PERWA 62 2005 PERATURAN INVESTASI
- 1 -
PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK
NOMOR 62 TAHUN 2005
TENTANG
PROSEDUR DAN TATA CARA PERIZINAN
USAHA/INVESTASI DI KOTA PONTIANAK
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA PONTIANAK
Menimban
g
: a.
bahwa mengingat kemampuan pemerintah dalam
melakukan investasi sangat terbatas, maka investasi
pihak swasta dalam pembangunan di Kota Pontianak
menjadi sangat penting;
b.
bahwa untuk mendorong percepatan pembangunan
Kota Pontianak yang menjadi gerbang masuk
Provinsi Kalimantan Barat perlu dilakukan upaya
memacu investasi dari pihak dunia usaha/swasta;
c.
bahwa salah satu upaya yang dapat ditempuh untuk
mendorong
dunia
usaha/swasta
menanamkan
investasinya adalah dengan memberikan kepastian
hukum berupa kejelasan proses/perizinan dalam
bentuk prosedur tetap perizinan usaha/investasi Kota
Pontianak;
d.
bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a,b dan c di
atas, dipandang perlu menetapkan suatu ketetapan
baku prosedur perizinan usaha/investasi Kota
Pontianak, dalam suatu keputusan;
Mengingat : 1.
Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang
Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun
1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di
Kalimantan (Lembaran Negara Tahun 1953 Nomor 9)
sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun
1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor
1820);
2.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran
Negara Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 2043);
3.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang
Perindustrian (Lembaran Negara Tahun 1984 Nomor
22, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3274) ;
4.
Undang-Undang Nomor 9
Kepariwisataan (Lembaran
Tahun 1990 tentang
Negara Tahun 1990
- 2 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3427);
5.
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang
Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 1992
Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3501);
6.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup (lembaran Negara
Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3699);
7. Undang-Undang nomor 32 …
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Nomor
126 tahun 2004, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4438);
7.
8.
Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 1993 tentang
Analisis Mengenai Dampak lingkungan (Lembaran
Negara Tahun 1993 Nomor 84, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3538);
9.
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 96
Tahun 2000 tentang Bidang Usaha yang tertutup
Bagi Penanaman Modal;
10
.
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 118
Tahun 2000 tentang Sektor Usaha Yang Tertutup
Untuk Investasi Dimana Sebagian Saham Dimiliki
Oleh Warga Negara Asing dan Atau Pihak Asing Yang
Resmi
11
.
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 29
Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Penanaman
Modal Dalam Rangka Penanaman Modal Asing dan
Penanaman Modal Dalam Negeri Melalui Sistem
Pelayanan satu Atap
12
Keputusan Menteri Negara Investasi / Kepala Badan
Koordinasi Penanaman Modal Nomor 38/SK/ 1999
tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan
Penanaman Modal Yang didirikan Dalam Rangka
Penanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman
Modal Asing;
13
.
Peraturan Daerah Kota Pontianak Nomor 9 Tahun
2000
tentang
Kewenangan
Pemerintah
Kota
Pontianak (Lembaran Daerah Tahun 2000 Nomor 27
Seri C Nomor 8);
14
.
Peraturan Daerah Kota Pontianak Nomor 4 Tahun
2002 tentang RTRW Kota Pontianak Tahun 2002-2012
(Lembaran Daerah Tahun 2002 Nomor 13 Seri E
Nomor 3);
- 3 15
.
Peraturan Daerah Kota Pontianak Nomor 9 Tahun
2002 tentang Jasa Informasi Pariwisata, Usaha Jasa
Konsultasi Pariwisata, dan Usaha Jasa Promosi
Pariwisata Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2002
Nomor 25 Seri E Nomor 5);
16
.
Peraturan Daerah Nomor 12 tahun 2004 tentang
Rencana strategis Kota Pontianak Tahun 2004.
(Lembaran Daerah Tahun 2004 Nomor 39 Seri E
Nomor 20);
17
.
