PENGEMBANGAN SISTEM PEMANTAUAN 137Cs DITANAH DENGAN METODE MONITOR MOBILE (CARBORNEMONITORING) DALAM MODE STATIS DAN DINAMIS - e-Repository BATAN

ISSN: 2477-0345

PR OSIDING

Seminar Nasional K eselamatan,
K esehatan, L ingkungan dan

Pengembangan T eknologi Nuklir I
OT

ema:

"Peranan L itbang Teknologi K eselamatan dan Metrologi Radiasi
dalam Pemanfaatan Iptek Nuklir untuk K esejahteraan"
K awasan Nuklir Pasar J um.at - J akarta

25 A gustus 2015

9

Diselenggarakan oieh:


batan

PTK MR-BATA N

K EME NK ES-RI

Dep. Fisika - IT B

FK M-UI

PUS A T TEK NOL OGIK E SEL A MA TA N DAN METROL OGIRA DIA SI

BA DA N T ENA GA NUK L IR NA SIONA L
J A K A RT A
Diterbitkan pada

Nopember 2015

Pengembangan Teknologi Nuklir, J akarta, 25 A gustus 2015

PTKMR-BA TA N, KEMCNKES-RI, Departemen Fisika FMIPA-ITB dan FK M-Unisersitos Indonesia

K A TA PE NGANT A R
Puji syukur kami panjatkan kehadirat A llah SW T atas kaninia yang diberikan
kepada Panitia Penyelenggara, sehingga dapat diselesaikannya penyusunan Prosiding
Seminar Nasional K eselamatan, K esehatan, L ingkungan dan Pengembangan T eknologi
Nuklir I dengan tema "Peranan L itbang T eknologi K eseiamatan dan Metrologi R adiasi
dalam Pemanfaatan Iptek Nuklir untuk K esejahteraan, pada bulan Nopember 2015.
Seminar Nasional K eselamatan, K esehatan, L ingkungan dan Pengembangan
Teknologi Nuklir kali ini dihadiri oleh 3 (tiga) pembicara tamu yaitu Mr. S. Somanesan dari
Senior Principal R adiation Physicist, Departement of Nuclear Medicine & PE T , Singapura
General Hospital, Prince J ackson, Ph.D dari Diagnostic Imaging Physicist, Peter
MacC allum Cancer C enter, dan Dr. R er. Nat. Freddy Haryanto dari F isika, Institut
Teknologi Bandung. Sebanyak 23 makalah dipresentasikan dalam Sidang Paralel dan 25
makalah dalam sidang Poster. Berdasarkan hasil presentasi dan kriteria penilaian T im
Editor, makalah yang dapat diterbitkan sebanyak 46 makalah yang terdiri dari K elompok
K eselamatan 25 makalah, K esehatan 13 makalah dan L ingkungan 8 makalah.
Dalam menyelenggarakan seminar ini Pusat Teknologi K eselamatan dan Metrologi
Radiasi - BA T A N bekerjasama dengan K ementerian K esehatan R I, Departemen Fisika
F MIPA Institut T eknologi Bandung dan Fakultas K esehatan Masyarakat - Universitas

Indonesia.

Semoga penerbitan Prosiding ini bermanfaat sebagai media untuk menyebarluaskan
hasil-hasil penelitian dan pengembangan di bidang keselamatan, kesehatan, iingkungan dan
pengembangan teknologi nuklir serta sebagai bahan acuan dan informasi dalam melakukan
kegiatan pengembangan dan peneiitian di bidang keselamatan, kesehatan dan lingkungan.
K epada semua pihak yang telah membantu penerbitan Prosiding ini, kami
mengucapkan terima kasih.

J akarta, Nopember2015
Panitia Penyelenggara
dan T im E ditor

Prosidtng semmar Noslonal K esemmotan Kesenotan oon L ingKungon aon
Pengembongan Teknologi Nuklir, J okorto, 25 Agustus 2025
PTK MR -BA TAN, KEMENKES-RI, Deportemen Fisika FMIPA -TTB dan FKM-UnNersitas Indoneski

SA MBUTA N
K E PA L A PUSA T T E K NOL OGIK E SEL A MA TA N DA N ME T ROL OGI
RA DIA SI

A ssalaamu'alaikum Wr. Wb.
Salam sejahtera bagi kha semua.

Oengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat T uhan Y ang Maha Esa, saya menyambut
gembira atas penerbitan Prosiding Seminar Nasional K eselamatan, K esehaian, L ingkungan
danPengembangan T eknologi Nuklir I oleh T imEditor dan Panhia Penyelenggaia.

o

Melalui penerbitan ini, saya berhaiap Piosiding ini dapat dengan mudah dipahami oleh paia
pemerhati iptek nuklir di bidang teknologi keselamatan dan metrologi radiasi. Selain itu, saya juga
berharap agar tulisan dan kajian ilmiah dalam Prosiding ini, yang meropakan output (tnaran) dari
para pejabat fungsional di BA TA N dan pemerhati masalah keselamatan, kesehatan, lingkungan
dalam pengembangan teknologi nuklir ini dapat menjadi acuan bagi para mahasiswa, guro, dosen,

dan pembimbing, dan ilmuwan di luar BA TA N, sehingga output kegiatan BA TA N ini dapat
dimanftatkan dan dirasakan oleh masyarakat.

