Efektivitas Penyajian Press Release Oleh Humas Dinas Komunikasi Dan Informatika (Diskominfo) Pemerintahan Kota Bandung Terhadap Kepuasaan Perolehan Informasi Bagi Wartawan

(1)

INFORMASI BAGI WARTAWAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas

Oleh :

A.DIANA JUJU RUHIAT NIM : 41807086

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(2)

iii Oleh :

A.Diana Juju Ruhiat NIM. 41807086

Skripsi ini di bawah bimbingan: Drs. Manap Solihat M.Si

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Efektivitas Penyajian Press Release Oleh Humas Dinas Komunikasi Dan Informatika Pemerintah Kota Bandung Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Wartawan. Untuk dapat melihat seberapa besar hubungan antara Efektivitas Penyajian Press Release Oleh Humas Dinas Komunikasi Dan Informatika Pemerintah Kota Bandung Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Wartawan, maka peneliti mencoba menganalisis Kredibilitas Sumber dan Isi Pesan kemudian menganalisis Media Perolehan Informasi, Harapan Perolehan Informasi dan juga menganalisis Hasil Perolehan Informasi Bagi Wartawan.

Pendekatan yang digunakan adalah metode penelitian Survei. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket, studi pustaka dan Internet searching. Populasi pada penelitian ini adalah Wartawan Dinas Komunikasi Pemerintah Kota Bandung Jln. Wastukencana No 2 Bandung. Pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik Stratified Sampling. Sebelum dilakukan penyebaran seluruh angket, peneliti terlebih dahulu melakukan uji validitas dan reliabilitas pada setiap item pertanyaan yang ada pada angket dengan menggunakan program SPSS 13. Data yang diperoleh dari hasil penyebaran angket, diberi skor, dianalisa dan diolah dengan menggunakan skala likert dan koefisien korelasi spearman (The Spearman Rank Order Correlation coefisien, Rs) pada program SPSS 13.

Hasil penelitian ini menunjukan besarnya antara korelasi antara kredibilitas sumber dengsn kepuasan perolehan informasi bagi wartawan adalah sebesar 0,622. Artinya terdapat Hubungan yang cukup berarti, dan signifikan. Korelasi antara Isi pesa dengan Kepuasan perolehan informasi adalah sebesar 0,414. Artinya terdapat Hubungan yang cukup berarti, dan Signifikan. Korelasi antara Media dengan kepuasan perolehan informasi adalah 0,557. Artinya terdapat Hubungan yang cukup berarti, dan signifikan. Korelasi antara Efektivitas dengan Hasil perolehan informasi adalah sebesar 0,523. Artinya terdapat Hubungan yang cukup berarti, dan signifikan, Korelasi antara Efektivitas dengan Harapan perolehan informasi adalah sebesar 0,494. Artinya terdapat Hubungan yang cukup berarti, signifikan.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan antara daya tarik Telkom Digital Signage terhadap Efektivitas humas diskominfo pemerintah kota Bandung dengan Kepuasan perolehan informasi bagi wartawan adalah sebesar 0,611. Artinya Efektivitas humas diskominfo pemerintah kota Bandung dengan Kepuasan perolehan informasi bagi wartawan terdapat Hubungan cukup berarti..

Saran yang dapat diberikan kepada DISKOMINFO Pemerintah Kota Bandung setelah penelitian dilakukan adalah, Isi Press Release dibuat lebih menarik sehingga berita yang dimuat di Website dapat menjadi pilihan bacaan atau Berita oleh masyarakat.


(3)

iv

of information for journalists

By :

A.Diana Juju Ruhiat NIM. 41807086

This thesis under the guidance of : Drs. Manap Solihat M.Si

The purpose of this study was to determine the effectiveness of PR Presentation Press Release By Office of Communications and Informatics Bandung City Government Satisfaction Against Acquisition of Information for Journalists. To be able to see how much the relationship between the effectiveness of PR Presentation Press Release By Office of Communications and Informatics Bandung City Government Information Acquisition Of Satisfaction For journalists, the researchers tried to analyze the credibility of sources and then analyze the Message Media Information Acquisition, Information Acquisition and Hope also analyzed the results of Acquisition information for Journalists. The approach used is a method of quantitative research with survey methods. Data collection techniques used were questionnaire, interview, book study, Internet searching, and Documentation. The population in this study are Journalists Communications Office Government of Bandung Jln. Wastukencana No. 2 Bandung. Sampling technique used is total sampling. Prior research questionnaire then spread first study to test the validity and reliability. Data obtained from the deployment questionnaire, given score, analyzed and processed using Spearman Rank correlation coefficient.

The results of these studies show a correlation between the magnitude of the credibility of sources of satisfaction dengsn acquisition of information for journalists is equal to 0.622. This means that there is a significant relationship, and significant. The correlation between the contents of Satisfaction plane with the acquisition of information amounted to 0.414. This means that there is a significant relationship, and Significant. Correlation between the media with information acquisition satisfaction is 0.557. This means that there is a significant relationship, and significant. The correlation between the effectiveness of the results of the acquisition of information amounted to 0.523. This means that there is a significant relationship, and significant, correlation between the effectiveness of the expectancy information acquisition amounted to 0.494. This means that there is a significant relationship, significant.

The conclusion of this study is no relationship between attractiveness Telkom Digital Signage on public relations effectiveness diskominfo Bandung city government with satisfaction the acquisition of information for journalists is equal to 0.611. This means that public relations effectiveness diskominfo Bandung city government with satisfaction the acquisition of information for journalists there is a significant relationship.

The advice can be given to DISKOMINFO Government of Bandung after research carried out is, content is made more interesting Press Release so that the news posted on the Website may be a choice of reading material or community news.


(4)

v

Bismillahirohmanirrohim

Assalamua’laikum Wr. Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Tidak lupa penulis panjatkan Syalawat serta salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabatanya serta kepada para pengikutnya hingga akhir zaman, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi yang berjudul ”Efektivitas Penyajian Press Release Oleh Humas Dinas Komunikasi Dan Informatika (Diskominfo) Pemerintah Kota Bandung Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Wartawan”. Penelitian sebagaimana mestinya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Orang Tua Tercinta yang tidak henti-hentinya memberikan doa, kasih sayang, semangat dan dorongan moril maupun materil selama penulis studi dan melakukan penelitian skripsi ini.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis tidak sendirian, banyak pihak yang membantu hingga skripsi ini selesai tepat waktu. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam memperoleh data dan informasi untuk skripsi ini, dengan segala kerendahan hati perkenankan penulis menghaturkan banyak terima kasih kepada :


(5)

vi

2. Yth. Drs. Manap Solihat M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi dan Public Relations Fisip Universitas Komputer Indonesia Bandung, yang memberikan ilmu dan pengetahuan serta pengesahan pada skripsi ini sehingga dapat disidangkan, sekaligus selaku Dosen Pembimbing yang tidak henti-hentinya memberikan dorongan semangat, pengarahan, nasehat, dukungan dan motivasi kepada penulis selama penyusunan skripsi.

3. Yth. Melly Maulin P S.Sos., M.Si, selaku Sekertaris Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Komputer Indonesia Bandung.

4. Yth. Desayu Eka Surya S.Sos., M.Si., Selaku Dosen Wali Penulis yang telah menjadi orang tua penulis selama kuliah di Unikom, serta yang telah memberikan banyak ilmu, semangat dan masukan-masukan yang membangun bagi penulis.

5. Yth. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi dan Public Relations Unikom, Bapak Sangra Juliano, Bapak Inggar Prayoga, Bapak Arie Prasetio, Bapak Adiyana Slamet, Ibu Rismawati dam ibu Ani Yuningsih serta seluruh dosen Ilmu Komunikasi Fisip Unikom lainnya yang telah memberikan begitu banyak ilmu bagi penulis selama kuliah di Unikom.


(6)

vii

Bapak Sangra Juliano, S.I.Kom., Bapak Inggar Prayoga, S.I.Kom., Ibu Tine, S.I.Kom., serta seluruh dosen Ilmu Komunikasi Fisip Unikom lainnya yang telah memberikan begitu banyak ilmu bagi penulis selama kuliah di UNIKOM.

7. Yth. Astri Ikawati, A.M.Kom, dan Rr Sri Intan Fajarini, S.I.Kom selaku Sekretariat Program Studi Ilmu Komunikasi dan Public Relations FISIP Unikom. Terima kasih atas kesabaran, pengertian dan bantuannya kepada penulis selama kuliah di Unikom.

8. Yth. Ratna Widi Astuti A.Md. selaku Sekretariat Dekan FISIP Universtas Komputer Indonesia Bandung yang telah membantu semua keperluan penulis sebelum dan sesudah penulis melakukan penelitian ke lapangan.

9. Yth. Seluruh Staf Perpustakan Unikom yang telah memberikan banyak bantuan kepada penulis dalam mencari referensi buku-buku.

10.Yth. Bapak Bulgan Alamin, drg., M.Se., selaku Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kota Bandung, terimakasih atas izin yang telah diberikan kepada peneliti.


(7)

viii

12.Yth. Bapak Subardi selaku Kepala seksi Peliputan dan Dokumentasi Dinas Komunikasi Dan Informatika Pemerintah Kota Bandung, terima kasih atas waktu dan bimbingan, menjelaskan dan mengarahkan praktik selama penelitian ini berlangsung di Dinas Komuniksi dan Informatika Pemerintah Kota Bandung.

13.Yth. Bapak Mewan dan Bapak Prima yang telah sabar membimbing, menjelaskan dan mengarahkan praktik selama penelitian ini berlangsung di Dinas Komuniksi dan Informatika Pemerintah Kota Bandung.