Peraturan Daerah Kota Pontianak Nomor 17 Tahun
2004 Tentang Pembentukan Lembaga Teknis Daerah
Kota Pontianak (Lembaran Daerah Tahun 2004
Nomor 44 Seri D Nomor 10);
MEMUTUSKAN
Menetapkan
:
PERATURAN
WALIKOTA
PONTIANAK
TENTANG
PROSEDUR DAN TATA CARA PERIZINAN USAHA /
INVESTASI DI KOTA PONTIANAK
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan :
a. Daerah adalah Kota Pontianak
b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Pontianak
c. Kepala Daerah adalah Walikota Pontianak
d. Investor adalah setiap Orang yang mengajukan permohonan
penanaman modal.
e. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan
kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan
usaha yang meliputi perseroan terbatas, Perseroan komanditer,
perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan
nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun,
persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, atau organisasi
yang sejenis, lembaga, bentuk usaha tetap dan bentuk usaha lainnya.
f. PMA adalah Penanaman Modal Asing.
g. PMDN adalah Penanaman Modal Dalam Negeri.
h. PMD adalah Penanaman Modal Daerah.
i. Rekomendasi adalah Izin Pendahuluan yang diberikan kepada investor
yang akan atau sudah menanamkan modalnya di Kota Pontianak.
j. Tim adalah Tim Perizinan Usaha/Investasi Kota Pontianak yang ditunjuk
oleh Walikota Pontianak.
k. Sekretariat Tim adalah Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu dan
Penanaman Modal Daerah (KP2T dan PMD) Kota Pontianak yang
ditunjuk oleh Walikota Pontianak untuk memproses izin pendahuluan.
BAB II
- 4 MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
(1)
Pemberian Izin Pendahuluan Investasi dimaksudkan untuk
pengaturan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian atas usaha
atau kegiatan Investasi oleh orang atau Badan.
(2) Tujuan pemberian Izin Pendahuluan adalah untuk
kepentingan umum serta pelaksanaannya lebih terarah.
Pasal 3
melindungi
(1)
Setiap Izin Pendahuluan yang merupakan dukungan Pemerintah
Daerah terhadap Investasi dicantumkan persyaratan teknis yang wajib
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perUndang-Undangan yang
berlaku.
(2)
Pencantuman persyaratan teknis tersebut disesuaikan dengan
jenis/bidang usaha dan atau kegiatan yang dimohon dan atau
dilaksanakan.
BAB III
OBYEK DAN SUBYEK IZIN
Pasal 4
(1)
Objek Izin adalah jenis usaha/jasa yang sifatnya menginvestasikan
modalnya diwajibkan memiliki izin pendahuluan yang dikeluarkan oleh
Walikota.
(2)
Subjek Izin adalah setiap orang pribadi atau badan yang akan atau
yang telah menginvestasikan modalnya di daerah.
BAB IV
TATA CARA PEMBERIAN IZIN
Pasal 5
(1) Setiap orang pribadi atau badan yang menginvestasikan modalnya di
daerah diwajibkan memiliki izin pendahuluan yang dikeluarkan oleh
Walikota.
(2)
Setiap orang pribadi atau badan yang akan mendapatkan izin
pendahuluan dari walikota terlebih dahulu mengajukan permohonan
dengan mengisi Formulir atau Daftar Isian yang telah disediakan dan
disampaikan kepada
Walikota melalui Kantor Pelayanan Perizinan
Terpadu dan Penanaman Modal Daerah Kota Pontianak.
(3)
Jenis Perizinan
A.
1.
Izin Pendahuluan berupa :
Rekomendasi Investasi
- 5 a. Dukungan Pemerintah Kota Pontianak terhadap investor yang
akan atau telah melakukan investasi di Kota Pontianak dalam
bentuk Rekomendasi
b. Rekomendasi diberikan kepada setiap orang atau badan yang
akan melakukan investasi di Kota Pontianak;
c.Masa berlaku rekomendasi investasi adalah selama 3 (tiga) bulan
dan dapat diperpanjang paling banyak 1 (satu) kali.
B. Izin Penggunaan Tata Ruang.
C. Izin Operasional
1. Izin Operasional diajukan oleh orang pribadi atau badan setelah
memperoleh Rekomendasi dan atau izin prinsip investasi dengan
mengajukan permohonan melalui Kantor Pelayanan Perizinan
Terpadu dan Penanaman Modal Daerah Kota Pontianak setelah
melalui perubahan.
2. Izin Operasional terdiri dari :
a.
Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
b.
Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
c.
Izin Udang-Undang Gangguan (IUUG) HO
d.
Izin Pariwisata
e.
Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
f.
Tanda Daftar Industri (TDI)
Ketentuan Izin Operasional mengacu kepada Peraturan Daerah
Nomor 12 Tahun 2004 tentang Rencana strategis Kota Pontianak
Tahun 2004
Pasal 6
(1)
Dukungan Pemerintah Daerah dalam bentuk Rekomendasi
Investasi diterbitkan setelah mendapat masukan dari Tim Asistensi
Perizinan Usaha/Investasi yang ditunjuk oleh Walikota
BAB V
PERSYARATAN PERMOHONAN IZIN PENDAHULUAN
Pasal 7
Persyaratan yang menjadi kelengkapan permohonan izin pendahuluan :
A.
Rekomendasi Investasi
1
.
Mengajukan Permohonan dukungan investasi dengan mengisi
formulir/daftar isian yang telah disediakan
2
.
3
Sket Lokasi
Akte Pendirian Perusahaan (bagi yang berbadan hukum)
- 6 .
4
.
5
.
6
.
Foto Copy KTP
Foto Copy Sertifikat Tanah/Lahan
Proposal
Pasal 8
(1)
Izin Pendahuluan dapat diperpanjang 1 (satu) kali dengan
mengajukan permohonan dan disertai alasan-alasan yang dapat
diterima
(2)
Pengajuan permohonan perpanjangan dilakukan selambat-lambatnya
7 (tujuh) hari sebelum berakhir masa berlakunya izin.
BAB VI
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
Pasal 9
(1)
Perubahan Lokasi harus mengajukan permohonan baru.
(2)
Setiap perubahan terhadap Site Plan harus mendapat izin dari
Walikota.
(3)
Setiap Orang atau Badan yang telah memperoleh Izin Pendahuluan
dan Izin Operasional diharuskan menyampaikan laporan pelaksanaan
kegiatan 3(tiga) bulan sekali.
(4)
Pengawasan dapat juga dilakukan dengan melakukan pemeriksaan
lapangan yang dilaksanakan KP2T dan PMD Kota Pontianak, bila
dipandang perlu dapat mengikut sertakan Instansi Teknis terkait yang
ditugaskan oleh Walikota.
(5)
Laporan sebagaimana dimaksudkan ayat (3) pasal 9 keputusan ini
disampaikan kepada Walikota melalui Kantor Pelayanan Perizinan
Terpadu dan Penanaman Modal Daerah Kota Pontianak;
(6)
Izin Pendahuluan dinyatakan tidak berlaku lagi apabila :
a. Batas waktu masa berlakunya telah habis.
b. Pemilik/pemegang izin tidak mematuhi dan melaksanakan
ketentuan-ketentuan sebagaimana yang tercantum dalam izin
pendahuluan dan izin-izin lainnya.
c. Pemilik/pemegang izin menghentikan kegiatannya.
(7)
Walikota dapat memberikan teguran/sanksi kepada instansi teknis
terkait bilamana tidak dapat menyelesaikan perizinan yang telah
ditentukan tepat pada waktunya.
- 7 BAB VII
PENUTUP
Pasal 10
(1). Dengan berlakunya peraturan ini, maka Keputusan Walikota Pontianak
Nomor 66 Tahun 2002 dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.
(2).
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan ini akan diatur dan
ditetapkan kemudian oleh Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
dan Penanaman Modal Daerah, sepanjang mengenai teknis
pelaksanaannya.
Pasal 11
Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal di-Undangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
peraturan ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota
Pontianak.
Ditetapkan di Pontianak
pada tanggal 21 Nopember 2005
WALIKOTA PONTIANAK
ttd
dr. H. BUCHARY ABDURRACHMAN
Diundangkan di Pontianak
pada tanggal 21 Nopember 2005
SEKRETARIS DAERAH KOTA PONTIANAK
Drs. H. HASAN RUSBINI
Pembina Utama Madya
Nip. 520 007 946
LEMBARAN DAERAH KOTA PONTIANAK
TAHUN 2005 NOMOR .69 SERI E NOMOR 20.
PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK
NOMOR 62 TAHUN 2005
TENTANG
PROSEDUR DAN TATA CARA PERIZINAN
USAHA/INVESTASI DI KOTA PONTIANAK
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA PONTIANAK
Menimban
g
: a.
bahwa mengingat kemampuan pemerintah dalam
melakukan investasi sangat terbatas, maka investasi
pihak swasta dalam pembangunan di Kota Pontianak
menjadi sangat penting;
b.
bahwa untuk mendorong percepatan pembangunan
Kota Pontianak yang menjadi gerbang masuk
Provinsi Kalimantan Barat perlu dilakukan upaya
memacu investasi dari pihak dunia usaha/swasta;
c.
bahwa salah satu upaya yang dapat ditempuh untuk
mendorong
dunia
usaha/swasta
menanamkan
investasinya adalah dengan memberikan kepastian
hukum berupa kejelasan proses/perizinan dalam
bentuk prosedur tetap perizinan usaha/investasi Kota
Pontianak;
d.
bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a,b dan c di
atas, dipandang perlu menetapkan suatu ketetapan
baku prosedur perizinan usaha/investasi Kota
Pontianak, dalam suatu keputusan;
Mengingat : 1.
Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang
Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun
1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di
Kalimantan (Lembaran Negara Tahun 1953 Nomor 9)
sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun
1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor
1820);
2.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran
Negara Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 2043);
3.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang
Perindustrian (Lembaran Negara Tahun 1984 Nomor
22, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3274) ;
4.
Undang-Undang Nomor 9
Kepariwisataan (Lembaran
Tahun 1990 tentang
Negara Tahun 1990
- 2 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3427);
5.
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang
Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 1992
Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3501);
6.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup (lembaran Negara
Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3699);
7. Undang-Undang nomor 32 …
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Nomor
126 tahun 2004, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4438);
7.
8.
Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 1993 tentang
Analisis Mengenai Dampak lingkungan (Lembaran
Negara Tahun 1993 Nomor 84, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3538);
9.
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 96
Tahun 2000 tentang Bidang Usaha yang tertutup
Bagi Penanaman Modal;
10
.
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 118
Tahun 2000 tentang Sektor Usaha Yang Tertutup
Untuk Investasi Dimana Sebagian Saham Dimiliki
Oleh Warga Negara Asing dan Atau Pihak Asing Yang
Resmi
11
.
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 29
Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Penanaman
Modal Dalam Rangka Penanaman Modal Asing dan
Penanaman Modal Dalam Negeri Melalui Sistem
Pelayanan satu Atap
12
Keputusan Menteri Negara Investasi / Kepala Badan
Koordinasi Penanaman Modal Nomor 38/SK/ 1999
tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan
Penanaman Modal Yang didirikan Dalam Rangka
Penanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman
Modal Asing;
13
.
Peraturan Daerah Kota Pontianak Nomor 9 Tahun
2000
tentang
Kewenangan
Pemerintah
Kota
Pontianak (Lembaran Daerah Tahun 2000 Nomor 27
Seri C Nomor 8);
14
.
Peraturan Daerah Kota Pontianak Nomor 4 Tahun
2002 tentang RTRW Kota Pontianak Tahun 2002-2012
(Lembaran Daerah Tahun 2002 Nomor 13 Seri E
Nomor 3);
- 3 15
.
Peraturan Daerah Kota Pontianak Nomor 9 Tahun
2002 tentang Jasa Informasi Pariwisata, Usaha Jasa
Konsultasi Pariwisata, dan Usaha Jasa Promosi
Pariwisata Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2002
Nomor 25 Seri E Nomor 5);
16
.
Peraturan Daerah Nomor 12 tahun 2004 tentang
Rencana strategis Kota Pontianak Tahun 2004.
(Lembaran Daerah Tahun 2004 Nomor 39 Seri E
Nomor 20);
17
.
