Parkir
Pegawai
Diagram 7. Diagram Alur Pemakaian Ruang oleh Pegawai Sumber: Hasil Olah Data Primer
2.5 Perkembangan Sekolah Secara Umum
A. Sejarah Sekolah Di Indonesia
Sekolah sebelum masa penjajahan Sebelum masa penjajahan pendidikan yang ada di Indonesia berupa pendidikan
nonformal. Pendidikan ini telah ada sejak Zaman Kerajaan Hindu atau sebelumnya, sekolahpendidikan dilangsungkan di tempat ibadah, perguruan atau padepokan.
Sekolah pada masa penjajahan
Pendidikan formal di Indonesia mulai dikenal pada masa ini, pada awal masa penjajahan sampai tahun 1903 sekolah formal masih dikhususkan bagi warga
Belanda di Hindia Belanda. B. Perkembangan Sekolah di kota Medan
Aktifitas pendidikan di Kota Medan tergolong tinggi, sebagaimana kita lihat dari jumlah sekolah di semua jenjang tingkat pendidikan, mulai dari tingkat terendah
hingga perguruan tinggi dan juga kursus-kursus. Sarana sekolah tersebar di seluruh wilayah pemerintahan Kota Medan termasuk pada daerah tertinggal. Perhatian
Pemko Medan terhadap pembangunan pendidikan sangat besar. Hal ini dapat kita lihat dengan program programnya mulai dari pengadaan sekolah baru sampai
dengan pemberian beasiswa bagi siswa kurang mampu siswa terancam putus sekolah yang bertujuan agar semua penduduk Kota Medan yang berusia sekolah
mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pendidikan.
Entrance
Kantor R. Rapat
Kantin Pantry
Toilet
Pulang
2.6 Tinjauan Fungsi Sekolah
2.6.1 Klasifikasi Sekolah Pelaksanaan pendidikan nasional berlandaskan kepada Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Jalur pendidikan terdiri atas www.kemdiknas.go.id : 1. Pendidikan formal, jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan tinggi. 2. Pendidikan non formal, yang meliputi:
a pendidikan kecakapan hidup, b pendidikan anak usia dini,
c pendidikan kepemudaan, d pendidikan pemberdayaan perempuan,
e pendidikan keaksaraan, f pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja,
g pendidikan kesetaraan, serta h pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.
Satuan pendidikan nonformal terdiri atas: a lembaga kursus,
b lembaga pelatihan, c kelompok belajar,
d pusat kegiatan belajar masyarakat, dan e majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis.
3. Pendidikan informal Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk
kegiatan belajar secara mandiri. Hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar
nasional pendidikan. A. Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal,
nonformal, danatau informal.
Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk: 1. Taman Kanak-kanak TK,
2. Raudatul Athfal RA, atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk:
1. Kelompok Bermain KB, 2. Taman Penitipan Anak TPA, atau bentuk lain yang sederajat.
Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.
B. Pendidikan Kedinasan Pendidikan kedinasan merupakan pendidikan profesi yang diselenggarakan oleh
departemen atau lembaga pemerintah nondepartemen. Pendidikan kedinasan berfungsi meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam pelaksanaan tugas kedinasan bagi
pegawai dan calon pegawai negeri suatu departemen atau lembaga pemerintah nondepartemen.
Pendidikan kedinasan diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal dan nonformal. C. Pendidikan Keagamaan
Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh Pemerintah danatau kelompok masyarakat dari pemeluk agama, sesuai dengan peraturan perundangundangan.
Pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal.
Pendidikan keagamaan berbentuk: 1. pendidikan diniyah,
2. pesantren, 3. pasraman,
4. pabhaja samanera, dan bentuk lain yang sejenis. D. Pendidikan Jarak Jauh
Pendidikan jarak jauh dapat diselenggarakan pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Pendidikan jarak jauh berfungsi memberikan layanan pendidikan kepada
kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara tatap muka atau reguler.
Pendidikan jarak jauh diselenggarakan dalam berbagai bentuk, modus, dan cakupan yang didukung oleh sarana dan layanan belajar serta sistem penilaian yang menjamin
mutu lulusan sesuai dengan standar nasional pendidikan.
E. Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat
kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, sosial, danatau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Pendidikan
layanan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik di daerah terpencil atau terbelakang, masyarakat adat yang terpencil, danatau mengalami bencana alam,
bencana sosial, dan tidak mampu dari segi ekonomi. Warga negara asing dapat menjadi peserta didik pada satuan pendidikan yang
diselenggarakan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Klasifikasi sekolah menurut status sekolah terbagi dari 2:
1. Sekolah Negeri Public school, yaitu sekolah yang diselenggarakan oleh Pemerintah, mulai dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah
Menengah Atas, dan Perguruan Tinggi. 2. Sekolah Swasta Private School, yaitu sekolah yang diselenggarakan oleh
nonpemerintah Swasta, penyelenggara berupa badan berupa yayasan pendidikan yang sampai saat ini badan hukum penyelenggara pendidikan masih
berupa rancangan peraturan pemerintah. 2.6.2 Aspek-aspek Standar Sekolah Internasional
Standar internasional yang dituntut dalam SBI adalah Standar Kompetensi Lulusan, Kurikulum, Proses Belajar Mengajar, SDM, Fasilitas, Manajemen, Pembiayaan, dan
Penilaian standar internasional. Dalam SBI, proses belajar mengajar disampaikan dalam dua bahasa yaitu bahasa Inggris dan bahasa Indonesia.
Berdasarkan Permendiknas No. 78 tahun 2009 tentang penyelenggaraan Sekolah Berstandar Internasional www.kemdiknas.go.id, Tujuan penyelenggaraan Sekolah
Internasional adalah untuk menghasilkan lulusan yang memiliki : a. kompetensi sesuai standar kompetensi lulusan dan diperkaya dengan standar
kompetensi pada salah satu sekolah terakreditasi di negara anggota OECD atau negara maju lainnya;
b. daya saing komparatif tinggi yang dibuktikan dengan kemampuan menampilkan keunggulan lokal ditingkat internasional;
c. kemampuan bersaing dalam berbagai lomba internasional yang dibuktikan dengan perolehan medali emas, perak, perunggu dan bentuk penghargaan internasional lainnya;
d. kemampuan bersaing kerja di luar negeri terutama bagi lulusan sekolah menengah kejuruan;
e. kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris skor TOEFL Test 7,5 dalam skala internet based test bagi SMA, skor TOEIC 450 bagi SMK, danatau bahasa asing
lainnya; f. kemampuan berperan aktif secara internasional dalam menjaga kelangsungan hidup
dan perkembangan dunia dari perspektif ekonomi, sosio-kultural, dan lingkungan hidup; g. kemampuan menggunakan dan mengembangkan teknologi komunikasi dan informasi
secara professional.
Kurikulum
Kurikulum International Baccalaureate IB Kurikulum IB menawarkan tiga program pendidikan internasional untuk siswa berusia
3 - 19 tahun tingkat SD sampai dengan SMA. IB dikenal sebagai kepala dalam bidang pendidikan internasional. IB adalah sebuah yayasan yang tidak meraup keuntungan, tetapi
mempunyai misi yang jelas dalam menawarkan tiga program bertantangan bagi siswa berusia 3 – 19 tahun www.jisedu.org.
Penjelasan singkat tentang ketiga program tersebut
Primary Years Programme PYP, ini adalah program untuk siswa tingkat SD yang berusia 3 – 12 tahun. Program ini fokus pada perkembangan keseluruhan siswa di
dalam kelas maupun di luar.
Middle Years Programme MYP, program untuk siswa tingkat menengah yang berusia 11 – 16 tahun yang menawarkan tantangan akademis dan keahlian hidup melalui dan
melampaui pelajaran sekolah tradisonal, dan
Diploma Programme ditujukan bagi siswa berusia 16 – 19 tahun yang mempunyai kualifikasi untuk diterima di berbagai universitas di dunia.
Ketiga program tersebut tidak harus seluruhnya diterapkan sebuah sekolah. Sekolah dapat memilih dari ketiga program tersebut dan menerapkannya sebagai kurikulum.
IB mempunyai beberapa criteria yang membuatnya menjadi pendidikan bertaraf internasional. Adapun criteria tersebut adalah:
1. Menguatkan hubungan kewarganegaraan di seluruh dunia melalui budaya, bahasa, dan pembelajaran untuk dapat hidup bersama,
2. Membangun dan menguatkan kesadaran terhadap identitas dan budaya, 3. Menumbuhkan pengakuan dan pengembangan nilai manusia,
4. Menstimulasi rasa ingin tahu siswa agar mereka dapat terus menemukan dan merasakan kesenangan belajar,
5. Menawarkan muatan internasional, di samping itu bertanggung jawab pada permintaan dan minat lokal
6. Mendukung keanekaragaman dan fleksibilitas metode pengajaran, dan 7. Menyediakan bentuk penaksiran dan perbandingan internasional.