14.Yth. Ibu Tri dan Ibu Lilis yang telah sabar membimbing, menjelaskan dan mengarahkan praktik selama penelitian ini berlangsung di Dinas Komuniksi dan Informatika Pemerintah Kota Bandung.

15.Seluruh Pegawai Dinas Komunikasi Dan Informatika Pemerintah Kota Bandung yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah membimbing dan membantu penulis selama melaksanakan penelitian.

16.Kepada Kedua Adik-adikku Ida Herlina dan Eli Nur Aisah, yang selalu memberikan doa, dan dorongan semangat kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.


(8)

ix

18.Kepada Teman Spesial Sendhy Irawati, S.I.Kom Beserta Keluarga yang telah memberikan Doa, perhatian lebih, dukungan, semangat dan tempat bertukar pikiran kepada penulis.

19.Kepada Sahabat-sahabatku KBH (Taufik Nugraha dan Bayu Sakti Nurdiansyah) yang telah menjadi sahabat baik dan yang selalu memberi semangat kepada penulis.

20.Kepada Sahabat Terbaikku Dion Geovany dan Mario Tri Ramdani (ADR) yang telah menjadi sahabat baik dari awal masa perkuliahan dan selalu memberi semangat dan dorongan kepada penulis.

21.Teman-teman IK 2 angkatan 2007 (Agus Hambali “Cs Sejati”, Imaduddin, Helmi, Kiqien, Ayu, Gita, Asha, Camelia, Duane, Friska, Rahma, Renzy, Dwie, Brian, Atis) serta teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih untuk bantuan dan semangat yang telah diberikan kepada penulis.

22.Teman-teman IK-Humas 1 (Fiona, Duwie, Silvia, Indah, Apsari, Ismet, Akbar, Trisna, Ganda, Gani, Indah) serta teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih untuk bantuan dan semangat yang telah diberikan kepada penulis.


(9)

x

Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini masih banyak diperlukan penyempurnaan dari berbagai sudut, baik dari segi isi maupun pemakaian kalimat dan kata-kata yang tepat, oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan penelitian ini, dan penelitian selanjutnya di masa yang akan datang.

Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca umumnya. Semoga semua bantuan, dorongan dan bimbingan yang telah diberikan itu akan mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.

Bandung, Juli 2011


(10)

1 1.1 Latar Belakang Penelitian

Komunikasi yang semula merupakan fenomena sosial kemudian menjadi ilmu yang secara akademik berdisiplin mandiri, komunikasi dianggap amat penting sehubungan dengan dampak sosial yang menjadi kendala bagi kemaslahatan umat manusia akibat perkembangan teknologi. Komunikasi juga merupakan salah satu proses sosial yang sangat mendasar karena setiap orang dalam kehidupannya selalu berkeinginan untuk mempertahankan suatu persetujuan mengenai berbagai aturan sosial melalui komunikasi.

Menurut David K. Berto dari Michigan State University dalam buku pengantar ilmu komunikasi yang dikutip oleh Hafied Cangara menyebutkan secara ringkas bahwa komunikasi sebagai instrumen dari interaksi sosial berguna untuk mengetahui dan memprediksi sikap orang lain, juga untuk mengetahui keberadaan diri sendiri dalam menciptakan keseimbangan dengan masyarakat (Cangara, 2004 : 3).

Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat dipungkiri begitu juga halnya bagi suatu organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil dan begitu pula sebaliknya, kurangnya atau tidak adanya komunikasi organisasi dapat macet


(11)

atau berantakan. Adapun persepsi komunikasi organisasi menurut katz dan khan mengatakan bahwa :

“Komunikasi organisasi merupakan arus informasi, pertukaran informasi dan pemindahan arti di dalam suatu organisasi. Menurut katz dan khan organisasi adalah sebagai suatu sistem terbuka yang menerima energi dari lingkungannya dan mengubah energi ini menjadi produk atau servis dari sistem dan mengeluarkan produk atau servis ini kepada lingkungan. (Muhammad, 2009 : 65).

Komunikasi memberikan sesuatu kepada orang lain dengan kontak tertentu atau dengan mempergunakan sesuatu alat. Banyak komunikasi terjadi dan berlangsung tetapi kadang-kadang tidak tercapai kepada sasaran tentang apa yang dikomunikasikan. Dimungkinkan adanya komunikasi yang kurang baik antara pemberi pesan dan penerima pesan kalau tidak terjalin persesuaian di antara keduanya. Karena jika komunikasi yang baik maka akan terjalin persesuaian di antara keduanya.

Maka dari itu agar komunikasi organisasi dapat berjalan dengan baik maka diperlukan adanya bagian yang bisa mengatasinya dan disini peran Public Relation atau Humaslah yang bisa mengatasinya. Terdapat beberapa definisi mengenai Humas atau (Public Relations) salah satunya menurut Cutlip, Center dan Brown menyebutkan mengenai pengertian Public Relations antara lain :

Public Relations is the distinctive management function which help establish and mutual lines of communications, understanding, acceptance and cooperation between on organization and its public” (PR adalah fungsi manajemen secara khusus yang mendukung terbentuknya saling pengertian dalam komunikasi, pemahaman, penerimaan dan kerja sama antara organisasi dengan berbagai publiknya”. (Cutlip, Center dan Brown, 2000 : 4).

Berdasarkan definisi tersebut dapat dikatakan bahwa Public Relations merupakan salah satu bentuk yang dapat mendukung terbentuknya


(12)

sebuah pengertian di dalam sebuah komunikasi dan kegiatan untuk menanamkan dan memperoleh pengertian, goodwill, kepercayaan, penghargaan perusahaan dan publik terutama masyarakat pada umumnya untuk mencapai tujuan itu di antara mengembangkan goodwill dan memperoleh opini publik yang favorable atau menciptakan kerjasama berdasarkan hubungan yang harmonis dengan berbagai publik, kegiatan public relations harus dikerahkan ke dalam dan luar.

Humas tidak hanya diperlukan di perusahaan swasta saja tetapi pada instansi pemerintah bagian humas pun diperlukan. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Oemi Abdurachman bahwa pentingnya peranan Humas di instansi-instansi dan lembaga-lembaga pemerintahan dalam masyarakat modern, yaitu dalam melakukan kegiatan-kegiatannya dan oprasi-oprasinya di berbagai tempat dan berbagai bidang, terutama dalam proses pembangunan negara (Abddurachman, 2001 : 112).

Humas di instansi/lembaga pemerintahan biasanya tidak dapat diikut sertakan dalam menentukan kebijaksanaan pemerintah dan ia harus mengikut garis yang sudah ditentukan, kecuali bila di dalam bagian organisasi. Humas ditempatkan sedemikian rupa, Agar ia dapat mengetahui keputusan yang diambil dan sebab-sebabnya sebelum diumumkan. Sehingga pihak Humas dapat menujukan atau menjelaskan kesulitan-kesulitan yang mungkin akan timbul bila keputusan-keputusan itu disampaikan kepada publik. Humas pun dapat memberikan saran-saran untuk mengatasi kesulitan yang mungkin akan timbul.


(13)

Adanya unit kehumasan pada setiap instansi pemerintah merupakan suatu keharusan fungsional dalam rangka penyebaran tentang aktivitas instansi tersebut baik ke dalam maupun ke luar yaitu kepada masyarakat pada umumnya. Humas merupakan suatu alat untuk memperlancar jalannya interaksi serta penyebaran informasi. Singkatnya humas sebagai komunikator mempunyai fungsi ganda yaitu keluar, ia memberikan informasi kepada khalayak sesuai dengan kebijaksanaan instansinya dan ke dalam, ia wajib menyerap reaksi dari khalayak untuk kepentingan instansinya.

Kegiatan kedalam (Internal PR) adalah untuk lebih mengeratkan hubungan antara para karyawan dan pimpinan, agar dapat mengenal satu sama lain (termasuk keluarganya) antara lain adalah :

1. Mengadakan rapat 2. Kliping

3. Memasang pengumuman 4. Menerbitkan majalah internal, 5. Coffee morning dan sebagainya.

Sedangkan kegiatan keluar (Eksternal PR) dilakukan dengan khalayak diluar perusahaan diantaranya adalah :

1. Menyiarkan press release 2. Government

3. Press Relations


(14)

5. Pameran

6. Media Relations

Dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti bagian Humas eksternal khususnya pada kegiatan humas melalui Press Release. Adapun pengertian dari Press Release menurut Effendy adalah :

“Bahan berita yang dikirmkan pihak instansi atau organisasi, biasanya biasanya dikerjakan oleh bagian Humas ke media massa dengan harapan dapat disiarkan’’ (Effendy, 1898:80). Press Releas atau siaran pers biasanya hanya berupa lembaran siaran berita yang disampaikan kepada wartawan atau media massa. (Abdullah, 2004:80).

Pada penulisan Press Release PR harus memiliki kemampuan penulisan Press Release dengan gaya piramida terbalik. Dimulai dengan membuat judul, lalu lead yang mengandung 5W+1H dan diikuti dengan penulisan rincian lead sebelumnya. Hal ini dikarenakan agar berita menjadi singkat dan informative baik itu bagi pembaca maupun bagi redaksi yang akan memuat berita tersebut. (Soemirar dan Ardianto, 2005:55).

Press Release merupakan tulisan yang berisi mengenai berita-berita tentang suatu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan/ instansi yang dipilih untuk dimuat dalam media. Penyampaian press release merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh Bagian Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah kota Bandung untuk membangun hubungan dengan pers (wartawan media massa), karena apa yang ditulis dan dikatakan wartawan media massa adalah menjadi image (citra) masyarakat atau publik terhadap lembaga.


