Prioritas Alokasi berdasarkan keberadaan desa tertinggal Rapat Persiapan Pelaksanaan di Desa

pengelolaan kegiatan dapat dilaksanakan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan baik secara moral, teknis, legal, maupun administratif.

i. Prioritas

Pengertian prinsip prioritas adalah masyarakat memilih kegiatan yang diutamakan dengan mempertimbangkan kemendesakan dan kemanfaatan untuk pengentasan kemiskinan.

j. Keberlanjutan

Pengertian prinsip keberlanjutan adalah bahwa dalam setiap pengambilan keputusan atau tindakan pembangunan, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pemeliharaan kegiatan harus telah mempertimbangkan sistem pelestariannya

4.2.3. Pendanaan PNPM Mandiri Perdesaan

Alokasi BLM untuk setiap kecamatan dilakukan dengan menggunakan dua cara, yaitu :

a. Alokasi berdasarkan keberadaan desa tertinggal

Kecamatan yang mempunya desa tertinggal yang telah ditetapkan oleh Pemerintah, maka alokasi BLM nya berdasarkan jumlah desa tertinggal yang ada di kecamatan tersebut. Data Desa Tertinggal merujuk pada data yang ditetapkan oleh Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal. Alokasi BLM Kecamatan yang mempunyai desa tertinggal, dengan ketentuan sebagai berikut : Tabel 7. Alokasi BLM Berdasarkan Keberadaan Desa Tertinggal Universitas Sumatera Utara Jumlah Alokasi BLM Desa Tertinggal Rupiah 3 1.000.000.000 4 1.250.000.000 5 1.500.000.000 6 1.500.000.000 7 1.750.000.000 8 2.000.000.000 9 2.250.000.000 10 2.500.000.000 11 2.750.000.000 12 3.000.000.000

b. Alokasi berdasarkan ratio penduduk miskin dan jumlah penduduk di

kecamatan Untuk kecamatan-kecamatan yang tidak mempunyai desa tertinggal yang telah ditentukan pemerintah, dialokasikan dengan menggunakan rasio penduduk miskin dan jumlah penduduk dalam kecamatan, dengan ketentuan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 8. Alokasi BLM Berdasarkan Ratio Penduduk Jumlah Penduduk Lokasi Jumlah Persen Alokasi BLM Penduduk Penduduk Miskin Rupiah Jawa =40 1.500.000.000 25.000 40 1.750.000.000 =40 1.750.000.000 25.000-50.000 40 2.000.000.000 20 2.250.000.000 50.000 20 sd 40 2.500.000.000 40 3.000.000.000 =40 1.500.000.000 Luar Jawa 15.000 40 1.750.000.000 =40 1.750.000.000 15.000-25.000 40 2.000.000.000 20 2.250.000.000 25.000 20 sd 40 2.500.000.000 40 3.000.000.000 Berdasarkan PTO PNPM-MP, sumber dana Bantuan Langsung Masyarakat BLM PNPM Mandiri Perdesaan berasal dari: a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD c. Swadaya masyarakat d. Partisipasi dunia usaha Sedangkan berdasarkan penuturan pelaku-pelaku PNPM-MP di Kelurahan Aek Simotung berbeda halnya. Mereka menutukan bahwa sumber dana BLM PNPM- Universitas Sumatera Utara MP berasal dari Bank Dunia World Bank dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD. Sebagaimana dituturkan oleh Edy Syaputra Hutasuhut 29 thn selaku Fasilitator Teknik Kecamatan FT-Kec, sumber dana BLM adalah : “…..dana BLM PNPM-MP ini berasal dari Bank Dunia dan APBD. Dari Bank Dunia sebesar 80 dan APBD sebesar 20. Dana dari Bank Dunia tidak akan cair sebelum dana dari APBD keluar. Dana dari Bank Dunia akan menyusul selanjutnya setelah dana dari pemerintah daerah berjalan…..” Sumber: Hasil Wawancara, Juli 2010 Hal yang sama juga dituturkan oleh oleh Pak Tamba Harahap 41 thn selaku Ketua Tim Pengelola Kegiatan TPK, yaitu sebagai berikut: “…..sumber dana PNPM kita ini adalah dari Bank Dunia dan APBD. Pencairan dana seharusnya 40 untuk tahap pertama dan kedua, dan 20 untuk tahap ketiganya. Namun, yang baru kita terima untuk tahap awal ini baru 20. Alasannya adalah dana baru cair segitu. Jadi, pencairan berbalik dari yang seharusnya, yaitu awal 20 dan tahap berikutnya 40. Mau tak mau pembayaran ke supplier harus ditunda dulu dan HOK dibayar duluan biar masyarakat nggak marah…..” Sumber: Hasil Wawancara, Juli 2010 Di samping itu, Rasminita Siregar 32 thn selaku Bendahara TPK, sumber dana dan besarnya dana yang diterima adalah: “…..jumlah dana keseluruhan yang akan diterima oleh Kelurahan Aek Simotung sebesar Rp. 111.536.800,00. Tapi itu belum dipotong sama biaya administrasi dan operasional dan UPK dan TPK. Yang saya tahu biaya operasional UPK sebesar 2 dan TPK sebesar 3 dari total keseluruhan dana yang akan diterima nanti…..” Sumber, Hasil Wawancara, Juli 2010 Universitas Sumatera Utara Penyaluran dana dimengerti sebagai proses penyaluran dana BLM dari Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara KPPN atau Kas Daerah ke rekening kolektif BLM yang dikelola oleh UPK. Mekanisme penyaluran dana BLM sebagai berikut : a. Penyaluran dana yang berasal dari pemerintah pusat mengikuti ketentuan yang diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Anggaran, Depkeu b. Penyaluran dana yang berasal dari Pemerintah Daerah, dilakukan melaui mekanisme APBD dan diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan, Depkeu c. Dana yang berasal dari APBD harus disalurkan terlebih dahulu ke masyarakat, selanjutnya diikuti dengan penyaluran dana yang berasal dari APBN d. Besaran dana dari APBD yang disalurkan ke masyarakat harus utuh net tidak termasuk pajak, retribusi atau biaya lainnya. Pencairan dana adalah proses pencairan dari rekening kolektif BLM yang dikelola Unit Pengelola Kegiatan UPK kepada Tim Pengelola Kegiatan TPK di desa. Mekanisme pencairan dana sebagai berikut: a. Pembuatan Surat Perjanjian Pemberian Bantuan SPPB antara UPK dengan TPK. b. TPK menyiapkan Rencana Penggunaan Dana RPD sesuai kebutuhan dilampiri dengan dokumen-dokumen perencanaan kegiatan gambar desain, RAB, dan lampirannya. c. Untuk pencairan berikutnya dilengkapi dengan Laporan Penggunaan Dana LPD sebelumnya dan dilengkapi dengan bukti-bukti yang sah. Kebutuhan biaya operasional kegiatan TPKdesa dan UPK bertumpu pada swadaya masyarakat. Namun untuk menumbuhkan keswadayaan tersebut diberikan Universitas Sumatera Utara bantuan stimulan dana dari PNPM Mandiri Perdesaan. Dana operasional UPK sebesar maksimal dua persen 2 dari dana bantuan PNPM Mandiri Perdesaan yang dialokasikan di Kecamatan tersebut. Dana operasional TPKdesa maksimal tiga persen 3 dari dana PNPM Mandiri Perdesaan yang dialokasikan sesuai hasil Musyawarah Antar Desa Penetapan Kegiatan menurut Surat Penetapan Camat SPC untuk desa yang bersangkutan. Berdasarkan penuturan Awal Simangunsong 39 thn selaku Sekretaris Tim Pengelola Kegiatan TPK, biaya administrasi dan biaya operasional tersebut adalah: “…..biaya operasional TPK adalah sebesar Rp. 3.346.100,00 dipotong sebesar 3 dari Rp. 111.536.800,00. Biaya operasioanl dan administrasi TPK ini akan dibagi kepada 3 tiga orang yaitu ketua, sekretaris, dan bendahara sehingga masing-masing akan mendapat uang capek sebesar Rp. 1.115.366,00. Sedangkan biaya operasional UPK adalah sebesar Rp. 2.230.700,00 dipotong sebesar 2 dari total keseluruhan dana…..” Sumber: Hasil Wawancara, Juli 2010

