BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Kontribusi
Kontribusi berasal dari bahasa inggris yaitu contribute, contribution, maknanya adalah keikutsertaan, keterlibatan, melibatkan diri maupun sumbangan. Berarti dalam hal ini
kontribusi dapat berupa materi atau tindakan. Hal yang bersifat materi misalnya seorang individu memberikan pinjaman terhadap pihak lain demi kebaikan bersama. Kontribusi
dalam pengertian sebagai tindakan yaitu berupa perilaku yang dilakukan oleh individu yang kemudian memberikan dampak baik positif maupun negatif terhadap pihak lain. Sebagai
contoh, seseorang melakukan kerja bakti di daerah rumahnya demi menciptakan suasana asri di daerah tempat ia tinggal sehingga memberikan dampak positif bagi penduduk maupun
pendatang Ensiklopedia Wikipedia
2.2 Anak
Anak merupakan generasi penerus yang akan berperan dalam proses kelangsungan perkembangan bangsa di masa yang akan datang, di pundak merekalah nasib bangsa dan
negara dipertaruhkan. Untuk itu diperlukan generasi penerus yang berkualitas dan harus dibentuk pada saat ini agar dapat membawa kemajuan di masa mendatang yang lebih baik
Ada beberapa pengertian anak tergantung bidangnya masing-masing. Berikut pengertian anak :
1. Menurut UU No.25 tahun 1997 tentang Ketenagakerjaan Pasal 1 ayat 20“ Anak
adalah orang laki-laki atau wanita yang berumur kurang dari 15 tahun”
2. Menurut UU RI No.21 tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Perdagangan orangPasal 1 Ayat 5“Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 delapan belas tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. “
3. Menurut
UU No.44 thn 2008 tentang PornografiPasal 1 ayat
4 “Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 delapan belas tahun “
4. Menurut UU No. 3 TAHUN 1997 Tentang Pengadilan AnakPasal 1 Ayat 1“ Anak
adalah orang yang dalam perkara Anak Nakal telah mencapai umur 8 delapan tahun tetapi belum mencapai umur 18 delapan belas tahun dan belum pernah
kawin “. 5.
Menurut UU No. 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan AnakPasal 1 Ayat 2“ Anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 dua puluh satu tahun dan
belum pernah kawin”. 6.
Menurut Konvensi Hak Anak “Anak adalah setiap manusia yang berusia di bawah 18 tahun, kecuali berdasarkan yang berlaku bagi anak tersebut ditentukan bahwa
usia dewasa dicapai lebih awal 7.
Menurut John Locke “anak merupakan pribadi yang masih bersih dan peka terhadap rangsangan – rangsangan yang berasal dari lingkungan”
8. Menurut Agustinus “anak tidaklah sama dengan orang dewasa, anak mempunyai
kecenderungan untuk menyimpang dari hukum dan ketertiban yang di sebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan pengertian terhadap realita kehidupan, anak –
anak lebih mudah belajar dengan contoh – contoh yang diterimanya dari aturan – aturan yang bersifat memaksa”
2.2.1. Hak Anak
Dalam KEPPRES No. 36 tahun 1990 tentang hak hak anak dinyatakan, anak seperti juga halnya orang dewasa memiliki hak dasar sebagai manusia. Adapun hak-hak pokok anak
antara lain : a.
Hak untuk hidup layak: Setiap anakberhak memilik kehidupan dan penghidupan yang layak, sama seperti yang lain dimana terpenuhinya
kebutuhan dasar mereka yaitu sandang, pangan, papan b.
Hak untuk berkembang:Setiap anak berhak untuk berkembang seperti mendapatkan pendidikan, bebas mengeluarkan pendapat, bebas memilih
agama dan bebas mempertahankan keyakinan. Hak ini membiarkan mereka berkembang secara maksimal sesuai dengan potensinya
c. Hak untuk dilindungi : Setiap anak berhak untuk dilindungi dari segala tindak
kekerasan d.
Hak untuk berperan serta : Setiap anak berhak berperan aktif di masyarakat bebas untuk bereksperesi dan berkreasi
2.3 Pekerja Anak
Pekerja anak merupakan istilah untuk mempekerjakan anak kecil, dimana istilah pekerja anak ini memiliki konotasi pengeksplotasian anak kecil atas tenaga mereka dengan
gaji yang kecil atau pertimbangan bagi perkembangan pribadi mereka, keamananya, kesehatan dan prospek masa depannya Ensiklopedia Wikipedia
Menurut UU Nomor 251997 tentang Ketenagakerjaan tepatnya ayat 20 disebutkan bahwa yang dimaksud anak adalah laki laki atau wanita yang berumur kurang dari 15 tahun.
Tetapi kalau mengacu Konvensi ILO, maka yang disebut pekerja anak sesungguhnya adalah mereka yang berusia di bawah 18 tahun. Selain bekerja sendiri dan membantu keluarga, pada
komunitas tertentu misalnya sektor pertanian, perikanan dan industri kerajinan, sejak kecil anak anak biasanya sudah dididik untuk bekerja Putranto, dalam Suyanto, 2013:114.
Pada Konvensi Hak-Hak anak pasal 32 tentang Pekerja Anak menyebutkan : 1.