(15)

Hubungan Eksternal dalam penelitian ini lebih dikhususkan pada kegiatan hubungan pers dalam hal penyampaian Press Releas kepada wartawan. Ini dikarenakan peneliti melihat bahwa dalam pembuatan hingga penyampaian Press Release oleh suatu perusahaan kepada wartawan itu tidak begitu saja diterima oleh wartawan dan disiarkan oleh media.

Dalam proses penyebaran Press Release yang dilakukan oleh Humas Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung yaitu melalui media Online Email yang dikirimkan kepada masing-masing alamat Email Wartawan yang terdata dalam daftar peliput kegiatan dilingkungan Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung.

Wartawan dalam kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang yang pekerjaannya mencari dan menyusun berita untuk dimuat di surat kabar, majalah, radio, televisi. (Depdikbud, 2004:407). Wartawan dalam menjalankan tugas dan kewajibannya mencari berita sudah tentu akan berinteraksi dengan berbagai kalangan di masyarakat. Salah satu yang berhubungan dengan wartawan adalah instansi dan dalam hal ini perusahaan/instansi biasanya diwakili oleh petugas Humas dan tugas humas pun dilaksanakan oleh bagian informatika. Oleh karenanya untuk menjaga citra dan nama baik instansi dari kesalahan dan menjadikan hubungan dengan pers dapat lebih terbuka, petugas humas dan wartawan perlu saling memahami satu sama lain.


(16)

Masalah yang terjadi bahwa menjalin suatu hubungan kerja sama yang harmonis antara Humas dengan pihak Pers tentu saja tidak mudah, seperti yang disampaikan Rosady Ruslan (2003:151) bahwa terdapat pertentangan atau perbedaan fungsi dan tugas antar Pers (wartawan) dengan pihak humas.

Hal ini dapat diketahui bahwa secara umum pers berfungsi memberikan informasi, penyebaran informasi. Begitupun dengan wartawan Diskominfo Kota Bandung, Setiap wartawan tentunya membutuhkan informasi baik untuk kepentingan dirinya ataupun kepentingan perusahaan. Dalam hal informasi yang menyangkut perusahaan, ada beberapa informasi yang harus disampaikan kembali oleh para wartawan pada publik.

Selain itu fungsi khusus pers adalah mempengaruhi (influence) opini masyarakat, melakukan sistem kepengawasan sosial (social control) dan memiliki kekuatan (power of press). Sedangkan dimensi fungsi Public Relations akan bertolak belakang dengan fungsi pers, karena publikasi yang berkaitan dengan Public Relations (Humas) justru bersifat positif. Hal tersebut dapat dilakukan dengan penyebaran informasi atau pesan untuk meningkatkan pengenalan (awareness), pengetahuan (knowledge), bujukan (persuasive), pendidikan (education).

Semua itu dilakukan sebagai upaya menciptakan dan opini masyarakat kepada sesuatu yang positif, serta menghindarkan unsur-unsur pemberitaan atau publikasi yang bersifat negatif, sensasional dan kontroversial di masyarakat. Pertentangan yang terjadi atau saling


(17)

berprasangka buruk antara pihak Humas dan pers dapat diatasi seandainya hubungan itu berlandaskan kepada prinsip-prinsip keterbukaan, serta saling menghargai peran satu sama lainnya dan saling mendukung. Serta setiap pihak akan berfungsi serta bertindak sesuai dan terikat dengan kode etik profesinya masing-masing.

Penyampaian Press Release kepada pihak wartawan mengenai berbagai kegiatan yang dilakukan oleh Walikota, Wakil Walikota dan Sekertaris Daerah Kota Bandung diharapkan agar kebijakan-kebijakan serta program-program kerja instansi akan cepat sampai ke masyarakat. Selain itu penyampaian Press Release pun dapat dijadikan tolak ukur untuk dapat mengetahui keberhasilan dari suatu tugas dan fungsi Humas, yaitu untuk menilai efektif tidaknya pekerjaan Humas pada suatu lembaga. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari pemberitaan pers dalam suatu instansi, melalui komunikasi yang efektif.

Komunikasi efektif dapat diartikan sebagai, suatu kegiatan komunikasi yang dapat mencapai hasil (Output) sebagaimana yang diharapkan (target) dan termuat dalam pesan tersebut serta dapat memberikan kemanfaatan (benefit) yang besar kepada sasaran komunikasi atau penerima pesan. Komunikasi yang efektif dapat terjadi apabila tidak ada penyimpangan (distorsi) dari target hasil (output) yang hendak dicapai, dan manfaat (benefit) yang dapat dirasakan oleh sasaran.

Menurut Andre Hardjana untuk mengukur keefektifan suatu komunikasi, kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut :


(18)

1. Sumber pesan (Source)

Merupakan orang yang memberikan pesan kepada pengguna. 2. Isi Pesan (content)

Isi pesan yang diterima atau tersalur. 3. Media (media)

Merupakan saluran yang digunakan oleh komunikator atau sumber dalam menyampaikan pesannya kepada komunikan atau pemakai. 4. Siapa penerima atau pemakai (receiver or uses)

Merupakan penerima pesan yang dituju atau komunikan yang dituju. (Hardjana : 2000)

Tingkat efektivitas komunikasi sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor tersebut dapat dikelompokkan dalam dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern merupakan faktor yang berasal dari dalam lingkungan kegiatan komunikasi tersebut. Sementara itu, faktor ekstern berasal dari luar lingkup kegiatan komunikasi tersebut, atau juga sering disebut dengan faktor lingkungan. Faktor intern yang dimaksudkan, antara lain :

a. Sumber pesan (encoder), b. Isi pesan itu sendiri,

c. Penerima pesan (decoder), dan

d. Media yang digunakan untuk melakukan komunikasi. Faktor ekstern yang dimaksudkan, antara lain :


(19)

b. Kondisi sosial/politik yang melingkupi proses komunikasi tersebut, dan

c. Kondisi lingkungan yang kondusif lainnya.

Press Release yang dibuat oleh Bagian Humas Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) mengenai informasi seputar kegiatan Pejabat Kota Bandung yang sudah menjadi kewajiban bagi Humas Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Pemerintah Kota Bandung untuk meliput kegiatan tersebut yang nantinya akan dibuat menjadi sebuah Press Release. Dan Press Release tersebut setelah selesai dibuat langsung dikirim ke website Pemerintah Kota Bandung www.Bandung.go.id dan setelah itu baru dikirimkan ke email-email wartawan yang terdaftar dalam data wartawan peliput kegiatan dilingkungan pemerintah kota bandung.

Proses seperti ini dikarenakan agar para wartawan mengetahui kegiatan yang sedang berlangsung di Pemerintahan Kota Bandung yang nantinya informasi yang ada pada Press Release bisa dikembangkan dan diberitakan oleh wartawan ke media, baik media cetak maupun elektronik. Melalui proses penyampaian pesan seperti ini diharapkan dapat memberikan kepuasan bagi wartawan untuk memberitakan informasi yang diberikan melalui komunikasi yang baik.

Yang dimaksud dengan kepuasan komunikasi adalah satu fungsi dari apa yang seorang dapatkan dengan apa yang dia harapkan. Adapun kepuasan dengan kualitas media faktor ini mencakup berapa baikan mutu tulisan, nilai informasi yang diterima, keseimbangan informasi yang tersedia


(20)

dan ketepatan informasi yang datang. Hasil penelitian menyarankan bahwa penampilan, ketepatan dan tersedianya informasi mempunyai pengaruh kepada kepuasan orang dengan komunikasi dalam organisasi. (Masmuh, 2010:48)

Sehingga dengan adanya bentuk penyampaian informasi melalui Press Release oleh Humas Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Pemerintah Kota Bandung dapat menimbulkan sebuah kepuasan bagi wartawannya dalam memperoleh informasi.

Bertolak dari latar belakang masalah di atas, maka peneliti menarik rumusan masalah sebagai berikut : “Sejauhmana Efektivitas Penyajian Press Release oleh Humas Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung terhadap Kepuasan Perolehan Informasi bagi wartawan?”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan rumusan masalah tersebut, maka peneliti mengidentifikasikan masalah yang akan dibahas sebagai berikut :

1. Sejauhmana Kredibilitas Sumber Penyajian Press Release Oleh Humas Dinas Komunikasi Dan Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Wartawan?


(21)

2. Sejauhmana Isi Pesan Penyajian Press Release Oleh Humas Dinas Komunikasi Dan Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Wartawan? 3. Sejauhmana Media yang digunakan dalam Penyajian Press Release

Oleh Humas Dinas Komunikasi Dan Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Wartawan?

4. Sejauhmana Efektivitas Penyajian Press Release Oleh Humas Dinas Komunikasi Dan Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung Terhadap Hasil Perolehan Informasi Bagi Wartawan?

5. Sejauhmana Efektivitas Penyajian Press Release Oleh Humas Dinas Komunikasi Dan Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung Terhadap Harapan Perolehan Informasi Bagi Wartawan? 6. Sejauhmana Efektivitas Penyajian Press Release Oleh Humas Dinas

Komunikasi Dan Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Wartawan?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Dari permasalahan diatas maka maksud dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk menganalisa dan menjelaskan mengenai Efektivitas Penyajian Press Release Oleh Humas Dinas Komunikasi


(22)

dan Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Wartawan.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Sedangkan tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk Mengetahui Kredibilitas Sumber Penyajian Press Release Oleh Humas Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Wartawan.

2. Untuk Mengetahui Isi Pesan Penyajian Press Release Oleh Humas Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Wartawan.

