BAB VI PEMBAHASAN
Pada bab V penulis sudah menyajikan data dan pada bab pembahasan ini penulis akan membahas hasil penelitian .
6.1 Pemahaman Informan Tentang Prinsip-Prinsip Good Governance
Dalam penyajian data disebutkan pemahaman informan tentang prinsip-prinsip Good Governance ialah keterbukaan, akuntabel, keadilan hukum, efesian dan efektif, berorientasi konsensus
serta partisipasi. Dari data diatas dapat kita simpulkan bahwa Kantor Camat Medan Baru belum menerapkan semua prinsip Good Governance. Secara teori dalam Tangkilisin 2004:115 ada Delapan
prinsip Good Governance menurut UNDP yaitu sebagai berikut: 1.
Participation. 2.
Rule of law. 3.
Transparency 4.
Responsiveness. 5.
Consensus orientation. 6.
Equity. 7.
Effectiveness and efficiency. 8.
Accountability.
Kedelapan prinsip diatas menurut UNDP saling menguatkan satu sama lain dan tidak bisa berdiri sendiri. Jadi jika bicara tentang Good Governance berarti bicara tentang kedelapan prinsip diatas secara
keseluruhan. Penulis dalam penelitian ini menggunakan teori prinsip Good Governance menurut UNDP United Development Public sebagai acuan teori penelitian ini. Alasan penulis memilih defenisi Good
Governance menurut UNDP adalah karena defenisi dan prinsip Good Governance menurut UNDP sudah umum dipahami oleh masyarakat dan kedelapan prinsip ini sudah mencerminkan pemerintahan
yang baik. Alasan lainnya penulis memilih konsep good governance dari UNDP adalah karena pertama sekali istilah Good Governance dipergunakan oleh UNDP, dan Good Governance yang diterapkan di
Indonesia merupakan perluasan atau pengembangan teori “Good Governance” dari UNDP. Delapan prinsip dari UNDP menurut penulis jika dipahami dan diwujudkan dalam pelayanan publik pasti akan
melahirkan pemerintahan yang baik. Jika dibandingkan dengan pemahaman informan tentang Good Governance, Kantor Camat Medan
Baru belum menerapkan secara keseluruhan prinsip-prinsip Good Governance. Sebuah pemerintahan dikatakan Good jika menerapkan kedelapan prinsip-prinsip Good Governance tanpa memisahkan
prinsip yang satu dengan prinsip yang lain. Dari hasil analisis data ini penulis menganalisa bahwa Kantor Camat Medan Baru belum mampu mewujudkan Good Governance. Hal ini disebabkan karena
komitmen dari tiap pegawai yang masih kurang, budaya birokrasi dan strategi pelayanan publik yang masih mengandung unsur budaya lama patologi birokrasi seperti lambannya kinerja sebagian pegawai,
ada rasa takut pada pimpinan, daya tanggap yang kurang, penyediaan fasilitas sarana penyampaian pendapat dari masyarakat belum ada, masih adanya sikap tidak ramah pada masyarakat dan
pembengkakan jumlah pegawai yang menyebabkan pegawai sering menganggur karena tidak ada yang dikerjakan. Dan hal ini mengarah pada masalah ketidakefesienan dan keefektifitasan instansi pemerintah.
UNDP mendefenisikan governance sebagai “the exercise of political, economic, and admistrative authority to manage a country’s affairs at all levels of society” pelaksanaan kewenangan politik,
ekonomi, dan administrasi dalam mengelola masalah bangsa. Karena itu menurut UNDP, ada tiga model Good Governance, yaitu kepemerintahan politik political governance, kepemerintahan ekonomi
economic governance dan kepemerintahan administratif administrative governance yang mengacu pada sistem implementasi kebijakan
Berdasarkan data yang penulis peroleh melalui wawancara dengan informan penulis menilai bahwa model dari Good Governance yang diterapkan di kantor Camat Medan Baru adalah kepemerintahan
politik political governance, yaitu pemerintah diharapkan menerapkan Good Governance dalam perumusan dan implementasi kebijakan. Good Governance berhubungan dengan proses pengambilan,
penetapan, dan implementasi kebijakan dari pemerintah. Berdasarkan analisi penulis yang didasarkan pada hasil wawancara dan observasi penelitian,
informan penelitian secara teori tidak mengetahui model-model dari Good Governance. Informan hanya mengetahui bahwa model dari Good Governance hanya berhubungan dengan politik. Masalah ini
hanyalah masalah kekurangan ilmu tentang “konsep” model Good Governance. Dan untuk selanjutnya, pegawai kantor camat Medan Baru harus belajar tentang teori Good Governance menurut UNDP.
Sementara berdasarkan pengamatan penulis, Kantor Camat Medan Baru sudah menerapakan model Good Governance dalam bidang pemerintahan administratif. Karena dalam implementasi
kebijakan politik maupun nonpolitik yang ada di kantor camat ini sudah menerapkan prinsip transparansi, keadilan, dan juga akuntabilitas. Setiap keputusan yang ditetapkan pimpinan sudah terbuka
bagi semua pegawai maupun masyarakat yang berkepentingan ke kantor camat ini.
6.2. Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance Dalam Pelayanan Publik Di Kantor Camat Medan Baru