files39456PERAN BTKL DALAM ANTISIPASI BENCANA

PERAN BALAI TEKNIS KESEHATAN
LINGKUNGAN DALAM PENANGANAN
BENCANA KEBAKARAN HUTAN DAN
LAHAN

DISAMPAIKAN PADA ACARA PERTEMUAN KESIAPSIAGAAN KLASTER
KESEHATAN MENGHADAPI BENCANA ASAP KEBAKARAN HUTAN DAN
LAHAN
ASTON HOTEL PALEMBANG
24 – 27 MEI 2016

BALAI TEKNIK KESEHATAN
LINGKUNGAN DAN PENGENDALIAN
PENYAKIT KELAS I PALEMBANG

Unit pelaksana teknis dibidang PELAYANAN
KESEHATAN LINGKUNGAN yang secara
teknis
dibina oleh Direktorat Jenderal Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit


BTKL-PP KELAS I PALEMBANG, 07-01-2016

PerMenkes No. 2349/ MENKES/PER/XI/2011
“Organisasi dan Tata Kerja UPT di Bid. Teknik
Kesling dan PP”

Prop. Sumatera
Selatan

WILAYAH KERJA
BTKLPP
KELAS I
PALEMBANG
10 BTKL DI INDONESIA :
1.BBTKL-PP JAKARTA
2.BBTKL-PP YOGYAKARTA
3.BBTKL-PP SURABAYA
4.BBTKL BANJARBARU
5.BTKL-PP PALEMBANG
6.BTKL-PP BATAM

7.BTKL-PP MEDAN
8.BTKL-PP MENADO
9.BTKL-PP MAKASAR
10.BTKL-PP AMBON
BTKL-PP KELAS I PALEMBANG, 07-01-2016

Prop Kep. Bangka
Belitung

Prop. Bengkulu

PERAN BTKLPP DALAM
BIDANG
KESEHATAN LINGKUNGAN

1. UJI Laboratorium
2. Melakukan KAJIAN
3. Memberikan
SOLUSI
BTKL-PP KELAS I PALEMBANG, 07-01-2016


LANDASAN HUKUM
(1)

Kepmenkes No 2349/MENKES/PER/XI/2011 tentang
Organisasi Tata Kerja UPT di Bidang Teknik Kesehatan
Lingkungan dan Pengendalian Penyakit.

LANDASAN HUKUM (2)

LANDASAN HUKUM (3)

Bencana kebakaran hutan dan lahan


Asap merupakan masalah Nasional yang mengancam setiap tahun, yang
disebabkan oleh proses pembakaran baik lahan maupun hutan. Secara
umum, tingkat kadar asap tergantung dari banyaknya titik api yang
berpotensi membakar area hutan dan lahan, semakin banyak titik api
disuatu wilayah yang rentan terbakar , maka semakin besar potensi

kebakaran yang menimbulkan asap.



Asap yang tebal dari aspek kesehatan akan berakibat pada kondisi
kesehatan masyarakat, sedangkan dari aspek transportasi
akan
berdampak pada kelancaran transportasi terutama untuk penerbangan, dan
akan berimplikasi kepada aspek lainnya yang lebih luas seperti sosial dan
ekonomi.

Gambaran Umum
 Munculnya kabut asap di Kota Palembang, Kabupaten
Banyuasin, Ogan Ilir dan Ogan Komering Ilir saat musim
kemarau seperti sudah menjadi agenda tetap setiap
tahunnya.
Hal ini sangat berpotensi menimbulkan
dampak buruk terhadap kehidupan masyarakat, mulai
dari transportasi, perekonomian hingga kesehatan
masyarakat.

 
 Dampak langsung dari polusi kabut asap terhadap
kesehatan manusia tergantung pada intensitas dan
lamanya pemaparan, serta status kesehatan penduduk
yang terpapar. Oleh karena itu, dibutuhkan adanya kajian
mengenai faktor risiko penyakit yang diakibatkan oleh
pencemaran udara, khususnya kabut asap.

