laporankinerjapegawaidisnakkaltimtahun2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
A. Dasar Pembentukan Organisasi
Pembentukan Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur merupakan unsur
pelaksana urusan Pemerintahan di bidang peternakan yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Gubernur Kalimantan Timur melalui Sekretaris Daerah.
Dasar pembentukan Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur ditetapkan
dengan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 04 Tahun 2003
tentang Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Timur yang diperkuat dengan
Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 08 Tahun 2008 tentang
Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas–Dinas Daerah Provinsi
Kalimantan Timur dan kemudian ditetapkan kembali melalui Peraturan Gubernur
Kalimantan Timur Nomor 45 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi
dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Kalimantan Timur. Keberadaan Dinas
Peternakan Provinsi Kalimantan Timur sebagai unsur pelaksana teknis
penyelenggaraan pemerintahan daerah, diharapkan dapat membantu Gubernur
membawa Kaltim melakukan pembangunan di subsektor peternakan dalam rangka
mendorong pembangunan daerah yang berkesinambungan.
B. Aspek Strategis Organisasi
Sebagai bagian dari pembangunan sektor pertanian dan pembangunan wilayah,
maka pembangunan peternakan dalam meningkatkan produksinya akan
dipengaruhi oleh lingkungan strategis yang meliputi lingkungan strategis wilayah
dan nasional; lingkungan global dan regional; dan lingkungan strategis politik dan
ekonomi sebagai berikut :
1. Lingkungan Strategis Global dan Regional tidak akan terlepas dari aturan-aturan
perdagangan bebas, terkait dengan diberlakukannya Technical Barrier On Trade,
Sanitary Phytosanitary dan liberalisasi dalam perdagangan dan jasa.
2. Lingkungan Strategis Wilayah dan Nasional, meliputi :
a. Seiringnya jumlah penduduk yang terus meningkat tidak terlepas dari
kebutuhan bahan pangan yang berkualitas.
b. Terjadinya proses transformasi struktural perekonomian yang berdampak
pada menurunnya pangsa pasar dari sektor pertanian, sementara tenaga kerja
masih bertumpu di sektor pertanian.
1
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2014
c. Selain itu terjadinya konversi lahan pertanian sehingga petani peternak gurem
meningkat dan produktivitas pertanian menurun. Sementara pemanfaatan
lahan di Wilayah Kalimantan Timur masih belum optimal.
3. Lingkungan Strategis Politik dan Ekonomi, yang akan berhadapan dengan
pergeseran fungsi dan peran pemerintah termasuk berlakunya Undang-undang
dan peraturan tentang pemerintahan daerah dan perimbangan keuangan antara
pusat dan daerah.
C. Tugas Pokok dan Fungsi
Berdasarkan Keputusan Gubernur Kalimantan Timur Nomor 45 Tahun 2008, Dinas
Peternakan Provinsi Kalimantan Timur mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai
berikut :
Tugas Pokok :
Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang peternakan dan kesehatan
hewan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.
Adapun wewenang Pemerintah Provinsi Bidang Peternakan berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom adalah sebagai berikut:
(1).
Penetapan standar pelayanan minimal dalam bidang peternakan yang wajib
dilaksanakan oleh kabupaten/kota
(2). Penetapan standar pembibitan/perbenihan peternakan
(3). Penetapan standar teknis minimal Rumah Potong Hewan, Rumah Sakit
Hewan dan Satuan Pelayanan Peternakan Terpadu
(4). Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia aparat
peternakan teknis fungsional, keterampilan dan diklat kejuruan tingkat
menengah
(5). Promosi ekspor komoditas peternakan unggulan daerah propinsi
(6). Penyediaan dukungan kerjasama antara kabupaten/kota dalam bidang
peternakan
(7). Pengaturan dan pelaksanaan penanggulangan wabah hama dan penyakit
menular di bidang peternakan lintas kabupaten/kota
(8). Pengaturan penggunaan bibit unggul peternakan
(9). Penetapan kawasan peternakan terpadu berdasarkan kesepakatan dengan
kabupaten/kota
(10). Pelaksanaan penyidikan penyakit di bidang peternakan lintas kabupaten/kota
2
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2014
(11). Penyediaan dukungan pengendalian eradikasi penyakit di bidang peternakan
(12). Pemantauan, peramalan dan pengendalian serta penanggulangan eksplosi
penyakit di bidang peternakan
Fungsi :
Dalam menjalankan tugas pokok tersebut, Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan
Timur sebagaimana tertuang dalam Peraturan Gubernur Kalimantan Timur Nomor
45 tahun 2008 tersebut, mempunyai fungsi :
(1). Perumusan kebijaksanaan teknis bidang peternakan sesuai dengan rencana
strategis yang ditetapkan Pemerintah Daerah;
(2). Perencanaan, pembinaan dan pengendalian di bidang peternakan;
(3). Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
peternakan;
(4). Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan teknis
perbibitan dan budidaya peternakan;
(5). Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan teknis
pengembangan kawasan dan usaha peternakan;
(6). Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan kesehatan
hewan;
(7). Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan teknis
pasca panen dan kesehatan masyarakat veteriner;
(8). Penyelenggaraan urusan kesekretariatan;
(9). Pelaksanaan pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Dinas;
(10). Pembinaan kelompok jabatan fungsional;
(11). Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugas
dan fungsinya.
D. Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 8 tahun 2008
tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Provinsi
Kalimantan Timur dan Peraturan Gubernur Kalimantan Timur Nomor 45 tahun 2008
tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi
Kalimantan Timur, Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur dibantu oleh :
1. Sekretariat Dinas
2. Bidang Perbibitan dan Budidaya
3. Bidang Kesehatan Hewan
4. Bidang Pengembangan Kawasan dan Usaha Peternakan
5. Bidang Pascapanen dan Kesmavet
3
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2014
Secara rinci struktur organisasi Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur dapat
dilihat pada lampiran 1.
E. Sumber Daya Manusia
Dalam menjalankan kegiatan organisasi Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur
per Desember 2014 memiliki sumber daya manusia aparatur secara keseluruhan
termasuk pada UPTD sebanyak 198 orang yang terdiri dari 28 orang pejabat struktural,
110 orang pejabat non struktural dan 88 orang tenaga honorer. Komposisi pegawai
berdasarkan tingkat pendidikan maupun wilayah kerja dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1.
Rekapitulasi Pegawai Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur
Berdasarkan Esselon dan Jenis Kelamin Tahun 2014
No.
Uraian
1
2
3
4
5
Eselon II
Eselon III
Eselon IV
Non Esselon
CPNS
JUMLAH
Tenaga Honor
TOTAL
6
Tabel 2.
Laki-laki
1
4
9
44
58
66
124
Jenis Kelamin
Perempuan
3
12
38
Jumlah
1
7
21
82
53
22
75
110
88
198
Rekapitulasi Pegawai Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur
Berdasarkan Pendidikan Tahun 2014
No.
1.
2.
3.
4.
5.
5.
6.
7.
Uraian
Strata 3
Strata 2
Strata 1
Sarjana
Muda/Diploma
III
SLTA
SLTP
SD
Tidak ada ijazah
TOTAL
PNS
1
18
42
1
41
6
1
110
Pegawai
CPNS
HONOR
21
4
0
49
5
7
2
88
Jumlah
1
18
63
5
90
11
8
2
198
4
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Tabel 3.
2014
Rekapitulasi Pegawai Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur
Berdasarkan Golongan Tahun 2014
No.
A
1.
2.
3.
4.
5.
Golongan
Dinas Peternakan
Golongan IV
Golongan III
Golongan II
Golongan I
Honorer
a
Ruang
b
c
d
8
6
1
-
5
25
11
-
11
1
2
-
1
3
1
-
Jumlah
B
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
14
45
14
2
34
109
UPTD Laboratorium Keswan
Golongan IV
Golongan III
Golongan II
Golongan I
Honorer
-
2
2
2
-
2
-
2
1
-
Jumlah
C.
Jumlah
2
6
3
9
20
UPTD Balai Pembibitan dan
Inseminasi Buatan
Golongan IV
Golongan III
Golongan II
Golongan I
Honorer
1
-
1
2
12
-
1
2
-
1
1
3
-
2
4
13
5
45
16
62
10
22
69
198
Jumlah
TOTAL
5
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2014
F. Sarana dan Prasarana Kantor
Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur dalam menjalankan tugas pokok dan
fungsinya didukung oleh sarana dan prasarana, antara lain :
1. Gedung kantor induk terdiri dari kantor dan klinik hewan dengan beberapa
prasarana seperti : website, papan pengumuman, leaflet, wireless/hotspot serta
mobil dinas.
2. Laboratorim di UPTD Laboratorium Kesehatan Hewan dan Kesmavet terdiri dari
kantor dan laboratorium dengan beberapa prasarana seperti peralatan dan
perlengkapan kantor dan laboratorium serta kendaraan untuk operasional.
3. Perkandangan di UPTD Balai Pembibitan dan Inseminasi Buatan, terdiri dari kantor
dan Laboratorium IB dengan beberapa prasarana seperti peralatan dan
perlengkapan kantor; peralatan laboratorium; serta sarana mobilitas/kendaraan
untuk operasional.
1.2.
Landasan Hukum
Landasan hukum dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) Tahun 2014 adalah sebagai berikut :
1. TAP MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).
2. INPRES Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (AKIP).
3. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah.
4. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003
tentang Perbaikan
Pedoman Penyusunan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah.
5. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
1.3.
Maksud Dan Tujuan
Maksud penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah
mewujudkan terselenggaranya good government yang merupakan kewajiban instansi
pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan dalam
pelaksanaan visi dan misi organisasi.
Adapun tujuan penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah adalah sebagai
berikut:
6
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.4.
2014
Mewujudkan Akuntabilitas Kepala Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan
Timur kepada Gubernur sebagai pihak yang memberikan mandat/amanah.
Mewujudkan kredibiltas Kepala Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur
dalam upaya meningkatkan kepercayaan masyarakat
Mengetahui dan menilai keberhasilan dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawab.
Meningkatkan perencanaan baik perencanaan program, kegiatan maupun
perencanaan penggunaan sumber daya manusia dan organisasi.
Merupakan umpan balik bagi peningkatan kinerja pemerintah.
Menjadikan instansi pemerintah yang akuntabel sehingga dapat berjalan secara
efisien, efektif dan responsif terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungannya.
Sistematika Penyajian
Sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas
Peternakan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 adalah sebagai berikut :
Bab I – Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang (pembentukan
organisasi, aspek organisasi,tugas dan fungsi, struktur organisasi, sumber daya manusia,
sarana dan prasarana kantor), landasan hukum, maksud dan tujuan serta sistematika
penyajian;
Bab II – Perencanaan dan Penetapan Kinerja, menjelaskan secara ringkas dokumen
perencanaan yang menjadi dasar pelaksanan program, kegiatan dan anggaran Dinas
Peternakan Provinsi Kalimantan Timur meliputi Rencana Strategis Dinas Peternakan
Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009-2013 dan Penetapan Kinerja Tahun 2012.
Bab III – Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012, menjelaskan evaluasi dan analisis
pencapaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur dikaitkan dengan
pertanggungjawaban publik terhadap pencapaian sasaran strategis untuk Tahun 2012.
Bab IV – Penutup, menjelaskan simpulan menyeluruh dari Laporan Akuntabilitas
Kinerja Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012 dan menguraikan
rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa datang.
7
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2014
BAB II
PERENCANAAN STRATEGIS
A. Rencana Strategis
Perencanaan strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin
dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun secara sistematis dan
berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang ada
atau yang mungkin timbul. Proses ini menghasilkan suatu rencana strategi instansi
pemerintah, yang setidaknya memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategis, kebijakan, dan
program serta ukuran keberhasilan dan kegagalan dalam pelaksanaannya.
Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan strategis merupakan
langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu menjawab
tuntutan lingkungan strategis lokal, nasional dan global, dan tetap berada dalam tatanan
Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan pendekatan
perencanaan strategisnya yang jelas dan sinergis, instansi pemerintah lebih dapat
menyelaraskan visi dan misinya dengan potensi, peluang, dan kendala yang dihadapi
dalam upaya peningkatan akuntabilitas kinerjanya.
Rencana strategis Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur mencakup visi, misi,
tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan dalam rangka mencapai sasaran sesuai dengan
program dan indikator keberhasilan pencapaian kinerja.
1. Visi
Dalam mewujudkan pembangunan subsektor peternakan, visi Dinas Peternakan
Provinsi Kalimantan Timur adalah :
”Terwujudnya Agribisnis Peternakan yang Berdaya Saing Menuju Dua Juta Ekor
Sapi”.
2. Misi
Dalam rangka mewujudkan visi, misi yang harus dilaksanakan Dinas Peternakan
Provinsi Kalimantan Timur yaitu :
Meningkatkan produksi daging untuk memenuhi konsumsi masyarakat.
8
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2014
Meningkatkan penerapan teknologi peternakan tepat guna yang ramah
lingkungan.
