27
tujuan kinerja berupaya memperoleh penilaian positif atas kinerja yang dicapai, dan menghindari penilaian negatif.
Sedangkan menurut Eysenck dalam Slameto 2003: 170, motivasi merupakan suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan, intensitas,
konsistensi, serta arah umum dari tingkah laku manusia, merupakan konsep yang rumit dan berkaitan dengan konsep-konsep lain seperti,
minat, konsep diri, sikap, dan sebagainya. Siswa yang tampaknya tidak bermotivasi, mungkin pada kenyataannya cukup bermotivasi, tapi tidak
dalam hal-hal yang diharapkan pengajar. Mungkin siswa cukup bermotivasi untuk berprestasi di sekolah, akan tetapi pada saat yang sama
ada kekuatan-kekuatan lain, seperti misalnya teman-teman, yang mendorongnya untuk tidak berprestasi di sekolah.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa, motivasi sangat penting, bahkan tanpa kesepakatan tertentu mengenai definisi
konsep tersebut. Apabila terdapat dua anak yang memiliki kemampuan sama dan memberikan peluang dan kondisi yang sama untuk mencapai
tujuan, kinerja dan hasil yang dicapai oleh anak yang termotivasi akan lebih baik dibandingkan dengan anak yang tidak termotivasi.
2. Ciri-ciri Motivasi Belajar
Menurut Sardiman 2006: 83, motivasi yang ada dalam diri seseorang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
28
a. Tekun menghadapi tugas dapat belajar terus menerus dalam waktu
yang lama dan tidak berhenti sebelum menyelesaikannya. b.
Ulet menghadapi kesulitan dan tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin.
c. Menunjukkan minat terhadap berbagai macam masalah yang dihadapi.
d. Lebih senang untuk bekerja sendiri.
e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin hal yang bersifat mekanis
sehingga kurang kreatif. f.
Dapat mempertahankan pendapatnya kalau sudah meyakini akan sesuatu.
g. Tidak mudah melepaskan hal yang sudah diyakini tersebut.
h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
3. Fungsi Motivasi Belajar
Menurut Sardiman 2007: 85, ada tiga fungsi motivasi antara lain: a.
Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor
penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. b.
Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang
harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. c.
Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan
29
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seseorang yang akan menghadapi ujian dengan harapan
dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik,
sebab tidak serasi dengan tujuan. Kesimpulannya, bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan
terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa
akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.
4. Macam Motivasi Belajar
Menurut Sardiman 1996: 89 menyebutkan bahwa, motivasi di dalam belajar dibagi dua yaitu:
a. Motivasi Intrinsik, adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsi tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Siswa yang
memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan belajarnya. b.
Motivasi Ekstrinsik, adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi, karena adanya perangsang dari luar. Jadi yang dimaksud adalah
belajar untuk mengetahui sesuatu ilmu, tetapi memperoleh nilai yang baik, atau agar mendapat hadiah. Dengan demikian peranan motivasi
baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar.
30
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar