dana Desa di Desa Wanayasa Kecamatan Pontang Kabupaten Serang 2. Masih Rendahnya Swadaya gotong royong dari masyarakat Desa Wanayasa

  Kecamatan Pontang Kabupaten Serang 3. Masih kurang matangnya perencanaan dan penganggaran Pembangunan di

  Desa Wanayasa Kecamatan Pontang Kabupaten Serang 4. Belum tercapainya pemberdayaan masyarakat di Desa Wanayasa Kecamatan Pontang Kabupaten Serang.

1.3 Batasan Masalah

  Dengan keterbatasan yang dimiliki penulis dalam melaksanakan penelitian, Kabupaten Serang yaitu di Desa Wanayasa, kemudian yang menjadi batasan penelitian ini yaitu tentang Perencanaan Alokasi Dana Desa di Desa Wanayasa Kecamatan Pontang. Dengan harapan penelitian yang dilakukan mampu memberikan pemahaman yang jelas terhadap permasalahan dan objek yang diteliti.

  1.4 Rumusan Masalah