TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Mesin
KARAKTERISTIK PENDINGIN TERMOAKUSTIK DENGAN BAHAN REGENERATOR PLASTIK TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Mesin Disusun oleh :
CHARACTERISTIC OF THERMOACOUSTIC REFRIGERATOR WITH PLASTIC MATERIAL REGENERATOR FINAL PROJECT Presented as partitial fulfilment of the requirement as to obtain the Sarjana Teknik degree in Mechanical Engineering by :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Yang Maha Kuasa atas berkat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian untuk tugas akhir Program Studi
Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai derajat
Sarjana S-1 pada Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Sanata Dharma. Isi tugas ahkir merupakan studi tentang pendingin
termoakustik dengan menggunakan regenerator dari bahan film fotografi.Penulis menyadari bahwa dalam proses belajar di Program Studi Teknik
Mesin, sejak awal studi sampai berakhirnya studi melibatkan banyak hal. Atas
segala saran, bimbingan, dukungan dan bantuan, pada kesempatan ini dengan
penuh kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :5. Seluruh dosen dan staff serta laboran Jurusan Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah mengajarkan berbagai pengetahuan kepada penulis dan membantu selama proses belajar di Jurusan Teknik Mesin.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penelitian dan penulisan tugas akhir
ini masih jauh dari sempurna. Meskipun demikian penulis berharap bahwa hasil
penelitian ini tetap dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu
khususnya mengenai pendingin termoakustik. Atas kritik dan saran yang bersifat
membangun guna sempurnanya karya tulis ini penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis Agustinus Lingga Dwi Prasetyo Artisto
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...........................................................................................i
TITLE PAGE ...................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..............................................iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................iv
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................ v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ..........................vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................ix
DAFTAR LAMBANG ...................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv
INTISARI .......................................................................................................... xvii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
1.2 Batasan Masalah ................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 3
2.3.3 Jumlah Gelombang ............................................................ 12
2.3.4 Jarak Celah atau Kedalaman Penetrasi Termal................... 12
2.3.5 Koefisien Ekspansi Termal ................................................. 13
2.3.6 Perimeter Tabung ................................................................ 13
2.3.7 Gradien Temperatur Kritis .................................................. 14
2.3.8 Gradien Ratio ...................................................................... 14
2.3.9 Koefisien Unjuk kerja ......................................................... 15
2.3.10 Kerja Pendinginan............................................................. 15
2.3.11 Tekanan Efektif Sistem ..................................................... 16
BAB III Metode Penelitian
3.1 Diagram Alir ......................................................................................17
3.2 Jenis Penelitian....................................................................................18
3.2 Peralatan Penelitian ............................................................................18
3.4 Jalannya Penelitian ............................................................................ 21
3.4.1 Variabel yang Divariasikan................................................. 21
3.4.2 Variabel yang Diukur...........................................................21
3.4.3 Langkah Penelitian ............................................................. 22
BAB V Analisa Data dan Pembahasan
5.1 Analisa Data dan Pembahasan ........................................................... 50
5.1.1 Pengaruh Variasi Daya Masukkan Loudspeaker ................ 50
5.1.2 Pengaruh Variasi Frekuensi Gelombang............................. 57
5.1.3 Pengaruh Variasi Tekanan Awal......................................... 62
5.1.4 Pengaruh Variasi Jarak Stack dari Tutup ............................ 66
BAB VI Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 71
5.2 Saran .................................................................................................. 72 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMBANG
T H Temperatur sisi panas (K) T C
Temperatur sisi dingin (K) f Frekuensi gelombang (Hz) ω Frekuensi angular (rad/s) c Kecepatan suara di udara (m/s) K Konduktivitas termal fluida gas (W/m o
C) ρ Rapat massa fluida gas (kg/m