A khirnya, saya berharap bahwa keberadaan Prosiding ini tidak sebatas mempeikaya
khasanah pengetahuan kita, namun juga dapat menjadi pedoman bagi PT K MR untuk mewujudkan

visi BA TA N, Unggul di T ingkat Regional. Untuk itu, saya mengucapkan terima kasih dan
penghargaan setinggi-tingginya kepada T im E ditor dan Panhia Penyelenggara yang telah

mencuiahkan tenaga dan pikirannya, serta kepada seluruh pihak yang telah mendukung peneibitan
Prosiding int.

W assalamu'alaikum W r. W b.
J akaita, Nopember 2015

K epalaPT K MR ,

Drs/Suse^o Trijoko, M.A pp.Sc./.

noatumy santmn nusionui nesaumutun nesatuuni uun unynungun uun
Patganbutiyun Teknologi Nukllr, J ukuttu, 25 A yustus 2015
PTKMR-BA TA N, KEMENKES-RI, Oepurtanat Rsiko FMIPA -TTB don FK M-Unhiersitas Indunesia

SUSUNA N T IM PENGA RA H DA N E DIT OR
SE MINA R NA SIONA L


K E SE L A MA TA N, K ESE HA TA N, L INGK UNGA N DA N
PE NGE MBA NGA N T EK NOL OGINUK L IR
SUSUNA N T IM PE NGA RA H
K etua:
Dr, Ir. Ferhat A ziz, M.Sc.

(Deputi Bidang Sains dan A plikasi T eknologi Nuklir)
Drs. Susetyo T rijoko, MA pp.Sc.

o

( K epala PTK MR - B A TA N )

SUSUNA N TIM EDIT OR DAN PENIL AIMA K AL A H
K etua:

Drs.MukhlisA khadi,A PU. (BATA N)
Wakil K etua:
Drs. Bunawas, A PU. (BA T A N)
A nggota:

Drs. Nunnan R ajagukguk (BA T A N)

Dr. Mukh Syaifudin (BATA N)
dr. F adil Nazir, Sp.K N. (BA TA N)

Dr. Eko Pudjadi (BATA N)

o

Dra. Rini Heroe Oetami, MT . (BA T A N)
Prof. F atma L estari, PhX ) (F K M-UI)
Dr. R er. Nat. F reddy Haryanto (IT B-Bandung)
dr. Gani Witono, Sp. Rad. (K EMENK E S-RI)

PA NTTIA PENY E L ENGGA RA

K etna : W iwin Maiiana, M.Farm., W aldl K etna : Fendinugroho, S.ST ., Sekntarfe : Dian Puji Raharti,
A .Md., Bendahara : K ristina Dwi Purwanti, Seksi Persidangan: Setyo Rini, SE ., Wahyudi, S.ST ., T eja
K isnanto, A .Md, V iria A gesti Suvifan, Indri Iristianti, Seksi Pertengkapaa dan D okumentaM : E ka
Djatnika Nugraha, A .Md., Prasetya Widodo, A .Md., Itong Mulyana, Seksi K onsnmsi: Helfi Y ufiafi, A.Md.,

E ni Suswanfini, A .Md. (SK . K epala B A T A N No. 67/K A/U1/2015 tanggal 4 Maret 201S).

trtasramg xmmar rtmranat nestaumuum nesatuum uuu ungmrmgun uun
Fengembangan Teknohgi Nuklir, J akona, 25 Agastus 2015
PTK MR-BA TA N. K EMENK ES-RI, Oepartemen Rsika EMIPA -TTB dan FKM-Unlversitas Indanesia

DA FT A R ISI
K A TA PENGA NTA R
SA MBUT A N K EPA L A PT K MR BAT A N

SUSUNA N TIM PENGA RA H DA N EDITOR
DA FTA R ISI
MakatabPleno
1.R adiationSafetyissuesinNuclearMedicine
A

-l

Mr. S Somanesan (Senior Principal R adiation Physicist, DepL of Nuclear


Medicine & PET , Singapore General Hospital)
2.F uture Directions in Computation ofPmontdked R adiation DosimetryB -l

o

Price J ackson, Pk.D (Diagnostic Imaging PhysicisL Peter MacCallum
C ancerCentre)
3.MonteC arioSimulationforDoseA ssessment'mR adiotlierapy and
C -l

Radiodiagnostic
D r. R er. Nat. F reddy Haryanto (Departemen Fisika, FMIPA , Institut

T eknoiogi Bandung)
Makalah K elompokK eselamafan

1.Penenhian Spektrum Neutron di Fasilitas K alibrasi PTK MR Menggunakan
1
Bonner Sphere Spectrometer
Rasito T „ B unawas, J .R . Dumais, dan Fendinugroho

2.Metode K alibrasi Dosis E khralen Perorangan, Hp(IO) Dengan Pengukuran
9

L angsung Beikas Radiasi Cs-137 Menggunakan Detektor Standar Sekunder
Dosis E kivalen Perorangan

Fendinugroho dan Nurman Rajagukguk
3.PengembanganK riteriaStandarDesainBungkusanZatRadioaktifDalam1S
Mendukung Pengawasan K egiatan Pengangkutan Zat Radioaktif
Nanang Triagung E di Hennawan
4.Penentuan Parameter Dosimetri A wal T iga B uah Pesawat T eleterapi Co-6023
Gamma Beam 100-80 Exlernal Beam Therapy System