Meningkatkan usaha pengelolaan hasil peternakan dalam rangka penyediaan
pangan asal hewan yang Aman, Sehat, Utuh dan halal (ASUH).
3. Tujuan
Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi dan meletakan
kerangka prioritas untuk memfokuskan arah semua program dan kegiatan dalam
pelaksanaan misi. Dalam 2013-2018 yang akan datang diarahkan pada pencapaian
tujuan sebagai berikut:
1. Meningkatkan pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap produk pangan asal
ternak (daging dan telur).
2. Meningkatkan efesiensi budidaya peternakan dan kelestarian lingkungan.
3. Meningkatnya jaminan keamanan pangan produk peternakan.
4. Sasaran
Sasaran Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur diarahkan dalam rangka
meningkatkan produksi dan ekspor hasil peternakan, pemberdayaan petani dan
peternak, peningkatan ketahanan pangan asal ternak dan pengembangan peternakan
berwawasan agribisnis serta pencapaian kecukupan daging tahun 2014.
Tabel 4.
No
1
Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Dinas Peternakan Provinsi
Kalimantan Timur
Sasaran
Indikator Kinerja Utama
Tujuan 1 :
Meningkatkan pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap produk pangan asal ternak
(daging dan telur).
Sasaran strategis 1 :
2
Meningkatnya pemenuhan kebutuhan
masyarakat terhadap produk pangan asal
ternak (daging dan telur)
Tujuan 2 :
Meningkatkan efesiensi budidaya peternakan
Persentase Ketersediaan Lokal:
- Daging (%)
- Telur (%)
dan kelestarian lingkungan.
9
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
No
2014
Sasaran
Indikator Kinerja Utama
Sasaran Strategis 2 :
Meningkatkan peran teknologi peternakan
tepat guna dengan memperhatikan
kelestarian lingkungan dan sumber daya
alam terbarukan
3
1. Jumlah
Masyarakat
yang
memanfaatkan biogas (KK)
2. Jumlah Kebuntingan Hasil IB
3. Jumlah Peternak yang memanfaatkan
teknologi pakan
Tujuan 3 :
Meningkatkan Jaminan Keamanan Pangan Produk Peternakan
Sasaran Strategis 3 :
Menurunnya tingkat keresahan masyarakat
terhadap pemalsuan daging
Kasus Pemalsuan Daging
5. Indikator Kinerja
Dalam rangka pengukuran dan peningkatan kinerja serta lebih meningkatkan
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, maka setiap instansi pemerintah perlu
menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU). IKU (Key Performance Indicator) adalah
ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi.
Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur tahun
2013 -2018 adalah sebagai berikut :
Tabel 5. Indikator Kinerja Utama Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur Tahun
2013-2018
No
A.
Sasaran
Meningkatnya
pemenuhan
kebutuhan
masyarakat
terhadap produk
pangan asal ternak
(daging dan telur)
Indikator
-
Persentase
ketersediaan local
daging dan telur
Alasan
-
-
-
Populasi ternak di
Kalimantan Timur
masih rendah
Produksi daging dan
telur masih rendah
Tingginya kasus
kejadian penyakit
jembrana
Tingginya gangguan
reproduksi ternak
Sumber Data
Renstra, Statistik
Peternakan
10
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
No
Sasaran
2014
Indikator
-
-
B
c.
Meningkatnya
Penerapan
teknologi
peternakan tepat
guna dengan
memperhatikan
kelestarian
lingkungan dan
sumber daya
terbarukan
Menurunnya
tingkat keresahan
masyarakat
terhadap pemalsuan
daging
- Jumlah masyarakat
yang memanfaatkan
biogas
- Meningkatkan
jumlah kebuntingan
hasil IB
- Jumlah peternak
yang memanfaatkan
teknologi pakan
- Kasus pemalsuan
daging
-
-
Alasan
sapi/kerbau
Tingginya penyakit
parasite (cacingan)
Tingginya Kasus Al
Pemanfaatan lahan eks
tambang belum
optimal
Jumlah keluarga
miskin yang belum
memelihara ternak
Sumber Data
Penggunaan energi
alternatif meningkat
Perbaikan mutu
genetik ternak sapi
Perbaikan pakan
berkualitas
Laporan tahunan
dan LAKIP
Masih terbatasnya
usaha pengelolaan
hasil peternakan
karena keterbatasan
bahan baku dan
keterampilan pelaku
usaha. Masih banyak
kasus pemalsuan
daging yang terjadi di
Kalimantan Timur
Laporan tahunan
dan LAKIP
Indikator Kinerja Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur yang mendukung
visi, misi, tujuan dan sasaran RPJMD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013-2018
adalah sebagai berikut:
Misi I : Meningkatkan produksi daging untuk memenuhi konsumsi masyarakat
Tujuan 1 :
Meningkatkan populasi dan produktivitas ternak
Sasaran 1 : Meningkatnya pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap produk
pangan asal ternak (daging dan telur)
11
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2014
Indikator Kinerja SKPD yang mengacu pada sasaran tersebut, yaitu:
Tabel 6. Persentase Ketersediaan Lokal Daging dan Telur (dalam %)
Misi II :
Meningkatkan penerapan teknologi peternakan tepat guna yang ramah
lingkungan
Tujuan 2: Meningkatkan efisiensi budidaya peternakan dan kelestarian
lingkungan
Sasaran 2: Meningkatnya penerapan teknologi peternakan tepat guna dengan
memperhatikan kelestarian lingkungan dan sumber daya alam
terbarukan
Indikator kinerja SKPD yang mengacu pada sasaran tersebut, yaitu:
Tabel 7. Jumlah Masyarakat yang Memanfaatkan Biogas (KK), Jumlah
Kebutuhan Hasil IB (ekor) dan Jumlah Peternak yang Memanfaatkan
Teknologi Pakan (KK)
Misi III: Meningkatkan Usaha pengelolaan hasil peternakan dalam rangka penyediaan
pangan asal hewaan yang Aman, Sehat, Utuh, dan Halal (ASUH)
Tujuan 3
: Meningkatkan jaminan keamanan pangan produk peternakan
12
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Sasaran 3 :
2014
Menurunnya tingkat keresahan masyarakat terhadap pemalsuan
daging
Indikator kinerja SKPD yang mengacu pada sasaran tersebut, yaitu
Tabel 8. Kasus Pemalsuan Daging (Kasus)
6. Strategi
Strategi adalah cara dan teknik mencapai tujuan yang akan digunakan acuan dalam
penetapan kebijakan, program dan kegiatan. Untuk meraih visi dan melaksanakan misi
tersebut sebagaimana dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Provinsi
Kalimantan Timur, maka arah strategi Dinas Peternakan Kalimantan Timur dalam
membangunan peternakan adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan produktivitas ternak
2. Pengembangan peternakan dengan pendekatan kawasan dan komoditas unggulan,
melalui pemanfaatan lahan secara optimal dengan pola simbiosis mutualisme antara
ternak dengan tanaman pangan, tanaman perkebunan, tanaman kehutanan dan eks
tambang
3. Peningkatan pengamatan, penyidikan, pencegahan dan pengendalian penyakit
hewan menular strategis
4. Peningkatan peran swasta dalam usaha pembibitan ternak khususnya sapi dan
kambing
5. Penerapan teknologi peternakan tepat guna yang ramah lingkungan
6. Peningkatan Sumber Daya Manusia peternak dan pelaku usaha untuk menghasilkan
produk peternakan yang berdaya saing
7. Kebijakan
Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh Pemerintah Pusat/Daerah untuk
mencapai tujuan. Untuk meraih visi dan melaksanakan misi tersebut sebagaimana
13
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2014
dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Provinsi Kalimantan Timur,
maka arah kebijakan Dinas Peternakan Kalimantan Timur dalam membangunan
peternakan adalah sebagai berikut:
Arah kebijakan Dinas Peternakan Peternakan Kalimantan Timur dalam membangun
peternakan adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Penurunan Resiko inbreeding melalui Intensifikasi Kawin Alam (INKA)
Peningkatan angka kelahiran, memperpendek jarak kelahiran (calving interval)
dan peningkatan bobot lahir.
Pengembangan komponen agribisnis Peternakan
Pengembangan pola integrasi sapi dengan tanaman
Pengembangan kawasan peternakan
Penguatan prasarana dan sarana pelayanan kesehatan hewan (Puskeswan dan
Check Point)
Peningkatan pelayanan kesehatan hewan melalui pengobatan, depopulasi,
biosecurity dan vaksinasi
Akreditasi laboratium terhadap pelayanan pemeriksaan kesehatan hewan
Peningkatan investasi, industrialisasi peternakan dan peran swasta melalui
pemanfaatan dana corporate social responsibility (CSR), kredit ternak sejahtera
(KTS) dan sumber pembiayaan lainnya.
Pemanfaatan kotoran ternak sebagai bahan baku biogas melalui pengembangan
desa mandiri energi
Pemanfaatan pupuk organik yang ramah lingkungan
Pengembangan teknologi pakan ternak dan pengawasan mutu pakan ternak
Perbaikan mutu genetik sumber daya genetik ternak asli Kalimantan Timur (Rusa
Sambar, Kerbau Kalimantan Timur dan Ayam Nunukan)
Peningkatan kualitas bibit ternak melalui teknologi Inseminasi Buatan (IB)
Penguatan prasarana dan sarana Inseminasi Buatan (IB)
Peningkatan penerapan teknik budidaya ternak yang baik (Good Farming
Practicel)
17. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia peternak dan pelaku usaha
peternakan
18. Perbaikan standarisasi produk peternakan peternakan dan sistem pendukung
peternakan
19. Peningkatan prasarana dan sarana peternakan, baik sarana produksi, pengolahan
dan pemasaran sehingga memenuhi kebutuhan lokal
20. Akreditasi laboratorium terhadap pelayanan pemeriksaan kesehatan masyarakat
veteriner
21. Peningkatan penerapan Public Awareness Kesejahteraan hewan) melalui sosialisasi
kepada konsumen, peternak dan pelaku usaha.
14
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2014
8. Program dan kegiatan
A. Program
Program merupakan instrument kebijakan yang berisi kegiatan-kegiatan
untuk mencapai sasaran dan tujuan. Program disusun dalam kerangka strategis
nasional dan merupakan salah satu elemen dalam pencapaian rencana
pembangunan nasional. Program harus dapat menggambarkan kontribusi dari
pelaksanaan pemerintahan dalam rangka mencapai sasaran pembangunan nasional.
Program pembangunan peternakan adalah program strategis yang
diharapkan dapat mewujudkan visi dan misi pembangunan Provinsi Kalimantan
Timur khususnya pembangunan peternakan selama 5 tahun ke depan yang
disesuaikan dengan urusan sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Dalam menjalankan tugas dan fungsi Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan
Timur diimplementasikan ke dalam 2 (dua) kelompok program, yaitu program yang
menunjang pembangunan peternakan dan program utama yang mendukung
penyelenggaraan pembangunan peternakan dan bersentuhan langsung dengan
masyarakat.
Program dan kegiatan tersebut sebagaimana dalam uraian berikut ini.
1.
Program Pelayanan Administratif
a. Pelayanan Administrasi Perkantoran
b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
c. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
d. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
e. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
f. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan.
2.
Program Pembangunan Peternakan
a. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak
b. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
c. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan
d. Pragram Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan
e. Program Pengembangan Kawasan Peternakan
f. Program Penanggulangan Kemiskinan Bidang Peternakan
15
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2014
B. Kegiatan
Kegiatan merupakan sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya yang
ditujukan untuk mencapai sasaran program. Berdasarkan pada misi, tujuam dan
sasaran serta program yang dilaksanakan Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan
Timur Tahun 2013-2018. Kegiatan dapat dikelompokan dalam 2 (dua) kelompok
kegiatan yaitu:
I. KEGIATAN PRIORITAS
Kegiatan ini meliputi:
1. Program Peningktan Produksi Hasil Peternakan, meliputi kegiatan:
1.1 Pengembangan Pembibitan dan Budidaya
2. Program Pengembangan Kawasan dan Usaha Peternakan, meliputi kegiatan:
2.1 Pengembangan kawasan dan sapi potong dan komoditas unggulan
3. Program Penanggulangan Kemiskinan Bidang Peternakan, meliputi kegiatan:
3.1 Pelatihan Keterampilan Pengembangan Budidaya Ternak
4. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan
4.1 Pengembangan pemasaran hasil produksi
5. Program Peningkatan Pemasaran Teknologi Peternakan, meliputi kegiatan:
5.1 Pengembangan teknologi peternakan tepat guna
II
KEGIATAN PENDUKUNG
Kegiatan ini meliputi
1. Kegiatan yang terkait dengan pelayanan administrasi
a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, meliputi kegiatan:
(1). Penyediaan jasa surat menyurat
(2). Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
(3). Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor
(4). Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan
dinas/operasional
(5). Penyediaan jasa kebersihan kantor
(6). Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja
(7). Penyediaan jasa alat tulis kantor
(8). Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
(9). Penyediaan komponen instalasi listrik/ penerangan bangunan
kantor
(10). Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
(11). Penyediaan makanan dan minuman
(12). Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah
16
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2014
(13). Rapat-rapat koordinasi, pembinaan dan pengawasan ke dalam
daerah
(14). Penyediaan jasa tenaga tertentu
b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, meliputi
Kegiatan:
(1). Pengadaan kendaraan dinas/operasional
(2). Pengadaan perlengkapan gedung kantor
(3). Pengadaan peralatan gedung kantor
(4). Pengadaan mebeleur
(5). Pengadaan perlatan dan perlengkapan Rumah Tangga
(6). Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor
(7). Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional
(8). Rehabilitas sedang/berat gedung kantor
c. Program Peningkatan Disiplin Aparatur, meliputi Kegiatan:
(1). Pengadaan pakaian dinas beserta kelengkapannya
(2). Pengadaan pakaian khusus hari-hari tertentu
d. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, meliputi
Kegiatan:
(1). Pendidikan dan Pelatihan formal
e. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan
Daerah, meliputi Kegiatan:
(1). Penyususnan informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
(2). Peningkatan Manajemen Pengelolaan Keuangan Daerah
f.