4.2.4. Ketentuan Dasar PNPM Mandiri Perdesaan

Ketentuan dasar PNPM Mandiri Perdesaan merupakan ketentuan-ketentuan pokok yang digunakan sebagai acuan bagi masyarakat dan pelaku lainnya dalam melaksanakan kegiatan, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pelestarian. Ketentuan dasar PNPM Mandiri Perdesaan dimaksudkan untuk mencapai tujuan secara lebih terarah. Ketentuan dasar meliputi : Universitas Sumatera Utara

1. Desa Berpartisipasi

Seluruh desa di kecamatan penerima PNPM Mandiri Perdesaan berhak berpartisipasi dalam seluruh tahapan program. Namun, untuk kecamatan- kecamatan yang pemilihan maupun penentuan besarnya BLM didasarkan pada adanya desa tertinggal, maka kegiatan yang diusulkan oleh desa-desa tertinggal akan mendapat prioritas didanai. Untuk dapat berpartisipasi dalam PNPM Mandiri Perdesaan, dituntut adanya kesiapan dari masyarakat dan desa dalam menyelenggarakan pertemuan- pertemuan musyawarah secara swadaya dan menyediakan kader-kader desa yang bertugas secara sukarela serta adanya kesanggupan untuk mematuhi dan melaksanakan ketentuan dalam PNPM Mandiri Perdesaan. Untuk mengoptimalkan pengelolaan program, bagi kecamatan yang memiliki jumlah desa lebih dari 20 disarankan untuk menggabungkan desa-desa tersebut menjadi sekurang-kurangnya 10 satuan desa cluster. Penggabungan tersebut didasarkan atas kesepakatan desa-desa dengan mempertimbangkan kedekatan wilayah. Proses pembentukan desa cluster dilakukan dalam MAD Sosialisasi.

2. Kriteria dan Jenis Kegiatan

Kegiatan yang akan dibiayai melalui dana BLM diutamakan untuk kegiatan yang memenuhi kriteria: a. lebih bermanfaat bagi RTM, baik di lokasi desa tertinggal maupun bukan desa tertinggal, b. berdampak langsung dalam peningkatan kesejahteraan, c. dapat dikerjakan oleh masyarakat, Universitas Sumatera Utara d. didukung oleh sumber daya yang ada, dan e. memiliki potensi berkembang dan berkelanjutan. Jenis-jenis kegiatan yang dibiayai melalui BLM PNPM Mandiri Perdesaan adalah sebagai berikut : a. Kegiatan pembangunan atau perbaikan prasarana sarana dasar yang dapat memberikan manfaat langsung secara ekonomi bagi RTM, b. Kegiatan peningkatan bidang pelayanan kesehatan dan pendidikan, termasuk kegiatan pelatihan pengembangan ketrampilan masyarakat pendidikan nonformal, c. Kegiatan peningkatan kapasitasketrampilan kelompok usaha ekonomi terutama bagi kelompok usaha yang berkaitan dengan produksi berbasis sumber daya lokal tidak termasuk penambahan modal, d. Penambahan permodalan simpan pinjam untuk Kelompok Perempuan SPP.

