BAB III GAMBARAN DATA RESTITUSI PPN
A. Pengertian Pajak
Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H ia berpendapat bahwa, pajak adalah iuran kepada kas Negara berdasarkan Undang-Undang yang dapat dipaksakan
dengan tidak mendapat jasa timbal kontraprestasi, yang langsung dapat ditunjuk dan digunakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran umum
Waluyo,2010:3. Dari definisi tersebut dapat diketahui ciri-ciri yang melekat pada pajak, yaitu:
1. Pemungutan pajak harus berdasarkan Undang-Undang. 2. Sifatnya dapat dipaksakan.
3. Tidak ada kontraprestasi imbalan langsung yang dapat dirasakan oleh wajib pajak.
4. Pemungutan pajak dilakukan oleh Negara, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
5. Pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah.
Sehingga bagi Negara pajak merupakan penerimaan yang strategis untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran Negara dan sekaligus sebagai
kebersamaan sosial untuk bersama-sama memikul pembiayaan Negara.
Universitas Sumatera Utara
B. Fungsi Pajak
1. Fungsi Penerimaan Budgeter Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi
pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah. Sebagai contoh: dimasukkannya pajak dalam APBN sebagai penerimaan dalam negeri.
2. Fungsi Mengatur Reguler Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan
di bidang social dan ekonomi. Sebagai contoh: dikenakannya pajak yang lebih tinggi terhadap minuman keras. Demikian pula terhadap barang mewah.
C. Pembagian Pajak
Menurut pemungut dan pengelolanya adalah sebagai berikut : 1. Pajak pusat, adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara. Contoh: PPh, PPN, PPnBM dan Bea Materai.
2. Pajak daerah, adalah pajak yang dipingut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.
Contoh: Pajak Reklame, Pajak Hiburan.
Universitas Sumatera Utara
D. Pengertian Pajak Pertambahan Nilai
Menurut Undang-Undang No 42 Tahun 2009 Tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah, Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak
atas konsumsi barang dan jasa di Daerah Pabean yang dikenakan secara bertingkat di setiap jalur produksi dan distribusi.
E. Subyek Pajak Pertambahan Nilai