Nunnan Rajagukguk dan A ssef Fimando F irmansyah
5.Metode Ekstrapolasi Efisiensi Untuk Penentuan Aktivitas Radioniklida
30
L u-177
Hennawan Candra, Gatot Wurdiyanto, Holnisar

rrastamg sernmai naeuaaai neserurauura neseauuai uun uayuuaguii uua

Pengerabangaa Teknologi NukTir. J akarto. 25 Agustus 2015
PTK MR-BA TA N. K EMCNKES-RI, Deportemen Fisika FMIPA -ITB dan FKM-Universitos Indonesio
6.T anggapan Surveimeter Neutron Terhadap Spektrum Campuran E nergi 40
Neutron
Moch. A dnan K ashougi, J ohan A .E Noor, Bunawas

7.Penentuan Efisiensi Whole BodyCounter (WBC)Dual ProbeNal(T l)Padn
47
L ima K elompok Umur
Intan Permata Putri, Chomsin S. Widodo, Bunawas
8.Pemantauan R adiasi Neutron dan Gamma di Fasilitas
5
3
Cyclotron Selama Produksi Fluor-18

Rosa Dian Teguh Pratiwi, Chomsin S. Widodo, Bunawas
9.Perancangan Sistem Otomasi Pengukuran T ebal Bahan Berbasis
6
0

A rduino
Nugroho T ri Sanyoto
10.Pertanggungjawaban K erugian Nuklir
7
0

o

Farida Tusafariah, Rr. Djarwanti R PS., Suhaedi Muhammad,
Gloria Doloressa
11.K inerja K eselamatan dan Umpan B alik Pengalaman Operasi untuk7
8
Instalasi Produksi R adioisotop dan R adiofarmaka
Suhaedi Muhammad, Rr.Djarwanti, R PS, Farida Tusa& riah
12.Penganth Suhu Sintesis Teriiadap R espon T hermoluminesensi 8
3

CaSO4
Nunung Nuiaeni, Dewi K artikasari, K ri Y udi P.S., E ri Hiswara,

Freddy Haryanto, dan Abdul Waris
13.Pembuatan T hermoluminescence Dosimeter (T L D) Serbuk CaSO< : Tm
89

Sebagai Proses A wal Produksi Disimeter Personal
Mentari Firdha K P, Sutanto, Hasnei Sofyan, Eka Djatnika
14.A nalisis K eselamatan R adiasi Fasilhas R uang K ontener Co-60
9
5
dan Pesawat Sinar-X pada L aboratorium K alibrasi PT K MR-

BA T A NK antorPusat

o

Wijono dan A ssef Firnando Firmansyah
15.V alidasiHasilPenentuanDosisT araPerorangan, Hp(10), untuk1
02

Sumber Radiasi Gamma C s-137 di L aboratorium Dosimetri
Standar Sekunder (L DSS) PT K MR-BA TA N
C T uti Budiantari dan A ssef F irnando F irmansyah
16Peririraan Dosis dan Distribusi Fluks Cepat dengan Shnulasi '
107
Monte Cario MCNPX pada Fantom Saat T erapi L inac 15 MV
Azizah, A bdurrouf, Bunawas
17Pengujian K urva K alibrasi Neutron Dosimeter Perorangan T L D 1
13
Harshaw pada Radiasi Campuran Gamma dan Neutron
A rini Saadati, Chomsin S. Widodo, Nazaroh

!J EjteqjnN ijis unp 'ofpieqEd jnx 'Bmnjdas "BiiHJ Ba 'ojaBusoi Bf'l
iSBipBij jpjisajjug amtpBJ S isqSj3q umipowsvjj isjpgui
61kkbj jioirai^ urens ^na ^ped jisojjug uup jisEny UBjepK fa^ UE uipireqj3j

j,

ipreA isn'] piraA 'BnunAj ui[
881B pBdiSBipB^SBjisisJ io^iSJ ppejdJ BJ iiBinoigjpmmB^iisaBjOdiiBp X V EH-1

'

AjJ 3q3noaflooo ^uy nrapi "Bjipij^^ Bra^ 'ojue^ibh ^il 'nraav pmoiD

aeipo^^ usp J 3U3i^V\ J OJ I! J UB5(Bun33u3ui (jgj) uoijoofojj

6L \
i

3Binq jbmbsoj oaijjpig sBjpog jn]osqv ujsiuisoa

Zil B pBd uiireq^ mjB^ j
tmn imBimvBiin imn irnmucKM imnrmmcKm* wnmnmu mnmoc BinnK nu

riuwuuiy xumum ivuvuriui kou/iiuui maiuun mmi uuyuuuyuu uuti
Pengembangan Teknologi Nuklir, J akarta, 25 A gustus 2015
PTK MR-BA TA N, KEMENKES-RI, Departemen Fisiko FMIPA -TTB don FK M-Univt

5.Daya Infeksi Plasmodium berghei lradiasi Fraksinasi Dengan L aju Dosis20S
T inggi Pada Sel Daiah Mencit
Siti Nurhayati, Hartati Mahmudah dan Mukh Syaifudin
6.Perkiraan Dosis E kuivalen Neutron E pithennai Pada Pasien Radioterapi 21S

L inac 15 MV
Nur Weni, J ohan A . E . Noor, B unawas
7.PerkiraanDosisE kuivalenNeutronCepatPadaPasienRadioterapiL inac 15221

MV
Dyah Faihonah Septiani, J ohan A . E . Noor, Bunawas
8.Penentuan K adar Hormon Insulin T eknik Dengan T eknik2
29
Immunoradiometricassay dan Gula Darah Pada Sampel Daiah Terduga
Diabetes Melitus

o

K ristina Dwi Purwanti, Fadil Nazir, Wiwin Mailana, Sri Insani Wahyu W
9Penilaian K adar hC-Peptide dan Gula Darah Sewaktu pada Pasien T erduga
238

