Untuk lebih jelasnya, variabel – variabel tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut :
Tabel 1.6.1 Operasional Variabel
No Variabel
Indikator Alat Ukur
Jumlah Item Pertanyaan
1. Efektivitas
Kredibilitas Sumber
1. Keahlian Sumber
2. Kepercayaan Sumber
3. Bahasa 3
Isi Pesan 1. Gaya Pesan
2. Materi Pesan 3. Daya tarik
3
Media 1. Media Online
Email 2.
Website 2
2. Kepuasan
Hasil 1. Meraih
Kepuasan 2. Menambah
Wawasan 2
Harapan 1. Kebutuhan
2
Sumber : Peneliti 2011
1.7 Model Penelitian
Dari uraian sebelumnya, maka peneliti mencoba menyusun dengan model sebagai berikut :
Gambar 1.7.1 Model Penelitian
Sumber : Peneliti 2011
Ada pengaruh variabel X terhadap variabel Y yaitu adanya pengaruh Efektivitas Penyajian Press Release terhadap Kepuasan Perolehan Informasi
Bagi Wartawan. 2. Perolehan
Informasi
Variabel X Efektivitas
Kredibilitas Sumber
Isi Pesan
Variabel Y Kepuasan
Hasil Harapan
1.8 Hipotesis
Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan, hal itu yang sering dituntut untuk melakukan
pengecekannya. Hipotesis untuk penelitian ini adalah sebagai berikut : Ha : Ada Pengaruh Antara Efektivitas Penyajian Press Release oleh
Humas Dinas Komunikasi dan Informatika Diskominfo Pemerintah
Kota Bandung Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi
Wartawan. Ho : Tidak Ada Pengaruh Antara Efektivitas Penyajian Press Release
oleh Humas Dinas Komunikasi dan Informatika Diskominfo
Pemerintah Kota Bandung Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi
Bagi Wartawan. Selanjutnya hipotesis diatas dijabarkan oleh peneliti menjadi
beberapa sub hipotesis, yaitu : Ha
1
: Ada Pengaruh Antara Kredibilitas Sumber Penyajian Press Release
oleh Humas Dinas Komunikasi dan Informatika Diskominfo Pemerintah Kota Bandung Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi
Bagi Wartawan. Ho
1
: Tidak ada Pengaruh Antara Kredibilitas Sumber Penyajian Press
Release oleh Humas Dinas Komunikasi dan Informatika Diskominfo Pemerintah Kota Bandung Terhadap Kepuasan
Perolehan Informasi Bagi Wartawan.
Ha
2
: Ada Pengaruh Antara Isi Pesan Penyajian Press Release oleh Humas
Dinas Komunikasi dan Informatika Diskominfo Pemerintah Kota Bandung Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Wartawan.
Ho
2
: Tidak Ada Pengaruh Antara Isi pesan Penyajian Press Release oleh
Humas Dinas Komunikasi dan Informatika Diskominfo Pemerintah Kota Bandun Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi
Wartawan. Ha
3
: Ada Pengaruh Antara Media yang disampaikan dalam Penyajian
Press Release oleh Humas Dinas Komunikasi dan Informatika Diskominfo Pemerintah Kota Bandung Terhadap Kepuasan
Perolehan Informasi Bagi Wartawan. Ho
3
: Tidak Ada Pengaruh Antara Media yang disampaikan dalam
Penyajian Press Release oleh Humas Dinas Komunikasi dan Informatika Diskominfo Pemerintah Kota Bandung Terhadap
Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Wartawan. Ha
4
: Ada Pengaruh Antara Efektivitas Penyajian Press Release oleh Humas Dinas Komunikasi dan Informatika Diskominfo Pemerintah
Kota Bandung Terhadap Hasil Perolehan Informasi Bagi Wartawan.
Ho
4
: Tidak Ada Pengaruh Antara Efektivitas Penyajian Press Release oleh Humas Dinas Komunikasi dan Informatika Diskominfo Pemerintah
Kota Bandung Terhadap Hasil Perolehan Informasi Bagi Wartawan.
Ha
5
: Ada Pengaruh Antara Efektivitas Penyajian Press Release oleh Humas Dinas Komunikasi dan Informatika Diskominfo Pemerintah
Kota Bandung Terhadap Harapan Perolehan Informasi Bagi
Wartawan. Ho
5
: Tidak Ada Pengaruh Antara Efektivitas Penyajian Press Release oleh Humas Dinas Komunikasi dan Informatika Diskominfo
Pemerintah Kota Bandung Terhadap Harapan Perolehan Informasi
Bagi Wartawan.
1.9 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif. Tipe penelitian kuantitatif menurut Sugiono : digunakan dalam
meneliti status kelompok manusia, suatu kondisi, suatu system pemikiran atau kelas peristiwa pada waktu tertentu. Sehingga melalui metode ini akan
diperoleh data dan informasi tentang gambaran suatu fenomena, fakta, sifat serta hubungan fenomena tertentu secara komperehensif dan integral.
Dengan demikian pengulangan dalam penelitian kuantitatif dilakukan dalam rangka mendapatkan konsistensi atau reliabilitas data penelitian yang ada.
Sugiono, 2003 : 19. Metode penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan- hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan
menggunakan model-model matematis, teori-teori danatau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang
sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan
yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode survei. Metode survei adalah metode pengumpulan data primer dengan memperoleh secara
langsung dari sumber lapangan penelitian. Biasanya pengumpulan data atau informasi dan fakta lapangan secara langsung tersebut melalui koesioner
questionnair dan wawancara interview baik secara lisan maupun tertulis yang memerlukan adanya kontak secara tatap muka face to face contact
antara peneliti dengan respondennya subjeknya. Ruslan 2008 : 22
1.10 Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Angket Angket adalah “sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh inform asi dari responden”, Arikunto 2006 : 151
dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia responden ketahui.Mengumpulkan
data dengan
cara memberikan
daftar pertanyaan yang sehubungan dengan masalah yang diteliti, untuk diisi
oleh para responden. Peneliti menyebarkan daftar pernyataan kepada wartawan yang
terdata dalam daftar peliput kegiatan dilingkungan Pemerintah Kota Bandung. Angket yang digunakan adalah angket tertutup yaitu daftar
pernyataan yang sudah memiliki alternatif jawaban, responden tinggal memilih alternatif jawaban yang dianggap sesuai.
2. Wawancara Wawancara yaitu tanya jawab secara terbuka dan langsung
kepada responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Wawancara atau interview adalah sebuah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab dengan bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang
diwawancarainya. Nazir, 1999 : 234. Wawancara yang dilakukan adalah dengan mengadakan tanya
jawab secara tatap muka atau lisan dengan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika DISKOMINFO Pemerintah Kota Bandung. Bentuk
wawancara yang digunakan adalah wawancara berstruktur, yaitu semua daftar pertanyaan-pertanyaan telah disusun terlebih dahulu
dalam daftar dengan maksud agar semua pertanyaan tidak menimpang dari tujuan penelitian.
3. Studi Pustaka Merupakan usaha untuk memperoleh informasi dengan cara
menelaah bahan bacaan atau referensi yang sesuai dengan permasalahan penelitian, baik dari buku-buku maupun internet sehingga didapatkan
teori-teori yang dapat mendukung analisis penelitian.
