59 sendiri daripada mementingkan tingkat pendidikannya untuk melaksanakan
pekerjaan operasional di perkebunan.
Tabel. 13. Karakteristik Tingkat Pendidikan Responden Tingkat Pendidikan
Jumlah Orang Presentase
1. Sinder Tanaman SD
SLTP SLTA
DiplomaS1 -
- 3
4 -
- 42,86
57,14
Total 7
100,00
2. Mandor Tanaman SD
SLTP SLTA
DiplomaS1 3
8 17
- 10,72
28,57 60,71
-
Total 28
100,00
6.1.4 Masa Kerja
Masa kerja karyawan menunjukkan tingkat kemampuan dan pengalaman yang dimiliki seseorang. Pengalaman kerja selama kurun waktu tertentu dapat
menggambarkan tingkat penguasaan terhadap pekerjaan jika terus dilakukan, sehingga pekerjaan tersebut akan menjadi suatu keahlian karena rutin dikerjakan.
Karyawan tingkat sinder tanaman mempunyai masa kerja selama 16 – 30 tahun sebanyak empat orang 57,14 persen, sisanya sebanyak dua orang 28,57
persen selama 11 – 15 tahun, dan satu orang 14,29 persen baru memiliki masa kerja selama 6 – 10 tahun. Mayoritas karyawan tingkat sinder tanaman
mempunyai masa kerja selama 16 – 30 tahun. Hal tersebut menggambarkan bahwa karyawan sudah memiliki keahlian didalam melaksanakan pekerjaan di
perusahaan.
60 Karyawan tingkat mandor tanaman yang mempunyai masa kerja selama
16 – 30 tahun yaitu lebih dari setengahnya sebanyak 25 orang 89,29 persen, masa kerja 11 – 15 tahun sebanyak dua orang 7,14 persen, dan masa kerja 6 – 10
tahun dimiliki karyawan sebanyak satu orang 3,57 persen. Informasi tersebut jelas menunjukan bahwa karyawan tingkat mandor tanaman pada umumnya sudah
memiliki keahlian untuk menunjang terselesaikannya pekerjaan di perkebunan, karena dilihat dari masa kerja mandor tanaman rata-rata sudah bekerja di PT
Perkebunan Nusantara VII selama 16 – 30 tahun lamanya. Untuk lebih jelas masa kerja karyawan tingkat sinder dan mandor tanaman dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Karakteristik Masa Kerja Responden Masa Kerja Tahun
Jumlah Orang Presentase
1. Sinder Tanaman 0 – 5
6 – 10 11 – 15
16 – 30 -
1 2
4 -
14,29 28,57
57,14
Total 7
100,00
2. Mandor Tanaman 0 – 5
6 – 10 11 – 15
16 – 30 -
1 2
25 -
3,57 7,14
89,29
Total 28
100,00
6.2 Evaluasi Pelatihan PT Perkebunan Nusantara VII Pelatihan di PT Perkebunan Nusantara VII terdiri dari dua jenis yaitu
internal dan eksternal. Pelatihan internal dilaksanakan dalam perusahaan sendiri atau berkaitan dengan divisi tertentu, sedangkan pelatihan ekternal diadakan di
luar perusahaan, dimana pelatihan diadakan di luar perusahaan atas permintaan dari direksi karena kebutuhan dari perusahaan.
61 Masih terdapat kelemahan dalam proses penilaian kebutuhan pelatihan di
perusahaan, pelatihan tanpa melalui tahap analisis kebutuhan pelatihan yang meliputi analisis terhadap variabel tugas atau pekerjaan dan variabel personal.
Melainkan, hanya berdasarkan penilaian langsung pemimpin atau manajer setiap unit usaha, yang disampaikan berdasarkan permintaan dari kantor pusat terutama
bagian divisi SDM sebagai pihak pelaksana program pengembangan sumberdaya manusia.
Berdasarkan pengamatan penempatan kebutuhan pelatihan di perusahaan ini belum baik, karena identifikasi yang dihasilkan kurang menunjukkan kesenjangan
kinerja sebagai alasan dibutuhkannya suatu pelatihan. Sementara disisi lain informasi- informasi dapat membantu perusahaan dalam menggunakan
sumberdaya manusia waktu, dana dll secara efisien dan efektif dalam pelaksanaan pelatihan, dan menghindari kegiatan pelatihan yang tidak perlu untuk
meminimalisasi penilaian yang subyektif dari atasan. Pengembangan sumberdaya manusia di PT Perkebunan Nusantara VII pada
tahun 2006 diantaranya adalah; 1 kursus jabatan; 2 kursus pemeriksaan; 3 seminar dan lokakarya; 4 studi banding; 5 In House Training IHTpelatihan;
6 pendidikan chemiker; 7 Field and Mill Day; 8 kualifikasirekrut; 9 peningkatan kinerja pabrik; 10 SMK3Hiperkes; 11 evaluasi monitoring, dan
12 pelatihan purnakarya. Seluruh peserta yang menjadi Rencana Kegiatan Anggaran Perusahaan RKAP sebanyak 1.931 orang dan yang terealisasi
mengikuti pelatihan sebanyak 2.513 orang. Peserta diambil dari seluruh unit usaha yang berada di Propinsi Sumatra Selatan, Lampung dan Bengkulu.
62 Pelatihan diselenggarakan divisi SDM sebagai program pengembangan
sumberdaya manusia, dengan harapan perusahaan mendapatkan kontribusi dari para pakerja berupa kinerja yang meningkat, dan produktivitas yang tinggi.
Keuntungan yang didapatkan karyawan dari pelatihan yang diikuti yaitu untuk meningkatkan kompetensi, menambah wawasan dan pengalaman, keahlian dll.
6.2.1 Evaluasi Pelatihan IHT