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja
dan Keuangan, meliputi Kegiatan:
(1). Penyusunan Kebijakan Program dan Monitoring Evaluasi
2. Kegiatan yang terkait dengan Pembangunan:
a. Program penunjang
1.
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak
meliputi Kegiatan:
(1.1) Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular
ternak
(1.2) Pelayanan laboratorium keswan dan kesmavet
17
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2.
Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan,
kegiatan:
(2.1) Pembibitan dan perawatan ternak
(2.2) Pengembangan Agribisnis Peternakan
2014
meliputi
Selain itu, Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur juga mendapatkan dana yang
bersumber dari APBN adalah sebagai berikut :
a. Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan Agribisnis Peternakan Rakyat
Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan Agribisnis Peternakan Rakyat meliputi
kegiatan sebagai berikut :
1. Peningkatan Produksi Ternak
2. Peningkatan Produksi Pakan Ternak
3. Pengendalian dan penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis dan
Penyakit Zoonosis
4. Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Benih dan Bibit
5. Penjaminan Produk Hewan Yang ASUH dan Berdaya Saing
6. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Peternakan dan
Keswan
b. Program Nilai Tambah, Daya Saing, Mutu, Pemasaran Hasil dan Investasi Pertanian
Program Nilai Tambah, Daya Saing, Mutu, Pemasaran Hasil dan Investasi Pertanian
meliputi masing – masing kegiatan sebagai berikut :
1. Pengembangan Mutu dan Standardisasi Pertanian,
2. Pengembangan Pasar Domestik
3. Pengembangan Usaha dan Inventasi,
4. Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian,
5. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Pertanian
c. Program penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian meliputi :
1. Pengelolaan Air Irigasi Untuk Pertanian
2. Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian
3. Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alat Mesin Pertanian
4. Layanan Perkantoran
5. Fasilitasi Pupuk dan Pestisida
6. Pelayanan Pembiayaan Pertanian dan Pengembangan Usaha Agribisnis
Pedesaan (PUAP)
18
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
B.
2014
Penetapan Kinerja Tahun 2014
Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran
dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana strategis, yang akan
dilaksanakan oleh instansi pemerintah melalui berbagai kegiatan tahunan. Dalam rangka
peningkatan akuntabilitas kinerja instansi, Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur
telah menyusun Penetapan Kinerja Tahun 2014 sebagai tolok ukur keberhasilan organisasi
dan menjadi dasar penilaian dalam evaluasi akuntabilitas kinerja. Penetapan Kinerja
Tahun 2014 Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur dapat dilihat pada Tabel
berikut:
Tabel 9. Penetapan Kinerja Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014
19
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2014
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. Pengukuran Capaian Kinerja
Pengukuran Capaian Kinerja Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur tahun 2014
secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 10. Capaian Kinerja Tujuan Dinas Peternakan Provinsi Kaltim Tahun 2014
20
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2014
Tabel 11. Capaian Kinerja Berdasakan IKU Provinsi Tahun 2014
Tabel 12. Capaian Kinerja Berdasarkan IKU Dinas Peternakan Prov.Kaltim Tahun 2014
21
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2014
B. Analisis Capaian Kinerja
Analisis capaian kinerja terkait dengan pencapaian realisasi, kemajuan dan kendala yang
dijumpai atau sebab-sebab tidak tercapainya kinerja dalam rangka pencapaian misi yang
sudah direncanakan sebagaimana ditetapkan dalam perencanaan strategis. Pencapaian
sasaran strategis pada tahun 2014 merupakan hasil pencapaian kinerja yang telah dicapai
oleh Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur selama tahun 2014 adalah sebagai
berikut :
B.1. Capaian Kinerja Tujuan Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014
Capaian Tujuan 1 : Meningkatkan Populasi dan Produktivitas Ternak
Tabel 13. Capaian kinerja tujuan 1 (satu)
Analisis atas capaian indikator kinerja pada tujuan I (satu) adalah sebagai berikut :
Populasi Ternak
Populasi Ternak dari 10 komoditi adalah sebagai berikut:
1) Populasi Ternak Sapi Potong
Target populasi ternak Sapi Potong pada tahun 2014 sebesar 178.580 ekor dengan
realisasi mencapai 101.743 ekor atau dengan capaian sebesar 56,97%. Hal ini
menunjukkan bahwa target tahun 2014 tidak tercapai disebabkan karena pengadaan
sapi tahun 2014 masih kurang untuk mencapai target, kematian ternak sapi 1,36%
(1.289 ekor), pengeluaran sapi 25,59% atau 24.337 ekor serta pemotongan sapi di
Kaltim sebesar 58,66% atau sebanyak 55.781 ekor yang banyak diambil dari sapi yang
ada pada peternak di Kaltim, sedangkan tingkat kelahiran dan pemasukan sapi belum
sebanding dengan tingkat pemotongan yang ada. Pada tahun 2013 populasi sapi
mencapai 95.085 ekor. Hal ini terlihat adanya peningkatan populasi dari tahun 2013
sebanyak 6.658 ekor atau sebesar 7,0% disebabkan karena angka kelahiran ternak
14,59% atau sebanyak 13.870 ekor kelahiran dan pemasukan sapi potong ke Kaltim
sebesar 74.195 ekor atau sekitar 78,03%. Selain itu, adanya dukungan anggaran
22
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2014
melalui pengadaan ternak sapi yang bersumber dana APBD sebesar 2.551 ekor dan
dana APBN sebesar 977 ekor. Perhitungan data populasi ternak Sapi selama ini
berdasarkan laporan dari petugas lapangan dan diverifikasi dengan penggunaan
parameter kelahiran, kematian dan pemotongan ternak untuk masing-masing jenis
ternak. Data populasi ternak sapi potong dari kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 14. Populasi Sapi Potong di Provinsi Kaltim (Ekor)
Target populasi sapi potong pada akhir periode Renstra tahun 2018 adalah 1.827.482
ekor, namun realisasi tahun 2014 terhadap target akhir Renstra tahun 2018 baru
mencapai 5,57% sehingga masih diperlukan populasi sapi potong sebanyak 1.725.739
ekor untuk mencapai target di akhir periode Renstra tahun 2018. Untuk itu diperlukan
langkah-langkah untuk meningkatkan populasi ternak sapi antara lain penambahan
populasi sapi melalui pengadaan sapi indukan dan sapi bibit yang bersumber dana
APBD maupun APBN, melakukan kegiatan gertak birahi dan Inseminasi Buatan (IB),
peningkatan kualitas manajemen peternakan di bagi para peternak, pengendalian
pemotongan betina produktif, penanganan gangguan reproduksi dan Helminthiasis
(penyakit cacingan), peningkatan peran swasta untuk pengembangan usaha peternakan
sapi serta keterlibatan pihak perbankan seperti Bank Kaltim dan BRI dalam
pemanfaatan sumber pembiayaan/permodalan yang difasilitasi oleh Pemerintah
Daerah.
2) Populasi Ternak Sapi Perah
Target populasi ternak Sapi Perah pada tahun 2014 sebesar 49 ekor dengan realisasi
mencapai 77 ekor atau dengan capaian sebesar 157,14%. Sedangkan realisasi tahun
2013 mencapai 48 ekor. Hal ini menunjukkan bahwa target tahun 2014 tercapai dan
23
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2014
terdapat kenaikan populasi sapi perah sebesar 60,42% atau sebanyak 29 ekor. Adanya
pertambahan populasi disebabkan karena angka kelahiran ternak sapi perah 20,83%
atau sebanyak 10 ekor kelahiran dan pemasukan sapi perah ke Kaltim sebesar 23 ekor
atau sekitar 47,92% dari luar provinsi Kaltim Data populasi sapi perah dari
kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 15. Populasi Sapi Perah di Provinsi Kaltim (ekor)
Target populasi sapi perah pada target akhir Renstra tahun 2018 adalah 53 ekor,
namun realisasi tahun 2014 sudah melebihi target yaitu sebanyak 77 ekor atau ada
kenaikan populasi sebesar 145,28%. Ini berarti target populasi sapi perah tercapai di
akhir periode Renstra tahun 2018. Hal ini didukung adanya pemasukkan ternak sapi
perah dan kelahiran yang cukup tinggi selain itu tidak adanya pemotongan sapi perah
dan tingkat kematian yang rendah yaitu 4.17% atau 2 ekor tahun 2014.
3) Populasi Ternak Kerbau
Target populasi ternak kerbau pada tahun 2014 sebesar 5.623 ekor dengan realisasi
mencapai 5.908 ekor atau dengan capaian sebesar 105,07%. Sedangkan realisasi tahun
2013 mencapai 5.513 ekor. Hal ini menunjukkan bahwa target tahun 2014 tercapai
dan terdapat kenaikan capaian populasi kerbau terhadap realisasi tahun 2013 sebesar
7,16% atau sejumlah 395 ekor. Adanya pertambahan populasi disebabkan karena
angka kelahiran ternak 13,75% atau sebanyak 758 ekor kelahiran dan pemasukan
kerbau ke Kaltim sebesar 8% atau sejumlah 441 ekor. Selain itu adanya dukungan dana
APBN melalui pengadaan ternak kerbau sebanyak 22 ekor di Kutai Kartanegara.
Perhitungan data populasi ternak kerbau selama ini berdasarkan laporan dari petugas
lapangan dan diverifikasi dengan penggunaan parameter kelahiran, kematian dan
24
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2014
pemotongan ternak untuk masing-masing jenis ternak. Data populasi ternak kerbau
dari kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 16. Populasi Kerbau di Provinsi Kaltim (ekor)
Target populasi kerbau pada akhir periode Renstra tahun 2018 adalah 6.087 ekor,
namun realisasi tahun 2014 terhadap target akhir Renstra tahun 2018 baru mencapai
97,06% sehingga masih diperlukan populasi kerbau sebanyak 179 ekor untuk
mencapai target di akhir periode Renstra tahun 2018. Untuk itu diperlukan langkahlangkah untuk meningkatkan populasi ternak kerbau antara lain dengan
mengupayakan penyelamatan populasi dan pengembangan ternak kerbau yang
dilakukan melalui berbagai macam program dan usaha dari berbagai pihak antara lain
pemberdayaan kelompok ternak dan Intensifikasi Kawin Alam (INKA) serta dukungan
anggaran baik dari Pemerintah Daerah maupun Pusat melalui pengadaan ternak
kerbau.
4) Populasi Ternak Kambing
Target populasi ternak kambing pada tahun 2014 sebesar 51.073 ekor dengan realisasi
mencapai 55.259 ekor atau dengan capaian sebesar 108,20%. Sedangkan realisasi
tahun 2013 mencapai 50.072 ekor. Hal ini menunjukkan bahwa target tahun 2014
tercapai dan terdapat kenaikan capaian populasi kambing terhadap realisasi tahun
2013 sebesar 10,36% atau sejumlah 5.187 ekor. Adanya pertambahan populasi
disebabkan karena angka kelahiran ternak 24,36% atau sebanyak 12.199 ekor
kelahiran dan pemasukan kambing ke Kaltim sebesar 74,52% atau sejumlah 37.313
ekor. Perhitungan data populasi ternak kambing selama ini berdasarkan laporan dari
petugas lapangan dan diverifikasi dengan penggunaan parameter kelahiran, kematian
25
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2014
dan pemotongan ternak untuk masing-masing jenis ternak. Data populasi ternak
kambing dari kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 17. Populasi Kambing di Provinsi Kaltim (ekor)
Target populasi kambing pada akhir periode Renstra tahun 2018 adalah 55.284 ekor,
namun realisasi tahun 2014 terhadap target akhir Renstra tahun 2018 baru mencapai
99,95% sehingga masih diperlukan populasi kambing sebanyak 25 ekor untuk
mencapai target di akhir periode Renstra tahun 2018. Untuk itu diperlukan langkahlangkah untuk meningkatkan populasi kambing antara lain melalui penyebaran ternak
kambing dengan dukungan dana APBD dan APBN, meningkatkan kemampuan
peternak di bidang budidaya ternak kambing serta dengan menambah sentra-sentra
sumber bibit ternak kambing di wilayah Kalimantan Timur.