Negara mengakui hak anak untuk dilindungi terhadap eksploitasi ekonomi dan terhadap pelaksanaan setiap pekerjaan yang mungkin berbahaya atau menganggu
pendidikan, merugikan kesehatan anak atau perkembangan fisik, mental, spiritual, moral atau sosial anak
2. Negara akan mengambil langkah – langkah legislatif, administratif dan pendidikan
untuk menjamin pelaksanaan pasal ini. Untuk mencapai tujuan dengan memperhatikan ketentuan ketentuan dan perangkat-perangkat internasional lain yang
terkait, Negara – Negara peserta khusunya akan : a.
Menetapkan usia minimum atau usia-usia minimum untuk dapat memasuki lapangan kerja
b. Menetapkan peraturan yang tepat mengenai jam-jam kerja dan kondisi kerja
c. Menetapkan hukuman – hukuman yang layak atau sanksi sanksi lain untuk
menjamin pelaksanaan yang efektif dari pasal ini Unicef, 1989 : 40 41 Walaupun pekerja anak telah melanggar hak hak anak namun dalam banyak kasus,
di kalangan keluarga miskin anak anak biasanya bekerja demi meningkatkan penghasilan keluarga atau rumah tangganya. Hubungan kerja yang diterapkan pada pekerja anak ada
bermacam macam bentuk. Sebagai buruh, anak anak menerima imbalan atau upah untuk pekerjannya. Untuk pekerja anak yang magang mereka ada yang dibayar dan ada yang tidak
di bayar. Sedangkan sebagai tenaga kerja keluarga umumnya anak anak tidak dibayar
Tjandraningsih, dalam Suyanto, 2013:114
Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 31999 yang dikeluarkan pada tanggal 26 Januari 1999 tentang Pelaksanaan Penanggulangan Pekerja Anak menyatakan bahwa yang
disebut pekerja anak adalah anak yang berusia di bawah 15 tahun yang sudah melakukan pekerjaan berat dan berbahaya baik yang tidak bersekolah maupun yang bersekolah.
Pekerjaan berat dan berbahaya yang dimaksud disini adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh pekerja anak yang dapat mengganggu proses tumbuh dan kembangnya anak,
baik fisik maupun non fisik. Menurut Undang – Undang Ketenagakerjaan Nomor 3 tahun 2003 pengertian pekerja anak sebagai berikut:
A. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melaksanakan pekerjaan guna
menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat
B. Anak adalah setiap orang yang berusia di bawah 15 tahun. Pengertian tersebut
berlaku bagi tenaga kerja anak yang bekerja di sektor formal seperti perusahaan dan lembaga.
Sedangkan batasan usia tenaga kerja di sektor informal tercantum dalam Undang- Undang Nomor 20 Tahun1999 tentangn Pengesahan Konvensi ILO 138 tentang Usia
Minimum Anak untuk Diperbolehkan Bekerja. Dalama Undang-Undang tersebut berdasarkan Pasal 2 konvensi ini dijelaskan bahwa dalam hal pekerja nonindustri
pertanian , perdagangan dan sektor informal lainnya usia minimum tidak kurang dari 15 tahun. Menurut Biro Pusat yang dimaksud pekerja anak adalah anak usia
kerja 10-14 tahun yang melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit 1 jam secara
kontinu dalam seminggu. Bekerja juga mengandung mengandung arti yang luas yang mencakup semua sektor baik secara formal maupun informal. Namun BPS
hanya mengenal pengkategorian pekerjaan sektor pertanian , industri , perdagangan, kontruksi serta transportasi dan jasa diolah dari data situs
www.BPS.go.id Fenomena pekerja anak di Indonesia merupakan masalah serius karena mengancam
kualitas kehidupan anak. Hak-hak mereka dan masa depan mereka sekaligus masa depan bangsa. Oleh karena itulah pekerja anak merupakan satu katagori anak anak yang perlu
mendapatkan perlindungan khusus. Konvensi ILO Nomor 138 disahkan pemerintah Indonesia melalui Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2002 mengenai usia minimum bagi anak
untuk diperbolehkan bekerja menyatakan bahwa usia minimum bagi anak untuk diperbolehkan bekerja adalah 15 tahun jika pekerjaan itu tidak menganggu kesehatan,
keselamatan, pendidikan dan pertumbuhannya. Sementara usia minimum untuk diperbolehkan bekerja atau melakukan pekerjaan yang berbahaya tidak boleh kurang dari 18
tahun. Namun ternyata masih banyak anak berusia kurang dari 15 tahun yang harus bekerja di Indonesia.
Menurut Effendi dalam Suyanto ada 2 Teori yang melatarbelakangi anak-anak usia sekolah turut terlibat dalam kegiatan ekonomi keluarga, yaitu:
1. Teori Strategi kelangsungan rumah tangga household survival strategy.
Menurut Teori ini, dalam masyarakat pedesaan yang mengalami transisi dan golongan miskin di kota, mereka akan memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia
bila kondisi ekonomi mengalami perubahan atau memburuk. Salah satu upaya yang seringkali dilakukan untuk beradaptasi dengan perubahan adalah memanfaatkan
tenaga kerja keluarga. Kalau tenaga kerja wanita terutama Ibu Rumah Tangga belum
dapat memecahkan masalah yang dihadapi biasanya anak-anak yang belum dewasa pun diikutsertakan dalam menopang kegiatan ekonomi keluarga Suyanto, 2000:14.
2. Teori transisi industrialisasi.
Menurut Teori ini pada tahap awal industrialisasi membutuhkan pemupukan modal untuk meningkatkan produksi atau teknologi. Biasanya pada industriawan menekan
biaya produksi dengan jalan menekan biaya pengeluaran untuk upah. Salah satu caranya yang biasa dilakukan adalah mempekerjakan wanita atau anak-anak, karena
sebagai pencari nafkah sekunder kedua mereka biasanya bersedia dibayar dengan murah Suyanto, 2000:15.
