KETERPADUAN PROGRAM BERDASARKAN ENTITAS
KETERPADUAN PROGRAM BERDASARKAN ENTITAS
BAB 7 BAB 7 RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
7.1 Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman
Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman, permukiman diidentifikasikan sebagai bagian dari lingkungan
hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai
prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi
lain di kawasan perkotaan atau pedesaan.Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan
permukiman kawasan perkotaan terdiri dari pengembangan kawasan
perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari
pengembangan kawasan permukiman baru dan peningkatan kualitas
permukiman kumuh, sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan
terdiri dari pengembangan kawasan permukiman perdesaan, kawasan pusat
pertumbuhan, serta desa tertinggal.Arahan kebijakan pengembangan permukiman mengacu pada amanat
peraturan perundangan, antara lain :
1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Arahan RPIJM tahap 3(2015-2019) menyatakan bahwa pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung bagi seluruh masyarakat terus meningkat, sehingga kondisi tersebut mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh pada awal tahapan RPJMN berikutnya.
2. Undang-undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman Pasal 4 mengamatkan bahwa ruang lingkup penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman juga mencakup penyelenggaraan perumahan (butir c), penyelenggaraan kawasan permukiman (butir d), pemeliharaan dan perbaikan (butir e), serta pencegahan dan3. Undang-undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun
Pasal 15 mengamanatkan bahwa pembangunan rumah susun umum, rumah susun khusus, dan rmuah susun negara merupakan tanggung jawab pemerintah.
4. Peraturan Presiden No.
15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Peraturan ini menetapkan salah sarunya terkait dengan penanggulangan kawasan kumuh.
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 01/PRT/M/2014 tentang Standar
Pelayananan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Peraturan ini menetapkan target berkurangnya luas permukiman kumuh di kawasan perkotaan sebesar 10% pada tahun 2014.7.1.1 Kondisi Eksisting
Luas kawasan daerah permukiman di Kabupaten Tanggamus berdasarkan
RTRW adalah 2,32 persen dari total luas pemanfaatan lahan di Kabupaten
Tanggamus atau dengan luas mencapai ± 7.798,38 hektar. Kawasan
permukiman ini terdiri atas kawasan permukiman perkotaan dan kawasan
permukiman perdesaan. Kawasan permukiman perkotaan di Kabupaten
Tanggamus terletak hampir di seluruh pusat pelayanan, yaitu Kecamatan Kota
Agung, Talang Padang. Sedangkan kawasan pemukiman pedesaan tersebar
di wilayah kecamatan – kecamatan dengan kepadatan penduduk yang
relatif rendah, antara lain kecamatan Pulau Panggung, Pematang Sawa,
Limau, Kelumbayan, Ulu Belu dan Bulok. Kondisi rumah dan lingkungan
permukiman di Kabupaten Tanggamus secara umum cukup baik jika dilihat
dari kondisi kelayakhunian, keamanan, dan kenyamanan.
Namun demikian, di beberapa kecamatan di Tanggamus juga masih terdapat
beberapa kawasan yang termasuk kawasan permukiman kumuh. Berdasarkan
hasil studi, terdapat kawasan permukiman kumuh di enam pekon/kelurahan di
tiga kecamatan yaitu Kecamatan Gisting (Pekon Gisting Bawah), Kecamatan
Kota Agung (Kelurahan Baros, Kelurahan Pasar Madang dan Kelurahan
Banten). Hampir keseluruhan kawasan permukiman kumuh di Kabupaten
Tanggamus terdapat di kawasan perkotaan dengan klasifikasi kumuh sedang.
Tabel 7-1 Kepadatan Penduduk dan Bangunan Rumah di Pekon/Kelurahan
Kawasan Permukiman Kumuh Kabupaten TanggamusNo. Pekon / Luas Penduduk Rumah dan Bangunan Kelurahan (ha) Jumlah Kepadatan Jumlah Kepadatan (unit) (unit)
(unit) (jiwa/ha)
1. Gisting Bawah 588 10422 17,72 2203 3,75
2. Baros 35 4039 115,40 490 14,0
3. Pasar Madang 44 6316 143,55 1287 29,25
4. Kuripan 67 8483 126,61 1233 18,40
5. Sukarame 158 4321 27,35 830 5,25
6. Sinar Banten 73 4990 68,36 831 11,38 Sumber : Bappeda Kabupaten Tanggamus, 2009
Berdasarkan data, jumlah penduduk Kabupaten Tanggamus pada tahun 2010
adalah mencapai 536.613 jiwa. Dengan asumsi bahwa satu KK terdiri atas 5
orang dan memiliki satu unit rumah tinggal, maka pada tahun 2010 idealnya
jumlah unit rumah yang ada di Kabupaten Tanggamus guna memenuhi
kebutuhan perumahan masyarakat adalah sebanyak 107.323 unit rumah.Kabupaten Tanggamus yang umumnya penduduk bermata pencaharian
sebagai nelayan dan pertanian, sehingga perlu diprioritaskan pengembangan
permukiman di wilayah ini yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat nelayan. Pada kawasan permukian nelayan terdapat wilayah
kumuh sedang yaitu di Kecamatan Kota Agung tepatnya di Pekon Baros.