3 ) c p
Kalor spesifik fluida gas (J/kg o
C) δ Κ
Kedalaman penetrasi termal (m) γ
Specific heat ratio (1,4) k Jumlah gelombang Δx /L stack Panjang regenerator (m)
∇ T CRIT Gradien temperatur kritis (K) Γ Perimeter (1/m)
ΔΤ Βeda temperatur antara sisi panas dan sisi dingin (K)
ΠPerimeter tabung (m)
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Kondisi penelitian pendinginTabel 4.2 Keterangan variasi daya masukkan loudspeakerTabel 4.3 Keterangan variasi frekuensi gelombang bunyi Tabel 4.4 Keterangan Variasi Tekanan Awal Sistem.Tabel 4.5 Keterangan variasi jarak regenarator dari atas tabung resonator.Tabel 4.6 Data pada variasi daya dengan f = 1000 Hz, P = 0 psi, Xstack= 50 mm, tanpa isolasi.Tabel 4.7 Data pada variasi frekuensi gelombang dengan Win = 3,125 watt, P= 0 psi, Xstack= 50 mm, tanpa isolasi.Tabel 4.8 Data pada variasi tekanan awal dengan Win = 3,125 watt, f = 1000 Hz, Xstack= 50 mm, tanpa isolasiTabel 4.9 Data pada variasi jarak stack dengan Win = 3,125 watt, P= 0 psi, f = 1000 Hz, tanpa isolasi.Tabel 4.10 Hasil perhitungan pada Win = 3,125 watt dengan f = 1000 Hz, P = 0 psi, Xstack= 450 mm, tanpa isolasi.Tabel 4.11 Hasil perhitungan pada Win = 12,5 watt dengan f = 1000 Hz, P = 0 psi, Xstack= 50 mm, tanpa isolasi.Tabel 4.19 Hasil perhitungan pada P = 10 psi dengan Win = 3,125 watt, f = 1000 Hz, Xstack= 50 mm, tanpa isolasi.Tabel 4.20 Hasil perhitungan pada P = 15 psi dengan Win = 3,125 watt, f = 1000 Hz, Xstack= 50 mm, tanpa isolasi.Tabel 4.21 Hasil perhitungan pada P = 20 psi dengan Win = 3,125 watt, f = 1000 Hz, Xstack= 50 mm, tanpa isolasi.Tabel 4.22 Hasil perhitungan pada P = 25 psi dengan Win = 3,125 watt, f = 1000 Hz, Xstack= 50 mm, tanpa isolasi.Tabel 4.23 Hasil perhitungan pada Xstack= 100 mm dengan Win = 3,125 watt, P = 0 psi f = 1000 Hz, tanpa isolasiTabel 4.24 Hasil perhitungan pada Xstack= 150 mm dengan Win = 3,125 watt, P = 0 psi f = 1000 Hz, tanpa isolasiTabel 4.25 Hasil perhitungan pada Xstack= 200 mm dengan Win = 3,125 watt, P = 0 psi f = 1000 Hz, tanpa isolasi.
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Alur kerja dan perpindahan panasGambar 2.2 Grafik P-V siklus pendingin termoakustikGambar 2.3 Prinsip kerja pendingin termoakustikGambar 3.1 Diagram alir penelitianGambar 3.2 Skema alat penelitianGambar 3.3 Stack atau RegeneratorGambar 4.1 Grafik hubungan antara perubahan temperatur dengan perubahan waktu pada variasi daya masukkan loudspeakerGambar 4.2 Grafik hubungan antara beda temperatur dengan perubahan waktu pada variasi daya masukkan loudspeakerGambar 4.3 Grafik hubungan antara COP dengan waktu pada variasi daya masukkan loudspeakerGambar 4.4 Grafik hubungan beda temperatur rata-rata dan COP rata-rata dengan daya masukkan loudspeakerGambar 4.5 Grafik hubungan antara kerja pendinginan dengan waktu pada variasi daya masukkan loudspeakerGambar
4.12 Grafik hubungan antara kerja pendinginan rata-rata dengan frekuensi gelombang bunyi
Gambar 4.13 Grafik hubungan antara perubahan temperatur dengan perubahan waktu pada variasi tekanan awalGambar 4.14 Grafik hubungan antara beda temperatur dengan perubahan waktu pada variasi tekanan awalGambar 4.15 Grafik hubungan antara COP dengan waktu pada variasi tekanan awalGambar 4.16 Grafik hubungan perubahan temperatur rata-rata sisi panas dengan sisi dingin dan COP rata-rata dengan tekanan awalGambar 4.17 Grafik hubungan antara kerja pendinginan dengan waktu pada variasi tekanan awalGambar
4.18 Grafik hubungan antara kerja pendinginan rata-rata dengan tekanan awal
Gambar 4.19 Grafik hubungan antara perubahan temperatur dengan perubahan waktu pada variasi jarak stack dari ujung tabung resonatorGambar 4.20 Grafik hubungan antara beda temperatur dengan perubahan waktu pada variasi jarak stack dari ujung tabung resonator
INTISARI
Refrijeran sintesis CFC dan HFC yang digunakan dalam prosespendinginan kompresi uap merupakan salah satu kontributor terjadinya efek
rumah hijau. Kandungan clorin dan karbon dalam refrijeran sintesis merupakan
unsur yang merusak lingkungan yang menyebabkan penipisan lapisan ozon dan
pemanasan global. Salah satu sistem pendingin alternatif yang dapat
menggantikan sistem pendingin kompresi uap adalah sistem pendingin
termoakustik. Pendingin Termoakustik adalah sistem pendingin yang
memanfaatkan gelombang bunyi untuk menghasilkan perbedaan temperatur. Cara
kerja pendingin termoakustik memanfaatkan sifat termodinamika gas, dimana bila gas dikompresi maka temperaturnya akan meningkat dan bila gas diekspansi maka temperaturnya akan turun.Dalam penelitian ini komponen utama dalam sistem pendingin
termoakustik yang saya gunakan meliputi stack atau regenerator plastik dengan
panjang 60 mm terbagi atas ruas-ruas dari bahan nylon (tali pancing), loudspeakerdengan daya 100 watt, tabung resonator berdiameter 23 mm dan fluida kerja
berupa udara. Komponen penting lain yang digunakan adalah pembangkit
gelombang dan amplifier. Data yang saya ambil dari penelitian ini terdiri dari
beberapa variasi yaitu pengaruh daya masukkan loudspeker, frekuensi gelombang
bunyi, tekanan awal sistem dan jarak regenerator dari ujung tabung resonator.
