PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERDASARKAN MODEL 4-D PADA MATERI GETARAN GELOMBANG DAN BUNYI DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP NEGERI 6 PALU | Ernawati | JSTT 6864 22877 1 PB

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERDASARKAN MODEL 4-D
PADA MATERI GETARAN GELOMBANG DAN BUNYI DALAM MENINGKATKAN
PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP NEGERI 6 PALU
Ernawati
ernasinjai@gmail.com
(Mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Tadulako)

Abstract
One of the reason for poor students understanding of physics concepts is less availability of
particular books supporting the learning activities and the lack of development of learning tools
expecially the material vibrations, waves and sound. This research is a development study with the
limited test that aims to develop the instructional materials in natural science physics of the topic
vibrations waves and sound, including teaching materials, students worksheet, and lesson plan. The
subject of this research was students at VIIIA class of SMP Negeri 6 Palu with 40 students. There
were four steps of the development of this model: (l) defining, including student analysis, concept
analysis, task analysis, and specification indicator of learning outcomes; (2) designing, containing
media selection, the selection of format, and the early design of instructional materials; (3)
developing, dealing with expert validation, simulation, and revision; and (4) distributing. The
strength of instructional materials compiled systematically could improve the students’ concept
understanding and make the teaching-learning process in the classroom easier. The effectiveness of
the instructional materials obtained by t-test which was tcounted (5.967) > ttable (1.664). Based on the

result of data analysis and t test, also the test result of concept understanding, it can be concluded
that the product of the instructional materials development of Natural Science Physics with the
topic of vibration waves and sound by using 4-D development model at SMP Negeri 6 Palu, which
was valid and effective as teaching material for students, student worksheet, and lesson plan have
been produced.
Keyword: Materials development, learning vibration, waves and sound, concept understanding, 4D Model.
untuk pembelajaran dan interaksi antara
mereka. Agar tujuan pembelajaran mencapai
sasaran dengan baik, disamping perlu adanya
pemilihan metode dan strategi pembelajaran
yang sesuai, juga diperlukan adanya
pengembangan perangkat pembelajaran yang
sesuai pula dengan metode dan strategi
pembelajaran yang digunakan. Bertolak dari
pandangan di atas, maka diperlukan pengembangan perangkat pembelajaran oleh tenaga
pendidik yang diarahkan pada peningkatan
pemahaman dan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar sehingga proses belajar
mengajar berlangsung secara optimal.
Pengembangan perangkat pembelajaran
diarahkan pada peningkatan pemahaman dan

aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar
sehingga proses belajar mengajar berlangsung

Tantangan dunia pendidikan masa depan adalah mewujudkan proses demokratisasi
belajar. Pembelajaran yang mengakui hak
anak untuk melakukan tindakan belajar sesuai
karakteristiknya. Oleh karena itu dalam dunia
pendidikan, guru memegang peran penting
dan strategis. Sebagai pengajar, pendidik, dan
pelatih para siswa, guru juga merupakan agen
perubahan sosial (agent of social change)
yang mengubah pola pikir, sikap dan perilaku
peserta didik menuju kehidupan yang lebih
baik, lebih bermartabat, dan lebih mandiri
(Surya, dkk. 2010).
Haggarty dalam Muchayat (2011),
menjelaskan bahwa dalam rangka memperbaiki pengajaran dan pembelajaran di kelas
diperlukan usaha untuk memperbaiki pemahaman guru, siswa, serta bahan yang digunakan

62


63 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 3 Nomor 1, Januari 2014 hlm 62-71

secara optimal. Depdiknas (2005), mengemukakan pada dasarnya kegiatan pembelajaran
dipilah menjadi empat langkah, yaitu orientasi, bekerja kelompok, kuis, dan pemberian
penghargaan. Dahar (2006), menjelaskan
bahwa interaksi antara guru dan siswa yang
optimal berimbas pada peningkatan penguasaan dan pemahaman konsep siswa yang pada
gilirannya dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
Pernyataan di atas belum sesuai dengan
kenyataan yang ada di sekolah, berdasarkan
fakta yang ada menurut peneliti, belum ada
pengembangan perangkat pembelajaran sebelumnya di sekolah yang diarahkan pada
pemahaman konsep siswa. Disamping itu
guru hanya mengandalkan buku paket yang
ada di perpustakaan dimana jumlah buku
khususnya buku fisika yang tersedia sangat
terbatas dan tidak sebanding dengan jumlah
siswa, buku yang ada pun sebagian besar