Diabetes Melitus
Sri Insani WW, Fadil Nazir, W iwin Mailana, dan K ristinaDwiP
10StudiE fekRadiasiA kibatPaparanMedik 2
46
Y anti L usiyanti dan Darlina
11PemeriksaanPras/aficA cidPJwsphmaie^A P)danPrasfateSpes;/ic258
A ntigen (PSA) Sebagai Penanda Metastasis pada Pasien K anker Prostat
Wiwin Mailana, K ristina Dwi Purwanti, Sri Insani WW, Prasetya Widodo

12R espon Interferon Gamma T erhadap PlasmocUumfalciparum Radiasi pada265
K ultur Sel L imfosit Manusia
Darlina dan Siti Nurhayati
13Pengaruh A djuvant A ddavax T erhadap Histopatologi Hati dan L impa Mencit273
Pasca Imunisasi Berulang dan Uji T antang dengan Plasmodium berghei
Iradiasi Gamma StadiumE ritrositik

o

T ur Rahardjo, Siti Nurhayati, dan Dwi Ramadhani
Makaiah K elompok L ingkungan
1.K ajian terhadap Pelaksanaan Pemantauan T ingkat Radiasi Daerah K erja di 282
FasUitas Radiasi PT K MR-BA TA N
B .Y . E ko Budi J umpeno dan Egnes E karanti

2.Studi A walK urvaK alibrasiuntukBiodosimetriDosisT inggidenganT eknik290
Premature Chromosome Condensation (PCC)

Sofiati Pumami, Y anti L usiyanfi dan Dwi Ramadhani
3.Penaituan radioaktikfivitas ^^Ra, ^^Th, ^2! !!, ^"U dan *K dalam Bahan
Pangan di Desa B otteng, K abupaten Mamuju, Sulawesi Barat

Ceiga Nuzulia Sofyaningtyas, Eko Pudjadi, W ahyudi, Elistina

297

prosmmg aemmar nasmaanesemmuiun sesermtun uuu unymMiyim uun
Pengembangan Tehmlagi Naklir, J akarta, 25 Agustus 2015
PTKMR-BA TA N, KEMENKES-RI, Departemen Fisika FMIPA-ITB thn EKM-Universitas Inrtonesto
4.PengembanganS istemPemantauan137C sdiT anahdenganMetodeMonitor
303

Mobile (C arbome Monitoring) dalam Mode Statis dan Dinamis
Pramudya A inul F athonah, Chomsin S. Widodo, Syatbaini
5.F aktorT ransfcrCs-137dariT anahkeT erong(So/anumme/ongena) 3
09

L eli Nirwani dan Wahyudi
6.L aju Dosis dan T ingkat Radioaktivitas K , ^dan ^2! ^ dalam
315
Sampel T anah di Pulau K undur- Provinsi K epulaun R iau

Wahyudi, Muji Wiyono, K usdiana dan Dadong Iskandar
7.Pemantauan Radioaktivitas DalamA ir Hujan Periode 2014
3
25
L eli Nirwani, R Buchari, Wahyudi dan Muji Wiyono
8.Pengaruh IradiasiGammaterhadapZebrafish(tomorerio)StadiumL arvadi 333
PT K MR-BA T A N

o

Fatihah Dinul Ooyyimah, Y orianta Sasaerila, T ur Rahardjo, Devita
T etriana

o

viii

Prosiding Seminar Nasional K eselamatan Kesehatan dan L ingkungan dan
Pengembangan Teknologi Nuklir, J akarta, 25 A gustus 2015
PTKMR -BA TA N, KEMENKES-R I, Departemen Fisika FMIPA -ITB dan FKM Universitas Indonesia

PE NGEMBA NGA N SIST EM PEMA NT A UA N 137C s DIT A NA H DENGA N
MET ODE MONIT OR MOBIL E (CA RBORNE MONITORING) DA L A M MODE
ST A T IS DA N DINA MIS
Pramudya A inul F athonah1, C homsin S. W idodo1, Syarbaini2
1^ J urusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan A lam, Universitas Brawijaya
J alan V eteran, Malang, J awa Timur
2) Pusat Teknologi K eselamatan dan Metrologi R adiasi - Badan Tenaga Nuklir Nasional
J alan L ebak B ulus Raya no. 49, J akarta Selatan
Email: mudyaainul^yahoo.com

A BST RA K
PE NGE MBA NGA N SIST E M PEMA NT A UA N 137C s DI T A NA H DE NGA N ME T ODE MONTT OR
MOBIL E (CA RBORNE MONITORING) DA L A M MODE ST A T IS DA N DINA MIS. F aktor keselamatan

o

pada kedaruratan radiasi harus diutamakan karena ada bahaya radiasi terhadap masyarakat dan lingkungan.
Penelitian ini mengembangkan sistem pengukuran cepat monitor mobile (carborne monitoring) untuk
mendeteksi radioaktivitas lingkungan secara terintegrasi serta dapat mengirim data secara real time.
Pengukuran efisiensi menggunakan spektrometer gamma portabet dengan detektor NaI(T l) dilakukan dengan
tanah yang terkontaminasi l37C s. A da dua cara yang digunakan dalam penentuan efisiensi detektor Nal(T I)
pada penelifian ini, yaitu dengan metode stafis (detektor diam) dan metode dinamis (detektor bergerak).
Metode dinamis digunakan empat variasi kecepatan, yaitu kecepatan 5 km/jam, 10 km/jam, 15km/jam, dan 20
km/jam. Hasil dari pengukuran diperoleh bahwa untuk metode statis diperoleh nilai efisiensi lebih besar
daripada metode dinamis. Metode statis diperoleh efisiensi antara 0,285% sampai 0,324% dengan kesalahan
relatif 11%, sedangkan pada metode dinamis diperoleh efisiensi antara 0,163% sampai 0,273% dengan
kesalahan relatif 22%.
K atakunei: detektor NalfTl), spektrometer gammaportabel, l37Cs, carborne monitoring

