Tinjauan Pemasaran Produk Jasa Asuransi Pada AJB Bumiputera 1912

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kerja Praktek

Kebutuhan akan jasa asuransi kini semakin dirasakan, baik oleh perorangan maupun dunia usaha di Indonesia. Asuransi merupakan sarana finansial dalam tata kehidupan rumah tangga, baik dalam menghadapi resiko yang mendasar seperti resiko kematian, atau dalam menghadapi resiko atas harta benda yang dimiliki. Demikian pula dunia usaha dalam menjalankan kegiatannya menghadapi berbagai resiko yang mungkin dapat mengganggu kesinambungan usahanya.

Usaha perasuransian sebagai salah satu lembaga keuangan menjadi penting peranannya krena dari kegiatan perlindungan resiko, perusahaan asuransi menghimpun dana masyarakat dari penerimaan premi. Pembangunan ekonomi memerlukan dukungan dana investasi dalam jumlah yang memadai. Dengan peranan asuransi tersebut dalam perkembangan ekonomi yang semakin meningkat, maka semakin terasa kebutuhan akan kehadiran industri perasuransian yang kuat dan dapat diandalkan.

Dengan mulai membaiknya iklim dan minat masyarakat dalam bidang asuransi mengakibatkan tingkat persaingan di dunia asuransi menjadi semakin ketat. ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA 1912 sebagai salah satu


(2)

perusahaan yang bergerak dalam bidang asuransi jiwa bagi masyarakat, juga harus menghadapi persaingan yang cukup ketat dengan perusahaan asuransi lainnya.

Agar Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 dapat bertahan dan berkembang dengan baik maka Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 harus dapat menciptakan kemampuan bersaing baik dalam hal jenis produk, harga maupun segmen yang dituju sehingga dapat menghasilkan produk yang mampu bersaing dan memenangkan persaingan.

Program asuransi jiwa pada umumnya sebagai sarana proteksi dan investasi yang dapat menyajikan manfaat berupa:

1. Memberikan rasa aman dan menghilangkan kekhawatiran terhadap resiko keuangan yang timbul oleh peristiwa tak terduga. Misalnya karena kecelakaan, sakit atau kematian.

2. Tersedianya dana pada saat kebutuhan secara tiba-tiba (mendesak atau darurat).

3. Tersedianya dana untuk kebutuhan yang terencana (terprogram) dan untuk dinikmati sesui dengan rencana yang telah ditetapkan :

a. Menyediakan dana untuk biaya pendidikan dan masa depan anak.

b. Menyediakan dana untuk biaya kesejahteraan hari tua (pensiun).

c. Menyediakan dana untuk biaya kegiatan ibadah dan amal.


(3)

e. Dan lain-lain.

4. Sebagai tabungan dan investasi dalam jangka waktu tertentu secara sistematis dan terjamin serta mendapatkan pembagian laba perusahaan (Reversionary Bonus)

5. Sebagai warisan.

6. Sebagai wahan investasi yang aman dan terjamin.

Manfaat tersebut dapat dirancang dalam berbagai program yang spesifik sesuai kondisi khusus yang ada pada masing-masing pribadi atau kelompok tertentu (calon pemegang polis atau nasabah). Dalam kaitan penyampaian apa itu asuransi kepada masyarakat atau calon nasabah perlu diadakan yang namanya penyaluran, atau pendekatan yang dilakukan para agen dalam mempromosikan dan menjual produk asuransi yang beraneka ragam terhadap pasar.

Dalam dunia perdagangan dewasa ini kegiatan pemasaran merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan kelangsungan hidup suatu perusahaan. Bahkan dikatakan bahwa pemasaran merupakan jantung dari pada perusahaan.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik dengan pemasaran yang dilakukan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912, pada semua produk yang ditawarkan, karena produk ini segmen pasar yang ditujunya adalah masyarakat. Oleh karena itu penulis memilih untuk menyusun laporan kerja praktek dengan mengambil judul “TINJAUAN PEMASARAN PRODUK JASA ASURANSI PADA AJB BUMIPUTERA 1912”.


(4)

1.2 Tujuan Kerja Praktek

Tujuan dari Kerja Praktek yang dilakukan penulis adalah selain untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam pembuatan laporan kerja praktek, penyusun mempunyai tujuan lainnya sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pemasaran yang dihadapi oleh AJB BUMIPUTERA 1912.

2. Untuk mengetahui berbagai produk jasa asuransi pada AJB BUMIPUTERA 1912.

3. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh AJB BUMIPUTERA 1912 pada pemasaran produk jasa asuransi serta upaya/langkah untuk mengatasinya.


(5)

1.3 Kegunaan Kerja Praktek

Kerja praktek yang dilakukan penulis ini diharapkan dapat memberikan mafaat bagi banyak pihak yang terkait. Adapun kegunaan dari kerja praktek ini adalah :

1. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan dan wawasan agar bisa mengimplementasikan teori-teori yang didapat pada dunia kerja nyata setelah masa kuliah usai atau selesai mengikuti perkuliahan di Universitas Komputer Indonesia. Dan dapat mengetahui tentang jasa asuransi dan produk-produk yang di tawarkan kepada masyarakat berbagai kalangan dengan segala kualitas jasa pelayanan yang dimiliki oleh perusahaaan tersebut.

2. Bagi Perusahaan

Adanya bantuan tenaga dan pikiran dalam memecahkan masalah untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan perusahaan kearah yang lebih baik lagi. Serta sebagai sumbangan nilai bagi perusahaan,yang berupa saran dan usulan-usulan sebagai bahan pertimbangan untuk kemajuan perusahaan tersebut.

3. Bagi Pihak lain

Sebagai bahan referensi dan pertimbanagan untuk membuat laporan pembaca di dalam usahanya untuk lebih memahami tentang apa itu asuransi jiwa, pentingnya asuransi, dan manfaat asuransi.


(6)

1.4 Lokasi Dan Waktu Kerja Praktek

Adapun Praktek kerja lapangan dilaksanakan penulis yang ditempatkan dibagian administrasi dan marketing dilaksanakan pada tanggal 04 juli 2011 sampai dengan 04 agustus 2011, praktek kerja lapangan di laksanakan setiap hari senin sampai dengan hari jumat pukul 08.00 wib – 16.00 wib. Bertempat di ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA 1912 Kantor Cabang Eksekutif Bandung, Jl. Asia Afrika No.141 (lantai 7) Bandung, jawa barat, Indonesia.