2.3.1. Faktor penyebab munculnya Tenaga Kerja Anak
Faktor-faktor yang menjadi penyebab anak-anak bekerja dapat ditinjau dari dua sisi yaitu penawaran supply dan permintaan demand. Sisi penawaran ditunjukkan untuk
melihat faktor-faktor yang melatarbelakangi masyarakat yang menyediakan tenaga anak-anak untuk bekerja, sedangkan sisi permintaan untuk menunjukkan faktor faktor yang mendukung
pengusaha memutuskan untuk menggunakan pekerja anaka sebagai faktor produksi Usman dan Nachrowi , 2004 : 100
Berdasarkan sisi penawaran, menurut berbagai penelitian yang dilakukan didalam maupun diluar negeri, kemiskinan merupakan faktor utama yang membuat anak anak masuk
ke pasar tenaga kerja. ILO dan UNICEF 1994 menyebutkan bahwakemiskinan merupakan akar permasalahan terdalam dan faktor utama anak-anak terjun ke dunia kerja. Bencana alam
, buta huruf , ketidakberdayaan, kurangnya pilihan untuk bertahan hidup serta kemiskinan orang tua yang membuat semakin buruknya keadaan yang dihadapi keluarga sehingga
mereka terpaksa meletakkan anaknya ke dunia kerja. Penjelasan tersebut dapat menjadi faktor faktor utama yang membuat anak anak masuk ke pasar kerja adalah sebagai berikut :
a. Kemiskinan
b. Pendidikan
c. Perubagan proses produksi
d. Ketidaktahuan orang tua tentang konvensi hak-hak anak dan undang-undang
tentang anak sesuai dengan konvensi hak anak e.
Faktor nilai budaya masyarakat
2.3.2 Dampak Anak Bekerja
Dalam konvensi Hak Anak yang telah diratifikasi oleh Pemerintah Indonesia disebutkan bahwa anak-anak pada hakikatnya berhak untuk memperoleh pendidikan yang
layak dan mereka seyogianya tidak terlibat dalam aktivitas ekonomi secara dini. Namun demikian, akibat tekanan kemiskinan, kurangnya animo orang tua terhadap arti penting
pendidikan, dan sejumlah faktor lain, maka secara sukarela maupun terpaksa anak menjadi salah satu sumber pendapatan keluarga yang penting.
Dari segi pendidikan, anak-anak yang bekerja disinyalir cenderung mudah putus sekolah, baik putus sekolah karena bekerja terlebih dahulu maupun putus sekolah dahulu
kemudian bekerja. Bagi anak-anak, sekolah dan bekerja merupakan beban ganda yang sering kali dinilai terlalu berat, sehingga setelah ditambah tekanan ekonomi dan faktor lain yang
sifatnya struktural, tak pelak mereka terpaksa memilih putus sekolah ditengah jalan. Secara empiris, banyak bukti menunjukkan bahwa keterlibatan anak-anak dalam
aktivitas ekonomi baik di sektor formal maupun informal yang terlalu dini cenderung rawan eksploitasi, terkadang berbahaya dan memngganggu perkembangan fisik, psikologis dan
sosial anak Gootear dan Kambur, 1994. Seperti dikatakan Stephen J. Wood UNICEF, isu sentral pekerja anak di Indonesia bukanm terletak pada pekerjaanya, tetapi pada pengaruh
negatif akibat terlalu dini bekerja, termasuk kurangnya kesempatan anak-anak itu memperoleh pendidika Konvensi Edisi 2 September, 1997:3.
Sementara itu menurut Maria Fransiska Subagyo 1986, kemelaratan diakui merupakan salah satu penyebab timbulnya kasus pelajar putus sekolah. Namun demikian, di
luar itu faktor yang harus di perhatikan adalah cara keluarga mendidik anak, hubungan orang tua dengan anak, dan sikap atau aspirasi orang tua terhadap pendidikan Suyanto, 2013 : 123
2.3.3. Kesejahteraan Anak
Kesejahteraan anak adalah suatu tata kehidupan anak yang dapat menjamin pertumbuhan dan perkembangannya dengan wajar baik secara rohani, jasmani maupun sosial.
Hal ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 4 tahun 1979 tentang kesejahteraan anak. Dasar dari undang-undang ini mengacu pada pasal 34 UUD 1945, yang menyatakan fakir miskin
dan anak dan terlantar dipelihara oleh Negara. Apabila ketentuan pasal 34 UUD 1945 ini diberlakukan secara konsekwen , maka fakir miskin dan anak terlantar akan terjamin
Siregar,2014 :43 Dalam pasal 2 Undang-Undang Nomor 4 tahun 1979, juga disebutkan hak-hak anak
sebagai berikut : a
Anak berhak atas kesejahteraan , perawatan, asuhan dan bimbingan berdasarkan kasih sayang di dalam keluarga maupun di dalam asuhan khusus untuk tumbuh kembang
secara wajar. b
Anak berhak atas pelayanan untuk mengembangkan kemampuan dan kehidupan sosialnya sesuai dengan kebudayaan dan kepribadian bangsa untuk menjadi warga
negara yang baik dan berguna.
c Anak berhak atas pemeliharaan dan perlindungan hak baik semasa dalam kandungan
maupun sesudah dilahirkan d
Anak berhak atas perlindungan terhadap lingkungan hidup yang dapat membahayakan atau menghambat pertumbuhan dan perkembanganya secara wajar.