3. Untuk mengetahui Media yang digunakan dalam Penyajian Press Release Oleh Humas Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Wartawan.

4. Untuk Mengetahui Efektivitas Penyajian Press Release Oleh Humas Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung Terhadap Hasil Perolehan Informasi Bagi Wartawan.


(23)

5. Untuk Mengetahui Efektivitas Penyajian Press Release Oleh Humas Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung Terhadap Harapan Perolehan Informasi Bagi Wartawan.

6. Untuk mengetahui Efektivitas Penyajian Press Release Oleh Humas Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Wartawan.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

Kegunaan penelitian secara teoritis berguna sebagai pengembang untuk mengembangkan Ilmu Komunikasi secara umum dan ilmu Humas atau Public Relations khususnya mengenai Efektivitas Penyajian Press Release terhadap Kepuasan Wartawan Memperoleh Informasi.

1.4.2 Kegunaan Praktis 1. Untuk Penelitian

Penelitian ini secara praktis berguna untuk peneliti sebagai aplikasi ilmu yang selama studi diterima secara teori dan diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam bidang komunikasi dan Public Relations.


(24)

2. Untuk Universitas

Penelitian ini secara praktis berguna bagi mahasiswa/i Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) secara umum, dan untuk mahasiswa/i Ilmu Komunikasi konsentrasi Humas secara khusus sebagai literatur terutama untuk peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian pada kajian yang sama.

3. Untuk Perusahaan

Penelitian ini secara praktis berguna bagi perusahaan sebagai referensi atau evaluasi khususnya mengenai Efektivitas Penyajian Press Release Oleh Humas Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Wartawan.

1.5 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran menjadikan alur pikir lebih terarah menjadikan alat pemikiran yang melatarbelakangi penelitian ini. Disini peneliti mencoba menjelaskan mengenai pokok masalah dari penelitian yang dimaksud untuk menegaskan, meyakinkan dan menggabungkan teori dengan masalah yang peneliti angkat dalam penelitian.


(25)

1.5.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Dari penelitian yang diteliti terdapat dua variabel yang akan diteliti yaitu Efektivitas dan Kepuasan. Dasar pemikiran untuk variabel X, peneliti mendeskripsikan mengenai definisi atau faktor-faktor yang berkaitan dengan Efektifitas. Agar tujuan tercapai dari informasi yang disampaikan, maka bagian Humas harus bisa melakukan komunikasi yang efektif agar dapat di pahami bagi penerima informasi.

Menurut Andre Hardjana untuk mengukur keefektifan suatu komunikasi, kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Sumber pesan (Source)

Merupakan orang yang memberikan pesan kepada pengguna. 2. Isi Pesan (content)

Isi pesan yang diterima atau tersalur. 3. Media (media)

Merupakan saluran yang digunakan oleh komunikator atau sumber dalam menyampaikan pesannya kepada komunikan atau pemakai.

4. Siapa penerima atau pemakai (receiver or uses)

Merupakan penerima pesan yang dituju atau komunikan yang dituju. (Hardjana : 2000)

Untuk itu kredibilitas sumber, isi pesan, dan media dijadikan sebagai indikator dari pengertian Efketivitas yang peneliti angkat.


(26)

Karena diperlukannya sumber yang memang sudah paham dalam menangani Press Release. Karena jika sumbernya tidak paham akan Press Release dikhawatirkan berita yang ditampilkan tidak bisa diterima dengan baik oleh penerimanya.

Disamping sumber yang telah paham mengenai Press Release adapun tahapan berikutnya yaitu isi pesan yang diberitakan menjadi salah satu faktor penunjang dari keberhasilan komunikasi yang efektif. Isi pesan akan diterima baik jika didukung oleh media pendukungnya, karena jika isi pesan yang disampaikan baik tetapi tidak adanya alat pembantu dalam penyampaian informasi maka dirasa tidak akan efektif baik bagi sumber maupun penerima.

Sedangkan dasar pemikiran untuk variabel Y, peneliti mendeskripsikan mengenai definisi atau faktor-faktor yang berkaitan dengan kepuasan. Yang dimaksud dengan kepuasan komunikasi adalah satu fungsi dari apa yang seorang dapatkan dengan apa yang dia harapkan. Adapun kepuasan dengan kualitas media faktor ini mencakup berapa baikan mutu tulisan, nilai informasi yang diterima, keseimbangan informasi yang tersedia dan ketepatan informasi yang datang. Hasil penelitian menyarankan bahwa penampilan, ketepatan dan tersedianya informasi mempunyai pengaruh kepada kepuasan orang dengan komunikasi dalam organisasi. (Masmuh, 2010:48).

Peneliti dalam penelitian ini menggunakan model proses komunikasi yang dinyatakan oleh Everet M. Roger and W. Floyd


(27)

Shoemaker, dalam bukunya berjudul Communication of Innovation. New York : Free Press (1971), yaitu : “A common model of communicatios process is the source, message, channel, receiver, and effect”, yang dikenal dengan formula S-M-C-R-E.

Gambar 1.5.1.1

Model Proses Komunikasi S-M-C-R-E

Sumber : Ruslan, 2008 : 102 Penjelasan :

1. Source atau sumber, dalam proses komunikasi sumber yang dimaksud adalah komunikator yang menyampaikan pesan.

2. Message atau pesan, adalah segala sesuatu hal atau informasi yang disampaikan kepada komunikan atau penerima pesan.

3. Channel atau media, adalah media atau alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan.

4. Receiver atau penerima, adalah penerima pesan dalam proses komunikasi.

5. Effects atau efek, dalam proses komunikasi ini efek adalah sesuatu yang ditimbulakan setelah menerima pesan.

Source (Sumber)

Message (Pesan)

Channel (Media)

Receiver (Penerima)

Effects (Efek)


(28)

Dari penjelasan model proses komunikasi diatas dapat disimpulkan bahwa seorang sumber atau komunikator yang akan menyampaikan pesannya melalui media yang diterima oleh penerima atau komunikan yang nantinya menimbulkan efek tertentu.

1.5.2 Kerangka Pemikiran Konseptual

Bertolak dari kerangka pemikiran teoritis maka peneliti berusaha mengaplikasikan definisi dan teori yang didapat pada kerangka pemikiran teoritis. Maka disini peneliti mencoba mengaplikasikan masalah penelitian ke dalam model proses komunikasi S-M-C-R-E.


(29)

Gambar 1.5.1.2 Aplikasi Teori S-M-C-R-E

Sumber : Peneliti 2011 Source

Kredibilitas Sumber  Message

Isi Pesan  Channel

Media Source (Humas Diskominfo) Message (Informasi/ Press Release) Channel (Email &

Tatap muka) Receiver (Wartawan) Effect (Kepuasan)

 Hasil  Harapan

 Kredibilitas Sumber Keahlian Sumber Kepercayaan Sumber  Isi Pesan

Gaya Pesan Materi Pesan  Media

Media Online Emai Dan Website Source

Kredibilitas Sumber  Message

Isi Pesan  Channel

Media

 Hasil  Harapan

 Hasil

Meraih Kepuasan Menambah Wawasan  Harapan

Kebutuhan Perolehan Informasi Source (Humas Diskominfo Message (Informasi /Press Release) Channel (Email &

Website) Receiver (Wartawan ) Effect (Kepuasa n)


(30)

Adapun Penjelasannya :

Maka dapat diberi penjelasan dari gambar diatas bahwa Press Release yang dibuat oleh Humas Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung akan berjalan dengan efektif apabila yang menulis Press Release tersebut merupakan orang yang ahli dan memang tugasnya untuk membuat Press Release. Karena agar susunan dari bagian per bagian Press Release dapat sesuai dengan aturan yang berlaku yaitu 5W+1H.

Sehingga berita yang ditulis oleh Humas Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung dapat dipahami oleh penerimanya dengan baik. Selain itu wartawannya pun dapat mempercayai hasil dari Press Release yang ditulis oleh Humas Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung.

Isi berita tersebut berisikan informasi mengenai kegiatan atau acara-acara yang diselenggarakan oleh pejabat Pemerintah Kota Bandung seperti Walikota, Wakil Walikota, dan Sekertaris Daerah. Untuk itu agar berita tersebut terkemas dalam sebuah rangkaian tulisan yang baik sesuai dengan gaya pesan yang disampaikan maka dibuatlah Media seperti Press Release sebagai pengantar bagi wartawan untuk membuat sebuah berita. Sehingga materi pesan yang nantinya diberikan oleh Humas Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung kepada wartawan dapat


(31)

dieksplor oleh masing-masing wartawan namun tetap inti isi pesannya sesuai yang diberikan oleh Humas DISKOMINFO.

Proses penyampaian Press Release yang dilakukan oleh Humas Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung melalui Media Online (email). Press Release yang telah selesai diketik oleh humas DISKOMINFO langsung dikirim kepada email-email wartawan yang sudah terdata dalam daftar peliput kegiatan dilingkungan Pemkot bandung. Selain dikirim melalui email Press Release tersebut dicantumkan ke website Kota Bandung sehingga proses penyebaran Press Release tersebut bisa dilihat tidak hanya wartawan tetapi siapapun bisa menikmati isi berita tentang Kota Bandung.

Karena kebutuhan dari wartawan dalam mencari berita mengenai Kegiatan Pejabat Kota Bandung maka Humas Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung memberikan kemudahan atau fasilitas bagi wartawan dengan memberikan Press Release melalui email dan website. Selain itu adanya keinginan yang ditimbulkan oleh wartawan untuk mencari berita maka Humas Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung memberikan hasil karya tulis Press Release dengan baik dan cepat agar nantinya berita tersebut dapat diberitakan oleh wartawan ke media-media baik cetak maupun elektronik.