4. Internet Searching
Internet Searching atau pencarian secara online adalah pencarian dengan mengunakan computer yang dilakukan melalui
internet dengan alat atau software pencarian tertentu pada server-server yang tersambung dengan internet yang tersebar di berbagai penjuru
dunia. Sarwono, 2005 : 229. Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan secara online
dengan mencari dan mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan penelitian yang sedang diteliti. Diantaranya melalui alamat-
alamat website seperti www. google.com, www. wikipedia dan lain- lain.
5. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan merupakan suatu teknik pengumpulan
data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen yang telah
diperoleh kemudian dianalisis diurai, dibandingkan dan dipadukan sintesis membentuk satu hasil kajian yang sistematis, padu dan utuh.
Jadi dokumentasi tidak sekedar mengumpulkan dan menuliskan atau melaporkan dalam bentuk kutipan-kutipan tentang sejumlah
dokumuen yang dilaporkan dalam penelitian adalah hasil analisis terhadap dokumen-dokumen tersebut.
1.11 Teknik Analisis Data
Teknik analisa data adalah proses penyederhanaan data dan penyajian data dengan mengelompokkannya dalam suatu bentuk yang
mudah dibaca dan di interpretasi Silalahi, 2006 : 304. Setelah memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini maka
langkah selanjutnya yang akan ditempuh oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Penyeleksian data, pemeriksaan kelengkapan, kesempurnaan, serta kejelasan data
2. Klasifikasi data, yaitu mengelompokkan data dan memilah-milah data sesuai dengan jenisnya
3. Data dimasukkan kedalam cooding book buku koding dan coding sheet lembar koding
4. Mentabulasikan data yaitu memasukan data dalam sebuah tabel tabel induk kemudian ke dalam tabel tunggal sesuai dengan analisis data.
5. Data yang ditabulasi kemudian dikelompokkan berdasarkan kelas- kelas penilaian variabel dan dianalisis dengan koefisian korelasi Rank
Spearman. Analisis data kuantitatif dilakukan dengan cara memindahkan data kuantitatif dengan cara pemberian skors atas
pilihan yang diberikan oleh setiap responden dengan pemberian skors dimaksudkan untuk memindahkan data kuantitatif yang berupa
jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan dalam angket ke dalam nilai-nilai kuantitatif.
Dalam pengolahan data, peneliti menggunakan program SPSS 13.0 Statitical Product and Service Solutions yang merupakan program aplikasi
yang digunakan
untuk melakukan
perhitungan statistik
dengan menggunakan komputer. Untuk menganalisa hubungan antara variabel X
dan variabel Y digunakan teknik analisa Korelasi Rank Spearman : Rumus :
Keterangan : rs : korelasi rank spearman
di : selisih dua ranking n : jumlah sampel
Dimana, ∑di
2
= ∑[rxi – yi]
2
. Purwanto, 2010 : 230.
Sedangkan untuk menganalisa adanya pengaruh maka menggunakan Koefisien Determinasi KD antara variabel X dan varibel Y, dengan rumus
sebagai berikut :
Sumber : Modul SPSS 2010 Keterangan :
KD = Koefisien Determinasi rs
2
= Hasil korelasi rank spearman
KD = rs
2
X 100 6∑di
2
rs = 1 –
N
3
– N
Untuk menguji hipotesis, digunakan rumus uji t, yaitu :
Sumber : Ruslan, 2008 : 268 Keterangan :
r = Besarnya Korelasi n = Besarnya Sampel
Kriteria keputusan sebagai berikut : Jika t
hitung
t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak Jika t
hitung
t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima. a. Uji Validitas
Sebelumnya digunakan untuk mengukur variabel-variabel dalam penelitian, terlebih dahulu dilakukan pengujian terhadap angket
dengan analisis validitas dan reliabilitas agar data yang diperoleh dapat dipercaya dan diakui kebenarannya.
Pengujian validitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor jawaban responden dari setiap item pernyataan dengan jumlah total
jawaban responden atas seluruh pernyataan. Koefisien korelasi tiap item akan dibandingkan dengan 0,3 df. Jika nilai korelasi suatu item
pernyataan lebih kecil atau sama dengan 0.3, maka pernyataan
r√n – 2 t
hitung
= √1 – r
2
tersebut tidak valid dan harus dikeluarkan dari pengujian yang dilakukan. Hanya item yang memiliki nilai korelasi lebih tinggi dari
0.3 diikutsertakan dalam pengujian Sugiyono, 2003:124. b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauhmana suatu hasil pengukuran relative konsisten apabila alat
ukur digunakan berulang kali. Pengujian reliabilitas kuesioner dilakukan dengan mencari korelasi menggunakan teknik belah dua
split-half dengan membagi item-item pernyataan responden menjadi belahan genap dan belahan ganjil.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam uji reliabilitas adalah :
1. Item-item yang valid dikumpulkan dan yang tidak valid dibuang.
2. Membagi item-item yang valid tersebut menjadi dua belahan berdasarkan nomor ganjil dan genap.
3. Skor untuk masing-masing item pada tiap belahan dijumlahkan. Langkah ini akan menghasilkan dua skor total untuk masing-
masing responden yakni skor total untuk belahan ganjil dan skor total belahan genap.
4. Mengkorelasikan skor total belahan ganjil dan belahan genap dengan menggunakan teknik korelasi product moment pearson.
5. Selanjutnya adalah mencari angka reliabilitas untuk keseluruhan item tanpa dibelah dua. Angka korelasi yang diperoleh harus
lebih rendah daripada angka korelasi yang diperoleh jika keseluruhan
6. Item tidak dibelah. Perhitungan korelasi antara skor belahan ganjil dengan skor
belahan genap diperoleh melalui perhitungan uji reliabilitas dengan teknik belah dua Split-Half, yang menggunakan rumus :
} }{
{ .
.
2 2
2 2
Y Y
n X
X n
Y X
XY n
tt r
Sumber : Modul SPSS 2010 Dimana :
n = jumlah responden x = skor variabel jawaban responden
y = skor total variabel untuk responden Selain menggunakan rumus dan ketentuan-ketentuan diatas, uji
validitas dan reliabilitas data penelitian dalam penelitian ini, juga di uji dengan menggunakan perhitungan r-alpha melalui analisa SPSS
versi 13.
Selanjutnya adalah dengan menggunakan kriteria, sebagai berikut :
1. Jika r Alpha positif dan 0,9 maka butir pernyataan tersebut reliabel, atau
2. Jika r Alpha positif dan r tabel, maka butir pernyataan tersebut juga reliabel, atau
3. Jika r Alpha positif dan r tabel, maka butir pernyataan tersebut tidak reliabel
Berdasarkan kriteria diatas, maka pada data terlihat bahwa semua r Alpha positif dan dari 0,9 dengan demikian semua butir
pernyataan pada angket penelitian sudah reliabel.
1.12 Populasi dan Sampel 1.12.1 Populasi
Menurut Sugiyono dalam bukunya statistika untuk penelitian mengemukakan bahwa :
“Populasi adalah wilayah generasi yang terdiri dari : objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakter tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik suatu kesimpu
lannya”. Ruslan, 2004 : 133 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wartawan yang
terdata dalam daftar peliput kegiatan dilingkungan Dinas Komunikasi dan Informatika Diskominfo Pemerintah Kota
Bandung yang berjumlah 59 orang.
