Kerangka Berpikir TINJAUAN PUSTAKA

siswa diminta memprediksi gejala yang akan terjadi berdasarkan gejala yang ada atau gejala yang telah diamati sebelumnya. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa yaitu keterampilan memprediksi. . Pada tahap kelima yakni menarik kesimpulan, ketika siswa telah mendapatkan kesimpulan dari permasalahan diharapkan siswa dapat mengkomunikasikan hasilnya dengan yang lain dan memberikan penjelasan sederhana dari data yang didapat untuk menyelesaikan masalah. Dalam proses model pembelajaran problem solving, siswa diajak mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukan. Sehingga guru dapat melatihkan keterampilan berkomunikasi dan memprediksi kepada siswa sebagai salah satu komponen dalam Keterampilan Proses Sains KPS. KPS dimaksudkan untuk melatih dan mengembangkan keterampilan intelektual atau kemampuan berfikir siswa. Selain itu juga mengembangkan sikasp-sikap ilmiah dan ke- mampuan siswa untuk menemukan dan mengembangkan fakta, konsep, dan prinsip ilmu atau pengetahuan. Berdasarkan uraian tersebut, maka keterampilan berkomunikasi dan memprediksi yang dibelajarkan dengan model pembelajaran problem solving akan lebih efektif daripada siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional.

F. Anggapan Dasar

Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah: 1. Siswa-siswa kelas X semester genap SMA Persada Bandar Lampung tahun ajaran 2012-2013 yang menjadi populasi mempunyai kemampuan dasar yang sama dalam penguasaan konsep kimia. 2. Perbedaan keterampilan berkomunikasi dan keterampilan memprediksi siswa kelas X semester genap SMA Persada Bandar Lampung pada materi larutan non-elektrolit dan elektrolit semata-mata karena perbedaan perlakuan dalam proses pembelajaran.

G. Hipotesis Umum

Hipotesis umum dalam penelitian ini adalah pembelajaran model problem solving pada materi larutan non-elektrolit dan elektrolit lebih efektif dalam meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan keterampilan memprediksi pada siswa daripada pembelajaran konvensional.

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Persada Bandar Lampung, Tahun Ajaran 2012-2013 yang berjumlah 128 siswa dan tersebar dalam empat kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu. Dengan pertimbangan kemampuan kognitif siswa yang sama, maka dipilihlah X 2 dan X 3 sebagai sampel penelitian. Selanjutnya ditentukan kelas X 3 sebagai kelas eksperi- men yang dalam pembelajarannya menggunakan model pembelajaran problem solving, dan X 2 sebagai kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konven- sional.

B. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah : a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran problem solving dan pembelajaran konvensional. b. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keterampilan berkomunikasi dan keterampilan memprediksi.

C. Data Penelitian

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang bersifat kuantitatif dan data sekunder yang bersifat kualitatif. Data kuantitatif yaitu data hasil tes sebelum pembelajaran diterapkan pretest dan hasil tes setelah pembela- jaran diterapkan postest siswa. Data kualitatif berupa data kinerja guru dan aktivitas belajar siswa. Sumber data kuantitatif dibagi menjadi dua kelompok yaitu: 1. Data hasil pretest dan postest kelompok eksperimen 2. Data hasil pretest dan postest kelompok kontrol D. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen. Desain penelitian yang digunakan adalah non equivalent control group design yaitu desain kuasi ekperimen dengan melihat perbedaan pretest maupun posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol Purwanto, 2007. Di dalamnya terdapat langkah-langkah yang menunjukkan suatu urutan kegiatan penelitian yaitu: Tabel 2. Desain penelitian Pretest Perlakuan Postest Kelas eksperimen O 1 X 1 O 2 Kelas kontrol O 1 - O 2

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN MEMPREDIKSI PADA MATERI KOLOID

0 8 43

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI LARUTAN NONELEKTROLIT DAN ELEKTROLIT SERTA REDOKS

0 3 56

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN MENGKOMUNIKASIKAN PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT SERTA REDOKS

1 22 43

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBERIKAN PENJELASAN SEDERHANA DAN MENYIMPULKAN PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

0 10 48

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PREDIKSI DAN INFERENSI PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT SERTA REDOKS

2 45 50

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI POKOK LARUTAN NON ELEKTROLIT DAN ELEKTROLIT DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN MENYIMPULKAN

0 6 42

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DISERTAI MEDIA ANIMASI PADA MATERI LARUTAN NON-ELEKTROLIT DAN ELEKTROLIT DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN DAN PENGUASAAN KONSEP

1 28 56

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN MENGKOMUNIKASIKAN

1 17 48

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN DASAR DAN MEMBERIKAN PENJELASAN LANJUT PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

0 3 43

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMFOKUSKAN PERTANYAAN PADA LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT

1 21 49