(7)

7 BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1Sejarah Singkat Perusahaan

AJB Bumiputera 1912 berdiri atas prakarsa seorang guru sederhana bernama M.Ng.Dwidjosewojo (sebagai Presiden Komisaris), Sekretaris Persatuan Guru-guru Belanda (PGHB) Sekaligus Sekretaris I Pengurus Besar Budi Utomo, juga ditunjuk M.K.H. Soebroto sebagai Direktur dan M.Adimidjojo sebagai Bendahara Didirikan di Magelang pada tanggal 12 Februari 1912, sejak awal pendiriannya AJB Bumiputera 1912 sudah menganut system kepemilikan dan kepenguasaan yang unik, yakni bentuk badan usaha “mutual” atau “usaha bersama”. Semua pemegang polis adalah pemilik perusahaan, yang mempercayakan wakil-wakil mereka di Badan Perwakilan Anggota (BPA) untuk mengawasi jalannya perusahaan.Asas mutualisme ini, yang kemudian dipadukan dengan idealisme dan profesionalisme pengelolanya, merupakan kekuatan utama AJB Bumiputera 1912 hingga hari ini.

Di seluruh wilayah Indonesia Bumiputera 1912 memiliki 576 kantor cabang, mengkaryakan 28000 pekerja, melindungi 9,7 juta jiwa rakyat Indonesia. Jumlah kantor cabang sebanyak itu menunujukan kemitraan AJB Bumiputera 1912 dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat di seluruh Indonesia. Ada banyak tantangan dan rintangan yang telah dilalui yang banyak mengandung


(8)

manfaat yang ikut menentukan keberhasilan dalam menghadapi berbagai permasalahan-permasalahan.

Permodalan AJB Bumiputera

AJB Bumiputera 1912 memulai usahanya dengan modal awal nol sen. Dengan demikian, perusahaan asuransi ini berbentuk onderling atau mutual (Usaha Bersama), karena perusahaan dapat didirikan tanpa harus menyediakan modal lebih dahulu. Uang yang diterima perusahaan untuk pertama kalinya berasal dari kelima peserta kongres PGHB yang menjadi O.L Mij. PGHB. Syarat utamanya dalah bahwa ganti rugi tidak akan diberikan kepada ahli waris pemegang polis yang meninggal sebelum polisnya berjalan selama tiga tahun penuh.

Perusahaan ini hanya mengutamakan pembayaran premi sebagai modal kerjanya dan tidak mendapatkan honorarium bagi para pengurusnya, sehingga mereka bekerja dengan sukarela.

Sebagai perusahaan perjuangan, Bumiputera memiliki falsafah sebagai berikut :

1. Idealisme

Senantiasa memelihara nilai-nilai kejuangan dalam mengangkat kemartabatan anak bangsa sesuai sejarah pendirian Bumiputera sebagai perusahaan perjuangan.

2. Kebersamaan


(9)

dengan memberdayakan potensi komunitas Bumiputera dari, oleh dan untuk komunitas Bumiputera sebagai manifestasi perusahaan rakyat. 3. Profesionalisme

Memiliki komitmen dalam pengelolaan perusahaan dengan mengedepankan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) dan senantiasa berusaha menyesuaikan diri terhadap tuntutan perubahan lingkungan.

2.1.1 Visi Perusahaan

AJB Bumiputra 1912 menjadi perusahaan asuransi jiwa nasional yang kuat dan modern dan menguntungkan. Didukung Sumber Daya manusia (SDM) profesional yang menjunjung tinggi nilai-nilai idealisme serta mutualisme.

2.1.2 Misi Perusahaan

Misi AJB Bumiputera 1912 adalah menjadikan Bumiputera senantiasa berada dibenak dan dihati masyarakat Indonesia dengan :

1. Menyediakan pelayanan dan produk jasa asuransi jiwa berkualitas sebagai wujud partisipasi dalam penbangunan nasional melalui peningkatan kesejahteraan masyarakat indonesia.

2. Menyediakan berbagai pendidikan dan pelatihan untuk menjamin pertumbuhan kompetensi karyawan, peningkatkan produktivitas dan meningkatkan kesejahteraan, dan kerangka peningkatan kualitas pelayanan perusahaan kepada pemegang polis.


(10)

3. Mendorong terciptanya iklim kerja yang motivatif dan inovatif untuk mendukung proses bisnis internal perusahaan yang efektif dan efisien. 2.2Struktur Organisasi

Dalam suatu perusahaan terdiri dari berbagai macam sumber daya yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu, tentunya membutuhkan suatu pengaturan terhadap tugas dan tanggung jawab yang ada. Hal ini dapat dilaksanakan melalui penyusunan suatu struktur organisasi perusahaan. Struktur organisasi merupakan pola formal tentang cara pengelompokan orang dan pekerjaan dalam suatu organisasi, dengan adanya struktur organisasi garis-garis wewenang dan tanggung jawab dapat ditunjukan juga dengan adanya uraian tugas yang jelas diantara pelaksanaannya.

Kantor cabang adalah organisasi struktual asuransi jiwa perorangan dibawah pengawasan Kantor Wilayah Asuransi Jiwa Perorangan yang berkedudukan di suatu wilayah tertentu, dipimpin oleh seorang Kepala Cabang yang mempunyai fungsi utama menjalankan kegiatan trilogy operasional asuransi jiwa perorangan, kehumasan dan pelayanan kepada Pemegang polis.

AJB Bumiputera 1912 Kantor Cabang Eksekutif Bandung dipimpin oleh seorang Kepala Cabang yang dibantu oleh Kepala Unit Administrasi dan Keuangan (KUAK) dalam kegiatan operasionalnya dibantu oleh Kepala Unti Operasional (KUO).


(11)

AJB Bumiputera 1912 berkantor pusat di Jalan Cokrominoto No. 85-89 Jakarta. Kantor dibentuk berdasarkan wilayah kerja yang dinilai potensial sehingga memerlukan penanganan yang lebih intensif.

Pembentukan organisasi dikantor pusat maupun di Kantor Cabang didasarkan kepada bidang kegiatan. Unit kerja yang secara langsung menangani kegiatan usaha perusahaan disebut Kepala Urusan atau kepala bagian. Kepala urusan atau kepala bagian membawahi unit-unit kerja sesuai bidangnya.

Untuk memperjelas susunan dan tingkatan-tingkatan dalam organisasi AJB Bumiputera 1912 Kantor Cabang Eksekutif yang berada di jalan Asia Afrika No. 141-147 (lantai 7) Bandung, dapat dilihat pada lampiran bagan struktur organisasi di bawah ini.


(12)

KEPALA CABANG

Sumber : AJB Bumiputera cab. Asia Afrika

Gambar 2.2

Struktur Organisasi AJB Bumiputera cab. Bandung KEPALA UNIT ADMINISTRASI KEUANGAN

SUPERVISOR

AGEN AGEN AGEN

KASIR KEPALA UNIT


(13)

2.3 Deskripsi Jabatan

Pada Deskripsi Jabatan AJB Bumiputera 1912 Kantor Cabang Eksekutif jalan Asia Afrika No. 141-148 (lantai 7) Bandung mempunyai tugas-tugas yang harus dijalani pada setiap bagian, yaitu tugas yang diberikan secara khusus sesuai dengan fungsi unit kerja yang dipimpinnya. Deskripsi jabatan AJB Bumiputera 1912 Kantor Cabang Eksekutif disajikan secara berurutan.

1. Kepala Kantor Cabang

Kepala cabang bertanggung jawab dalam melaksanakan pengembangan organisasi keagenan (mitra bisnis), kegiatan operasional produksi, operasional konservasi, operasional pengelolaan dana, kegiatan administrasi keuangan, kehumasan dan pelayanan kepada pemegang polis, serta melaksanakan pengendalian dan evaluasi atas pelaksanaannya. Kepala cabang bertanggung jawab kepada Kepala Wilayah dan membawahi : Kepala Unit Operasional, Kepala Unit Administrasi, dan Keuangan serta Agen Koordinator.

2. Kepala Unit Administrasi dan Keuangan (KUAK)

Bertanggung jawab dalam melaksanakan, membina, mengawasi dan mengendalikan kegiatan administrasi keuangan, serta pelayanan kepada Pemegang Polis, Agen Koordinator, dan Agen. Bertanggung jawab kepada Kepala Cabang dan membawahi : Kasir/Pemegang Kas, Pegawai Administrasi, Petugas Customer Service, Tenaga Kontrak (SPIK)


(14)

3. Kepala Unit Operasional (KUO)

Bertanggung jawab dalam melaksanakan, membina, mengendalikan kegiatan operasional penjualan, operasional konversi dan pelayanan kepada Pemegang Polis. Bertanggung jawab kepada Kepala Cabang dan mengkoordinir Agen dalam unit kerjanya.

4. Kasir

Kasir adalah seorang pejabat fungsional yang bertanggung jawab kepada Kepala Unit Administrasi Keuangan untuk melaksanakan tertib administrasi, sirkulasi dan laporan keuangan.

5. Pegawai Administrasi

Bertanggung jawab kepada Kepala Unit Administrasi Keuangan untuk melaksanakan pekerjan-pekerjaan administrasi.

6. Tenaga Kontrak (SPIK)

Adalah pekerja berstatus kontrak kerja dengan perusahaan dalam batas waktu tertentu (misalnya, Sopir, Tenaga Keamanan, Keberhasilan Kantor/Office boy) yang membantu melaksanakan pekerjaan-pekerjaan di luar pekerjaan administrasi. Dan bertanggung jawab kepada Kepala Unit Administrasi Keuangan.

7. Agen Koordinator

Adalah yang mempunyai kewajiban pokok melakukan pengawasan, pengendalian dan pembinaan terhadap agen produksi dan atau Agen Debit


(15)

ysng berada dibawah koordinasinya. Agen Koordinator bertanggung jawab langsung kepada Kepala Cabang.

8. Agen Produksi

Agen yang mempunyai kewajiban melakukan kegiatan penutupan produksi baru asuransi jiwa sesuai dengan segmen pasarnya dan bertanggung jawab kepada Agen Koordinator.

9. Agen Debit/Petugas Customer Service

Adalah Agen/petugas yang mengelola portpolio polis pada suatu wilayah debit dengan kewajiban pokok melakukan kegiatan pengutipan premi dan pelayanan terhadap Pemegang Polis dalam wilayah debit, dibawah pengawasan dan koordinasi Agen Koordinator/Kepala Unit Operasional (KUO). Agen bertanggung jawab kepada Agen Koordinator, sedangkan Petugas Customer Service bertanggung jawab kepada Kepala Administrasi dan Keuangan (Kantor Cabang Eksekutif).

2.4 Aspek Kegiatan Perusahaan

Kegiatan kehumasan Internal dimaksudkan untuk membina keakraban dan kebersamaan dalam rangka membangun motivasi dan iklim kerja yang kondusif melalui:

a. Kepala Cabang / KUAK / KUO melakukan kunjungan silaturahmi ke tempat tinggal mitra kerja / pegawai dengan skala prioritas.


(16)

b. Kepala Cabang / KUAK / KUO menciptakan suasana kekeluargaan dan kebersamaan dalam organisasi dengan melakukan kegiatan olahraga dan arisan.

c. Kepala Cabang menyelenggarakan program pembinaan rohani sesuai dengan agama masing-masing.

d. Kepala Cabang / KUAK / KUO melakukan kunjungan silaturahmi kepada keluarga mitra kerja / pegawai secara berkala.

e. Kepala Cabang / KUAK / KUO melakukan kunjungan kepada mitra kerja / pegawai yang kena musibah atau sakit.

Pelaksanaan kegiatan Kehumasan Pada AJB. Bumiputera 1912 Cab. Eksekutif Asia Afrika Bandung adalah :

1. Internal

Kegiatan kehumasan dimaksudkan untuk membina keakraban dan kebersamaan dalam rangka membangun motivasi dan iklim kerja yang kondusif melalui :

a. Kepala Cabang / KUAK / KUO melakukan kunjungan silaturahmi ke tempat tinggal mitra kerja / pegawai dengan skala prioritas

b. Kepala Cabang / KUAK / KUO menciptakan suasana kekeluargaan dan kebersamaan dalam organisasi dengan melakukan kegiatan olshraga dan arisan.


(17)

c. Kepala Cabang menyelenggarakan program pembinaan rohani sesuai dengan agama masing – masing.

2. Eksternal

Kegiatan kehumasan eksternal dimaksudkan untuk membuka pasar agar memudahkan Agen dalam melakukan presentasi pasar diwilayah operasional, maupun untuk membina hubungan baik dengan pihak eksternal dengan cara :

a. Kepala Cabang wajib melakukan kegiatan silaturahmi kepada anggota Muspida setempat (Bupati/Walikota-Dandim-Kapolres-Ketua Pengadilan dan Kepala Kejaksaan) secara berskala, mengenai serta menjalin keakraban dan kerjasama.

b. Kepala Cabang wajib melakukan kunjungan silaturahmi khususnya kepada Kepala-kepala dinas, perwira-perwira TNI dan POLRI, Kalangan Perbankan, secara berkala, mengenai serta menjalin keakraban dan kerjasama.

c. Kepala Cabang melakukan kunjungan keakraban kepada Ketua Organisasi dan Asosiasi serta mendapatkan daftar nama anggota organisasi tersebut untuk didistribusikan kepada Agen sesuai segmennya.

d. Kepala Cabang melakukan kunjungan keakraban dan mengenal pemuka Agama, pemuka Adat dan Pusat Pengaruh diwilayah operasionalnya.

e. Kepala Cabang / KUAK / KUO Mitra Kerja mengikuti kegiatan Adat maupun kegiatan keagamaan diwilayah operasionalnya.


(18)

f. Kepala Cabang melakukan kunjungan silaturahmi ke perusahaan-perusahaan dan media massa yang terdapat diwalayahnya (jika ada).

g. Kepala Cabang berpartisipasi dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah.

h. Kepala Cabang bergabung dan aktif dalam kegiatan Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia di wilayah Operasionalnya.