Bahasa pengantar dalam kurikulum IB dapat berupa Bahasa Inggris, Bahasa Perancis, Bahasa Spanyol, dan bahasa Cina. Tidak menutup kemungkinan, keempat
bahasa tersebut dapat dijadikan pelajaran tambahan di luar mata pelajaran sekolah. Kelebihan kurikulum IB adalah:
1. Kurikulum ini menawarkan pendidikan yang dapat disesuaikan dengan karakter anak- anak, yang terdiri dari 3 jenis program yang mempunyai tingkat tertentu,
2. Kurikulim ini mempunyai reputasi pendidikan berkualitas tinggi selama 35 tahun, 3. Kurikulum ini mengajarkan murid agar berpikir lebih terbuka seperti negara lain yang
berkembang. Untuk melakukan, sebelumnya murid harus mengembangkan dan mengerti budaya identitas nasional mereka sendiri,
4. Kurikulum ini mengajarkan murid untuk berkelakuan positif seperti menanyakan pertanyaan yang bertantangan, mengkritik sebagai reaksi, mengembangkan ilmu
penelitian, belajar bagaimana cara belajar dan berpartisipasi dalam komunitas servis, 5. Kurikulum ini juga dapat diterapkan oleh setiap jenis sekolah di dunia, baik sekolah
nasional, internasional, publik, maupun privat. Primary Years Programme PYP
Kurikulum IB yang paling penting dan berbeda dengan yang lainnya untuk tingkat dasar adalah six transdisciplinary themes. Keenam tema pokok ini mempunyai arti, dan
penting untuk kita semua. Keenam tema tersebut adalah •
Siapakah kita, •
Dimanakah dan kapankah kita berada sekarang, •
Bagaimana kita mengekspresikan diri kita sendiri, •
Bagaimana dunia ini bekerja, •
Bagaimana kita mengatur diri kita sendiri, dan •
Berbagi dengan yang lainnya. Keenam tema pokok tersebut dapat diterapkan dalam 6 mata pelajaran seperti:
1. Bahasa, 2. Sosial,
3. Matematika, 4. Seni,
5. Ilmu Pengetahuan Alam, dan
6. Pendidikan personil, sosial, dan fisik. Keenam tema pokok dan pelajaran tersebut jika digambarkan dalam segienam akan
terlihat seperti gambar di bawah
Gambar 5. Segi-enam tema pokok dan mata pelajaran dalam PYP Sumber: www.jisedu.org
Middle Years Programmme MYP Program ini terdiri dari 8 mata pelajaran yang mempunyai kerangka pembelajaran
sesuai atau melebihi pelajaran yang sedang dipelajari. Siswa diminta untuk dapat berbahasa lokal dan internasional dengan baik, kemanusiaan, IPA, matematika, seni, pendidikan
jasmani dan teknologi. Untuk tahap akhir program, siswa diwajibkan mempunyai satu tugas pribadi yang membuktikan pemahaman dan keahlian yang telah mereka dapatkan dan
kembangkan selama mengikuti program ini. Kurikulum ini digambarkan dengan bentuk segi- delapan dengan lima interaksi lainnya.
Gambar 6. Segi-delapan yang menunjukkan hubungan 8 mata pelajaran dan 5 interksi lainnya pada MYP Sumber: www.jisedu.org
Diploma Programme DP Program diploma adalah program dua tahun yang menuntut siswa:
• Belajar enam pelajaran
• Menyelesaikan essay
• Mengikuti kelas theory of knowledge
• Berpartisipasi dalam kreativitas
Essay yang dikerjakan adalah berupa essay hasil penelitian siswa dari salah satu mata pelajaran yang telah dipelajari. Untuk kelas theory of knowledge adalah kelas yang
mendukung siswa dalam pengetahuan alam dengan pemahaman yang beda persepsi, emosi, bahasa, dan alasan dan pengetahuan yang berbeda IPA, seni, matematika, dan
sejarah. Kreativitas yang dimaksud dapat berupa kreativitas dari pelajaran seni di dalam kelas.
Gambar 7. Segi-enam Program Diploma Sumber: www.jisedu.org
Standar kompetensi lulusan Sekolah Bertaraf Internasional adalah keberhasilan lulusan yang melanjutkan ke sekolah internasional dalam negeri maupun di luar negeri
dengan tetap berkepribadian bangsa Indonesia, menguasai dan terampil menggunakan ICTInformation Communication Technology, mampu debat dengan Bahasa Inggris,
terdapat juara internasional dalam bidang: a Olahraga, kesenian, kesehatan, budaya, dll,
b Mampu menyelesaikan, tugas–tugas dan mengumpulkan portofolio dengan baik, c Mampu meyampaikanmendemonstrasikan tugas-tugas dari gurusekolah,
d Mampu melaksanakan eksprimen dalam pengembangan pe ngetahuan dan keterampilan,
e Mampu menemukan mem buktikan pengalaman bela jarnya dengan berbagai karya,
f Mampu menulis dan mengarang dengan bahasa asing atau dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar,
g Memperoleh kejuaraan olimpiade internasional dalam bidang: matematika, fisika, biologi, kimia, astronomi, dan atau lainnya ditunjukkan dengan sertifikat
internasional, h NUAN rata-rata tinggi 7,5, memiliki kemampuan penguasaan teknologi dasar,
i Melakukan kerjasama dengan berbagai pihak, baik secara individual, kelompokkolektif lokal, nasional, regional, dan global dengan bukti ada piagam
kerjasama atau MoU yang dilakukan oleh lulusan, j Memiliki dokumen lulusan tentang karya tulis, persuratan, administrasi sekolah,
penelitian, dll dalam bahasa asing atau dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar,
k Memiliki dokumen dan pelaksanaan, pengelolaan kegiatan belajar secara baik ada perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengkoordinasian, dan evaluasi dari
lulusan, l Menguasai budaya bangsa lain, memiliki dokumen karya tulis, nilai, dll tentang
pemahaman budaya bangsa lain dari lulusan, m Memiliki pemahaman terhadap kepedulian dengan lingkungan sekitar sekolah, baik
lingkungan sosial, fisik maupun budaya, n Memiliki berbagai karya-karya lain dari lulusan yang bermanfaat bagi dirinya maupun
orang lain, bangsa, dll, dan o Terdapat usaha-usaha dan atau karya yang mencerminkan jiwa kewirausahaan
lulusan. 2.6.3 Studi Banding Dengan Sistem Pendidikan Konvensional
2.6.3.1 Tinjauan Pendidikan Umum
A. Pengertian Pendidikan Formal Institusi Pendidikan adalah sebuah institusi resmi yang dikelola oleh Pemerintah
dengan menyelenggarakan pendidikan secara terencana, sengaja, terarah dan sistematis yang didiajarkan oleh Pendidikan profesional yang programnya dituangkan
kedalam jangka waktu tertentu. Pendidikan formal terdiri dari mulai Taman Kanak- Kanak TK, Sekolah Dasar SD selama 6 tahun, sekolah lanjutan tingkat pertama
SLTP, kemudian melanjutkan pendidikan lanjutan tingkat atas SLTA, yang kesemuanya masing-masing 3 tahun dan siswa dapat melanjutkan pendidikan tingkat
tinggi UniversitasAkademi. B. Fungsi Pendidikan Formal
Pendidikan formal harus dapat menumbuhkembangkan anak sebagai makhluk individu melalui pembekalan dalam semua bidang studi dengan pengkajian bidang studi
perlu dan perlu adanya pengembangaan sikap sosial, gotong royong, toleransi, demokrasi, dan sejenisnya. Anak didik harus mendapatkan pemahaman, penghayatan
dan pengamalan pancasila, pendidikan agama, dan pembinaan watak. C. Kurikulum Pendidikan Formal Dan Belajar
Sesuai dengan petunjuk pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional tahun 1993, isi kurikulum dalam Bab IX pasal 18 ayat 2 memuat kajian dan pelajaran kurikulum
misalnya Sekolah Dasar adalah sebagai berikut: a Pendidikan Pancasila
b Pendidikan Agama c Kewarganegaraan
d Bahasa Indonesia e Ilmu Pengetahuan Alam
f Ilmu Pengetahuan Alam g Ketrampilan Khusus
h Pendidikan Jasmani dan Kesehatan i Seni Lukis
D. Waktu Belajar Waktu belajar pendidikan formal untuk SD harus sesuai Pendidikan Nasional dengan
waktu belajar mulai jam 07.00- 13.00 selama 6 hari. E. Tenaga Pengajar Dalam Pendidikan Formal
Menurut Buku Petunjuk Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional Tahun 1993 pada BAB VIII pasal 17 dijelaskan bahwa tenaga kependidikan formal terdiri dari:
a Kepala Sekolah satu orang b Guru kelas satu orang merangkap salah satu pengampu mata pelajaran
c Guru mata pelajaran
Tabel Mata Pelajaran dan Alokasi waktu di Sekolah Umum
Komponen Kelas dan Alokasi
Waktu jumlah jam pelajaran dalam 1 minggu
VII VIII
IX X
XI XII
A. Mata Pelajaran
IPA IPS
IPA IPS
1. Pendidikan Agama 2
2 2
2 2
2 2
2
2. Pendidikan Kewarganegaraan
2 2
2 2
2 2
2 2
3. Bahasa Indonesia 4
4 4
5 5
5 5
5
4. Bahasa Inggris
4 4
4 5
5 5
5 5
5. Matematika 4
4 4
4 5
4 5
4
6. Ilmu Pengetahuan Alam
4 4
4 5
10 -
10 -
7. Ilmu Pengetahuan Sosial
4 4
4 6
- 11
- 11
8. Seni Budaya 2
2 2
2 2
2 2
2
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga
dan Kesehatan 2
2 2
2 2
2 2
2
10.Keterampilan Teknologi Informasi
dan Komunikasi 2
2 2
2 2
2 2
2
B. Muatan Lokal
2 2
2 2
2 2
2 2
C. Pengembangan Diri
2 2
2 2
2 2
2 2
Jumlah 32
32 32
39 39
39 39
39 Tabel 14. Tabel Mata Pelajaran dan Alokasi Waktu di Sekolah Umum
Sumber: www.puskur.net
2.6.3.2 Tinjauan Pendidikan International School
A. Misi,Visi dan filosofi International school 1 Misi
Sekolah internasional, khususnya sekolah yang mempunyai misi untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dan pengajaran bagi anak- anak WNA di Indonesia.