Selain itu juga terdapat wilayah agropolitan yang perlu ada peningkatan
Penyediaan perumahan di Kabupaten Tanggamus tidak hanya dilakukan oleh
pemerintah dan masyarakat sendiri, tetapi juga partisipasi para pengembang
swasta (Developer). Pemerintah daerah bekerjasama dengan pihak
pengembang (developer) berupaya mengatasi masalah pemenuhan
kebutuhan perumahan dengan membangun berbagai rumah sederhana (RS)
dan rumah sangat sederhana (RSS). Pembangunan RS dan RSS ini bertujuan
agar masyarakat dapat memiliki rumah dengan harga yang relatif murah,
terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Ketersediaan sarana dan prasarana dasar (PSD) bagi kawasan/lingkungan
permukiman dan tingkat pelayanan fasilitas yang ada di Kabupaten
Tanggamus pada saat ini masih belum dapat melayani sebagian kebutuhan
penduduk. Di beberapa daerah permukiman baik di kawasan perkotaan
maupun perdesaan masih terdapat yang belum memiliki Prasarana dan
Sarana Dasar (PSD) yang memadai seperti ketersediaan MCK umum yang
tidak didukung dengan ketersediaan air bersih. Selain itu, masih terdapat juga
saluran drainase yang terputus, tidak berfungsi sehingga air menggenangi
daerah tersebut dan menyebabkan daerah rawan banjir atau bahkan belum
terbangunnya saluran drainase.Tabel 7-2 Peraturan Daerah/Peraturan Gubernur/Peraturan
Walikota/Bupati/peraturan lainnya terkait Pengembangan Permukiman di
Kabupaten TanggamusNo Perda/Pergub/Perwal/Perbup/Peraturan lainnya Amanat Kebijakan Daerah
Jenis Produk No./Tahun PerihalPengaturan
1 Surat Keputusan B.319/19/11/2014 Penetapan Menetapkan lokasi
Bupati Tanggamus Kawasan lingkunganperumahan dan Permukiman permukiman kumuh di Kumuh Kabupaten Tanggamus Kabupaten tahun 2014.
Tanggamus
Sumber : SK Bupati Tanggamus, Tahun 2014
Kondisi rumah dan lingkungan permukiman di Kabupaten Tanggamus secara
umum cukup baik jika dilihat dari kondisi kelayakan hunian,keamanan,dan
kenyamanan. Namun demikian, di Kabupaten Tanggamus juga masih
terdapat daerah yang termasuk kawasan permukiman yang kurang layak
huni, kawasan yang termasuk permukiman kurang layak huni tersebar
dibeberapa desa antara lain terdapat di desa Purwodadi, Baros, Kuripan,
Pasar Madang, Talang Padang, Suka Negri Jaya, Sinar Banten, dan Sinar
Semendo.
Penyebaran perumahan dan permukiman di Kabupaten Tanggamus
cenderung tidak merata yang dipengaruhi oleh kondisi dan karakteristik
wilayah terutama kondisi topografi dengan tingkat kelerengan yang bervariasi.
Permukiman dan perumahan penduduk lebih terkonsentrasi pada jalan utama
dan pusat kegiatan. Sebagian besar wilayah Kabupaten Tanggamus memiliki
kelerengan lebih dari 40%. Wilayah dengan kelerengan tersebut tersebar di
kecamatan Wonosobo, Pulau Panggung, Kota Agung, Gisting, Talang Padang,
dan Cukuh Balak. Kecamatan yang memiliki wilayah berlereng lebih dari 40%
cukup luas meliputi Kecamatan Pulau Panggung yaitu seluas 53.911 hektar dari
total luas wilayah 94.664 hektar, Kecamatan Cukuh Balak, dan Wonosobo
sekitar 67% dari luas wilayahnya.
Kondisi permukiman di kawasan tersebut cenderung tidak teratur,kondisi
Prasarana dan Sarana Dasar (PSD) yang ada kurang tertata dengan baik.
Karakteristik permukiman kumuh di Kabupaten Tanggamus adalah sebagai
berikut :1) Kondisi fisik lingkungan yang kurang memenuhi persyaratan teknis dan
kesehatan,yaitu tidak tersedianya prasarana dan sarana dasar (PSD) permukiman.2) Tata letak bangunan yang tidak teratur dan kondisi fisik bangunan yang
tidak layak huni , material / bahan bangunan yang digunakan umumnya bersifat semi permanen atau non permanen.3) Kepadatan bangunan dan kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Hal
- ) *) 196
- ) *) 187
- ) *) 386
- ) *) 377
- ) *) 350
- ) *) 302
- ) *) 360
- ) *) 220
- ) *) 213
- ) *) 375
Pasar Madang
RT 07 0.658 Di perkotaan
7 Kota Agung
Pasar Madang
RT 15 0.648 Di perkotaan
8 Kota Agung
Pasar Madang
9 Kota Agung
RT 23 2.803 Di perkotaan
Pasar Madang
RT 22 2.102 Di perkotaan
10 Kota Agung
Pasar Madang
RT 19 2.725 Di perkotaan
11 Kota Agung
Pasar Madang
6 Kota Agung
RT 11 2.868 Di perkotaan
Pasar Madang
5 Kota Agung
semakin tingginya harga tanah dan tingkat perekonomian dan penghasilan masyarakat di kawasan tersebut yang tergolong rendah .
Tabel 7-3 Sebaran Lokasi Kawasan Kumuh di Kabupaten Tanggamus No Kecamatan Kel/Desa Lingkup RW/RT Luas (Ha) Tipologi Juml Rumah Permanen Juml Rumah Semi Permanen Juml Pddk
1 Kota Agung
Pasar Madang
RT 04 0.844 Di perkotaan
2 Kota Agung
Pasar Madang
RT 16 4.089 Di perkotaan
3 Kota Agung
Pasar Madang
RT 17 2.772 Di perkotaan
4 Kota Agung
Pasar Madang
RT 09 1.896 Di perkotaan
RT 21 3.493 Di perkotaan
- ) *) 215
- ) *) 415
- ) *) 276
- ) *) 214
- ) *) 232
- ) *) 412
- ) *) 370
- ) *) 200
- ) *) 232
- ) *) 839
- ) *) -
- ) *) 6902
21 Talang Padang
Suka Negeri Jaya
Dusun
1 3.284 Kawasan
Desa
22 Talang Padang
Suka Negeri Jaya
Dusun
2 2.735 Kawasan
Desa
23 Talang Padang
Sinar Banten
Dusun
1 41.063 Kawasan
Desa
Kuripan RT 08 1.631 Di perkotaan
Baros RT 02 0.575 Di perkotaan
20 Kota Agung
Baros RT 09 6.074 Pesisir Pantai
No Kecamatan Kel/Desa Lingkup RW/RT Luas (Ha) Tipologi Juml Rumah Permanen Juml Rumah Semi Permanen Juml Pddk
Agung Madang perkotaan
13 Kota Agung
Pasar Madang
RT 06 4.088 Di perkotaan
14 Kota Agung
15 Kota Agung
19 Kota Agung
Baros RT 06 1.220 Di perkotaan
16 Kota Agung
Baros RT 08 1.574 Di perkotaan
17 Kota Agung
Baros RT 05 1.331 Di perkotaan
18 Kota Agung
Baros RT 07 1.606 Di perkotaan
24 Talang Sinar Dusun 19.910 Kawasan *) *) 5146
Juml Juml Lingkup Luas Rumah Juml Rumah No Kecamatan Kel/Desa Tipologi RW/RT (Ha) Semi Pddk Permanen Permanen
25 Talang Talang Dusun 35.158 Kawasan *) *) 7214 Padang Padang
1 Desa
26 Gisting Purwodadi Dusun 1.228 Di *) *) 675 4 perkotaan
27 Gisting Purwodadi Dusun 4.869 Di *) *) 523 5 perkotaan
28 Gisting Purwodadi Dusun 11.132 Di *) *) 325 6 perkotaan
Total Luas Permukiman Kumuh 167.756 Sumber : Deliniasi Kawasan Kumuh, 2014 Keterangan : *) tidak ada data
Kondisi fisik bangunan rumah di Kabupaten Tanggamus secara umum terdiri
atas rumah permanen, perumahan semi permanen dan selebihnya
merupakan rumah tidak permanen. Sedangkan untuk status kepemilikan
bangunan perumahan di Kabupaten Tanggamus, sebagian besar bangunan
rumah berstatus milik sendiri dan sebagian kecil berstatus sewa / kontrak.Kriteria pengelompokkan ini berdasarkan pada penilaian visual yang dilakukan
pada saat observasi di lapangan.a) Rumah Permanen Merupakan rumah yang menggunakan batu dan beton sebagai bahan konstruksinya. Bangunan rumah permanen banyaknya terdapat pada wilayah perumahan/pemukiman perkotaan, pusat pendidikan, perkantoran dan perumahan yang berada di sepanjang jalan utama. Pola rumah permanen bersifat linear disepanjang jalan utama dan b) Rumah semi permanen Rumah yang sebagian menggunakan konstruksi batu, sementara sisanya menggunakan kayu atau bahan sejenisnya. Bangunan dengan konstruksi semi permanen banyak terdapat pada wilayah kecamatan-kecamatan yang sedang berkembang. Pola rumah semi permanen ini kebanyakan bersifat linear disepanjang jalan utama dan menyebar diwilayah-wilayah yang masih luas.
c) Rumah Temporer Bangunan dengan konstruksi temporer merupakan bangunan yang sifatnya sementara dan bahan bangunannya menggunakan kayu atau bambu. Jenis bangunan ini tidak mengelompok pada suatu kawasan perumahan, tetapi lokasinya menyebar. Kebanyakan berada dilokasi perkebunan dan pertanian.
Tabel 7-4 Data Kondisi RSH Kondisi Lokasi RSH (nama Tahun Jumlah No
Pengelola Prasarana kaw, kec & kel) Pembangunan Penghuni CK Yang
1 Ada
2
3 Sampai dengan saat ini program pengembangan Rumah Sederhana Sehat
(RSH) di Kabupaten Tanggamus belum ada sehingga program pembangunan
prasarana cipta karya yang akan dikembangkan pada kawasan Rumah
Sederhana Sehat (RSH) seperti (jalan lingkungan/drainase/ MCK/SPAM, TPST
dan sebagainya) tidak dapat terlaksana. Oleh karena itu kedepannya
pemerintah daerah harus dapat melakukan upaya untuk memenuhi
kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan terjangkau.
Pemenuhan kebutuhan tersebut salah satunya dengan pengadaan Rumah
Sederhana Sehat (RSH). Walaupun RSH diperuntukkan bagi masyarakat
berpenghasilan rendah, tetapi RSH harus layak, terjangkau, memenuhi
Tabel 7-5 Data Kondisi Rusunawa Lokasi Tahun Jumlah Prasarana CK No Pengelola Kondisi
Rusunawa Pembangunan Penghuni yang Ada
1
2
3 Pengertian rumah susun sederhana sewa (RUSUNAWA) yaitu bangunan
gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi
dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah
horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing
digunakan secara terpisah, status penguasaannya sewa serta dibangun
dengan menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dengan fungsi
utamanya sebagai hunian.Sampai dengan saat ini program pengembangan rumah susun sederhana
sewa di Kabupaten Tanggamus belum ada sehingga program pembangunan
prasarana cipta karya yang akan dikembangkan pada kawasan Rusunawa
seperti (jalan lingkungan/drainase/ MCK/SPAM, TPST dan sebagainya) belum
terlaksana.Tabel 7-6 Data Program Perdesaan Lokasi Kondisi No Program/Kegiatan Volume/Satuan Status infrastruktur Kecamatan Desa
Program Tahun 2013
1 Jalan Rabat Beton Kota Agung Terbaya Plengsengan/Talud Kota Agung Terbaya
2 Perkuatan/Dinding Penahan Plengsengan/Talud Kota Agung Terbaya
Lokasi Kondisi No Program/Kegiatan Volume/Satuan Status infrastruktur Kecamatan Desa
Drainase/Saluran Kota Agung Terbaya
4 Jalan Drainase/Saluran Kota Agung Terbaya
5 Jalan Gorong-gorong Kota Agung Terbaya
6 Plat beton/Plat Duiker Gorong-gorong Kota Agung Terbaya
7 Plat beton/Plat Duiker Gorong-gorong Kota Agung Terbaya
8 Plat beton/Plat Duiker
9 Jalan Rabat Beton Kota Agung Kusa Plengsengan/Talud Kota Agung Kusa
10 Perkuatan/Dinding Penahan Drainase/Saluran Kota Agung Kusa
11 Jalan Saluran Irigasi Kota Agung Kusa 12 (Pembawa, Pembuang) Gorong-gorong
Pasar
13 Kota Agung Madang
Plat beton/Plat Duiker Kota Agung Pasar
14 Jalan Rabat Beton Madang
Plengsengan/Talud Kota Agung Pasar
15 Perkuatan/Dinding Madang Penahan Drainase/Saluran Kota Agung Pasar
16 Jalan Madang Gorong-gorong Kota Agung Pasar
17
Lokasi Kondisi No Program/Kegiatan Volume/Satuan Status infrastruktur Kecamatan Desa
Permanen Jembatan Beton / Kota Agung Kota Batu
19 Permanen Plengsengan/Talud Kota Batu
20 Perkuatan/Dinding Kota Agung Penahan Drainase/Saluran Kota Agung Kota Batu
21 Jalan Drainase/Saluran Kota Agung Kota Batu
22 Jalan
23 Jalan Rabat Beton Kota Agung Kota Batu
24 Jalan Rabat Beton Kota Agung Kota Batu Plengsengan/Talud
25 Perkuatan/Dinding Kota Agung Kuripan Penahan Plengsengan/Talud Kota Agung Kuripan
26 Perkuatan/Dinding Penahan Drainase/Saluran Kota Agung Kuripan
27 Jalan
28 Jalan Rabat Beton Kota Agung Kuripan
29 Jalan Rabat Beton Kota Agung Kuripan
30 Jalan Rabat Beton Kota Agung Kuripan Gorong-gorong
31 Kota Agung Kuripan Plat beton/Plat Duiker Gorong-gorong
32 Kota Agung Kuripan Plat beton/Plat Duiker Gorong-gorong
33 Kota Agung Kuripan Plat beton/Plat Duiker
Lokasi Kondisi No Program/Kegiatan Volume/Satuan Status infrastruktur Kecamatan Desa
Plat beton/Plat Duiker Plengsengan/Talud
35 Perkuatan/Dinding Kota Agung Kedamaian Penahan Drainase/Saluran Kota Agung Kedamaian
36 Jalan Drainase/Saluran Kota Agung Kedamaian
37 Jalan
38 Jalan Rabat Beton Kota Agung Kedamaian
39 Jalan Rabat Beton Kota Agung Kedamaian
40 Jalan Rabat Beton Kota Agung Kedamaian Gorong-gorong
41 Kota Agung Kedamaian Plat beton/Plat Duiker Gorong-gorong
42 Kota Agung Kedamaian Plat beton/Plat Duiker
43 Jalan Rabat Beton Kota Agung Kelungu Drainase/Saluran Kota Agung Kelungu
44 Jalan Drainase/Saluran Kota Agung Negeri Ratu
45 Jalan
46 Jalan Rabat Beton Kota Agung Negeri Ratu
47 MCK + Sumur Gali Kota Agung Negeri Ratu Plengsengan/Talud
Campang
48 Perkuatan/Dinding Kota Agung Tiga
Penahan Kota Agung
49 Jalan Rabat Beton Kanyangan Barat
Gorong-gorong Kota Agung
50 Kanyangan Barat
Lokasi Kondisi No Program/Kegiatan Volume/Satuan Status infrastruktur Kecamatan Desa
Drainase/Saluran Barat Jalan dan Lantai Beton tumbuk
Kota Agung
