epididimis berada pada dorsomedial sepanjang testikel dan berlanjut dengan ekor epididimis yang berada pada caudal ekstremitas dari testis, corda spermatikus
keluar dari ekor epididimis pada aspek caudomedial dari testis dan memperluas ke medial testis sampai pada saluran inguinal ke cincin inguinal. Ligamentum dari
ekor epididimis melekat ke testis dan epididimis ke tunika vaginalis. Duktuli eferentes merupakan penghubung rete testis dengan duktus
epididimis. Epitel duktuli eferentes berbentuk epitel sebaris yang mengandung silia. Sel yang bersilia itu membantu pergerakan spermatozoa ke duktus
epididimis. Duktuli eferentes dan bagian awal dari duktus epididimis mengandung kepala epididimis Evans, 1993.
Lebih lanjut Evans 1993 menyatakan duktus epididimis sangat berkelok kelok dan mengulir. Panjang duktus epididimis sangat bervariasi tergantung pada
spesies hewan. Bagian badan epididimis merupakan bagian yang paling sempit diantara kepala dan ekor epididimis. Duktus epididimis dibalut oleh epitel banyak
lapis, dikelilingi oleh jaringan ikat longgar dan otot polos dengan susunan melingkar. Dua tipe sel terdapat pada epitel, yaitu sel utama berbentuk silinder
dan sel basal berbentuk poligonal
2.2.3 Duktus Deferent
Duktus deferens merupakan kelanjutan dari duktus epididimis yang setelah membuat lengkung tajam pada ujung ekor, kemudian berlanjut lurus membentuk
duktus deferens dengan ciri histologinya. Bagian awal duktus deferens terdapat dalam funikulus spermatikus. Dalam rongga perut, berlanjut membentuk lipatan
peritoneum plica duktus deferensis. Ujung terminal duktus deferens membentuk
ampula pada kuda, ruminansia, anjing. Pada anjing dan kambing, kelenjar dikelilingi oleh jaringan ikat periglanduler tanpa sel otot polos Dellmann dan
Brown,1992.
2.2.4 Kelenjar – Kelenjar Aksesoris
Kelenjar aksesori pada hewan jantan terdiri atas kelenjar ampula, vesikularis, kelenjar prostat dan kelenjar bulbouretralis. Kelenjar aksesoris
kelamin tersebut berperan sebagai organ penghasil plasma semen Hafez, 2000. Sekreta kelenjar aksesori menghasilkan volume terbesar 60-90 dari volume
total plasma semen. Plasma semen yang disekresikan ke lumen uretra merupakan medium yang sesuai bagi spermatozoa ketika diejakulasi menuju organ reproduksi
betina Aughey dan Frye, 2001. Motilitas dan aktivitas metabolik spermatozoa dapat berlangsung dengan adanya sekreta kelenjar aksesori yang bercampur
dengan sekreta yang berasal dari testis dan ductus epididimis Pineda, 2003. Keberadaan setiap kelenjar aksesori kelamin pada beberapa hewan
bervariasi. Domba memiliki keempat kelenjar ampula, kelenjar vesikularis, kelenjar prostat yang berbentuk pars diseminata, dan kelenjar bulbouretralis,
sedangkan anjing hanya memiliki kelenjar prostat berbentuk korpus Colville dan Bassert, 2002.Kelenjar prostat tidak dilaporkan keberadaanya pada rusa pampas
Ungerfeld et al, 2008, sedangkan rusa timor memiliki kelenjar prostat berbentuk korpus tetapi tidak dijumpai adanya kelenjar bulbouretralis Nalley, 2006. Selain
terdapat variasi keberadaan kelenjar aksesori, morfologi dan histologi kelenjar aksesori kelamin juga bervariasi pada mamalia jantan Chugtai et al, 2005;
Thomson dan Marker, 2006. Kelenjar prostat dibagi ke dalam dua lobus utama
oleh septum fibrosa medial. Kelenjar ini terletak di bagian tengah pelvis atau 1 cm di belakang leher kantung kencing, berbentuk globular dan simetris. Ukuran
kelenjar ini bervariasi dengan volume kira kira 6-15 ml dan berat 1,7-14,5 gram Puja, 2007
b
. Prostat memegang peranan penting terhadap volume dari ejakulat anjing.
Cairan prostat berwarna bening, cairan ini dieksresikan pada fraksi pertama dan terakhir dari ejakulat. Sekresi cairan ini mengandung laktat, kholesterol, enzim
dan sedikit gula. Cairan ini secara konstan disekresikan ke dalam duktus sekretorius prostatik Junaidi, 2006. Menurut Puja 2007
b
cairan prostat dapat menetralisasi plasma semen dan membuatnya asam dengan akumulasi
karbondioksida dan asam laktat, serta untuk merangsang gerak spermatozoa
ejakulat.
2.2.5 Urethra