(32)

Dengan memberikan Press Release kepada seluruh wartawan yang terdata dalam daftar peliput kegiatan dilingkungan Pemkot bandung diharapkan adanya hasil bagi humas Dinas Komunikasi dan Informatika yaitu adanya kepuasan wartawan dalam memperoleh informasi yang diberikan oleh Humas Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Pemerintah Kota Bandung.

1.6 Operasional Variabel

Operasional Variabel adalah mengukur konsep abstrak menjadi besaran yang dapat diukur, sedangkan variabel adalah konstruktur yang sifat-sifatnya yang sudah diberi nilai (Rahmat, 2005 : 12). Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu Efekitivitas penyajian Press Release Oleh Humas Dinas Komunikasi dan Informasi (DISKOMINFO) dan Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Wartawan.

Untuk lebih jelasnya variabel-variabel tersebut dapat dapat di uraikan sebagai berikut :

A. Variabel X : Efektivitas Penyajian Press Release Oleh Humas Dinas Komunikasi dan Informasi (DISKOMINFO).

Indikator X1 : Kredibilitas Sumber

Alat ukur : 1. Keahlian Sumber 2. Kepercayaan Sumber


(33)

Indikator X2: Isi Pesan

Alat Ukur : 1. Gaya pesan 2. Materi Pesan

3. Daya Tarik Indikator X3 : Media

Alat Ukur : 1. Email 2. Website

B. Variabel Y : Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Wartawan. Indikator Y1: Hasil

Alat Ukur : 1. Meraih Kepuasan 2. Menambah Wawasan Indikator Y2 : Harapan

Alat Ukur : 1. Kebutuhan


(34)

Untuk lebih jelasnya, variabel – variabel tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

Tabel 1.6.1 Operasional Variabel

No Variabel Indikator Alat Ukur

Jumlah Item Pertanyaan

1. Efektivitas

 Kredibilitas Sumber

1. Keahlian Sumber 2. Kepercayaan

Sumber 3. Bahasa

3

 Isi Pesan

1. Gaya Pesan 2. Materi Pesan 3. Daya tarik

3

 Media

1. Media Online (Email) 2. Website

2

2. Kepuasan  Hasil

1. Meraih Kepuasan 2. Menambah

Wawasan

2


(35)

Sumber : Peneliti 2011

1.7 Model Penelitian

Dari uraian sebelumnya, maka peneliti mencoba menyusun dengan model sebagai berikut :

Gambar 1.7.1 Model Penelitian

Sumber : Peneliti 2011

Ada pengaruh variabel X terhadap variabel Y yaitu adanya pengaruh Efektivitas Penyajian Press Release terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Wartawan.

2. Perolehan Informasi

Variabel X (Efektivitas)

 Kredibilitas Sumber  Isi Pesan 

Variabel Y (Kepuasan)

 Hasil  Harapan


(36)

1.8 Hipotesis

Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan, hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya. Hipotesis untuk penelitian ini adalah sebagai berikut :

Ha : Ada Pengaruh Antara Efektivitas Penyajian Press Release oleh Humas Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Pemerintah Kota Bandung Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Wartawan.

Ho : Tidak Ada Pengaruh Antara Efektivitas Penyajian Press Release oleh Humas Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Pemerintah Kota Bandung Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Wartawan.

Selanjutnya hipotesis diatas dijabarkan oleh peneliti menjadi beberapa sub hipotesis, yaitu :

Ha1 : Ada Pengaruh Antara Kredibilitas Sumber Penyajian Press Release

oleh Humas Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Pemerintah Kota Bandung Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Wartawan.

Ho1 : Tidak ada Pengaruh Antara Kredibilitas Sumber Penyajian Press

Release oleh Humas Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Pemerintah Kota Bandung Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Wartawan.


(37)

Ha2 : Ada Pengaruh Antara Isi Pesan Penyajian Press Release oleh Humas

Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Pemerintah Kota Bandung Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Wartawan. Ho2 : Tidak Ada Pengaruh Antara Isi pesan Penyajian Press Release oleh

Humas Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Pemerintah Kota Bandun Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Wartawan.

Ha3 : Ada Pengaruh Antara Media yang disampaikan dalam Penyajian

Press Release oleh Humas Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Pemerintah Kota Bandung Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Wartawan.

Ho3 : Tidak Ada Pengaruh Antara Media yang disampaikan dalam

Penyajian Press Release oleh Humas Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Pemerintah Kota Bandung Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Wartawan.

Ha4 : Ada Pengaruh Antara Efektivitas Penyajian Press Release oleh

Humas Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Pemerintah Kota Bandung Terhadap Hasil Perolehan Informasi Bagi Wartawan. Ho4 : Tidak Ada Pengaruh Antara Efektivitas Penyajian Press Release oleh

Humas Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Pemerintah Kota Bandung Terhadap Hasil Perolehan Informasi Bagi Wartawan. Ha5 : Ada Pengaruh Antara Efektivitas Penyajian Press Release oleh


(38)

Kota Bandung Terhadap Harapan Perolehan Informasi Bagi Wartawan.

Ho5 : Tidak Ada Pengaruh Antara Efektivitas Penyajian Press Release

oleh Humas Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Pemerintah Kota Bandung Terhadap Harapan Perolehan Informasi Bagi Wartawan.

1.9 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif. Tipe penelitian kuantitatif menurut Sugiono : digunakan dalam meneliti status kelompok manusia, suatu kondisi, suatu system pemikiran atau kelas peristiwa pada waktu tertentu. Sehingga melalui metode ini akan diperoleh data dan informasi tentang gambaran suatu fenomena, fakta, sifat serta hubungan fenomena tertentu secara komperehensif dan integral. Dengan demikian pengulangan dalam penelitian kuantitatif dilakukan dalam rangka mendapatkan konsistensi atau reliabilitas data penelitian yang ada. (Sugiono, 2003 : 19).

Metode penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan


(39)

yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode survei. Metode survei adalah metode pengumpulan data primer dengan memperoleh secara langsung dari sumber lapangan penelitian. Biasanya pengumpulan data atau informasi dan fakta lapangan secara langsung tersebut melalui koesioner (questionnair) dan wawancara (interview) baik secara lisan maupun tertulis yang memerlukan adanya kontak secara tatap muka (face to face contact) antara peneliti dengan respondennya (subjeknya). (Ruslan 2008 : 22)

1.10 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Angket

Angket adalah “sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden”, (Arikunto 2006 : 151) dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia (responden) ketahui.Mengumpulkan data dengan cara memberikan daftar pertanyaan yang sehubungan dengan masalah yang diteliti, untuk diisi oleh para responden.

Peneliti menyebarkan daftar pernyataan kepada wartawan yang terdata dalam daftar peliput kegiatan dilingkungan Pemerintah Kota Bandung. Angket yang digunakan adalah angket tertutup yaitu daftar


(40)

pernyataan yang sudah memiliki alternatif jawaban, responden tinggal memilih alternatif jawaban yang dianggap sesuai.

2. Wawancara

Wawancara yaitu tanya jawab secara terbuka dan langsung kepada responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Wawancara atau interview adalah sebuah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab dengan bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarainya. (Nazir, 1999 : 234).

Wawancara yang dilakukan adalah dengan mengadakan tanya jawab secara tatap muka atau lisan dengan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung. Bentuk wawancara yang digunakan adalah wawancara berstruktur, yaitu semua daftar pertanyaan-pertanyaan telah disusun terlebih dahulu dalam daftar dengan maksud agar semua pertanyaan tidak menimpang dari tujuan penelitian.

3. Studi Pustaka

Merupakan usaha untuk memperoleh informasi dengan cara menelaah bahan bacaan atau referensi yang sesuai dengan permasalahan penelitian, baik dari buku-buku maupun internet sehingga didapatkan teori-teori yang dapat mendukung analisis penelitian.


(41)

4. Internet Searching

Internet Searching atau pencarian secara online adalah pencarian dengan mengunakan computer yang dilakukan melalui internet dengan alat atau software pencarian tertentu pada server-server yang tersambung dengan internet yang tersebar di berbagai penjuru dunia. (Sarwono, 2005 : 229).

Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan secara online dengan mencari dan mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan penelitian yang sedang diteliti. Diantaranya melalui alamat-alamat website seperti www. google.com, www. wikipedia dan lain-lain.

5. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen yang telah diperoleh kemudian dianalisis (diurai), dibandingkan dan dipadukan (sintesis) membentuk satu hasil kajian yang sistematis, padu dan utuh.

Jadi dokumentasi tidak sekedar mengumpulkan dan menuliskan atau melaporkan dalam bentuk kutipan-kutipan tentang sejumlah dokumuen yang dilaporkan dalam penelitian adalah hasil analisis terhadap dokumen-dokumen tersebut.


(42)

1.11 Teknik Analisis Data

Teknik analisa data adalah proses penyederhanaan data dan penyajian data dengan mengelompokkannya dalam suatu bentuk yang mudah dibaca dan di interpretasi (Silalahi, 2006 : 304).

Setelah memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini maka langkah selanjutnya yang akan ditempuh oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Penyeleksian data, pemeriksaan kelengkapan, kesempurnaan, serta kejelasan data

2. Klasifikasi data, yaitu mengelompokkan data dan memilah-milah data sesuai dengan jenisnya

3. Data dimasukkan kedalam cooding book (buku koding) dan coding sheet (lembar koding)

4. Mentabulasikan data yaitu memasukan data dalam sebuah tabel (tabel induk kemudian ke dalam tabel tunggal) sesuai dengan analisis data. 5. Data yang ditabulasi kemudian dikelompokkan berdasarkan

kelas-kelas penilaian variabel dan dianalisis dengan koefisian korelasi Rank Spearman. Analisis data kuantitatif dilakukan dengan cara memindahkan data kuantitatif dengan cara pemberian skors atas pilihan yang diberikan oleh setiap responden dengan pemberian skors dimaksudkan untuk memindahkan data kuantitatif yang berupa jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan dalam angket ke dalam nilai-nilai kuantitatif.