3. Mekanisme Usulan Kegiatan

Setiap desa dapat mengajukan 3 tiga usulan untuk dapat didanai dengan BLM PNPM Mandiri Perdesaan. Setiap usulan harus merupakan 1 satu jenis kegiatan satu paket kegiatan yang secara langsung saling berkaitan. Tiga usulan dimaksud adalah: a. Usulan kegiatan sarana prasarana dasar atau kegiatan peningkatan kualitas hidup masyarakat kesehatan atau pendidikan atau peningkatan kapasitas ketrampilan kelompok usaha ekonomi yang ditetapkan oleh musyawarah desa khusus perempuan. Universitas Sumatera Utara b. Usulan kegiatan simpan pinjam bagi Kelompok Perempuan SPP yang ditetapkan oleh musyawarah desa khusus perempuan. Alokasi dana kegiatan SPP ini maksimal 25 dari BLM kecamatan. Tidak ada batasan alokasi maksimal per desa namun harus mempertimbangkan hasil verifikasi kelayakan kelompok. c. Usulan kegiatan sarana prasarana dasar, kegiatan peningkatan kualitas hidup masyarakat kesehatan atau pendidikan dan peningkatan kapasitasketrampilan kelompok usaha ekonomi yang ditetapkan oleh musyawarah desa perencanaan. Jika usulan non-SPP dari musyawarah khusus perempuan sama dengan usulan musyawarah desa campuran, maka kaum perempuan dapat mengajukan usulan pengganti, sehingga jumlah usulan kegiatan dari musyawarah desa perencanaan tetap tiga. Maksimal nilai satu usulan kegiatan yang dapat didanai BLM PNPM Perdesaan adalah sebesar Rp 350 juta. Usulan kegiatan pendidikan atau kesehatan harus mempertimbangkan rencana induk dari instansi pendidikan atau kesehatan di kabupaten. Universitas Sumatera Utara

4. Swadaya Masyarakat

Swadaya adalah kemauan dan kemampuan masyarakat yang disumbangkan sebagai bagian dari rasa ikut memiliki terhadap program. Swadaya masyarakat merupakan salah satu wujud partisipasi dalam pelaksanaan tahapan PNPM Mandiri Perdesaan. Swadaya bisa diwujudkan dengan menyumbangkan tenaga, dana, maupun material pada saat pelaksanaan kegiatan. Dasar keswadayaan adalah kerelaan masyarakat, sehingga harus dipastikan bebas dari tekanan atau keterpaksaan. Upah hari orang kerja HOK bagi tenaga kerja RTM, baik laki-laki maupun perempuan, tidak boleh dipotong atau diminta sebagai bentuk kontribusi swadaya masyarakat, karena upah HOK ini ditujukan untuk meningkatkan pendapatan mereka. Hal ini sesuai dengan tujuan PNPM Mandiri. 5. Kesetaraan dan Keadilan Gender Untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan pemihakan kepada perempuan. Pemihakan memberi makna berupa upaya pemberian kesempatan bagi perempuan untuk memenuhi kebutuhan dasar, ekonomi, dan politik serta mengakses aset produktif. . Sebagai salah satu wujud keberpihakan kepada perempuan, PNPM Mandiri Perdesaan mengharuskan adanya keterlibatan perempuan sebagai pengambil keputusan dan pelaku pada semua tahap perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian. Kepentingan perempuan harus terwakili secara memadai. Universitas Sumatera Utara

6. Jenis Kegiatan yang Dilarang Negative List

Jenis kegiatan yang tidak boleh didanai melalui PNPM Mandiri Perdesaan adalah sebagai berikut: a. Pembiayaan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan militer atau angkatan bersenjata, pembiayaan kegiatan politik praktispartai politik, b. Pembangunanrehabilitasi bangunan kantor pemerintah dan tempat Ibadah, c. Pembelian chainsaw, senjata, bahan peledak, asbes dan bahan-bahan lain yang merusak lingkungan pestisida, herbisida, obat-obat terlarang dan lain-lain, d. Pembelian kapal ikan yang berbobot di atas 10 ton dan perlengkapannya, e. Pembiayaan gaji pegawai negeri, f. Pembiayaan kegiatan yang memperkerjakan anak-anak di bawah usia kerja, g. Kegiatan yang berkaitan dengan produksi, penyimpanan, atau penjualan barang-barang yang mengandung tembakau, h. Kegiatan apapun yang dilakukan pada lokasi yang telah ditetapkan sebagai cagar alam, kecuali ada ijin tertulis dari instansi yang mengelola lokasi tersebut, i. Kegiatan pengolahan tambang atau pengambilan dan penggunaan terumbu karang, j. Kegiatan yang berhubungan pengelolaan sumber daya air dari sungai yang mengalir dari atau menuju negara lain, k. Kegiatan yang berkaitan dengan pemindahan jalur sungai, l. Kegiatan yang berkaitan dengan reklamasi daratan yang luasnya lebih dari 50 Hektar Ha, Universitas Sumatera Utara m. Pembangunan jaringan irigasi baru yang luasnya lebih dari 50 Ha, n. Kegiatan pembangunan bendungan atau penampungan air dengan kapasitas besar, lebih dari 10.000 meter kubik.

7. Sanksi

Sanksi adalah salah satu bentuk pemberlakuan kondisi dikarenakan adanya pelanggaran atas peraturan dan tata cara yang telah ditetapkan di dalam PNPM Mandiri Perdesaan. Sanksi bertujuan untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab berbagai pihak terkait dalam pengelolaan kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan. Sanksi dapat berupa : a. Sanksi masyarakat, yaitu sanksi yang ditetapkan melalui kesepakatan dalam musyawarah masyarakat. Semua kesepakatan sanksi dituangkan secara tertulis dan dicantumkan dalam berita acara pertemuan, b. Sanksi hukum, yaitu sanksi yang diberikan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, c. Sanksi program adalah pemberhentian bantuan apabila kecamatan atau desa yang bersangkutan tidak dapat mengelola PNPM Mandiri Perdesaan dengan baik, seperti: menyalahi prinsip-prinsip, menyalahgunakan dana atau wewenang, penyimpangan prosedur, hasil kegiatan tidak terpelihara atau hasil kegiatan tidak dapat dimanfaatkan. Kecamatan tersebut akan dimasukkan sebagai kecamatan bermasalah sehingga dapat ditunda pencairan dana yang sedang berlangsung, serta tidak dialokasikan untuk tahun berikutnya. Universitas Sumatera Utara