5) Populasi Ternak Domba
Target populasi ternak domba pada tahun 2014 sebesar 231 ekor dengan realisasi
mencapai 239 ekor atau dengan capaian sebesar 103,46%. Sedangkan realisasi tahun
2013 mencapai 229 ekor. Hal ini menunjukkan bahwa target tahun 2014 tercapai dan
terdapat peningkatan populasi domba terhadap realisasi tahun 2013 sebesar 4,37 %
atau naik sejumlah 10 ekor disebabkan karena angka kelahiran ternak 15,28% atau 35
ekor kelahiran dan pemotongan domba yang tinggi yaitu sebesar 62,88% atau
sejumlah 144 ekor. Upaya-upaya yang sudah dilakukan adalah dengan meningkatkan
pengetahuan, minat dan motivasi peternak untuk budidaya domba di Kalimantan
Timur. Perhitungan data populasi ternak domba selama ini berdasarkan laporan dari
petugas lapangan dan diverifikasi dengan penggunaan parameter kelahiran, kematian
dan pemotongan ternak untuk masing-masing jenis ternak. Data populasi ternak
domba dari kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel berikut.
26
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2014
Tabel 18. Data Populasi Domba di Provinsi Kaltim (ekor)
Kendala pengembangan domba di lokasi sapi bali adalah adanya penyakit MCF
(Malignant Catharralis Fever). Sapi Bali sangat peka terhadap terhadap infeksi virus
MCF. Penyakit ini tidak menular dari sapi ke sapi, tetapi virus penyebabnya ditularkan
dari domba (biri-biri) yang bertindak sebagai pembawa virus, tanpa menderita sakit.
Gejala sebelum kematian tidak tampak sama sekali. Yang dapat dilakukan cukup
sederhana yaitu sapi Bali jangan digabungkan dengan domba dalam satu kawasan.
Domba dan kambing yang bersifat pembawa harus dipisahkan dari sapi terutama
selama periode melahirkan. Sampai saat ini belum tersedia vaksin yang dapat
mencegah penyakit ini namun secara eksperimental sapi dapat menunjukan
proteksinya dari inokulasi yang diberikan.
Target populasi domba pada akhir periode Renstra tahun 2018 adalah 241 ekor,
namun realisasi tahun 2014 terhadap target akhir Renstra tahun 2018 baru mencapai
99,17% sehingga masih diperlukan populasi domba sebanyak 2 ekor untuk mencapai
target di akhir periode Renstra tahun 2018. Untuk itu diperlukan langkah-langkah
untuk meningkatkan populasi domba antara lain melalui penyebaran ternak domba
dengan dukungan dana APBD dan APBN serta peningkatan pengetahuan dan
kemampuan peternak di bidang budidaya ternak domba yang dapat mendukung
peningkatan populasi, produksi dan produktivitas ternak domba, sehingga dapat
menjadi sumber pendapatan peternak.
6) Populasi Ternak Babi
Target populasi ternak babi pada tahun 2014 sebesar 62.708 ekor dengan realisasi
mencapai 64.214 ekor atau dengan capaian sebesar 102,40%. Sedangkan realisasi
27
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2014
tahun 2013 mencapai 61.478 ekor. Hal ini menunjukkan bahwa target tahun 2014
tercapai dan adanya kenaikan populasi ternak babi sebesar 4,45% atau sebanyak
2.736 ekor disebabkan karena angka kelahiran ternak babi 35,89% atau sebanyak
22.062 ekor kelahiran dan pemasukan domba ke Kaltim sebesar 9,97% atau sejumlah
6.130 ekor. Perhitungan data populasi ternak kerbau selama ini berdasarkan laporan
dari petugas lapangan dan diverifikasi dengan penggunaan parameter kelahiran,
kematian dan pemotongan ternak untuk masing-masing jenis ternak. Data populasi
ternak babi dari kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 19. Data Populasi Babi di Provinsi Kaltim (ekor)
Target populasi babi pada akhir periode Renstra tahun 2018 sebesar 67.877ekor,
namun realisasi tahun 2014 terhadap target akhir Renstra tahun 2018 baru mencapai
94,60% sehingga masih diperlukan populasi babi sebanyak 3.663 ekor untuk mencapai
target di akhir periode Renstra tahun 2018. Untuk itu diperlukan langkah-langkah
untuk meningkatkan populasi ternak babi antara lain melalui penyebaran ternak babi
ke kabupaten/kota dengan dukungan dana APBD dan APBN. Selain itu, ketersediaan
bibit yang memadai baik kualitas maupun kuantitas untuk meningkatkan produksi dan
produktivitas bibit babi, meningkatkan kemampuan para peternak dalam manajemen
peternakan babi dan mempertahankan serta menambah sentra/kawasan sumber bibit
babi juga dapat dilakukan.
7) Populasi Ayam Buras
Target populasi ternak ayam buras pada tahun 2014 sebesar 5.729.013 ekor dengan
realisasi mencapai 4.287.075 ekor atau dengan capaian sebesar 74,83%. Sedangkan
realisasi tahun 2013 mencapai 5.616.679 ekor. Hal ini menunjukkan bahwa target
tahun 2014 tidak tercapai dan adanya penurunan populasi ayam buras sebesar 23,67%
28
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2014
atau sebanyak 1.329.604 ekor. Adanya penurunan populasi ayam buras disebabkan
karena : 1) pemotongan ayam buras cukup tinggi yaitu sebesar 70,17% atau sejumlah
3.941.086 ekor; 2) angka kematian sebesar 22,95% atau sebanyak 1.288.957 ekor;
serta 3) pengeluaran sebesar 19,59% atau 1.100.158 ekor. Perhitungan data populasi
ternak ayam buras selama ini berdasarkan laporan dari petugas lapangan dan
diverifikasi dengan penggunaan parameter kelahiran, kematian dan pemotongan
ternak untuk masing-masing jenis ternak. Data populasi ternak ayam buras dari
kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 20. Data Populasi Ayam Buras di Provinsi Kaltim (ekor)
Target populasi ayam buras pada akhir periode Renstra tahun 2018 sebesar 6.201.267
ekor, namun realisasi tahun 2014 terhadap target akhir Renstra tahun 2018 baru
mencapai 69,13% sehingga masih diperlukan populasi ayam buras sebanyak 1.914.192
ekor untuk mencapai target di akhir periode Renstra tahun 2018. Untuk itu diperlukan
langkah-langkah untuk meningkatkan populasi ayam buras antara lain meningkatan
kualitas para peternak dengan cara memberikan pelatihan dalam hal managemen
peternakan DOC ayam buras ke provinsi Kaltim, peningkatan kualitas peternakan
sehingga kematian ternak dapat ditekan.
8) Populasi Ayam Petelur
Target populasi ternak ayam petelur pada tahun 2014 sebesar 1.219.658 ekor dengan
realisasi mencapai 686.278 ekor atau dengan capaian sebesar 56,27%. Sedangkan
realisasi tahun 2013 mencapai 1.195.743 ekor. Hal ini menunjukkan bahwa target
tahun 2014 tidak tercapai dan adanya penurunan populasi ayam petelur sebesar
42.61% atau sebanyak 509.465 ekor. Adanya penurunan populasi disebabkan karena
29
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2014
total afkir ayam petelur sejumlah 896.334 ekor dengan jumlah yang keluar kaltim
530.000 ekor dan jumlah yang dipotong 266.334 ekor serta kematian 4,38% atau
sebanyak 52.339 ekor. Untuk itu, upaya-upaya yang sudah dilakukan untuk mencapai
target 2014 adalah dengan meningkatkan minat investor di bidang usaha peternakan
ayam petelur di Kalimantan Timur, salah satunya dengan cara meningkatkan minat
dari konsumen untuk mengkonsumsi telur sehingga permintaan untuk telur semakin
tinggi. Perhitungan data populasi ternak ayam petelur selama ini berdasarkan laporan
dari petugas lapangan dan diverifikasi dengan penggunaan parameter kematian dan
revolving ternak untuk masing-masing jenis ternak. Data populasi ternak ayam petelur
dari kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 21. Data populasi ayam petelur di Provinsi Kaltim (ekor)
Target populasi ayam petelur pada akhir periode Renstra tahun 2018 sebesar 1.320.197
ekor, namun realisasi tahun 2014 terhadap target akhir Renstra tahun 2018 baru
mencapai 51,98% sehingga masih diperlukan populasi ayam petelur sebanyak 633.919
ekor untuk mencapai target di akhir periode Renstra tahun 2018. Untuk itu diperlukan
langkah-langkah untuk meningkatkan populasi ayam petelur dengan mempermudah
perizinan bagi investor untuk berinvestasi di usaha peternakan ayam petelur di
Kalimantan Timur.
9) Populasi Ayam Broiler
Target populasi ternak ayam broiler pada tahun 2014 sebesar 44.678.797 ekor dengan
realisasi mencapai 46.553.307 ekor atau dengan capaian sebesar 104,20%. Sedangkan
realisasi tahun 2013 mencapai 43.802.742 ekor. Hal ini menunjukkan bahwa target
tahun 2014 tercapai dan adanya peningkatan populasi ayam broiler disebabkan karena
peningkatan produksi DOC di Breeding Farm. Populasi ayam broiler menjadi
30
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2014
46.553.307 ekor naik 2.750.565 ekor (6,28%). Pemenuhan DOC ini berasal dari
produksi DOC lokal Breeding Farm 20.167.167 ekor (3%) dan luar Katim 10.394.472
ekor (41,3%). Perhitungan data populasi ternak ayam broiler selama ini berdasarkan
laporan dari petugas lapangan dan diverifikasi dengan penggunaan parameter jumlah
broiler yang dipelihara dalam kurun waktu 1 tahun. Data populasi ternak ayam broiler
dari kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 22. Data populasi ayam broiler di Provinsi Kaltim (ekor)
Target populasi ayam broiler pada akhir periode Renstra tahun 2018 sebesar
48.361.767 ekor, namun realisasi tahun 2014 terhadap target akhir Renstra tahun 2018
baru mencapai 92,17% sehingga masih diperlukan populasi ayam broiler sebanyak
3.786.042 ekor untuk mencapai target di akhir periode Renstra tahun 2018. Untuk itu
diperlukan langkah-langkah untuk meningkatkan populasi ayam broiler adalah
penurunan kematian, penambahan produksi Breeding Farm yang sejauh ini telah
produksi di Sepaku, Kabupaten Penajam paser Utara, memperkuat regulasi usaha
peternakan broiler dan meningkatkan pengawasan serta pembinaan terhadap usaha
kemitraan yang ada.
10) Populasi Itik
Target populasi ternak itik pada tahun 2014 sebesar 154.638 ekor dengan realisasi
mencapai 198.371 ekor atau dengan capaian sebesar 128,28%. Sedangkan realisasi
tahun 2013 mencapai 153.107 ekor. Hal ini menunjukkan bahwa target tahun 2014
tercapai dan adanya kenaikan populasi itik sebesar 29,56% atau sebanyak 45.264
ekor. Adanya kenaikan populasi disebabkan karena adanya peningkatan permintaan
akan daging itik yang pada akhirnya berdampak pada pemasukan itik yang cukup
besar sebesar 116,09% (172.280 ekor) dan angka kelahiran sebesar 43,82% (65.024
31
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2014
ekor). Langkah-langkah yang sudah dilakukan untuk mencapai target tahun 2014
melalui pembinaan, monitoring dan evaluasi kegiatan dan peningkatan skala usaha
peternakan itik. Perhitungan data populasi ternak itik selama ini berdasarkan laporan
dari petugas lapangan dan diverifikasi dengan penggunaan parameter kelahiran,
kematian dan pemotongan ternak untuk masing-masing jenis ternak. Data populasi
ternak itik dari kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 23. Data populasi itik di Provinsi Kaltim (ekor)
Target populasi itik pada target akhir Renstra tahun 2018 adalah 160.917 ekor, namun
realisasi tahun 2014 sudah melebihi target sebanyak 217.968 ekor atau sudah mencapai
sebesar 135,45% terhadap target akhir Renstra tahun 2018. Ini berarti target populasi
itik tercapai di akhir periode Renstra tahun 2018. Hal ini didukung adanya pemasukkan
ternak itik dan kelahiran yang cukup tinggi.
32
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2014
Capaian Tujuan 2 : Meningkatkan Efisiensi Budidaya Peternakan dan Kelestarian
Lingkungan
Tabel 24. Capaian kinerja tujuan 2 (dua)
1. Jumlah kawasan mandiri energi yang berbahan dasar kotoran ternak
Sasaran utama kawasan mandiri energi yang berbasis biogas adalah sebagai berikut :
1) Desa Miskin, Desa Daerah Tertinggal, Desa Transmigr
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
A. Dasar Pembentukan Organisasi
Pembentukan Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur merupakan unsur
pelaksana urusan Pemerintahan di bidang peternakan yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Gubernur Kalimantan Timur melalui Sekretaris Daerah.