Variasi-variasi ini berpengaruh pada besar kecilnya efek pendinginan yang terjadi
pada regenerator sisi dingin.Pada penelitian ini didapatkan temperatur terendah sisi dingin dan o o temperatur tertinggi sisi panas secara berturut-turut adalah 28,7 C dan 31,5
C,
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kebutuhan sistim pendingin dewasa ini semakin meningkat sejalan dengan
perkembangan teknologi dan pertumbuhan penduduk. Sistim pendingin diperlukan untuk mendinginkan produk elektronik, obat-obatan, bahan kimia, bahan makanan dan sebagainya. Sistem pendingin yang ada saat ini umumnya menggunakan sistim kompresi uap dengan refrijeran sintetis. Dampak negatif dari penggunaan refrijeran sintetis dalam proses pendinginan kompresi uap telah mendapat perhatian khusus beberapa tahun belakangan ini. Hal ini pertama kali diketahui pada pertengahan tahun 1970an, dengan ditemukannya fakta bahwa chlorofluorocarbon (CFC) meningkatkan radiasi ultraviolet surya ke bumi karena merusak lapisan ozon. CFC juga merupakan salah satu kontributor terjadinya efek2
tetapi, refrijeran R134a tetap memiliki potensi pemanasan global yang sangat
tinggi. Disamping menimbulkan dampak negatif pada alam, sistim pendingin yang
ada saat ini umumnya masih menggunakan sumber energi listrik. Energi listrik
umumnya memerlukan bahan bakar fosil yang semakin lama semakin berkurang
jumlahnya dan tidak dapat diperbaharui. Penelitian untuk mencari bahan
pendingin alternatif yang tidak merusak lingkungan terutama yang dapat
menggunakan sumber energi alam sebagai penggeraknya semakin banyak
dilakukan. Beberapa sistim pendingin alternatif yang banyak diteliti untuk
mengantikan misalnya sistim absorbsi, stirling dan termoakustik.Pendingin Termoakustik adalah sistem pendingin yang memanfaatkan
gelombang bunyi untuk menghasilkan perbedaan temperatur. Cara kerja
pendingin termoakustik memanfaatkan sifat termodinamika gas, dimana bila gas
dikompresi maka temperaturnya akan meningkat dan bila gas diekspansi maka
temperaturnya akan turun. Komponen terpenting dalam pendingin termoakustik
3
pengefisienan sistem. Hal ini bertujuan untuk memahami cara kerja alat tersebut
agar dapat dikembangkan selanjutnya.1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui karakteristik pendingin termoakustik yaitu :
