15
��� = laba bersih setelah pajak
jumlah lembar saham yang beradar Kemampuan sebuah perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dalam per
lembar saham merupakan indikator fundamental keuangan perusahaan yang nantinya menjadi acuan para investor dalam memilih saham. Oleh karena penilaian yang
akurat dan cermat bisa meminimalkan resiko sekaligus membantu investor dalam meraih keuntungan.
2.1.8. Return Saham
Return adalah tingkat pengembalian yang dinikmati oleh investor dari kelebihan investasi yang dilakukan. Tanpa adanya keuntungan yang dapat dinikmati
dari suatu investasi tentunya investor tidak akan mau berinvestasi. Return saham merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga
merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Suad Husnan 1993 Return saham merupakan selisih antara harga
jual atau harga saat ini, dengan harga pembelian atau harga awal periode. Return dibedakan menjadi return yang telah terjadi realized return dan
return yang diharapkan expected return akan diperoleh investor dimasa mendatang. Return realisasi realized return dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi
penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan risiko dimasa
16
datang. Menurut Jogiyanto 2003 Return ekspektasi expected return adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor dimasa mendatang.
2.1.9. Saham
Saham merupakan salah satu efek yang diperdagangkan di pasar moda berupa surat berharga, yang menyatakan bahwa pemilik saham tersebut adalah juga pemilik
sebagian dari perusahaan. Secara sederhana saham dapat didefinisikan sebagai tanda
penyertaan atau tanda kepemilikan seseorang atau badan usaha pada sebuah
perusahaan.
Saham dapat didefenisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud
selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh
seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut Darmadji dan
Fakhruddin, 2006:6.
Jenis-jenis Saham Secara umum ada beberapa jenis yang diperdagangkan di pasar modal, antara lain:
1.
Saham Biasa
Menurut Anoraga dan Pakarti 2006:54 saham biasa adalah saham yang tidak mendapat hak istimewa. Hak dari pemegang saham biasa adalah mendapat
17
deviden hanya jika perusahaan tersebut mengeluarkan pengumuman tentang pembagian deviden. Jika tidak ada pengumuman, maka pemilik saham biasa
tidak memiliki klaim atas perusahaan meskipun perusahaan pada periode tersebut mendapat keuntungan. Selanjutnya, pemilik saham biasa memiliki
hak suara pada rapat umum pemegang saham. Apabila terjadi likuidasi atas perusahaan, pemegang saham biasa memiliki hak atas pembagian kekayaan
setelah kewajiban terhadap kreditor dan pemegang saham preferen dipenuhi.
2. Saham Preferen
Saham preferen adalah saham yang memberikan hak untuk mendapatkan deviden danatau bagian bagian kekayaan pada saat perusahaandilikuidasi
lebih dahulu dari saham biasa. Disamping itu, pemegang saham preferen memiliki preferensi untuk mengajukan usul pencalonan direksi atau komisaris
perusahaan. Menurut Fakhruddin dan Hadianto 2001:9 saham preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan
saham biasa. Saham preferen serupa dengan saham biasa karena mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis
diatas lembaran saham tersebut serta mendapatkan deviden. Sedangkan persamaan saham preferen dengan obligasi terletak pada adanya klaim atas
laba dan aktiva perusahaan, devidennya tetap selama masa berlaku saham tersebut, dan dapat dipertukarkan dengan saham biasa.
18
Manfaat kepemilikan saham adalah apabila seorang investor membeli saham, maka ia akan menjadi pemilik dan disebut sebagai pemegang saham perusahaan yang
menerbitkan saham tersebut. Sedikit banyaknya jumlah saham yang dibeli akan menentukan persentase kepemilikan dari investor tersebut. Pembelian saham yang
dilakukan investor tentunya memberikan manfaat. Secara umum terdapat dua faktor yang yang bisa diperoleh dari pembelian saham,yaitu :
a. Manfaat Ekonomis, meliputi :
1. Deviden dividen
pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen yang dibagikan
perusahaan dapat berupa dividen tunai cash dividen, yaitu kepada setiap pemegang saham dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu
untuk setiap saham, atau dapat pula berupa dividen saham stock dividen, yaitu kepada setiap pemegang saham dividen dalam bentuk saham,
sehingga jumlah saham yang dimiliki investor akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.
2. Capital Gain
keuntungan yang diperoleh investor dari hasil jual beli saham, berupa selisih antara nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan nilai beli yang lebih
rendah.
19
b. Manfaat Non-Ekonomis
Manfaat non-ekonomis yang bisa diperoleh pemegang saham adalah kepemilikan hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS untuk
menentukan jalannya perusahaan. Semakin besar jumlah saham yang dimiliki investor, maka semakin besar pula hak suaranya dalam RUPS.
Resiko dalam melakukan investasi saham adalah kesenjangan antara hasil yang diperoleh dengan hasil yang diharapkan. Menurut Tandelilin 2001:47 resiko
investasi dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya perbedaan antara return aktual dengan return yang di harapkan. Pembelian surat berharga dari perusahaan
terbuka di pasar modal membutuhkan ketelitian serta kehati-hatian agar risiko dapat dikendalikan seminim mungkin, karena investasi dalam saham sangat berbeda dengan
investasi yiang tanpa risiko seperti tabungan atau deposito. Investasi saham menjanjikan keuntungan yang cukup besar, karena itu potensi risiko yang dimiliki
juga cukup besar.
Menurut Tandelin 2001 dalam melakukan investasi, investor dihadapkan
pada beberapa risiko. Risiko tersebut antara lain:
1. Risiko finansial, yaitu risiko yang diderita oleh investor sebagai akibat dari
ketidak mampuan emiten saham memenuhi kewajiban pembayaran deviden atau bunga serta pokok investasi.
20
2. Risiko pasar, yaitu risiko akibat menumnnya harga pasar secara substansial
baik keseluruhan saham maupun saham tertentu akibat perubahan manajemen perusahaan atau kebijakan pemerintah.
3. Risiko psikologis, yaitu risiko bagi investor yang bertindak secara
emosional dalam menghadapi perubahan harga saham berdasarkan optimisme dan pesimisme yang dapat mengakibatkan kenaikan atau
penurunan harga saham 4.
Risiko tingkat bunga, yaitu risiko perubahan suku bunga umum yang mempengaruhi harga surat berharga terutama yang berpenghasilan tetap.
2.1.10. Analisis Tingkat Keuntungan Investasi