(43)

Dalam pengolahan data, peneliti menggunakan program SPSS 13.0 (Statitical Product and Service Solutions) yang merupakan program aplikasi yang digunakan untuk melakukan perhitungan statistik dengan menggunakan komputer. Untuk menganalisa hubungan antara variabel X dan variabel Y digunakan teknik analisa Korelasi Rank Spearman :

Rumus :

Keterangan :

rs : korelasi rank spearman di : selisih dua ranking n : jumlah sampel Dimana, ∑di2= ∑[r(x

i) – (yi)] 2.(Purwanto, 2010 : 230).

Sedangkan untuk menganalisa adanya pengaruh maka menggunakan Koefisien Determinasi (KD) antara variabel X dan varibel Y, dengan rumus sebagai berikut :

Sumber : Modul SPSS 2010 Keterangan :

KD = Koefisien Determinasi rs2 = Hasil korelasi rank spearman

KD = rs2 X 100% 6∑di2

rs = 1 –


(44)

Untuk menguji hipotesis, digunakan rumus uji t, yaitu :

Sumber : Ruslan, 2008 : 268 Keterangan :

r = Besarnya Korelasi n = Besarnya Sampel

Kriteria keputusan sebagai berikut :

Jika thitung > t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak

Jika thitung < t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

a. Uji Validitas

Sebelumnya digunakan untuk mengukur variabel-variabel dalam penelitian, terlebih dahulu dilakukan pengujian terhadap angket dengan analisis validitas dan reliabilitas agar data yang diperoleh dapat dipercaya dan diakui kebenarannya.

Pengujian validitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor jawaban responden dari setiap item pernyataan dengan jumlah total jawaban responden atas seluruh pernyataan. Koefisien korelasi tiap item akan dibandingkan dengan 0,3 (df). Jika nilai korelasi suatu item / pernyataan lebih kecil atau sama dengan 0.3, maka pernyataan

r√(n – 2) thitung =


(45)

tersebut tidak valid dan harus dikeluarkan dari pengujian yang dilakukan. Hanya item yang memiliki nilai korelasi lebih tinggi dari 0.3 diikutsertakan dalam pengujian (Sugiyono, 2003:124).

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauhmana suatu hasil pengukuran relative konsisten apabila alat ukur digunakan berulang kali. Pengujian reliabilitas kuesioner dilakukan dengan mencari korelasi menggunakan teknik belah dua (split-half) dengan membagi item-item pernyataan responden menjadi belahan genap dan belahan ganjil.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam uji reliabilitas adalah :

1. Item-item yang valid dikumpulkan dan yang tidak valid dibuang.

2. Membagi item-item yang valid tersebut menjadi dua belahan berdasarkan nomor ganjil dan genap.

3. Skor untuk masing-masing item pada tiap belahan dijumlahkan. Langkah ini akan menghasilkan dua skor total untuk masing-masing responden yakni skor total untuk belahan ganjil dan skor total belahan genap.

4. Mengkorelasikan skor total belahan ganjil dan belahan genap dengan menggunakan teknik korelasi product moment pearson.


(46)

5. Selanjutnya adalah mencari angka reliabilitas untuk keseluruhan item tanpa dibelah dua. Angka korelasi yang diperoleh harus lebih rendah daripada angka korelasi yang diperoleh jika keseluruhan

6. Item tidak dibelah.

Perhitungan korelasi antara skor belahan ganjil dengan skor belahan genap diperoleh melalui perhitungan uji reliabilitas dengan teknik belah dua (Split-Half), yang menggunakan rumus :

 

  } ) ( }{ ) ( { ) . ( ) ( . 2 2 2

2 X n Y Y

X n Y X XY n tt r

Sumber : Modul SPSS 2010 Dimana :

n = jumlah responden

x = skor variabel (jawaban responden) y = skor total variabel untuk responden

Selain menggunakan rumus dan ketentuan-ketentuan diatas, uji validitas dan reliabilitas data penelitian dalam penelitian ini, juga di uji dengan menggunakan perhitungan r-alpha melalui analisa SPSS versi 13.

Selanjutnya adalah dengan menggunakan kriteria, sebagai berikut :


(47)

1. Jika r Alpha positif dan > 0,9 maka butir pernyataan tersebut reliabel, atau

2. Jika r Alpha positif dan > r tabel, maka butir pernyataan tersebut juga reliabel, atau

3. Jika r Alpha positif dan < r tabel, maka butir pernyataan tersebut tidak reliabel

Berdasarkan kriteria diatas, maka pada data terlihat bahwa semua r Alpha positif dan > dari 0,9 dengan demikian semua butir pernyataan pada angket penelitian sudah reliabel.

1.12 Populasi dan Sampel 1.12.1 Populasi

Menurut Sugiyono dalam bukunya statistika untuk penelitian mengemukakan bahwa :

“Populasi adalah wilayah generasi yang terdiri dari : objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakter tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik suatu kesimpulannya”. (Ruslan, 2004 : 133)

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wartawan yang terdata dalam daftar peliput kegiatan dilingkungan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Pemerintah Kota Bandung yang berjumlah 59 orang.


(48)

Tabel l.12.1.1 Data Wartawan

NO NAMA MEDIA WARTAWAN

A HU/SKH

1 HU BANDUNG EKSPRESS CEPI

2 HU GALAMEDIA LUCKY

3 HU PIKIRAN RAKYAT YEDI

4 HU RADAR BANDUNG ATIE

5 HU REPUBLIKA ARI / JOKO

6 HU SEPUTAR INDONESIA AGUNG

7 HU TRIBUN JABAR TIAH SM

8 SKH HARIAN TERBIT ARIE / BAMBANG

9 SKH M2 MEDIA FERRY ARDIANSYAH

10 SKH PELITA M. AKMAL H / A. JUMIKAR

11 SKH PERJUANGAN L. HARAPAN / ERWIN TOSIA

12 ANAK BANGSA AGUS ISANUDIN / LEPI ARISAL

13 BANDUNG RAYA HERI HERMAWAN / DEET JE

14 BARISAN BARU SAEFUL

15 BUSER NURYATI / ARIAN NURWENDAH

16 BOM DIAN

17 CAKRAWALA SEPTRIYANTI / HARRY I

18 DIALOG SYAMSUDIN

19 EXPOSE TEDDI

20 GALURA HERRY KUSRAELI

21 GIWANG KARA MAMAN / DANNY

22 HARAPAN RAKYAT PEMILU / RENSUS

23 INDONESIA EXSPOSE PRESS

ZUL ASWAR / IMAM

24 INFO NUSANTARA ADE SAMSI

25 JABAR EXSPOSE JHON SIYO / DJUMADIL RAGANI

26 JAYA POS NEWS ASEP KUSTIWA

27 KOMPAS INDONESIA TETTY RAHAYU / ANGGUN 28 KORAN PEMANTAU

KORUPSI

SUMARSUDI / IMAN KARTIMAN

29 KORAN TEKAD FERINALDI

30 KOREKSI TOTOR GULTOM / ANDRI

HIDAYAT

31 MEDIA NASIONAL TONNY / HARTONO

32 MEDIA RAKYAT DODI SULAEMAN

33 MEDIKOM DUDI HERDAYAT / SLAMET


(49)

34 METRO INDONESIA WILSON MAROLOP

35 MODUS INVESTIGASI SUHARDI SINAGA / ROLISTON

36 PATROLI ADE SUHENDI / DANI KODRAT

37 PELITA RAKYAT HENI

38 PI NEWS FERRY / FATAH

39 POLITIK & KRIMINAL YUS HERMANSYAH / BENNY JP 40 PRESTASI EXPOSE SONI SONTYANI / AGUS

MARGANA

41 PROGRESIF JAYA RIZAL A / M. RAMDHAN

42 PURNA PORLI AOM RICKY TAMARA

43 SEPUTAR JABAR BRAM / DWI ANAWATI

44 SILIWANGI POST MUHAMAD RAUP / TEGO LELONO

45 SINAR SURYA ETI ROHAETI / KUSWANTO

46 SWARA JABAR AKBAR MAHAWANGI / SULAEMAN

47 SWARA WANITA PANUJU

48 TADJUK IHSAN / CECEP

49 TUNAS BANGSA BINUS

50 WARTA UMAT CUCU SUMIATY

51 FORMAS RIAN ANDRIANA / YAYAT TS

52 INDONESIA-INDONESIA EDISON / HASBI

53 JABAR NEWS LILIS SURYANA

54 NPI NEWS ARI / HESWARA

55 SURYA ANAK BANGSA ALFIN S. BE

56 WARTA POLISI E. MASRUL / A. SUPRIATNA

57 ANALISA INDONESIA LOUIS M

58 DELIK HUKUM IWAN PERMANA

59 MANGLE CUCU / UNAY

Sumber : Humas Diskominfo Kota Bandung, 2011

1.12.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian. Hasil pengukuran atau karakteristik dari sampel disebut statistik. Alasan perlunya pengambilan sampel adalah sebagai berikut :

1. Keterbatasan waktu, tenaga dan biaya. 2. Lebih cepat dan lebih mudah.


(50)

3. Memberi informasi yang lebih banyak dan dalam. 4. Dapat ditangani lebih teliti.

Tujuan pengambilan sampel supaya sampel yang diambil dapat memberikan informasi yang cukup untuk dapat mengestimasi jumlah populasinya. Memilih teknik yang akan dipakai dalam pengambilan sampel merupakan suatu upaya penelitian supaya menemukan sampel yang mewakili serta dapat menggambarkan populasinya.