sudah rusak dan tidak layak untuk digunakan.
Keadaan ini menyebabkan minat siswa untuk
meminjam buku sangat rendah, akibatnya
siswa malas untuk belajar, dengan kata lain
siswa hanya menunggu informasi yang
diberikan oleh guru, sedangkan kita ketahui
bahwa sistem pembelajaran yang baik adalah
sistem pembelajaran yang berpusat pada
siswa (student centre), bukan sistem pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher
centre).
Selain hal tersebut di atas berdasarkan
hasil pengamatan di SMP Negeri 6 Palu,
dapat disimpulkan bahwa belum ada pengembangan perangkat pembelajaran khususnya
IPA fisika yang diarahkan pada peningkatan
pemahaman konsep siswa, sehingga selama
pembelajaran berlangsung siswa hanya cenderung menghafal rumus saja tanpa memahami
maknanya, hal ini yang menyebabkan minat
siswa untuk belajar fisika kurang sehingga
pemahaman konsep sangat rendah dan
berdampak pada persentase ketuntasan hasil

belajar yang masih rendah.
Haggarty dalam Muchayat (2011),
mengantisipasi permasalahan dalam mempe-

lajari fisika, maka perlu dikembangkan
sebuah perangkat pembelajaran untuk
mengoptimalkan pembelajaran dan mencari
keselarasan antara materi yang ingin
disampaikan dengan waktu yang tersedia.
Prasetyo (2011), menjelaskan bahwa kegiatan
pembelajaran perlu diinovasi dengan beberapa
indikator yang perlu diganti, seperti dari
menyimak menjadi kegiatan, dari praktikum
verifikasi menjadi praktikum berbasis inkuiri.
Sebagaimana yang dijelaskan dalam teori
konstruktivis bahwa siswa harus secara individu menemukan dan menerapkan informasiinformasi kompleks ke dalam situasi lain
apabila mereka harus menjadikan informasi
itu miliknya sendiri (Leinhardt dalam Nur,
2001). Pandangan ini menganjurkan peranan
yang lebih aktif bagi siswa dalam pembelajaran mereka sendiri dan semua ini dapat

tercapai dengan mengaktifkan siswa melalui
pengembangan pembelajaran serta pengaktian
siswa dalam kegiatan pembelajaran yakni
meliputi kerja secara kelompok untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
Peserta didik perlu diberi kesempatan
dalam meningkatkan penguasaan konsep
suatu materi yakni dengan bekerja merumuskan prosedur, menganalisis hasil dan
mengambil kesimpulan secara mandiri yaitu
dengan membuat perangkat pembelajaran
yang menggunakan model pengembangan 4D. Mulyatiningsih (2008), mengemukakan
bahwa penelitian dan pengembangan model
4-D juga sering digunakan dalam pengembangan bahan ajar seperti modul, LKS dan
buku ajar. Tidak terbatas pada itu saja,
peneliti dapat menggunakan model ini untuk
mengembangkan produk lain, karena pada
prinsipnya inti dari prosedur pengembangan
produk sudah terwakili di sini.
METODE
Penelitian ini digolongkan dalam jenis
penelitian pengembangan (research and

development), yang berdasarkan model 4-D.
Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan

Ernawati, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berdasarkan Model 4-D pada Materi Getaran

yaitu define, design, develop, dan disseminate
(Thiagarajan, dkk. 1974) atau diadaptasikan
menjadi model 4-P, yaitu pendefinisian,
perancangan, pengembangan, dan penyebaran
(Rusdi, 2008). Perangkat yang dikembangkan
berdasarkan model 4-D ini terdiri dari RPP,
LKS, bahan ajar siswa dan tes pemahaman
konsep. Hasil dari pengembangan perangkat
pembelajaran dan pengamatan disampaikan
secara deskriptif.
Subjek penelitian yaitu kelas VIII A
SMP Negeri 6 Palu. Ujicoba perorangan dilakukan pada tiga orang siswa yang terdiri dari
masing-masing siswa yang prestasi belajarnya
tinggi, sedang dan rendah. Ujicoba kelompok
kecil berjumlah 9 orang dengan masingmasing tiga siswa dengan prestasi belajar

tinggi, sedang, dan rendah. Selanjutnya uji
coba lapangan dilakukan pada kelas VIII A
SMP Negeri 6 Palu yang melibatkan seluruh
siswa yang berjumlah 40 orang. Dengan tujuan untuk melihat tingkat keefektifan dan
keefesienan perangkat pembelajaran yang
telah dikembangkan.
Data yang terkumpul adalah data hasil
penilaian berupa tanggapan dan komentar
para ahli pengembangan perangkat pembelajaran, guru mitra pada ujicoba lapangan,