Menurut kamus istilah kesejahteraan sosial, definisi kesejahteraan sosial adalah keadaan sejahtera pada umumnya yang meliputi keadaan jasmaniah, rohaniah dan sosial dan
bukan hanya perbaikan dan pemberantasan keburukan sosial tertentu saja, jadi suatu keadaan dan kegiatan Suparlan , 1983 : 58
2.4. Perekonomian
Definisi perekonomian ada bermacam-macam. Beberapa orang ahli ekonomi menyumbangkan pemikiran mereka untuk menemukan arti dari perekonomian. Dari seluruh
definisi yang pernah ada, semuanya memiliki benang merah yang sama: sama-sama mengatakan bahwa berbicara tentang perekonomian sama halnya dengan membahas sistem
ekonomi suaru Negara. Berikut ini arti perekonomian menurut para ahli:
a
Chester A. Bernard mengungkapkan bahwa perekonomian merupakan suatu sistem yang pada dasarnya adalah organisasi besar. Pada sistem, tersebut terjadi ikatan antara
subjek dengan subjek atau subjek dengan objek. Definisi dari Chester ini juga bisa disimpulkan menjadi suatu sistem yang dikelola secara terpadu dan berbaur. Namun
masing-masing bagian di dalamnya tetap memiliki karakteristik dan ciri-ciri tersendiri, sehingga bagian-bagian yang tergabung mudah untuk dibedakan.
b
Menurut Dumairy bahwa perekonomian merupakan suatu bentuk sistem yang berfungsi untuk mengatur serta menjalin kerjasama dalam bidang ekonomi, dilakukan
melalui hubungan antarmanusia dan kelembagaan. Dumairy menambahkan pendapatnya lagi bahwa perekonomian yang terjadi pada suatu tatanan kehidupan
tidak harus berdiri tunggal, melainkan harus berdasarkan falsafah, ideologi, serta tradisi masyarakat yang berkembang seara turun-temurun disuatu tempat.
c
Menurut L. James Havery mendefinisikan perekonimian sebagai suatu sistem yang berguna untuk membuat rangkaian komponen antara satu dengan yang lainnya dalam
prosedur logis dan rasional, guna mencapai tujuan tertentu yang telah disepakati bersama. Masih berdasarkan pendapat Havery, ia menekankan bahwa kesatuan adalah
hal yang mutlak terjadi dalam sistem perekonomian.
d
Menurut Jhon Mc. Manama Perekonomian berupa sebuah konsep yang menggabungkan keseluruhan fungsi-fungsi ke dalam suatu kesatuan organik dengan
tujuan mencapai hasil yang efektif dan efisien dari kegiatan yang dilakukan.
e
Edgar F. Huse dan James L. Bowdict. Kedua ahli ekonomi ini berkolaborasi dalam menuangkan gagasan mereka tentang perekonomian. Mereka berpendapat bahwa
perekonomian merupakan suatu sistem atau rangkaian yang saling terikat dan bergantung satu sama lainnya, sehingga timbul hubungan timbal balik dan pengaruh
dari hubungan tersebut. Dalam arti kata, satu bagian bisa mempengaruhi bagian- bagian yang lain secara keseluruhan
http:syifamaulidinay.blogspot.co.id201503bab-1-perekonomian-indonesia- pengertian.html
.
2.4.1. Sistem Perekonomian
Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di
negara tersebut. Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur
faktor produksinya . Dalam beberapa
sistem, seorang individu boleh memiliki semua faktor produksi. Sementara dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut di pegang oleh
pemerintah . Kebanyakan sistem ekonomi di
dunia berada di antara dua sistem ekstrem tersebut. Selain faktor produksi, sistem ekonomi juga dapat dibedakan dari cara sistem
tersebut mengatur produksi dan alokasi sebagai berikut : 1.
Perekonomian terencana Ada dua bentuk utama perekonomian terencana, yaitu
komunisme dan
sosialisme .
Sebagai wujud pemikiran Karl Marx
, komunisme adalah sistem yang mengharuskan pemerintah memiliki dan menggunakan seluruh faktor produksi. Namun, lanjutnya,
kepemilikan pemerintah atas faktor-faktor produksi tersebut hanyalah sementara; Ketika perekonomian masyarakat dianggap telah matang, pemerintah harus memberikan hak atas
faktor-faktor produksi itu kepada para buruh. Uni Soviet
dan banyak negara Eropa
Timur lainnya menggunakan sistem ekonomi ini hingga akhir abad ke-20. Namun saat
ini, hanya Kuba
, Korea Utara
, Vietnam
, dan RRC
yang menggunakan sistem ini. Negara- negara itu pun tidak sepenuhnya mengatur faktor produksi.
China , misalnya, mulai
melonggarkan peraturan dan memperbolehkan perusahaan swasta mengontrol faktor produksinya sendiri.
2. Sistem ekonomi tradisional
Pada kehidupan masyarakat tradisional berkembang suatu sistem ekonomi tradisional. Dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan bergantung pada sumber
daya alam. masyarakat juga memproduksi barang pemenuh kebutuhan yang di produksi hanya untuk kebutuhan tiap-tiap rumah tangga. dengan demikian rumah tangga dapat
bertindak sebagai konsumen, produsen, dan keduanya. 3.