Dasar pembentukan Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur ditetapkan
dengan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 04 Tahun 2003
tentang Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Timur yang diperkuat dengan
Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 08 Tahun 2008 tentang
Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas–Dinas Daerah Provinsi
Kalimantan Timur dan kemudian ditetapkan kembali melalui Peraturan Gubernur
Kalimantan Timur Nomor 45 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi
dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Kalimantan Timur. Keberadaan Dinas
Peternakan Provinsi Kalimantan Timur sebagai unsur pelaksana teknis
penyelenggaraan pemerintahan daerah, diharapkan dapat membantu Gubernur
membawa Kaltim melakukan pembangunan di subsektor peternakan dalam rangka
mendorong pembangunan daerah yang berkesinambungan.
B. Aspek Strategis Organisasi
Sebagai bagian dari pembangunan sektor pertanian dan pembangunan wilayah,
maka pembangunan peternakan dalam meningkatkan produksinya akan
dipengaruhi oleh lingkungan strategis yang meliputi lingkungan strategis wilayah
dan nasional; lingkungan global dan regional; dan lingkungan strategis politik dan
ekonomi sebagai berikut :
1. Lingkungan Strategis Global dan Regional tidak akan terlepas dari aturan-aturan
perdagangan bebas, terkait dengan diberlakukannya Technical Barrier On Trade,
Sanitary Phytosanitary dan liberalisasi dalam perdagangan dan jasa.
2. Lingkungan Strategis Wilayah dan Nasional, meliputi :
a. Seiringnya jumlah penduduk yang terus meningkat tidak terlepas dari
kebutuhan bahan pangan yang berkualitas.
b. Terjadinya proses transformasi struktural perekonomian yang berdampak
pada menurunnya pangsa pasar dari sektor pertanian, sementara tenaga kerja
masih bertumpu di sektor pertanian.
1
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2014
c. Selain itu terjadinya konversi lahan pertanian sehingga petani peternak gurem
meningkat dan produktivitas pertanian menurun. Sementara pemanfaatan
lahan di Wilayah Kalimantan Timur masih belum optimal.
3. Lingkungan Strategis Politik dan Ekonomi, yang akan berhadapan dengan
pergeseran fungsi dan peran pemerintah termasuk berlakunya Undang-undang
dan peraturan tentang pemerintahan daerah dan perimbangan keuangan antara
pusat dan daerah.
C. Tugas Pokok dan Fungsi
Berdasarkan Keputusan Gubernur Kalimantan Timur Nomor 45 Tahun 2008, Dinas
Peternakan Provinsi Kalimantan Timur mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai
berikut :
Tugas Pokok :
Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang peternakan dan kesehatan
hewan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.
Adapun wewenang Pemerintah Provinsi Bidang Peternakan berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom adalah sebagai berikut:
(1).
Penetapan standar pelayanan minimal dalam bidang peternakan yang wajib
dilaksanakan oleh kabupaten/kota
(2). Penetapan standar pembibitan/perbenihan peternakan
(3). Penetapan standar teknis minimal Rumah Potong Hewan, Rumah Sakit
Hewan dan Satuan Pelayanan Peternakan Terpadu
(4). Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia aparat
peternakan teknis fungsional, keterampilan dan diklat kejuruan tingkat
menengah
(5). Promosi ekspor komoditas peternakan unggulan daerah propinsi
(6). Penyediaan dukungan kerjasama antara kabupaten/kota dalam bidang
peternakan
(7). Pengaturan dan pelaksanaan penanggulangan wabah hama dan penyakit
menular di bidang peternakan lintas kabupaten/kota
(8). Pengaturan penggunaan bibit unggul peternakan
(9). Penetapan kawasan peternakan terpadu berdasarkan kesepakatan dengan
kabupaten/kota
(10). Pelaksanaan penyidikan penyakit di bidang peternakan lintas kabupaten/kota
2
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2014
(11). Penyediaan dukungan pengendalian eradikasi penyakit di bidang peternakan
(12). Pemantauan, peramalan dan pengendalian serta penanggulangan eksplosi
penyakit di bidang peternakan
Fungsi :
Dalam menjalankan tugas pokok tersebut, Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan
Timur sebagaimana tertuang dalam Peraturan Gubernur Kalimantan Timur Nomor
45 tahun 2008 tersebut, mempunyai fungsi :
(1). Perumusan kebijaksanaan teknis bidang peternakan sesuai dengan rencana
strategis yang ditetapkan Pemerintah Daerah;
(2). Perencanaan, pembinaan dan pengendalian di bidang peternakan;
(3). Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
peternakan;
(4). Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan teknis
perbibitan dan budidaya peternakan;
(5). Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan teknis
pengembangan kawasan dan usaha peternakan;
(6). Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan kesehatan
hewan;
(7). Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan teknis
pasca panen dan kesehatan masyarakat veteriner;
(8). Penyelenggaraan urusan kesekretariatan;
(9). Pelaksanaan pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Dinas;
(10). Pembinaan kelompok jabatan fungsional;
(11). Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugas
dan fungsinya.
D. Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 8 tahun 2008
tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Provinsi
Kalimantan Timur dan Peraturan Gubernur Kalimantan Timur Nomor 45 tahun 2008
tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi
Kalimantan Timur, Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur dibantu oleh :
1. Sekretariat Dinas
2. Bidang Perbibitan dan Budidaya
3. Bidang Kesehatan Hewan
4. Bidang Pengembangan Kawasan dan Usaha Peternakan
5. Bidang Pascapanen dan Kesmavet
3
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2014
Secara rinci struktur organisasi Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur dapat
dilihat pada lampiran 1.
E. Sumber Daya Manusia
Dalam menjalankan kegiatan organisasi Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur
per Desember 2014 memiliki sumber daya manusia aparatur secara keseluruhan
termasuk pada UPTD sebanyak 198 orang yang terdiri dari 28 orang pejabat struktural,
110 orang pejabat non struktural dan 88 orang tenaga honorer. Komposisi pegawai
berdasarkan tingkat pendidikan maupun wilayah kerja dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1.
Rekapitulasi Pegawai Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur
Berdasarkan Esselon dan Jenis Kelamin Tahun 2014
No.
Uraian
1
2
3
4
5
Eselon II
Eselon III
Eselon IV
Non Esselon
CPNS
JUMLAH
Tenaga Honor
TOTAL
6
Tabel 2.
Laki-laki
1
4
9
44
58
66
124
Jenis Kelamin
Perempuan
3
12
38
Jumlah
1
7
21
82
53
22
75
110
88
198
Rekapitulasi Pegawai Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur
Berdasarkan Pendidikan Tahun 2014
No.
1.
2.
3.
4.
5.
5.
6.
7.
Uraian
Strata 3
Strata 2
Strata 1
Sarjana
Muda/Diploma
III
SLTA
SLTP
SD
Tidak ada ijazah
TOTAL
PNS
1
18
42
1
41
6
1
110
Pegawai
CPNS
HONOR
21
4
0
49
5
7
2
88
Jumlah
1
18
63
5
90
11
8
2
198
4
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Tabel 3.
2014
Rekapitulasi Pegawai Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur
Berdasarkan Golongan Tahun 2014
No.
A
1.
2.
3.
4.
5.
Golongan
Dinas Peternakan
Golongan IV
Golongan III
Golongan II
Golongan I
Honorer
a
Ruang
b
c
d
8
6
1
-
5
25
11
-
11
1
2
-
1
3
1
-
Jumlah
B
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
14
45
14
2
34
109
UPTD Laboratorium Keswan
Golongan IV
Golongan III
Golongan II
Golongan I
Honorer
-
2
2
2
-
2
-
2
1
-
Jumlah
C.
Jumlah
2
6
3
9
20
UPTD Balai Pembibitan dan
Inseminasi Buatan
Golongan IV
Golongan III
Golongan II
Golongan I
Honorer
1
-
1
2
12
-
1
2
-
1
1
3
-
2
4
13
5
45
16
62
10
22
69
198
Jumlah
TOTAL
5
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2014
F. Sarana dan Prasarana Kantor
Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur dalam menjalankan tugas pokok dan
fungsinya didukung oleh sarana dan prasarana, antara lain :
1. Gedung kantor induk terdiri dari kantor dan klinik hewan dengan beberapa
prasarana seperti : website, papan pengumuman, leaflet, wireless/hotspot serta
mobil dinas.
2. Laboratorim di UPTD Laboratorium Kesehatan Hewan dan Kesmavet terdiri dari
kantor dan laboratorium dengan beberapa prasarana seperti peralatan dan
perlengkapan kantor dan laboratorium serta kendaraan untuk operasional.
3. Perkandangan di UPTD Balai Pembibitan dan Inseminasi Buatan, terdiri dari kantor
dan Laboratorium IB dengan beberapa prasarana seperti peralatan dan
perlengkapan kantor; peralatan laboratorium; serta sarana mobilitas/kendaraan
untuk operasional.
1.2.
Landasan Hukum
Landasan hukum dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) Tahun 2014 adalah sebagai berikut :
1. TAP MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).
2. INPRES Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (AKIP).
3. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah.
4. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003
tentang Perbaikan
Pedoman Penyusunan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah.
5. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
1.3.
Maksud Dan Tujuan
Maksud penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah
mewujudkan terselenggaranya good government yang merupakan kewajiban instansi
pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan dalam
pelaksanaan visi dan misi organisasi.
Adapun tujuan penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah adalah sebagai
berikut:
6
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.4.
2014
Mewujudkan Akuntabilitas Kepala Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan
Timur kepada Gubernur sebagai pihak yang memberikan mandat/amanah.
Mewujudkan kredibiltas Kepala Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur
dalam upaya meningkatkan kepercayaan masyarakat
Mengetahui dan menilai keberhasilan dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawab.
Meningkatkan perencanaan baik perencanaan program, kegiatan maupun
perencanaan penggunaan sumber daya manusia dan organisasi.
Merupakan umpan balik bagi peningkatan kinerja pemerintah.
Menjadikan instansi pemerintah yang akuntabel sehingga dapat berjalan secara
efisien, efektif dan responsif terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungannya.
Sistematika Penyajian
Sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas
Peternakan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 adalah sebagai berikut :
Bab I – Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang (pembentukan
organisasi, aspek organisasi,tugas dan fungsi, struktur organisasi, sumber daya manusia,
sarana dan prasarana kantor), landasan hukum, maksud dan tujuan serta sistematika
penyajian;
Bab II – Perencanaan dan Penetapan Kinerja, menjelaskan secara ringkas dokumen
perencanaan yang menjadi dasar pelaksanan program, kegiatan dan anggaran Dinas
Peternakan Provinsi Kalimantan Timur meliputi Rencana Strategis Dinas Peternakan
Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009-2013 dan Penetapan Kinerja Tahun 2012.
Bab III – Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012, menjelaskan evaluasi dan analisis
pencapaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur dikaitkan dengan
pertanggungjawaban publik terhadap pencapaian sasaran strategis untuk Tahun 2012.
Bab IV – Penutup, menjelaskan simpulan menyeluruh dari Laporan Akuntabilitas
Kinerja Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012 dan menguraikan
rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa datang.
7
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2014
BAB II
PERENCANAAN STRATEGIS
A. Rencana Strategis
Perencanaan strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin
dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun secara sistematis dan
berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang ada
atau yang mungkin timbul. Proses ini menghasilkan suatu rencana strategi instansi
pemerintah, yang setidaknya memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategis, kebijakan, dan
program serta ukuran keberhasilan dan kegagalan dalam pelaksanaannya.
Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan strategis merupakan
langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu menjawab
tuntutan lingkungan strategis lokal, nasional dan global, dan tetap berada dalam tatanan
Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan pendekatan
perencanaan strategisnya yang jelas dan sinergis, instansi pemerintah lebih dapat
menyelaraskan visi dan misinya dengan potensi, peluang, dan kendala yang dihadapi
dalam upaya peningkatan akuntabilitas kinerjanya.
Rencana strategis Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur mencakup visi, misi,
tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan dalam rangka mencapai sasaran sesuai dengan
program dan indikator keberhasilan pencapaian kinerja.
1. Visi
Dalam mewujudkan pembangunan subsektor peternakan, visi Dinas Peternakan
Provinsi Kalimantan Timur adalah :
”Terwujudnya Agribisnis Peternakan yang Berdaya Saing Menuju Dua Juta Ekor
Sapi”.
2. Misi
Dalam rangka mewujudkan visi, misi yang harus dilaksanakan Dinas Peternakan
Provinsi Kalimantan Timur yaitu :
Meningkatkan produksi daging untuk memenuhi konsumsi masyarakat.
8
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2014
Meningkatkan penerapan teknologi peternakan tepat guna yang ramah
lingkungan.
Meningkatkan usaha pengelolaan hasil peternakan dalam rangka penyediaan
pangan asal hewan yang Aman, Sehat, Utuh dan halal (ASUH).
3. Tujuan
Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi dan meletakan
kerangka prioritas untuk memfokuskan arah semua program dan kegiatan dalam
pelaksanaan misi. Dalam 2013-2018 yang akan datang diarahkan pada pencapaian
tujuan sebagai berikut:
1. Meningkatkan pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap produk pangan asal
ternak (daging dan telur).
2. Meningkatkan efesiensi budidaya peternakan dan kelestarian lingkungan.
3. Meningkatnya jaminan keamanan pangan produk peternakan.
4. Sasaran
Sasaran Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur diarahkan dalam rangka
meningkatkan produksi dan ekspor hasil peternakan, pemberdayaan petani dan
peternak, peningkatan ketahanan pangan asal ternak dan pengembangan peternakan
berwawasan agribisnis serta pencapaian kecukupan daging tahun 2014.
Tabel 4.
No
1
Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Dinas Peternakan Provinsi
Kalimantan Timur
Sasaran
Indikator Kinerja Utama
Tujuan 1 :
Meningkatkan pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap produk pangan asal ternak
(daging dan telur).
Sasaran strategis 1 :
2
Meningkatnya pemenuhan kebutuhan
masyarakat terhadap produk pangan asal
ternak (daging dan telur)
Tujuan 2 :
Meningkatkan efesiensi budidaya peternakan
Persentase Ketersediaan Lokal:
- Daging (%)
- Telur (%)
dan kelestarian lingkungan.
9
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
No
2014
Sasaran
Indikator Kinerja Utama
Sasaran Strategis 2 :
Meningkatkan peran teknologi peternakan
tepat guna dengan memperhatikan
kelestarian lingkungan dan sumber daya
alam terbarukan
3
1. Jumlah
Masyarakat
yang
memanfaatkan biogas (KK)
2. Jumlah Kebuntingan Hasil IB
3. Jumlah Peternak yang memanfaatkan
teknologi pakan
Tujuan 3 :
Meningkatkan Jaminan Keamanan Pangan Produk Peternakan
Sasaran Strategis 3 :
Menurunnya tingkat keresahan masyarakat
terhadap pemalsuan daging
Kasus Pemalsuan Daging
5. Indikator Kinerja
Dalam rangka pengukuran dan peningkatan kinerja serta lebih meningkatkan
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, maka setiap instansi pemerintah perlu
menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU). IKU (Key Performance Indicator) adalah
ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi.
Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur tahun
2013 -2018 adalah sebagai berikut :
Tabel 5. Indikator Kinerja Utama Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur Tahun
2013-2018
No
A.
Sasaran
Meningkatnya
pemenuhan
kebutuhan
masyarakat
terhadap produk
pangan asal ternak
(daging dan telur)
Indikator
-
Persentase
ketersediaan local
daging dan telur
Alasan
-
-
-
Populasi ternak di
Kalimantan Timur
masih rendah
Produksi daging dan
telur masih rendah
Tingginya kasus
kejadian penyakit
jembrana
Tingginya gangguan
reproduksi ternak
Sumber Data
Renstra, Statistik
Peternakan
10
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
No
Sasaran
2014
Indikator
-
-
B
c.
Meningkatnya
Penerapan
teknologi
peternakan tepat
guna dengan
memperhatikan
kelestarian
lingkungan dan
sumber daya
terbarukan
Menurunnya
tingkat keresahan
masyarakat
terhadap pemalsuan
daging
- Jumlah masyarakat
yang memanfaatkan
biogas
- Meningkatkan
jumlah kebuntingan
hasil IB
- Jumlah peternak
yang memanfaatkan
teknologi pakan
- Kasus pemalsuan
daging
-
-
Alasan
sapi/kerbau
Tingginya penyakit
parasite (cacingan)
Tingginya Kasus Al
Pemanfaatan lahan eks
tambang belum
optimal
Jumlah keluarga
miskin yang belum
memelihara ternak
Sumber Data
Penggunaan energi
alternatif meningkat
Perbaikan mutu
genetik ternak sapi
Perbaikan pakan
berkualitas
Laporan tahunan
dan LAKIP
Masih terbatasnya
usaha pengelolaan
hasil peternakan
karena keterbatasan
bahan baku dan
keterampilan pelaku
usaha. Masih banyak
kasus pemalsuan
daging yang terjadi di
Kalimantan Timur
Laporan tahunan
dan LAKIP
Indikator Kinerja Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur yang mendukung
visi, misi, tujuan dan sasaran RPJMD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013-2018
adalah sebagai berikut:
Misi I : Meningkatkan produksi daging untuk memenuhi konsumsi masyarakat
Tujuan 1 :
Meningkatkan populasi dan produktivitas ternak
Sasaran 1 : Meningkatnya pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap produk
pangan asal ternak (daging dan telur)
11
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2014
Indikator Kinerja SKPD yang mengacu pada sasaran tersebut, yaitu:
Tabel 6. Persentase Ketersediaan Lokal Daging dan Telur (dalam %)
Misi II :
Meningkatkan penerapan teknologi peternakan tepat guna yang ramah
lingkungan
Tujuan 2: Meningkatkan efisiensi budidaya peternakan dan kelestarian
lingkungan
Sasaran 2: Meningkatnya penerapan teknologi peternakan tepat guna dengan
memperhatikan kelestarian lingkungan dan sumber daya alam
terbarukan
Indikator kinerja SKPD yang mengacu pada sasaran tersebut, yaitu:
Tabel 7. Jumlah Masyarakat yang Memanfaatkan Biogas (KK), Jumlah
Kebutuhan Hasil IB (ekor) dan Jumlah Peternak yang Memanfaatkan
Teknologi Pakan (KK)
Misi III: Meningkatkan Usaha pengelolaan hasil peternakan dalam rangka penyediaan
pangan asal hewaan yang Aman, Sehat, Utuh, dan Halal (ASUH)
Tujuan 3
: Meningkatkan jaminan keamanan pangan produk peternakan
12
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Sasaran 3 :
2014
Menurunnya tingkat keresahan masyarakat terhadap pemalsuan
daging
Indikator kinerja SKPD yang mengacu pada sasaran tersebut, yaitu
Tabel 8. Kasus Pemalsuan Daging (Kasus)
6. Strategi
Strategi adalah cara dan teknik mencapai tujuan yang akan digunakan acuan dalam
penetapan kebijakan, program dan kegiatan. Untuk meraih visi dan melaksanakan misi
tersebut sebagaimana dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Provinsi
Kalimantan Timur, maka arah strategi Dinas Peternakan Kalimantan Timur dalam
membangunan peternakan adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan produktivitas ternak
2. Pengembangan peternakan dengan pendekatan kawasan dan komoditas unggulan,
melalui pemanfaatan lahan secara optimal dengan pola simbiosis mutualisme antara
ternak dengan tanaman pangan, tanaman perkebunan, tanaman kehutanan dan eks
tambang
3. Peningkatan pengamatan, penyidikan, pencegahan dan pengendalian penyakit
hewan menular strategis
4. Peningkatan peran swasta dalam usaha pembibitan ternak khususnya sapi dan
kambing
5. Penerapan teknologi peternakan tepat guna yang ramah lingkungan
6. Peningkatan Sumber Daya Manusia peternak dan pelaku usaha untuk menghasilkan
produk peternakan yang berdaya saing
7. Kebijakan
Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh Pemerintah Pusat/Daerah untuk
mencapai tujuan. Untuk meraih visi dan melaksanakan misi tersebut sebagaimana
13
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2014
dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Provinsi Kalimantan Timur,
maka arah kebijakan Dinas Peternakan Kalimantan Timur dalam membangunan
peternakan adalah sebagai berikut:
Arah kebijakan Dinas Peternakan Peternakan Kalimantan Timur dalam membangun
peternakan adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Penurunan Resiko inbreeding melalui Intensifikasi Kawin Alam (INKA)
Peningkatan angka kelahiran, memperpendek jarak kelahiran (calving interval)
dan peningkatan bobot lahir.
Pengembangan komponen agribisnis Peternakan
Pengembangan pola integrasi sapi dengan tanaman
Pengembangan kawasan peternakan
Penguatan prasarana dan sarana pelayanan kesehatan hewan (Puskeswan dan
Check Point)
Peningkatan pelayanan kesehatan hewan melalui pengobatan, depopulasi,
biosecurity dan vaksinasi
Akreditasi laboratium terhadap pelayanan pemeriksaan kesehatan hewan
Peningkatan investasi, industrialisasi peternakan dan peran swasta melalui
pemanfaatan dana corporate social responsibility (CSR), kredit ternak sejahtera
(KTS) dan sumber pembiayaan lainnya.
Pemanfaatan kotoran ternak sebagai bahan baku biogas melalui pengembangan
desa mandiri energi
Pemanfaatan pupuk organik yang ramah lingkungan
Pengembangan teknologi pakan ternak dan pengawasan mutu pakan ternak
Perbaikan mutu genetik sumber daya genetik ternak asli Kalimantan Timur (Rusa
Sambar, Kerbau Kalimantan Timur dan Ayam Nunukan)
Peningkatan kualitas bibit ternak melalui teknologi Inseminasi Buatan (IB)
Penguatan prasarana dan sarana Inseminasi Buatan (IB)
Peningkatan penerapan teknik budidaya ternak yang baik (Good Farming
Practicel)
17. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia peternak dan pelaku usaha
peternakan
18. Perbaikan standarisasi produk peternakan peternakan dan sistem pendukung
peternakan
19. Peningkatan prasarana dan sarana peternakan, baik sarana produksi, pengolahan
dan pemasaran sehingga memenuhi kebutuhan lokal
20. Akreditasi laboratorium terhadap pelayanan pemeriksaan kesehatan masyarakat
veteriner
21. Peningkatan penerapan Public Awareness Kesejahteraan hewan) melalui sosialisasi
kepada konsumen, peternak dan pelaku usaha.
14
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2014
8. Program dan kegiatan
A. Program
Program merupakan instrument kebijakan yang berisi kegiatan-kegiatan
untuk mencapai sasaran dan tujuan. Program disusun dalam kerangka strategis
nasional dan merupakan salah satu elemen dalam pencapaian rencana
pembangunan nasional. Program harus dapat menggambarkan kontribusi dari
pelaksanaan pemerintahan dalam rangka mencapai sasaran pembangunan nasional.
Program pembangunan peternakan adalah program strategis yang
diharapkan dapat mewujudkan visi dan misi pembangunan Provinsi Kalimantan
Timur khususnya pembangunan peternakan selama 5 tahun ke depan yang
disesuaikan dengan urusan sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Dalam menjalankan tugas dan fungsi Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan
Timur diimplementasikan ke dalam 2 (dua) kelompok program, yaitu program yang
menunjang pembangunan peternakan dan program utama yang mendukung
penyelenggaraan pembangunan peternakan dan bersentuhan langsung dengan
masyarakat.
Program dan kegiatan tersebut sebagaimana dalam uraian berikut ini.
1.
Program Pelayanan Administratif
a. Pelayanan Administrasi Perkantoran
b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
c. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
d. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
e. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
f. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan.
2.
Program Pembangunan Peternakan
a. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak
b. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
c. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan
d. Pragram Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan
e. Program Pengembangan Kawasan Peternakan
f. Program Penanggulangan Kemiskinan Bidang Peternakan
15
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2014
B. Kegiatan
Kegiatan merupakan sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya yang
ditujukan untuk mencapai sasaran program. Berdasarkan pada misi, tujuam dan
sasaran serta program yang dilaksanakan Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan
Timur Tahun 2013-2018. Kegiatan dapat dikelompokan dalam 2 (dua) kelompok
kegiatan yaitu:
I. KEGIATAN PRIORITAS
Kegiatan ini meliputi:
1. Program Peningktan Produksi Hasil Peternakan, meliputi kegiatan:
1.1 Pengembangan Pembibitan dan Budidaya
2. Program Pengembangan Kawasan dan Usaha Peternakan, meliputi kegiatan:
2.1 Pengembangan kawasan dan sapi potong dan komoditas unggulan
3. Program Penanggulangan Kemiskinan Bidang Peternakan, meliputi kegiatan:
3.1 Pelatihan Keterampilan Pengembangan Budidaya Ternak
4. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan
4.1 Pengembangan pemasaran hasil produksi
5. Program Peningkatan Pemasaran Teknologi Peternakan, meliputi kegiatan:
5.1 Pengembangan teknologi peternakan tepat guna
II
KEGIATAN PENDUKUNG
Kegiatan ini meliputi
1. Kegiatan yang terkait dengan pelayanan administrasi
a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, meliputi kegiatan:
(1). Penyediaan jasa surat menyurat
(2). Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
(3). Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor
(4). Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan
dinas/operasional
(5). Penyediaan jasa kebersihan kantor
(6). Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja
(7). Penyediaan jasa alat tulis kantor
(8). Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
(9). Penyediaan komponen instalasi listrik/ penerangan bangunan
kantor
(10). Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
(11). Penyediaan makanan dan minuman
(12). Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah
16
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2014
(13). Rapat-rapat koordinasi, pembinaan dan pengawasan ke dalam
daerah
(14). Penyediaan jasa tenaga tertentu
b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, meliputi
Kegiatan:
(1). Pengadaan kendaraan dinas/operasional
(2). Pengadaan perlengkapan gedung kantor
(3). Pengadaan peralatan gedung kantor
(4). Pengadaan mebeleur
(5). Pengadaan perlatan dan perlengkapan Rumah Tangga
(6). Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor
(7). Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional
(8). Rehabilitas sedang/berat gedung kantor
c. Program Peningkatan Disiplin Aparatur, meliputi Kegiatan:
(1). Pengadaan pakaian dinas beserta kelengkapannya
(2). Pengadaan pakaian khusus hari-hari tertentu
d. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, meliputi
Kegiatan:
(1). Pendidikan dan Pelatihan formal
e. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan
Daerah, meliputi Kegiatan:
(1). Penyususnan informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
(2). Peningkatan Manajemen Pengelolaan Keuangan Daerah
f.
