Edisi Juni 2017

Monthly Market Review
Jun 2017
Hanya untuk investor profesional PT Manulife Aset Manajemen Indonesia. Bukan untuk umum.

ULASAN MAKROEKONOMI
Kondisi makroekonomi bulan Juni tetap kondusif. Inflasi
bulanan tercatat naik +0.69% di tengah Hari Raya.
Kenaikan tertinggi terjadi pada transportasi (+0.23 ppt)
terutama karena tradisi mudik tahunan. Harga pangan,
terutama ikan dan ayam, berkontribusi +0.14 ppt.
Tambahan lagi, dampak kedua atas kenaikan harga listrik
900 VA di bulan Mei juga berkontribusi +0.17 ppt. Atas
beberapa penyebab utama di atas, inflasi umum tahunan
meningkat jadi +4.37% YoY dari bulan sebelumnya di
angka +4.33% YoY. Di lain pihak, inflasi inti justru turun
menjadi +3.13% YoY dari bulan sebelumnya +3.20%.
Secara keseluruhan kami percaya inflasi tahun ini akan
tetap terkendali karena pemerintah sangat aktif memantau
harga pangan.
Walaupun pencabutan subsidi listrik
memicu inflasi, kami perkirakan pada akhirnya inflasi tetap

terjaga sesuai target Bank Indonesia di kisaran 3% - 5%.
Pemerintah telah menyatakan tidak akan ada lagi kenaikan
tarif listrik (baik subsidi maupun non subsidi) sampai akhir
tahun. Kami juga menilai kecil kemungkinan kenaikan
signifikan harga BBM (RON 88) karena harga minyak dunia
yang masih lemah dan Rupiah yang stabil. Pada pertemuan
Bank Indonesia bulan Juli ini, diperkirakan suku bunga
acuan tidak akan berubah.
Indeks PMI bulan Juni turun dari bulan sebelumnya 50.6
menjadi 49.5. Periode libur panjang menjadi salah satu
penyebab.
Yang menarik adalah tingkat pembelian
produsen masih terus meningkat seiring pemulihan ekspor.
Secara kuartalan, rata-rata indeks PMI di kuartal kedua
2017 adalah 50.5, masih lebih tinggi dibandingkan kuartal
pertama sebesar 50.0. Kami perkirakan pemulihan ekspor
akan menopang aktivitas sektor manufaktur di bulan-bulan
ke depan.

MACROECONOMY REVIEW

Indonesia macro economy indicators remained conducive in
June. Inflation came up +0.69% in the midst of festivities.
Transportation generated the most (+0.23ppt) mainly due
to the annual homecoming tradition. Prices of foodstuffs,
especially fish and chicken meat, contributed +0.14ppt. In
addition, the second impact of May's 900VA electricity
tariff adjustment contributed +0.17ppt. Given the above
major inflation generators, on an annual basis inflation
increased to +4.37% YoY from +4.33% YoY in May. Core
inflation, on the other hand, eased to +3.13% YoY from
+3.20% YoY in the previous month. Overall, we believe
inflation will remain under control this year given that the
government has actively monitored foodstuff prices.
Although electricity subsidy removal will trigger inflation to
edge up, inflation is still expected to hover within Bank
Indonesia expectation of 3%-5%. The government has
stated that it will not raise the electricity tariff (subsidized
and non-subsidized) until end of this year. We also see
lower possibility of a significant retail fuel price hike (RON
88) due to the stable Rupiah and easing oil price. We

expect Bank Indonesia to maintain rate at its next policy
decision.
In June Purchasing Manager Index was down to 49.5 from
50.6 in the previous month. The long holidays could play a
part in the above. Interestingly, producers’ buying levels
continued to edge up, and export demand recovered. On a
quarterly basis, average PMI for 2Q17 was 50.5, higher
than 50.0 in 1Q17. We expect recovery in export will
support manufacturing sector activities in the upcoming
months.

Mengikuti penguatan selama 4 bulan pertama tahun ini, di
bulan Mei masih terjadi surplus perdagangan sebesar USD
470 Juta, lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar USD
1.2 Miliar. Ini terjadi akibat kenaikan impor menjelang
bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, dan secara
musiman hal ini sudah biasa terjadi.
Impor tumbuh
+24.0% YoY (dari +10.3% di bulan sebelumnya) dan
ekspor tumbuh +24.1% YoY (dari +12.6% bulan

sebelumnya). Ekspor yang kuat dan pendanaan yang
sukses menopang cadangan devisa, meningkat jadi USD
125 Miliar di bulan Mei dibandingkan USD 123.3 Miliar di
bulan April. Cadangan ini cukup untuk membiayai 9 bulan
impor atau 8.7 bulan impor dan pembayaran utang
pemerintah. Angka yang sangat cukup untuk menopang
keluarnya arus dana dari Indonesia, jika ada.