Perekonomian pasar
Perekonomian pasar bergantung pada kapitalisme
dan liberalisme
untuk menciptakan sebuah lingkungan di mana produsen dan konsumen bebas menjual dan membeli barang
yang mereka inginkan dalam batas-batas tertentu. Sebagai akibatnya, barang yang diproduksi dan harga yang berlaku ditentukan oleh mekanisme penawaran-permintaan.
4. Perekonomian pasar campuran
Perekonomian pasar campuran atau mixed market economies adalah gabungan antara sistem perekonomian pasar dan terencana. Menurut Griffin, tidak ada satu negara pun di
dunia ini yang benar-benar melaksanakan perekonomian pasar atau pun terencana, bahkan negara seperti
Amerika Serikat . Meskipun dikenal sangat bebas, pemerintah
Amerika Serikat tetap mengeluarkan beberapa peraturan yang membatasi kegiatan ekonomi. Misalnya larangan untuk menjual barang-barang tertentu untuk anak di bawah
umur, pengontrolan iklan advertising, dan lain-lain. Begitu pula dengan negara-negara perekonomian terencana. Saat ini, banyak negara-negara
Blok Timur yang telah
melakukan privatisasi
pengubahan status perusahaaan pemerintah menjadi perusahaan swasta Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
2.5. Sosial Ekonomi
Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata sosial berati segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat. Sedangkan dalam konsep sosiologis manusia disebut makhluk
sosial yang artinya manusia tidak dapat hidup wajar tanpa bantuan dari orang lain disekitarnya. Sementara pengertian ekonomi dalam kamus besar bahasa indonesia adalah,
segala sesuatu tentang azaz-azaz produksi, distribusi dan pemakaian barang-barang serta kekayaan seperti perdagangan, keuangan dan penindustrian. Jadi, dapat dikatan ekonomi
berkaitan dengan proses pemenuhan keperluan hidup sehari – hari Salim, dalam Pumadiansyah, 2015:36.
Kondisi sosial ekonomi adalah suatu kedudukan yang diatur secara sosial dan menempatkan seseorang dalam posisi tertentu dalam masyarakat, pemberian posisi itu
disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dimainkan oleh si pembawa status sumardi, 2001 : 21. Kondisi sosial ekonomi menurut M. Sastropradja 2000 adalah
keadaan atau kedudukan seseorang dalam masyarakat sekelilingnya. Manaso Malo 2001 juga memberikan batasan tentang kondisi sosial ekonomi yaitu, merupakan suatu kedudukan
yang diatur secara sosial dan menempatkan seseorang pada posisi tertentu dalam sosial masyarakat. Pemberian posisi disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus
dimainkan oleh si pembawa status Pertambahan jumlah penduduk yang cepat dan belum meratanya pembangunan dan
hasil-hasil pembangunan mengakibatkan makin bertambahnya pengangguran di masyarakat, karena kurangnya lapangan kerja. Kurangnya lapangan kerja ini menimbulkan berbagai
problema sosial serta frustasi di kalangan masyarakat. Ketidakseimbangan antara kebutuhan bagi pendidikan dan penyediaan sarana pendidikan, makin bertambahnya jumlah anak putus
sekolah, sementara di pihak lain anggaran pemerintah yang terbatas mengakibatkan kekurangan fasilitas bagi latihan-latihan keterampilan. Demikian juga sistem pendidikann
tidak mampu menjawab tantangan kebutuhan pembangunan Ahmadi, 1997 : 128
2.5.1. Indikator Sosial Ekonomi
Seperti penjelasan pada sebelumnya bahwa masyarakat dapat digolongkan kedalam sosial ekonomi rendah, sosial ekonomi sedang dan ekonomi tinggi, berdasarkan hal tersebut,
Indikator sosial ekonomi dapat dijabarkan sebagai berikut 1.
Pendapatan
Pendapatan akan mempengaruhi status sosial seseorang ditemui dalam masyarakat yang matrealistis dan tradisional yang menghargai status sosial
ekonomi seseorang yang memiliki kekayaan, Badan Pusat Statistik mencirikan pendapatan dalam kategori sebagai berikut:
a. Pendapatan berupa uang yaitu :
• Dari gaji dan upah yang diperoleh dari kerja pokok, kerja sampingan, kerja lembur
dan kerja kadang-kadang •
Dari hasil usaha sendiri berupa hasil bersih dari usaha sendiri dan penjualan dari kerajinan rumah
• Dari hasil investasi yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik tanah
• Dari keuntungan sosial yakni pendapatan yang diperoleh dari kerja sosial
b. Pendapatan berupa barang yaitu :
• Bagian pembayaran upah dan gaji yang berbentuk beras, pengobatan, transportasi,
perumahan dan rekreasi •
Barang yang diproduksi dan dikonfirmasi dirumah antara lain pemakaian barang yang diproduksi dirumah sewa yang seharusnya dikeluarkan terhadap rumah
sendiri yang ditempati. Badan Pusat Statistik 2008 menggolongkan penduduk ke dalam 4 golongan yaitu :
a. Golongan berpendapatan rendah , rata-rata pendapatanya kurang dari Rp
1.500.000,00 bulan setiap kepala rumah tangga. b.