8. Peningkatan Kapasitas Masyarakat, Lembaga dan Pemerintahan Lokal

Dalam rangka peningkatan kapasitas masyarakat, lembaga dan pemerintahan lokal menuju kemandirian, maka: 1 Di setiap desa dipilih, ditetapkan, dan dikembangkan: Kader Pemberdayaan Masyarakat DesaKelurahan KPMDK dengan kualifikasi teknik dan pemberdayaan, Tim Penulis Usulan TPU, Tim Pengelola Kegiatan TPK, Tim Pemantau, dan Tim Pemelihara. 2 Di di kecamatan dibentuk dan dikembangkan : Badan Kerja sama Antar Desa BKAD, Tim Verifikasi, UPK, Badan Pengawas UPK BP-UPK dan Pendamping Lokal PL. 3 Diadakan pelatihan kepada pemerintahan desa meliputi pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan Desa BPD atau bentuk kegiatan lain yang dapat menunjang pelaksanaan fungsi dan tugasnya. Pelatihan yang akan diadakan di antaranya meliputi: penyusunan peraturan desa, pengawasan terhadap pelaksanaan, pemerintahan, dan pembangunan, pengelolaan penanganan masalah dan perencanaan kegiatan pembangunan yang partisipatif. 4 Dilakukan kategorisasi tingkat perkembangan kelembagaan hasil PPK di desa dan kecamatan. Kategorisasi meliputi tahapan pembentukan dan tahapan pengakaran. Tahap pembentukan untuk mengetahui hubungan antara dinamika kolektivitas dan strategi pendampingan, sedangkan tahap pengakaran untuk mengetahui dinamika kolektivitas dan statuta. 5 Dilakukan penataan dan pengembangan Kelembagaan Desa serta Antar Desa. Universitas Sumatera Utara

9. Pendampingan Masyarakat dan Pemerintahan Lokal

Masyarakat dan pemerintahan lokal dalam melaksanakan PNPM Mandiri Perdesaan mendapatkan pendampingan dari fasilitator. Peran pendampingan ditujukan bagi penguatan atau peningkatan kapasitas masyarakat dan pemerintahan lokal dalam mengelola pembangunan secara mandiri di wilayahnya. 4.2.5. Pelaku PNPM Mandiri Perdesaan 4.2.5.1. Pelaku di PedesaanKelurahan Pelaku di desa adalah pelaku-pelaku yang berkedudukan dan berperan dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di desa. Pelaku di desa meliputi:

1. Kepala DesaLurah

Peran Kepala DesaLurah adalah sebagai pembina dan pengendali kelancaran serta keberhasilan pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di desa. 2. Badan Permusyawarahan Desa BPD Dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan, BPD atau sebutan lainnya berperan sebagai lembaga yang mengawasi proses dari setiap tahapan PNPM Mandiri Perdesaan, termasuk sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan, dan pelestarian di desa.

3. Tim Pengelola Kegiatan TPK

TPK terdiri dari anggota masyarakat yang dipilih melalui musyawarah desa sosialisasi yang mempunyai fungsi dan peran untuk mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan di desa dan mengelola administrasi, serta keuangan PNPM Universitas Sumatera Utara Mandiri Perdesaan. TPK sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua, Bendahara, dan Sekretaris. Profil keanggotaan TPK dapat dilihat pada table berikut ini : Tabel 9. Profil Keanggotaan TPK Kelurahan Aek Simotung No Nama LP Umur Pendidikan Jabatan Pekerjaan Thn Terakhir TPK 1 Tamba Harahap L 40 SLTA Ketua Wiraswasta 2 Awal Smg L 39 SLTA Sekretaris Petani 3 Rasmianita R. P 32 SLTA Bendahara IRT Tim Pengelola Kegiatan TPK merupakan pelaku inti PNPM Mandiri Perdesaan di desakelurahan. Oleh karena itu, TPK mempunyai peran dan fungsi yang paling menentukan dalam tahapan kegiatan. Secara umum tugas dan tanggung jawab TPK adalah sebagai berikut : a Melaksanakan setiap tahapan proses perencanaan kegiatan PNPM-MP secara transparan dan melibatkan peran serta masyarakat termasuk kelompok miskin dan perempuan. b Mengelola dan melaksanakan kegiatan yang didanai melalui PNPM-MP secara terbuka dan melibatkan masyarakat, meliputi : i. Membuat rencana kerja detail dan Rencana Penggunaan Dana RPD untuk memanfaatkan biaya pelaksanaan kegiatan. ii. Menyiapkan dokumen admnistrasi sesuai ketentuan pada buku PTO dan penjelasannya, antara lain pembuatan surat-surat perjanjian, penarikan, dan penggunaan dana. Universitas Sumatera Utara iii. Membuat rencana dan pelaksaan proses pengadaan bahan dan alat, mengatur tenaga kerja, pembayaran insentif, dan bahan sesuai ketentuan. iv. Melaksanakan pemeriksaan hasil kerja, penerimaan bahan dan mengajukan sertifikasi untuk mendapat persetujuan pembayaran dari Fasilitator Kecamatan FK. v. Melakukan pengawasan dan mengendalikan kualitas pekerjaan. vi. Menyiapkan dan membuat laporan bulanan. vii. Menyiapkan kelengkapan dokumen Laporan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan LP2K dan diajukan ke PjOK untuk diadakan pemeriksaan lapangan. c Menyelenggarakan musyawarah desa dalam rangka revisi kegiatan jika terjadi perubahan pekerjaan dari rencana yang sudah ditetapkan. d Menyelenggarakan dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban dana PNPM-MP dan kemajuan pelaksanaan kegiatan setiap tahap pencairan dana melalui pertemuan musyawarah desa dan menempelkan papan-papan informasi. e Menyelenggarakan dan melaporkan pertanggungjawaban seluruh penggunaan dana PNPM-MP dan hasil akhir pelaksanaan kegiatan melalui PNPM-MP melalui pertemuan musyawarah desa. f Membuat dan menandatangani Surat Pernyataan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan SP3K bersama PjOK. Universitas Sumatera Utara g Membuat rencana operasional dan pemeliharaan aset hasil kegiatan PNPM- MP. Rencana tersebut harus dilengkapi dengan rencana kerja kelompok pemakai dan pemelihara serta nama penanggungjawabnya.