1. Mengetahui temperatur terendah dan temperatur tertinggi yang mampu dicapai sistem pendingin termoakustik.
2. Mengetahui karakteristik pendingin termoakustik yaitu koefisien unjuk kerja (COP) yang terbesar.
3. Mengetahui nilai kerja pendinginan terbaik yang mampu dicapai oleh sistem pendingin termoakustik.
4. Mengetahui beda temperatur terbesar antara sisi panas dan sisi dingin pada sistem.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
Experimental Study and Analisis on Components of a Thermoacoustic
Refrigerator and a Thermoacoustic Prime Mover. Penelitian pendingin termoakustik dengan menggunakan daya 10 W, bahan regenarator stainless steel dan fluida kerja gas helium, menghasilkan perbedaan temperatur dan COP 0,334.(Nohtomi, M. & Katsuta, M.,1999) Table Top Thermoacoustic Refrigerator for Demonstrations, alat penelitian dengan menggunakan tabung acrylic berdiameter dalam 2,2 cm dan panjang 23 cm, daya speaker 40 W dan fluida kerja udara, dapat menghasilkan o
15,5
C. (Russell, A.D., & Weibull, P., 2002)
Karakteristik Pendingin Termoakustik dengan Bahan Regenerator Film
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Sejarah Singkat Termoakustik
Termoakustik mempunyai sejarah yang panjang, dimulai lebih dari dua
abad yang lalu. Subjek yang menjadi pokok dari penelitian termoakustik adalah
suatu fenomena dimana gelombang bunyi dapat menghasilkan perbedaan
temperatur dan sebaliknya perbedaan temperatur dapat menghasilkan gelombang
bunyi. Penjelasan kualitatif pertama diberikan oleh Lord Rayleigh pada tahun
1887 dalam ”The Theory of Sound” produksi dari osilasi termoakustik adalah Jika
kalor diberikan kepada udara maka akan terjadi kompresi dan jika dilepaskan dari
udara akan terjadi ekspansi dan getaran merupakan pendukung. Pemahaman
kualitatif Reyleigh adalah benar, akan tetapi keakuratan kuantitas teori dari
fenomena diatas tidak tercapai. Pada tahun 1969 Rott dan teman sekerja memulai
menerbitkan satu rangkaian dokumen di mana suatu teori termoakustik kuantitatif
diberikan. Pada tahun 1988 gambaran keseluruhan termoakustik diberikan oleh
2.2.2 Kelebihan dan Kekurangan Pendingin Termoakustik
1 Kelebihan Pendingin Termoakustik
a) Ramah lingkungan karena menggunakan fluida kerja yang tidak beracun, tidak merusak lapisan ozon seperti helium, argon. Pada penelitian ini masih digunakan fluida kerja udara.
b) Komponen sederhana karena komponennya lebih sedikit dan hanya membutuhkan satu komponen yang bergerak yaitu loudspeaker atau komponen penghasil gelombang bunyi.
c) Tidak memerlukan pelumasan karena hanya terdapat satu komponen yang bergerak yang dapat bekerja pada frekuensi tinggi tanpa membutuhkan pelumasan.
d) Dapat menggunakan sumber energi alternatif karena pendingin termoakustik dapat dikombinasikan dengan heat engine Sumber penggerak
heat engine dapat berasal dari panas matahari, sisa pembakaran, dst.
2.2.3 Pengertian Termoakustik
Termoakustika (thermoacoustics) adalah suatu bidang yang berhubungan
dengan fenomena fisis, di mana perbedaaan temperatur dapat menghasilkan
gelombang bunyi, dan sebaliknya gelombang bunyi dapat menghasilkan
perbedaan temperatur. Suatu gelombang bunyi (acoustics) dalam gas umumnya
dipandang sebagai osilasi-osilasi tekanan dan gerak, padahal osilasi temperatur
juga terjadi. Kombinasi atau gabungan semua osilasi-osilasi tersebut akan
menghasilkan fenomena atau efek termoakustik.Alat yang dapat menghasilkan efek termoakustik dibedakan menjadi dua
(gambar 2.1), yaitu termoakustik prime mover atau heat engine dan pendingin
termoakustik atau untuk pompa kalor termoakustik. Dalam termoakustik prime
mover terjadi perpindahan panas dari tandon temperatur tinggi ke tandon
temperatur yang lebih rendah untuk menghasilkan kerja. Sedangkan pada
pendingin termoakustik atau pompa panas temoakustik membutuhkan kerja untuk
Perbedaan pendingin termoakustik dan pompa panas termoakustik adalah
arah penggunaan, pada pendingin ditujukan untuk menyerap panas pada
temperatur rendah sedangkan pada pompa kalor ditujukan untuk melepaskan
panas pada temperatur tinggi.2.2.4 Siklus Kerja Pendingin Termoakustik
Komponen-komponen utama pendingin termoakustik meliputi tabung
resonator, sumber bunyi, fluida kerja dan regenerator (stack). Stack merupakan
komponen penting pendingin termoakustik yang terdiri atas sejumlah kanal-kanal
kecil atau permukaan-permukaan yang dipasang sejajar dengan sumbu tabung
resonator. Dalam tabung resonator, stack digunakan untuk tujuan menghasilkan
gradien temperatur di sepanjang stack akibat osilasi gelombang tegak (standing wave) yang dihasilkan oleh loudspeaker. Berikut siklus kerja pendingin termoakustik (gambar 2.2)
1. Proses 1-2 proses kompresi Dalam proses ini gelombang bunyi (akustik) yang dihasilkan loudspeaker menyebabkan suatu paket gas bergerak kekiri (kearah tabung tertutup), sehingga volume paket gas tersebut mengecil, tekanannya meningkat dan temperaturnya naik sebagai akibat sifat gas adiabatik.