..................... 64

ujicoba perorangan, uji coba kelompok kecil,
uji coba lapangan serta hasil tes pemahaman
konsep. Seluruh data yang diperoleh untuk
mempermudah analisis dikelompokkan menurut sifatnya menjadi dua, yaitu data kualitatif
dan data kuantitatif.
Teknik-teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan data adalah: 1) Angket validasi ahli pengembangan perangkat pembelajaran. 2) Penyebaran angket: penyebaran angket
bertujuan untuk mengetahui respon guru dan

siswa terhadap produk perangkat pembelajaran yang dikembangkan. 3) tes pemahaman
konsep yang digunakan untuk mengevaluasi
penguasaan konsep-konsep fisika. Tes berbentuk pilihan ganda dan essay yang
diberikan kepada kelas VIII A sebagai kelas
eksperimen dan kelas VIII C sebagai kelas
kontrol.
Nasoetion, dkk. (2007) menjelaskan
bahwa analisis validitas dilakukan terhadap
buku siswa, panduan guru dan panduan siswa
dihitung dengan menggunakan rumus:
Pemberian makna dan pengambilan
keputusan menggunakan ketetapan seperti
pada Tabel 1.

Tabel 1 Konversi Tingkat Pencapaian dengan Skala 5
Tingkat Pencapaian
85% - 100%
75% - 84%
65% - 74%
55% - 64%

0% - 54%

Kualifikasi
Baik Sekali
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Sangat Kurang Baik

Keterangan
Tidak perlu direvisi
Tidak perlu direvisi
Direvisi
Direvisi
Direvisi

(Sumber: Adaptasi Arikunto, 2003)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Salah satu kriteria utama untuk
menentukan apakah sebuah perangkat pembelajaran dapat dipakai atau tidak adalah hasil

validasi ahli. Produk pengembangan berupa
perangkat pembelajaran yang dinilai oleh ahli
adalah RPP, bahan ajar siswa, LKS dan tes
pemahaman konsep. Penilaian para ahli

umumnya berupa catatan-catatan kecil pada
bagian yang perlu perbaikan.
Data hasil penilaian ahli isi terhadap
perangkat pembelajaran yang diperoleh melalui angket/validasi pertama berupa komentar
dari ahli isi, yaitu: Materi dalam naskah ini
sudah baik. Berdasarkan penilaian dan komentar dari ahli isi materi, peneliti melakukan
revisi. Masukan/saran untuk perangkat yang
dikembangkan secara umum tidak ada.

65 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 3 Nomor 1, Januari 2014 hlm 62-71

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus persentase perangkat pembelajaran, diperoleh persentase tingkat pencapaian untuk RPP sebesar 80%, persentase
untuk bahan ajar sebesar 81%, dan persentase
untuk LKS sebesar 81%. Setelah dikonversi
dengan tabel skala penilaian kelayakan produk, maka berada pada kualifikasi baik.
Komentar dan saran secara tertulis dari ahli isi
mata pelajaran bahan ajar sudah diperiksa dan
telah layak untuk digunakan.
Data yang diperoleh dari ahli desain/
media pembelajaran berupa data kualitatif
dalam bentuk komentar dan saran terhadap
RPP, bahan ajar siswa, LKS. Hasil validasi
oleh ahli desain/media pembelajaran dengan
memberi skor pada setiap pernyataan serta
memberi komentar dan saran secara tertulis
maupun tidak tertulis terhadap perangkat
pembelajaran. Hasil penilaian dari ahli desain/
media pembelajaran terhadap RPP adalah
penggunaan tanda baca harus lebih teliti dan
sistematika penulisan perlu diperhatikan.
Hasil persentase RPP yang diperoleh sebesar
79%. Setelah dikonversi dengan tabel skala
penilaian kelayakan produk, maka RPP yang
dikembangkan berada pada kualifikasi baik.
Hasil penilaian dari ahli desain/media
pembelajaran terhadap bahan ajar berupa komentar dan saran secara keseluruhan terhadap
bahan ajar ini adalah: a) penggunaan tanda
baca yang tidak tepat (tanda koma yang
seharusnya tidak ada), b) menyertakan daftar
pustaka dalam bahan ajar ini karena berkaitan
dengan hak cipta, c) gambar pada cover/
sampul pada bahan ajar disesuaikan dengan
isi materi yang ada didalamnya, d) disesuaikan dengan model yang digunakan yaitu
model 4-D.
Hasil persentase bahan ajar siswa yang
diperoleh sebesar 81%. Setelah dikonversi
dengan tabel skala penilaian kelayakan
produk, maka produk bahan ajar siswa yang
dikembangkan berada pada kualifikasi baik.
Data hasil penilaian dari ahli desain/media
pembelajaran terhadap LKS berupa komentar
dan saran yaitu halaman sampul sebaiknya

memberikan gambaran tentang isi LKS. Hasil
persentase LKS yang diperoleh sebesar 79%.
Setelah dikonversi dengan tabel skala penilaian kelayakan produk, maka LKS yang
dikembangkan berada pada kualifikasi baik.
Tetapi masih perlu banyak revisi.
Uji coba perorangan dilakukan pada
siswa kelas VIII A SMP Negeri 6 Palu. Tahap
ini dilaksanakan pada 27 Februari 2013.
Subjek uji coba pada tahap ini berjumlah tiga
(3) orang siswa. Bahan ajar yang diserahkan
kepada ketiga orang siswa tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan tanggapan tentang
kesalahan-kesalahan produk pengembangan.
Berdasarkan hasil uji coba perorangan terhadap bahan ajar diperoleh data berupa
kesalahan pengetikan dan penggunaan tanda
baca. Dari hasil analisis, siswa menemukan
13 kesalahan penggunaan tanda baca, serta
menemukan 2 kesalahan pengetikan huruf.
Siswa juga menemukan 3 huruf yang seharusnya huruf kapital pada keterangan gambar.
Dalam LKS siswa menemukan 3 kesalahan
huruf dalam pengetikan. Selain itu siswa juga
belum mengerti arti kata yang ada dalam
LKS, yakni kata “hipotesis” tapi setelah
dijelaskan mereka akhirnya paham maksud
dari hipotesis. Berpedoman dari hasil analisis
penilaian perorangan, maka pengembang
melakukan revisi terhadap bahan ajar. Revisi
bahan ajar berkaitan dengan kesalahan dalam
pengetikan, penggunaan tanda baca dan
penulisan yang seharusnya huruf kapital pada
keterangan gambar dan revisi terhadap LKS
berkaitan dengan kesalahan dalam pengetikan
huruf sudah diperbaiki sesuai dengan saran
yang diberikan dari uji perorangan
Subjek uji coba dalam tahap kelompok
kecil dilakukan pada siswa kelas VIII A SMP
Negeri 6 Palu. Uji coba pada tahap ini
dilaksanakan pada hari selasa 5 Maret 2013
dengan siswa berjumlah 9 orang. Pada tahap
ini subjek uji coba mengikut sertakan subjek
pada uji coba perorangan. Produk pengembangan yang diujikan pada kelompok kecil
adalah bahan ajar siswa dan lembar kegiatan
siswa. Data yang telah diperoleh dari hasil uji

Ernawati, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berdasarkan Model 4-D pada Materi Getaran

coba kelompok kecil kemudian dianalisis.
Berdasarkan analisis data menunjukkan bahwa tingkat pencapaian bahan ajar siswa dan
LKS dari hasil uji coba kelompok kecil yakni
sebesar 87% jika dicocokkan dengan tabel
kelayakan dapat dikatakan bahwa bahan ajar
siswa dinyatakan dalam kualifikasi sangat
baik. Hasil analisis data yang diperoleh dari
angket uji coba kelompok kecil menunjukkan
bahwa bahan ajar siswa dan lembar kegiatan
siswa berada pada kualifikasi sangat baik.
Adanya gambar-gambar menarik didalam

..................... 66

bahan ajar dan LKS menyebabkan siswa
mudah memahami isi dari materi yang didalam bahan ajar tersebut. Meskipun demikian masih ada beberapa tanggapan dan
komentar dari siswa dan hal ini tetap menjadi
perhatian bagi pengembang sebagai bahan
untuk kesempurnaan perangkat yang dikembangkan. Data hasil uji coba kelompok kecil
terhadap bahan ajar siswa dari 9 orang
responden,
masing-masing
memberikan
tanggapan/komentar yang patut diapresiasi
selengkapnya pada Tabel 2.

Tabel 2 Tanggapan Uji Coba Kelompok Kecil terhadap Bahan Ajar Siswa
No

Aspek yang ditanya

1

Istilah yang dipahami
mudah dimengerti?