2 Visi Tujuan sekolah internasional adalah meningkatkan perkembangan pendidikan
secara maksimum bagi para murid serta memacu sikap positif murid dalam menghadapi dunia yang terus berubah menuju masa depan, dan merefleksikan komunitas
internasional. 3 Filosofi
Berdasarkan keragaman siswa dan pentingnya siswa sebagai peserta didik, maka filosofi yang dianut sekolah internasional adalah :
a Internasional Environment Lingkungan internasional harus mencerminkan fleksibilitas mengingat siswa dari
beragam bangsa di dunia. b Education
Pendidikan menyangkut skill keahlian dan knowledge pengetahuan c Cooperation, Tolerance, Comunication, Self Motivation
Memelihara kerjasama, toleransi, komunikasi, motivasi diri dan kasih sayang dalam belajar
d Love and Learning, Apreciation Kecintaan dan keinginan untuk memepelajari serta mengapresiasi budaya
indonesia e Discovery, Problem Solving, Inquiri, Creative and Critical Thinking, And Self
Direction Sekolah menekan kan pada penemuan, pemecahan masalah, penyelidikan dan
pemikiran kreatif dan kritis. B. Persyaratan pendirian international school
1 Yayasan Pendidikan sekolah internasional berdasarkan ketentuan dari yayasan antara
lain: a Yayasan yang didirikan oleh masyarakat WNA yang berdiam sementara di
indonesia b Yayasan tersebut didirikan untuk menyelenggarakan sekolah internasional.
c Alam susunan pengurus yayasan tersebut terdapat WNI. d Sesuai fungsinya, yayasan tidak bersifat komersil.
2 Pendirian Sekolah Pendirian sekolah dasar internasional memerlukan izin dari Menteri pendidikan
dan Kebudayaan, serta setiap yayasan diizinkan mendirikan dan menyelenggarakan sebanyak-banyaknya hanya satu unit lengkap sekolah di satu
kotamadya atau kabupaten saja, dimana yayasan tersebut berdomisili. C. Karakter international school
Berbeda dengan sekolah umum lainya di indonesia, sekolah internasional ini mempunyai filosofi yang mementingkan pelayanan semata-mata untuk tujuan
keberhasilah pendidikan, bersifat informal dan juga akan membawa citra bangsa. D. Sistem pendidikan international school
Kurikulun sekolah internasional, khususnya sekolah menengah dan sekolah atas internasional berdasarkan kurikulum yang berlaku di salah satu negara asing yang dipilih
yayasan.bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa nasional salah satu negara. kurikulum yang menggunakan bahasa internasional atau bahasa inggris adalah north
american model dan british model, karena keragaman siswa dari berbagai negara di dunia maka kurikulum yang digunakan adalah north american model, karena mempunyai
jenjang pendididkan yang lebih universal dibanding british model, sedangkan british model digunakan untuk sekolah yang berada dibawah negara persemakmuran.
E. Aktivitas yang diwadahi. Aktivitas yang diwadahi didasarkan pada aktivitas pelaku kegiatan, yaitu:
1 Aktivitas Utama Pendidikan. Aktivitas utama ini dapat dibagi menjadi aktivitas balajar mengajar, istirahat dan
bermain, ko-kurikuler, dan pustaka. 2 Aktivitas Penunjang
Aktivitas penunjang dapat dibagi menjadi aktivitas adminitrasi, pengelolaan, komunikasi, evaluasi dan pelayanan.
Tabel Alokasi waktu pada Sekolah Internasional
MondayWednesday TuesdayThursday
Friday Tutor GroupAssembly
7.40 – 8.00 7.40 – 8.00
7.40 – 8.15
Lesson 1 8.00 – 8.45
8.00 – 8.45 8.15 – 8.55
Lesson 2 8.45 – 9.30
8.45 – 9.30 8.55 – 9.35
Lesson 3
9.30 – 10.15 9.30 – 10.15
9.35 – 10.15
Break 10.15 – 10.35
10.15 – 10.35 10.15 – 10.35
Lesson 4 10.35 – 11.20
10.35 – 11.20 10.35 – 11.15
Lesson 5 11.20 – 12.05
11.20 – 12.05 11.15 – 11.55
Lunch 12.05 – 12.45
12.05 – 12.45 Lesson 6: 11.55 –
12.35
Lesson 6
12.45 – 1.30 12.45 – 1.30
Lunch: 12.35 – 1.35
Lesson 7 1.30 – 2.15
1.30 – 2.15 1.35 – 2.15
Lesson 8 2.15 – 3.00
na na
ASA 1 3.15 – 4.00
2.30 – 3.30 na
ASA 2 4.00 – 4.45
3.30 – 4.30 na
Tabel 15. Tabel Alokasi Waktu di Sekolah Internasional Sumber: www.jisedu.org
Tabel Mata Pelajaran di Sekolah Internasional
Middle Year Programme Diploma Programme year 9, 10 and 11
Year 6 Year 7
Year 8 The Medic
The Linguistic The Enterpreneur
The Artist The
Economist The Literary
Scholar English
1 lesson day English
6 lesson week English
5 lesson week Chemistry HL
4 lesson week French HL
4 lesson week English HL
4 lesson week Art HL
4 lesson week
Economics HL
4 lesson week
English HL 4 lesson week
Mathematics 1 lesson day
Mathematics 6 lesson week
Mathematics 5 lesson week
Biology HL 4 lesson week
Spanish HL 4 lesson week
Mandarin HL 4 lesson week
English HL 4 lesson
week Maths HL
4 lesson week
French HL 4 lesson week
Science 3 lesson week
Science 4 lesson week
Science 4 lesson week
Maths HL 4 lesson week
English HL 4 lesson week
Business and Management HL
4 lesson week Spanish HL
4 lesson week
Geography HL
4 lesson week
History HL 4 lesson week
Modern Foreign Language
3 lesson week Modern Foreign
Language 3 lesson week
Modern Foreign Language
4 lesson week French SL
2 lesson week Business and
Management SL
2 lesson week Psychology SL
2 lesson week Psychology SL
2 lesson week
English SL 2 lesson
week Geography SL
2 lesson week Art
2 lesson week Art
2 lesson week Art
4 lesson week Psychology SL
2 lesson week Biology SL
2 lesson week Physics SL
2 lesson week Biology SL
2 lesson week
Spanish SL 2 lesson
week Biology SL
2 lesson week Design and
Technology 2 lesson week
Design and Technology
2 lesson week Design and
Technology 2 lesson week
English SL 2 lesson week
Maths SL 2 lesson week
Maths SL 2 lesson week
Maths SL 2 lesson
week Physics SL
2 lesson week
Maths SL 2 lesson week
Drama 1 lesson week
Drama 2 lesson week
Drama 2 lesson week
Creativity, action service CAS
and the theory of knowledge TOK
course
2 lesson week Creativity,
action service CAS and the
theory of knowledge
TOK course
2 lesson week Creativity, action
service CAS and the theory of
knowledge TOK course
2 lesson week Creativity,
action service CAS
and the theory of
knowledge TOK course
Creativity, action
service CAS and
the theory of knowledge
TOK Creativity, action
service CAS and the theory
of knowledge TOK course
2 lesson week
2 lesson week
course 2 lesson
week Geography
2 lessons week Geography
2 lesson week Geography
2 lesson week History
2 lesson week History
2 lesson week History
2 lesson week Information and
Communication Technology
2 lesson week Information and
Communication Technology
2 lesson week Information and
Communication Technology
2 lesson week
Music 2 lesson week
Music 2 lesson week
Physical Education
2 lesson week Physical
Education 2 lesson week
Tabel 16. Tabel Mata Pelajaran di Sekolah Internasional Sumber: www.jisedu.org
Kesimpulan: Hasil perbandingan kurikulum sekolah umum dan sekolah internasional
Sekolah Internasional Middle Year Programme Sekolah Umum Kelas VII, VIII, IX
Ruang Karakteristik Ruang Karakteristik
Belajar Formal •
Ruang Kelas Ruang kelas fleksibel, juga digunakan untuk
diskusi. Jumlah pengguna sedikit ± 25 orang •
Kelas Outdoor Di luar ruang. Dipakai pada mata pelajaran tertentu
• Ruang diskusi
Digunakan pada mata pelajaran tertentu dimana ruang kelas tidak memungkinkan untuk berdiskusi.