Peraturan Daerah Kota Pontianak Nomor 17 Tahun
2004 Tentang Pembentukan Lembaga Teknis Daerah
Kota Pontianak (Lembaran Daerah Tahun 2004
Nomor 44 Seri D Nomor 10);
MEMUTUSKAN
Menetapkan
:
PERATURAN
WALIKOTA
PONTIANAK
TENTANG
PROSEDUR DAN TATA CARA PERIZINAN USAHA /
INVESTASI DI KOTA PONTIANAK
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan :
a. Daerah adalah Kota Pontianak
b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Pontianak
c. Kepala Daerah adalah Walikota Pontianak
d. Investor adalah setiap Orang yang mengajukan permohonan
penanaman modal.
e. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan
kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan
usaha yang meliputi perseroan terbatas, Perseroan komanditer,
perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan
nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun,
persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, atau organisasi
yang sejenis, lembaga, bentuk usaha tetap dan bentuk usaha lainnya.
f. PMA adalah Penanaman Modal Asing.
g. PMDN adalah Penanaman Modal Dalam Negeri.
h. PMD adalah Penanaman Modal Daerah.
i. Rekomendasi adalah Izin Pendahuluan yang diberikan kepada investor
yang akan atau sudah menanamkan modalnya di Kota Pontianak.
j. Tim adalah Tim Perizinan Usaha/Investasi Kota Pontianak yang ditunjuk
oleh Walikota Pontianak.
k. Sekretariat Tim adalah Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu dan
Penanaman Modal Daerah (KP2T dan PMD) Kota Pontianak yang
ditunjuk oleh Walikota Pontianak untuk memproses izin pendahuluan.
BAB II
- 4 MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
(1)
Pemberian Izin Pendahuluan Investasi dimaksudkan untuk
pengaturan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian atas usaha
atau kegiatan Investasi oleh orang atau Badan.
(2) Tujuan pemberian Izin Pendahuluan adalah untuk
kepentingan umum serta pelaksanaannya lebih terarah.
Pasal 3
melindungi
(1)
Setiap Izin Pendahuluan yang merupakan dukungan Pemerintah
Daerah terhadap Investasi dicantumkan persyaratan teknis yang wajib
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perUndang-Undangan yang
berlaku.
(2)
Pencantuman persyaratan teknis tersebut disesuaikan dengan
jenis/bidang usaha dan atau kegiatan yang dimohon dan atau
dilaksanakan.
BAB III
OBYEK DAN SUBYEK IZIN
Pasal 4
(1)
Objek Izin adalah jenis usaha/jasa yang sifatnya menginvestasikan
modalnya diwajibkan memiliki izin pendahuluan yang dikeluarkan oleh
Walikota.
(2)
Subjek Izin adalah setiap orang pribadi atau badan yang akan atau
yang telah menginvestasikan modalnya di daerah.
BAB IV
TATA CARA PEMBERIAN IZIN
Pasal 5
(1) Setiap orang pribadi atau badan yang menginvestasikan modalnya di
daerah diwajibkan memiliki izin pendahuluan yang dikeluarkan oleh
Walikota.
(2)
Setiap orang pribadi atau badan yang akan mendapatkan izin
pendahuluan dari walikota terlebih dahulu mengajukan permohonan
dengan mengisi Formulir atau Daftar Isian yang telah disediakan dan
disampaikan kepada
Walikota melalui Kantor Pelayanan Perizinan
Terpadu dan Penanaman Modal Daerah Kota Pontianak.
(3)
Jenis Perizinan
A.
1.
Izin Pendahuluan berupa :
Rekomendasi Investasi
- 5 a. Dukungan Pemerintah Kota Pontianak terhadap investor yang
akan atau telah melakukan investasi di Kota Pontianak dalam
bentuk Rekomendasi
b. Rekomendasi diberikan kepada setiap orang atau badan yang
akan melakukan investasi di Kota Pontianak;
c.Masa berlaku rekomendasi investasi adalah selama 3 (tiga) bulan
dan dapat diperpanjang paling banyak 1 (satu) kali.
B. Izin Penggunaan Tata Ruang.
C. Izin Operasional
1. Izin Operasional diajukan oleh orang pribadi atau badan setelah
memperoleh Rekomendasi dan atau izin prinsip investasi dengan
mengajukan permohonan melalui Kantor Pelayanan Perizinan
Terpadu dan Penanaman Modal Daerah Kota Pontianak setelah
melalui perubahan.
