Variabel Pengamatan METODE PENELITIAN

Adapun tata letak percobaan Rancangan Acak Kelompok RAK dapat dilihat pada gambar 1. Kontrol N0 Naungan 55 N1 Naungan 65 N2 Naungan 75 N3 Gambar 1. Tata letak setiap satuan percobaan dalam rancangan acak kelompok RAK. Keterangan: Yij = bibit merbau perlakuan ke-i dan kelompok ke-j I = perlakuan ke- i J = kelompok ke- j P0 = bibit tanpa dosis pupuk P1 = bibit dengan dosis pupuk NPK 2 gram P2 = bibit dengan dosis pupuk NPK 4 gram N0 = bibit tanpa naungan kontrol N1 = bibit dengan intensitas naungan 55 N2 = bibit dengan intensitas naungan 65 N3 = bibit dengan intensitas naungan 75 P 0.2 P 1.3 P 0.1 P 2.5 P 2.3 P 1.6 P 0.8 P 1.5 P 2.8 P 1.8 P 0.3 P 0.4 P 2.6 P 0.5 P 2.1 P 2.7 P 0.6 P 1.4 P 2.4 P 1.7 P 1.1 P 0.7 P 2.2 P 1.2 P 2.7 P 0.6 P 2.1 P 1.1 P 1.8 P 0.2 P 2.2 P 1.6 P 2.4 P 2.8 P 0.8 P 0.4 P 2.5 P 0.1 P 1.2 P 1.3 P 0.3 P 2.6 P 2.3 P 1.7 P 0.7 P 1.4 P 1.5 P 0.5 P 1.5 P 2.6 P 1.2 P 1.8 P 0.6 P 0.8 P 2.1 P 0.4 P 1.4 P 2.4 P 2.7 P 2.3 P 0.7 P 0.1 P 1.6 P 1.3 P 0.3 P 2.5 P 0.5 P 1.1 P 0.2 P 1.7 P 2.8 P 2.2 P 0.8 P 1.3 P 1.8 P 2.3 P 2.7 P 0.1 P 1.1 P 0.4 P 1.5 P 0.5 P 2.6 P 0.3 P 1.2 P 2.1 P 1.7 P 0.6 P 1.4 P 2.8 P 0.7 P 2.5 P 2.2 P 0.2 P 1.6 P 2.4

F. Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan disajikan dalam bentuk tabulasi data Tabel 1. Homogenitas data diuji dengan uji Barlett, kemudian data dianalisis variasi dengan analisis sidik ragam. Untuk mengetahui beda antar perlakuan yang dilakukan uji beda nyata terkecil BNT Hanafiah, 2011. Semua uji tersebut dilakukan pada taraf nyata 5.

1. Homogenitas Ragam

Homogenitas ragam diuji menggunakan uji Bartlett, dan hasil perhitungannya disajikan ke dalam bentuk tabel Gaspersz, 1994. a. Varians gabungan dari seluruh sampel S 2 S i 2 P 1 = S 2 = { } b. Harga Satuan B B = log 1 χ 2 = ln 10 1 log c. Faktor Koreksi K K = 1 + χ 2 hitung terkoreksi = χ 2 tabel = χ 2 1 1 Keterangan: S 2 = ragam gabungan S i 2 = ragam masing – masing perlakuan χ 2 = khi kuadrat lihat tabel t = banyaknya perlakuan n = banyaknya ulangan Jika X 2 hitung X 2 tabel, maka data yang diperoleh tidak homogen, sehingga perlu dilakukan transformasi data, salah satu transformasi data yang lazim digunakan yaitu transformasi akar. Kalau X adalah data asli, maka X’ X aksen adalah data hasil transformasi sehingga X sama dengan X’. Apabila data asli menunjukkan sebaran nilai antara 0 – 10, maka dapat menggunakan transformasi + 0,5. Apabila nilai ragam data anda lebih kecil, anda dapat menggunakan transformasi + 1. Jika X 2 hitung X 2 tabel, maka ragam homogen dan dapat dilanjutkan dengan analisis ragam. Tabel 1. Bentuk tabulasi data hasil pengamatan setiap variabel pertumbuhan bibit merbau darat. Naungan Dosis pupuk Y1 Y2 Y3 N0 Y 101 Y 201 Y 301 Y 102 Y 202 Y 302 Y 103 Y 203 Y 303 Y 104 Y 204 Y 304 Y 105 Y 205 Y 305 Y 106 Y 206 Y 306 Y 107 Y 207 Y 307 Y 108 Y 208 Y 308 Total Y. 10 Y. 20 Y. 30 Rata-rata Y̅ 10. Y̅ 20. Y̅ 30. N1 Y 111 Y 211 Y 311 Y 112 Y 212 Y 312 Y 113 Y 213 Y 313 Y 114 Y 214 Y 314 Y 115 Y 215 Y 315 Y 116 Y 216 Y 316 Y 117 Y 217 Y 317 Y 118 Y 218 Y 318 Total Y. 11 Y. 21 Y. 31 Rata-rata Y̅ 11. Y̅ 21. Y̅ 31. N2 Y 121 Y 221 Y 321 Y 122 Y 222 Y 322 Y 123 Y 223 Y 323 Y 124 Y 224 Y 324 Y 125 Y 225 Y 325 Y 126 Y 226 Y 326 Y 127 Y 227 Y 327 Y 128 Y 228 Y 328 Total Y. 12 Y. 22 Y. 32 Rata-rata Y̅ 12. Y̅ 22. Y̅ 32. N3 Y 131 Y 231 Y 331 Y 132 Y 232 Y 332 Y 133 Y 233 Y 333 Y 134 Y 234 Y 334 Y 135 Y 235 Y 335 Y 136 Y 236 Y 336 Y 137 Y 237 Y 337 Y 138 Y 238 Y 338 Total Y. 13 Y. 23 Y. 33 Rata-rata Y 13. Y 23. Y 33. Keterangan : Y ij = nilai pengamatan variable pertumbuhan bibit merbau darat pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j Y i. = total nilai pengamatan variabel pertumbuhan bibit merbau darat pada perlakuan ke-i Y i. = rata-rata nilai pengamatan variabel pertumbuhan bibit merbau darat pada perlakuan ke-i Y .j = total nilai pengamatan variabel pertumbuhan bibit merbau