52 Jalan Rabat Beton Bajar Masin Barat
Plengsengan/Talud Kota Agung
53 Perkuatan/Dinding Bajar Masin Barat
Penahan Gorong-gorong
Kota Agung
54 Bajar Masin Barat
Plat beton/Plat Duiker Gorong-gorong
Kota Agung
55 Bajar Masin Barat
Plat beton/Plat Duiker Gorong-gorong
Kota Agung
56 Bajar Masin Barat
Plat beton/Plat Duiker Drainase/Saluran Kota Agung
57 Bajar Masin Jalan Barat Gorong-gorong
Kota Agung
58 Bajar Masin Barat
Plat beton Bertulang Kota Agung Gedung
59 Jalan Rabat Beton Barat Jambu
Drainase/Saluran Kota Agung Gedung
60 Jalan Barat Jambu Drainase/Saluran Kota Agung Gedung
61 Jalan Barat Jambu Gorong-gorong
Kota Agung Gedung
62 Barat Jambu Plat beton/Plat Duiker Gorong-gorong
Kota Agung Gedung
63 Barat Jambu Plat beton/Plat Duiker
Lokasi Kondisi No Program/Kegiatan Volume/Satuan Status infrastruktur Kecamatan Desa
Gorong-gorong Kota Agung Gedung
65 Barat Jambu Plat beton Bertulang
Kota Agung Negara Batin
66 Jalan Rabat Beton Barat
Gorong-gorong Kota Agung
67 Negara Batin Barat
Plat beton/Plat Duiker Drainase/Saluran Kota Agung
68 Negara Batin Jalan Barat Drainase/Saluran Kota Agung
69 P. Benawang Jalan Barat Drainase/Saluran Kota Agung
70 Kali Miring Jalan Barat Gorong-gorong
Kota Agung
71 Kali Miring Barat
Plat beton/Plat Duiker Saluran Irigasi
Kota Agung 72 (Pembawa, Pajajaran Barat
Pembuang) Saluran Irigasi
Kota Agung 73 (Pembawa, Pajajaran Barat
Pembuang) Plengsengan/Talud
Kota Agung
74 Perkuatan/Dinding Pajajaran Barat
Penahan Kota Agung
75 Jalan Rabat Beton Pajajaran Barat
Gorong-gorong Kota Agung
76 Pajajaran Barat
Plat beton/Plat Duiker Kota Agung
77 Jalan Rabat Beton Umbul Buah Timur
Lokasi Kondisi No Program/Kegiatan Volume/Satuan Status infrastruktur Kecamatan Desa
Plengsengan/Talud Kota Agung
79 Umbul Buah Perkuatan/Dinding
Timur Penahan Plengsengan/Talud
Kota Agung
80 Perkuatan/Dinding Umbul Buah Timur
Penahan Drainase/Saluran Kota Agung
81 Umbul Buah Jalan Timur
Kota Agung
82 Jalan Rabat Beton Teba Timur
Plengsengan/Talud Kota Agung
83 Perkuatan/Dinding Teba Timur
Penahan Plengsengan/Talud
Kota Agung Perkuatan/Dinding Teba
Timur Penahan
Kota Agung Jalan Rabat Beton Karta
Timur Plengsengan/Talud
Kota Agung Perkuatan/Dinding Karta
Timur Penahan Drainase/Saluran Kota Agung
Karta Jalan Timur
Kota Agung Jalan Rabat Beton Menggala
Timur Plengsengan/Talud
Kota Agung Perkuatan/Dinding Menggala
Timur Penahan Plengsengan/Talud
Kota Agung Perkuatan/Dinding Menggala
Timur Penahan
Lokasi Kondisi No Program/Kegiatan Volume/Satuan Status infrastruktur Kecamatan Desa
Gorong-gorong Kota Agung
Menggala Timur
Plat beton/Plat Duiker Kota Agung
Jalan Rabat Beton Kagungan Timur
Kota Agung Jalan Rabat Beton Kagungan
Timur Plengsengan/Talud
Kota Agung Perkuatan/Dinding Kagungan
Timur Penahan Plengsengan/Talud
Kota Agung Perkuatan/Dinding Kagungan
Timur Penahan Jalan Rabat Beton Gisting Banjarmanis Plengsengan/Talud Perkuatan/Dinding Gisting Banjarmanis Penahan Plengsengan/Talud Perkuatan/Dinding Gisting Banjarmanis Penahan Plengsengan/Talud Perkuatan/Dinding Gisting Banjarmanis Penahan Plengsengan/Talud Perkuatan/Dinding Gisting Banjarmanis Penahan Bak Penangkap air Gisting Lanbauw Bak Penampung 1 Gisting Lanbauw Bak Penampung 2 Gisting Lanbauw Perpipaan Gisting Lanbauw Drainase/Saluran
Lokasi Kondisi No Program/Kegiatan Volume/Satuan Status infrastruktur Kecamatan Desa
Plat beton/Plat Duiker Jalan Rabat Beton Ulu Belu Ulu Semong Plengsengan/Talud Perkuatan/Dinding Sumber Rejo Argopeni Penahan Drainase/Saluran
Sumber Rejo Argopeni Jalan Talud Sumber Rejo Kebumen Jalan Rabat Beton Sumber Rejo Kebumen Jalan Rabat Beton Sumber Rejo Sidomulyo Jalan Rabat Beton Sumber Rejo Sidomulyo
Tegal Talud Sumber Rejo
Binangun Tegal
Jalan Rabat Beton Sumber Rejo Binangun
Tegal Jalan Rabat Beton Sumber Rejo
Binangun Jalan Rabat Beton Sumber Rejo Sidorejo Drainase/Saluran
Sumber Rejo Sidorejo Jalan Talud Sumber Rejo Sidorejo Jalan Rabat Beton Sumber Rejo Sumber Rejo Jalan Rabat Beton Sumber Rejo Argomulyo Talud Semaka Sidodadi Drainase/Saluran