Tabel l.12.1.1 Data Wartawan
NO NAMA MEDIA
WARTAWAN A
HUSKH
1 HU BANDUNG EKSPRESS CEPI
2 HU GALAMEDIA
LUCKY
3 HU PIKIRAN RAKYAT
YEDI
4 HU RADAR BANDUNG
ATIE
5 HU REPUBLIKA
ARI JOKO
6
HU SEPUTAR INDONESIA AGUNG
7
HU TRIBUN JABAR TIAH SM
8 SKH HARIAN TERBIT
ARIE BAMBANG
9 SKH M2 MEDIA
FERRY ARDIANSYAH
10
SKH PELITA M. AKMAL H A. JUMIKAR
11 SKH PERJUANGAN
L. HARAPAN ERWIN TOSIA
12 ANAK BANGSA
AGUS ISANUDIN LEPI ARISAL
13
BANDUNG RAYA HERI HERMAWAN DEET JE
14 BARISAN BARU
SAEFUL
15 BUSER
NURYATI ARIAN NURWENDAH
16
BOM DIAN
17
CAKRAWALA SEPTRIYANTI HARRY I
18 DIALOG
SYAMSUDIN
19 EXPOSE
TEDDI
20
GALURA HERRY KUSRAELI
21 GIWANG KARA
MAMAN DANNY
22 HARAPAN RAKYAT
PEMILU RENSUS
23
INDONESIA EXSPOSE PRESS
ZUL ASWAR IMAM
24
INFO NUSANTARA ADE SAMSI
25 JABAR EXSPOSE
JHON SIYO DJUMADIL RAGANI
26 JAYA POS NEWS
ASEP KUSTIWA
27
KOMPAS INDONESIA TETTY RAHAYU ANGGUN
28 KORAN PEMANTAU
KORUPSI SUMARSUDI IMAN KARTIMAN
29 KORAN TEKAD
FERINALDI
30 KOREKSI
TOTOR GULTOM ANDRI HIDAYAT
31 MEDIA NASIONAL
TONNY HARTONO
32
MEDIA RAKYAT DODI SULAEMAN
33 MEDIKOM
DUDI HERDAYAT SLAMET RAHARJO
34
METRO INDONESIA WILSON MAROLOP
35 MODUS INVESTIGASI
SUHARDI SINAGA ROLISTON
36 PATROLI
ADE SUHENDI DANI KODRAT
37
PELITA RAKYAT HENI
38 PI NEWS
FERRY FATAH
39 POLITIK KRIMINAL
YUS HERMANSYAH BENNY JP
40 PRESTASI EXPOSE
SONI SONTYANI AGUS MARGANA
41
PROGRESIF JAYA RIZAL A M. RAMDHAN
42 PURNA PORLI
AOM RICKY TAMARA
43 SEPUTAR JABAR
BRAM DWI ANAWATI
44 SILIWANGI POST
MUHAMAD RAUP TEGO LELONO
45 SINAR SURYA
ETI ROHAETI KUSWANTO
46 SWARA JABAR
AKBAR MAHAWANGI SULAEMAN
47
SWARA WANITA PANUJU
48
TADJUK IHSAN CECEP
49 TUNAS BANGSA
BINUS
50 WARTA UMAT
CUCU SUMIATY
51
FORMAS RIAN ANDRIANA YAYAT TS
52 INDONESIA-INDONESIA
EDISON HASBI
53 JABAR NEWS
LILIS SURYANA
54
NPI NEWS ARI HESWARA
55 SURYA ANAK BANGSA
ALFIN S. BE
56 WARTA POLISI
E. MASRUL A. SUPRIATNA
57
ANALISA INDONESIA LOUIS M
58
DELIK HUKUM IWAN PERMANA
59 MANGLE
CUCU UNAY Sumber : Humas Diskominfo Kota Bandung, 2011
1.12.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian. Hasil pengukuran atau karakteristik dari sampel disebut
statistik. Alasan perlunya pengambilan sampel adalah sebagai
berikut :
1. Keterbatasan waktu, tenaga dan biaya. 2. Lebih cepat dan lebih mudah.
3. Memberi informasi yang lebih banyak dan dalam. 4. Dapat ditangani lebih teliti.
Tujuan pengambilan sampel supaya sampel yang diambil dapat memberikan informasi yang cukup untuk dapat mengestimasi
jumlah populasinya. Memilih teknik yang akan dipakai dalam pengambilan sampel merupakan suatu upaya penelitian supaya
menemukan sampel yang mewakili serta dapat menggambarkan populasinya.
Peneliti menggunakan Total Sampling karena sampel yang diambil oleh peneliti ialah seluruh populasi Sugiono, 2003 : 58
yaitu seluruh wartawan yang terdata dalam daftar peliput kegiatan dilingkungan Dinas Komunikasi dan Informatika Diskominfo
Pemerintah Kota Bandung yang berjumlah 59 orang.
1.13 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.13.1 Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian dilaksanakan di Divisi Hubungan Masyarakat Dinas Komunikasi Informatika Pemerintah Kota
Bandung, yang beralamat di Jalan Wastukencana No. 2 Telp. 022 4230393 Bandung.
1.13.2 Waktu Penelitian
Waktu Penelitian dilaksanakan selama kurang lebih 5 bulan dimulai pada bulan Februari
– Juli 2011. Dengan judul Efektivitas Penyajian Press Release oleh Humas Dinas Komunikasi dan
Informatika Diskominfo Pemerintah Kota Bandung Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Wartawan. Adapun wktu
penelitian ditampilkan dalam table :
Tabel 1.13.2.1 Waktu dan Kegiatan Penelitian 2011
No Kegiatan
Februari 2011
Maret 2011
April 2011
Mei 2011
Juni 2011
Juli 2011
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
Pengajuan judul
2 Penulisan Bab
1 Bimbingan
3 Seminar UP
4 Penulisan Bab
II Bimbingan
5 Penulisan Bab
III Bimbingan
6 Pengumpulan
Data Bimbingan
Sumber : Peneliti, 2011
1.14 Sistematika Penulisan
Dalam usaha memberikan gambaran secara sistematis, peneliti membagi susunan skripsi kedalam lima bab yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
M
erupakan Bab awal dari keseluruhan skripsi yang berisikan antara lain Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah, Maksud dan
Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Kerangka Pemikiran, Operasional Variabel, Model Penelitian, Hipotesis Penelitian,
Metode Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Teknis Analisis Data, Populasi dan sampel, Lokasi dan Waktu Penelitian,
Sistematika Penulisan.
7 Pengolahan
Data Penulisan Bab
IV Bimbingan
8 Penulisan Bab
V Bimbingan
9 Penyusunan
Seluruh Bab 10
Sidang kelulusan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada Bab ini peneliti mencoba menunjukan hasil penelitian dan aspek teoritis melengkapi dalam mengkaji permasalahan, dimulai
dari Tinjauan Umum Tentang Ilmu Komunikasi, Tinjauan Tentang Komunikasi Organisasi, Tinjauan Tentang Public Relations,
Tinjauan Tentang Efektivitas, Tinjauan Tentang Press Release, Tinjauan Tentang Kepuasan, dan Tinjauan Tentang Wartawan.
BAB III OBJEK PENELITIAN
Pada bab ini dijelaskan secara singkat gambaran umum perusahaan tempat sumber data primer informasi penelitian, yaitu Dinas
Komunikasi dan Informatika DISKOMINFO Pemerintah Kota Bandung termasuk di dalamnya bagian Public Relations.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan mengenai cara pengumpulan data melalui kuesioner yang disebar dan telah diisi oleh responden, serta
pengolahan data dengan menggunakan metode yang telah ditetapkan sebelumnya. Selain itu bab ini akan menjelaskan
mengenai analisis dan hasil pengolahan data yang diperoleh.
BAB V PENUTUP
Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan dan saran-saran dari hasil penelitian.