A BSTRA CT
DE V EL OPMENT OF 13?Cs MONITORING SY STEMIN SOIL WITH MOBIL E MONITOR ME THOD
(CA RBORNE MONITORING) ON STA TIC A ND DY NA MIC MODE . Safety factor in radiation

o

emergencies should be prioritized because there is a danger ofradiation on people and the environment. T his
study developed a quick mobile monitor measurement system (carborne monitoring) to detect radioactivity in
the environment are integrated and able to send data in real time. Efficiency measurement of a portable
gamma spectrometer with detector NalfTl) was done with C s contaminated soil. There are two methods
used in determining the efficiency ofthe detector NalfTI) in this study, the static method (stationary detector)
and dynamic methods (moving detector). The dynamic method was usingfour variations ofspeed which were
5 km/h, 10 km/h, I5km/h, and20km/h. The measurements showed that for static methodsfound greater value
ofeffwiency than dynamic methods. The static method efficiency obtained was between 0.285% to 0.324%
with 11% relative error, while the dynamic method efficiency obtained was between 0.163% to 0.273% with
22% relative error.
K eywords: detector Nal (T l), aportable gamma spectrometer, l37Cs, monitoring carborne

I. PE NDA HUL UA Np
cmeliharaan agar lingkungan tetap terjaga
^
..., _ ^.,kelestariannya. Usaha dalam memantau
Pemantauan lingkungan bertuiuan untuk...,
. , .
,
. ,
.....
.....
^...l mgkungan perlu suatu basts sebagai dasar

memlai dipemjhmya kntena dan melihat^
^
^
j^mbahan bngkungan sebelum dan sesudah^^ ^
keg.atan begalan dengan sempuma serta
Pemantauan
mengadakan

upaya

perbatkan

dan

303

Prosiding Seminar Nasional K eselamatan Kesehatan dan L ingkungan dan
Pengembangan Teknologi Nuklir, J akarta, 25 A gustus 2015
PTK MR -BA TA N, KEMENKES-R I, Departemen Fisika FMIPA -ITB dan FKM-Universitas Indonesia
maupun di luar tapak yang melepaskan

pulsa tegangan pada input penguat awal

'
p
aparan ke manusia dan radionuklida di

(preamplifier). Pulsa ini setelah melewati alat

lingkungan [1].

pemisah dan pembentuk puisa dihitung dan

Monitor mobile (carborne monitoring)
merupakan cara yang efektif dilakukan dalam
pemantauan

kontaminasi

radiasi

di

dianalisis oleh Multi Channel A nalyzer

(MC A ) dengan tinggi pulsa sebanding
dengan energi gamma [2].

lingkungan. Pemantauan dengan monitor

Sumber standar radioaktif adalah 2at

mobile adalah pemantauan yang dilakukan

yang telah diketahui identitasnya, seperti

dengan menggunakan kendaraan lingkungan

jenis aktivitas,

(mobil iingkungan) yang telah disusun

standardisasi, waktu paruh, dan probabilitas

lengkap dengan detektor portabel, di mana

pancaran serta energi yang dipancarkannya.

radionuklida,

tanggai

dalam pemantauan kontaminasi, mobil

Sumber standar berbentuk titik atau marinelli

lingkungan akan dijalankan pada kawasan
yang diduga terkena dampak kontaminasi

yang

radiasi yang salah satunya dimungkinkan

gamma dengan tujuan untuk menentukan

karena kasus kedaruratan nuklir.

karakteristik dari detektor Nal ( T l),

Sinar gamma adalah radiasi gelombang

l\
e
lektromagnetik dengan panjang gelombang
^^y ang sangat pendek (dalam mode A ngstrom)
yang dipancarkan oleh inti atom yang tidak

stabil yang bersifat radioaktif. Sctclah inti
atom memancarkan partikel o, P' (elektron),

P+ ( positron), atau setelah peristiwa

tangkapan elektron, inti yang masih dalam
keadaan tereksitasi teisebut akan turun ke
keadaan dasamya dengan memancarkan
radiasi gamma. Misalnya, pelumhan unsur
137Cs menjadi 137Ba melalui peluruhan p yang
diikuti pemancaran radiasi gamma.
137C s> 137Ba + Pi + P"2 + y
Detektor yang umum digunakan dalam
spektroskopi gamma adalah detektor sintilasi

Nal (T l). Detektor ini terbuat dari bahan yang

biasanya

digunakan

untuk

mengkalibrasi sistem pencacah spektrometer

sedangkan sumber standar berbentuk cair
daiam wadah ampul, vial atau batang yang
biasa digunakan untuk mengkalibrasi sistem
pencacah kamar pengion [3]. R adioaktif 137C s
diproduksi secara spontan ketika bahan
radioaktif lainnya seperti uranium dan
plutonium menyerap neutron dan menjaiani
fisi. 137Cs adalah radionuklida yang umum

diproduksi melalui proses fisi ketika terjadi
kedaruratan nuklir, atau pemisahan, uranium
dan plutonium teijadi dalam reaktor atau bom
atom [4].