Semaka Sidodadi Jalan Jalan Rabat Beton Semaka Sidodadi Gorong-gorong
Semaka Sidodadi
Lokasi Kondisi No Program/Kegiatan Volume/Satuan Status infrastruktur Kecamatan Desa
Jalan Drainase/Saluran Semaka Sri Kuncoro Jalan Jalan Rabat Beton Semaka Sri Kuncoro Jalan Rabat Beton Semaka Sri Kuncoro Talud Semaka Parda Waras Drainase/Saluran Semaka Parda Waras Jalan Talud Semaka Parda Waras
Semaka Tulung Talud
Asahan Semaka Tulung
Talud Asahan
Semaka Tulung Talud
Asahan Semaka Tulung
Jalan Rabat Beton Asahan
Jalan Rabat Beton Semaka Sri Purnomo Talud Semaka Sri Purnomo Gorong-gorong
Semaka Sri Purnomo Plat beton/Plat Duiker Drainase/Saluran Semaka
Sri Katon Jalan Drainase/Saluran Semaka
Sri Katon Jalan Drainase/Saluran Semaka Karang Jalan Agung Talud Semaka Sudimoro
Lokasi Kondisi No Program/Kegiatan Volume/Satuan Status infrastruktur Kecamatan Desa
Sawa Muda Pematang Kampung
Jalan Rabat Beton Sawa Baru
Pematang Kampung Talud
Sawa Baru Drainase/Saluran Pematang Kampung Jalan Sawa Baru
Pematang Jalan Rabat Beton Karang Brak
Sawa Talud Gunung Alip Sukadamai Talud Gunung Alip Sukadamai Talud Gunung Alip Sukadamai Jalan Rabat Beton Gunung Alip Sukadamai Drainase/Saluran Gunung Alip
Sukadamai Jalan Drainase/Saluran Gunung Alip
Ciherang Jalan Drainase/Saluran Gunung Alip
Ciherang Jalan Gorong-gorong
Gunung Alip Ciherang Plat beton/Plat Duiker Gorong-gorong
Gunung Alip Ciherang Plat beton/Plat Duiker Talud Gunung Alip Way Halom Drainase/Saluran Gunung Alip
Way Halom Jalan Jalan Rabat Beton Gunung Alip Way Halom Gorong-gorong
Gunung Alip Way Halom
Lokasi Kondisi No Program/Kegiatan Volume/Satuan Status infrastruktur Kecamatan Desa
Jembatan Gunung Alip Sukabanjar
Beton/Permanen Talud Gunung Alip Sukabanjar Talud Gunung Alip Sukabanjar Talud Gunung Alip Sukabanjar Jalan Rabat Beton Gunung Alip Sukabanjar Gorong-gorong
Gunung Alip Sukabanjar Plat beton/Plat Duiker Jalan Rabat Beton Kelumbayan Umbar Jalan Rabat Beton Limau Ketapang Talud Limau Tegineneng Jalan Paving Block Limau Tegineneng Drainase/Saluran
Limau Tegineneng Jalan Drainase/Pasang
Limau Tegineneng Bronjong
Program Tahun 2012
Drainase/Parit Kota Agung Kuripan
Galian Tanah Drainase/Parit
Kota Agung Kuripan Galian Tanah Drainase/Parit
Kota Agung Kuripan Galian Tanah Drainase/Parit
Kota Agung Kuripan Galian Tanah Jalan Rabat Beton Kota Agung Kuripan Jalan Rabat Beton Kota Agung Kuripan
No Program/Kegiatan Lokasi Volume/Satuan Status Kondisi infrastruktur Kecamatan Desa
Plengsengan/Talud Perkuatan/Dinding Penahan
Kota Agung Kuripan Plengsengan/Talud Perkuatan/Dinding Penahan
Kota Agung Kuripan Plengsengan/Talud Perkuatan/Dinding Penahan
Kota Agung Kuripan Gorong-gorong Plat beton/Plat Duiker
Kota Agung Kuripan
Program Tahun 2011
Sumber : RIS PNPM Provinsi Lampung7.1.1.1 Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman
Pertambahan penduduk di Kabupaten Tanggamus disertai dengan laju
pertumbuhan ekonomi mengakibatkan kebutuhan perumahan dan
permukiman terus bertambah, permasalahan yang dihadapi dalam
pembangunan dibidang perumahan dan permukiman sebagai berikut:
1. Terbatasnya dana pemerintah dalam penyediaan perumahan dan
permukiman.
2. Masih sedikitnya perusahaan swasta yang bergerak dalam pembangunan.
3. Rendahnya tingkat pemenuhan kebutuhan perumahan yang layak dan terjangkau. Kaitannya dengan rendahnya kemampuan/daya beli masyarakat rumah tembok (dulunya kayu) dengan beraneka ragam gaya arsitektur (eropa) telah menggeser keberadaan rumah berciri tradisional yang berasal dari kayu. Di sisi lain keberadaan bahan dasar pembangunan rumah tradisional dari kayu juga semakin langka dan sulit di dapatkan serta harganya jauh lebih mahal.
5. Terjadinya masalah lingkungan dan bencana yang serius, seperti banjir
yang melanda daerah permukiman sepanjang sungai, baik di bantaran sungai maupun disekitarnya. Kejadian bencana alan khususnya banjir dapat meusak sarana dan prasarana lingkungan permukiman.6. Masih rendahnya kualitas pelayanan dan prasarana lingkungan permukiman seperti air bersih, air limbah, persampahan dan drainase.
7. Pemberian ijin penguasaan lahan untuk kawasan perumahan dan
permukiman belum dilandasi kerangka penataan wilayah yang lebih menyeluruh.Analisa Pemasalahan
Ketersediaan Prasarana dan Sarana Dasar (PSD) permukiman yang belum
memadai merupakan hambatan paling berpengaruh bagi pengembang, di
sisi lain permintaan akan perumahan terus meningkat seiring laju pertumbuhan
penduduk. Kondisi ini diperparah dengan terbatasnya lahan. Ini membuat
masyarakat yang ingin memiliki rumah tempat tinggal yang layak maka harus
mengeluarkan biaya yang cukup tinggi.
Bagi masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah (MBR), tentunya akan
kesulitan untuk memenuhi kebutuhan perumahan yang layak sehingga
terpaksa untuk membangun rumah tinggal yang tidak memenuhi standar atau
bahkan tidak layak huni. Hal ini mengakibatkan timbulnya daerah-daerah
kumuh yang sangat rentan terhadap gangguan kesehatan bagi para
penghuninya.
Analisis permasalahan dalam pengembangan permukiman di Kabupaten
Tanggamus sebagai berikut:Berdasarkan data, jumlah penduduk Kabupaten Tanggamus pada tahun 2010 adalah mencapai 536.613 jiwa. Dengan asumsi bahwa satu KK terdiri atas 5 orang dan memiliki satu unit rumah tinggal, maka pada tahun 2010 idealnya jumlah unit rumah yang ada di Kabupaten Tanggamus guna memenuhi kebutuhan perumahan masyarakat adalah sebanyak 107.323 unit rumah.
Kabupaten Tanggamus yang umumnya penduduk bermata pencaharian sebagai nelayan dan pertanian, sehingga perlu diprioritaskan pengembangan permukiman di wilayah ini yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat nelayan. Pada kawasan permukian nelayan terdapat wilayah kumuh sedang yaitu di Kecamatan Kota Agung tepatnya di Pekon Baros. Selain itu juga terdapat wilayah agropolitan yang perlu ada peningkatan prasarana permukiman 2. Analisis Permasalahan Prasarana dan Sarana Dasar (PSD) Permukiman.
a. Prasarana dan Sarana Air Bersih Dengan menggunakan standar kebutuhan air di lingkungan perumahan 30 - 50 liter/orang/hari dan dengan asumsi bahwa setiap satu KK terdiri dari 4 orang, maka kebutuhan air bersih adalah sebesar ± 200 liter/KK/hari. Dengan demikian pada tahun 2015 Kebutuhan air bersih bagi perumahan di Kabupaten Tanggamus adalah sebesar 23.493.419 liter/hari.
b. Prasarana dan Sarana Persampahan Dalam analisa kebutuhan Prasarana dan Sarana Persampahan, digunakan asumsi bahwa satu KK menghasilkan timbulan sampah sebanyak 10 liter/KK/hari. Dengan asumsi tersebut maka pada tahun 2015 timbulan sampah di Kabupaten Tanggamus akan mencapai 1.174.671 liter/hari atau 1.174 m3/hari.
c. Prasarana jalan lingkungan dan drainase Kondisi jalan lingkungan dan drainase yang ada di Kabupaten dengan lebar 2 – 5 meter. Dengan standar tersebut dan juga asumsi bahwa setiap satu hektar lingkungan permukiman memerlukan 60 meter jalan lingkungan, maka idealnya panjang jalan lingkungan pada lingkungan permukiman yang ada di Kabupaten Tanggamus pada tahun 2013 mencapai 232,75 Km dengan saluran drainase pada sisi kanan dan kiri jalan.
d. Prasarana dan Sarana Air Limbah.
Kondisi Prasarana dan Sarana Dasar (PSD) bidang air limbah di Kabupaten Tanggamus belum memadai dan belum sesuai dengan stándar pengolahan air limbah.
3. Analisis Masalah Kelembagaan.
Permasalahan kelembagaan di Kabupaten Tanggamus terkait penyediaan kebutuhan perumahan dan permukiman antara lain:
- Pemberian perizinan penguasaan lahan untuk kawasan perumahan
dan permukiman terkadang tidak mengacu pada dokumen rencana tata ruang wilayah yang ada.
- Penyelenggaraan pembangunan perumahan dan pengembangan permukiman saat ini belum dijadikan prioritas bagi Pemerintah Daerah.
- Mekanisme kerjasama antar instansi pemerintah di Kabupaten
Tanggamus dan lintas wilayah belum terkoordinasi dengan baik.
Alternatif Pemecahan Persoalan dan Rekomendasi
Untuk menangani permasalahan menyangkut pengembangan permukiman di
Kabupaten Tanggamus, ada beberapa strategi yang telah diambil dalam
penanganan masalah pengembangan permukiman adalah sebagai berikut:Melakukan penataan kawasan permukiman kumuh dengan cara menjalin
kemitraan dengan pihak-pihak terkait dalam rehabilitasi rumah-rumah tak
layak huni.Menyediakan prasarana dasar sebagai prioritas kebutuhan masyarakat
Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan lingkungan.
Untuk mengantisipasi permasalahan pembangunan/pengembangan
permukiman di Kabupaten Tanggamus pada masa akan datang, maka perlu
disusun suatu pedoman yang mengakomodasi kepentingan–kepentingan
dalam aspek permukiman yang meliputi prasarana sarana dasar dan
kelembagaan yang mengelolanya serta aspek pembiayaan. Langkah–
langkah penanganan permasalahan pengembangan permukiman yang
direncanakan yaitu:
1. Mendorong peran serta masyarakat dalam proses perencanaan,
pemanfaatan hingga pengendalian ruang melalui pengembangan forum komunikasi dan kerjasama.