Kebakaran Lahan dan Hutan
di Provinsi Sumatera Selatan

Kebakaran
Hutan…

GAMBARAN PELAKSANAAN
KEGIATAN
 SKD pemantauan kualitas udara dilakukan pada bulan
Agustus 2015
 Pengumpulan data primer dilakukan selama periode bulan
September hingga Oktober 2015.

 Pengambilan contoh uji udara dilakukan secara purposive
sampling, dimana pemilihan titik sampling ditetapkan
berdasarkan besarnya potensi dampak kesehatan akibat
kabut asap.
 Pemeriksaan parameter contoh uji udara sebagian dilakukan
langsung di lapangan dan sebagian lagi di Laboratorium
Fisika Kimia Gas dan Udara BTKLPP Kelas I Palembang.
 Lokasi sampling meliputi :
1. Kota Palembang
2. Kabupaten Banyuasin
3. Kabupaten Ogan Ilir
4. Kabupaten Ogan Komering Ilir
5. Kabupaten Bangka Barat
6. Kota Pangkal Pinang

HASIL PENGUKURAN KUALITAS
UDARA
DI KOTA PALEMBANG TAHUN 2015
NO.


PERIODE

NILAI ISPU CO*

1.

Agustus Minggu4

298,9

2.

September
Minggu-1

160,0

3.

September

Minggu-3

281,7

4.

September
Minggu-4

329,2

5.

Oktober Minggu1

313,3

6.

Oktober Minggu2


355,8

7.

Oktober Minggu3

268,3

8.

Oktober Minggu-

270,4

NILAI ISPU CO

lanjutan
NO.


PERIODE

NILAI ISPU PM10*

1.

Agustus Minggu4

128,4

2.

September
Minggu-1

185,0

3.

September

Minggu-3

366,6

4.

September
Minggu-4

396,6

5.

Oktober Minggu1

397,9

6.

Oktober Minggu2

395,6

7.

Oktober Minggu3

299,6

8.

Oktober Minggu-

298,6

NILAI ISPU PM 10

lanjutan
NO.

PERIODE

NILAI ISPU SOx*

1.

Agustus Minggu4

186,4

2.

September
Minggu-1

106,8

3.

September
Minggu-3

223,4

4.

September
Minggu-4

156,1

5.

Oktober Minggu1

203,2

6.

Oktober Minggu2

169,6

7.

Oktober Minggu3

171,1

8.

Oktober Minggu-

185,6

NILAI ISPU SOx

UPAYA YANG
DILAKUKAN
1. Penguatan jejaring dengan Dinas Kesehatan Prov,
Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota dan KKP
2. Pemantauan Kualitas Udara
3. Surveilans Penyakit
4. Pendistribusian Logistik (pembagian masker
khususnya pelajar dan pengendara kendaraan
roda dua.)
5. Diseminasi Informasi
6. Sistem kewaspadaan dini








KEGIATAN YANG
DILAKUKANPERAN
KKkP
Melakukan pengukuran kualitas udara terkait
kabut asap
lokasi yang padat dengan
DIdiPELABUHAN

tingkat mobilitas tinggi dan memiliki posisi
strategis sebagai pusat aktivitas masyarakat.
Membagikan Masker pada anak sekolah dan
masyarakat
Penyuluhan kepada masyarakat tentang
bahaya kabut asap
Membuat spanduk kewaspadaan dini dampak
negatif kabut asap
Membuat kajian dari hasil pemantauan dan
menyampaikan hasil dan rekomendasi

Pemadaman….

DAMPAK BAGI
LINGKUNGAN
• Menurunnya Kualitas udara
sampai tingkat yang
berbahaya (ISPU >300)
• Polutan jatuh kebumi
menjadi sumber polusi di
sarana air bersih dan
makanan yang tidak
terlindungi.