4. Tim Penulis Usulan TPU

TPU berasal dari anggota masyarakat yang dipilih melalui musyawarah desa. Peran Tim Penulis Usulan adalah menyiapkan dan menyusun gagasan-gagasan kegiatan yang telah ditetapkan dalam musyawarah desa dan musyawarah khusus perempuan, serta dokumen-dokumen yang diperlukan untuk musrenbang reguler, termasuk RPJMDesa dan RKPDes. Anggota TPU dipilih oleh masyarakat berdasarkan keahlian dan ketrampilan yang sesuai dengan jenis kegiatan yang diajukan masyarakat. Berikut adalah profil dari keanggotaan Tim Pengelola Kegiatan TPU di Kelurahan Aek Simotung : Tabel 10. Profil Keanggotaan TPU Kelurahan Aek Simotung No Nama LP Umur Pendidikan Jabatan Pekerjaan Thn Terakhir TPK 1 Mombang Srg L 45 SLTA Ketua Petani 2 Parlindungan S. L 40 SLTA Anggota Petani 3 Esra Siregar P

45 SLTA

Anggota IRTPetani

5. Tim Pemantau Tim Monitoring

Di Kelurahan Aek Simotung, Tim Pemantau atau Tim Monitoring ini disebut juga dengan Tim 18, karena anggotanya terdiri dari 18 orang. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah profil keanggotaan dari masing-masing Tim 18, antara lain: Tabel 11. Profil Keanggotaan Tim 18 Kelurahan Aek Simotung Universitas Sumatera Utara No Nama LP Umur Pendidikan Jabatan Pekerjaan Thn Terakhir Tim 18 1 Rohima B. P 50 SLTP Tim 3 IRT 2 Rospita P 43 SLTP Tim 3 IRT 3 Muksin Siregar L 27 SLTA Tim 3 Petani 4 Suwarni P 40 SLTP Tim 4 IRT 5 Nuraini P 46 SLTP Tim 4 IRT 6 Mombang Siregar L 46 SLTA Tim 4 Petani 7 Rosmini L 50 SLTP Tim 4 IRT 8 Hasayangan Hrp L 30 SLTP Tim 5 Petani 9 Rido Gultom L 52 SD Tim 5 Petani 10 Erlina P 37 SLTP Tim 5 IRT 11 Netti P 41 SLTA Tim 5 IRT 12 Erna P 42 SLTP Tim 5 IRT 13 Panagaran G. L 40 SD Tim 6 Petani 14 Baharuddin Smg L 52 SLTA Tim 6 Petani 15 Datu Gultom L 32 SLTP Tim 6 Petani 16 Hesra Siregar P 42 SLTP Tim 6 Petani 17 Nurli P 43 SLTP Tim 6 IRT 18 Nurlan P 40 SLTA Tim 6 IRT Sumber: Data diolah oleh penulis, 2010 Anggota tim terdiri dari dusun yang ada serta merupakan tokoh agama adat masyarakat setempat. Mereka mewakili masyarakat untuk mengawasi pelaksanaan kegiatan PNPM-MP di desakelurahannya. Seseorang yang sudah menjadi anggota suatu kelompok tertentu tidak diperkenankan menjadi anggota di kelompok lain, seperti kepala desa, PKPMD, dan anggota TPK tidak diperbolehkan menjadi anggota kelompok pemantau ini. Para pemuka agama, Universitas Sumatera Utara pemuka adat, atau warga yang dipercaya dan dekat dengan masyarakat lebih diharapkan untuk dilibatkan dalam tugas ini. Tim pemantau Tim Monitoring atau Tim 18 bertanggung jawab kepada masyarakat. Ada pun tugas dari Tim Pemantau adalah sebagai berikut : • Memantau pelaksanaan PNPM-MP di desakelurahan. • Menginformasikan hasil pantauannya kepada masyarakat luas melalui media- media dan pertemuan-pertemuan masyarakat yang ada di desa, termasuk melalui Musyawarah Pertanggungjawaban Dana dan Desa Serah Terima. • Memberikan masukan kepada TPK untuk meningkatkan kinierja administrasi, keuangan, fisik pekerjaan, pemberdayaan, transparansi, maupun peningkatan peran serta masyarakat. Tim Pemantau ini terdiri dari 4 empat kelompok dengan Tugas Khusus sebagai berikut :  Tim 6 atau Tim Pengawas Desa beranggotakan 6 orang. Tugas tim antara lain, memantau dan membantu menyebarluaskan informasi termasuk pembaharuan papan informasi, melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan administrasi TPK, dan memantau dan mengawasi penyelenggaraan musyawarah pertanggung jawaban dan serah terima.  Tim 5 atau Tim Pemeriksa Keuangan beranggotakan 5 orang, tugas utama dari tim ini adalah memantau dan memeriksa setiap penarikan dana dari Bank serta setiap transaksi pembayaran pengeluaran dana dari TPK. Universitas Sumatera Utara  Tim 4 atau Tim Pemeriksa Bahan beranggotakan 4 orang, bertugas sebagai “checkers” yaitu memantau dan memeriksa bahan dan alat yang dibeli atau disewa. Pemantauan bukan hanya menyangkut volume tetapi juga menyangkut kualitasnya.  Tim 3 atau Tim Pengadaan Bahan beranggotakan 3 orang, bertugas untuk memantau dan membantu proses pengadaan bahan dan alat, termasuk surat- surat penawaran dan perjanjian maupun mengunjungi toko-toko atau lokasi sumber daya yang dibeli.

