Tinjauan Umum tentang Penegakan Hukum Pidana

peradilan pidana yang dapat menghasilkan seseorang disebut dan diperlakukan sebagai penjahat. Artinya, penegak hukum dapat mencatat, memanggil, memberi teguran, mendamaikan, mengusut, menahan, melepaskan atau sama sekali tidak menanggapi laporan. Dengan demikian penegak hukum memiliki keleluasan dalam memilih tindakan yang diambil terhadap pelaporan atau orang-orang yang dicurigai melakukan kejahatan. Namun perlu dicatat, bahwa adalah keliru untuk menyamakan begitu saja antara diskresi dengan kesewenang-wenangan atau berbuat sekehendak hati. Pilihan penegak hukum terhadap salah satu tujuan organisasi akan berpengaruh terhadap skala prioritas kejahatan yang akan ditanggulangi. Pilihan terhadap tujuan mewujudkan ketertiban dan keamanan masyarakat dalam menanggulangi kejahatan, akan memberi prioritas penanggulangan terhadap kejahatan yang dapat mengancam dan mengganggu Kamtibnas. Secara umum penegakan hukum dapat diartikan sebagai tindakan menerapkan perangkat sarana hukum terrtentu untuk memaksakan sanksi guna menjamin pentaatan terhadap ketentuan yang ditetapkan tersebut, sedangkan menurut Satjipto Raharjo, penegakan hukum adalah suatu proses untuk mewujudkan keinginan-keinginan hukum yaitu pikiran-pikiran badan pembuat undang-undang yang diumuskan dalam peraturan-peraturan hukum menjadi kenyataan.di dalam suatu negara yang sedang membangun, fungsi hukum tidak hanya sebagai alat kontrol sosial atau sarana untuk menjaga stabilitas semata, akan tetapi juga sebagai alat untuk melakukan pembaharuan atau perubahan di dalam suatu masyarakat, sebagaimana disebutkan oleh Roscoe Pound 1870-1874 salah seoarang tokoh Sosiological Juisprudence, hukum adalah as a tool of social engineering disamping as a tool of social control 2 .

B. Pengertian Tindak Pidana

Tindak pidana adalah suatu perbuatan atau rangkaian perbuatan manusia yang bertentangan dengan undang-undang atau peraturan perundang-undangan lainnya, yang dilakukan dengan suatu maksud, serta terhadap perbuatan itu harus dilakukan oleh orang yang dapat dipertanggungjawabkan. Suatu perbuatan sudah memenuhi unsur tindak pidana, akan tetapi jika dilakukan oleh orang yang tidak bertanggungjawab atas perbuatannya itu, maka ia tidak dapat dipidana. Selanjutnya untuk menguraikan pengertian tindak piadana ini dikemukakan pendapat para sarjana atau para pakar hukum , antara lain: 1. Pompe, memberikan pengertian tindak pidana menjadi 2 dua definisi, yaitu: a. Definisi menurut teori adalah suatu pelanggaran terhadap norma, yang dilakukan karena kesalahan si pelanggar dan diancam dengan pidana untuk mempertahankan tata hukum dan menyelamatkan kesejahteraan umum. b. Definisi menurut hukum positif adalah suatu kejadianfeit yang oleh peraturan undang-undang yang dirumuskan sebagai perbuatan yang dapat dihukum 3 2. Simons, memberikan pengertian bahwa tindak pidana adalah “kelakuan handeling yang diancam dengan pidana, yang bersifat melawan hukum, 2 Satjipto Raharjo. Masalah Penegakan Hukum Suatu Tinjauan Sosiologis Genta Publishing:Yogyakarta. 2004 h. 21 3 Bambang Poernomo. Asas-Asas Hukum Pidana Ghalia Indonesia : Jakarta. 1981 h. 86 yang berhubungan dengan kesalahan dan yang dilakukan oleh orang yang mampu bertanggungjawab” 4 3. Moeljatno, memberikan pengertian perbuatan pidana tindak pidana adalah perbutan yang dilarang oleh suatu aturan hukum, larangan mana disertai ancaman sanksi yang berupa pidana tertentu, bagi barangsiapa melanggar larangan tersebut” 5 4. Wirjono Prodjodikoro, memberikan pengertian tindak pidana adalah “suatu perbutan yang pelakunya dapat dikenakan hukuman pidana” 6 Berdasarkan pengertian tindak pidana yang dikemukakan oleh para pakar hukum diatas, dapat diketahui bahwa pada tataran teoritis tidak ada kesatuan pendapat dalam memberikan definisi mengenai tindak pidana itu sendiri. Moeljatno merumuskan merumuskan unsur-unsur perbutan pidanatindak pidana sebagai berikut: A. perbuatan manusia; B. yang memenuhi rumusan dalam undang-undang ini merupakan syarat formil; dan C. bersifat melawan hukum ini merupakan syarat materiil 7 Syarat untuk memungkinkan adanya penjatuhan pidana adalah adanya perbuatan manusia yang memenuhi rumusan delik dalam undang-undang. Ini merupakan 4 Moelyatno. Asas-Asas Hukum Pidana. Jakarta : Rineka Cipta. 1993 h. 5 5 ibid . h. 54 6 Wirjono Prodjodikoro. Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia Eresco : Bandung. 1986 h. 55 7 Soedarto. Kapita Selekta Hukum Pidana Alumni : Bandung. 1990 h. 43 konsekuensi logis dari asas legalitas sebagai prinsip kepastian. Perumusan delik dalam KUHP biasanya dimulai dengan kata “barangsiapa” kemudian diikuti penggambaran perbuatan yang dilarang atau yang tidak dikehendaki atau yang diperintahkan oleh undang-undang.

C. Pengertian Penimbunan Pupuk Bersubsidi

Hak dan kewajiban produsen pupuk bersubsidi yaitu menjamin kelancaran arus barang melalui penyederhanaan prosedur penebusan pupuk dalam mendukung kelancaran pengadaan dan penyaluran pupuk bersubsidi, hak dan kewajiban distributor pupuk bersubsidi yaitu melaksanakan penyaluran pupuk bersubsidi sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan produsen dan bertanggung jawab atas kelancaran penyaluran pupuk bersubsidi di wilayah penyalurannya, sedangkan hak dan kewajiban pengecer pupuk bersubsidi yaitu melakukan penyaluran pupuk bersubsidi secara langsung hanya kepada petani atau kelompok tani sesuai dengan peruntukannya. Penimbunan adalah proses, cara, perbuatan menimbun; pengumpulan barang- barang 8 . Sedangkan Pupuk bersubsidi adalah pupuk yang pengadaan dan penyalurannya ditataniagakan dengan Harga Eceran Tertinggi HET yang ditetapkan di tingkat pengecer resmi atau kelompok tani. bahwa guna mengawasi pengadaan dan penyaluran pupuk yang memperoleh subsidi, dipandang perlu menetapkan pupuk bersubsidi sebagai barang dalam pengawasan. Penimbunan pupuk bersubsidi merupakan Tindak Pidana Ekonomi TPE yang diatur lebih lanjut melalui Undang-Undang Nomor 7 Drt tentang Pengusutan, 8 Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke III 2001:1194