Disediakan 1 ruang setiap tingkat Belajar Formal
• Ruang Kelas
Ruangan yang tidak fleksibel, dengan jumlah pengguna yang cukup banyak ± 30-40 orang
• Tidak ada kelas outdoor
• Tidak ada ruang diskusi
Pelajaran musik •
Ruang musik Pelajaran Musik
• Tidak ada ruang khusus
Ruang kelas fleksibel, digunakan oleh pengguna yang sedikit ± 25 orang
Pelajaran Art •
Ruang workshop Ruangan yang fleksibel, cukup luas karena
kegiatan bukan merupaka kegiatan yang statis •
Ruang display Ruang tidak perlu fleksibel, hanya untuk memajang
barang hasil prakarya Pelajaran Art
• Tidak ada ruang khusus
After School Activity adalah
kurikulum •
Ruang-ruang ekstrakurikuler Ruangan tergantung kegiatan yang ditampung
• Open Space
Menampung kegiatan outdoor yang mengharuskan menggunakan ruang luar
After School Activity bukan merupakan kurikulum
• Ruang-ruang ekstrakurikuler
Hanya ruangan kecil untuk koordinasi
Makan dan minum •
Kantin Ruangan harus dapat menampung semua siswa.
Tidak perlu dapur, menu ditentukan di awal masa ajar.
Makan dan minum •
Kantin Ruangan tidak perlu menampung semua siswa. Perlu
dapur karena siswa pesan sendiri Adanya Kepala
Kurikulum •
Ruang Kepala kurikulum Tidak ada kepala kurikulum
- Antar Jemput
• Area antar jemput disediakan
Antar jemput •
Area antar jemput biasanya tidak disediakan Ada Sisterhood
School •
Hunian Sementara asrama Hunian bagi guru dari sekolah penyedia kurikulum.
Tidak ada Sisterhood School -
Tabel 17. Tabel Perbandingan Sekolah Internasional dan Sekolah Umum Sekolah Menengah Pertama Sumber: Hasil Olah Data Primer
Sekolah Internasional Diploma Programme Sekolah Umum Kelas X, XI, XII
Ruang Karakteristik Ruang Karakteristik
Belajar Formal •
Ruang Kelas Ruang kelas fleksibel, juga digunakan untuk diskusi.
Jumlah pengguna sedikit ± 25 orang •
Kelas Outdoor Belajar Formal
• Ruang Kelas
Ruangan yang tidak fleksibel, dengan jumlah pengguna yang cukup banyak ± 30-40 orang
• Tidak ada kelas outdoor
Di luar ruang. Dipakai pada mata pelajaran tertentu •
Ruang diskusi Digunakan pada mata pelajaran tertentu dimana
ruang kelas tidak memungkinkan untuk berdiskusi. Disediakan 1 ruang setiap tingkat
• Tidak ada ruang diskusi
6 penjurusan •
Ruang kelas, kelas outdoor, ruang diskusi Jumlahnya lebih banyak, dengan jumlah pengguna
yang lebih sedikit 2 penjurusan
• Ruang Kelas
Jumlah ruang kelas lebih sedikit dari sekolah internasional
Praktikum •
Ruang Laboratorium Jumlah lebih banyak, karena pengguna lebih banyak
Praktikum •
Ruang Laboratorium Jumlah lebih sedikit daripada sekolah internasional
Makan dan minum •
Kantin Ruangan harus dapat menampung semua siswa.
Tidak perlu dapur, menu ditentukan di awal masa ajar.
Makan dan minum •
Kantin Ruangan tidak perlu menampung semua siswa. Perlu
dapur karena siswa pesan sendiri Antar Jemput
• Area antar jemput disediakan
Antar jemput •
Area antar jemput biasanya tidak disediakan Adanya Kepala
Kurikulum •
Ruang Kepala kurikulum Tidak ada kepala
kurikulum -
Ada Sisterhood School •
Hunian Sementara asrama Hunian bagi guru dari sekolah penyedia kurikulum.
Tidak ada Sisterhood School
- Tabel 18. Tabel Perbandingan Sekolah Internasional dan Sekolah Umum Sekolah Menengah Atas
Sumber: Hasil Olah Data Primer
2.6.4 Struktur Organisasi Sekolah Secara Umum
Diagram 8. Diagram Struktur Organisasi Sekolah Sumber: www.jisedu.org
Bagian pengelola atau pengurus sekolah: 1 Kepala Sekolah
2 Wakil Kepala Sekolah: a. Wakil Kepala Sekolah bagian Kurikulum
b. Wakil Kepala Sekolah bagian Pengembangan siswa c. Wakil Kepala Sekolah bagian Operasional
3 Asisten administratif Kepala Sekolah 4 Asisten administratif bagian Kurikulum
5 Kurikulum bagian PYP Primary Years Programme 6 Kurikulum bagian MYP Middle Years Programme
OPERASIONAL SEKOLAH 1 Kepala operasional akademik
2 Kepala manajemen bangunan 3 Kepala operasional IT
4 Marketing manager 5 Kepala perpustakaan dan pusat pembelajaran
6 Kepala bagian konsultasi siswa 7 Manager keuangan
2.6.5 Pertimbangan dan Peraturan dalam Perancangan Sekolah A. Sirkulasi
Pola sirkulasi biasanya berkelanjutan dan membimbing si pengguna jalan,
Keamanan adalah hal yang harus diperhatikan, terutama untuk yang usia muda,
Untuk pergerakan yang aman dan efisien, bedakan dan pisahkan menurut jenis
sirkulasi,
Kurangi pertemuan antara pejalan kaki dan pengguna kendaraan,
Untuk sirkulasi dan parkir kendaraan bedakan dalam 3 zona yaitu zona pekerja, tamu, dan murid,
Pertimbangan area sirkulasi untuk bus sekolah,
Sirkulasi kendaraan untuk keperluan servis bangunan sebaiknya tidak jauh dan
dekat dari pintu masuk sehingga mengurangi tempat untuk berputar. B. Keamanan Pengguna
Keamanan adalah aspek yang paling penting. Trotoar atau tempat berjalan sebaiknya menggunakan material untuk semua cuaca, tidak licin, jelas, dan dirancang
denga tujuan mengurangi konflik pertemuan antara pejalan kaki dan pengguna kendaraan. Untuk perbedaan ketinggian yang rendah, ramp sangatlah dianjurkan.