2. Penyusunan Norma, Standar, Pedoman dan Manual (NSPM) yang dijadikan
pedoman bagi penyelenggaraan pembangunan perumahan danpermukiman di daerah yang didasarkan pada kondisi daerah setempat.
3. Perencanaan yang matang dengan mempertimbangkan potensi masing-
masing wilayah dengan mengedepankan prioritas kebutuhan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
4. Pengembangan program–program pembangunan perumahan dan
permukiman serta perbaikan dan peningkatan Prasarana dan Sarana Dasar (PSD) permukiman.
5. Melakukan sosialisasi terhadap hasil – hasil perencanaan dan program-
program pemerintah yang menyangkut masalah pembangunan perumahan dan pengembangan permukiman secara berkesinambungan.Pengembangan institusi pelayanan perumahan dan permukiman satu atap,
yang memungkinkan terciptanya proses koordinasi dan keterpaduan program
pembangunan perumahan dan permukiman di Kabupaten Tanggamus.
Tabel 7-7 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan No Permasalahan Pengembangan Permukiman Tantangan Pengembangan Alternatif Solusi1 Aspek Teknis
1. Pertumbuhan penduduk disertai pertumbuhan ekonomi mengakibatkan kebutuhan perumahan dan permukiman terus bertambah
2. Rendahnya tingkat pemenuhan kebutuhan perumahan yang layak dan terjangkau. Kaitannya dengan rendahnya kemampuan/daya beli masyarakat
3. Munculnya permukiman yang bercitra kumuh
4. Semakin memudarnya citra permukiman khas peninggalan kejayaan masa lampau (tradisional)
5. Terjadinya masalah lingkungan dan bencana yang serius, seperti banjir yang melanda daerah permukiman
1. Kesulitan terbentukmya perumahan baru karena tingginya tingkat kriminalitas, sehingga sektor perekonomian yang dapat menambah pendapatan tidak berkembang.
2. Pertumbuhan permukiman linier dan terpusat sepanjang jalan utama.
3. Permukiman kumuh nelayan mengintervensi kawasan pesisir pantai dan bantaran sungai dengan menempati lahan-lahan ilegal.
1. Penambahan permukiman yang baru termasuk perumahan vertikal.
2. Memudahkan masyarakat dalam memiliki rumah melalui penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
3. Menyediakan prasarana dasar sebagai prioritas kebutuhan masyarakat baik di lingkungan kumuh, RSH, Agropolitan dan minapolitan serta pada pulau terpencil dan kecil.
4. Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan lingkungan. sungai maupun disekitarnya. Kejadian bencana alan khususnya banjir dapat meusak sarana dan prasarana lingkungan permukiman
6. Masih rendahnya kualitas pelayanan dan prasarana lingkungan permukiman seperti air bersih, air limbah, persampahan dan drainase.
2 Aspek Kelembagaan
1. Pemberian perizinan penguasaan lahan untuk kawasan perumahan dan permukiman terkadang tidak mengacu pada dokumen rencana tata ruang wilayah yang ada.
2. Mekanisme kerjasama antar instansi pemerintah di Kabupaten Tanggamus dan lintas wilayah belum terkoordinasi dengan baik.
1. Penyelenggaraan pembangunan perumahan dan pengembangan permukiman saat ini belum dijadikan prioritas bagi Pemerintah Daerah.
Lokasi pengembangan perumahan khususnya kepada developer / pengembang dimana pembangunan perumahan dan permukiman tidak sesuai dengan arahan perencanaan tata ruang yang berlaku
Adanya upaya membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan perumahan yang layak huni terutama bagi masyarakat segmentasi ekonomi menengah ke bawah dan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), pemerintah memberikan program sistem Kredit Kepemilikan Rumah bagi masyarakat,dan TAPERUM bagi PNS / TNI / Polri. pengembangan pembiayaan pembangunan prasarana dan sarana kawasan permukiman mengakibatkan tidak seluruh dasar yang dilakukan terutama Prasarana dan wilayah Kabupaten perlu memperhatikan Sarana Dasar (PSD) Tanggamus dapat menikmati skala prioritas penunjangnya saat ini pembangunan Prasarana pembangunan yaitu belum mampu memenuhi dan Sarana Dasar (PSD) mendahulukan wilayah – kebutuhan seluruh permukiman yang memadai. wilayah yang benar – masyarakat Kabupaten
3. Antara masyarakat, swasta benar membutuhkan Tanggamus. dan pemerintah harus penanganan prioritas meningkatkan pola kerjasama agar pembangunan di Kabupaten Tanggamus dapat berjalan sebagaimana yang sudah direncanakan.
4 Aspek Peran Serta Masyarakat / Swasta
1. Masyarakat cenderung Adanya campur tangan dari
1. Menempatkan kurang peduli dengan pihak luar dalam keterlibatan masyarakat sebagai kenyamanan dan masyarakat dalam pelaku yang sangat keamanan dalam pembangunan menentukan dalam bertempat tinggal, proses pembangunan sehingga identik permukiman terutama dengan segala atribut masyarakat yang kekumuhan dan kurang mampu dalam ilegalitas penyediaan housing
2. Masyarakat masih dengan konsep rumah mengharapkan setiap sederhana tetapi pembangunan di sehat; lingkungannya
2. Memposisikan dilakukan oleh pemerintah sebagai Pemerintah. fasilitator dalam proses pembangunan permukiman terutama permukiman untuk masyarakat kurang mampu;
5 Aspek Lingkungan Permukiman
7.1.2 Sasaran Program