Dampak bagi Pelayaran & Penerbangan…

DAMPAK YANG DITIMBULKAN
PEMBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DAMPAK TERHADAP SOSIAL, BUDAYA DAN EKONOMI


Hilangnya sejumlah mata pencaharian masyarakat sekitar
hutan.



Terganggunya produktivitas manusia



Munculnya hama baru.



Munculnya Penyakit ISPA, IRITASI KULIT, IRITASI MATA, ASMA,
PNEUMONIA.

DAMPAK YANG DITIMBULKAN
PEMBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DAMPAK TERHADAP EKOLOGIS DAN
KERUSAKAN LINGKUNGAN


Hilangnya sejumlah spesies.



Ancaman erosi dan longsor.



Perubahan fungsi pemanfaatan dan peruntukan lahan



Perubahan kualitas air dan penurunan kemampuan
sungai

DAMPAK YANG DITIMBULKAN
PEMBAKARAN HUTAN DAN LAHAN

DAMPAK TERHADAP HUBUNGAN ANTAR NEGARA


Protes negara sahabat

DAMPAK TERHADAP PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA


Transportasi yang terganggu akibat asap



Kecelakaan

Lanjutan…

 Kesehatan : ISPA, Iritasi mata, tenggorokan
dll
 Ekonomi : Biaya berobat, tidak bekerja
 Pendidikan : Sekolah libur
 Pariwisata : Menurun
 Industri : Menurun

8 Tips melindungi diri dari risiko
gangguan kesehatan akibat kabut asap
1. Masyarakat perlu menghindari atau kurangi
aktivitas di luar rumah/gedung, terutama bagi
mereka yang menderita penyakit jantung dan
gangguan pernafasan.
2. Jika terpaksa pergi ke luar rumah/gedung maka
sebaiknya menggunakan masker.
3. Minumlah air putih lebih banyak dan lebih sering.
4. Bagi yang telah mempunyai gangguan paru dan
jantung sebelumnya, mintalah nasehat kepada
dokter untuk perlindungan tambahan sesuai
kondisi. Segera berobat ke dokter atau sarana
pelayanan kesehatan terdekat bila mengalami
kesulitan bernapas atau gangguan kesehatan lain.

Lanjutan….
5. Selalu lakukan Perilaku Hidup Bersih Sehat
(PHBS), seperti makan bergizi, jangan
merokok, istirahat yg cukup dll.
6. Upayakan agar polusi di luar tidak masuk ke
dalam rumah / sekolah / kantor dan ruang
tertutup lainnya.
7. Penampungan air minum dan makanan harus
terlindung baik.
8. Buah-buahan dicuci sebelum dikonsumsi.
Bahan makanan dan minuman yang dimasak
perlu di masak dengan baik.

Rekomendasi yang di
berikan :
1. Meliburkan kelompok khusus jika ISPU 200 – 299
(SANGAT TIDAK SEHAT)
 Masy rentan sakit paru dan penyakit alergi lainnya
 Masyarakat dg jantung kronis
 Anak balita dan usia sekolah (PAUD, TK, dan SD
sederjat
 Ibu hamil dan menyusui
 Usia lanjut > 55 th

REKOMENDASI YANG
DIBERIKAN
2. Meliburkan total semua aktifitas publik
apabila ISPU > 300, didampingi
rekomendasi hasil pemeriksaan dari
BTKL/BLH, institusi berwenang
terhadap kualitas udara, kecuali posko
tanggap darurat yg ditetapkan

Ada Alat Atasi Dampak
Kabut Asap, Mau Tahu?