C. Keamanan dari Segi Lain Sekolah, ditinjau dari penggunanya adalah merupakan bangunan yang harus
mempunyai sistem keamanan dari pada bangunan dengan fungsi lainnya. Perlengkapan dan pencegahan untuk keperluan keamanan harus diprioritaskan dan ini mempengaruhi
seluruh rancangan dalam denah, konstruksi, dan pemilihan material. Aspek kesehatan dan kemanan menjadi aspek yang menyerap tingkat kesulitan dan biaya dalam
merancang bangunan sekolah. Berikut ini adalah pertimbangan keamanan yang harus diperhatikan:
1 Keamanan struktur
Kekuatan material dan faktor keamanan dari segi ketahanan api
Tahan gempa
Tahan angin yang kencang 2 Tahan api
Perhatian keamanan dan perlindungan pada bagian pintu darurat, koridor, dan
tangga
Pendeteksi api dan sistem alarm
Sistem sprinkler
Material dan bahan finishing yang tidak mudah terbakar dan tidak beracun
3 Kesehatan
Sistem ventilasi yang standar
Pencahayaan dan elektrikal yang standar
Sistem pemipaan 4 Keadaan darurat khusus
Sistem pencahayaan pada saat keadaan darurat
Perlindungan pada saat darurat
Permukaan yang tidak licin terutama pada tangga, ramp, ruang loker, dan
bagian kolam renang
Panel kaca pada pintu, putaran pintu, dan railing pada tangga 5 Pendekatan untuk orang cacat
Membutuhkan akomodasi pada entrance dalam sirkulasi, toilet, dan akomodasi publik lainnya. Rancangan koridor sebaiknya memperhatikan lokasi tangga dan pintu
darurat, sehingga pengguna tidak berdesakan ketika koridor dalam keadaan ramai. D. Area Masuk
Area masuk harus bersifat mengundang dan ramah, tidak terkesan dilarang. Seperti yang kita ketahui, keterlibatan diri dalam sebuah komunitas adalah salah satu kunci
sukses. Komunitas siswa diharapkan melibatkan diri mereka dalam sekolah, karena itu sebuah sekolah sebaiknya dibuat seperti milik mereka. Area masuk yang bersifat
mengundang juga harus diimbangi dengan tingkat keamanan yang cukup pada area masuk dan dipisahkan dari area publik.
Gambar 8. Sketsa Zoning Area Masuk yang Nyaman Sumber: Nair, 2000
E. Pintu keluar Pintu keluar dan pintu darurat pada sekolah harus ditandai dengan jelas sehingga
pada saat digunakan, pengguna tidak merasa ragu-ragu dan bingung. Umumnya pintu keluar sekolah yang tersedia sebanyak dua atau lebih. Pintu keluar terdekat harus dapat
dilihat dari setiap sudut di koridor. F. Pintu Kelas
Pintu kelas sebaiknya diletakkan di bagian depan kelas dan dimundurkan dari koridor dan mempunyai sebuah jendela kaca kecil dengan bahan kaca tempered glass3 agar
pengguna pintu yang berasal dari dalam maupun luar kelas dapat melihat jika ada yang mendekati pintu sehingga tidak terjadi tabrakan. Perbedaan level sebaiknya dihindarkan
agar pada saat pemindahan peralatan maupun perabot tidak terganggu. Jika pintu kelas berfungsi sebagai pembatas antara dua ruang kelas, sebaiknya material pintu bersifat
akustik dan mudah untuk digunakan.
Gambar 9. Panel Kaca dan Ukuran Standar Pintu Kelas Sumber: Nair, 2000
G. Koridor Sebuah koridor yang baik adalah koridor dimana siswa dapat bergerak bebas di
dalamnya. Dinding koridor harus bersih dari segala halangan. Untuk lemari loker, hydrant box, pintu kelas, dan lainnya sebaiknya dimundurkan sehingga semua itu tidak
mengganggu aktivitas siswa. Jika koridor lebih panjang dari 60 meter maka pola lantai atau perspektif harus dibedakan.
Gambar 10. Bagian Dinding Koridor yang Dimundurkan Sumber: Nair, 2000
H. Tangga Syarat untuk sebuah tangga di sekolah sebaiknya mempermudah dan mempercepat
pergerakan, dan aman. Untuk menghindari agar siswa tidak saling berdesakan ketika mereka pindah ke kelas lainnya, sebaiknya ukuran tangga adalah 1,4 meter- 1,5 meter.
Konstruksi tangga sebaiknya tahan api dan mengarah ke pintu darurat. Akan lebih baik lagi jika tangga mempunyai sistem pengontrol asap. Pada kedua sisi tangga harus
terdapat pegangan tangan dan pada bagian ujung anak tangga dianjurkan untuk memakai bahan yang tidak licin seperti gambar berikut.
Gambar 11. Potongan Tangga Sumber: Nair, 2000
I. Ruang Kelas Standar kapasitas ruangan kelas berbeda-beda tergantung dari tingkat dan fungsi
kelas tersebut. Untuk kelas tingkat dasar dan menengah, umumnya kapasitas yang diizinkan sekitar 27 murid sedangkan untuk sekolah taman kanak-kanak adalah
maksimal 20 murid.
Gambar 12. Susunan Kursi dan Ukuran Ruang Kelas Sumber: Nair, 2000
Gambar pertama menunjukkan ukuran kelas yang standar dengan bagian pintu sedikit menjorok ke dalam dan dengan susunan kursi yang standar. Gambar kedua,
dengan ukuran dan bentuk sedemikian rupa merupakan kelas tersebut sangat fleksibel karena dapat dijadikan ruang diskusi maupun ruang belajar bersama bagi murid-murid.
Untuk gambar ketiga adalah ruangan kelas yang menampung siswa dalam jumlah yang banyak dapat menampung sekitar 64 siswa dan setiap barisan kursi ditinggikan sedikit
agar pandangan dari belakang tidak terganggu. Kelas berbentuk persegi terbukti lebih efisien dibandingkan dengan kelas berbentuk persegi panjang.
Luas ruangan kelas yang direkomendasi bagi kelas tingkat dasar menurut buku Time Saver Standards for Building Types adalah sekitar 85-115 m2, untuk tingkat menengah,
luas ruangan kelas berkisar antara 75-90 m2. Penggabungan kelas untuk belajar bersama bisa saja terjadi, maka dengan pertimbangan hal tersebut, sebaiknya ada
beberapa ruangan kelas yang dinding pemisahnya berupa pintu lipat dengan nilai akustik yang cukup tinggi sehingga kedua kelas tidak saling mengganggu ketika
dipisahkan.
Gambar 13. Sketsa Dua Ruang Kelas yang Dapat Digabungkan Sumber: Nair, 2000
Persyaratan umum untuk rancangan ruangan kelas
Ruang sisa secukupnya diperlukan di bagian depan ruangan kelas untuk peralatan audiovisual, seperti layar proyeksi, papan, dan lainnya,
Ketinggian langit-langit maksimum adalah 2,85 meter,
Pencahayaan alami sangat dibutuhkan, jika memungkinkan arah cahaya datang
dari bagian kiri pundak siswa, dan
Material dinding dan langit-langit harus memiliki nilai akustik yang tinggi.
Lokasi ruangan kelas tentunya harus berada pada lokasi yang tingkat kebisingannya paling rendah, terbebas dari gangguan kebisingan dari luar.
Gambar 14. Sketsa Hubungan Ruang Kelas dan Koridor Sumber: Nair, 2000
Ruangan kelas adalah simbol dari filosofi pendidikan. Ada sebuah filosofi yang berasumsi dan menganggap murid akan belajar hal yang sama, pada waktu yang sama,
dari orang yang sama, dengan cara yang sama, untuk beberapa jam dalam satu hari. Fasilitas Ruangan Kelas
Sistem pengajaran yang modern tentunya menuntut fasilitas sebuah ruangan kelas untuk terus bertambah dan canggih. Pelajaran dapat diberikan melalui berbagai media,
seperti misalnya dari buku, peralatan audio-visual, perekam, televisi, dan lainnya sehingga rancangan sebuah ruangan kelas haruslah terdapat area untuk peralatan
seperti yang disebutkan di atas. Beberapa sekolah mempunyai ruangan kelas yang berbeda untuk pelajaran terterntu, misalnya pelajaran bahasa Inggris, matematika, IPA,
IPS, seni, dan musik. Ruangan kelas ini masing-masing membutuhkan fasilitas yang berbeda, maka beberapa sekolah menerapkan sistem ‘pindah kelas’ jika pelajaran
berganti. Ada pula sekolah yang menyediakan beberapa ruangan kecil untuk menyimpan masing-masing peralatan yang dibutuhkan, agar murid-murid tidak perlu
berpindah kelas. Untuk kelas dengan fungsi seperti studio disarankan berbentuk L dengan pembagian zoning seperti gambar berikut.