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja
dan Keuangan, meliputi Kegiatan:
(1). Penyusunan Kebijakan Program dan Monitoring Evaluasi
2. Kegiatan yang terkait dengan Pembangunan:
a. Program penunjang
1.
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak
meliputi Kegiatan:
(1.1) Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular
ternak
(1.2) Pelayanan laboratorium keswan dan kesmavet
17
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2.
Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan,
kegiatan:
(2.1) Pembibitan dan perawatan ternak
(2.2) Pengembangan Agribisnis Peternakan
2014
meliputi
Selain itu, Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur juga mendapatkan dana yang
bersumber dari APBN adalah sebagai berikut :
a. Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan Agribisnis Peternakan Rakyat
Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan Agribisnis Peternakan Rakyat meliputi
kegiatan sebagai berikut :
1. Peningkatan Produksi Ternak
2. Peningkatan Produksi Pakan Ternak
3. Pengendalian dan penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis dan
Penyakit Zoonosis
4. Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Benih dan Bibit
5. Penjaminan Produk Hewan Yang ASUH dan Berdaya Saing
6. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Peternakan dan
Keswan
b. Program Nilai Tambah, Daya Saing, Mutu, Pemasaran Hasil dan Investasi Pertanian
Program Nilai Tambah, Daya Saing, Mutu, Pemasaran Hasil dan Investasi Pertanian
meliputi masing – masing kegiatan sebagai berikut :
1. Pengembangan Mutu dan Standardisasi Pertanian,
2. Pengembangan Pasar Domestik
3. Pengembangan Usaha dan Inventasi,
4. Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian,
5. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Pertanian
c. Program penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian meliputi :
1. Pengelolaan Air Irigasi Untuk Pertanian
2. Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian
3. Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alat Mesin Pertanian
4. Layanan Perkantoran
5. Fasilitasi Pupuk dan Pestisida
6. Pelayanan Pembiayaan Pertanian dan Pengembangan Usaha Agribisnis
Pedesaan (PUAP)
18
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
B.
2014
Penetapan Kinerja Tahun 2014
Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran
dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana strategis, yang akan
dilaksanakan oleh instansi pemerintah melalui berbagai kegiatan tahunan. Dalam rangka
peningkatan akuntabilitas kinerja instansi, Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur
telah menyusun Penetapan Kinerja Tahun 2014 sebagai tolok ukur keberhasilan organisasi
dan menjadi dasar penilaian dalam evaluasi akuntabilitas kinerja. Penetapan Kinerja
Tahun 2014 Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur dapat dilihat pada Tabel
berikut:
Tabel 9. Penetapan Kinerja Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014
19
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2014
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. Pengukuran Capaian Kinerja
Pengukuran Capaian Kinerja Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur tahun 2014
secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 10. Capaian Kinerja Tujuan Dinas Peternakan Provinsi Kaltim Tahun 2014
20
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2014
Tabel 11. Capaian Kinerja Berdasakan IKU Provinsi Tahun 2014
Tabel 12. Capaian Kinerja Berdasarkan IKU Dinas Peternakan Prov.Kaltim Tahun 2014
21
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2014
B. Analisis Capaian Kinerja
Analisis capaian kinerja terkait dengan pencapaian realisasi, kemajuan dan kendala yang
dijumpai atau sebab-sebab tidak tercapainya kinerja dalam rangka pencapaian misi yang
sudah direncanakan sebagaimana ditetapkan dalam perencanaan strategis. Pencapaian
sasaran strategis pada tahun 2014 merupakan hasil pencapaian kinerja yang telah dicapai
oleh Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur selama tahun 2014 adalah sebagai
berikut :
B.1. Capaian Kinerja Tujuan Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014
Capaian Tujuan 1 : Meningkatkan Populasi dan Produktivitas Ternak
Tabel 13. Capaian kinerja tujuan 1 (satu)
Analisis atas capaian indikator kinerja pada tujuan I (satu) adalah sebagai berikut :
Populasi Ternak
Populasi Ternak dari 10 komoditi adalah sebagai berikut:
1) Populasi Ternak Sapi Potong
Target populasi ternak Sapi Potong pada tahun 2014 sebesar 178.580 ekor dengan
realisasi mencapai 101.743 ekor atau dengan capaian sebesar 56,97%. Hal ini
menunjukkan bahwa target tahun 2014 tidak tercapai disebabkan karena pengadaan
sapi tahun 2014 masih kurang untuk mencapai target, kematian ternak sapi 1,36%
(1.289 ekor), pengeluaran sapi 25,59% atau 24.337 ekor serta pemotongan sapi di
Kaltim sebesar 58,66% atau sebanyak 55.781 ekor yang banyak diambil dari sapi yang
ada pada peternak di Kaltim, sedangkan tingkat kelahiran dan pemasukan sapi belum
sebanding dengan tingkat pemotongan yang ada. Pada tahun 2013 populasi sapi
mencapai 95.085 ekor. Hal ini terlihat adanya peningkatan populasi dari tahun 2013
sebanyak 6.658 ekor atau sebesar 7,0% disebabkan karena angka kelahiran ternak
14,59% atau sebanyak 13.870 ekor kelahiran dan pemasukan sapi potong ke Kaltim
sebesar 74.195 ekor atau sekitar 78,03%. Selain itu, adanya dukungan anggaran
22
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2014
melalui pengadaan ternak sapi yang bersumber dana APBD sebesar 2.551 ekor dan
dana APBN sebesar 977 ekor. Perhitungan data populasi ternak Sapi selama ini
berdasarkan laporan dari petugas lapangan dan diverifikasi dengan penggunaan
parameter kelahiran, kematian dan pemotongan ternak untuk masing-masing jenis
ternak. Data populasi ternak sapi potong dari kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 14. Populasi Sapi Potong di Provinsi Kaltim (Ekor)
Target populasi sapi potong pada akhir periode Renstra tahun 2018 adalah 1.827.482
ekor, namun realisasi tahun 2014 terhadap target akhir Renstra tahun 2018 baru
mencapai 5,57% sehingga masih diperlukan populasi sapi potong sebanyak 1.725.739
ekor untuk mencapai target di akhir periode Renstra tahun 2018. Untuk itu diperlukan
langkah-langkah untuk meningkatkan populasi ternak sapi antara lain penambahan
populasi sapi melalui pengadaan sapi indukan dan sapi bibit yang bersumber dana
APBD maupun APBN, melakukan kegiatan gertak birahi dan Inseminasi Buatan (IB),
peningkatan kualitas manajemen peternakan di bagi para peternak, pengendalian
pemotongan betina produktif, penanganan gangguan reproduksi dan Helminthiasis
(penyakit cacingan), peningkatan peran swasta untuk pengembangan usaha peternakan
sapi serta keterlibatan pihak perbankan seperti Bank Kaltim dan BRI dalam
pemanfaatan sumber pembiayaan/permodalan yang difasilitasi oleh Pemerintah
Daerah.
2) Populasi Ternak Sapi Perah
Target populasi ternak Sapi Perah pada tahun 2014 sebesar 49 ekor dengan realisasi
mencapai 77 ekor atau dengan capaian sebesar 157,14%. Sedangkan realisasi tahun
2013 mencapai 48 ekor. Hal ini menunjukkan bahwa target tahun 2014 tercapai dan
23
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2014
terdapat kenaikan populasi sapi perah sebesar 60,42% atau sebanyak 29 ekor. Adanya
pertambahan populasi disebabkan karena angka kelahiran ternak sapi perah 20,83%
atau sebanyak 10 ekor kelahiran dan pemasukan sapi perah ke Kaltim sebesar 23 ekor
atau sekitar 47,92% dari luar provinsi Kaltim Data populasi sapi perah dari
kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 15. Populasi Sapi Perah di Provinsi Kaltim (ekor)
Target populasi sapi perah pada target akhir Renstra tahun 2018 adalah 53 ekor,
namun realisasi tahun 2014 sudah melebihi target yaitu sebanyak 77 ekor atau ada
kenaikan populasi sebesar 145,28%. Ini berarti target populasi sapi perah tercapai di
akhir periode Renstra tahun 2018. Hal ini didukung adanya pemasukkan ternak sapi
perah dan kelahiran yang cukup tinggi selain itu tidak adanya pemotongan sapi perah
dan tingkat kematian yang rendah yaitu 4.17% atau 2 ekor tahun 2014.
3) Populasi Ternak Kerbau
Target populasi ternak kerbau pada tahun 2014 sebesar 5.623 ekor dengan realisasi
mencapai 5.908 ekor atau dengan capaian sebesar 105,07%. Sedangkan realisasi tahun
2013 mencapai 5.513 ekor. Hal ini menunjukkan bahwa target tahun 2014 tercapai
dan terdapat kenaikan capaian populasi kerbau terhadap realisasi tahun 2013 sebesar
7,16% atau sejumlah 395 ekor. Adanya pertambahan populasi disebabkan karena
angka kelahiran ternak 13,75% atau sebanyak 758 ekor kelahiran dan pemasukan
kerbau ke Kaltim sebesar 8% atau sejumlah 441 ekor. Selain itu adanya dukungan dana
APBN melalui pengadaan ternak kerbau sebanyak 22 ekor di Kutai Kartanegara.
Perhitungan data populasi ternak kerbau selama ini berdasarkan laporan dari petugas
lapangan dan diverifikasi dengan penggunaan parameter kelahiran, kematian dan
24
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2014
pemotongan ternak untuk masing-masing jenis ternak. Data populasi ternak kerbau
dari kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 16. Populasi Kerbau di Provinsi Kaltim (ekor)
Target populasi kerbau pada akhir periode Renstra tahun 2018 adalah 6.087 ekor,
namun realisasi tahun 2014 terhadap target akhir Renstra tahun 2018 baru mencapai
97,06% sehingga masih diperlukan populasi kerbau sebanyak 179 ekor untuk
mencapai target di akhir periode Renstra tahun 2018. Untuk itu diperlukan langkahlangkah untuk meningkatkan populasi ternak kerbau antara lain dengan
mengupayakan penyelamatan populasi dan pengembangan ternak kerbau yang
dilakukan melalui berbagai macam program dan usaha dari berbagai pihak antara lain
pemberdayaan kelompok ternak dan Intensifikasi Kawin Alam (INKA) serta dukungan
anggaran baik dari Pemerintah Daerah maupun Pusat melalui pengadaan ternak
kerbau.
4) Populasi Ternak Kambing
Target populasi ternak kambing pada tahun 2014 sebesar 51.073 ekor dengan realisasi
mencapai 55.259 ekor atau dengan capaian sebesar 108,20%. Sedangkan realisasi
tahun 2013 mencapai 50.072 ekor. Hal ini menunjukkan bahwa target tahun 2014
tercapai dan terdapat kenaikan capaian populasi kambing terhadap realisasi tahun
2013 sebesar 10,36% atau sejumlah 5.187 ekor. Adanya pertambahan populasi
disebabkan karena angka kelahiran ternak 24,36% atau sebanyak 12.199 ekor
kelahiran dan pemasukan kambing ke Kaltim sebesar 74,52% atau sejumlah 37.313
ekor. Perhitungan data populasi ternak kambing selama ini berdasarkan laporan dari
petugas lapangan dan diverifikasi dengan penggunaan parameter kelahiran, kematian
25
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2014
dan pemotongan ternak untuk masing-masing jenis ternak. Data populasi ternak
kambing dari kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 17. Populasi Kambing di Provinsi Kaltim (ekor)
Target populasi kambing pada akhir periode Renstra tahun 2018 adalah 55.284 ekor,
namun realisasi tahun 2014 terhadap target akhir Renstra tahun 2018 baru mencapai
99,95% sehingga masih diperlukan populasi kambing sebanyak 25 ekor untuk
mencapai target di akhir periode Renstra tahun 2018. Untuk itu diperlukan langkahlangkah untuk meningkatkan populasi kambing antara lain melalui penyebaran ternak
kambing dengan dukungan dana APBD dan APBN, meningkatkan kemampuan
peternak di bidang budidaya ternak kambing serta dengan menambah sentra-sentra
sumber bibit ternak kambing di wilayah Kalimantan Timur.