T ujuan dari penelitian ini adalah

mengembangkan sistem pemantauan 137Cs di

tanah menggunakan metode monitor mobile
(carborne monitoring)

yang

mampu

mendeteksi radiasi di lingkungan serta dapat

menentukan elisiensi detektor Nal(T l)

dapat memancarkan kilatan cahaya apabila

portabel untuk mendeteksi 137C s di tanah

berinteraksi dengan sinar gamma. E fisiensi

dengan metode monitor mobile (carborne

L \
detektor bertambah dengan meningkatnya
^^
v olume kristal sedangkan resolusi energi

monitoring).

tergantung pada kondisi pembuatan pada
waktu pengembangan kristal. Sinar gamma
yang masuk ke dalam detektor berinteraksi
dengan atom-atom bahan sintilator menurut
efek fotolistrik, hamburan Compton dan
produksi pasangan, yang akan menghasilkan
kilatan cahaya dalam sintilator. K eiuaran

cahaya yang dihasiikan oleh kristal sintilasi
sebanding dengan energi sinar gamma.

K ilatan cahaya oleh pipa cahaya dan
pembelok

cahaya ditransmisikan ke

fotokatoda dari photomultiplier tube (PMT )
kemudian digandakan sebanyak-banyaknya
oleh bagian pengganda elektron pada PMT .
A rus elektron yang dihasilkan membentuk

II. ME T ODE
Sampel

sumber standart yang

digunakan adaiah tanah yang mengandung
137C s dan diambil dari kawasan B A T A N
Serpong, karcna kawasan BA T A N S erpong
sering digunakan untuk uji coba radiasi.
Sampel sumber standard yang digunakan
merupakan salah satu limbah radioaktif. Cara
mengetahui
bahwa tanah tersebut
mengandung 137Cs adalah dengan mengukur
energi tanah pada kawasan tersebut dengan
digunakannya surveymeter dan diketahui
bahwa cncrgi yang dipancarkan oleh tanah

304

Prosiding Seminar Nasional K eselamatan Kesehatan dan L ingkungan dan
Pengembangan Teknologi Nuklir, J akarta, 25 A gustus 2015
PTKMR -BA TA N, K EMENK ES-R I, Departemen Fisika FMIPA -ITB dan FK M-Universitas Indonesia
pada kawasan tersebut adalah 661 keV .

skala yang sama, agar aktivitas pada setiap

Sampel standar dibuat dalam wadah silinder.

wadah dihasilkan aktivitas yang hampir sama

W adah tersebut berupa PV C dengan tinggi

satu sama lain. Setelah dilakukan pengukuran

3,4 cm dan diameter 12,1 cm.

dengan surveymeter, masing-masing wadah
berisi tanah sampel diukur lagi dengan

Hal pertama yang dilakukan dalam
persiapan sampel adalah mengeringkan tanah
yang terkontaminasi 137Cs di kawasan
B A T A N S erpong selama satu minggu.
Setelah tanah yang terkontaminasi "7C s
kering, dihaluskan dengan cara diaduk
menggunakan molen selama 60 menit dengan
tujuan untuk mendapatkan kehomogenan
sampel. K emudian dilakukan grinding diatas
wadah kosong dengan ayakan stainless stell
dengan ukuran minus 100 mesh agar tanah

sampel memiliki tingkat kehalusan yang

o

sama agar kehomogenan tanah semakin baik.
Ukuran -100 mesh merupakan satuan besar
kecilnya ukuran lubang pada alat grinding.

menggunakan detektor HPGe untuk
mendapatkan hasil yang akurat dalam
pengukuran aktivitas tanah sampel. S etelah
dilakukan pengukuran aktivitas pada masing-

masing wadah sampel, dilakukan plot data
berdasarkan aktivitas sampel dan dilakukan
pengelompokan aktivitas tanah sampel
berdasarkan kelinieran data. S eteiah didapat

data yang linier, didapatkan empat kelompok
data dengan total 126 buah sampel sumber
standard seperti pada T abel 1 yang kemudian
akan dilakukan uji coba untuk metode statis

(detektor diam) dan dinamis (detektor
bergerak).

Semakin kecil ukuran lubang, maka semakin

J arak antara detektor dan sumber

kecil partikel-partikel pada tanah tersebut

standar yang ditentukan adalah berdasarkan

sehingga semakin mudah dalam membuat

jarak yang akan digunakan pada saat uji coba,

sampcl menjadi homogen.

di mana pada saat uji coba jarak antara

Setelah tanah sampel dihaluskan, tanah
sampel dimasukkan dalam tabung silinder

berupa PV C yang dilengkapi dengan tutup
sebanyak sepuluh buah untuk dilakukan uji
kehomogenan sampel dengan menggunakan

detektor dan sumber standard adalah 60 cm,
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.
Selain itu juga dilakukan cacah latar belakang

(background) pada lokasi yang akan
digunakan untuk uji coba.

detektor HPGe (High Purity Germanium)
dengan cara dilakukan pencacahan pada
setiap wadah sampel selama 600 detik. Proses
pencacahan dilakukan dengan meletakkan
tanah sampel sumber standard diatas detektor.