Peneliti menggunakan Total Sampling karena sampel yang diambil oleh peneliti ialah seluruh populasi (Sugiono, 2003 : 58) yaitu seluruh wartawan yang terdata dalam daftar peliput kegiatan dilingkungan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Pemerintah Kota Bandung yang berjumlah 59 orang.

1.13 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.13.1 Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian dilaksanakan di Divisi Hubungan Masyarakat Dinas Komunikasi Informatika Pemerintah Kota Bandung, yang beralamat di Jalan Wastukencana No. 2 Telp. (022) 4230393 Bandung.


(51)

1.13.2 Waktu Penelitian

Waktu Penelitian dilaksanakan selama kurang lebih 5 bulan dimulai pada bulan Februari – Juli 2011. Dengan judul Efektivitas Penyajian Press Release oleh Humas Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Pemerintah Kota Bandung Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Wartawan. Adapun wktu penelitian ditampilkan dalam table :

Tabel 1.13.2.1

Waktu dan Kegiatan Penelitian 2011

No Kegiatan Februari

2011 Maret 2011 April 2011 Mei 2011 Juni 2011 Juli 2011

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan

judul

2 Penulisan Bab

1

Bimbingan

3 Seminar UP

4 Penulisan Bab

II

Bimbingan

5 Penulisan Bab

III

Bimbingan

6 Pengumpulan

Data


(52)

Sumber : Peneliti, 2011

1.14 Sistematika Penulisan

Dalam usaha memberikan gambaran secara sistematis, peneliti membagi susunan skripsi kedalam lima bab yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Merupakan Bab awal dari keseluruhan skripsi yang berisikan antara lain Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Kerangka Pemikiran, Operasional Variabel, Model Penelitian, Hipotesis Penelitian, Metode Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Teknis Analisis Data, Populasi dan sampel, Lokasi dan Waktu Penelitian, Sistematika Penulisan.

7 Pengolahan

Data

Penulisan Bab IV

Bimbingan

8 Penulisan Bab

V

Bimbingan

9 Penyusunan

Seluruh Bab

10 Sidang kelulusan


(53)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada Bab ini peneliti mencoba menunjukan hasil penelitian dan aspek teoritis melengkapi dalam mengkaji permasalahan, dimulai dari Tinjauan Umum Tentang Ilmu Komunikasi, Tinjauan Tentang Komunikasi Organisasi, Tinjauan Tentang Public Relations, Tinjauan Tentang Efektivitas, Tinjauan Tentang Press Release, Tinjauan Tentang Kepuasan, dan Tinjauan Tentang Wartawan. BAB III OBJEK PENELITIAN

Pada bab ini dijelaskan secara singkat gambaran umum perusahaan tempat sumber data primer informasi penelitian, yaitu Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung termasuk di dalamnya bagian Public Relations.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan mengenai cara pengumpulan data melalui kuesioner yang disebar dan telah diisi oleh responden, serta pengolahan data dengan menggunakan metode yang telah ditetapkan sebelumnya. Selain itu bab ini akan menjelaskan mengenai analisis dan hasil pengolahan data yang diperoleh.

BAB V PENUTUP

Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan dan saran-saran dari hasil penelitian.


(54)

45 2.1 Tinjauan Tentang Komunikasi

2.1.1 Definisi Komunikasi

Istilah komunikasi dalam bahasa Inggris yaitu communication, berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama, sama disini maksudnya adalah sama makna. Hal ini berarti bahwa dalam komunikasi harus ada pengertian yang sama pada kedua belah pihak yaitu komunikator dan komunikan dalam memaknai pesan.

Carl .I. Hovland yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendy mendefinisikan komunikasi sebagai berikut:

The proces by which an individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal symbols) to modify the behavior of other individuals (communicatess).” (Proses dimana seseorang (komunikator) menyampaikan perangsang (biasanya lambang bahasa) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan). (Effendy, 2002: 49)

Sedangkan menurut Gerald A Miller yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendy menjelaskan bahwa:

“In the main, communication has as its central interest those behavioral situations in which a source transmits a message to a receiver (s) with conscious intent to affect the latte’s behavior” (Pada pokoknya, komunikasi mengandung situasi keperilakuan sebagai minat sentral, dimana seseorang sebagai sumber menyampaikan suatu kesan kepada seseorang atau sejumlah penerima yang secara sadar bertujuan mempengaruhi perilakunya) (Effendy, 2002: 49)


(55)

Berdasarkan dari definisi di atas, dapat dijabarkan bahwa komunikasi adalah proses dimana seseorang (komunikator) menyampaikan perangsang (biasanya lambang bahasa) kepada orang lain (komunikan) bukan hanya sekedar memberi tahu, tetapi juga mempengaruhi seseorang atau sejumlah orang tersebut untuk melakukan tindakan tertentu (mengubah perilaku orang lain).

Secara sederhana, komunikasi dapat diartikan sebagai percakapan baik secara verbal maupun nonverbal antara satu orang atau lebih dengan yang lainnya. Dalam buku Pengantar Ilmu Komunikasi, Sasa Djuarsa Sendjaja menjelaskan :

“Komunikasi adalah suatu proses melalui seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak)” (Hovland dalam Sendjaja dkk, 2004: 1.10).

Dari definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa komunikasi adalah suatu proses yang terjadi antara satu orang atau lebih dengan yang lainnya, yang bertujuan mengubah sikap dan membentuk perilaku komunikan sesuai dengan harapan komunikator.

Sementara itu, Gode sebagaimana dikutip oleh Sasa Djuarsa Sendjaja menjelaskan:

“Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari yang semula dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki dua orang atau lebih (Sendjaja, 2004: 1.11).

Dari kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses pembentukan, penyampaian,


(56)

penerimaan, dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang dan atau di antara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu sebagaimana diharapkan oleh komunikator.

2.1.2 Proses Komunikasi

Proses komunikasi adalah rangkaian kejadian/ peristiwa atau perbuatan melakukan hubungan, kontak, interaksi satu sama lain (pada umumnya diantara makhluk hidup, walau lebih jauh dalam era cyber technologi ini telah pula dimungkinkan komunikasi dengn komputer dan robot) berupa penyampaian dan penerimaan lambang-lambang yang mengandung arti atau makna.

Proses komunikasi yang baik adalah apabila hubungan/interaksi dalam rangka penyampaaian pesan/informasi/berita/pengertian yang dilakukan tertuju kepada penerima pesan/informasi itu, dan secara timbal balik, disampaikan melalui saluran-saluran (media) yang cocok/tepat dan isi pesan disusun dengan sebaik-baiknya secara jelas, tegas, pasti serta dapat dipahami oleh pihak-pihak yang terlibat dalam proses hubungan penyampaian dan penerimaan pesan. Seperti yang diungkapkan oleh Rosady Ruslan bahwa:

“Proses komunikasi dapat diartikan sebagai “transfer informasi” atau pesan-pesan (messages) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima pesan sebagai komunikan, dalam proses komunikasi tersebut bertujuan (feed back) untuk mencapai saling pengertian (mutual understanding) antara kedua belah pihak” (Ruslan, 1999: 69).


(57)

Menurut Onong Uchjana Effendi proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yaitu:

1. Proses komunikasi secara primer

2. Proses komunikasi secara sekunder ( Effendy , 2005 :11)

Proses komunikasi primer yaitu proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna dan sebagainya yang secara langsung dapat menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. Media primer atau lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi adalah bahasa.

Hal ini jelas karena hanya bahasalah yang mampu menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain (apakah itu berbentuk ide, informasi atau opini baik mengenai hal yang konkret maupun yang abstrak dan bukan hanya tentang hal atau peristiwa yang terjadi pada saat sekarang, melainkan pada waktu yang lalu dan yang akan datang).

Sedangkan proses komunikasi sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasi karena


(58)

komunikasi sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh dan komunikan yang banyak. Surat, telepon, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan masih banyak lagi media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi.

2.1.3 Bentuk Komunikasi

Bentuk- bentuk komunikasi terdiri dari :

1. Komunikasi Persona (personal Communication). Terdiri dari komunikasi interpersona (intrapersonal communication) dan komunikasi antar persona (interpersonal communication). 2. Komunikasi kelompok (Group Communication). Pertama

dalam bentuk komunikasi kelompok kecil (small group communication) seperti : ceramah (lecture), diskusi panel (panel discussion), simposium (symposium), forum, seminar, dan curahsaran (Brainstrorming). Kedua, komunikasi kelompok besar (large group comminication/public speaking).

3. Komunikasi Massa (Mass Communication), misalnya pers, radio, televisi, dan film.

4. Komunikasi Medio (Medio Communication), misalnya : surat, telepon, pamplet, poster, dan spanduk. (May Rudy, 2005:83)


(59)

2.2 Tinjauan Tentang Komunikasi Organisasai 2.2.1 Definisi Organisasi

Pada umumnya setiap manusia akan mengikuti atau masuk sebagai anggota suatu organisasi tetentu, seperti organisasi bisnis, organisasi nirlaba, organisasi politik, organisasi pekerja, organisasi keagamaan, dan lain sebagainya.