6. Tim Pemelihara

Tim Pemelihara berperan menjalankan fungsi pemeliharaan terhadap hasil-hasil kegiatan yang ada di desa, termasuk perencanaan kegiatan dan pelaporan. Berikut adalah profil dari Tim Pemelihara di Kelurahan Aek Simotung, yaitu: Tabel 12. Profil Keanggotaan Tim Pemelihara Kel. Aek Simotung No Nama LP Umur Pendidikan Tim Pekerjaan Thn Terakhir Pemelihara 1 Panagaran G. L 40 SLTP Anggota Petani 2 Syawal S. L 39 SLTA Anggota Petani 3 Esra Siregar P

42 SLTA

Anggota Petani

7. Kader Pemberdayaan Masyarakat DesaKelurahan KPMDK

KPMDK adalah warga desa terpilih yang memfasilitasi atau memandu masyarakat dalam mengikuti atau melaksanakan tahapan PNPM Mandiri Perdesaan di desa dan kelompok masyarakat pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun pemeliharaan. Sebagai kader masyarakat yang peran dan Universitas Sumatera Utara tugasnya membantu pengelolaan pembangunan di desa, diharapkan tidak terikat oleh waktu. Jumlah KPMDK disesuaikan dengan kebutuhan desa dengan mempertimbangkan keterlibatan atau peran serta kaum perempuan, kemampuan teknik, serta kualifikasi pendampingan kelompok ekonomi dan sebagainya. Namun jumlahnya sekurang-kurangnya dua orang, satu laki-laki dan satu perempuan. Di Kelurahan Aek Simotung ini yang menjadi KPMDK yang ikut memfasilitasi dan memandu dalalam pelaksanaan kegiatan tahapan PNPM-MP ada dua orang, yakni Esra Siregar dan didampingi oleh Rido Gultom. Secara umum tugas dan tanggungjawab KPMDK adalah, sebagai berikut : a Memfasilitasi pelaksanaan pendatan RTM dan penyusunan peta sosial pada saat musyawarah dusun, b Mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk proses penggalian gagasan, seperti data kelompok masyarakat yang ada di desa, data penduduk miskin, hasil pendataan RTM, dan data pendukung lainnya, c Menyebarluaskan dan mensosialisasikan PNPM-MP kepada masyarakat desa, d Memastikan terlaksananya tahap-tahap kegiatan PNPM-MP di desa, mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai pelestarian, e Mendorong dan memastikan penerapan prinsip-prinsip dan kebijakan PNPM- MP setiap tahapan PNPM-MP di desa, mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai pelestarian, f Mengikuti pertemuan bulanan dengan Pembantu Lokal PL yang difasilitasi oleh Fasilitator Kecamatan FK untuk membahas permasalahan yang muncul serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan, Universitas Sumatera Utara g Membantu dan memfasilitasi proses penyelesaian masalah perselisihan di desa, h Mengefektifkan penggunaan papan informasi di desa dan dusun, i Mendorong masyarakat untuk berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan, termasuk dalam pengawasan, j Mensosialisasikan sanksi dan keputusan lainnya yang telah ditetapkan dalam Musyawarah Antar Desa MAD dan Musyawarah Desa MD kepada masyarakat.

8. Kelompok Masyarakat Pokmas

Pokmas adalah kelompok masyarakat yang terlibat dan mendukung kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan, baik kelompok sosial, kelompok ekonomi maupun kelompok perempuan. Termasuk sebagai kelompok masyarakat misalnya kelompok arisan, pengajian, kelompok ibu-ibu PKK, kelompok SPP, kelompok usaha ekonomi, kelompok pengelola air, kelompok pengelola pasar desa, dsb. Dalam pelaksanaan PNPM-MP di Kelurahan Aek Simotung, kelompok yang aktif adalah kelompok pengajian perwiritan ibu-ibu. Kelompok inilah yang juga ikut serta dalam kelompok Simpan Pinjam Perempuan SPP. Kelompok SPP ini terdiri dari 10 sepuluh orang. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah profil dari keanggotaan Kelompok SPP di Kelurahan Aek Simotung, antara lain : Universitas Sumatera Utara Tabel 13. Profil Keanggotaan Kelompok SPP Keluarahan Aek Simotung No Nama LP Umur Pendidikan Jabatan Pekerjaan Thn Terakhir Kel. SPP 1 Rohima P 50 SLTP Anggota IRT 2 Halimah B. P 51 SLTP Anggota IRT 3 Esra Siregar P 42 SLTA Anggota IRT 4 Suwarni P 40 SLTP Anggota IRT 5 Nuraini P 46 SLTP Anggota IRT 6 Rolia S. P 35 SLTA Anggota IRT 7 Rosmini P 50 SLTP Anggota IRT 8 Lina P 40 SLTP Anggota IRT 9 Suharni Rambe P 39 SLTA Anggota IRT 10 Erlina P 37 SLTP Anggota IRT

4.2.5.2. Pelaku di Kecamatan

Pelaku di kecamatan adalah pelaku-pelaku yang berkedudukan dan berperan dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di kecamatan dan berhubungan langsung dengan pelaku di desakelurahan. Pelaku-pelaku di kecamatan, meliputi : 1 Camat, 2 Penanggungjawab Operasional Kegiatan PjOK, 3 Tim Verifikasi TV, 4 Unit Pengelola Kegiatan UPK, 5 Badan PPengawas UPK BP-UPK, 6 Fasilitator Kecamatan FK dan Fasilitator Teknik Kecamatan FT-Kec, 7 Pendamping Lokal PL, Universitas Sumatera Utara 8 Tim Pengamat, 9 Badan Kerjasama Antar Desa BKAD, dan 10 Setrawan Kecamatan. Pelaku Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Saipar Dolok Hole, antara lain sebagai berikut : Tabel 14. Pelaku PNPM-MP di Kecamatan Saipar Dolok Hole No Pelaku PNPM-MP Jabatan Nama 1 PjOK Sangkot Siregar 2 Fasilitator Kecamatan FK Solahuddin Lubis 3 Fasilitator Teknik FT-Kec Edy Syaput ra H, ST. 4 Pendamping Lokal PL Masrukiyah Siregar 5 Pengurus UPK : Ketua Tiaminah Pasaribu Sekretaris Lensa Siregar Bendahara Latifa Hanum Siregar 6 Pengurus BKAD : Ketua Obadian Talambanua Sekretaris Kaddis Dongoran Bendahara Leli Siregar