Gambar 15. Sketsa Zoning Ruang Kerja Siswa Studio Sumber: Nair, 2000
Untuk kelas tingkat menengah, sebuah ruang kelas membutuhkan ruang penyimpanan, yang berfungsi untuk menyimpan hasil karya murid, peralatan mengajar,
buku referensi, peralatan menulis, poster, peta, globe dan lainnya yang merupakan milik bersama. Untuk kelas tingkat kanak-kanak, SD 1 sampai dengan SD 3, ruangan kelas
sebaiknya berada di dekat toilet ataupun toilet merupakan bagian dari ruangan kelas. Ini untuk mempermudah guru untuk membantu murid yang masih kecil. Sedangkan untuk
kelas tingkat atas, hanya perlu 1 toilet pusat di setiap lantai. Fasilitas lainnya yang dapat ditambahkan adalah tempat minum bagi muridmurid dan ini biasanya diletakkan di
bagian koridor.
Gambar 16. Sketsa Area Kerja Kelompok dan Loker Berupa Laci yang Bersifat Privasi Sumber: Nair, 2000
J. Area Display Area display yang berada di depan pintu masuk dapat memperkuat pernyataan misi
belajar di sekolah. Secara tipikal, sebuah area display tidaklah cukup untuk memajang karya siswa, dan setiap ada kesempatan, maka area display perlu ditata dan diganti
dengan tugas atau karya siswa yang lain.
Gambar 17. Sketsa Area Display Sumber: Nair, 2000
K. Area Bermain Pertimbangan Lokasi
Kriteria untuk area bermain, seperti hubungan dengan perumahan yang berdekatan, keseimbangan tanah, tanaman eksisting, topografi eksisting, dan lainnya adalah hal
yang penting dan sebaiknya dipertimbangkan. Hal lain yang perlu diberi perhatian adalah ruang terbuka dengan fungsi lapangan bermain agar mempunyai tanaman
eksisting di sekitarnya untuk membayangi, menyediakan oksigen, dan penahan angin windbreak. Untuk lahan yang kecil, lapangan bermain dapat diletakkan di lantai atap.
Hal seperti ini dapat membantu mengurangi penggunaan lahan yang besar. Denah Area Bermain
Untuk menciptakan denah dan peletakkan fasilitas rekreasi dan bermain yang baik, pertimbangkan hal-hal seperti di bawah ini:
Orientasi matahari dan angin,
Sirkulasi untuk pengguna dan pengawas,
Buffer,
Akses menuju shower, ruang kelas, dan area parkir,
Fleksibel agar dapat digunakan untuk keperluan panggung atau perluasan bangunan
pada suatu saat,
Menciptakan suasana dan pengalaman belajar bagi anak-anak,
Aman dan mudah diawasi
Cocok untuk segala usia belajar dan jenis kelamin,
Perbedaan ketinggian untuk keperluan drainase, dan
Berhubungan dengan fasilitas masyarakat di sekitarnya.
Gambar 18. Sketsa Area Bermain Sumber: Nair, 2000
L. Ruang Musik Beberapa waktu yang lalu, seni dan musik dianggap sebagai “Soft Science”,
pendidikan yang kurang penting akan tetapi pendidikan yang baik. Program musik biasanya dibagi dalam empat bagian yaitu aktivitas instrumental, aktivitas paduan suara,
teori musik, dan aktivitas korelasi seperti drama dan opera. Sirkulasi di dalam ruang musik harus diperhatikan. Ruang penyimpanan alat musik
harus tersedia dan terencana dengan baik sehingga sirkulasi siswa menjadi mudah ketika mengambil dan mengembalikan alat musik, membawanya ke pentas, lapangan,
dan lainnya. Ukuran, bentuk, material adalah faktor lain yang penting untuk dipertimbangkan
dalam merencanakan dan merancang fasilitas ruang musik. Ruang musik haruslah bersifat akustik, bergema, dan menyerap suara. Hal ini dapat diterapkan melalui
pemilihan material dinding, langit-langit dan lantai.
Gambar 19. Contoh Susunan Ruang Musik Sumber: Nair, 2000
Gambar 20. Contoh Ruang Musik yang Berada di Luar Ruangan Sumber: Nair, 2000
M. Ruang Serbaguna Ruang serbaguna berfungsi sebagai tempat dimana murid-murid dapat saling
berkumpul dan melakukan kegiatan bebas di dalamnya. Fungsi ruang serbaguna dapat disesuaikan sesuai dengan waktu, pengguna, dan kegiatan yang akan terjadi di
dalamnya. Ruang serbaguna dapat difungsikan sebagai kantin pada saat jam makan siang, setelah itu ruang tersebut dapat difungsikan sebagai ruang pertemuan setelah
sekolah dengan kegiatan bermain, diskusi, ataupun lainnya. Selain itu, dapat juga menampung acara-acara sekolah lainnya. Ruang serbaguna haruslah fleksibel dan
cukup luas sesuai dengan jumlah murid di dalamnya. Rancangan ruang serbaguna juga harus mempunyai dasar fungsi bangunan yang akan diterapkan di dalamnya, misalnya
jika ruang serbaguna difungsikan sebagai ruang pertunjukkan maka ruang serbaguna haruslah mempunyai area panggung dan backstage, jika ruang serbaguna difungsikan
sebagai kantin sementara maka dapur kecil haruslah tersedia.
Gambar 21. Contoh Ruang Serba Guna Sumber: Nair, 2000
N. Lingkungan Belajar
Diagram 9. Diagram Syarat Lingkungan Belajar yang Efektif Sumber: Hasil Olah Data Primer
O. Pencahayaan Ruang Kelas Untuk sistem pengajaran mendatang, banyak sekolah akan menggunakan proyektor,
slide, televise, dan alat elektronik lainnya sebagai media mengajar. Hal ini perlu menjadi pertimbangan untuk pengaturan cahaya di dalam ruangan kelas. Tirai jendela sebaiknya
disediakan untuk digunakan apabila pengguna kelas merasa silau di dalam kelas. Sebuah jenis penutup jendela yang disebut venetian blinds adalah jenis jendela yang
dianjurkan dalam pemakaian di dalam kelas karena jenis penutup jendela ini mudah digunakan dan gampang untuk dibersihkan dibandingkan jenis penutup kaca lainnya.
Gambar 22. Sketsa Pencahayaan yang Baik Pada Ruang Kelas Sumber: Nair, 2000
P. Vista antara Ruang Dalam dan Ruang Luar Membiarkan siswa di dalam kelas untuk melihat ke area luar dengan jarak tertentu
adalah sebuah gagasan yang baik bagi penglihatan dan kesehatan siswa.
Gambar 23. Sketsa Jarak Pandang Siswa dari Ruang Kelas Sumber: Nair, 2000
Q. Teknologi Siswa menggunakan teknologi untuk berkomunikasi, menemukan sesuatu yang baru
bagi mereka, bermain game, kolaborasi, menciptakan, menulis, dan membaca. Berikut adalah gambar yang menunjukkan teknologi yang seharusnya dihadirkan pada
sebuah bangunan sekololah untuk mendukung kegiatan siswa di dalamnya.
Gambar 24. Sketsa Jenis Kegiatan dan Kebutuhan Teknologi Sumber: Nair, 2000
R. Perabot Untuk dapat produktif pada saat bekerja, tentunya pekerja memerlukan tempat
duduk yang nyaman dan lembutm siswa juga memerlukan tempat duduk seperti itu untuk menambah kenyamanan mereka sehingga akan belajar dan bekerja lebih
produktif. Untuk itu, perabot di setiap ruangan kelas sebaiknya memenuhi standar dan nyaman untuk digunakan.
Gambar 25. Sketsa Area Duduk dan Diskusi Dengan Susunan Perabot Sumber: Nair, 2000
S. Cave Space Maksud dari Cave Space adalah sebuah dinding yang sedikit menjorok ke dalam di
antara jalur seperti jalur koridor. Area ini nyaman digunakan untuk kegiatan membaca, berkomunikasi, ataupun berdiskusi karena area ini mempunyai suasana lebih privasi dan
tenang. Umumnya sekolah hanya menyediakan perpustakaan sebagai tempat membaca, dan di ruang tersebut siswa harus diam dan tidak diperbolehkan
mengganggu siswa yang lain ketika berdiskusi. Secara psikologis, hal ini tentunya membuat siswa merasa perpustakaan adalah ruang yang membosankan dan tidak
bebas dan ini membuat mereka untuk tidak ingin mengunjungi dan membaca di dalam perpustakaan. Dengan adanya Cave Space ini maka siswa dapat membawa buku
ataupun berdiskusi di area ini dengan bebas tanpa harus dengan suara yang sangat kecil seperti di perpustakaan.