Organisasi adalah suatu unit sosial yang dikoordinasiakn secara sengaja, yang terdiri dari dua orang atau lebih, yang didirikan untuk jangka waktu lama (Haryani, 2001 :36). Sedangakan pengertian lain mengenai organisasi disampaikan oleh Burhan Bungin dalam buku Sosiologi Komunikasi. Dia mengungkapkan bahwa “Organisasi adalah suatu kumpulan atau sistem individual yang berhierarki secara jenjang dan memiliki sistem pembagian tugas untuk mencapai tujuan tertentu”. (Bungin 2006:273)

2.2.2 Definisi Komunikasi Organisasi

Definisi Komunikasi organisasi menurut Pace dan Faules yang diterjemahkan oleh Deddy Mulyana dan Engkus Kuswarno dibedakan menjadi dua yaitu Definisi fungsional dan definisi interpretif. (Mulyana dan Kuswarno, 2002 : 31).

Definisi Fungsional Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai ”Pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi


(60)

tertentu, suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan”.

Sedangkan definisi Interpretif komunikasi organisasional adalah ”Perilaku pengorganisasian yang terjadi dan bagaimana mereka yang terlibat dalam proses itu bertransaksi dan memberi makna atas apa yang sedang terjadi”.

2.2.3 Fungsi Komunikasi dalam Organisasi

Menurut Sendjaja seperti yang dikutip oleh Burhan Bungin, organisasi baik yang berorientasi untuk mencari keuntungan (Profit) maupun Nirlaba (non-profit), memiliki empat fungsi organisasi, yaitu :

1. Fungsi Informatif 2. Fungsi Regulatif 3. Fungsi Persuasif

4. Fungsi Integratif (Bungin, 2006: 274-276)

Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem proses informasi (Information-processing-system). Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik, dan tepat waktu. Fungsi regulatif berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal


(61)

yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini. Pertama, atasan atau orang –orang yang berada dalam tatanan manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Kedua, berkaitan dengan pesan atau message. Pesan-pesan regulative pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dilaksanakan.

Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yng diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pemimpin yang lebih suka untuk memersuai bawahannya daraipada member perintah. Dengan adanya komunikasi, organisasi yang terbagi menjadi beberapa bagian atau departemen akan tetap merupakan satu kesatuan yang utuh dan terpadu (Integratif).

2.3 Tinjauan Tentang Public Relations 2.3.1 Definisi Public Relations

Sampai awal dekade 1970-1980 tercatat tidak kurang dari 2000 definisi Public Relations. Karena begitu banyaknya definisi Public Relations itu, maka pemraktek Public Relations dari berbagai negara diseluruh dunia, yang terhimpun dalam organisasi yang bernama “The International Public Relations Association” (IPRA), bersepakat untuk merumuskan sebuah definisi Public Relations


(62)

dengan harapan dapat diterima dan dipraktekkan bersama. Definisinya sebagai berikut :

“Public Relations is a management function, of a continuing and planned character, through which public and private organizations and institutions seek to win and retain the understanding, sympathy, and support of those with whom they are or my be concerned – by evaluating public opinion about themselves, in order to correlate, as fat as possible, their own policies and procedures, to achieve by planned and widespread information more productive co-operation and more efficient fulfillment of their common interest”. (Hubungan Masyarakat adalah fungsi manajemen dari sikap budi yang berencana dan berkesinambungan, yang dengan itu organisasi-organisasi dan lembaga-lembaga yang bersifat umum dan pribadi berupaya membina pengertian, simpati, dan dukungan dari mereka yang ada kaitannya atau yang ada hubungannya dengan jalan menilai pendapat umum diantara mereka, untuk mengorelasikan, sedapat mungkin kebijaksanaan dan tata cara mereka, yang dengan informasi yang berencana dan tersebar luas, mencapai kerjasama yang lebih produktif dan pemenuhan kepentingan yang lebih efisien.) (Effendi, 1993 : 20)

Definisi IPRA tersebut dapat dinilai sebagai definisi yang lengkap, yang merupakan ciri khas dan meliputi factor-faktor yang memang harus ada pada humas. Definisi tersebut juga disepakati oleh para anggotanya dari seluruh dunia pada tahun 1960 itu, terus dipraktekkan dan dikembangkan.

Sebagai tindak lanjut dari kegiatannya itu, dalam bulan Januari 1982 IPRA menerbitkan “Gold Paper No. 4”, sebuah penerbitan mungil berjudul “A Model for Public Relations

Educations for Professional Practice” (Suatu Model bagi

Pendidikan Hubungan Masyarakat untuk Praktek Profesional). Buku kecil tersebut antara lain memuat “A working definition” (definisi kerja) rumusan Dr. Rex F. Harlow, seorang veteran professional


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrachman, Oemi. 2001. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung : PT Citra Aditya Bakti.

Anggoro, M. Lingga. 2008. Teori & Propesi Kehumasan : Jakarta : Bumi Aksara. Ardinanto, Dr Elvinaro. 2010. Metode Penelitian untuk Public Relations

Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Komunikasi. Bandung : PT Rineka Cipta.

Assegraf Ba’far N, 1987. Jurnalistik masa kini Pengantar kepraktikum kewartawanan. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Balai, Bahasa. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Bugin Burhan. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif, Komunikasi, Ekonomi, dan

Kebijakan Public Serta Ilmu-Ilmu Social lainnya, Jakarta : Gramedia Pustaka.

Djaja. H.R. Danan. 1985. Peranan Humas Dalam Perusahaan . Bandung : Alumni

Effendy, Onong Uchjana. 1993. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Effendy. Prof. Drs. Onong Uchjana. 2009. ILMU KOMUNIKASI Teori dan Praktek. Bandung : PT. Remaja Rodakarya.

Masmuh, Drs Abdulah M.Si. 2010. Komunikasi Organisai Dalam Perspektif Teori dan Praktek, Malang : UPT, Universitas Muhammadiah Malang


(2)

Muhammad, Arni. 2009. Komunikasi Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara.

Mulyana, Dedy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Rahmat, Djlaludin 2005. Metode Penelitian komunikasi, Bandung : Remaja Rosdakarya.

Rosadi, Ruslan. 2008. Metode Penelitian : Public Relations dan Komunikasi. Jakarta : PT.RajaGrafindo Persada.

Soemirat, Prof. Drs. Soleh, dan Ardinanto, Dr Elvinaro, 2008. Dasar-Dasar Public Relations PT. REMAJA RODAKARYA.

Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Edisi Keenam, Bandung : Tarsito. Sugiono. 2003. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : CV. Alfabeta

____________________. 2000. Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi . Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.

____________________. 2002. Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

____________________. 2003. Ilmu Komunikasi, Teori, dan Praktek. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Sumber Lainnya :

Yuliani. 2009. Hubungan Daya Tarik “Telkom Digital Signage” Terhadap Efektivitas Pemenuhan Kebutuhan Informasi Bagi Karyawan Pt

Telekomunikasi Indonesia Tbk. Bandung : Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas UNIKOM.


(3)

183

Fatimah, Siti. 2009. Efektivitas Press Release Bagian Informatika Pemerintah Daerah Kabupaten Garut Terhadap Pembentukan Citra

Pemerintahannya Dikalangan Wartawan. Bandung : Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas UNIKOM.

Internet Searching : www.bandung.go.id

http://www.scribd.com/doc/17403518/pengertian-komunikasi 20-02-2011 http://www.anneahira.com/pengertian-humas.htm 22.27 14032011 http://blog.re.or.id/pengertian-informasi.htm 20:47 17/03/11


(4)

217

DATA PRIBADI

Nama : A. Diana Juju Ruhiat Nama Panggilan : Adi

Tempat / Tgl Lahir : Bandung, 05 Juni 1987 Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Status : Mahasiswa

Nama Ayah : H. Idas Suhada Nama Ibu : Hj. Rodiah

Alamat : Kp. Sukasirna RT 03/06 Pagerwangi Lembang Telepon / HP : 085722033356


(5)

218

PENDIDIKAN FORMAL

No.

Tahun

Pendidikan

Keterangan

1. 2007 - Sekarang

S1 Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Ilmu Humas, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Komputer Indonesia.

-

2. 2003-2006 SMA Pasundan 2 Bandung (Lulus Berijazah)

3. 2000-2003 SLTPN 3 Lembang (Lulus Berijazah)


(6)

PENDIDIKAN NON FORMAL

NO. TAHUN TEMA

SEMINAR/PELATIHAN KETERANGAN

1 2007 Workshop Sehari Gen Asik 1 Day 4 The Future, Hotel

2 2008 Mentoring Agama Islam, Auditorium

UNIKOM Bersertifikat

3 2008 A Workshop on Modern Strategic Public

Relations, Universitas Padjajaran Bersertifikat 4 2008 Workshop Sehari Gen Asik 1 Day 4 The

Future, Hotel Bersertifikat

5 2009 Konseptual Fotografi dan Lighting

Indoor, Auditorium UNIKOM Bersertifikat

6 2009

The Future of United States of America- Indonesia Relationship, Auditorium UNIKOM

Bersertifikat

7 2009 Study Tour Mass Media, Lembaga

Sensor Film dan Media Indonesia Bersertifikat

8 2009

Pelatihan Melejitkan Potensi dan Pengembangan Diri, Auditorium UNIKOM

Bersertifikat

9 2010 Table Manner Course Banna-Inn

Hotel&Spa, Hotel Banna-Inn Bersertifikat 10 2010 Pelatihan Public Speaking, Auditorium

UNIKOM Bersertifikat

11 2010 Islamic Wedding Fair, Auditorium

UNIKOM Bersertifikat

12 2010 Teknik dan Bahasa Foto, Auditorium UNIKOM

Bersertifikat -

Bandung, Juli 2011 Penulis

A.Diana Juju Ruhiat NIM. 41807086