2

Apakah isi materi sudah
terstruktur/terurut logis?
Mudah tidak memahami
soal?

3

4
5

Mudah tidak memahami
rangkuman?
Apakah bahan ajar ini
menarik untuk dipelajari

Tanggapan/komentar

Revisi

Ya, karena bahan ajar ini sudah
dilengkapi dengan penjelasan yang
baik sehingga sdh mudah dimengerti
Ya, sepertinya sudah terstruktur
karena sudah lengkap
Mudah, karena sudah dilengkapi
dengan contoh soal yang sangat jelas
lengkap dengan penyelesaian
masalahnya!
Ya, mudah karena rangkumannya
sudah singkat dan jelas
Bahan ajarnya sanagt menarik
karena dilengkapi dengan gambargambar. Kalau bisa ibu semua materi
fisika dibuatkan buku seperti ini
supaya kita belajarnya mudah

Telah direvisi

Uji coba lapangan dilakukan kepada
siswa kelas VIII A SMP Negeri 6 Palu yang
berjumlah 40 orang siswa yang terdaftar pada
semester genap tahun pelajaran 2012/2013.
Produk pengembangan yang diuji cobakan
pada siswa adalah bahan ajar siswa dan LKS.
Data-data yang diperoleh dari hasil uji
coba lapangan, baik data yang diperoleh dari
siswa maupun dari guru untuk bahan ajar dan
LKS maupun dari guru kemudian dianalisis.
Sajian data penilaian tersebut berupa tang-

Telah direvisi
Telah direvisi

Telah direvisi
Telah direvisi dan
saran
dipertimbangkan

gapan/komentar siswa dari hasil uji coba
lapangan terhadap bahan ajar siswa menunjukkan bahwa rata-rata persentase sebesar
90%. Jika dikonversikan dengan tabel kelayakan nilai tersebut berada pada kualifikasi
sangat baik. Meskipun bahan ajar sudah berada pada kualifikasi sangat baik, saran dari
beberapa siswa tetap mendapat perhatian
pengembang untuk penyempurnaan bahan
ajar. Selengkapnya pada Tabel 3.

67 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 3 Nomor 1, Januari 2014 hlm 62-71

Tabel 3 Komentar/Saran Uji Coba Lapangan terhadap Bahan Ajar Siswa
No
Aspek yang dinilai
Komentar/saran
Uraian
materi
yang
ada
dalam
bahan
Ya,
mudah
apalagi
ada gambar-gambarnya yang
1
ajar mudah dipelajari/dipahami

2

Kesesuaian kegiatan dengan isi materi

3

Kesesuaian soal dengan isi materi

4

Kesesuaian antara gambar dengan
tulisan (teks) yang ada dalam bahan ajar
Apakah gambar yang ada dalam materi
sesuai dengan materi yang ada dalam
bahan ajar
Gambar-gambar yang ada dalam bahan
ajar menarik

5
6
7

Kesesuaian rangkuman dengan materi

8

Isi rangkuman mudah dipahami

9

Bahan ajar ini dapat membantu kalian
memahami materi dalam pembelajaran

10

Bahan ajar ini secara keseluruhan
menarik

menarik
Materinya mudah dipelajari dan mudah dipahami.
Ya, sangat sesuai karena langkah-langkah kegiatan
sudah dipahami dan sesuai dengan isi materi.
Kegiatan sesuai dengan isi materi yang dilakukan
Ya, soal sudah sesuai dengan contoh soal pada
materi
Soalnya sesuai materi yang ada dalam bahan ajar
Sudah sesuai dengan teksnya
Sangat sesuai dengan teks yang pada bahan ajar
Ya, gambarnya menarik dan sesuai dengan materi

Ya, gambarnya sangat menarik
Gambar yang ada pada materi menarik dan mudah
dipahami
Ya, sesuai karena di rangkuman terdapat materimateri yang penting
Sesuai, pada rangkuman terdapat materi inti yang
cukup singkat dan jelas
Ya, karena rangkuman membantu kita memahami
inti materi secara keseluruhan
Ya, dapat membantu karena kami tidak memiliki
buku
Dapat membantu kita memahami materi pelajaran
fisika
Ya, sangat menarik karena dilengkapi dengan
gambar-gambar
Menarik dan memudahkan siswa dalam belajar dan
sebaiknya bisa di bawa pulang kerumah untuk
dipelajari

Data hasil angket uji coba lapangan
terhadap LKS diperoleh persentase sebesar
89%, hal ini menunjukkan bahwa LKS berada
pada kualifikasi sangat baik. Meskipun

demikian masih ada beberapa komentar dan
saran siswa yang menjadi pertimbangan bagi
pengembang. Komentar tersebut terdapat
Tabel 4.