Gambar 26. Sketsa Cave Space Dengan Perabot Sumber: Nair, 2000
T. Parkir
Parkir dibedakan dalam 3 zona yaitu zona pekerja, tamu, dan murid. Parkir sementara diizinkan dua kali lebih besar dari area bermain yang menggunakan
perkerasan. Akses dari area parkir ke bangunan sebaiknya tidak terjadi banyak konflik.
2.7 Studi Banding Fungsi Sejenis
Jakarta International School a. Gambaran Umum
Gambar 27. Bangunan dan Logo Jakarta International School Sumber:
www.jisedu.org
Jakarta International School JIS didirikan pada tahun 1951, merupakan sekolah bebas bagi anak-anak ekspatriat atau warga negara asing yang bermukim di jakarta.
Sekolah ini pada awalnya merupakan joint embasy school dengan kampus pertamanya terletak di jalan patimura blok ½ Kebayoran Baru Jakarta. Sekolan ini dikelola dibawah
yayasan kedutaan besar amerika serikat, dan didukung oleh kedutaan-kedutaan besar lainya. Murid yang terdapat dalam Jakarta international school berasal dari amerika serikat,
dan dari 52 negara lain, seperti Jepang, Korea, Australia, Kanada, Phillipina, India dan sebagainya.
Dalam jaringannya sebagai sekolah international, JIS merupakan anggota dari national associates of independent school NAIS dan east regional council of overseas
school and colleges EARSCOS dan diakui keberadaannya oleh western associates of school and colleges WASC dan the europhean council of international school ECIS yang
selalu bekerjasama dalam meningkatkan mutu pendidikan dan kegiatan-kegiatan persahabatan lainnya.
Gambar 28. Persentase Murid dari Berbagai Negara di Jakarta International School Sumber:
www.jisedu.org
b. Lokasi Sekolah Dalam perkembangannya JIS menempati 3 lokasi , yaitu: kampus Cilandak, untuk
tingkat middle, school dan high school, kampus pondok indah dan kampus pattimura untuk tingkat prep dan elementary school.
1. Kampus Cilandak: 93.000m2 2. Kampus Pondok Indah 36.000m2
3. Kampus Pattimura : 17.000m2 c. Filosofi
Jakarta international school mempunyai filosofi bahwa anak-anak memerlukan lingkungan pendukung yang baik, komunikasi dan terpilih sebagai penunjang program
pendidikan, sehingga akan mewujudkan alam kerjasama yang baik antar guru dan siswa. JIS mampercayai bahwa:
1. Lingkungan sekolah harus dapat mewujudkan rasa saling hormat-menghormati dan toleransi antar sesama.
2. Budaya dan lingkungan Indonesia akan mendukung perkembangan pendidikan siswa. 3. Lingkungan yang mencerminkan masa depan positif merupakan tempat belajar yang
baik bagi anak-anak. d. Pengelolaan
JIS dalam pelaksanaannya dikelola oleh suatu tim yang terdiri dari : headmaster, deputy headmaster, dan principal dari masing-masing tingkatan vice principal, college
advisor, activies director, athletics director, counsellor. Karena dalam kepemilikan JIS adalah yayasan non komersiil, sehingga dana diperoleh dari biaya pendidikan dan bantuan–
bantuan kedutaan besar. Struktur organisasi Jakarta International School :
1. Principal 2. Prep dan Elementary school
3. Middle School 4. High School
5. Staff dalam struktur organisasi termasuk guru-guru, sekertaris dan pegawai lainnya. e. Sistem Pendidikan.
Kurikulum yang digunakan pada JIS adalah north American curriculum. Pada tingkat high school juga disediakan program international baccalaureate IB guna mempersiapkan
siswa untuk memasuki perguruan tinggi di seluruh dunia. Selain itu untuk siswa yang negaranya tidak berbahasa ingris disediakan program ESOL, atau English for speaker of
other languages. Standar bagi sekolah ini mengikuti ketentuan dari international school service,
sebuah asosiasi yang berkedudukan di New Jersey, Amerika Serikat. Asososiasi ini mengorganisir sekolah-sekolah international yang dianggap memenuhi syarat di seluruh
dunia. Sedangkan kurikulum JIS dapat dibagi menjadi sebagai berikut:
1. Elementary School 2. Middle School Curriculum.
3. High School Curriculum. Adapun fasilitas JIS adalah sebagai berikut :
1. 115 buah ruang kelas dengan air conditioner. 2. Perpustakan untuk masing-masing tingkat middle school dan high school
3. Ruang laboratorium science fisika, bialogi dan kimia 4. Studio seni keramik, seni lukis, seni batik
5. Kamar gelap 6. Ruang musik
7. Ruang drama 8. 2 buah ruang konferensi untuk masing-masing tingkatan
9. 9 buah ruang computer 10. 2 buah Theatre
11. 2 buah gymnastium dengan weight training room dan shower
12. Ruang dansa 13. Lapangan tennis
14. Lapangan olahraga dan athletic track 15. Kolam renang
16. Cafeteria dan runag makan resmi 17. Rungan kesehatan nursery room
18. Telepon umum 19. Tempat minum dringking fountain
20. Toko perlengkapan sekolah dan toko souvenir 21. Bank
22. Gazebo-gazebo 23. Transportasi berupa bus antar jemput
Oslo International School
Gambar 29. Fasad Bangunan Oslo International School Sumber:
www.worldbuildingsdirectory.com
Didirikan pada tahun 1963, Oslo International School OIS adalah sekolah internasional terakreditasi yang melayani anak-anak dari semua kebangsaan di daerah
Oslo. Dalam sebuah lingkungan yang aman, OIS menyediakan program akademik merangsang dan kreatif, diajarkan dalam bahasa Inggris, bagi siswa 3-18 tahun dari Pra-
Sekolah untuk IB Diploma. Sekolah ini terletak di Bekkestua, pinggiran kota sekitar 15 menit berkendara dari
pusat kota Oslo dan mudah dicapai dengan bis. Ekstensi gedung baru-baru ini dilakukan. Yaitu laboratorium ilmu, perpustakaan, dapur, kantor resepsionis, pintu masuk utama, area
lobby dan sayap baru untuk kelas utama. Selain itu telah terjadi renovasi menyeluruh dari bangunan yang ada.
Sekolah ini memiliki taman bermain yang besar dan ruang olahraga serta akses mudah ke lapangan bermain tambahan dan sebuah kolam renang umum yang berdekatan
dengan sekolah. Jumlah siswa sekolah ini 605 anak-anak yang mewakili sekitar 50 kebangsaan yang
berbeda. Kelas kelompok mengajar yang kecil dengan maksimum 22 siswa, dan terkadang kelompok mengajar ini seringkali lebih kecil. Tahun ajaran dari akhir Agustus hingga Juni
akhir. Siswa didorong untuk menjadi mandiri, mampu menghadapi tantangan dunia sekarang ini dan menerima keragaman individu dan budaya.
Jaminan mutu juga disediakan melalui akreditasi kami dengan Dewan Sekolah Internasional CIS dan New England Association Sekolah dan Sekolah Tinggi NEASC,
OIS juga disetujui oleh Departemen Pendidikan Norwegia. Kami tidak menerima subsidi untuk sekolah dari pemerintah nasional atau lokal.
Gambar 30. Rencana Pengembangan Oslo International School Sumber:
www.worldbuildingsdirectory.com
Oslo International School dibagi menjadi TK, sekolah dasar dan menengah. Sekolah ini menggunaan kelas tradisional dikombinasikan dengan fasilitas khusus untuk studi
lanjutan. Proyek pembangunan adalah untuk meningkatkan area yang ada, mengganti struktur sementara dan membangun kawasan pendidikan baru untuk kebutuhan tertentu.
Proyek ini dibagi menjadi 3 tahap untuk membuat kemungkinan terus digunakan sekolah selama masa konstruksi.