Golongan berpendapatan sedang, rata rata pendapatan antara Rp 1.500.000 – Rp 2.500.000,00bulan setiap kepala rumah tangga.
c. Golongan berpendapatan tinggi, rata – rata pendapatan Rp 2.500.000,00 – Rp
3.500.000,00 bulan setiap kepala rumah tangga.
d. Golongan berpendapatan sangat tinggi , rata rata pendapatan lebih dari Rp
3.500.000,00 bulan setiap kepala keluarga. 2.
Pendidikan Pada Undang – Undang No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan,
pendidikan memiliki pengertian usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan , pengenalan diri, kepribadian, kecerdasan , akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan merupakan salah satu indikator penting dalam sosial ekonomi. Jika
suatu wilayah menunjukkan grafik naik pada pendidikan maka dapat disimpulkan bahwa SDM di daerah tersebut sudah memasuki kemajuan sosial
ekonomi Kemdikbud, 2011. 3.
Kesehatan Pengertian kesehatan menurut WHO tahun 1949 adalah suatu keadaan fisik,
mental dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit dan kelemahan. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
yang dilakukan oleeh pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan ini memiliki pengertian bahwa setiap individu yang menjadi anggota masyarakat memiliki
hak dan juga kewajiban untuk mendapatkan kesehatan dan hidup sehat. 4.
Sandang dan Pangan
Sandang adalah pakaian manusia. Walaupun manusia bisa hidup tanpa pakaian, sandang tetap merupakan kebutuhan primer manusia. Ini karena manusia makhluk sosial yang dalam
hidupnya memiliki norma-norma. Pangan adalah sumber makanan dan minuman bagi manusia dan merupakan
kebutuhan primer. Pangan juga meliputi pekerjaan dan hal-hal yang dilakukan dengan tujuan menghasilkan pangan bagi kehidupan. Manusia hidup dalam
masyarakat dan membutuhkan pekerjaan untuk menghasilkan dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
2.6.Kemiskinan 2.6.1.
Pengertian Kemiskinan
Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu
memanfaatkan tenaga mental, maupun fisiknya dalam kelompok tersebut. Menurut sejarah keadaan kaya dan miskin secara berdampingan tidak merupakan masalah sosial sampai
saatnya perdagangan berkembang dengan pesat dan tumbuhnya nilai nilai sosialn yang baru. Dengan berkembangnya perdagangan ke seluruh dunia dan ditetapaknya taraf kehidupan
tertentu sebagai suatu kebiasaan masyarkat, kemiskinan muncul sebagai masalah sosial. Pada waktu itu individu sadar akan kedudukan ekonomisnya sehingga mereka mampu untuk
mengatakan apakah mereka kaya atau miskin. Kemiskinan dianggap sebagai masalah sosial apabila perbedaan kedudukan ekonomis masyarakat ditentukan secara tegas.
Pada masyarakat yang bersahaja susunan dan organisasinya, mungkin kemiskinan bukan merupakan masalah sosial karena mereka menganggap bahwa semuanya telah
ditakdirkan sehingga tidak ada usaha usaha untuk mengatasinya. Mereka tidak terlalu memerhatikan keadaan tersebut, kecuali apabila mereka betul betul menderita karena
kemiskinan. Faktor-faktor yang menyebabkan mereka membenci kemiskinan adalah
kesadaran bahwa mereka telah gagal untuk memperoleh lebih daripada apa yang telah dimilikinya dan perasaan akan adanya ketidakadilan.
Pada masyarakat modern yang rumit, kemiskinan menjadi suatu masalah sosial karena sikap yang membenci kemiskinan tadi. Seseorang bukan merasa miskin karena kurang
makan, pakain atau perumahan, tetapi karena harta miliknya dianggap tidak cukup untuk memenuhi taraf kehidupan yang ada. Hal ini terlihat di kota-kota besar di Indonesia, seperti
jakarta ; seseorang dianggap miskin karena tidak memiliki radio, televisi atau mobil sehingga lama kelamaan benda-benda sekunder tersebut dijadikan ukuran bagi sosial-ekonomi
seseorang yaitu apakah dia miskin atau kaya. Dengan demikian persoalan mungkin menjadi lain, yaitu tidak adanya pembagian kekayaan yang merata.
Persoalan menjadi lain bagi mereka yang turut dalam arus urbanisasi, tetapi gagal dalam mencari pekerjaan. Bagi mereka pokok persoalan kemiskinan disebabkan karena tidak
mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan primer sehingga timbul tuna karya, tuna susila, dan lain sebagainya. Secara sosiologis, sebab-sebab timbulnya masalah tersebut adalah karena
salah satu lembaga kemasyarakat tidak berfungsi dengan baik, yaitu lembaga kemasyarakat di bidang ekonomi. Kepincangan tersebut akan menjalar ke bidang-bidang lainya, misalnya,
pada kehidupan keluarga yang tertimpa kemiskinan tersebut Soekanto, 2012:322
2.6.2. Jenis-Jenis Kemiskinan
Dalam membicarakan kemiskinan, ada beberapa jenis kemiskinan yaitu: 1.
Kemiskinan absolut yaitu seseorang dapat dikatakan miskin jika tidak mampu memenuhi kebutuhan minimum hidupnya untuk memelihara keadaan fisiknya agar
dapat bekerja penuh dan efisien 2.
Kemiskinan relatif yaitu muncul jika kondisi seseorang atau sekelompok orang yang dibandingkan dengan kondisi orang lain di suatu daerah.
