Sumber Lain Latar Belakang

xiii

B. Sumber Lain

Puji A, Lilik, Skripsi S1, Ilmu Komunikasi UMM, Konstruksi Surat Kabar dalam Pemberitaan tentang Pemberian Gelar Pahlawan Nasional Kepada Gusdur Analisis Framing Berita pada Surat Kabar Harian Jawa Pos dan Kompas edisi 3-5 Januari 2010. Christian,Yoseph2011“KeluargaLaporKontras”http:bumimars.wordpress.com 20110424keluarga-lapor-kontras Diakses 7 mei 2011, pukul 11.17. Arman, Ayu “Meninggalkan 2011 Negara Islam Indonesia: Berbincang denganMataharitimoerhttp:www.commongroundnews.orgarticle.php? id=21682lan=basp=0 Diakses 7 mei 2011, pukul 10.23. G- Lucky 2011 “ Manfaat New Media untuk Masyarakat” http:www.nafesa28- glucky.co.cc201011manfaat-new-media-untuk masyarakat.html Diakses 8 mei 2011, pukul 13.16. Doddy Wisnu Pribadi 2011 “ 15 Mahasiswa jadi korban perekrutan NII” http:regional.kompas.comread201104192145033215.Mahasiswa.J adi.Korban.Perekrutan.NII Diakses 8 Mei 2011, Pukul 20.23. xiv 1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kasus Negara Islam Indonesia NII telah memenuhi pemberitaan di berbagai media mulai dari cetak, elektronik dan online. Kasus banyaknya mahasiswa yang menjadi korban dan hilang, menjadikan kasus NII kembali diberitakan. NII yang nama awalnya adalah DI Darul Islam bermula dari gerakan politik yang diproklamasikan Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo di Desa Cisampah, Kecamatan Ciawiligar, Tasikmalaya, Jawa Barat pada 7 Agustus 1949. Saat Indonesia vakum dari pemerintahan akibat Perjanjian Renville. Setelah Kartosoewirjo ditangkap TNI dan dieksekusi pada 4 Juni 1962 di wilayah Gunung Rakutak di Jawa Barat, Pemerintah Indonesia kemudian menghukum mati Kartosoewirjo pada September 1962. Gerakan ini terpecah, namun tetap eksis secara diam-diam meskipun dianggap sebagai organisasi ilegal oleh pemerintah Indonesia karena bertentangan dengan ideologi bangsa kita yaitu Pancasila. Visi dan misi NII seperti dinyatakan oleh Sang Imam, Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo tahun 1949 adalah mengenai negara Islam terinspirasi oleh piagam Madinah yang diresmikan oleh Nabi Muhammad SAW. Selama masa Nabi, Madinah merupakan negeri yang adil baik terhadap orang Islam, Yahudi, Nasrani, dan siapa pun yang hidup pada masa itu. Penyelewengan yang paling prinsipil adalah mereka melakukan banyak tindakan yang merusak citra Islam. Mereka menganggap hanya kelompok merekalah yang representatif terhadap kebenaran, terhadap Islam. Mereka sulit menerima kritik dan mengandalkan 2 kekerasan ketimbang dialog. Ini menumbuhkan pandangan yang keliru terhadap Islam sebagai agama yang memberikan kasih sayang bagi seluruh dunia rahmatan lil alamin Arman, 2007. Para jamaah NII menghalalkan segala cara dengan merampok, mencuri, menipu, memeras, merampas atau melacur asalkan demi kepentingan Negara atau Madinah. Hal tersebut disandarkan pada filosofi sesat atas kepemilikan wilayah teritori Indonesia oleh Negara Islam Indonesia, atas dasar Proklamasi NII dan ke- Khalifahan Kartosoewirjo pada tahun 1949, serta dalam rangka aplikasi atau praktek dari ayat “Sesungguhnya bumi ini diwariskan kepada hamba-hamba-Ku yang Shalih”. Dengan menekankan keyakinan bahwa pada dasarnya terhitung sejak proklamasi berdirinya NII tahun 1949, maka seluruh wilayah Indonesia beserta isi dan kekayaannya adalah milik NII dan segenap warganya. Namun karena hal itu kini dirampas dan dikuasai oleh Rezim Pancasila beserta rakyatnya, oleh karenanya wajib hukumnya mengambil kembali harta kekayaan milik NII tersebut dengan jalan apapun untuk kepentingan Negara Islam Indonesia. Inilah dasar falsafi adanya prinsip “tubarriru al washilah” menghalalkan segala cara. Doktrin ini diyakinkan melalui penyampaian secara berulang-ulang dalam materi tazkiyah untuk umat dan dalam acara irsyad untuk para mas‟ul. Melakukan perubahan terhadap ketentuan-ketentuan yang definitif dalam bidang Syari‟ah dan Fiqh, berdasarkan selera nafsu dan logika akal yang lemah, seperti masalah Zakat Fithrah, „Udhiyah atau Qurban, Qiradl dan Infaq serta 3 Shadaqah yang bentuknya macam-macam, dan sangat mengada-ada, yang belum pernah terjadi dalam sejarah umat Islam mana pun http:nii-crisis-center.com. Sekarang gerakan NII ini makin merajalela dan mengancam saudara- saudara kita. Sasaran utama mereka adalah remaja dan mahasiswa. Selama tiga tahun terakhir mulai 2008 sebanyak 13 orang mahasiswa UMM nyaris menjadi korban bermodus perekrutan anggota NII yang kemudian berbuntut minta uang. Doktrin ideologi negara Islam yang diduga dilakukan pelaku pencucian otak menimpa sembilan mahasiswa UMM memaksa Kodim 0833 Kota Malang ikut turun tangan. Alasannya karena sudah menyangkut keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI. Para pelaku akan mengembangkan jaringan untuk mewujudkan negara baru. Dalam kasus ini Negara Islam Indonesia NII, atau Negara Serikat Islam NSI. Dari aksinya para pelaku disinyalir kuat membawa dan membangun kelompok anti kemapanan. Dengan merekrut anggota baru, sebagai sasaran mahasiswa baru Christian, 2011. Nasrullah, Kepala Humas UMM dalam pemberitaan regional.kompas.com menjelaskan, meski berkedok sebagai proses perekrutan anggota Negara Islam Indonesia NII, oleh sebuah rantai organisasi yang tidak cukup jelas namun nyata ada, akhirnya para korban dibujuk untuk menyetorkan uang sebagai zakat atau sedekah pada NII, seorang korban bisa mengeluarkan uang Rp 2,5 juta hingga Rp 30 juta. Para korban mahasiswa ini direkrut oleh kawan-kawannya, sesama anggota suatu kelompok kegiatan, yang disebut mentoring, kegiatan pembimbingan mahasiswa baru di awal studi tahun 2008 pihaknya menemukan 4 tiga mahasiswa UMM jadi korban, membayar puluhan juta rupiah setelah mengikuti acara baiat oleh NII di Jakarta. Kasus NII yang menuai kontroversi ini, dimuat ke berbagai media massa terutama di harian Kompas dan Republika yang menggali berita dan mengulas isu- isu yang merebak Pakar komunikasi Jalaludin Rakhmad menyatakan dimana media massa memang tidak dapat mempengaruhi orang untuk mengubah sikap, tapi media massa cukup berpengaruh terhadap apa yang dipikirkan orang. Dengan kata lain, media dapat mempengaruhi orang untuk memikirkan atau memperhatikan sesuatu hal atau peristiwa. Masalah menjadi besar apabila isi berita menyangkut masalah yang dipandang prinsipil dalam kehidupan bermasyarakat dalam hal ini menyangkut agama. Peristiwa tersebut telah menjadi perhatian di berbagai media, khususnya media cetak yang berperan penting membentuk berita menjadi menarik untuk disajikan kepada publik. Secara normatif surat kabar sebagai media massa harusnya mengonstruksi berita berdasarkan realitas yang ada. Para gatekeeper yang berperan serta dalam menulis berita mempengaruhi isi beritanya, dengan demikian ideologis berita sudah dibentuk sedemikian rupa sehingga tidak mencerminkan realitas yang sesungguhnya. Nilai berita adalah produk konstruksi dari wartawan. Setiap hari ada jutaan peristiwa, dan jutaan peristiwa itu semuanya potensial dibentuk menjadi berita. Kenapa hanya peristiwa tertentu yang diberitakan? Dan kenapa hanya sisi tertentu saja dari peristiwa yang ditulis oleh wartawan? Semua proses ini ditentukan oleh apa yang disebut sebagai nilai berita. Karenanya nilai berita dapat 5 dianggap sebagai ideologi profesional wartawan, yang memberi prosedur bagaimana peristiwa yang begitu banyak disaring dan ditampilkan kepada khalayak Eriyanto, 2009:106. Hal tersebut menentukan bobot dan isi dari pemberitaan yang diedarkan. Ini berkaitan dengan adanya realitas sosial yang tertangkap atau tidak tertangkap oleh wartawan. Realitas empirik ini banyak dan sebenarnya eksis serta nyata dalam kejadian tertentu, namun subjektivitas sudut pandang wartawan menjadikan realitas empirik ini tidak dapat terangkum semua. Atau, kalaupun dapat terangkum, akan ada mekanisme penyortiran berita oleh pihak wartawan sendiri atau oleh redaktur yang berkaitan. Berita dalam pandangan konstruksi sosial, bukan merupakan peristiwa atau fakta dalam arti yang rill. Realitas tidak dioper begitu saja menjadi berita, ia adalah produk interaksi antara antara wartawan dan fakta. Dalam proses interaksi, wartawan menceburkan dirinya untuk memaknai realitas. Konsepsi tentang fakta diekspresikan untuk melihat realitas. Hasil dari berita adalah produk dari proses interaksi dan dialektika tersebut Eriyanto, 2009:17. Saat pemilu 1999, media massa mempunyai kebebebasan sangat luas dalam mengonstruksikan realitas. Satu-satunya patokan yang dipakai adalah kebijaksanaan redaksi redactional concept media masing-masing yang sangat boleh jadi hal itu dipengaruhi oleh kepentingan idealis, ideologis, politis dan ekonomis. Tetapi, apapun yang menjadi pertimbangan, yang relatif pasti adalah realitas yang ditonjolkan bahkan dibesar-besarkan, disamarkan, atau bahkan tidak 6 diangkat sama sekali dalam setiap pengonstruksian realitas Ibnu Hamad, 2004:25. Dari sini kita bisa melihat bagaimana media massa mengontruksikan berita demi kepentingan ideologinya dalam hal ini kepemilikkan surat kabar Kompas dan Republika yang menggali berita dan mengulas isu-isu yang merebak dibalik gerakan NII. Dari hal tersebut peneliti ingin menginterpretasikan dan membandingkan antara kedua surat kabar tersebut dalam mengonstruksikan berita, terutama dalam kasus NII yang berkembang luas sampai saat ini.

B. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Analisis Peningkatan Kualitas Surat Kabar Waspada Berdasarkan Penilaian Terhadap Atributnya

0 17 136

Penerapan Kode Etik Jurnalistik dalam Surat Kabar (Studi Analisis Isi Penerapan Pasal 4 dan Pasal 5 Kode Etik Jurnalistik di Rubrik Siantar Raya dalam Surat Kabar Siantar 24 Jam Edisi Januari 2013)

15 131 91

KONSTRUKSI MEDIA TERHADAP KEGIATAN CSR CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (Analisis Framing pada Surat Kabar Republika edisi Maret­ Mei 2007)

0 3 2

KONSTRUKSI SURAT KABAR DALAM PEMBERITAAN TENTANGPEMBERIAN GELAR PAHLAWAN NASIONAL KEPADA GUS DUR(Analisis Framing Berita pada Surat Kabar Harian Jawa Pos dan Kompas Edisi 3-5 Januari 2010)

0 19 3

KONSTRUKSI BERITA KONFLIK AHMADIYAH DALAM SURAT KABAR (Analisis Framing Pada Pemberitaan Surat Kabar Jawa Pos Edisi 7-11 Februari 2011)

1 39 52

ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN FILM INNOCENCE OF MUSLIMS PADA SURAT KABAR HARIAN REPUBLIKA DAN KOMPAS

0 3 234

PENDAHULUAN KONSTRUKSI SURAT KABAR HARIAN KOMPAS DALAM PEMBERITAAN BAKTERI SAKAZAKII PADA SUSU FORMULA BULAN FEBRUARI 2011 (Studi Analisis Framing Dalam Pemberitaan Bakteri Sakazakii Pada Surat Kabar Harian Kompas Bulan Februari 2011).

0 5 21

PENUTUP KONSTRUKSI SURAT KABAR HARIAN KOMPAS DALAM PEMBERITAAN BAKTERI SAKAZAKII PADA SUSU FORMULA BULAN FEBRUARI 2011 (Studi Analisis Framing Dalam Pemberitaan Bakteri Sakazakii Pada Surat Kabar Harian Kompas Bulan Februari 2011).

0 3 23

PEMBINGKAIAN KOMPAS DAN REPUBLIKA DALAM MENYAJIKAN BERITA KONFLIK MUSLIM ROHINGYA - MYANMAR (Analisis Framing Pada Pemberitaan Konflik Muslim Rohingya - Myanmar di Harian Surat Kabar Kompas dan Republika Edisi Bulan Mei 2015).

0 3 10

KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG NEGARA ISLAM INDONESIA (ANALISIS FRAMING REPUBLIKA DAN KOMPAS)

0 0 17