Struktur yang ada dari tahun 1960 dirubah. Organisasi pada satu tingkat memberikan orientasi yang mudah, pencahayaan alami yang baik dan kontak dengan ruang luar. Struktur
modular bersifat fleksibel terhadap perubahan program. Tahap 1 didirikan sebagai paviliun di atrium yang ada. Termasuk juga laboratorium sains,
perpustakaan dan sebuah pintu utama. Pintu masuk utama, sebagai hasil penambahan, dipindahkan ke sisi barat bangunan. Arsitektur ini dikembangkan sebagai kosakata baru dari
bentuk-bentuk yang lembut dan organik, pelunakan hubungan spasial antara daerah baru dan lama. Pada saat yang sama bidang-bidang baru berisi program khusus dibingkai oleh
struktur bujursangkar yang lama. Daylight mengisi ruangan dari celah sempit yang ada pada langit-langit dikombinasikan dengan lampu.
Tahap 2 adalah paviliun terpisah untuk anak-anak terkecil. Merupakan bangunan dengan 10 ruang kelas di samping kantor. Ukuran ruang yang fleksibel, dan dapat berubah sesuai
dengan jumlah anak pada setiap tingkat. Tahap 3, di bawah perencanaan, akan ada area baru untuk drama, musik dan pendidikan
jasmani. Bagian ini merupakan area terbuka Bahan:
Dinding yang berbentuk organik dilapisi dengan panel kayu yang digiling khusus dalam bentuk cembung dan cekung. Di dalam, dinding kayu bercat putih. Tahap 2 memiliki
façade yang ditutupi dengan serat papan dan semen dalam 10 warna berbeda. Bahan luar juga digunakan pada bagian dalam dinding luar.
Dengan mengacu pada kualitas struktur lama, bangunan baru diorganisir di sekitar tiga atrium baru sehingga cocok untuk area bermain dan rekreasi untuk berbagai kelompok
anak-anak. Atrium yang ada didesain sebagai taman dengan kerikil putih, bangku dan tanaman
hijau cocok untuk bermain. Atrium dalam fase dua memiliki lantai karet cocok untuk bermain untuk anak-anak terkecil. Halaman sekolah terbuka yang berada di barat direncanakan
untuk bermain bola.
Gambar 31. Fasilitas di Oslo International School Sumber:
www.worldbuildingsdirectory.com
Plaza di tengah sekolah
Area Bermain Outdoor
Ruang Baca
Gambar 32. Suasana Ruang Dalam Oslo International School Sumber:
www.worldbuildingsdirectory.com
Beberapa Interior Bangunan
Ruang Kelas
Zhuhai International School Zhuhai International School ZIS diberikan persetujuan resmi oleh pemerintah Zhu
Hai untuk beroperasi sebagai sekolah internasional pada tahun 2004. Persetujuan tersebut diberikan sebagai bagian dari langkah untuk memperbaiki lingkungan investasi di Kota Zhu
Hai. Sekolah itu didirikan oleh investor independen yang telah ditetapkan sebelumnya.
Gambar 33. Master Plan Zhuhai International School Sumber: www.wikipedia.com
Misi dari Zhuhai International School adalah membina siswa agar: •
Multitalenta: disiapkan dengan baik di semua disiplin akademis serta dalam seni dan olahraga.
• Terampil: Mahir dalam keterampilan yang penting seperti membaca yang efektif,
menulis, komputasi, riset, dan berkolaborasi. •
Bilingual: Mampu berkomunikasi dengan orang lain dalam bahasa ibu mereka dan setidaknya satu bahasa lainnya.
• Strategis: Mampu untuk menghasilkan pertanyaan-pertanyaan kunci dan
menciptakan strategi untuk menjawab mereka. •
Akal: Mampu untuk menemukan informasi yang handal dan memecahkan masalah secara intuitif dan analitis.
• Passionate: melalui pengalaman, tentang apa artinya menjadi berkomitmen untuk
mengejar keunggulan dalam suatu usaha yang signifikan. •
Pengasih: Sadar akan tanggung jawab untuk berkontribusi secara lokal dan global. •
Etika: Sadar akan tradisi dan pentingnya perilaku etis •
Budaya-fasih: Di rumah dengan orang-orang banyak budaya dunia dan dalam pengaturan beragam dunia.
• Grateful: Appreciative hadiah pribadi mereka, lingkungan mereka, dan kekayaan
indah kehidupan. •
Fleksibel: Adaptable terhadap tantangan abad ke-21
Gambar 34. Eksterior Bangunan Zhuhai International School Sumber: www.wikipedia.com
Fasilitas di Zhuhai International School: •
Luas ruang kelas dengan pemandangan panorama laut •
Fasilitas Full AC •
Ruang kelas untuk musik, teknologi dan seni termasuk gambar dan keramik pembuatan gerabah
• Kelas Multi-purpose dengan peralatan canggih
• Sebuah teater kecil, ruang kebugaran dan studio aerobic
• Sebuah perpustakaan
• 200 meter jalur jogging dan lapangan sepak bola
• Plaza
Gambar 35. Fasilitas di Zhuhai International School Sumber: www.wikipedia.com
Fasilitas Olahraga
Lapangan sepak bola
Plaza
Gambar 36. Suasana Kelas dan Cafetaria di Zhuhai International School Sumber: www.wikipedia.com
Kelas Musik
Kelas Komputer
Cafetaria
Binus International School
Gambar 37. Kegiatan Siswa di Binus International School Sumber: www.wikipedia.com
Binus International School terletak di kota Jakarta. Sejauh ini, sekolah Binus telah memiliki 2 cabang di kota Jakarta, yaitu Binus International School Simprug dan Binus
International School Serpong. Sekolah internasional Binus menggunakan kurikulum IB dengan ketiga programnya.
Kurikulum ini didukung oleh fasilitas-fasilitas seperti: •
Kelas yang terang, luas dan lengkap yang mengakomodasi maksimal 25 murid, •
Lapangan basket indoor dan lapangan badminton, •
Area bermain indoor dan outdoor untuk tingkat TK dan SD, •
Pusat pembelajaran yang lengkap, •
Laboratorium yang lengkap, multi-fungsi, dan dengan teknologi modern
• Laboratorium IPA
• Studio musik dan visual art
• Ruang tari dan balet
• Pusat drama
• Area dengan fasilitas wi-fi
• Seluruh ruangan menggunakan AC
• Loker
• Akses untuk fasilitas fotokopi
• Klinik kesehatan
• Pembimbing yang berpengalaman
BAB III ELABORASI TEMA
3.1 Pengertian Green Architecture
Pendekatan tema untuk proyek sekolah ini adalah Green Architecture, dimana kata ini mempunyai banyak istilah lain, misalnya seperti Eco-architecture, Sustainable
architecture, maupun environmental architecture. Apapun istilahnya, tiga objek utama yang pasti dan harus dititikberatkan adalah makhluk hidup, planet, dan keuntungan 3P= People;
Planet; Profit. Arti kata Green menurut kamus Cambridge Advanced Learner adalah “of a colour
between blue and yellow; of the colour of grass”, yang artinya warna di antara warna biru dan kuning; warna rumput.
Sedangkan arti kata architecture menurut kamus Cambridge Advanced Learner Cambridge, 2003 adalah “the art and science of designing and making buildings; the style
in which buildings are made”, yang berarti seni dan ilmu dalam merancang dan membuat bangunan; sebuah gaya dalam bangunan.
Berikut adalah beberapa penjelasan mengenai pengertian Green Building, Ecoarchitecture, dan Sustainable Building dari beberapa sumber, yaitu:
• Menurut Wikipedia www.wikipedia.com, green building yang dikenal juga dengan
istilah green construction atau sustainable building, adalah sebuah penerapan dimana menciptakan struktur dan menggunakan proses yang bertanggung jawab
terhadap lingkungan dan menggunakan sumber daya secara efisien melalui siklus kehidupan bangunan mulai dari rancangan, konstruksi, operasi, perawatan, renovasi,
dan dekonstruksi. Praktisi ini memperpanjang dan mempertimbangkan juga aspek ekonomi, utilitas, dan kenyamanan.
• Menurut kamus Cambridge, 2003 kata ecology adalah “the relationships between
the air, land, water, animals, plants, etc.”, artinya hubungan antara udara, tanah, air, hewan, tanaman, dan lainnya, sedangkan ecological adalah “relating to ecology or
the environment” yang artinya berhubungan dengan ekologi dan lingkungan. Sim Van der Ryn dan Stuart Cowan menyebutkan ecological design sebagai “setiap
bentuk rancangan yang meminimalkan dampak lingkungan dengan mengintegrasikan bangunan itu sendiri dengan proses kehidupan. Rancangan yang
ekologis ini menginspirasi berbagai bidang, misalnya bidang arsitektur Ecological Architecture, pertanian Sustainable Agriculture, teknik Ecological Engineering,
dan bidang lainnya.