(19)

19 BAB III

PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek

Selama melaksanakan kerja praktek penulis ditempatkan pada unit bagian staf pelayanan, yang salah satunya berkaitan dengan pemasaran. Pelaksanaan kerja praktek dilakukan selama 1 bulan dari tanggal 4 Juli 2011 s/d tanggal 4 Agustus 2011, sesuai dengan kesepakatan antara penulis dengan pihak AJB Bumiputera 1912 Cabang Eksekutif yang berada di jalan Asia Afrika No. 141-147 (lantai 7) Bandung .

3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek

Dalam melaksanakan kerja praktek, sebelumnya penulis diberikan pengarahan dan pelatihan oleh Pembimbing Perusahaan, sehingga penulis dapat mengerti dan memahami apa yang akan dikerjakan oleh penulis di Perusahaan tersebut, khususnya pada AJB Bumiputera selaku bagian staf pelayanan.

Pada pelaksanaan kerja praktek di AJB Bumiputera khususnya bagian staf pelayanan dilakukan dengan cara komputerisasi dan tulisan.


(20)

1. Melayani nasabah yang ingin menjadi pemegang polis asuransi pada AJB. Bumiputera 1912 Kantor Cab. Eksekutif Asia Afrika, berikut menjelaskan tentang produk-produknya.

2. Menyusun data-data nasabah, biasanya berupa kwitansi disusun secara berurutan

3. Mengecek kembali data-data nasabah jika ada yang terselip ataupun hilang, pengecekan ini dilakukan esok harinya.

3.3 Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek

3.3.1 Pemasaran produk jasa asuransi yang dilakukan pada AJB Bumiputera 1912 Cab. Eksekutif Asia Afrika.

AJB Bumiputera dalam kegiatan sehari-harinya tidak terlepas dari kegiatan penjualan. Salah satunya adalah memasarkan produk asuransi kepada calon pemegang polis.

1. Melakukan Riset Pasar

Proses marketing dimulai dari riset pasar untuk para agen melihat seberapa besar potensi pasar, mengukur tingkat kebutuhan pasar, peluang pasar, dan ragam segmen yang tersedia. Juga mengetahui tingkat persaingan di pasar tersebut.

2. Mengembangkan dan menetapkan Strategi Marketing

Dengan memperhitungkan keunggulan perusahaan, perusahaan siapkan strategi positioning dan brand produk tersebut yang akan ditawarkan. Dari strategi marketing tersebut, kemudian lebih rinci ke program marketing.


(21)

3. Penyiapan Agen

4. Penyiapan sarana dan Prasarana penunjang

5. Agen Koordinator Unit / Kepala Unit Operasional melakukan monitoring 6. Memasarkan produknya kepada target

Para agen koordinator unit melakukan pemasaran agar dapat tercipta kesan tertentu diingatan konsumen. Sehingga dengan demikian konsumen segmen memahami dan menghargai apa yang dilakukan perusahaan dalam kaitannya dengan para pesaingnya.

1.3.2 Menelaah berbagai produk jasa asuransi pada AJB Bumiputera 1912 Cab. Eksekutif Asia Afrika.

AJB Bumiputera 1912 Kantor Cabang Eksekutif Bandung merupakan salah satu yang kgiatannya adalah menyediakan pelayanan produk, jasa asuransi jiwa. Berbagai objek atau produk yang dipasarkan oleh atau produk yang di pasarkan oleh perusahaan ini di antaranya sebagai berikut :

1. Mitra Pelangi

Dirancang untuk mengantisipasi dua kebutuhan mendasar asuransi, jika tertanggung dapat menyelesaikan progam asuransi hingga akhir kontrak, maka akan menerima nilai pertanggungan sebesar yang diperjanjikan. Namun jika kontrak harus berakhir ditengah jalan karena takdir kematian, maka kepada ahli waris yang ditunjuk dibayarkan santunan sebesar uang pertanggungan yang tercantum dalam polis, khusus


(22)

untuk pembayaran premi sekaligus, jumlah santunan ditambah pembayaran pemium deposit. Keuntungan lain adalah pilihan untuk mendapatkan tambahan jaminan perlindungan resiko kecelakaan masing-masing untuk pertanggungan atas resiko A (meninggal dunia akibat kecelakaan), AB (cacat tetap/sebagian akibat kecelakaan), C (penggantian biaya pengobatan akibat kecelakaan), atau risiko gabungan ABC.

Masa Asuransi minimal 5 (tahun) dan maksimal 15 (limabelas) tahun di tambah umur tertanggung maksimal 65 tahun. Premi dapat dibayar secara triwulan, setengah tahunan, tahunan atau sekaligus berdasarkan premi tahunan. Masa leluasa pembayaran asuransi selama 30 (tigapuluh) hari.

2. Mitra Poesaka

Produk ini untuk perlindungan dan tabungan masa depan dalam mata uang dollar Amerika, dengan sistim pembayaran premi tunggal. Jika sewaktu-waktu ingin menambah premi, maka setiap pertambahan premi akan dinyatakan sebagai premi tunggal yang akan menambah nilai pertanggungan dan tabungan, juga bias menambahkan premi resiko A untuk risiko kecelakaan.

Masa asuransi mitra poesaka minimal 3 (tiga) tahun dan maksimal 15 (lima belas) tahun. Jika tertanggung hidup hingga berakhir masa asuransi, maka pemegang polis atau pihak yang ditunjuk, berhak atas pusaka tabungan (nilai tunai) yang besarnya sesuai dengan perhitungan pada saat


(23)

habis kontrak, jika tertanggung meninggal dunia, maka ahli waris yang di tunjuk berhak atas pusaka berupa santunan sebesar 100% uang pertanggungan (setara 5 kali akumulasi premi yang disetor), plus nilai tabungan (nilai tunai) yang besarnya sesuai dengan perhitungan.

3. Mitra Permata

Memberikan perlindungan manfaat tabungan (permata) dengan nilai investasi, fleksibel dalam hal pembayaran premi, memilih besar uang pertanggungan asuransi, dan mengambil nilai tabungan.

Masa asuransi minimal 5 (lima) tahun maksimal 15 (lima belas) tahun, premi dibayar dalam mata uang Rupiah dan pembayaran premi dilakukan tunggal dan dapat ditambah sewaktu-waktu. Perlu pemeriksaan dokter, apabila tanpa pemeriksaan dokter uang pertanggungan asuransi dengan batas maksimal Rp. 200.000.000 (dua ratus juta rupiah), dengan masa observasi 2 (tahun) tahun, sehingga santunan dibayarkan apabila meninggal dalam tahun pertama sebesar 60% dari uang pertanggungan, meninggal pada tahun kedua sebesar 80% dari uang pertanggungan dan meninggal pada tahun ketiga dan seterusnya 100% dari uang pertanggungan. Penecualian ketentuan masa observasi tanpa pemeriksaan dokter tidak berlaku, apabila tertanggung meninggal karena kecelakaan atau penyakit yang oleh Dinas Kesehatan setempat dinyatakan sebagai wabah untuk daerah tempat tertanggung meninggal dunia.


(24)

Keuntungan-keuntungan yang akan didapat meliputi :

. Jaminan pengembalian akumulasi dana tabungan saat masa asuransi berakhir atau tertanggung meninggal dunia.

a. Pengembangan investasi atas akumulasi dana tabungan dengan jaminan hasil investasi minimal sebesar 4,5% pertahun.

b. Tambahan hasil investasi bersih dengan pembagian 70 : 30 (pemegang polis : Bumiputera) jika dana investasi yang diperoleh Bumiputera melebihi hasil investasi yang di jamin sebesar 4,5% tadi.

c. Fleksibilitas penempatan uang pertanggungan meninggal pada saat mengawali perjanjian asuransi dan fleksibilitas penambahan premi, minimal 1 (satu tahun sebelum polis habis kontrak).

d. Fleksibilitas pengambilan sebagian akumulasi dana tabungan (maksimal hingga 50% akumulasi dana, 3 kali dalam setahun dengan jarak penarikan minimal 3 bulan), setelah polis berusia 1 (satu) tahun.

e. Santunan meninggal dunia sebesar 100% uang pertanggungan (untuk premi yang dibayar tanpa resiko A/kecelakaan) dan 200% uang pertanggungan (untuk premi yang dibayar dengan resiko A/kecelakaan).


(25)

4. Mitra Melati

Program ini merupakan perpaduan antar kebutuhan proteksi dan tabungan/investasi, memberikan perlindungan meninggal dengan tingkat suku bunga tetap juga mendapatkan return (hasil investasi) yang maksimal dari dana ansuransi yang ditanamkan.

Masa asuransi sama dengan masa pembayaran premi minimal 5 (lima) tahun dan maksimal 10 (sepuluh) tahun. Usia tertanggung maksimal 65 tahun, premi dapat dibayar secara tahunan, setengah tahunan dan triwulanan. Di pasarkan dengan mata uang Rupiah, dengan membayar premi minimal Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) berhak mendapatkan keuntungan yaitu :

a. Jaminan perolehan dana klaim habis kontrak minimal sebesar 110% dari uang pertanggungan.

b. Jaminan hasil perolehan investasi sebesar 4,5% pertahun dari akumulasi tabungan premi.

c. Tambahan hasil investasi jika dana investasi yang diperoleh Bumiputera melebihi hasil investasi yang dijamin (4,5% per tahun).

d. Jaminan santunan meninggal dunia 5. Mitra Cerdas

Program ini dirancang khusus untuk mengembangkan dana yang di alokasikan untuk pendidikan anak, dengan keuntungan-keuntungan yang akan di peroleh sebagai berikut :


(26)

a. Dana kelangsungan belajar (DKB) yang dibayarkan secara bertahap sesuai dengan usia anak, baik tertanggung hidup maupun meninggal.

b. Jaminan perolehan investasi sebesar 4,5% pertahun dari akumulasi tabungan premi.

c. Tambahan hasil investasi jika dana investasi yang diperoleh Bumiputera melebihi 4,5% per tahun.

d. Santunan meninggal dunia sebesar 100% dari uang pertanggungan. e. Bebas premi bagi polisi yang tertanggungnyameninggal dunia f. Pengenmbangan investasi untuk dana kelangsungan belajar

(DKM) yang tidak di ambil pada saat jatuh tempo.

g. Jika pemegang polisi menghendaki , saat tertanggung meninggal dunia, polis dapat dihentikan dengan menarik sekaligus dana kelangsungan belajar (DKB) secara sekaligus, tanpa mengurangi hak–hak lain yang di peroleh sebelumnya.

Masa asuransi minimal 3 (tiga) tahun dan maksimal 17 (tujuh belas) tahun, premi di bayar dalam mata uang rupiah, minimal uang pertanggungan Rp. 100,000,000,- (seratus juta rupiah) dan batas maksimal uang pertanggungan tanpa pemeriksasan dokter Rp. 200,000,000,- (dua ratus juta rupiah), premi dapat di bayar secara tunggal, tahunan , setengah tahunan dan triwulanan.


(27)

6. Mitra sehat

Di rancang khusus karena gangguan kesehatan harus terbaring di rumah sakit, namun tetap ingin produktif. Progam ini tidak hanya menyiapkan dana ketika anda menjalani rawat inap di rumah sakit, tetapi sekaligus member kesempatan untuk memperoleh hasil investasi yang konpetitif dari pengembangan dana premi asuransi yang di bayar.

Masa asuransi minimal 5 (lima) tahun dan maksimal 15 (lima belas) tahun, minimal uang pertanggungan setiap polis Rp. 100,000,000,- (seratus juta rupiah) dan batas maksimal uang pertanggungan asuransi tanpa pemeriksaan dokter Rp.300,000,000,0- (tiga ratus juta rupiah). Premi di bayar dalam mata uang rupiah, dan dapat di bayar secara tunggal, tahunan, setengah tahunan dan triwulan.

Keuntungan – keuntungan yang akan di peroleh meliputi :

a. Jaminan dana riwat inap sebesar 3 perm mill dari uang pertanggungan maksimal Rp. 100,000,000,- (satu juta rupiah) per hari di mulai pada hari ketiga masimum 90 hari.

b. Jaminan santunan meninggal dunia 100% uang pertanggungan. c. Jaminan perolehan investasi sebesar 4,5% per tahun dari akumulasi

tabungan premi.

d. Tambahan hasil investasi jika dana investasi yang di peroleh bumi putra melebihi 4,5% per tahun.


(28)

1.3.3 Kendala Dalam Pemasaran Produk Jasa Asuransi pada AJB. Bumiputera 1912 Cab. Eksekutif Asia Afrika.

Kendala yang dihadapi dalam pemasaran produk jasa asuransi pada AJB Bumiputera 1912 Cab. Eksekutif Asia Afrika dapat dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Faktor Intern yang terdiri dari : a. Sifat dari produk yang dijual

Sifat dari produk yang dimaksud adalah harga yang dibayar dalam bentuk premi terhadap produk asuransi yang dibeli oleh nasabah dalam bentuk polis asuransi ini dapat dinikmati hasilnya setelah akhir kontrak atau terjadi klaim dari nasabah.

b. Strategi pemasaran perusahaan

Suatu ciri khusus pemasaran asuransi jiwa sebagai usaha jasa adalah bahwa kegiatan produksi dan konsumsi terjadi secara seimbang. Oleh karena itu untuk dapat suksesnya tergantung dari daya jangkau sistem distribusinya.

c. Kendala dalam hal promosi

Perusahaan melakukan promosi jarang sekali melakukan kegiatan promosi melalui media cetak ataupun elektronik, hal ini disebabkan karena anggaran untuk promosi melalui media tersebut sangat besar dan dirasakan kurang efektif dan tidak tepat sasaran


(29)

d. Kecakapan atau keterampilan agen

Dalam pemasaran produk asuransinya AJB Bumiputera 1912 sangat tergantung pada tingkat kemampuan agen selaku pelaksana pemasaran produk asuransi, maka pihak perusahaan sangat memperhatikan dalam hal perekrutan seorang agen. Dalam perekrutan agen tersebut diharapkan dapat menghasilkan calon-calon agen yang memiliki kemampuan atau keahlian untuk memberikan hasil yang terbaik bagi perusahaan.

e. Setelah kegiatan perekrutan agen, maka kegiatan yang dilakukan selanjutnya oleh perusahaan adalah dalam hal pembinaan agen yang bertujuan untuk menghasilkan agen/mitra kerja dengan kriteria sebagai berikut :

- Mampu melihat peluang pasar. - Mampu melakukan personal selling.