45
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Tentang Komunikasi 2.1.1 Definisi Komunikasi
Istilah komunikasi
dalam bahasa
Inggris yaitu
communication, berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama, sama disini
maksudnya adalah sama makna. Hal ini berarti bahwa dalam komunikasi harus ada pengertian yang sama pada kedua belah pihak
yaitu komunikator dan komunikan dalam memaknai pesan. Carl .I. Hovland yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendy
mendefinisikan komunikasi sebagai berikut: “The proces by which an individual the communicator
transmits stimuli usually verbal symbols to modify the behavior of other individuals communicatess.” Proses dimana
seseorang komunikator menyampaikan perangsang biasanya lambang bahasa untuk mengubah perilaku orang lain
komunikan. Effendy, 2002: 49
Sedangkan menurut Gerald A Miller yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendy menjelaskan bahwa:
“In the main, communication has as its central interest those behavioral situations in which a source transmits a message to a
receiver s with conscious intent to affect the latte’s behavior” Pada pokoknya, komunikasi mengandung situasi keperilakuan
sebagai minat sentral, dimana seseorang sebagai sumber menyampaikan suatu kesan kepada seseorang atau sejumlah
penerima
yang secara
sadar bertujuan
mempengaruhi perilakunya Effendy, 2002: 49
Berdasarkan dari definisi di atas, dapat dijabarkan bahwa komunikasi adalah proses dimana seseorang komunikator
menyampaikan perangsang biasanya lambang bahasa kepada orang lain komunikan bukan hanya sekedar memberi tahu, tetapi juga
mempengaruhi seseorang atau sejumlah orang tersebut untuk melakukan tindakan tertentu mengubah perilaku orang lain.
Secara sederhana, komunikasi dapat diartikan sebagai percakapan baik secara verbal maupun nonverbal antara satu orang
atau lebih dengan yang lainnya. Dalam buku Pengantar Ilmu Komunikasi, Sasa Djuarsa Sendjaja menjelaskan :
“Komunikasi adalah suatu proses melalui seseorang komunikator menyampaikan stimulus biasanya dalam bentuk
kata-kata dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-
orang lainnya khalayak” Hovland dalam Sendjaja dkk, 2004: 1.10.
Dari definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa komunikasi adalah suatu proses yang terjadi antara satu orang atau
lebih dengan yang lainnya, yang bertujuan mengubah sikap dan membentuk
perilaku komunikan
sesuai dengan
harapan komunikator.
Sementara itu, Gode sebagaimana dikutip oleh Sasa Djuarsa Sendjaja menjelaskan:
“Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari yang semula dimiliki oleh seseorang monopoli seseorang
menjadi dimiliki dua orang atau lebih Sendjaja, 2004: 1.11.
Dari kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses pembentukan, penyampaian,
penerimaan, dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang dan atau di antara dua orang atau lebih dengan tujuan
tertentu sebagaimana diharapkan oleh komunikator.
2.1.2 Proses Komunikasi
Proses komunikasi adalah rangkaian kejadian peristiwa atau perbuatan melakukan hubungan, kontak, interaksi satu sama lain
pada umumnya diantara makhluk hidup, walau lebih jauh dalam era cyber technologi ini telah pula dimungkinkan komunikasi dengn
komputer dan robot berupa penyampaian dan penerimaan lambang- lambang yang mengandung arti atau makna.
Proses komunikasi
yang baik
adalah apabila
hubunganinteraksi dalam
rangka penyampaaian
pesaninformasiberitapengertian yang dilakukan tertuju kepada penerima pesaninformasi itu, dan secara timbal balik, disampaikan
melalui saluran-saluran media yang cocoktepat dan isi pesan disusun dengan sebaik-baiknya secara jelas, tegas, pasti serta dapat
dipahami oleh pihak-pihak yang terlibat dalam proses hubungan penyampaian dan penerimaan pesan. Seperti yang diungkapkan oleh
Rosady Ruslan bahwa: “Proses komunikasi dapat diartikan sebagai “transfer informasi”
atau pesan-pesan messages dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima pesan sebagai komunikan,
dalam proses komunikasi tersebut bertujuan feed back untuk mencapai saling pengertian mutual understanding antara
kedua belah pihak” Ruslan, 1999: 69.
Menurut Onong Uchjana Effendi proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yaitu:
1. Proses komunikasi secara primer 2. Proses komunikasi secara sekunder Effendy , 2005 :11
Proses komunikasi primer yaitu proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan
lambang symbol sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna
dan sebagainya yang secara langsung dapat menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. Media primer
atau lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi adalah bahasa.
Hal ini jelas karena hanya bahasalah yang mampu menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain apakah itu
berbentuk ide, informasi atau opini baik mengenai hal yang konkret maupun yang abstrak dan bukan hanya tentang hal atau peristiwa
yang terjadi pada saat sekarang, melainkan pada waktu yang lalu dan yang akan datang.
Sedangkan proses komunikasi sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang
sebagai media
pertama. Seorang
komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasi karena
komunikasi sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh dan komunikan yang banyak. Surat, telepon, surat kabar, majalah,
radio, televisi, film, dan masih banyak lagi media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi.
2.1.3 Bentuk Komunikasi
Bentuk- bentuk komunikasi terdiri dari : 1. Komunikasi Persona personal Communication. Terdiri dari
komunikasi interpersona intrapersonal communication dan komunikasi antar persona interpersonal communication.
2. Komunikasi kelompok Group Communication. Pertama dalam bentuk komunikasi kelompok kecil small group
communication seperti : ceramah lecture, diskusi panel panel discussion, simposium symposium, forum, seminar,
dan curahsaran Brainstrorming. Kedua, komunikasi kelompok
besar large
group comminicationpublic
speaking. 3. Komunikasi Massa Mass Communication, misalnya pers,
radio, televisi, dan film. 4. Komunikasi Medio Medio Communication, misalnya :
surat, telepon, pamplet, poster, dan spanduk. May Rudy, 2005:83
2.2 Tinjauan Tentang Komunikasi Organisasai 2.2.1 Definisi Organisasi
Pada umumnya setiap manusia akan mengikuti atau masuk sebagai anggota suatu organisasi tetentu, seperti organisasi bisnis,
organisasi nirlaba, organisasi politik, organisasi pekerja, organisasi keagamaan, dan lain sebagainya.
Organisasi adalah suatu unit sosial yang dikoordinasiakn secara sengaja, yang terdiri dari dua orang atau lebih, yang didirikan
untuk jangka waktu lama Haryani, 2001 :36. Sedangakan pengertian lain mengenai organisasi disampaikan oleh Burhan
Bungin dalam buku Sosiologi Komunikasi. Dia mengungkapkan bahwa “Organisasi adalah suatu kumpulan atau sistem individual
yang berhierarki secara jenjang dan memiliki sistem pembagian tugas untuk mencapai tujuan tertentu”. Bungin 2006:273
2.2.2 Definisi Komunikasi Organisasi
Definisi Komunikasi organisasi menurut Pace dan Faules yang diterjemahkan oleh Deddy Mulyana dan Engkus Kuswarno
dibedakan menjadi dua yaitu Definisi fungsional dan definisi interpretif. Mulyana dan Kuswarno, 2002 : 31.
Definisi Fungsional
Komunikasi organisasi
dapat didefinisikan sebagai
”Pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi
tertentu, suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan
berfungsi dalam suatu lingkungan ”.