o

T abel 1. Pengelompokan data berdasarkan

aktivitas
K elompok

A ktivitas (Bq)
600010.000

25

2

1.000014.000
14.00018.000
18.00022.000

33

4

o
60 cm

J umlah sampel
sumber standard

1

3

I

Gambar 1 J arak detektor dengan sumber

40

Uji coba dilakukan dengan mengukur
aktivitas radioaktif yang terdapat pada tanah

28

PV C dengan menggunakan spektrometer

T anah sampel dimasukkan dalam
wadah PV C sebanyak 200 buah, kemudian
dilakukan pencacahan dengan surveymeter
pada setiap tanah sampel. Pengukuran dengan
surveymeter digunakan acuan ukuran pada

sampel yang tclah dimasukkan dalam wadah

gamma dengan detektor Nal(T I) yang telah
dirancang dalam sebuah mobil lingkungan

milik PT K MR-BA T A N, J akarta Selatan.
Detektor Nal(T l) yang digunakan adalah
dengan dimensi (10 x 10 x 40) cm. Detektor
diletakkan dalam sebuah box dengan lubang

ditengahnya, yang terdapat di bagian bawah

305

Prosiding Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan L ingkungan dan
Pengembangan Teknologi Nuklir, J akarta, 25 A gustus 2015
PTKMR-BA TA N, K EMENKES-R I, Departemen Fisika FMIPA -ITB dan FK MUniversitas Indonesia
atau alas mobil lingkungan. L uas wilayah

di mana cps (counting per secori) adalah laju

yang digunakan dalam uji coba ini adalah 68

cacah per detik yang dihasilkan dari

cm2.

pengukuran baik pada metode statis maupun
metode dinamis, aktivitas adalah berdasarkan

aktivitas sumber yang telah diketahui dengan
pengujian, dan yield adalah limpahan energi,
di mana pada penelitian ini digunakan sumber
standard 137Cs yang memiliki keiimpahan
sebesar 84,6%.

III. HA SIL DA N PE MBA HA SA N
B erdasarkan data yang diperoleh

Gambar2.

Mobil

lingkungan

ketika

melewati sumber standar

O

Uji coba ini berlangsung dengan
melewatkan mobil

lingkungan diantara

sumber standar yang telah disiapkan diantara
ban mobil seperti yang terdapat pada Gambar
2, di mana di dalam mobil tersebut telah

dilengkapi dengan detektor Nal(T l) beserta
laptop seperti pada Gambar 3.

Uji coba ini dilakukan dengan dua
metode, yaitu metode statis dan metode
dinamis, di mana uji coba statis adalah pada

saat mobil lingkungan dalam posisi berhenti
diatas sampel sumber standard pada masingmasing

kelompok,

sedangkan metode

menunjukkan bahwa distribusi kehomogenan
sampel sumber standard 137Cs tersebut adalah

tidak homogen seperti yang ditunjukkan
dalam grafik pada Gambar 4. Hal ini
berdasarkan laju cacah (cps) yang dilakukan
pada 10 sampel, dengan aktivitas yang

berbeda jauh berkisar antara 5000 Bq sampai
40000 Bq. K ehomogenan sampel dalam
sampel sumber standard yang akan digunakan
sulit diperoleh kaiena sampel sumber
standard yang akan digunakan berupa
padatan. K ehomogenan sampei sumber

standard periu diukur karena apabila didapat
deviasi antara sampel satu dengan yang

lainnya relatif kecil, maka tidak perlu
dilakukan pengelompokan aktivitas sampel
yang memerlukan waktu yang lama.

dinamis adalah pada saat mobil lingkungan
dalam kondisi bergerak mclintasi sumber

standard yang telah diletakkan di bawah
mobil lingkungan dengan variasi kecepatan 5

km/jam, 10 km/jam, 13 km/jam, dan 20

250.000 -,

l 150.000 50.000 -

km/jam.
Ljua

o

*\^/V

:a
hac

-50.000 ,

I1234567S
K odeSampel

Gambar 4. Graiik Homogenitas Sampel

Setelah dilakukan uji homogenitas dan
didapati bahwa tanah sumber standard adalah
tidak

homogen,

maka

dilakukan

pengelompokansetelahdilakukan

Gambar 3. Satu set pencacah didalam mobil
lingkungan

pengukuran aktivitas sampel dan didapat

Pethitungan nilai elisiensi uji coba
adalah sebagai berikut:

latar ( background) pada tempat tersebut

E fisiensi = , . .C pS . ,. 100%
aktivitas.yield

empat pengetompokan. Berdasarkan hasil

pengukuran, didapati laju cacah untuk cacah
adalah32116.
E hsiensi detektor, dinyatakan sebagai
perbandingan antara banyaknya cacah dengan

306

Prosiding Seminar Nasional K eselamatan Kesehaton dan Ungkungan dan
Pengembangan Teknologi Nuklir, J akarta, 25 A gustus 2015
PTKMR-BA TAN, K EMENK ES-R I, Departemen Fisika FMIPA -ITB dan FKM-Universitas Indonesia
aktivitas mutlak sumber yaitu cacah pancaran
radiasi yang dihasilkan oleh sumber ke segala

diserap oleh detektor karcna luas penampang

detektor Nal(T l) yang digunakan sangat kecil,

arah (4ti radian). K emampuan detektor untuk

yaitu 3". Selain itu, energi gamma dari 137C s

menerima pancaran radiasi dapat dipengaruhi

adalah energi rendah yaitu 661 keV , jarak

oleh jarak sumber radiasi dengan detektor,
medium antara detektor dengan sumber

antara sumber dan detektor dengan pengaruh
1/r2, kolimator dctcktor mcrupakan tipe

radiasi dan besarnya volume aktif detektor

planar sehingga hanya 1/3 permukaan

(sintilator). S emakin besar volume aktiftiya

aktifnya yang terkena radiasi, dan kecepatan

maka semakin banyak jumlah cacah radiasi

mobil makin cepat respon makin rendah. Hal

yang dapat diterima oleh detektor. Penentuan

ini diperbolehkan dan mctode dapat

eftsiesi dilakukan dcngan menghitung
cacahan bersih dari hasil pencacahan.

digunakan selama kesalahan relatif yang
diperoleh dalam kasus kedaruratan nuklir
masih kurang dari 50%.