5) Populasi Ternak Domba
Target populasi ternak domba pada tahun 2014 sebesar 231 ekor dengan realisasi
mencapai 239 ekor atau dengan capaian sebesar 103,46%. Sedangkan realisasi tahun
2013 mencapai 229 ekor. Hal ini menunjukkan bahwa target tahun 2014 tercapai dan
terdapat peningkatan populasi domba terhadap realisasi tahun 2013 sebesar 4,37 %
atau naik sejumlah 10 ekor disebabkan karena angka kelahiran ternak 15,28% atau 35
ekor kelahiran dan pemotongan domba yang tinggi yaitu sebesar 62,88% atau
sejumlah 144 ekor. Upaya-upaya yang sudah dilakukan adalah dengan meningkatkan
pengetahuan, minat dan motivasi peternak untuk budidaya domba di Kalimantan
Timur. Perhitungan data populasi ternak domba selama ini berdasarkan laporan dari
petugas lapangan dan diverifikasi dengan penggunaan parameter kelahiran, kematian
dan pemotongan ternak untuk masing-masing jenis ternak. Data populasi ternak
domba dari kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel berikut.
26
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2014
Tabel 18. Data Populasi Domba di Provinsi Kaltim (ekor)
Kendala pengembangan domba di lokasi sapi bali adalah adanya penyakit MCF
(Malignant Catharralis Fever). Sapi Bali sangat peka terhadap terhadap infeksi virus
MCF. Penyakit ini tidak menular dari sapi ke sapi, tetapi virus penyebabnya ditularkan
dari domba (biri-biri) yang bertindak sebagai pembawa virus, tanpa menderita sakit.
Gejala sebelum kematian tidak tampak sama sekali. Yang dapat dilakukan cukup
sederhana yaitu sapi Bali jangan digabungkan dengan domba dalam satu kawasan.
Domba dan kambing yang bersifat pembawa harus dipisahkan dari sapi terutama
selama periode melahirkan. Sampai saat ini belum tersedia vaksin yang dapat
mencegah penyakit ini namun secara eksperimental sapi dapat menunjukan
proteksinya dari inokulasi yang diberikan.
Target populasi domba pada akhir periode Renstra tahun 2018 adalah 241 ekor,
namun realisasi tahun 2014 terhadap target akhir Renstra tahun 2018 baru mencapai
99,17% sehingga masih diperlukan populasi domba sebanyak 2 ekor untuk mencapai
target di akhir periode Renstra tahun 2018. Untuk itu diperlukan langkah-langkah
untuk meningkatkan populasi domba antara lain melalui penyebaran ternak domba
dengan dukungan dana APBD dan APBN serta peningkatan pengetahuan dan
kemampuan peternak di bidang budidaya ternak domba yang dapat mendukung
peningkatan populasi, produksi dan produktivitas ternak domba, sehingga dapat
menjadi sumber pendapatan peternak.
6) Populasi Ternak Babi
Target populasi ternak babi pada tahun 2014 sebesar 62.708 ekor dengan realisasi
mencapai 64.214 ekor atau dengan capaian sebesar 102,40%. Sedangkan realisasi
27
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2014
tahun 2013 mencapai 61.478 ekor. Hal ini menunjukkan bahwa target tahun 2014
tercapai dan adanya kenaikan populasi ternak babi sebesar 4,45% atau sebanyak
2.736 ekor disebabkan karena angka kelahiran ternak babi 35,89% atau sebanyak
22.062 ekor kelahiran dan pemasukan domba ke Kaltim sebesar 9,97% atau sejumlah
6.130 ekor. Perhitungan data populasi ternak kerbau selama ini berdasarkan laporan
dari petugas lapangan dan diverifikasi dengan penggunaan parameter kelahiran,
kematian dan pemotongan ternak untuk masing-masing jenis ternak. Data populasi
ternak babi dari kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 19. Data Populasi Babi di Provinsi Kaltim (ekor)
Target populasi babi pada akhir periode Renstra tahun 2018 sebesar 67.877ekor,
namun realisasi tahun 2014 terhadap target akhir Renstra tahun 2018 baru mencapai
94,60% sehingga masih diperlukan populasi babi sebanyak 3.663 ekor untuk mencapai
target di akhir periode Renstra tahun 2018. Untuk itu diperlukan langkah-langkah
untuk meningkatkan populasi ternak babi antara lain melalui penyebaran ternak babi
ke kabupaten/kota dengan dukungan dana APBD dan APBN. Selain itu, ketersediaan
bibit yang memadai baik kualitas maupun kuantitas untuk meningkatkan produksi dan
produktivitas bibit babi, meningkatkan kemampuan para peternak dalam manajemen
peternakan babi dan mempertahankan serta menambah sentra/kawasan sumber bibit
babi juga dapat dilakukan.
7) Populasi Ayam Buras
Target populasi ternak ayam buras pada tahun 2014 sebesar 5.729.013 ekor dengan
realisasi mencapai 4.287.075 ekor atau dengan capaian sebesar 74,83%. Sedangkan
realisasi tahun 2013 mencapai 5.616.679 ekor. Hal ini menunjukkan bahwa target
tahun 2014 tidak tercapai dan adanya penurunan populasi ayam buras sebesar 23,67%
28
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2014
atau sebanyak 1.329.604 ekor. Adanya penurunan populasi ayam buras disebabkan
karena : 1) pemotongan ayam buras cukup tinggi yaitu sebesar 70,17% atau sejumlah
3.941.086 ekor; 2) angka kematian sebesar 22,95% atau sebanyak 1.288.957 ekor;
serta 3) pengeluaran sebesar 19,59% atau 1.100.158 ekor. Perhitungan data populasi
ternak ayam buras selama ini berdasarkan laporan dari petugas lapangan dan
diverifikasi dengan penggunaan parameter kelahiran, kematian dan pemotongan
ternak untuk masing-masing jenis ternak. Data populasi ternak ayam buras dari
kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 20. Data Populasi Ayam Buras di Provinsi Kaltim (ekor)
Target populasi ayam buras pada akhir periode Renstra tahun 2018 sebesar 6.201.267
ekor, namun realisasi tahun 2014 terhadap target akhir Renstra tahun 2018 baru
mencapai 69,13% sehingga masih diperlukan populasi ayam buras sebanyak 1.914.192
ekor untuk mencapai target di akhir periode Renstra tahun 2018. Untuk itu diperlukan
langkah-langkah untuk meningkatkan populasi ayam buras antara lain meningkatan
kualitas para peternak dengan cara memberikan pelatihan dalam hal managemen
peternakan DOC ayam buras ke provinsi Kaltim, peningkatan kualitas peternakan
sehingga kematian ternak dapat ditekan.
8) Populasi Ayam Petelur
Target populasi ternak ayam petelur pada tahun 2014 sebesar 1.219.658 ekor dengan
realisasi mencapai 686.278 ekor atau dengan capaian sebesar 56,27%. Sedangkan
realisasi tahun 2013 mencapai 1.195.743 ekor. Hal ini menunjukkan bahwa target
tahun 2014 tidak tercapai dan adanya penurunan populasi ayam petelur sebesar
42.61% atau sebanyak 509.465 ekor. Adanya penurunan populasi disebabkan karena
29
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2014
total afkir ayam petelur sejumlah 896.334 ekor dengan jumlah yang keluar kaltim
530.000 ekor dan jumlah yang dipotong 266.334 ekor serta kematian 4,38% atau
sebanyak 52.339 ekor. Untuk itu, upaya-upaya yang sudah dilakukan untuk mencapai
target 2014 adalah dengan meningkatkan minat investor di bidang usaha peternakan
ayam petelur di Kalimantan Timur, salah satunya dengan cara meningkatkan minat
dari konsumen untuk mengkonsumsi telur sehingga permintaan untuk telur semakin
tinggi. Perhitungan data populasi ternak ayam petelur selama ini berdasarkan laporan
dari petugas lapangan dan diverifikasi dengan penggunaan parameter kematian dan
revolving ternak untuk masing-masing jenis ternak. Data populasi ternak ayam petelur
dari kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 21. Data populasi ayam petelur di Provinsi Kaltim (ekor)
Target populasi ayam petelur pada akhir periode Renstra tahun 2018 sebesar 1.320.197
ekor, namun realisasi tahun 2014 terhadap target akhir Renstra tahun 2018 baru
mencapai 51,98% sehingga masih diperlukan populasi ayam petelur sebanyak 633.919
ekor untuk mencapai target di akhir periode Renstra tahun 2018. Untuk itu diperlukan
langkah-langkah untuk meningkatkan populasi ayam petelur dengan mempermudah
perizinan bagi investor untuk berinvestasi di usaha peternakan ayam petelur di
Kalimantan Timur.
9) Populasi Ayam Broiler
Target populasi ternak ayam broiler pada tahun 2014 sebesar 44.678.797 ekor dengan
realisasi mencapai 46.553.307 ekor atau dengan capaian sebesar 104,20%. Sedangkan
realisasi tahun 2013 mencapai 43.802.742 ekor. Hal ini menunjukkan bahwa target
tahun 2014 tercapai dan adanya peningkatan populasi ayam broiler disebabkan karena
peningkatan produksi DOC di Breeding Farm. Populasi ayam broiler menjadi
30
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2014
46.553.307 ekor naik 2.750.565 ekor (6,28%). Pemenuhan DOC ini berasal dari
produksi DOC lokal Breeding Farm 20.167.167 ekor (3%) dan luar Katim 10.394.472
ekor (41,3%). Perhitungan data populasi ternak ayam broiler selama ini berdasarkan
laporan dari petugas lapangan dan diverifikasi dengan penggunaan parameter jumlah
broiler yang dipelihara dalam kurun waktu 1 tahun. Data populasi ternak ayam broiler
dari kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 22. Data populasi ayam broiler di Provinsi Kaltim (ekor)
Target populasi ayam broiler pada akhir periode Renstra tahun 2018 sebesar
48.361.767 ekor, namun realisasi tahun 2014 terhadap target akhir Renstra tahun 2018
baru mencapai 92,17% sehingga masih diperlukan populasi ayam broiler sebanyak
3.786.042 ekor untuk mencapai target di akhir periode Renstra tahun 2018. Untuk itu
diperlukan langkah-langkah untuk meningkatkan populasi ayam broiler adalah
penurunan kematian, penambahan produksi Breeding Farm yang sejauh ini telah
produksi di Sepaku, Kabupaten Penajam paser Utara, memperkuat regulasi usaha
peternakan broiler dan meningkatkan pengawasan serta pembinaan terhadap usaha
kemitraan yang ada.
10) Populasi Itik
Target populasi ternak itik pada tahun 2014 sebesar 154.638 ekor dengan realisasi
mencapai 198.371 ekor atau dengan capaian sebesar 128,28%. Sedangkan realisasi
tahun 2013 mencapai 153.107 ekor. Hal ini menunjukkan bahwa target tahun 2014
tercapai dan adanya kenaikan populasi itik sebesar 29,56% atau sebanyak 45.264
ekor. Adanya kenaikan populasi disebabkan karena adanya peningkatan permintaan
akan daging itik yang pada akhirnya berdampak pada pemasukan itik yang cukup
besar sebesar 116,09% (172.280 ekor) dan angka kelahiran sebesar 43,82% (65.024
31
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2014
ekor). Langkah-langkah yang sudah dilakukan untuk mencapai target tahun 2014
melalui pembinaan, monitoring dan evaluasi kegiatan dan peningkatan skala usaha
peternakan itik. Perhitungan data populasi ternak itik selama ini berdasarkan laporan
dari petugas lapangan dan diverifikasi dengan penggunaan parameter kelahiran,
kematian dan pemotongan ternak untuk masing-masing jenis ternak. Data populasi
ternak itik dari kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 23. Data populasi itik di Provinsi Kaltim (ekor)
Target populasi itik pada target akhir Renstra tahun 2018 adalah 160.917 ekor, namun
realisasi tahun 2014 sudah melebihi target sebanyak 217.968 ekor atau sudah mencapai
sebesar 135,45% terhadap target akhir Renstra tahun 2018. Ini berarti target populasi
itik tercapai di akhir periode Renstra tahun 2018. Hal ini didukung adanya pemasukkan
ternak itik dan kelahiran yang cukup tinggi.
32
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2014
Capaian Tujuan 2 : Meningkatkan Efisiensi Budidaya Peternakan dan Kelestarian
Lingkungan
Tabel 24. Capaian kinerja tujuan 2 (dua)
1. Jumlah kawasan mandiri energi yang berbahan dasar kotoran ternak
Sasaran utama kawasan mandiri energi yang berbasis biogas adalah sebagai berikut :
1) Desa Miskin, Desa Daerah Tertinggal, Desa Transmigr