Jaksa Belum Tentukan Waktu Penyerahan Vanath Terhambat Steffy docx

JAKSA BELUM TENTUKAN WAKTU, PENYERAHAN VANATH TERHAMBAT

www.siwalima.com

Sampai saat ini Kejaksaan Tinggi (Kejati) Maluku belum menentukan waktu yang pasti bagi
penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Kepolisian Daerah Maluku untuk
penyerahan tahap II tersangka kasus korupsi dan tindak pidana pencucian uang, Abdullah Vanath,
Mantan Bupati Seram Bagian Timur. Penyidik Ditreskrimsus selalu menyatakan siap

menyerahkan Vanath dan barang bukti. Kejati Maluku juga menyatakan siap menerima
Vanath, tetapi sampai saat penyerahan Vanath belum dilakukan.
Kepala Seksi Penerangan Hukum dan Hubungan Masyarakat Kejati Maluku, Samy
Sapulette mengakui bahwa sudah ada koordinasi antara penyidik Ditreskrimsus dengan Jaksa
Penuntut Umum (JPU), tetapi tak bisa memastikan kapan dilakukan tahap II. Hal yang senada
disampaikan Direktur Ditreskrimsus Polda Maluku, Kombes Pol. Budi Wibowo. Beliau
menambahkan bahwa sambil menunggu kepastian waktu dari jaksa, penyidik membereskan
semua berkas Vanath.
Kasus berawal dari permintaan Polda Maluku atas Penghitungan Kerugian Negara
oleh BPK, yang menemukan kerugian negara senilai Rp600 Juta lebih dalam kasus korupsi
deposito milik Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Timur Tahun 2006-2008. Vanath
diketahui menikmati bunga deposito tersebut selama kurun waktu tahun 2006-2008, yang ini

dilakukan dengan cara memindahkan deposito milik Pemerintah Kabupaten Seram Bagian
Timur senilai Rp2,5 Milyar ke rekening pribadinya. Selain itu, ia juga menarik bunga satu
persen dari setiap uang milik Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Timur yang disimpan di
Bank Mandiri Cabang Pantai Mardika Ambon. Vanath juga membuka Giro Non Customer
(GNC) di Bank Mandiri Cabang Pantai Mardika, dengan demikian ia dapat menarik tunai
bunga hasil kejahatannya.
Vanath telah mengembalikan Rp500 Juta dari total nilai kerugian negara Rp600 Juta
dalam kasus korupsi deposito Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Timur Tahun 2006-2008.
Tetapi tindakan ini tidak dapat menghentikan perkara karena telah masuk tahap penyidikan.
UJDIH Perwakilan Provinsi Maluku Tahun 2016

Sumber berita:
Harian Siwalima, Jaksa Belum Tentukan Waktu, Penyerahan Vanath Terhambat, Kamis,
28 Juli 2016.

Catatan Berita:
1. Tindak Pidana Korupsi diatur dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2001, terdapat tujuh jenis Tindak Pidana Korupsi yang diatur dalam undangundang tersebut, yaitu:
a. Perbuatan memperkaya diri sendiri;

b. Perbuatan penyalahgunaan kewenangan;
c. Perbuatan suap;
d. Perbuatan penggelapan;
e. Perbuatan pemerasan;
f. Perbuatan kecurangan;
g. Perbuatan korupsi yang berhubungan dengan pengadaan; dan
h. Perbuatan gratifikasi.
2. Penetapan Tersangka menurut Pasal 1 angka (14) KUHAP mengatur, tersangka adalah seorang yang karena perbuatannya atau keadaannya, berdasarkan bukti permulaan patut
diduga sebagai pelaku tindak pidana.
3. Pengembalian kerugian keuangan negara atau perekonomian negara tidak menghapuskan
dipidananya pelaku tindak pidana korupsi. Hal ini diatur dalam Pasal 4 Undang-Undang
Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2001 yang mengatur bahwa dalam hal pelaku tindak pidana korupsi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3 telah memenuhi unsur-unsur pasal dimaksud, maka
pengembalian kerugian keuangan negara atau perekonomian negara, tidak menghapuskan
pidana terhadap pelaku tindak pidana tersebut.

UJDIH Perwakilan Provinsi Maluku Tahun 2016