3. Kemiskinan struktural yaitu lebih menuju kepada seorang atau sekelompok orang
yang tetap miskin karena struktur masyarakatnya yang timpang yang tidak menguntungkan bagi golongan yang lemah
4. Kemiskinan situasional atau kemiskinan natural yaitu kemiskinan yang terjadi di
daerah-daerah yang kurang menguntungkan oleh karenanya menjadi miskin. 5.
Kemiskinan kultural yaitu kemiskinan penduduk yang terjadi karena kultur budaya masyarakatnya yang sudah turun menurun yang membuat mereka menjadi miskin
Mardimin, 1996:24
2.6.3. Faktor – faktor penyebab kemiskinan
Adapun faktor faktor penyebab kemiskinan antara lain adalah : 1.
Sikap dan pola pikir serta wawasan yang rendah, Malas berpikir dan bekerja 2.
Kurang keterampilan 3.
Pola hidup konsumtif 4.
Sikap apatisegoispesimis 5.
Rendah diri 6.
Adanya gep antara kaya dan miskin 7.
Belenggu adat dan kebiasaan 8.
Adanya teknologi baru yang hanya menguntungkan kaum tertentu kaya 9.
Adanya perusakan lingkungan hidup 10.
Pendidikan rendah 11.
Populasi penduduk yang tinggi 12.
Pemborosan dan kurang menghargai waktu 13.
Kurang motivasi mengembangkan prestasi 14.
Kurang kerjasama 15.
Pengangguran dan sempitnya lapangan kerja
16. Kesadaran politik dan hukum
17. Tidak dapat memanfaatkan SDA dan SDM setempat, dan
18. Kurangnya tenaga terampil bertumpun ke kota
http:www.landasanteori.com201508pengertian-kemiskinan-jenis-faktor.html
2.7.Keluarga 2.7.1.
Pengertian keluarga
Dalam setiap masyarakat keluarga merupakan pranata sosial yang penting artinya bagi kehidupan sosial. Betapa tidak para warga masyarakat paling banyak menghabiskan
waktunya pada keluarga dibandingkan dengan di tempat kerja misalnya, dan keluarga adalah wadah di mana sejak dini para warga masyarakat dikondisikan dan dipersiapkan untuk kelak
dapat melakukan peranan-perananya dalam dunia orang dewasa.-Dan melalui pelaksanaan peranan-peranan itu pelestarian berbagai lembaga dan nilai nilai budaya pun akan dapat
tercapai dalam masyarakat bersangkutan. Dapatlah diibaratkan bahwa keluarga adalah jembatan yang menghubungkan individu yang berkembang dengan kehidupan sosial dimana
ia sebagai orang dewasa kelak harus melakukan perananya Ihromi , 1999:284
Seorang individu keberadaanya tidak bisa terlepas daro masyarakat yang terdiri dari berbagai kelompok dimana aspek-aspek emosi dan biologi dari proses-proses mental sebagai
manusia memerlukan pemenuhan-pemenuhan kebutuhan biologi. Untuk memenuhi kebutuhan biologi ini manusia mempunyai kecenderungan untuk memilihmembentuk
pasangan-pasangan yang permanen atau tetap. Pasangan-pasangan ini terbentuk oleh adanya suatu hubungan yang resmi yang disebut perkawinan
Perkawinan merupakan hubungan permanen antara laki-laki dan perempuan yang diakui sah oleh masyarakat atas dasar peraturan perkawinan yang berlaku. Suatu perkawinan
mewujudkan adanya keluarga dan memberikan keabsahan atau status kelahiran anak-anak mereka. Perkawinan tidak hanya mewujudkan hubungan antara mereka yang kawin saja
melibatkan hubungan- hubungan diantara kerabat-kerabat dari masing-masing pasangan. Sebagain akibat dari ikatan perkawinan yang sah akan terjadi suatu kelompok
kekerabatn yang disebut keluarga inti, yang terdiri dari seorang suami, seorang istri dan anak- anak yang utamanya belum kawindewasa Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan
Kalimantan Selatan, 1995 : 13
2.7.2. Fungsi Keluarga
1. Fungsi
Pendidikan dilihat dari bagaimana keluarga mendidik dan menyekolahkan
anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak.
2. Fungsi Sosialisasi anak dilihat dari bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi
anggota masyarakat yang baik
3. Fungsi Perlindungan dilihat dari bagaimana keluarga melindungi anak sehingga
anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman
4. Fungsi Perasaan dilihat dari bagaimana keluarga secara instuitif merasakan perasaan
dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam
menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga
5. Fungsi
Agama dilihat dari bagaimana keluarga memperkenalkan dan mengajak anak
dan anggota keluarga lain melalui kepala keluarga menanamkan keyakinan yang
mengatur kehidupan kini dan kehidupan lain setelah dunia
6. Fungsi
Ekonomi dilihat dari bagaimana kepala keluarga mencari penghasilan,
mengatur penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rkebutuhan-
kebutuhan keluarga.
7. Fungsi Rekreatif dilihat dari bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan
dalam keluarga, seperti acara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman
masing-masing, dan lainnya.
8. Fungsi
Biologis dilihat dari bagaimana keluarga meneruskan keturunan sebagai
generasi selanjutnya
9. Memberikan kasih sayang, perhatian, dan rasa aman di antara keluarga, serta
membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga Wikipedia Bahasa Indonesia .
2.7.3. Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antara pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan pribadi di dalam
keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan dalam keluarga sebagai berikut
I. Ayah
sebagai suami
dari istri
dan ayah dari anak
-anaknya, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman,
sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat
dari lingkungannya. II.
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat
berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya. III.
Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik
fisik ,
mental ,
sosial , dan spiritual.
2.8.Kesejahteraan Sosial
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial, mendefenisikan bahwa kesejahteraan sosial sebagai suatu kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual dan
sosial warga Negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Mewujudkan kesejahteraan sosial tersebut dilaksanakan
berbagai upaya, program
dan kegiatan yang disebut “Usaha Kesejahteraan Sosial” baik yang dilaksanakan pemerintah, LSM maupun masyarakat.
Undang-Undang No. 6 Tahun 1974 tentang “Pokok Kesejahteraan Sosial” juga dirumuskan defenisi Kesejahteraan Sosial yaitu: “Kesejahteraan sosial adalah suatu tata
kehidupan dan penghidupan sosial materiil maupun siprituil yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan kententraman lahir batin, yang memungkinkan bagi setiap warga
Negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmani, rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi
hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila:”. Tujuan kesejahteraan sosial adalah untuk memenuhi kebutuhan sosial, keuangan,
kesehatan dan rekreasi semua individu dalam masyarakat. Kesejahteraan sosial berupaya meningkatkan keberfungsian semua kelompok usia, tanpa memandang status sosial setiap
individu. Hal ini juga dapat diukur dari ukuran-ukuran seperti tingkat kehidupan, pemenuhan kebutuhan pokok, kualitas hidup dan pembangunan manusia.
2.9.Kerangka Pemikiran
Berdasarkan kenyataan yang ada, kondisi ekonomi keluarga yang kurang baik sering menuntut anak untuk turut serta dalam memikul beban ekonomi rumah tangga di kelurganya.
Usia yang belum sepantasnya memiliki tanggung jawab untuk bekerja dan memberikan kontribusi berupa uangsering membuat anak tidak merasakan masa kanak-kanaknya.
Pemenuhan ekonomi keluarga bukan merupakan tanggung jawab anak melainkan tanggung jawab orang tua. Saat ini bisa dilihat banyak anak yang ikut serta dalam membantu
perekonomian keluarga, hal ini disebabkan oleh rendahnya pendapatan yang diperoleh oleh kepala keluarga. Pada keluarga miskin ketika kelangsungan hidup keluarga terancam seluruh
anggota keluarga termasuk anak-anak dikerahkan untuk mencukupi kebutuhaan hidup keluarga
Waktu yang seharusnya digunakan anak untuk belajar di sekolah terganggu dikarenakan mereka harus bekerja membantu perekonomian keluarga. Bahkan diantara
mereka ada yang meninggalkan bangku sekolah dikarenakan kemiskinan keluarga sehingga mereka lebih memilih bekerja. Hal ini mengakibatkan proses pertumbuhan dan
perkembangan anak terganggu sehingga mengancam kualitas kehidupan dan masa depan anak.
Bagan alur pikir
2.10 Konsep penelitian
Kontribusi Anak
Anak Bekerja
Penambahan pendapatan keluarga
Memenuhi kebutuhan keluarga
Merubah perekonomian
keluarga
perekonomian
keluarga
Konsep penelitian merupakan proses dan upaya penegasan dan pembatasan makna konsep dalam suatu penelitian. Untuk menghindari salah pengertian atas makna konsep-
konsep yang dijadikan objek penelitian, maka seorang peneliti harus menegaskan dan membatasi makna konsep-konsep yang diteliti. Dengan kata lain, peneliti berupaya mengiring
para pembaca hasil penelitian itu memaknai konsep sesuai dengan yang diinginkan dan dimaksud oleh peneliti, jadi definisi konsep adalah pengertian yang terbatas dari suatu konsep
yang dianut dalam suatu penelitian Siagian, 2011 : 136-138. Untuk lebih memahami pengertian mengenai konsep konsep yang akan digunakan, maka peneliti membatasi konsep
yang digunakan sebagai berikut : 1.
Kontribusi yaitu keikutsertaan, keterlibatan, melibatkan diri maupun sumbangan. Berarti dalam hal ini kontribusi dapat berupa materi atau tindakan. Hal yang bersifat
materi misalnya seorang individu memberikan pinjaman terhadap pihak lain demi kebaikan bersama. Kontribusi dalam pengertian sebagai tindakan yaitu berupa
perilaku yang dilakukan oleh individu yang kemudian memberikan dampak baik positif maupun negatif terhadap pihak lain.
2. Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 delapan belas tahun, termasuk anak
yang masih dalam kandungan. 3.
Perekonomian merupakan suatu bentuk sistem yang berfungsi untuk mengatur serta menjalin kerjasama dalam bidang ekonomi, dilakukan melalui hubungan
antarmanusia dan kelembagaan. 4.
Keluarga merupakan pranata sosial yang penting artinya bagi kehidupan sosial. Keluarga suatu kelompok yang terdiri atas seorang wanita, anak-anaknya yang masih
tergantung kepadanya, dan setidak-tidaknya seorang pria dewasa yang diikat oleh perkawinan dan hubungan darah.
5. Keluraha Sei Kera Hilir Kecamatan Medan Perjuangan
salah satu daerah padat pemukiman di Kota Medan. Walaupun bukan sebagai daerah pusat industri di Kecamatan
Medan Perjuangan ini banyak terdapat industri-industri kecil seperti : Perabot Rumah Tangga, Moulding Komponen,Konveksi, Pengolahan Kopi, Sulaman Bordir, Syrup
Markuisa, Roti Bika Ambon, dll.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang