Mediasi Penyelesaian Sengketa Hadhanah Menurut Perspektif Fiqih dan Kompilasi Hukum Islam

68 a. Ahwal al-syakhshiyah; b. Mu’amalah; dan c. Jinayah. Selanjutnya perkarahadhanah dapat diajukan tersendiri dan dapat pula diajukan bersama-sama dengan perkara perceraian, namun saat ini perkara hadhanah haruslah diajukan secara terpisah dengan perkara perceraian, hal ini dikarena perkara hadhanah yang begitu lama untuk memperoleh putusan hakim yang berkekuatan hukum tetap, apalagi ada upaya hukum yang lakukan oleh pihak yang tidak memperoleh hak hadhanah sementara perkara perceraian sebagai gugat pokoknya telah diputuskan oleh hakim 129 . Secara umum pengadilan dalam pertimbangan hukumnya selalu mengaitkan ketentuan syar’iat untuk menetapkan hak hadhanah. Adapun penyelesai sengketa hadhanah menurut Kompilasi Hukum Islam diantaranya:

1. Mediasi

Menurut bahasa, mediasi berasal dari bahasa latin, mediare, yang berarti berada di tengah. 130 Dalam bahasa lain, mediasi dapat diartikan sebagai salah satu cara menyelesaikan sengketa di luar lembaga peradilan. Atau dengan kata lain, mediasi merupakan salah satu bentuk negoisasi antar dua individu atau kelompok dengan melibatkan pihak ketiga dengan tujuan membantu tercapainya penyelesaian yang 129 Hasil Wawancaradengan Ilyas, Panitera Mahakamah Syariah Sinabang, Tanggal17 Mei 2013. 130 Syahrizal Abbas, Mediasi dalam Perspektif Hukum Syari’ah, Hukum Adat, dan Hukum Nasional, Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2009, hlm. 2. Universitas Sumatera Utara 69 bersifat kompromi.Menurut Gary Goodpaster, menyatakan bahwa “mediasi” adalah proses negoisasi penyelesaian masalah dimana suatu pihak luar tidak memihak, netral, tidak bekerja dengan pihak yang bersengketa, membantu mereka mencapai suatu kesepakatan hasil negosiasi yang memuaskan. 131 Selanjutnya Rachmadi Usman menyatakan bahwa mediasi adalah sebagai cara penyelesaian sengketa di luar pengadilan melalui perundingan yang melibatkan para pihak ketiga yang bersikap netral non intervensi yang disebut “mediator” atau “penengah” yang bertugas hanya membantu pihak-pihak yang bersengketa dalam menyelesaikan masalahnya dan tidak mempunyai kewenangan untuk mengambil keputusan. 132 sedangkan menurut Munir Fuady, mediasi adalah salah satu alternatif dalam menyelesaikan sengketa, jadi mediasi merupakan suatu proses negosiasi untuk memecahkan masalah melalui pihak luar yang tidak memihak dan netral yang berkerja dengan pihak bersengketa untuk membantu menemukan solusi dan menyelesaikan sengketa tersebut secara memuaskan bagi kedua pihak. Pihak ketiga yang membantu menyelesaikan sengketa tersebut disebut dengan “mediator” , pihak mediator tidak mempunyai kewenangan untuk memberikan putusan terhadap sengketa tersebut, melainkan hanya berfungsi untuk membantu dan menemukan solusi terhadap para pihak yang bersengketa tersebut. 133 131 Gary Goopaster, Negosiasi dan Mediasi: Sebuah Pedoman Negosiasi dan Penyelesaian Sengketa Melalui Negosiasi, Jakarta:ELIPS Project, 1993, hlm. 201. 132 Rachmadi Usman, Pilihan Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan, Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003, hlm. 82. 133 Munir Fuady, Arbitrase Nasional, Bandung: Aditya Bakti, 2000, hlm.42. Universitas Sumatera Utara 70 Di Indonesia sendiri pengertian mediasi dapat kita lihat pada Pasal 1 angka 7 Perma Nomor 1 Tahun 2008 tentang Mediasi. Mediasi merupakan cara penyelesaian sengketa melalui proses perundingan untuk memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh mediator. Selanjut, sejak adanya Perma Nomor 1 Tahun 2008 tentang Mediasi maka upaya mediasi menjadi suatu kewajiban dalam proses gugatan di Pengadilan yang harus dilaksanakan oleh para pihak, jika tidak maka perkara tersebut batal demi hukum, sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 2 ayat 3 Perma Nomor 1 Tahun 2008. Pelaksanaan mediasi di Pengadilan AgamaMahkamah Syar’iyah memberikan manfaat yang besar bagi para pihak termasuk dalam sengketa hadhanah. Hak-hak para pihak dan anak dapat dituangkan dalam kesepakatan mediasi, tanpa harus melalui proses yang panjang pada persidangan. Prinsip peradilan yang sederhana, cepat, dan biaya murah sebagaimana menjadi perintah undang-undang, tampaknya masih menghadapi hambatan sehingga sering terjadinya penumpukan perkara court congestion di lembaga peradilan. Namun salah satu upaya yang dilakukan oleh Mahkamah Agung untuk mengurangi terjadinya penumpukan perkara tersebut adalah dengancara mengoptimalkan upaya damai, baik di dalam proses pengadilan maupun di luar peradilan, hal itu ditandai dengan dibentuknya sejak lahirnya Peraturan Mahkamah Agung selanjutnya disebut Perma Nomor 2 Tahun 2003 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan dan Perma Nomor 1 Tahun 2008 tentang perubahan atas Perma Nomor 2 Tahun 2003, mediasipun dijadikan sebagai salah satu upaya menyelesaikan sengketa para pihak dengan menghadirkan pihak ketiga yang independen guna bertindak sebagai Universitas Sumatera Utara 71 mediator. Mediator adalah pihak ketiga yang membantu penyelesaian sengketa para pihak, yang mana ia tidak melakukan intervensi terhadap pengambilan keputusan 134 . Adapun mereka yang dapat menjadi mediator menurut Pasal 8 Perma Nomor 1 Tahun 2008 tentang perubahan atas Perma Nomor 2 Tahun 2003, yaitu: a. Hakim bukan pemeriksa perkara pada pengadilan yang bersangkutan; b. Advokat atau akademisi hukum; c. Profesi bukan hukum yang dianggap para pihak menguasai berpengalaman dalam pokok sengketa; d. Gabungan antara mediator yang disebut dalam angka 1 dan 4 atau gabungan angka 2 dan 4 atau gabungan angka 3 dan 4. Namun selama ini pada Mahkamah Syar’iyah Sinabang para pihak yang berperkara lebih banyak menggunakan mediator hakim karena bila mediatornya hakim maka para pihak tidak perlu mengeluarkan biaya lagi, sedangkan mediator bukan hakim para pihak haruslah membayarnya. 135 Walaupun penyelesaian melalui mediasi itu tidak akan menyelesaikan seluruh persoalan yang dihadapi pengadilan, tetapi paling tidak diharapkan dapat mengurangi persoalan terjadi selama ini. Kehadiran mediasi di Pengadilan, termasuk dalam lingkungan Peradilan AgamaMahkamah Syar’iyah. Selanjutnya sebuah mediasi yang dilalui para pihak memiliki prosedur sebagai berikut: a Proses Mediasi di Pengadilan AgamaMakahamah Syar’iyah 134 Syarizal Abbas, Op.Cit., hlm. 59. 135 Hasil Wawancara dengan Mardiah, Hakim Mahkamah Syar’iyah Sinabang, Tanggal18 Mei 2013. Universitas Sumatera Utara 72 Pada prinsipnya, prosedur mediasi yang diberlakukan di pengadilan dalam lingkungan peradilan agamaMahkamah Syar’iyah sebagaimana diatur dalam Perma Nomor 1 Tahun 2008, tidak berbeda dengan perkara-perkara perdata yang berlaku di lingkungan peradilan lainnya, yaitu sebagai berikut. 1 Tahap Pra Mediasi Pada hari sidang pertama yang dihadiri kedua belah pihak hakim mewajibkan kapada para pihak untuk menempuh mediasi. 136 Hakim menjelaskan prosedur mediasi kepada para pihak yang bersengketa. Para pihak memilih mediator, sebagai pihak ketiga yang akan membantu menyelesaikan sengketa mereka dari nama-nama yang telah tersedia atau dapat juga menggunakan mediator yang berasal dari luar pengadilan. Selanjutnya apabila telah terdapat kesepakatan, maka para pihak menyampaikan mediator dipilih oleh para pihak tersebut kepada ketua majelis hakim. Selanjutnya, hal itu diberitahukan kepada mediator yang bersangkutan untuk segera melaksanakan tugasnya. Selanjutnya hakim menunda proses persidangan perkara hadhanah tersebut untuk memberikan kesepakatan kepada para pihak menempuh proses mediasi. Untukjangka waktu penundaan ini biasanya dalam praktik selama ini sidang ditunda selama 40 hari sejak pemilihanpenetapan penunjukan mediator dan dapat di perpanjang 14 hari lagi. 137 Oleh karenanya dengan waktu yang cukup lama 136 Perma No. 1 Tahun 2008 tentang perubahan atas Perma Nomor 2 Tahun 2003Pasal 7 ayat 1. 137 Perma Nomor 1 Tahun 2008 tentang perubahan atas Perma Nomor 2 Tahun 2003, Pasal 13 angka 3 dan 4. Universitas Sumatera Utara 73 tersebut para pihak dan mediator diharapkan bisa mencapai kesepakatan damai sebagaimana yang diinginkan. 2 Tahap Proses Mediasi Adapun dalam tahap ini, mediasi dinyatakan dalam waktu paling lama 5 lima hari kerja setelah pemilihan atau penunjukan mediator,para pihak dapat menyerahkan resume kepada satu sama lain dan kepada mediator 138 Adapun resume perkara yang dimaksud adalah dokumen yang isinya mengenai penjelasan mengenai permasalahan yang terjadi diantara para pihak sehingga sengketa ini kemudian dibawa ke muka pengadilan, dan juga mengenai usulan dari masing-masing pihak mengenai penyelesaian permasalahan. Penyerahan resume kepada para pihak dan mediator bertujuan untuk memperlancar proses mediasi karena mereka dapat mempelajari duduk perkara, bagi para pihak diharapkan dapat memahami kepentingan pihak lawan, dengan demikian mereka tidak akan bertahan pada kehendak kepentingan pridadi sendiri, yang pada akhirnya dapat menyebabkan mediasi gagal dead lock. Kemudian Mediator wajib menentukan jadwal pertemuan untuk proses penyelenggaraan mediasi, apabila dianggap perlu mediator dapat juga mengundang seorang ahli atau lebih dalam bidang tertentu untuk memberikan penjelasan atau pertimbangannya yang dapat membantu menyelesaikan perbedaan pendapat. Jika mediasi berhasil mencapai kesepakatan, maka para pihak dengan bantuan mediator 138 Perma Nomor 1 Tahun 2008 tentang perubahan atas Perma Nomor 2 Tahun 2003,Pasal 13 Ayat 1 dan 2. Universitas Sumatera Utara 74 merumuskan secara tertulis kesepakatan yang dicapai dan ditandatangani oleh para pihak tersebut. 139 Jika yang menjadi mediator adalah hakim, maka penyelenggaraan mediasi haruslah di lingkungan pengadilan. Dengan kata lain, mediator hakim tidak boleh menyelenggarakan mediasi di luar pengadilan, mediasidilakukan pada salah satu ruang Pengadilan AgamaMahkamah Syar’iyah yang tidak dikenakan biaya. Berbeda dengan mediator bukan hakim, maka mediasi dapat dilakukan di luar ataupun di Pengadilan AgamaMahkamah Syar’iyah asal terlebih dahulu mendaftar dan masuk sebagai mediator di pengadilan tersebut. 3 Mediasi Tercapai Diantara Para Pihak Bila hasil kesepakatan pihak-pihak yang bersengketa tercapai dalam perdamaian dengan mediasi maka kesepakatan tersebut dituangkan dalam bentuk tertulis, namun bila mediasi itu terjadi di luar pengadilan maka para pihak dapat membuat akta perdamaian secara notariil. 140 Hal ini agar kesepakatan yang disepakati oleh para pihak tersebut mempunyai kekuataan hukum sebagaimana yang ditegaskan dalam Pasal 1858 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Selanjutnya jika kesepakatan tersebut dihendaki para pihak dituang dalam putusan hakim yang gugatannya sesudah 139 Perma Nomor 1 Tahun 2008 tentang perubahan atas Perma Nomor 2 Tahun 2003,Pasal 15 Ayat 1 sd 4. 140 Hasil Wawancara dengan Syaril Sofyan, Notaris di Medan, Tanggal 29 Juli 2013. Universitas Sumatera Utara 75 terlanjur diproses maka majelis hakim dapat menuangkan hal-hal yang telah disepakati tersebut dalam dictum putusan. 141 4 Mediasi Tidak Mencapai Kata Sepakat Apabila dalam waktu yang telah ditentukan, para pihak tidak mampu menghasilkan kesepakatan perdamaian, maka mediator wajib menyatakannya secara tertulis bahwa proses mediasi telah gagal dan memberitahukannya kepada ketua majelis hakim. Karena itu, dengan alas an tersebut majelis hakim akan segera melanjutkan pemeriksaan perkara sesuai dengan hukum acara yang berlaku. Apabila para pihak gagal mencapai kesepakatan, maka pernyataan dan pengakuan para pihak selama proses mediasi tidak dapat dijadikan bukti dalam proses persidangan perkara.Seluruh catatan dan notula mediator wajib dimusnahkan.Begitu pula mediator tidak dapat menjadi saksi dan tidak dapat dikenai pertanggung jawaban, baik pidana maupun perdata. 142 5 Kesepakatan di Luar PengadilanMahkamah Syar’iyah Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2008 telah memberikan ruang yang luas kepada para pihak yang bersengketa untuk berdamai dan menyelesaikannya di luar pengadilan. Selanjutnya, untuk mendapatkan kekuatan hukum yang dapat menjadi pegangan dan dapat mengikat para pihak, maka terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan.Para pihak dengan bantuan mediator bersertifikat mediator 141 Hasil Wawancara dengan Mardiah, Hakim Mahkamah Syar’iyah Sinabang, Tanggal18 Mei 2013. 142 Hasil Wawancara dengan Mardiah, Hakim Mahkamah Syar’iyah Sinabang, Tanggal 19 Mei 2013. Universitas Sumatera Utara 76 bukan hakim, yang berhasil menyelesaikan sengketa di luar pengadilan dengan kesepakatan perdamaian dan dapat mengajukan kesepakatan perdamaian ke PengadilanMahkamah Syar’iyah yangberwenang untuk memperoleh akta perdamaian dengan cara mengajukan gugatan. Pengajuan gugatan harus disertai atau dilampiri dengan kesepakatan perdamaian dan dokumen-dokumen yang membuktikan ada hubungan hukum para pihak dengan objek sengketa. 143 Selanjutnya tidak semua kesepakatan perdamaian di luar Pengadilan dapat dikuatkan oleh hakim menjadi akta perdamaian, adapun syarat-syarat suatu kesepakatan yang dapat dituangkan dalam akta perdamaian, yaitu 144 : 1. Sesuai kehendak para pihak. 2. Tidak bertentangan dengan hukum. 3. Tidak merugikan pihak ketiga. 4. Dapat dieksekusi. 5. Dengan itikad baik. Apabila ditinjau dari segi bentuk kesepakatan perdamaian,maka dapat dibedakan menjadi dua bentuk persetujuan perdamaian yaitu: 1 Putusan Perdamaian Apabila para pihak-pihak yang bersengketa mengadakan perdamaian terhadap suatu masalah yang di sengketakan mereka membuat akta perdamaian secara tertulis. para pihak yang bersengketa memohon kepada majelis hakim agar persetujuan perdamaian itu dikukukan dalam suatu putusan yang disebut putusan perdamaian. Formulasi isi perjanjian perdamaian itu sendiri dibuat oleh pihak-pihak yang berpekara yang dituangkan dalam suatu akta, para pihakyang bersengketa menandatangani akta perdamaian tersebut. Atas dasar akta perdamaian itu hakim menjatuhkan putusan perdamaian sesuai dengan isi 143 Perma Nomor 1 Tahun 2008 tentang perubahan atas Perma Nomor 2 Tahun 2003,Pasal 23 ayat 1 dan 2. 144 Perma Nomor 1 Tahun 2008 tentang perubahan atas Perma Nomor 2 Tahun 2003,Pasal 23 ayat 3. Universitas Sumatera Utara 77 persetujuan itu dengan dictum menghukum kepada para pihak-pihak untuk mentaati dan melaksanakan isi perjanjian tersebut. 2 Akta Perdamaian Suatu persetujuan yang disebut berbentuk akta perdamaian, hal ini terjadi bila jika persetujuan perdamaian terjadi tanpa campur tangan pengadilan atau hakim. Selanjutnya sengketa para pihak tersebutsudah atau belum diajukan sebagai gugatan ke pengadilan.Jika sengketa sudah sampai di pengadilan, maka para pihak hendaklah ke notaris untuk membuat persetujuan perdamaian dalam bentuk akta perdamaian, sehingga atas dasar itu pula para pihak dapat mencabut perkara yang sudah diajukan di pengadilan dan bilap para pihak tidak meminta pengkukuhan persetujuan perdamaian itu dalam bentuk putusan perdamaian, maka persetujuan perdamaian itu disebut akta perdamaian. 145 Jadi, tugas mediator mendamaikan kedua belah pihak agar tidak terjadi perselisihan dalam mengatur hak hadhanah anak. Dalam hal ini mediator memberikan nasehat kepada kedua belah pihak, yang batas waktunya sampai 40 hari, tapi dalam prakteknya apabila 1 atau 2 kali pertemuan, kedua belah pihak masih belum menemukan kesepakatan sehingga melanjutkan perkara hadhanah ke depan persidangan, maka dikatakan mediasi gagal. 146

2. Penyelesaian hadhanah anak melalui gugatan Peradilan Agama Mahkamah Syar’iyah