Tabel 4 Data Komentar/Saran Siswa Terhadap LKS pada Uji Coba Lapangan
No

Aspek yang dinilai

1

LKS dapat membantu memudahkan siswa
dalam melaksanakan praktikum
Bahasa yang digunakan dalam LKS mudah
dipahami
Kemenarikan tampilan fisik LKS

2
3

Hasil uji coba lapangan terhadap bahan
ajar dari penilaian rekan guru diperoleh rata-

Komentar/Saran
Ya, dapat membantu karena LKS
memudahkan kita melakukan praktikum
Mudah dipahami karena bahasa yang
digunakan tidak terlalu sulit
Menarik karena isi didalamnya menarik
Ya, cukup menarik tetapi sebaiknya setiap
praktek diberikan LKS

rata persentase 89%. Jika dikonversikan
dengan tabel kelayakan, nilai tersebut berada

Ernawati, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berdasarkan Model 4-D pada Materi Getaran

pada kualifikasi sangat baik. Sedangkan hasil
uji coba lapangan terhadap lembar kegiatan
siswa dari penilaian rekan guru diperoleh ratarata persentase 88%. Jika dikonversikan
dengan tabel kelayakan, nilai tersebut berada
pada kualifikasi sangat baik. Dari hasil
penilaian terhadap bahan ajar siswa dan LKS
tidak ada komentar dan saran dari guru.
Hasil belajar pada uji coba lapangan
diukur dengan menggunakan tes hasil belajar
dalam hal ini tes yang diberikan berupa tes
pemahaman konsep. Tes hasil belajar yang
digunakan terlebih dahulu divalidasi oleh ahli
isi. Tes hasil belajar pada uji coba lapangan

..................... 68

diberikan saat akhir uji coba lapangan. Tes
hasil belajar ini diberikan kepada kelas VIII A
sebagai kelas eksperimen, dan tes juga
diberikan kepada kelas VIII C sebagai kelas
kontrol atau kelas pembanding. Pemberian tes
hasil belajar yang berupa tes pemahaman
konsep dimaksudkan untuk mengetahui
tingkat keefektifan penggunaan produk
pengembangan
dalam
pengembangan
perangkat.
Efektif tidaknya suatu perangkat
pembelajaran yang dikembangkan maka
dilakukan uji t, yaitu sebagai berikut:

(Sugiono, 2010)

Setelah pembelajaran selesai dilaksanakan, dilakukan tes berupa pilihan ganda dan
essay untuk mengetahui tingkat pemahaman
siswa terhadap konsep materi getaran,
gelombang dan bunyi. Berdasarkan hasil
analisis data tes pemahaman konsep (pilihan
ganda) dengan menggunakan microsoft office
exel diperoleh nilai thitung (5,967)> ttabel (0,05:78)
(1,664). Maka dapat dikatakan perangkat

pembelajaran yang digunakan efektif. Karena
t hitungnya lebih besar daripada t tabel maka
dapat dikatakan bahwa kelas eksperimen lebih
baik daripada kelas kontrol. Berikut soal
essay yang dibuat sebanyak 10 nomor yang
dianggap mewakili seluruh indikator pembelajaran. Selengkapnya terdapat pada Tabel
5.

69 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 3 Nomor 1, Januari 2014 hlm 62-71