Sedangkan definisi Interpretif komunikasi organisasional adalah
”Perilaku pengorganisasian yang terjadi dan bagaimana mereka yang terlibat dalam proses itu bertransaksi dan memberi
makna atas apa yang sedang terjadi”.
2.2.3 Fungsi Komunikasi dalam Organisasi
Menurut Sendjaja seperti yang dikutip oleh Burhan Bungin, organisasi baik yang berorientasi untuk mencari keuntungan Profit
maupun Nirlaba non-profit, memiliki empat fungsi organisasi, yaitu :
1. Fungsi Informatif 2. Fungsi Regulatif
3. Fungsi Persuasif 4. Fungsi Integratif Bungin, 2006: 274-276
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem proses informasi Information-processing-system. Maksudnya, seluruh
anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik, dan tepat waktu. Fungsi
regulatif berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal
yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini. Pertama, atasan atau orang
–orang yang berada dalam tatanan manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi
yang disampaikan. Kedua, berkaitan dengan pesan atau message. Pesan-pesan regulative pada dasarnya berorientasi pada kerja.
Artinya bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dilaksanakan.
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan tidak akan selalu membawa hasil sesuai
dengan yng diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pemimpin yang lebih suka untuk memersuai bawahannya daraipada
member perintah. Dengan adanya komunikasi, organisasi yang terbagi menjadi beberapa bagian atau departemen akan tetap
merupakan satu kesatuan yang utuh dan terpadu Integratif.
2.3 Tinjauan Tentang Public Relations
2.3.1 Definisi Public Relations
Sampai awal dekade 1970-1980 tercatat tidak kurang dari 2000 definisi Public Relations. Karena begitu banyaknya definisi
Public Relations itu, maka pemraktek Public Relations dari berbagai negara diseluruh dunia, yang terhimpun dalam organisasi yang
bernama “The International Public Relations Association” IPRA,
bersepakat untuk merumuskan sebuah definisi Public Relations
dengan harapan dapat diterima dan dipraktekkan bersama. Definisinya sebagai berikut :
“Public Relations is a management function, of a continuing and planned character, through which public and private
organizations and institutions seek to win and retain the understanding, sympathy, and support of those with whom they
are or my be concerned
– by evaluating public opinion about themselves, in order to correlate, as fat as possible, their own
policies and procedures, to achieve by planned and widespread information more productive co-operation and more efficient
fulfillment of their common interest”. Hubungan Masyarakat adalah fungsi manajemen dari sikap budi yang berencana dan
berkesinambungan, yang dengan itu organisasi-organisasi dan lembaga-lembaga yang bersifat umum dan pribadi berupaya
membina pengertian, simpati, dan dukungan dari mereka yang ada kaitannya atau yang ada hubungannya dengan jalan menilai
pendapat umum diantara mereka, untuk mengorelasikan, sedapat mungkin kebijaksanaan dan tata cara mereka, yang dengan
informasi yang berencana dan tersebar luas, mencapai kerjasama yang lebih produktif dan pemenuhan kepentingan yang lebih
efisien. Effendi, 1993 : 20
Definisi IPRA tersebut dapat dinilai sebagai definisi yang lengkap, yang merupakan ciri khas dan meliputi factor-faktor yang
memang harus ada pada humas. Definisi tersebut juga disepakati oleh para anggotanya dari seluruh dunia pada tahun 1960 itu, terus
dipraktekkan dan dikembangkan. Sebagai tindak lanjut dari kegiatannya itu, dalam bulan
Januari 1982 IPRA menerbitkan “Gold Paper No. 4”, sebuah penerbitan mungil berjudul “A Model for Public Relations
Educations for Professional Practice” Suatu Model bagi Pendidikan Hubungan Masyarakat untuk Praktek Profesional. Buku
kecil tersebut antara lain memuat “A working definition” definisi
kerja rumusan Dr. Rex F. Harlow, seorang veteran professional
hubungan masyarakat. Definisi kerja tersebut berbunyi sebagai berikut :
“Hubungan Masyarakat adalah fungsi manajemen yang khas yang mendukung dan memelihara jalur bersama bagi
komunikasi, pengertian, penerimaan dan kerjasama antara organisasi dengan khalayaknya;melibatkan manajemen dalam
permasalahan
atau persoalan;
membantu manajemen
memperoleh penerangan mengenai dan tanggap terhadap opini public;menetapkan dan menegaskan tanggung jawab manajemen
dalam melayani kepentingan umum; menopang manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif
dalam penerapannya sebagai system peringatan secara dini guna membantu mengantisipasi kecenderungan; dan menggunakan
penelitian serta teknik-teknik komunikasi yang sehat dan etis
sebagai kegiatan utama.” Effendy, 1993:21
2.3.2 Ruang Lingkup Public Relations
Bidang-bidang cakupan atau ruang lingkup dari kegiatan Public Relations adalah sebagai berikut :
1. Hubungan dengan Pelanggan Customer Relations Hal ini mencakup kegiatan-kegiatan seperti memberi
informasi kepada pelanggan atau nasabah, menjelaskan prosedur, tata cara, waktu, menyampaikan pesan-pesan,
laporan berkala, menyelenggarakan acarakegiatanbersama para pelanggan dan menciptakan suasana yang nyaman bagi
pelanggan serta memberikan kemudahan pelayanan bagi pelanggan.
2. Hubungan dengan Masyarakat Community Relations Hal ini mencakup kegiatan membina hubungan baik dengan
penduduk yang sekurang-kurangnya meliputi penduduk disekitar lokasi perusahaan atau pabrik.
Contohnya : memberikan sumbangan untuk kegiatan bakti social, bantuan bencana alam, memberikan sumbangan untuk
perbaikan prasarana, memantau kebutuhan dan aspirasi penduduk, komunikasi yang jujur dan lancar dengan pemuka
masyarakat atau tokoh agama. 3. Hubungan dengan PersMedia Massa Press Relations
Hal ini mencakup kegiatan membuat kliping serta menganalisa pendapat umum atau aspirasi kelompok-
kelompok tertentu, menyampaikan informasi dan pernyataan resmi melalui media massa, menyelenggarakan acara jumpa
pers, mengedarkan keterangan pers, membina hubungan komunikasi dua arah dengan wartawan dan redaksi media
massa. 4. Hubungan dengan Instansi-instansi Pemerintah Government
Relations Hal ini mencakup kegiatan pembinaan dan penyelenggaran
hubungan komunikasi dua arah dengan instansi pemerintah, pihak kepolisian, dinas tenaga kerja, dinas pariwisata dan
lembaga lainnya.
Upaya-upaya perolehan informasi aKtual dari berbagai instansi pemerintah dan sebaliknya menyampaikan informasi
kepada instansi terkait. 5. Hubungan dengan Karyawan Employee Relations
Hal ini mencakup kegiatan pembinaan hubungan ke dalam pimpinan dengan karyawan dan sesama bawahan yang
memang terkesan agak tumpang tindih dengan fungsi. Contohnya seperti : pengadaan acara arisan, rekreasi
bersama, memonitoring motivasi dan semangat kerja karyawannya.
6. Hubungan dengan berbagai pihak terkait Stakeholder Relations
Hal ini mencakup kegiatan yang menunjang atau terus menerus berhubungan dengan kegiatan perusahaan atau
lembaga seperti agen-agen, supplier dan distributor dan juga mencakup hubungan dengan para pemegang saham
Shareholder Relations. May Rudi, 2005:86
2.3.3 Fungsi Public Relations
Untuk mengkaji tentang fungsi Public Relations berikut akan dikutip tentang beberapa pendapat ahli Public Relations antara lain :
1. Betrand R Canfield Dalam bukunya “Public Relations Principles and Problems”
mengemukakan tiga fungsi Public Relations : 1.