- Mampu menganalisa resiko abyek yang dipertanggungkan. - Mampu mempertahankan kepercayaan nasabah

2. Faktor Ekstern yang terdiri dari :

a. Tingkat pemahaman dari masyarakat

Kesadaran masyarakat Indonesia pada umumnya dan Bandung khususnya dalam berasuransi sebagai dana cadangan/berjaga-jaga untuk masa depan masih rendah. Bagi kalangan masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah keatas lebih cenderung mengalokasikan dana


(30)

berjaga-jaganya pada tabungan dan deposito karena dapat diambil kapanpun dan dimanapun dibutuhkan.

b. Kurangnya kepercayaan masyarakat

Banyaknya masyarakat yang kita lihat belum tentu terbiasa dengan kata asuransi. Banyak kasus dimana orang mengalami kecelakaan tetapi uang pertanggungannya tidak dibayar atau birokrasi yang harus ditempuh cukup rumit dan panjang. Kasus seperti ini memberi dampak buruk yang cepat menyebar.

c. Faktor kebutuhan masyarakat

Dari segi ekonomi, kita tidak bisa membandingkan dengan negara luar, mereka sudah tercukupi, jadi mereka berpikir untuk masa depan. Berbeda dengan masyarakat kita lebih memikirkan untuk memenuhi kebutuhan hari ini untuk kelangsungan hidup diri dan keluarganya daripada berpikir untuk masa depan.

d. Kebijakan pemerintah

Kendala yang dihadapi kaitannya dengan kebijakan pemerintah terkait dengan permasalahan penetapan tingkat suku bunga. Produk lama yang dihapus akan diganti dengan produk baru yang memiliki kesamaan tetapi dengan suku bunga yang rendah, sehingga masyarakat sedikit enggan untuk mengikuti produk baru tersebut.


(31)

e. Tingkat persaingan dengan perusahaan sejenis

Seperti telah diketahui deregulasi yang dilakukan oleh pemerintah terhadap kegiatan industri asuransi akan sangat berpengaruh pada iklim persaingan. Kemerosotan pangsa pasar dalam bisnis akan tidak terelakkan apabila perusahaan tidak melakukan antisipasi yang cepat dan tepat. Ditinjau dari sistem distribusi, antisipasi terhadap permasalahannya adalah apabila perusahaan memiliki sistem distribusi yang sanggup lebih dahulu menjangkau dan merebut sentera pasar potensial.

1.3.4 Upaya untuk mengatasi kendala dalam Pemasaran Produk Jasa Asuransi pada AJB. Bumiputera 1912 Cab. Asia Afrika.

Upaya untuk mengatasi kendala yang di hadapi dalam Pemasaran Prduk Jasa Asuransi Pada AJB. Bumiputera 1912 Cab. Asia Afrika langkah-langkah yang diambil perusahaan adalah sbb :

1. Mengurangi tingkat turn over agen

Salah satu masalah besar asuransi jiwa adalah turn over agen yang cepat ditandai oleh angka Drop Out yang tinggi. Penyebab angka drop out yang tinggi lazimnya karena faktor seleksi, training, dan pembinaan.

Berkenan dengan drop out agen tersebut beberapa hal yang perlu penelaahan antara lain :


(32)

a. Konsistensi dengan pasar

Sebagai konsekuensinya operasi bebas seperti selama ini Agen memilih pasar sesuai iramanya sendiri yang sering kali yang diperoleh tidak sebanding dengan pengorbanan yang dikeluarkan oleh agen yang bersangkutan baik waktu, tenaga dan biaya yang dipergunakan.

Bagi manager dinas luar dengan tiadanya konsistensi terhadap pasar berakibat kurang akuratnya dalam melakukan kegiatan seleksi, training maupun pembinaan.

b. Kontinyuitas penghasilan agen penutup

Sebagai konsekuensinya spesialisasi pengutipan premi, Agen penutup kehilangan kesempatan merawat polis tutupannya hingga habis kontrak. Padahal sesungguhnya suatu kontinyuitas pemeliharaan merupakan sumber penghasilan bagi agen baik inkaso, penutupan ulang maupun penutupan berantai. Jika dalam asuransi jiwa mengenal asas “long term transaction” maka sistem yang ada kini tidak memberikan peluang kepada agen penutup untuk mengimplementasikan azas tersebut.

Permasalahan turn over agen yang diuraikan di atas dapat dipecahkan dengan menetapkan sebuah pasar yang jelas buat Agen dan diberi peluang kepada agen penutup untuk tetap merawat setiap polis hasil tutupannya dipasar yang telah ditetapkan.


(33)

2. Penerapan strategi pemasaran yang tepat

Perusahaan telah menetapkan Kantor Bumiputera Cabang Eksekutif menggunakan Primary Target Market (PTM) untuk target pasar sasaran utamanya. Sebagian besar perusahaan besar menentukan target pasar utama mereka melalui survei pelanggan. Artinya, mereka secara aktif berkomunikasi dengan khalayak target mereka dan mencoba untuk memahami kebutuhan mereka. Dalam satu kata, mereka mencoba untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan pasar yang berubah setiap sekarang dan kemudian.

Adapun langkah-langkah yang diterapkan oleh Kantor Bumiputera Cabang Eksekutif adalah sebagai berikut :

1. Ordinary system sebagai target market

Identifikasi target pasar adalah merupakan langkah awal yang dibutuhkan dalam perencanaan dan pengembangan strategi pemasaran. Dalam situasi dimana konsumen menghadapi banyak pilihan, maka kesuksesan pemasaran produk akan banyak ditentukan oleh kesesuaian produk dengan kebutuhan konsumen pada segmen tertentu. Perusahaan harus mentargetkan produknya pada segmen pasar tertentu misalnya pada segmen masyarakat atas, menengah atau bawah. Dan yang perusahaan tetapkan adalah ordinary system maka segmen masyarakat kalangan atas yang perusahaan saat ini kelola.


(34)

2. Penyiapan agen

Saat ini perusahaan dibudidayakan persepsi “agen harus tepat pasar”, demikian tentunya dalam konsep pengadaan agen jaringan. Dengan demikian sedapat mungkin calon-calon agen jaringan memenuhi kriteria :

a. Lahir dari lingkungan jaringan tersebut sehingga jaringan yang akan dikelola merupakan dasar bawaanya.

b. Dapat diterima oleh masyarakat didalam jaringan tersebut

c. Mengenal dan dapat melayani kebutuhan masyarakat di jaringan tersebut

d. Mempunyai jaringan pusat pengaruh di jaringan tersebut untuk memudahkan penetrasi pasar dan penetrasi pasar dan pelayanan 3. Pemanfaatan pusat pengaruh

Disamping mengadakan agen yang cocok dengan jaringannya, tugas pemimpin adalah menemukan dan membina kerja sama dengan seorang tokoh dilingkungan jaringan tersebut untuk memanfaatkan sebagai pusat pengaruh yang dapat memperlancar tugas-tugas agen. Seorang “pemimpin” yang dipilih sebagai pusat pengaruh hendaknya memenuhi kriteria :

a. Bicaranya di dengar b. Perilakunya diterima c. Memiliki peran sosial


(35)

d. Bersedia membantu penetrasi pasar e. Ada waktu untuk membantu

Wujud nyata seorang pusat pengaruh di suatu ordinary menjadi konkrit dapat berupa seorang bupati, dokter, ketua RW, atau peran sosial lainnya.

4. Konsistensi pola oprasional

Agar setiap sentra pasar dikuasai secara mantap, seorang agen ordinary hendaknya memiliki pola oprasional yang konsisten dengan mengelola secara optimal potensi ordinary nya baik yang telah maupun belum menjadi pemegang polis.

Dengan ruang gerak konsisten maka seorang agen akan cenderung berkembang keterampilannya didalam :

a. Mengetahui kebutuhan prospek didalam jaringannya b. Melakukan penyajian penjualan yang tepat

c. Membina hubungan lestari dan mesra dengan para pelanggan di jaringannya

Oleh karena itu ia bebani tugas utama menutup kemungkinan agen ordinary memperoleh referensi di ordinary lainnya. Hal demikian tetap dibenarkan, tetapi tugas penerimaan selanjutnya harus diserahkan kepada agen ordinary yang bersangkutan, sehingga konsep agen ordinary sebagai pengelola tunggal suatu ordinary tetap berjalan secara konsisten.


(36)

5. Memenangkan persaingan merebut pangsa pasar

Seperti telah diketahui deregulasi yang dilakukan oleh pemerintah terhadap kegiatan industri asuransi akan sangat berpengaruh pada iklim persaingan. Kemerosotan pangsa pasar dalam bisnis akan tidak terelakan apabila perusahaan tidak melakukan antisipasi yang cepat dan tepat. Ditinjau dari sistem distribusi, antisipasi terhadap permasalahannya adalah apabila perusahaan memiliki sistem distribusi yang sanggup lebih dahulu menjangkau dan merebut sentera pasar potensial.

6. Menekan angka lapse polis

Masalah yang terbesar AJB Bumiputera 1912 selama ini adalah masih rendahnya mutu persistensi polis, yang bersumber dari angka lapse yang tinggi.

Adapun faktor-faktor penyebab lapse antara lain :

a. Mutu produksi

Sistem operasi agen tanpa target market yang konkrit, memiliki adil besar dalam terciptanya mutu produksi yang rendah. Sistem demikian memberikan peluang untuk manager dinas luar untuk tidak konsisten dengan pasarnya, sehingga memberi peluang pula untuk tidak konsisten dengan persyaratan agen. Pengendalian mutu dan aktifitas agen kurang terkontrol secara ketat, yang pada gilirannya berakibat pada mutu produksi yang sulit dikonservasi.


(37)

Pemecahan terhadap permasalahan ini dapat di atasi dengan menetapkan sistem operasi yang konsisten dengan target market yang pasti.

b. Pemeliharaan

Salah satu kekuatan perusahaan dalam kegiatan pemeliharaan adalah telah semakin tertibnya pelaksanaan debit sistem pengutipan. Namun demikian bila dikaji lebih mendalam sistem yang mengatur spesialisasi dalam pengutipan ini disamping mengandung kekuatan sekaligus memiliki kelemahan antara lain :

- Pergantian petugas

Pergantian petugas yang melayani pemegang polis dari agen penutup menjadi agen pengutip sering berjalan tidak mulus, sehingga kontinyuitas pelayanan sering terputus.

- Luasnya area debit pengutipan

Pada umunya debit per Agen pengutip terlalu luas sehingga sepanjang kegiatannya semata-mata hanya mengutip, akibatnya peran seorang agenn pengutip sering berkembang manjadi mirip loper.

Akibat keterbatasan yang dimiliki agen pengutip diatas maka keakraban antara agen pengutip dengan pemegang polis menjadi kurang berkembang sehingga peluang produksi yang ada diareal debitnya tidak dapat dimanfaatkan.


(38)

Permasalahan atas kelemahan yang ada pada debit sistem di atas dapat dipecahkan dengan memperkecil area debit dan melengkapi keterampilan agen pengutip disamping mengutip juga harus dapat menutup, sehingga tugas pelayanan dapat lebih berkualitas.

7. Efisiensi operasional perusahaan

Dari beberapa akibat permasalahan diatas pada akhirnya bermuara menjadi permasalahan efisiensi. Sistem operasi agen yang tidak terarah akan berakibat pada pemborosan biaya, waktu dan tenaga agen sendiri dan persystensi polis yang rendah dan drop out agen yang tinggi akan berakibat pada biaya operasional yang tinggi. Sepenuhnya harus didasari bahwa untuk dapat handal dalam persaingan pada Era Deregulasi dewasa ini menuntut efisiensi yang tinggi.

Apabila dikaji masih banyak lagi masalah yang dapat di ungkap berkaitan dengan sistem distribusi, namun apabila dapat ditemukan suatu sistem distribusi yang lebih tepat, maka sebagian besar permasalahan di atas akan dapat dipecahkan.


(39)

39 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1Kesimpulan

Berdasarkan pada data-data yang telah diperoleh dengan berbagai penganalisaan yang telah dilakukan, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh AJB Bumiputera 1912 Cab. Asia Afrika Bandung dapat dibagi menjadi 2 yaitu :

a. Faktor intern yang terdiri dari : Sifat dari Kecakapan/keterampilan agen produk yang dijual, Strategi pemasaran perusahaan, kegiatan promosi. b. Faktor ekstern yang terdiri dari : Tingkat pemahaman dari masyarakat,

kurangnya kepercayaan masyarakat, faktor kebutuhan masyarakat, kaitannya dengan kebijakan pemerintah dan tingkat persaingan dengan perusahaan sejenis.

2. Berdasarkan permasalahan yang ada pihak AJB Bumiputera berupaya untuk sedapat mungkin untuk tetap eksis menjalankan usahanya, maka perusahaan mengambil upaya untuk mengatasi permasalahan yang ada antara lain : mengurangi tingkat turn over agen, penerapan strategi pemasaran yang tepat, memenangkan persaingan merebut pangsa pasar, menekan angka lapse polis, efisiensi operasional perusahaan.


(40)

4.2Saran

Berkaitan dengan kesimpulan yang penulis buat, maka penulis mengajukan beberapa saran yang sekiranya dapat bermanfaat bagi pihak-pihak terkait, yang diantaranya sebagai berikut :

1. Sebaiknya permasalahan turn over agen hendaknya dapat dipecahkan dengan menetapkan sebuah pasar yang jelas buat Agen dan perusahaan memberi peluang kepada agen penutup untuk tetap merawat setiap polis hasil tutupannya dipasar yang telah ditetapkan.

2. Sebaiknya perusahaan mengarahkan sistem oprasional agen karena pola oprasional agen yang tidak terarah akan berakibat pada pemborosan biaya, waktu dan tenaga agen dan proses polis yang rendah dan drog out agen yang tinggi dan akhirnya akan berakibat pada biaya oprasional yang tinggi dan harus di dasari bahwa untuk dapat handal dalam persaingan pada era deregulasi dewasa ini perusahaan di tuntut untuk efisien yang tinggi dalam operasionalnya.


(41)

Laporan Kerja Praktek

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

Dalam menempuh Jenjang S1

Program Studi Manajemen

Oleh :

NAMA

: Dina Ochtaviana

NIM

: 21208052

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(42)

x

Mulyo, Mardi. (2011), Petunjuk Operasional Pemasaran. Jakarta Selatan : PT. PP. Mardi Mulyo.

Abbas, Salim, Drs. (2003), Asuransi dan Manajemen Resiko. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Buchari, Alma. (2007), Manajemen Pemasaran Dan Pemasaran Jasa. Bandung : CV Alfabeta.


(43)

(44)

nikmat, dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek ini guna memenuhi salah satu syarat mata kuliah Kerja Praktek dengan beban 2 SKS di Program Studi Manajemen Bisnis Universitas Komputer Indonesia. Judul laporan ini adalah “TINJAUAN PEMASARAN PRODUK JASA ASURANSI PADA AJB BUMIPUTERA 1912 Cab. Eksekutif Asia Afrika”.

Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, khususnya kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Ibu Prof. Dr. Hj.Umi Narimawati. Dra, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Ibu Linna Ismawati., SE, M.Si, selaku ketua Program Studi Manajemen Universitas Komputer Indonesia.

4. Ibu Lita Wulantika., SE, M.Si, selaku koordinator kerja praktek program studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

5. Ibu Prof. Dr. Hj.Umi Narimawati. Dra, M.Si, selaku pembimbing yang telah banyak memberikan masukan-masukan dalam penyusunan laporan ini.


(45)

Cabang Eksekutif Bandung yang telah memberikan izin penelitian.

8. Ir. Lely Damita,M.M., selaku pembimbing selama kegiatan kerja praktek di AJB Bumiputera 1912 Kantor Cabang Eksekutif Bandung.

9. Serta Kedua orang tua dan rekan-rekan yang telah banyak membantu dalam memberikan motivasi kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kerja praktek ini masih banyak kekurangan. Namun, penulis berharap bahwa laporan kerja praktek ini dapat memberikan manfaat baik bagi penulis sendiri maupun bagi pihak-pihak lain yang membutuhkan.

Bandung, November 2011


(1)

40

4.2Saran

Berkaitan dengan kesimpulan yang penulis buat, maka penulis mengajukan beberapa saran yang sekiranya dapat bermanfaat bagi pihak-pihak terkait, yang diantaranya sebagai berikut :

1. Sebaiknya permasalahan turn over agen hendaknya dapat dipecahkan dengan menetapkan sebuah pasar yang jelas buat Agen dan perusahaan memberi peluang kepada agen penutup untuk tetap merawat setiap polis hasil tutupannya dipasar yang telah ditetapkan.

2. Sebaiknya perusahaan mengarahkan sistem oprasional agen karena pola oprasional agen yang tidak terarah akan berakibat pada pemborosan biaya, waktu dan tenaga agen dan proses polis yang rendah dan drog out agen yang tinggi dan akhirnya akan berakibat pada biaya oprasional yang tinggi dan harus di dasari bahwa untuk dapat handal dalam persaingan pada era deregulasi dewasa ini perusahaan di tuntut untuk efisien yang tinggi dalam operasionalnya.


(2)

TINJAUAN PEMASARAN PRODUK JASA ASURANSI

PADA AJB BUMIPUTERA 1912

KANTOR CABANG EKSEKUTIF BANDUNG

Laporan Kerja Praktek

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

Dalam menempuh Jenjang S1

Program Studi Manajemen

Oleh :

NAMA

: Dina Ochtaviana

NIM

: 21208052

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(3)

x

DAFTAR PUSTAKA

Darmawi, Herman, Drs. (2000), Manajemen Asuransi. Jakarta : Bumi Aksara. Mulyo, Mardi. (2011), Petunjuk Operasional Pemasaran. Jakarta Selatan : PT.

PP. Mardi Mulyo.

Abbas, Salim, Drs. (2003), Asuransi dan Manajemen Resiko. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Buchari, Alma. (2007), Manajemen Pemasaran Dan Pemasaran Jasa. Bandung : CV Alfabeta.


(4)

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat, nikmat, dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek ini guna memenuhi salah satu syarat mata kuliah Kerja Praktek dengan beban 2 SKS di Program Studi Manajemen Bisnis Universitas Komputer Indonesia. Judul laporan ini

adalah “TINJAUAN PEMASARAN PRODUK JASA ASURANSI PADA AJB

BUMIPUTERA 1912 Cab. Eksekutif Asia Afrika”.

Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, khususnya kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Ibu Prof. Dr. Hj.Umi Narimawati. Dra, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Ibu Linna Ismawati., SE, M.Si, selaku ketua Program Studi Manajemen Universitas Komputer Indonesia.

4. Ibu Lita Wulantika., SE, M.Si, selaku koordinator kerja praktek program studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

5. Ibu Prof. Dr. Hj.Umi Narimawati. Dra, M.Si, selaku pembimbing yang telah banyak memberikan masukan-masukan dalam penyusunan laporan ini.


(6)

6. Seluruh dosen pengajar Fakultas Ekonomi, yang telah banyak membimbing penulis dalam perkuliahan.

7. Djoko Kelono, selaku pimpinan Kepala Cabang AJB Bumiputera 1912 Kantor Cabang Eksekutif Bandung yang telah memberikan izin penelitian.

8. Ir. Lely Damita,M.M., selaku pembimbing selama kegiatan kerja praktek di AJB Bumiputera 1912 Kantor Cabang Eksekutif Bandung.

9. Serta Kedua orang tua dan rekan-rekan yang telah banyak membantu dalam memberikan motivasi kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kerja praktek ini masih banyak kekurangan. Namun, penulis berharap bahwa laporan kerja praktek ini dapat memberikan manfaat baik bagi penulis sendiri maupun bagi pihak-pihak lain yang membutuhkan.

Bandung, November 2011