2. Izin Operasional terdiri dari :
a.
Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
b.
Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
c.
Izin Udang-Undang Gangguan (IUUG) HO
d.
Izin Pariwisata
e.
Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
f.
Tanda Daftar Industri (TDI)
Ketentuan Izin Operasional mengacu kepada Peraturan Daerah
Nomor 12 Tahun 2004 tentang Rencana strategis Kota Pontianak
Tahun 2004
Pasal 6
(1)
Dukungan Pemerintah Daerah dalam bentuk Rekomendasi
Investasi diterbitkan setelah mendapat masukan dari Tim Asistensi
Perizinan Usaha/Investasi yang ditunjuk oleh Walikota
BAB V
PERSYARATAN PERMOHONAN IZIN PENDAHULUAN
Pasal 7
Persyaratan yang menjadi kelengkapan permohonan izin pendahuluan :
A.
Rekomendasi Investasi
1
.
Mengajukan Permohonan dukungan investasi dengan mengisi
formulir/daftar isian yang telah disediakan
2
.
3
Sket Lokasi
Akte Pendirian Perusahaan (bagi yang berbadan hukum)
- 6 .
4
.
5
.
6
.
Foto Copy KTP
Foto Copy Sertifikat Tanah/Lahan
Proposal
Pasal 8
(1)
Izin Pendahuluan dapat diperpanjang 1 (satu) kali dengan
mengajukan permohonan dan disertai alasan-alasan yang dapat
diterima
(2)
Pengajuan permohonan perpanjangan dilakukan selambat-lambatnya
7 (tujuh) hari sebelum berakhir masa berlakunya izin.
BAB VI
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
Pasal 9
(1)
Perubahan Lokasi harus mengajukan permohonan baru.
(2)
Setiap perubahan terhadap Site Plan harus mendapat izin dari
Walikota.
(3)
Setiap Orang atau Badan yang telah memperoleh Izin Pendahuluan
dan Izin Operasional diharuskan menyampaikan laporan pelaksanaan
kegiatan 3(tiga) bulan sekali.
(4)
Pengawasan dapat juga dilakukan dengan melakukan pemeriksaan
lapangan yang dilaksanakan KP2T dan PMD Kota Pontianak, bila
dipandang perlu dapat mengikut sertakan Instansi Teknis terkait yang
ditugaskan oleh Walikota.
(5)
Laporan sebagaimana dimaksudkan ayat (3) pasal 9 keputusan ini
disampaikan kepada Walikota melalui Kantor Pelayanan Perizinan
Terpadu dan Penanaman Modal Daerah Kota Pontianak;
(6)
Izin Pendahuluan dinyatakan tidak berlaku lagi apabila :
a. Batas waktu masa berlakunya telah habis.
b. Pemilik/pemegang izin tidak mematuhi dan melaksanakan
ketentuan-ketentuan sebagaimana yang tercantum dalam izin
pendahuluan dan izin-izin lainnya.
c. Pemilik/pemegang izin menghentikan kegiatannya.
(7)
Walikota dapat memberikan teguran/sanksi kepada instansi teknis
terkait bilamana tidak dapat menyelesaikan perizinan yang telah
ditentukan tepat pada waktunya.
- 7 BAB VII
PENUTUP
Pasal 10
(1). Dengan berlakunya peraturan ini, maka Keputusan Walikota Pontianak
Nomor 66 Tahun 2002 dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.
(2).
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan ini akan diatur dan
ditetapkan kemudian oleh Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
dan Penanaman Modal Daerah, sepanjang mengenai teknis
pelaksanaannya.
Pasal 11
Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal di-Undangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
peraturan ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota
Pontianak.
Ditetapkan di Pontianak
pada tanggal 21 Nopember 2005
WALIKOTA PONTIANAK
ttd
dr. H. BUCHARY ABDURRACHMAN
Diundangkan di Pontianak
pada tanggal 21 Nopember 2005
SEKRETARIS DAERAH KOTA PONTIANAK
Drs. H. HASAN RUSBINI
Pembina Utama Madya
Nip. 520 007 946
LEMBARAN DAERAH KOTA PONTIANAK
TAHUN 2005 NOMOR .69 SERI E NOMOR 20.