Tabel 5 Persentase Pemahaman Konsep Siswa
No
Soal
1
2

Kelas Kontrol
Option
A

B

C

D

A

B

C

D

12,5
%
75
%

-

80
%
-

-

5
%
87,5
%

-

95
%

3

-

4

25
%

6

Keterangan

`7,5
%
12,5
%
77,5
%

5

Kelas eksperimen
Option

12,5
%

10
%

2,5
%
10 % siswa kelas
kontrol tidak
memilih jawaban

-

12,5
%

90
%

-

-

10
%

-

70
%

-

15
%

85
%

-

-

25
%

65
%

7,5
%

2,5
%

15
%

85
%

-

-

20
%

65
%

-

-

20
%

80
%

-

-

15% siswa kelas
kontrol tidak
memilih jawaban

7,5
%

2,5 % siswa kelas
kontrol tidak
memilih jawaban

7

-

-

72,5
%

8

5%

75 %

9

17,5
%
75 %

-

10

10 %

80 %

22,5
%
5%

25 %

-

-

92,5
%

2,5
%
2,5
%
5%

5%

5%

90 %

-

95 %

-

5%

-

2,5
%

92,5
%

2,5
%

2,5
%

Berdasarkan tabel 5 terlihat perbandingan hasil jawaban tes pemahaman konsep
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol,
secara umum dapat disimpulkan bahwa nilai
yang diperoleh kelas eksperimen pada semua
indikator lebih tinggi persentasenya disbandingkan dengan kelas eksperimen. Hal ini
menunjukkan bahwa dengan menggunakan
produk perangkat pembelajaran yang didasarkan pada model pengembangan 4-D dapat
meningkatkan pemahaman konesp siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk perangkat pembelajaran IPA
Fisika materi getaran, gelombang dan bunyi
berdasarkan model 4-D pada SMP Negeri 6
Palu kelas VIIIA yang valid, efektif dan
efisien. Pengembangan perangkat pembelajaran yakni berupa RPP, bahan ajar serta LKS
terlebih dahulu divalidasi oleh para ahli

5 % siswa kelas
kontrol tidak
memilih jawaban

meliputi ahli isi mata pelajaran dan ahli
media/desain pembelajaran. Validasi ini dilakukan guna untuk mengetahui valid tidaknya
produk pengembangan yang dihasilkan. Hal
tersebut sesuai dengan yang dikemukakan
oleh Borg & Gall dalam Prasetyo (2011),
bahwa pendekatan penelitian dan pengembangan merupakan penelitian yang berorientasi
untuk mengembangkan dan memvalidasi
produk-produk yang digunakan dalam penelitian.
Setelah diuji cobakan pada siswa dan
guru secara umum menghasilkan hal yang
positif, berdasarkan hasil analisis pemahaman
konsep siswa pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen diketahui semua indikator persentase pencapaian pemahaman konsep siswa
untuk kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini didasar-

Ernawati, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berdasarkan Model 4-D pada Materi Getaran

kan dari alasan-alasan dalam memberi jawaban setiap indikator soal. Untuk jawaban yang
benar baik kelas kontrol maupun kelas
eksperimen rata-rata hampir memberikan alasan yang sama. Sedangkan untuk jawaban
yang salah sebagian siswa memberi alasan
seadanya saja dan ada juga beberapa siswa
pada kelas eksperimen yang tidak memilih
jawaban serta tidak memberikan alasan.
Untuk kelas kontrol siswa yang memberikan
jawaban yang salah maupun yang tidak memberikan jawaban hal ini kemungkinan besar
diakibatkan pada saat pembelajaran berlangsung mereka khususnya yang duduk paling
belakang hanya bermain, tidak memperhatikan penjelasan guru dan tidak ada motivasi
untuk bertanya apabila mereka mengalami
kesulitan sehingga pemahaman mereka terhadap materi sangat kurang.
Berbeda halnya dengan kelas eksperimen yang sebagian besar diantara mereka dari
awal pembelajaran hingga kegiatan belajar
mengajar berlangsung cenderung lebih aktif.
Adapun tanggapan beberapa guru mengenai
produk yang dikembangkan secara umum
mengatakan sudah bagus, menarik dan sangat
layak untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran khususnya materi getaran, gelombang dan bunyi.
Suatu produk perangkat pembelajaran
dikatakan valid apabila apabila telah merefleksikan jiwa pengetahuan (state of the art
knowledge), yang biasa juga disebut validitas
isi. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan
Seals dan Richey dalam Ekawati (2011)
bahwa penelitian pengembangan sebagai suatu pengkajian sistematik terhadap pendesainan, pengembangan dan evaluasi program,
proses dan produk pembelajaran yang harus
memenuhi kriteria validitas, keefesienan dan
efektifitas. Produk perangkat pembelajaran
dikatakan efisien apabila orang yang menggunakan produk tersebut menganggap bahwa
produk tersebut dapat digunakan. Hasil uji
coba yang dilakukan menunjukkan bahwa
tingkat keefisienan aspek yang dinilai adalah
aspek keterlaksanaan pembelajaran yang

..................... 70

berada pada kategori terlaksana dan reliabel.
Berdasarkan hal tersebut maka perangkat
yang dikembangkan dinyatakan efisien.
Suatu produk dikatakan efektif apabila
produk tersebut memberikan hasil yang sesuai
dengan tujuan pengembang. Berdasarkan hasil analisis keefektifan perangkat pembelajaran melalui uji t diperoleh nilai thitung (5,967)>
ttabel (0,05:78)(1,664). Maka dapat dikatakan
perangkat pembelajaran yang digunakan
efektif.
Berdasarkan tahapan pengembangan
yang dilakukan dengan menggunakan model
4-D, dari dari hasil analisis data yang
diperoleh melalui uji validasi, uji perorangan,
uji kelompok kecil maupun uji lapangan dapat
disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran
yang dikembangkan merupakan perangkat
pembelajaran yang valid, efisien dan efektif
serta dapat meningkatkan pemahaman konsep
siswa.
SIMPULAN
Telah dihasilkan perangkat pembelajaran IPA Fisika materi getaran gelombang dan
bunyi yang valid, efektif dan efisien dengan
model pengembangan 4-D pada siswa kelas
VIII A SMP Negeri 6 Palu. Hal ini diperoleh
berdasarkan hasil uji ahli isi, persentase
perangkat pembelajaran untuk bahan ajar sebesar 80%, LKS dan RPP diperoleh sebesar
81% atau kualifikasi baik, uji ahli media/
desain pembelajaran diperoleh persentase
bahan ajar dan RPP sebesar 81%, LKS sebesar 79 atau perangkat dalam kualifikasi baik.
Hasil uji coba kelompok kecil, diperoleh
persentase penilaian siswa terhadap bahan
ajar siswa dan LKS sama-sama bernilai 87%,
dan bahan ajar siswa sebesar 90%, serta
persentase LKS yakni sebesar 89% atau berada pada kualifikasi sangat baik. Sedangkan
persentase bahan ajar siswa hasil penilaian
guru sebesar 89% dan LKS sebesar 88% atau
berada pada kualifikasi sangat baik. Dari hasil
analisis keefektifan perangkat pembelajaran
melalui uji t diperoleh nilai thitung (5,967)>

71 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 3 Nomor 1, Januari 2014 hlm 62-71

ttabel (0,05:78)(1,664). Maka dapat dikatakan
bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan merupakan perangkat pembelajaran
yang valid, efisien dan efektif serta dapat
meningkatkan pemahaman konsep siswa.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, S. 2003. Dasar-dasar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Dahar, R. W. 2006. Teori-teori Belajar dan
Pembelajaran. Bandung: Erlangga.
Depdiknas. Dirjen Pendidikan Dasar dan
Menengah. 2005. Ilmu Pengetahuan
Alam. (Materi Pelatihan Terintegrasi.
Buku 3). Jakarta: Depdiknas.
Ekawati. 2011. Pengembangan Perangkat
Pembelajaran IPA Fisika Materi Energi
dan
Usaha
Berorientasi
Model
Penemuan Terbimbing pada SMP
Negeri 5 Marawola. Tesis Magister
tidak diterbitkan. Palu: UNTAD Palu.
Muchayat. 2011. “Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Matematika dengan Strategi Ideal Problem Solving Bermuatan
Pendidikan Karakter”. Jurnal Penelitian Pengembangan. Volume 1, no. 2,
Desember 2011.
Mulyatiningsih, E. 2008. Pengembangan
Model Pembelajaran. Cetakan kedua.
Jakarta: Bumi Aksara.

Nasoetion, N., Suryanto, A. dan Supriyati, Y.
2007. Evaluasi Pembelajaran Fisika.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Nur, M. 2001. Perkembangan Selama Anakanak dan Remaja. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Prasetyo, Z. K. 2011. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Sains Terpadu
Untuk Meningkatkan Kognitif, Keterampilan Proses, Kreativitas Serta Menerapkan Konsep Ilmiah Peserta Didik
SMP. Laporan Penelitian. Yogyakarta:
Program
Pascasarjana
Universitas
Negeri Yogyakarta.
Rusdi, A. 2008. “Model Pengembangan Perangkat
Pembelajaran”.
Melalui
Unrusmath.wordprees.com.
Sugiono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Surya, M., Hasim, A. dan Suwarno, R. B.
2010. Landasan Pendidikan: Menjadi
Guru yang Baik. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Thiagarajan, S., Semmel, D. S. & Semmel, M.
I. 1974. Instructional Development for
Training Teachers of Expectional
Children. Minneapolis, Minnesota:
Leadership Training Institute/Secial
Education, University of Minnesota.