T abel 2. Data hasil eksperimen saat statis

(Detektor diam)

IV . K E SIMPUE A N

K elompok

C acafaan (cacah)

Efisiensi (%)

1
2
3
4

6888
8641
12679

0,324

12952

0,255

dapat digunakan sebagai salah satu metode
pengembangan sistem pemantauan 137C s di

0,285

tanah. Nilai eftsiensi pengukuran dari

0,317

spektrometer gamma portabel

(Detektor Bergerak)
C acahan

(km/jam)
5
10
15
20

(cacah)

Efisiensi

(%)

245
252
211

0,163

238

0,273

efisiensi antara 0,285% sampai 0,324%
dengan kesalahan relatif 11%, sedangkan

pada kondisi bergerak atau berjalan (dinamis)
didapat efisiensi antara 0,163% sampai
0,273% dengan kesalahan relatif 22%.

0,214
0,196

DA FT A R PUSTA K A

adalah variasi dengan kecepatan rendah, yaitu

5 km/jam, 10 km/jam, 15 km/jam, dan 20
km/jam, karena sampel sumber standard yang
dideteksi memiliki aktivitas yang rendah.

Hasil yang ditunjukkan pada kondisi statis
(detektor diam) dan kondisi dinamis (detektor
bergerak) menunjukkan hasil bahwa elisiensi
yang dihasilkan antara kelompok satu dengan
kelompok

137Cs dengan mcdium tanah dipengaruhi oleh

kecepatan carborne monitoring dan diperoleh

hasil pada kondisi diam (statis) didapat

V ariasi kecepatan yang digunakan

O

dengan

detektor NaI(T l) untuk pemantauan radioaktif

T abel 3. Data Hasil E ksperimen Saat Dinamis

K ecepatan

Metode monitor mobile (carbome

monitoring) dengan detektor NaI(T l) portabel

l ainnya berbeda. Hal

i ni

1.Muhamad, A Uian. 2010. Perangkat L unak
Resrad-B iota sebagai A lat Bantu dalam
Pemantauan L ingkungan (Studi K asus:

E stimasi Radiologik Biota Di Sekitar
Instaiasi
Prosiding

Nuklir Serpong). J akaria :
S eminar

Nasional

ke-16

T eknologi dan K eselamatan PL T N Serta

Fasilitas Nuklir PT RK N - BA T A N 353 360.
2.A rdisasmita,

M.

S yamsa,

2000.

disebabkan karena nilai cacahan yang

Pengembangan Spektrometerr Gamma

dihasilkan berbeda berdasarkan aktivitas
masing-masing sampel sumber standard yang

dengan Sistem Identifikasi
Isotop
Radioaktif
Menggunakan
Metode

ditangkap oleh detektor. E fisiensi yang

J aringan Syaraf Tiruan.

diperoleh juga dipengaruhi oleh luas

P2T DC-BA T A N.

penampang detektor, di mana aktivitas
sampel sumber standard yang diserap oleh
detektor tidak sama dalam setiap pengukuran,
artinya tidak

semua aktivitas yang

dipancarkan sampel sumber standard mampu

B andung

:

3.Nazaroh, Bunawas, A ura, H., 2003.
Pembuatan Sumber Standard I66l"Ho
Marinelli untuk Pengukuran NORM :
Seminar A spek K eselamatan R adiasi dan

307

Prosiding Seminar Nasional Keselamatan K esehatan dan Ungkungan dan
Pengembangan Teknologi Nuklir, J akarta, 25 A gustus 2015
PTKMR -BA TA N, KEMENKES-R I, Departemen Fisika FMIPA -ITB dan FKM-Universitas Indonesia
L inghmgan pada Industri Non-NuUir.

J akarta, B uletin A L A RA PT K MRBA T A N.
4. E PA . 2002. EPA F acts A bout Cesium-137.

USA : E nviFonmental Protection A gency
Press.

TA NY A J A WA B
1. Penanya: E koJ umpeno
Pertanyaan:
-Mengapa kecepatan yang digunakan 5

km/jam, 10 km/jam, 15 km/jam, 20
km/jam?

2. Penanya: Pimanih
Pertanyaan:
-E fisiensi pada kecepatan 0 km/jam, 5
km/jam, 15 km/jam, 20 km/jam kenapa
naikturun?

-Bagaimana bila kecepatan lebih dari 20
km/jam?
J awaban:
— K ami melakukan penelitian melihat

pada besamya dosis, untuk laju dosis
kami tidak mendata.

— Untuk

kedepannya

akan

lebih

dilakukan penelitian secaia detail.

-Mengapa pada metode dinamis nilai

o

efisiensinya naik turun?
J awaban:
-K arena nilai aktivitas yang dicacah
sangat kecil.
-B ias saja respon time detektomya
rendah atau lambat sehingga kecepatan

mobil tidak terlihat.

308