BUNKER PERLINDUNGAN ASAP
• Guru besar biokimia di Institut Teknologi Bandung, Zeily
Nurachman, menciptakan alat yang dinamakan Bunker
Perlindungan Asap untuk mengurangi dampak kabut asap
kebakaran hutan dan lahan.
Uji coba alat ini pertama kali dilakukan Zeily di Sekolah Dasar
Negeri Percobaan, Jalan Ujung Gurung Kota Padang, Sumatera
Barat.
Zeily mengaku alat ini dipasang di sekolah untuk menghindari
siswa dari dampak kabut asap. Sebab, asap sangat rentan
terhadap anak-anak.

akuarium, aerator
atau alat penghasil gelembung udara dalam air, dan
mikroalga "Tiga bahan itu digunakan untuk menyerap
Peralatan yang harus disiapkan adalah

karbondioksida dalam ruang .

Konsepnya, ucap Zeily, mikroalga dimasukkan ke dalam
akuarium berisi air yang sudah dipasangi alat penghasil
gelembung udara agar menghasilkan oksigen secara
alami dan alga akan memakan partikel-partikel debu
tersebut. Kemudian ventilasi ruangan ditutup dengan
kain filter yang sudah disemprot air basa atau air kapur,
supaya udara di luar tidak banyak yang masuk ke dalam
ruangan.
Zeily menyarankan agar memasang dua kipas angin.
Fungsinya, menyaring debu. "Yang penting itu
menyalakan lampu neon dengan sempurna. Supaya
siswa mendapatkan cahaya yang cukup dalam ruangan
yang ditutupi kain filter," tuturnya.
Menurut dia, air di dalam akuarium itu akan berwarna
hijau apabila partikel debu dalam ruangan pekat.
Air di dalam akuarium itu bisa diganti. Namun hanya 80
persen. Sebab, 20 persen air di dalam akuarium itu
merupakan bibit mikroalga.
Alhasil, alat yang dibuat Zeily terbukti berhasil

BUNKER PERLINDUNGAN
ASAP
• Saat pemasangan tersebut, di halaman sekolah
tersebut indikator PM10-nya menunjukkan kadar 180
mikrogram per meter kubik. Sedangkan di dalam kelas
yang dipasangi alat itu indikator PM10-nya berada
pada angka 70-80 mikrogram per meter kubik.
Menurut dia, bungker perlindungan asap ini bisa
diduplikasi untuk sekolah lain di Sumatera Barat dan
daerah-daerah yang terdampak kabut asap. Apalagi
alat ini bisa dipasang siapa pun dengan harga murah.
"Silakan ini dibuat di kelas dan rumah. Masyarakat
juga berkreasi dalam membuat alat tersebut," ujarnya.
Misalnya, dengan mengisi ikan ke dalam akuarium.
ANDRI EL FARUQI (Tempo Jum'at, 30 Oktober 2015 |
11:51 WIB )



Lalu bagaimana cara
membuatnya?

Caranya cukup sederhana. Hanya dengan menyiapkan aquarium berukuran
bebas. Namun semakin lebar permukaannya akan semakin baik.
"Siapkan pula aerator atau alat penghasil gelembung udara dalam air.
Kemudian siapkan air alga hijau seukuran botol air mineral," jelas dia.
Ketiga bahan tersebut digunakan untuk menyerap karbondioksida atau
CO2 dalam ruang kelas. Kemudian, untuk memastikan udara luar tidak
banyak yang masuk ke dalam ruangan, tutup ventilasi kelas dengan kain
filter atau penyaring.
Untuk memaksimalkan fungsinya, semprotkan cairan basa atau air kapur
tohor di kain filter tersebut. Udara dari luar akan dihambat masuk ke dalam
kelas.
"Alga (dalam aquarium) itu akan memakan partikel yang sisa, dan
menyebar oksigen. Begitu konsepnya," lanjut dia.
Untuk memperlancar sirkulasi udara, ia memasang dua kipas angin
penyaring debu. "Jangan lupa pastikan lampu neon menyala dengan
sempurna agar siswa mendapatkan cahaya cukup dalam ruangan yang
tertutup kain filter," pungkas Zeily.
Meski dianggap sukses, dia menyatakan, penemuannya ini masih harus
dievaluasi.

Future 2016 -2019
“do not blame past,
because the past
will never change”

Terima Kasih
39
39