It Should serve the public’s interest mengabdi kepada kepentingan publik
2. Maintain good communication memelihara komunikasi yang baik
3. And stress good morals and manners menitikberatkan moral dan tingkah laku yang baik.
2. Cutlip and Center Dalam bukunya “Effective Public Relations” mengemukakan
pula tiga fungsi Public Relations : 1. To ascertain and evaluate public opinion as it relates to his
organization menjamin dan menilai opini publik yang ada dari organisasi
2. To counsel executives on ways of dealing with public opinion as it exist untuk memberikan nasehatpenerangan
pada manajemen dalam hubungannya dengan opini publik yang ada
3. To use communication to influence public opinion untuk menggunakan komunikasi dalam rangka mempengaruhi
opini publik. 3. Onong Uchjana Effendy
Dalam bukunya “Hubungan Masyarakat” mengemukakan empat fungsi dari Public Relations, yaitu:
1. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.
2. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik, baik publik ekstern maupun intern.
3. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada publik dan
menyalurkan opini publik kepada organisasi. 4. Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi
kepentingan umum. Dari ketiga fungsi di atas pada dasarnya dapat ditarik suatu
kesimpulan tentang fungsi Public Relations secara universal sehingga mudah untuk dipahami dan dilaksanakan oleh seorang
Humas yaitu hanya menyangkut dua fungsi Public Relations yang pada prinsipnya adalah:
1. Menyampaikan kebijaksanaan manajemen pada publik. 2. Menyampaikan opini publik pada manajemen. Yulianita,
2003:49.
2.3.4 Tugas Public Relations
Setelah mengetahui fungsi dari Public Relations maka tugas Public Relations pun cukup banyak. Menurut Rachmadi tugas
seorang Public Relations ialah sebagai berikut: 1. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian
informasi atau pesan secara lisan, tertulis atau melalui gambar visual kepada publik, sehingga publik mempunyai pengertian
yang benar tentang hal-ikhwal perusahaan atau lembaga, segenap tujuan serta kegiatan yang dilakukan.
2. Memonitor, merekam dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat-pendapat umum atau masyarakat.
3. Mempelajari dan melakukan analisis reaksi publik terhadap kebijakan perusahaan atau lembaga, maupun segala macam
pendapat public acceptance dan non- acceptance. 4. Menyelenggarakan hubungan yang baik dengan masyarakat dan
media massa untuk memperoleh public favour, public opinion dan perubahan sikap. Rachmadi, 1992 : 112.
Penelitian ini berhubungan dengan salah satu tugas Public Relations yang bertanggung jawab atas penyampaian informasi atau
pesan, salah satunya informasi atau pesan yang disampaikan melalui penyampaian press release kepada para wartawan yang dilakukan
guna memperoleh persepsi yang bersifat positif mengenai instansi.
2.4 Humas Pemerintah
Perbedaan pokok antara fungsi dan tugas Hubungan Masyarakat Humas yang terdapat di instansi pemerintah dengan non pemerintah
lembaga komersial adalah tidak adanya unsur komersial walaupun Humas Pemerintah juga melakukan hal yang sama dalam kegiatan publikasi,
promosi dan periklanan. Humas pemerintah lebih menekankan pada public services atau demi meningkatkan peleyanan umum.
Melalui unit atau program kerja Humas tersebut, pemerintah dapat menyampaikan informasinya atau menjelaskan mengenai kebijaksanaan dan
tindakan-tindakan tertentu serta aktivitas dalam melaksanakan tugas-tugas atau kewajiban-kewajiban kepemerintahannya. Menurut John D. Millett
dalam bukunya, Management in public service the Quest for Effective Performance,
artinya HumasPR
dalam dinas
instansilembaga kepemerintahan terdapat beberapa hal untuk melaksanakan tugas utamanya,
yaitu sebagai berikut : 1. Mengamati dan mempelajari tentang hasrat, keinginan-keinginan dan
aspirasi yang terdapat dalam masyarakat learning about public desires and aspiration.
2. Kegiatan memberikan nasihat atau sumbang saran untuk menanggapi apa sebaiknya dilakukan oleh instansilembaga pemerintah seperti yang
dikehendaki oleh pihak publiknya advising the public about what is should desire.
3. Kemampuan untuk mengusahakan terjadinya hubungan memuaskan yang diperoleh antara hubungan publik dengan para aparat
pemerintahan ensuring satisfactory contact between public and govermnment official.
4. Memberikan penerangan dan informasi tentang apa yang telah di upayakan oleh suatu lembagainstansi pemerintahan yang bersangkutan
informing and about what an agency is doing. Millett dalam Ruslan, 1998 : 341.
Menurut Dimock dan Koening 1987,pada umumnya tugas-tugas dari pihak Humas instansi atau lembaga pemerintahan, yaitu sebagai
berikut: 1. Upaya memberikan penerangan atau informasi kepada masyarakat
tentang pelayanan masyarakat, kebijaksanaan serta tujuan yang akan dicapai oleh pemerintah dalam melaksanakan program kerja tersebut.
2. Mampu untuk menanamkan keyakinan dan kepercayaan serta mengajak masyarakat dalam partisipasinya atau ikut serta pelaksanaan program
pembangunan di berbagai bidang sosial, budaya, ekonomi, politik serta menjaga stabilitas dan keamanan nasional.
3. Kejujuran dalam pelayanan dan pengabdian dari aparatur pemerintah yang bersangkutan perlu dipelihara atau dipertahankan dalam
melaksanakan tugas serta kewajibannya masing-masing. Dimock dan Koening dalam Ruslan, 1998 : 342.
2.4.1 Keberadaan Humas Pemerintah
Keberadaan unit kehumasan Hubungan Masyarakat disebuah lembaga atau Instansi milik pemerintah merupakan
keharusan secara fungsional dan operasional dalam upaya menyebarluaskan atau untuk mempublikasikan tentang sesuatu
kegiatan atau aktivitas instansi bersangkutan yang ditujukan baik untuk hubungan masyarakat kedalam, maupun kepada masyarakat
luar pada umumnya. Humas dapat merupakan suatu alat atau saluran The PR as
tools or channels of government publication untuk memperlancar jalannya interaksi dan penyebaran informasi mengenai publikasi
pembangunan nasional melalui kerja sama dengan pihak pers, media cetak atau elektronik dan hingga menggunakan media tradisional
lainnya wayang kulit atau wayang golek dan lain sebagainya. Tugas pokok Humas adalah bertindak sebagai komunikator,
membantu back up mencapai tujuan atau sasaran bagi instansilambaga pemerintahan yang bersangkutan, membangun
hubungan yang baik dengan berbagai publik dan hingga menciptakan citra serta opini masyarakat yang menguntungkan.
Secara garis besarnya Humas mempunyai peran ganda : yaitu fungsi keluar berupa memberikan informasi atau pesan-pesan sesuai dengan
tujuan dan kebijaksanaan instansilembaga kepada masyarakat sebagai khalayak sasaran sedangkan kedalam wajib menyerap reaksi,
aspirasi atau opini khalayak tersebut diserasikan demi kepentingan instansinya atau tujuan bersama.
Fungsi pokok Humas Pemerintah Indonesia pada dasarnya antara lain sebagai berikut :
1. Mengamankan kebijaksanaan pemerintah 2. Memberikan pelayanan, dan menyebarluaskan pesan atau
informasi mengenai kebijaksanaan hingga program-program kerja secara nasional kepada masyarakat.