Following very strong readings in 4M17, trade balance
came in at USD470m in May, lower than USD1.2b in the
previous month. It shows impacts of high imports prior to
Ramadhan and Lebaran, and it is seasonal in nature. Import
growth came in at +24.0% YoY (from +10.3% in previous
month) while export growth at +24.1% YoY (from +12.6%
in April). Strong exports and successful fund raising have
been supporting the foreign reserve. The reserve continued
increasing, came in at USD125.0b in May from USD123.3b
in April. The reserve is sufficient to cover over 9.0 months

of imports or ~8.7 months of imports plus government

debt payment. It is more than sufficient to cover portfolio
reversal, if any.

1

Monthly Market Review
Jun 2017

PASAR SAHAM

EQUITY MARKET

Di bulan Juni IHSG menguat +1.6%, mengungguli indeks

In June the Jakarta Composite Index was up +1.6%,

MSCI Asia Ex. Japan (+1.1%), MSCI Emerging Market
(+1.0%), dan MSCI World (+0.2%) seiring investor lokal
yang mengambil posisi di pasar setelah kenaikan peringkat
dari S&P diumumkan satu bulan sebelumnya. Sebaliknya,

investor asing membukukan penjualan bersih sebesar USD
324.6 Juta sebagai aksi ambil untung setelah IHSG
mencapai rekor tertinggi. Sektor finansial (+3.5%) menjadi
yang paling unggul ditopang data-data yang suportif,
diikuti oleh sektor infrastruktur (+3.4%) yang memperoleh
sambutan investor atas turunnya pembiayaan setelah
kenaikan peringkat dan juga berakhirnya ketidakpastian
keuangan di beberapa perusahaan jalan tol.
Sektor

outperforming those of MSCI Asia Ex Japan (+1.1%), MSCI
Emerging Market (+1.0%) and MSCI World (+0.2%) as
local investors played catch up by entering the market
following the upgrade in sovereign rating to investment by
S&P announced in the previous month. Foreign investors
recorded a net flow of –USD324.6m as more took profit
after the index reached record high. Finance sector
(+3.5%) led the gain, supported by positive data
readings. Infrastructure (+3.4%) came next as investors
welcomed upcoming lower financing rate resulted from the

Indonesia sovereign rating upgrade and removal of a
financing overhang in a big toll road player. Mining (-2.1%)

pertambangan (-2.1%) adalah yang terburuk, masih
menurun setelah di bulan sebelumnya juga melemah 8.6%, akibat kekhawatiran penurunan harga minyak dunia.
Harga minyak sawit mentah turun -5% dalam sebulan
setelah di bulan Mei sudah naik kuat menyambut bulan
Ramadhan dan Hari Raya. Walaupun demikian, harga
batubara (+10%) dan nikel (+4.7%) masih menguat.

continued to be the top loser following a -8.6% decline in
the previous month, as investors were concerned over a
decline in oil price. Crude Palm Oil price was down -5.0%
MoM post the strong increase in May ahead of the
Ramadhan and Eid festivities. However, coal (+10.0%) and
nickel (+4.7%) still showed higher prices.

Kami terus memandang optimis kondisi Indonesia.
Perbaikan fundamental ekonomi membuat Indonesia
menjadi destinasi investasi yang menarik. Kami juga

berharap akan adanya earnings upgrade tahun ini, setelah
4 tahun terakhir terjadi earnings downgrade. Indikator
makro juga terus menunjukkan perbaikan di semua aspek.
Defisit neraca berjalan yang rendah, cadangan devisa
semakin kuat. Perbaikan pertumbuhan PDB, sementara

Indonesia economic fundamentals put the country as an
attractive investment destination. We expect earnings
upgrade this year after four years of downgrades. Macro
indicators are showing improvements in all aspects. Our
Current Account Deficit is much lower, foreign reserve is
much stronger. GDP growth is improving, while the Central
Bank has done its easing cycle with the 150bp cut in the
past one year. The fundamental improvements are also

bank sentral juga telah menurunkan suku bunga 150 bps
tahun lalu.
Perbaikan fundamental juga diikuti oleh
reformasi menyeluruh.
Kenaikan peringkat dari S&P

diperkirakan akan meningkatkan selera investor terhadap
Indonesia. Kami tetap percaya perekonomian Indonesia
akan tetap positif dan kami tetap optimis akan daya tarik
jangka panjang investasi Indonesia.

supported by widespread reforms. The S&P investment
grade is expected to continue increasing investor appetite
on Indonesia. We continue to believe that exposure to
Indonesia economies will likely remain to be positive and
we remain optimistic on the enduring appeal of investment
in Indonesia.

We remain positive on Indonesia.

PASAR OBLIGASI
Indeks BINDO sebagai proksi pasar obligasi domestik naik
0.99% di bulan Juni, membuat kinerja kumulatif sepanjang
tahun berjalan juga meningkat jadi 9.65%. Kondisi pasar
sepanjang bulan relatif tenang menjelang libur dan Hari
Raya Idul Fitri. Secara keseluruhan, kondisi ekonomi

domestik menunjukkan indikasi positif, seperti masih
berlanjutnya surplus neraca perdagangan di bulan Mei.
Cadangan devisa meningkat ke level tertinggi, dan nilai
tukar juga stabil.

Improvements in

BOND MARKET
Bloomberg Indonesia Local Sovereign Index as a proxy for
Indonesia local bond market increased by 0.99% MoM in
June resulting in a cumulative return of 9.65% YTD. Market
was relatively calm in June ahead of long holiday due to Eid
Mubarak. Overall, domestic economy showed positive
figures that released in June, such as trade balance
continued its surplus in May. Meantime, foreign reserves
also increased in May to the highest since August 2011.
Currency exchange rate was also relatively stable.

2


Monthly Market Review
Jun 2017

PASAR OBLIGASI

BOND MARKET

Inflasi memang meningkat sesuai ekspektasi di bulan
Ramadhan. Dari sisi global, kenaikan suku bunga Amerika
Serikat di bulan Juni lalu juga sudah diantisipasi pasar. Fed
Rate naik 25 bps ke kisaran 1% - 1.25%. Kenaikan ini
menunjukkan keyakinan atas perekonomian. Bank sentral
memperkirakan tingkat pengangguran tahun ini akan tetap
berada sekitar 4.3%, terendah dalam 16 tahun, dan masih
akan turun menjadi 4.2% tahun 2018. Pada saat yang
sama, inflasi diperkirakan akan mengarah ke target 2%.
Investor asing menjadi pembeli terbesar obligasi Indonesia
di bulan Juni, membukukan pembelian bersih senilai IDR
14.4 Triliun. Kepemilikan asing meningkat menjadi IDR
770.55 Triliun, atau 39.47% dari total obligasi yang
diperdagangkan,
dibandingkan
39.15%
sebulan
sebelumnya. Kepemilikan perbankan juga meningkat IDR
3.28 Triliun menjadi IDR 394.8 Triliun. Sementara itu
kepemilikan BI relatif tidak banyak berubah, dari IDR
179.92 Triliun sebulan sebelumnya menjadi IDR 180.28
Trilliun. Kepemilikan investor lain seperti reksa dana naik
IDR 1.05 Triliun, tapi secara persentase nyaris tidak berubah
sebesar 4.69%. Demikian juga dengan asuransi yang
meningkatkan pembelian sebesar IDR 1.44 Triliun, tapi
secara persentase kepemilikan justru sedikit turun dari
13.09% ke 13.02%.
Imbal hasil obligasi menurun, terutama obligasi jangka
pendek dan menengah. Di saat yang sama, obligasi jangka
panjang bergerak terbatas, bahkan pada akhirnya imbal
hasil obligasi 30 tahun sedikit meningkat. Banyak investor
melakukan aksi ambil untung terutama pada obligasi
jangka panjang, setelah pada bulan sebelumnya meroket
tajam.
Selain itu, secara musiman memang investor
membatasi diri untuk tidak mengambil posisi risiko
berlebihan menjelang libur panjang Hari Raya Idul Fitri.
Tabel dan grafik berikut menunjukkan pergerakan bulanan
imbal hasil obligasi sepanjang bulan Juni 2017:
TENOR

30 Jun 17

31 May 17

CHANGES
(bps)

2yr

6.34

6.42

-8

5yr

6.63

6.67

-4

10yr

6.80

6.93

-13

15yr

7.35

7.37

-2

20yr

7.53

7.59

-6

30yr

7.85

7.83

3

UNGKAPAN & SANGGAHAN: INVESTASI MELALUI REKSA DANA MENGANDUNG RISIKO. CALON INVESTOR WAJIB MEMBACA DAN
MEMAHAMI PROSPEKTUS SEBELUM MEMUTUSKAN UNTUK BERINVESTASI MELALUI REKSA DANA. KINERJA MASA LALU TIDAK
MENCERMINKAN KINERJA MASA DATANG.
Dokumen ini disusun berdasarkan informasi dari sumber yang dapat dipercaya oleh PT Manulife Aset Manajemen Indonesia. PT
Manulife Aset Manajemen Indonesia tidak menjamin keakuratan, kecukupan, atau kelengkapan informasi dan materi yang diberikan.
Meskipun dokumen ini telah dipersiapkan dengan seksama, PT Manulife Aset Manajemen Indonesia tidak bertanggung jawab atas
segala konsekuensi hukum dan keuangan yang timbul, baik terhadap atau diderita oleh orang atau pihak apapun dan dengan cara
apapun yang dianggap sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan atas dasar keseluruhan atau sebagian dari dokumen ini. Reksa
Dana Manulife adalah Reksa Dana domestik yang ditawarkan dan dikelola oleh PT Manulife Aset Manajemen Indonesia. Penawaran
Reksa Dana tidak didaftarkan sesuai dengan hukum dan peraturan lainnya selain yang berlaku di Indonesia. Investasi pada Reksa Dana
bukan merupakan deposito maupun investasi yang dijamin atau diasuransikan oleh PT Manulife Aset Manajemen Indonesia atau
afiliasinya, dan tidak terbebas dari resiko investasi, termasuk di dalamnya kemungkinan berkurangnya nilai awal investasi. Nilai unit
penyertaan Reksa Dana serta hasil investasinya dapat naik atau turun.PT. Manulife Aset Manajemen Indonesia adalah perusahaan
Manajer Investasi dengan izin dari Bapepam No. Kep-07/PM/MI/1997 tertanggal 21 Agustus 1997. PT. Manulife Aset Manajemen
Indonesia adalah bagian dari Manulife Asset Management. Informasi selengkapnya mengenai Manulife Asset Management dapat
ditemukan di www.manulifeam.com. Manulife Asset Management, Manulife, dan desain logo Manulife adalah merk terdaftar dari
Manufacturers Life Insurance Company dan digunakan oleh Manulife dan afiliasinya.

However, inflation was expected to be higher due to
Ramadhan. On global side, the Fed rate hike in June was
fully anticipated by the market. The Fed rate rose by a
quarter-point and hovered in range of 1-1.25% currently.
The rate hike reflected economy confidence. The Fed
expects unemployment rate remains at 16-year low of
4.3% this year and will fall to 4.2% in 2018. Meantime,
Fed also believes that inflation will resume toward its target
of 2%.

Foreign investors booked the highest net buy totaling
IDR14.40 trillion in June. Foreign ownership jumped to
IDR770.55 trillion or 39.47% of total tradable government
bonds from 39.15% in the previous month. Banks’
ownership rose by IDR3.28 trillion to IDR394.80 trillion in
June. Meantime, Bank Indonesia held about IDR180.28
trillion, relatively unchanged from previous month of
IDR179.92 trillion. Other investors such as mutual funds
booked increasing ownership by IDR1.05 trillion, but its
ownership remained at 4.69%. Insurance also recorded net
buy of IDR1.44 trillion, but its share marginally declined to
13.02% in June from 13.09% previously.
Yields dropped in June, especially short and medium dated
bonds. Meantime, long dated bonds moved in limited
range, even 30-year bond closed at slightly higher yield.
Some investors took profits especially long term bonds after
strengthening significantly in the prior month. In addition,
seasonally investors avoid taking additional risk position
before long holiday of Eid Mubarak.
The following table and graph show the MoM bond yield
movement as of June 2017.

DISCLOSURE & DISCLAIMER: MUTUAL FUND INVESTMENTS ARE SUBJECT TO RISKS. INVESTORS MUST CAREFULLY READ AND
COMPREHEND PROSPECTUSES PRIOR TO MAKING ANY MUTUAL FUND INVESTMENT DECISION. HISTORICAL PERFORMANCES DO
NOT REFLECT FUTURE PERFORMANCE.
This document was prepared based on information from sources believed to be reliable by PT Manulife Aset Manajemen Indonesia.
PT Manulife Aset Manajemen Indonesia does not warrant the accuracy, adequacy, or completeness of this information and materials.
PT Manulife Aset Manajemen Indonesia does not assume responsibility for any legal and financial consequences arising, against or
suffered by any person or parties whatsoever and howsoever as to be deemed resulting of acting in reliance upon the whole or any
part of this document. Manulife Mutual Funds are domestic mutual funds offered and managed by PT Manulife Aset Manajemen
Indonesia. The offer of Mutual Funds is not registered in accordance with the laws and regulations other than those prevailing in
Indonesia. Investments in the Mutual Funds are not deposits or other obligations of, or guaranteed, or insured by PT Manulife Aset
Manajemen Indonesia or affiliates and are subject to investment risks, including the possible loss of the principal amount invested.
The value of the units in the Mutual Funds and the income from them may rise as well as fall. Past performance figures are not
necessarily a guide to future performance, neither is any forecast made necessarily indicative of the future or likely performance of
the PT Manulife Aset Manajemen Indonesia is licensed as an Investment Manager under Decision of Capital Market Supervisory Board
No.Kep 07/PM/MI/1997 dated 21 August 1997, registered and supervised by OJK. PT Manulife Aset Manajemen Indonesia is part of
Manulife Asset Management. Additional information about Manulife Asset Management may be found at www.manulifeam.com.
Manulife Asset Management, Manulife and the block design are trademarks of the Manufacturers Life Insurance Company and are
used by it and its affiliates.

3