7. Pengurus BP-UPK :

Ketua Yosman E. Sitanggang Sekretaris Poriaman Marpaung Bendahara Mahlil Pasaribu Sumber: Kantor PNPM-MP Kec. Saipar Dolok Hole

4.2.6. Alur Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan

Alur kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian kegiatan. Sebelum memulai tahap perencanaan, hal penting yang harus dilakukan adalah melakukan orientasi atau pengenalan kondisi Universitas Sumatera Utara yang ada di desa dan kecamatan. Kegiatan yang dilakukan dalam rangka pengenalan desa diantaranya adalah: 1. mengidentifikasi potensi dan sumber daya yang dapat mendukung pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di tingkat desa, termasuk pelaku-pelaku PNPM Mandiri Perdesaan pada tahap sebelumnya, 2. kondisi kegiatan atau bangunan yang telah dibiayai melalui PNPM Mandiri Perdesaan tahap sebelumnya, 3. inventarisasi dokumen rencana pembangunan desa tahunan atau jangka menengah, 4. inventarisasi data kependudukan, program selain PNPM Mandiri Perdesaan yang akan masuk ke desa, dll.

4.2.6.1. Perencanaan Kegiatan 1.

Musyawarah Antar Desa MAD Sosialisasi MAD sosialisasi merupakan pertemuan antar desa untuk sosialisasi awal tentang tujuan, prinsip, kebijakan, prosedur maupun hal-hal lain yang berkaitan dengan PNPM Mandiri Perdesaan serta untuk menentukan kesepakatan-kesepakatan antar desa dalam melaksanakan PNPM Mandiri Perdesaan.

2. Musyawarah Desa Musdes Sosialisasi

Musdes sosialisasi merupakan pertemuan masyarakat desa sebagai ajang sosialisasi atau penyebarluasan informasi PNPM Mandiri Perdesaan di desa. Universitas Sumatera Utara

3. Pelatihan Kader Pemberdayaan Masyarakat DesaKelurahan

KPMDK yang telah terpilih dalam musyawarah desa sosialisasi, akan memandu serangkaian tahapan kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan yang diawali dengan proses penggalian gagasan di tingkat dusun dan kelompok masyarakat. Sebelum melakukan tugasnya, KPM DK akan mendapat pelatihan.

4. Penggalian Gagasan

Penggalian gagasan adalah proses untuk menemukenali gagasan-gagasan kegiatan atau kebutuhan masyarakat dalam upaya mengatasi permasalahan kemiskinan yang dihadapi dan mengembangkan potensi yang ada di masyarakat.

5. Musyawarah Desa Khusus Perempuan MKP

MKP dihadiri oleh kaum perempuan dan dilakukan dalam rangka membahas gagasan-gagasan dari kelompok-kelompok perempuan dan menetapkan usulan kegiatan yang merupakan kebutuhan desa. Usulan yang disampaikan perlu mempertimbangkan hasil penggalian gagasan yang telah dilakukan sebelumnya. Usulan hasil musyawarah tersebut selanjutnya dilaporkan ke musyawarah desa perencanaan untuk disahkan sebagai bagian dari usulan desa.

6. Musdes Perencanaan

Musdes perencanaan merupakan pertemuan masyarakat di desa yang bertujuan untuk membahas seluruh gagasan kegiatan, hasil dari proses penggalian gagasan di kelompok-kelompokdusun. Bahan-bahan yang harus disiapkan adalah peta desa hasil penggabungan semua peta dusun, rekap data RTM dusun, diagram Universitas Sumatera Utara Venn kelembagaan, rekap gagasan semua dusun, rekap masalah semua dusun, dan usulan kelompok perempuan.

7. Penulisan Usulan Desa

Penulisan usulan merupakan kegiatan untuk menguraikan secara tertulis gagasan- gagasan kegiatan masyarakat yang sudah disetujui sebagai usulan desa yang akan diajukan pada MAD. Proses ini dilakukan oleh TPU yang telah dipilih dalam musyawarah desa perencanaan. Sebelum melakukan penulisan, TPU akan mendapatkan pelatihan atau penjelasan terlebih dahulu dari F-Kec FT-Kec.

8. Verifikasi Usulan

Verifikasi usulan merupakan tahap kegiatan yang bertujuan untuk memeriksa dan menilai kelayakan usulan kegiatan dari setiap desa untuk didanai PNPM Mandiri Perdesaan. Verifikasi usulan kegiatan dilakukan oleh Tim Verifikasi yang dibentuk di kecamatan dengan beranggotakan sekurang-kurangnya 5 orang yang memiliki keahlian sesuai usulan kegiatan. Sebelum menjalankan tugasnya TV akan mendapatkan pelatihan atau penjelasan terlebih dulu dari FKFT atau Fasilitator Kabupaten. 9. MAD Prioritas Usulan MAD prioritas usulan adalah pertemuan di kecamatan yang bertujuan membahas dan menyusun peringkat usulan kegiatan. Penyusunan peringkat didasarkan atas kriteria kelayakan sebagaimana yang digunakan oleh TV dalam menilai usulan kegiatan. Penyusunan prioritas usulan-usulan SPP dilakukan secara terpisah sebelum penyusunan prioritas usulan-usulan desa lainnya.

10. Musyawarah Antar Desa MAD Penetapan Usulan

Universitas Sumatera Utara MAD penetapan usulan merupakan musyawarah untuk mengambil keputusan terhadap usulan yang akan didanai melalui PNPM Mandiri Perdesaan. Keputusan pendanaan harus mengacu pada peringkat usulan yang telah dibuat pada saat MAD prioritas usulan. Jika pada saat MAD prioritas usulan, seluruh usulan telah selesai dibuat berikut detail desain dan RABnya, maka keputusan penetapan usulan yang akan dibiayai melalui PNPM Mandiri Perdesaan bisa langsung diselenggarakan setelah agenda MAD prioritas usulan diselesaikan. Namun jika belum selesai desain dan RABnya, maka MAD penetapan usulan dilakukan pada waktu yang berbeda.