3. Menjadi komunikator dan sekaligus sebagai mediator yang proaktif dalam menjembatani kepentingan instansi pemerintah
di satu pihak, dan menampung aspirasi, serta memperhatikan keinginan-keinginan publiknya di lain pihak.
4. Berperan serta dalam menciptakan iklim yang kondusif dan dinamis demi mengamankan stabilitas dan keamanan politik
pembangunan nasional, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Jadi peran taktis dan strategi kehumasan pemerintah tersebut, menyangkut beberapa hal sebagai berikut :
1. Tugas secara taktis dalam jangka pendek, Humas berupaya memberikan pesan-pesan dan informasi kepada masyarakat
umum, dan khalayak tertentu sebagai target sasarannya. Kemampuan untuk melakukan komunikasi timbal balik, dan
kemudian memotivasi, atau mempengaruhi opini masyarakat
usaha untuk “menyamakan persepsi” dengan tujuan dan sasaran instansilembaga yang diwakilinya.
2. Tugas strategi Jangka Panjang Humas, yakni berperan serta secara aktif dalam proses pengambil keputusan decision making
proces, memberikan sumbang saran, gagasan hingga ide-ide cemerlang serta kreatif dalam menyukseskan program kerja
lembaga instansilembaga yang bersangkutan dan hingga pelaksanaan pembangunan nasional. Terakhir bagaimana upaya
untuk menciptakan citra atau opini masyarakat yang positif. Jadi pengertaian peran ganda Humas instansi Pemerintah dan
lembaga BUMN Badan Usaha Milik Pemerintah tersebut diatas dalam upaya menunjang Supporting of PR government activities
pelaksanaan tugas dan fungsi aparat kehumasan lembaga bersangkutan. Dan oleh karena itu maka pejabat Humas tersebut
harus memiliki kemampuan untuk menguasai permasalahan yang dihadapi oleh instansinya, sebagai berikut :
1. Kemampuan untuk mengamati dan menganalisis persoalan yang menyangkut kepentingan instansinya atau khalayak yang
menjadi target sasarannya. 2. Kemampuan melakukan hubungan komunikasi timbal balik
yang kreatif, dinamis, efektif, saling mendukung bagi kedua belah pihak dan menarik perhatian terhadap audensinya.
3. Kemampuan untuk mempengaruhi dan menciptakan pendapat umum opini publik yang menguntungkan instansinyalembaga.
4. Kemampuan untuk menjalin hubungan baik atau kerja sama, dan saling mempercayai dengan berbagai pihak yang terkait.
Dalam rangka untuk menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi kehumasan tersebut ada beberapa kegiatan yang dihadapinya secara
rutin yaitu sebagai berikut : 1. Kemampuan membangun dan membina saling pengertian antara
kebijaksanaan pimpinan lembagainstansi dengan khalayak eksternal dan internal.
2. Sebagai pusat pelayanan dan pemberian informasi, baik bersumber dari instansilembaga maupun berasal dari pihak
publiknya. 3. Menyelenggarakan pendokumentasian setiap ada publikasi
peristiwa dari suatu kegiatan atau acara penting dilingkungan instansilembaga.
4. Mengumpulkan berbagai data dan informasi yang berasal dari berbagai sumber, khususnya yang berkaitan dengan kepentingan
lembagainstansi atau mengenai pembentukan opini publiknya. 5. Kemampuan membuat produk publikasi Humas, misalnya
kliping, press release, news letter. Majalah PR, buletin, brosur, poster dan lain sebaginya.
2.5 Tinjauan Tentang Efektivitas
Efektivitas merupakan kata sifat dari kata dasar efektif yang mengandung arti berhasil atau tepat guna. Definisi efektivitas menurut
Onong Uchjana adalah “komunikasi yang prosesnya mencapai tujuan yang direncanakan, sesuai dengan biaya, yang dianggarkan, waktu yang
ditetapkan dan jumlah personil yang ditentukan”. Effendy, 1989 : 14. Efektivitas merupakan sesuatu yang tercapai, ingin dicapai sesuai
dengan apa yang telah direncanakan Darmawan, 1992 : 8. Efektivitas merupakan suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target kualitas,
kuantitas dan waktu telah dicapai, serta kemampuan untuk menentukan tujuan yang tepat melakukan sesuatu yang tepat.
Menurut Andre Hardjana untuk mengukur keefektifan suatu komunikasi, kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Sumber pesan Source Merupakan orang yang memberikan pesan kepada pengguna.
2. Isi Pesan content Isi pesan yang diterima atau tersalur.
3. Media media Merupakan saluran yang digunakan oleh komunikator atau sumber dalam
menyampaikan pesannya kepada komunikan atau pemakai. 4. Siapa penerima atau pemakai receiver or uses
Merupakan penerima pesan yang dituju atau komunikan yang dituju. Hardjana : 2000
2.6 Definisi Press Release Siaran Pers
Press Release atau siaran pers biasanya hanya berupa lembaran siaran berita yang disampaikan kepada para wartawan atau media massa.
Press Release adalah tulisan yang diberikan kepada wartawan yang berisi berita-berita yang dipilih tentang suatu kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan untuk dimuat dalam media. Abdullah, 2004: 80
2.6.1 Jenis – Jenis Press Release Siaran Pers
Dalam pelaksanaannya, press release siaran pers dibagi kedalam dua kategori, yaitu sebelum acara atau kegiatan berlangsung
dan setelah sebuah acara atau kegiatan dilaksanakan. 1. Press Release Siaran pers Pra kegiatan
Press Release Siaran pers pra kegiatan biasanya bersifat
informatif atau pemberitahuan tentang akan dilaksanakannya
sebuah kegiatan. Namun, press release siaran pers yang
bersifat “berita akan”, akan kerap kali dianggap tidak memiliki nilai berita. Padahal, dalam kenyataannya banyak pembaca yang
merasa terbantu. Dipandang dari sisi kehumasan, pemuatan
press release siaran pers pra kegiatan sangat besar manfaatnya
karena sifatnya yang informatif, sehingga dapat menjadi wahana publikasi sebuah kegiatan, baik itu kepanitiaan maupun kegiatan
lembaga dan individu.
2. Press Release Siaran pers Pasca kegiatan
Selain dibutuhkan pada saat sebelum kegiatan, press release siaran pers pun penting setelah kegiatan berlangsung.
Pengertian setelah kegiatan berlangsung ini bukan berarti bisa dikirim kapan saja, tetapi tetap mengacu pada aktualitas waktu.
Karena itulah, disarankan bagi para pembuat Press Release untuk menyebarkan Press Release nya pada hari itu juga, tidak
membesokannya lagi. Jadi, peristiwa hari ini harus dikirimkan hari ini juga. Abdullah, 2004: 82
2.6.2 Hal-Hal Penting Dalam Penulisan Press Release Siaran Pers
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pembuatan suatu Press Release, antara lain:
1. Tulislah press release dengan ringkas dan padat. Jangan memanjang-manjangkan isi press release. Dan sebaiknya juga,
jangan terlalu pendek misalnya hanya setengah halaman. 2. Usahakan press release kita mengandung unsur 5W + 1H, yaitu
What, When, Where, Who, Why dan How. Artinya, apa, kapan dan dimana kegiatan yang dilakukan itu. Siapa yang hadir atau
sasaran kegiatan. Apa mengapa kegiatan itu dilakukan, dan bagaimana pelaksanaannya.