2. Proses 2-3 proses pelepasan panas Paket gas yang termampatkan menyebabkan peningkatan temperatur, sampai pada temperatur paket gas lebih tinggi dari pada temperatur stack didekatnya. Oleh karena temperatur paket gas lebih tinggi maka kalor dari paket gas dilepaskan ke dinding-dinding stack yang ada didekatnya dan volume paket gas tersebut menyusut.
3. Proses 3-4 proses ekspansi.
Pada saat gelombang tegak melanjutkan siklusnya, paket gas bergerak
2.2.5 Prinsip Kerja Pendingin Termoakustik
Prinsip kerja pendingin termoakustik pada dasarnya bekerja dengan
memanfaatkan gelombang suara (akustik) pada suatu fluida gas dalam suatu
sistem tertutup untuk membuang panas dari dalam sistem. Panas dalam sistem
pendingin berasal dari bahan yang didinginkan. Panas dari bahan yang
didinginkan masuk dalam sistem melalui sisi dingin dan panas dalam sistem
dibuang keluar melalui sisi panas (gambar 2.3)Gambar 2.3 Prinsip kerja pendingin termoakusik Sebagian stack terletak pada posisi tekanan tinggi, sehingga pada bagian ini panas dalam fluida gas dapat dipindahkan ke stack. Pada bagian ini stack berfungsi sebagai tempat pengambilan panas dari sistem. Panas yang telah diserap dibuang keluar melalui penukar kalor. Bagian stack yang terletak pada posisitekanan tinggi ini disebut sisi panas dan pada eksperimen ini terletak di
regenerator bagian atas.Bagian lain stack terletak pada posisi tekanan rendah sehingga di bagian ini panas dari stack dapat dipindahkan ke fluida gas dalam sistem. Panas stack di bagian ini berasal dari bahan yang didinginkan yang dipindahkan ke stack melalui penukar kalor. Di bagian ini stack berfungsi sebagai tempat pengambilan panas dari bahan yang didinginkan. Bagian stack yang terletak di posisi tekanan rendah ini disebut sisi dingin dan pada eksperimen ini terletak di stack bagian bawah.
2.3.2 Frekuensi Angular ( ω ) Frekuensi angular ( ω) dihitung dengan :
ω = π (Tom Penick, hal 2) .................................... 2 2 . . f (rad/s) dengan : f : frekuensi gelombang (Hz)
2.3.3 Jumlah Gelombang (k) Jumlah gelombang (k) dihitung dengan :
ω k = (rad/m) (Tom Penick, hal 2) .......................................... 3 c dengan : ω : frekuensi angular (rad/s) c : kecepatan suara di udara = 343 (m/s)
K (m) (Daniel A Russell hal 1)....................... 4 δ =
K . . c . f π ρ p atau 2 . K
(m) ................................................................. 5 δ = K
ω . ρ . c p dengan : o
K : konduktivitas termal fluida gas (W/m
C)
3 ) ρ : rapat massa fluida gas (kg/m o c p : kalor spesifik fluida gas (J/kg
C) f : frekuensi gelombang (Hz) ω : frekuensi angular (rad/s)
2.3.5 Koefisien Ekspansi Termal ( β)
Koefisien ekspansi termal ( β) dihitung dengan :
2.3.7 ) Gradien Temperatur Kritis ( ∇ T CRIT
Temperatur kritis merupakan temperatur di mana tidak terjadi perpindahan
panas pada stack. Jika temperatur yang diinduksikan oleh gelombang bunyi lebih
besar dengan temperatur kritis stack akan berfungsi sebagai heat engine.. Jika
temperatur kurang dari temperatur kritis maka stack akan berfungsi sebagai
refrigerator.Gradien temperatur kritis ( ∇ T ) dihitung dengan : CRIT
∇ T = ( γ − 1 ). k . T (K) (Tom Penick, hal 32).................. 8 CRIT M dengan :
γ : specific heat ratio = 1,4 k : jumlah gelombang T M : temperatur rata-rata (K)
2.3.9 Koefisien Unjuk Kerja (COP) Koefisien unjuk kerja (COP) dihitung dengan : T
M
COP . (symko, hal 172)..................................................... 10 = Γ Δ T dengan :
T M : temperatur rata-rata (K)
- T (K) ΔT : T H C Γ : perimeter (1/m)
2.3.10 Kerja Pendinginan (W) Kerja pendinginan (W) dihitung dengan :
2
1 T . β . ω
M W . . . x . . Pe .( 1 ) watt (symko, hal 172)...... 11
= Π δ Δ Γ − K
4 ρ . c p dengan :
2.3.11 Tekanan Efektif Sistem (Pe)
Tekanan efektif sistem dihitung dengan : P max Pe (Pa) (Tom Penick, hal 2)................................(12) =
2 dengan : Pmax : tekanan maksimum (Pa)
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Diagram Alir
Diagram alir penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :
Buku-buku literature dan jurnal- jurnal Pembelian dan Pembuatan
Komponen alat pengujian Perakitan alat menjadi sistem pendingin termoakustik
Pemasangan dan persiapan alat pengujian
3.2 Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan studi kasus dan bersifat deskriptif
kualitatif, yaitu suatu penelitian terhadap obyek tertentu dan kesimpulan yang
diambil hanya terbatas pada obyek yang diteliti berdasarkan hasil analisa data
yang dilakukan. Dalam hal ini penelitian dilakukan terhadap unjuk kerja sistem
pendingin termoakustik, perubahan temperatur sisi panas dan sisi dingin, beda
temperatur sisi panas dan sisi dingin dan temperatur terendah yang dapat dicapai
sistem.3.3 Peralatan Penelitian
Komponen-komponen penyusun peralatan penelitian pendingin termoakustik
adalah sebagai berikut :1. Tabung resonator, terbuat dari bahan stainless steel dengan panjang tabung 618 mm dan diameter dalam 23 mm.
2. Stack atau Regenerator terbuat dari plastik dengan panjang 60 mm dan diameter 23 mm. Dibuat dengan cara menggulung plastik dengan terlebih dahulu merekatkan benang-benang nylon (tali pancing) secara melintang pada jarak yang sama (gambar 3.3). a b plastik
7. Pengukur daya, berfungsi untuk mengukur daya keluaran amplifier atau daya masukan loudspeaker.
8. Termokopel, dilengkapi dengan penampil termokopel berfungsi untuk mengukur temperatur pada beberapa titik. Termokopel yang digunakan adalah tipe K 9. Pengukur tekanan, berfungsi mengukur tekanan sistem
10. Rumah loudspeaker, berfungsi sebagai pemegang loudspeaker dan
penyama tekanan sistem dengan tekanan di bawah loudspeaker.
11. Katup, berfungsi untuk memutus dan menghubungkan sistem dengan
pompa vakum dan kompresor. Katup yang digunakan adalah katup khusus
tipe bola.
12. Pipa penghubung dan perlengkapannya, meliputi pipa tembaga
berdiameter 0,5 in dan sambungan L, sambungan T, sambungan luris (shock). Digunakan untuk menyalurkan fluida gas dari luar ke dalam3.4 Jalannya Penelitian
3.4.1 Variabel yang Divariasikan 1.
Daya masukan loudspeaker Variasi daya masukan speaker dilakukan dengan mengatur volume dan mengukur tegangan keluaran amplifier pada kondisi terpasang. Daya masukan dihitung dengan persamaan V
2 /R dengan R = 8 Ω. R adalah tahanan speaker .
2. Frekuensi gelombang bunyi Frekuensi speaker divariasikan dengan menggunakan pembangkit gelombang.
3. Tekanan awal sistem Tekanan awal sistem diatur dengan kompresor.
4. Jarak stack dari ujung atas tabung resonator Jarak stack dari ujung atas tabung resonator divariasikan dengan megukur
3.4.3 Langkah Penelitian
1. Penelitian diawali dengan penyiapan alat seperti pada gambar 3.2 2.
Pengambilan data dilakukan dengan mevariasikan variabel daya masukan loudspeaker , frekuensi gelombang suara, tekanan awal sistem, jarak regenerator dari ujung atas tabung resonator dan kondisi permukaan resonator.
3. Tiap variabel divariasikan sebanyak 4 (empat) variasi kecuali variabel Jarak stack dari ujung atas tabung resonator hanya divariasikan sebanyak 3 (tiga).
4. Pada variasi salah satu variabel, variabel lainnya diatur pada salah satu harga variasi yang tetap.
5. Data dicatat tiap 2 menit selama 40 menit 6.
Data yang dicatat adalah temperatur sisi panas, temperatur sisi dingin, temperatur sekitar, tekanan sistem, daya masukan loudspeaker, frekuensi
2. Beda temperatur sisi panas-sisi dingin, COP dan kerja pendinginan dengan daya masukan speaker.
3. Beda temperatur sisi panas-sisi dingin, COP dan kerja pendinginan dengan frekuensi.
4. Beda temperatur sisi panas-sisi dingin, COP dan kerja pendinginan dengan
jarak regenerator.BAB IV DATA PENELITIAN DAN PERHITUNGAN
4.1 Variasi Percobaan
Pada penelitian ini terdapat beberapa variabel divariasikan untuk mengetahui unjuk kerja pendingin termoakustik. Kondisi penelitian pendingin termoakustik dapat diringkas dalam tabel 4.1.
Tabel
4.1 Kondisi penelitian pendingin termoakustik
Variabel Tetap Besaran Satuan Panjang resonator L tabung 618 mm Diameter resonator D in tabung
23 mm Bahan resonator Stainless steel Fluida kerja Udara Bahan stack Plastik Panjang stack L stack 50 mm Diameter (celah) stack d gap
0.5 mm
1 Variasi daya masukan loudspeaker Variasi pertama merupakan pengaruh besar-kecilnya amplitudo terhadap
perubahan temperatur yang terjadi. Amplitudo yang divariasikan adalah mengatur
volume dan mengukur tegangan keluaran amplifier, yaitu 3.125W, 12.5W,
28.125W, 50W.Tabel
4.2 Keterangan variasi daya masukan loudspeaker
Keterangan Besaran Satuan
Daya loudspeaker Divariasikan Watt
Frekuensi gelombang 1000 Hertz Tekanan Psi Jarak stack dari tutup50 mm Permukaan resonator Tidak diisolasi
2 Variasi Frekuensi Gelombang Bunyi Variasi kedua merupakan pengaruh besar-kecilnya frekuensi gelombang
3 Variasi Tekanan Awal Sistem Variasi ketiga merupakan pengaruh besar-kecilnya tekanan awal dalam
sistem terhadap perubahan temperatur yang terjadi. Tekanan yang divariasikan
adalah 10 psi, 15 psi, 20 psi, 25 psi.Tabel
4.4 Keterangan Variasi Tekanan Awal Sistem
Keterangan Besaran Satuan
Daya loudspeaker 3,125 watt
Frekuensi gelombang 1000 Hertz Tekanan Divariasikan psi Jarak stack dari tutup 50 mm Permukaan resonator Tidak diisolasi4 Variasi Jarak Regenerator dari Ujung Atas Tabung Resonator Variasi ketiga merupakan pengaruh besar-kecilnya jarak regenerator (stack)
4.1.2 Data Hasil Penelitian
1 Hasil data variasi daya masukan loudspeaker
Tabel
4.6 Data pada variasi daya dengan f = 1000 Hz, P = 0 psi, X
C
30.1
10.13 30.2 30.5 29.8
15.19
30.1
30.6
30
20.04
24 30.0 30.4 30
5.23
30.0
30.4
29.9
10.14 30.1 30.5 29.8
15.19
30.6
30.4
30
20.05
26 29.9 30.5 30
5.23
29.9
30.5
29.9
10.15 30.1 30.5 29.8
15.20
30.1
30.6
30
20.05
28 29.9 30.4 30
29.9
30.0
29.9
30.2
10.12 30.3 30.4 29.8
15.12
30.2
30.6
30
20.04
18 30.1 30.4 30
5.18
30.1
30.4
29.9
10.12 30.3 30.5 29.8
15.14
30.6
5.20
30
20.04
20 30.0 30.4 30
5.20
30.0
30.4
29.9
10.13 30.2 30.5 29.8
15.18
30.2
30.6
30
20.04
22 30.0 30.4 30
5.25
30.4
30.4
30.6
15.21
30.0
30.6
30
20.05
36 29.8 30.4 30
5.28
29.8
30.4
29.9
10.24 29.9 30.6 29.8
15.21
29.9
30
29.9
20.05
38 29.7 30.5 30
5.30
29.7
30.5
29.9
10.25 29.9 30.6 29.8
15.21
29.9
30.6
30
20.05
Waktu T
= 50 mm, tanpa isolasi Daya 3.125 watt Daya 12.5 watt Daya 28.125 watt Daya 50 watt
10.22 29.9 30.6 29.8
30.4
29.9
30.6
10.17 30.1 30.5 29.8
15.20
30.1
30.6
30
20.05
30 29.9 30.4 30
5.26
29.9
30.4
29.9
10.19 30.1 30.5 29.8
15.20
30.0
30
29.8
20.05
32 29.8 30.4 30
5.26
29.8
30.4
29.9
10.20 30.0 30.6 29.8
15.21
30.0
30.6
30
20.05
34 29.8 30.4 30
5.28
29.9
30.1
T
15.00
o
C) volt (
o
C) (
o
C) (
o
C) volt 30.3 30.4 30
5.00
30.3
30.4
29.9
10.02 30.5 30.6 29.8
30.4
o
30.2
30
20.01
2 30.3 30.4 30
5.01
30.3
30.4
29.9
10.04 30.5 30.6 29.8
15.01
30.4
30.3
30
20.02
C) (
C) (
5.01
T
H
Ts
V T
C
T
H
Ts
V T
C
T
H
Ts
V T
C
H
o
Ts
V menit (
o
C) (
o
C) (
o
C) volt (
o
C) (
o
C) (
o
C) volt (
4 30.3 30.4 30
30.3
5.14
30.3
10.07 30.4 30.5 29.8
15.08
30.3
30.6
30
20.04
12 30.2 30.3 30
5.08
30.2
30.3
29.9
10.10 30.3 30.4 29.8
15.08
30.6
30.3
30
20.04
14 30.1 30.4 30
5.11
30.1
30.4
29.9
10.12 30.3 30.4 29.8
15.09
30.3
30.6
30
20.04
stack
29.9
30.2
30.4
30.4
29.9
10.04 30.5 30.6 29.8
15.03
30.4
30.5
30
20.02
6 30.2 30.3 30
5.02
30.2
30.3
29.9
10.06 30.4 30.5 29.8
15.05
30.6
5.04
30
20.03
8 30.2 30.3 30
5.02
30.2
30.3
29.9
10.07 30.4 30.5 29.8
15.06
30.3
30.6
30
20.04
10 30.2 30.3 30
16 30.1 30.4 30
2 Hasil data variasi frekuensi gelombang bunyi
Tabel
4.7 Data pada variasi gelombang dengan W
stack
29.8
10.25
24 29.7 30.3 29.9
10.08
29.9
30.4
29.8
10.16 29.7 30.3 29.8
10.25
30.4
31.0
30
10.25
26 29.7 30.3 29.9
10.08
30.4
31.0
29.8
10.16 29.6 30.3 29.8
10.27
30.3
31.0
30
10.25
28 29.7 30.3 29.9
10.08
29.7
30.4
29.8
10.17 29.5 30.3 29.8
10.27
30
30.4
30.9
20 29.8 30.2 29.9
31.3
30
10.24
18 29.9 30.2 29.9
10.06
30.1
30.3
29.8
10.15 29.9 30.4 29.8
10.24
30.6
31.0
30
10.24
10.06
10.25
10.25
10.15 29.8 30.4 29.8
29.8
30.4
29.9
10.07
22 29.8 30.2 29.9
30
30.0
31.0
30.5
10.25
10.15 29.8 30.4 29.8
29.8
30.3
30.2
30
10.23
10.20 29.3 30.4 29.8
29.6
30.4
29.8
10.20 29.3 30.4 29.8
10.29
29.9
30.8
30
10.30
38 29.5 30.3 29.9
10.09
29.6
30.4
29.8
10.30
36 29.5 30.3 29.9
10.20 29.3 30.4 29.8
= 3.125 watt , P= 0 psi, X
10.32
30
30.6
29.7
10.30
29.8
29.8
30.4
29.5
10.09
10.32 29.5 30.3 29.9
30
30.6
10.09
10.30
10.26
30.4
30 29.6 30.3 29.9
10.08
29.8
30.4
29.8
10.18 29.4 30.3 29.8
10.27
30.1
30.9
30
10.26
32 29.6 30.3 29.9
10.08
29.7
29.8
30
29.6
30.8
29.9
10.28
10.20 29.4 30.4 29.8
29.8
30.4
10.09
10.19 29.4 30.4 29.8
34 29.6 30.3 29.9
10.26
30
30.9
30.0
10.27
30.6
10.15 29.9 30.4 29.8
= 50 mm, tanpa isolasi Frekuensi 700 hz Frekuensi 800 hz Frekuensi 900 hz Frekuensi 1000 hz
10.11 30.2 30.3 29.8
o
C) (
o
C) volt (
o
C) (
o
C) (
o
C) volt 30.2 30.3 29.9
10.02
30.3
30.2
29.8
10.13
o
29.8
10.17
30
31.5
31.3
10.15
10.12 30.2 30.3 29.8
30.2
31.4
30.3
10.03
2 30.2 30.3 29.9
10.13
30
31.5
C) (
C) volt (
10.03
Ts
Waktu T
C
T
H
Ts
V T
C
T
H
Ts
V T
C
T
H
V T
o
C) (
C) (
o
C) (
o
C) volt (
o
o
C
C) (
o
V menit (
Ts
H
T
4 30.1 30.2 29.9
30.3
29.8
30
10.22
30.9
31.3
30
10.20
12 30.1 30.2 29.9
10.04
30.2
30.3
29.8
10.13 30.0 30.4 29.8
10.23
30.8
31.3
10.20
29.8
31.3
in
30.1
10.05
16 29.9 30.2 29.9
10.23
30
30.7
14 30.0 30.2 29.9
10.23
10.14 30.0 30.4 29.8
29.8
30.3
30.2
10.05
10.13 30.1 30.4 29.8
30.2
30.2
31.1
29.8
10.12 30.1 30.3 29.8
10.22
31.2
31.3
30
10.18
6 30.1 30.2 29.9
10.03
30.2
30.3
29.8
10.12 30.2 30.3 29.8
10.22
31.3
30.3
10.22
10.03
10 30.0 30.2 29.9
10.19
30
31.3
31.0