11. Musdes Informasi Hasil MAD

Musdes ini merupakan musyawarah sosialisasi atau penyebarluasan hasil penetapan alokasi dana PNPM Mandiri Perdesaan yang diputuskan dalam MAD penetapan usulan. Musdes ini dilaksanakan baik di desa yang mendapatkan dana maupun yang tidak.

12. Pengesahan Dokumen SPPB

Ketua TPK, PjOK dan Ketua UPK akan membuat SPPB, yang diketahui Kades dan Camat atas nama Bupati. Pengesahan SPPB dilakukan langsung segera sesudah diterbitkan SPC, dan tidak perlu menunggu persetujuan dari kabupaten. Universitas Sumatera Utara

4.2.6.2. Pelaksanaan Kegiatan 1.

Persiapan Pelaksanaan a. Rapat Koordinasi Awal di Kecamatan Rapat koordinasi ini difasilitasi oleh PL, Fasilitator dan PjOK. Rapat dihadiri oleh pengurus UPK, Kades, dan TPK setiap desa penerima dana PNPM Mandiri Perdesaan. Waktu penyelenggaraan rapat, diharapkan tidak lebih dari satu minggu setelah pelaksanaan pelatihan bagi TPK dan UPK.

b. Rapat Persiapan Pelaksanaan di Desa

Pengurus TPK bersama Kades secepatnya mengadakan rapat persiapan pelaksanaan di desa sebelum memulai pelaksanaan kegiatan. Rapat persiapan di desa difasilitasi oleh KPM DK. Hasil rapat persiapan pelaksanaan menjadi acuan langkah kerja selanjutnya.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan adalah tahap pelaksanaan seluruh rencana yang telah disepakati dalam pertemuan MAD penetapan usulan dan musdes informasi hasil MAD serta rapat-rapat persiapan pelaksanaan. a Penyaluran Dana Untuk penyaluran dana bantuan PNPM Mandiri Perdesaan, mengikuti proses dan prosedur yang diatur dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan, Depkeu. b Pengadaan Tenaga Kerja TPK mengumumkan adanya rencana pelaksanaan kegiatan kepada masyarakat dan kebutuhan tenaga kerjanya, serta upah dan hari kerja yang dibutuhkan Universitas Sumatera Utara sesuai RAB dan desain teknisnya. Pengumuman kebutuhan tenaga kerja ini terbuka bagi warga desa termasuk bagi kaum perempuan dan diutamakan bagi RTM. c Pengadaan Bahan dan Alat Proses pengadaan bahan dan alat dalam PNPM Mandiri Perdesaan dilaksanakan oleh masyarakat secara transparan. Atas persetujuan masyarakat, TPK menyelenggarakan proses pengadaan tersebut dan melaporkan setiap tindakannya kepada masyarakat melalui forum pertemuan masyarakat dan papan informasi. d Rapat Evaluasi TPK Rapat dimaksudkan untuk mengevaluasi perkembangan pelaksanaan kegiatan di lapangan untuk penyiapan bahan dan rencana kerja periode berikutnya. Rapat evaluasi dilaksanakan secara periodik mingguan dan bulanan.

3. Musdes Pertanggungjawaban

Musdes ini dimaksudkan untuk menyampaikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan oleh TPK kepada masyarakat. Musyawarah pertanggungjawaban ini dilakukan secara bertahap minimal dua kali yaitu setelah memanfaatkan dana PNPM Mandiri Perdesaan tahap pertama dan tahap kedua.

4. Sertifikasi

Sertifikasi adalah penerimaan hasil pekerjaan dan kegiatan berdasarkan spesifikasi teknis oleh F-Kec FT-Kec FK. Tujuan sertifikasi adalah untuk mendorong peningkatan kualitas pekerjaan. Jenis kegiatan sertifikasi meliputi sertifikasi terhadap penerimaan bahan dan pelaksanaan pekerjaan. Sertifikasi Universitas Sumatera Utara dilakukan oleh FK pada saat melakukan kunjungan lapangan. Hasil sertifikasi disampaikan di papan informasi agar dapat diketahui seluruh masyarakat.

5. Revisi Kegiatan

Revisi yang dimaksud disini adalah perubahan volume, jumlah, spesifikasi, atau desain kegiatan dari rencana dan atau disain semula yang diakibatban oleh adanya perubahan kondisi awal disain, karena adanya kekeliruan di awal disain, atau karena situasi force majeur. Revisi kegiatan hanya dapat dilakukan dengan syarat tidak menambah dana BLM.

6. Dokumentasi Kegiatan

Seluruh kegiatan dari PNPM Mandiri Perdesaan harus didokumentasikan oleh FK-KecFT-Kec. Meskipun demikian, untuk kepentingan desa dan kecamatan, maka TPK dan UPK juga harus mengelola dokumentasi kegiatan.

7. Penyelesaian Kegiatan

Penyelesaian kegiatan yang dimaksud disini adalah penyelesaian dari tiap jenis kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai bagian dari pertanggungjawaban TPK di desa. Terdapat beberapa prosedur yang harus dilaksanakan dan diselesaikan, meliputi:

a. Pembuatan Laporan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan

Dokumen yang terkait

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan (studi kasus : Pinjaman Bergulir di Kelurahan Bantan Kecamatan Tembung)

4 79 75

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Kampung Bilah Kecamatan Bilah Hilir Kabupaten Labuhan Batu

0 57 124

Efektifitas Pelaksanaan Program Pinjaman Bergulir (PNPM Mandiri Perkotaan) di Kelurahan Karang Berombak Kecamatan Medan Barat Kota Medan

0 27 245

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di desa Suka Damai.

12 108 132

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Bidang Agribisnis Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sipogu Kecamatan Arse Kabupaten Tapanuli Selatan.

0 50 136

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan ( Studi Kasus Irigasi Pertanian Di Desa Aritonang, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara)

3 57 116

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) di Desa Pulo Dogom Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhan Batu Utara

1 39 106

Partisipasi Masyarakat Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP)Di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara

4 84 264

Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) (Studi Kasus di Desa Sitio II Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 46 125

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 55 76