3. Jika diperlukan, sertakan pula ilustrasi foto, gambar tabel data atau grafik.
4. Tulislah Press Release tadi pada kertas yang berkop-surat sehingga press release tadi benar-benar resmi.
5. Cantumkan nama pejabat yang paling berwenang untuk menyiarkan Press Release ini.
6. Jika Press Release tadi berasal dari individu, misalnya dari seorang artis, pakar, anggota legislatif, atlet atau masyarakat
biasa, lampirkan fotokopi identitas dan menandatangani press release tadi.
7. Untuk memperkaya kedalaman data dan kedalaman press release, lampirkan pula bahan-bahan tertulis yang berhubungan
dengan masalah atau kegiatan yang diinformasikan. Misalnya naskah pidato. Abdullah, 2004: 83.
2.6.3 Hal-Hal Penting Dalam Pengiriman Press Release
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam
pengiriman suatu Press Release, antara lain:
1. Kirimkan secepat mungkin. Artinya, jika kegiatan berlangsung hari itu, kirimkan hari itu juga. Jangan menunda hingga esok
harinya, kecuali jika pelaksanaannya malam hari. 2. Jika pengirim press release sudah mengenal nama wartawan
sesuai dengan bidangnya, tunjuklah kepada wartawan tadi. 3. Pengiriman bisa pula melalui faksimili.
4. Jika melampirkan foto atau cetakan berwarna atau contoh produk, lebih baik melalui kurir.
5. Konfirmasikan kembali lewat telepon, apakah press release tadi sudah diterima atau belum. Sebab, adakalanya tidak sampai
kepada alamat yang dituju, atau cetakan pada faksimili ternyata amat sulit dibaca. Abdullah, 2004: 84.
2.7 Kepuasan wartawan 2.7.1 Pengertian Kepuasan
Kepuasan komunikasi adalah satu fungsi dari apa yang seorang dapatkan dengan apa yang dia harapkan. Adapun kepuasan
dengan kualitas media faktor ini mencakup berapa baikan mutu tulisan, nilai informasi yang diterima, keseimbangan informasi yang
tersedia dan ketepatan informasi yang datang. Hasil penelitian menyarankan bahwa penampilan, ketepatan dan tersedianya
informasi mempunyai pengaruh kepada kepuasan orang dengan komunikasi dalam organisasi. Masmuh, 2010:48
Hal yang banyak yang memberikan sumbangan kepada kepuasan dalam organisasi belumlah diidentifikasi semuanya tetapi
pekerjaan Osmo Wiio, Down, Hazen dan Beckstrom menyarankan beberapa dimensi. Mereka menyusun suatu angket untuk mengukur
10 dari faktor kepuasan komunikasi organisasi karyawan dalam organisasi yang telah dipegang oleh peneliti terdahulu. Kepuasan
dengan komunikasi muncul dari kombinasi faktor-faktor sebagai berikut:
a. Kepuasan dengan pekerjaan, Ini mencakup hal-hal yang berkenaan dengan pembayaran, keuntungan, nilai pangkat,
pekerjaan itu sendiri. Dari hasil penelitian ternyata bahwa kepuasan dalam aspek pekerjaan memberikan sumbngan kepada
kepuasan komunikasi. b. Kepuasan dengan ketepatan informasi, faktor ini mencakup
tentang tingkat kepuasan dengan informasi, kebijaksanaan, teknik-teknih baru, perubahan administrative dan staf, rencana
masa datang dan penampilan pribadi. Keliatannya kepuasan dengan ketepatan informasi yang diterima penting bagi konsep
kepuasan komunikasi organisasi. c. Kepuasan dengan kemampuan seseorang yang menyarankan
penyempurnaan, faktor ini mencakup hal-hal tempat dimana komunikasi seharusnya disempurnakan, pemberitaan mengenai
perubahan untuk penyempurnaan dan strategi khusus yang digunakan dalam membuat perubahan. Kepuasan dengan
bermacam-macam perubahan yang dibuat, bagai mana perubahan itu dibuat dan diinformasikan, kelihatannya
mempunyai hubungan dengan kepuasan komunikasi organisasi. d. Kepuasan
dengan efisisensi
bermacam-macam saluran
komunikasi, faktor
ini mencakup
mana komunikasi
disebarluaskan dalam organisasi, mencakup peralatan, buletin, memo, materi tulisan. Kepuasan komunikasi tampaknya
berhubungan dengan pandangan orang mengenai berapa efisiennya media untuk menyebarkan informasi dalam
organisasi. e. Kepuasan dengan kualitas media, faktor ini mencakup berapa
baiknya mutu tulisan, nilai informasi yang diterima, keseimbangan informasi yang tersedia dan ketepatan informasi
yang datang. Hasil penelitian menyerahkan bahwa penampilan, ketepatan dan tersedianya informasi mempunyai pengaruh
kepada kepuasan orang dengan komunikasi dalam organisasi. f. Kepuasan dengan cara komunikasi teman sekerja, faktor ini
mencakup komunikasi horizontal, informasi dan tingkat kepuasan yang timbuk dari diskusi masalah dan mendapatkan
informasi dan teman sekerja. Kepuasan dengan komunikasi berhubungan dengan hubungan yang memuaskan dengan teman
sekerja. g. Kepuasan dengan keterlibatan dalam komunikasi organisasi
sebagai suatu kesatuan, faktor ini mencakup hal-hal keterlibatan hubungan dengan organisasi, dukungan atau bantuan dari
organisasi dan informasi dari organisasi. Keliatan bahwa rasa puas dalam komunikasi organisasi dipengaruhi oleh aspek-aspek
organisasi seperti dipercaya, sekongan dan kerja kinerja yang tinggi.
2.7.2 Pengertian Wartawan
Pengertian wartawan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang yang pekerjaannya mencari dan menyusun berita untuk
dimuat di surat kabar, majalah, radio dan televisi. Depdikbud,1996: 407. Sedangkan pengertian wartawan menurut Aceng Abdullah
wartawan adalah mereka yang bertugas mencari, mengumpulkan, mengolah dan menulis karya jurnalistik dan tercatat sebagai ataf
redaksi sebuah penerbitan. 1999: 17
2.7.3 Indikator Wartawan
Tugas wartawan sebagai profesi, wartawan memerlukan beberapa indikator yang diharapkan dapat membantu dalam
melaksanakan tugas kewartawanan, indikator tersebut adalah: 1. Kompleksitas
Seorang wartawan dituntut untuk menguasai pengetahuan secara mendasar, terutama pengetahuan yang berhubungan dengan
spesialisasinya. 2. Generalisasi
Seorang wartawan
yang professional
harus memiliki
pengetahuan yang bersifat umum dalam semua bidang berbeda.
Kemampuan ini menuntut seseorang untuk dapat mengambil kesimpulan secara umum dan lebih dalam pada suatu kejadian
dengan mudah. 3. Peka Terhadap Setiap Peristiwa
Kepekaan seorang wartawan terhadap setiap peristiwa sangat dibutuhkan. Dengan kepekaan ini seorang wartawan akan
terangsang untuk meliput suatu peristiwa, yang menjadi bahan untuk dibuatnya menjadi suatu berita yang menarik dan
bermanfaat bagi publik. Janus dan Bahasuru dalam Wahyudi, 1996: 25.
2.7.4 Fungsi Wartawan
Tugas kewartawanan pada dasarnya hanya berkisar pada tiga fungsi, yaitu:
1. Peliput, seorang wartawan berfungsi meliput setiap peristiwa