18
4. Manajemen Kecukupan Modal
Pengelolaan kecukupan modal merupakan tugas manajer bank untuk memenuhi kecukupan modal antara lain : 1 menghindarkan bank terhadap
kemungkinan terjadinya kegagalan bank, 2 jumlah modal yang dimiliki bank mempengaruhi pendapatan pemilik bankpemegang saham, 3
memenuhi batas minimum modal bank yang ditentukan oleh regulator.
E. Penilaian Kesehatan Bank
Sebagaimana layaknya manusia, di mana kesehatan merupakan hal yang paling penting di dalam kehidupannya. Tubuh yang sehat akan meningkatkan
kemampuan kerja dan kemampuan lainnya. Begitu pula dengan perbankan harus selalu dinilai kesehatannya agar tetap prima dalam melayani para nasabahnya.
Kesehatan bank menurut Kasmir 2008:41 “Tingkat kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional
perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku.”
Sedangkan berdasarkan Peraturan Gubernur Bank Indonesia Nomor 6102004 Tahun 2004 mengenai tingkat kesehatan perbankan adalah hasil
penilaian kualitatif atas beberapa aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian kualitatif maupun penilaian kuantitatif
terhadap faktor-faktor penilaian tingkat kesehatan bank.
Universitas Sumatera Utara
19
Jadi dapat disimpulkan bahwa penilaian tingkat kesehatan bank merupakan kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional
perbankan secara normal yang berupa penilaian kualitatif atas beberapa aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian
kualitatif maupun penilaian kuantitatif terhadap faktor-faktor penilaian tingkat kesehatan bank.
Untuk menilai suatu kesehatan bank dapat dilihat dari berbagai segi. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi
yang sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat, sehingga Bank Indonesia sebagai pengawas dan Pembina bank -bank dapat memberikan arahan atau
petunjuk bagaimana bank tersebut harus dijalankan atau bahkan dihentikan kegiatan operasinya.
Ukuran untuk melakukan penilaian kesehatan bank telah ditentukan oleh Bank Indonesia. Kepada bank -bank diharuskan membuat laporan baik yang
bersifat rutin ataupun secara berkala mengenai seluruh aktivitasnya dalam suatu periode tertentu.
Penilaian kesehatan bank dilakukan setiap tahun, apakah ada peningkatan atau penurunan. Bagi bank yang kesehatannya terus meningkat tidak jadi masalah,
karena itulah yang diharapkan dan supaya dipertahankan terus kesehatannya. Akan tetapi bagi bank terus menerus tidak sehat, mungkin harus mendapat
pengarahan atau sanksi dari Bank Indonesia sebagai pengawas dan pembina bank -bank .
Universitas Sumatera Utara
20
Penilaian yang dilakukan oleh Bank Indonesia meliputi beberapa aspek, yaitu :
1. Aspek permodalan
Yang dinilai adalah permodalan yang ada didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Penilaian tersebut didasarkan kepada CAR
Capital Adequaci Ratio yang telah ditetapkan BI. Perbandingan rasio tersebut adalah rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko
ATMR dan sesuai ketentuan pemerintah CAR tahun 1999 minimal harus 8.
2. Aspek kualitas asset
Yaitu untuk menilai jenis- jenis asset yang dimiliki oleh bank. Penilaianaset harus sesuai dengan Peraturan oleh Bank Indonesia dengan
memperbandingkan antara aktiva produktif yang diklasifikasikan dengan aktiva produktif. Kemudian rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif
terhadap aktiva produktif diklasifikasikan. Rasio ini dapat dilihat dari neraca yang telah dilaporkan secara berkala kepada Bank Indonesia.
3. Aspek kualitas manajemen
Dalam mengelola kegiatan bank sehari- hari juga dinilai kualitas manajemennya. Kualitas manajemen dapat dilihat hari kualitas manusianya
dalam bekerja. Kualitas manajemen juga dilihat dari pendidikan serta pengalaman para karyawannya dalam menangani berbagai kasus –kasus yang
terjadi dalam aspek ini yang dinilai adalah manajemen permodalan, manajemen aktiva, manajemen umum, manajemen rentabilitas dan
Universitas Sumatera Utara
21
manajemen likuiditas. Penilaian didasarkan kepada jawaban dari 250 pertanyaan yang diajukan mengenai manajemen Bank yang bersangkutan.
4. Aspek Likuditas
Suatu bank dapat dikatakan likuid, apabila bank yang bersangkutan dapat membayar semua hutang- hutangnya terutama simpanan tabungan, giro dan
deposito pada saat ditagih dan dapat pula memenuhi semua permohonan kredit yang layak dibiayai. Secara umum rasio ini merupakan rasio antara
jumlah aktiva lancar dibagi dengan hutang lancar. Yang dianalisis dalam rasio ini adalah
a. Rasio kewajiban bersih Call Money terhadap Aktiva
b. Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank seperti KLBI, giro,
tabungan, deposito dan lain- lain. 5.
Aspek rentabilitas Merupakan ukuran kemampuan bank dalam meningkatkan labanya apakah,
setiap periode atau untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang diukur secara rentabilitas yang terus meningkat . Penilaian juga
dilakukan dengan : a.
Rasio Laba terhadap Total Aset ROA b.
Dan Perbandingan biaya operasi dengan pendapatan operasi BOPO . Semua aspek penilaian analisis CAMEL Capital, Aset, Management,
Earning dan Liquidity . Disamping dengan penilaian terhadap kesehatan Bank adalah penilaian terhadap:
Universitas Sumatera Utara
22
1. Ketentuan pelaksanaan pemberian Kredit Usaha kecil KUK
Pelaksanaan Kredit Eksport 2.
Pelanggaran ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit BMPK atau sering disebut Legal Lending Limit
3. Pelanggaran Posisi Devisa Netto
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, Bank
wajib memelihara kesehatannya. Kesehatan Bank yang merupakan cerminan kondisi dan kinerja Bank merupakan sarana bagi otoritas pengawas dalam
menetapkan strategi dan fokus pengawasan terhadap Bank. Selain itu, kesehatan Bank juga menjadi kepentingan semua pihak terkait, baik pemilik, pengelola
manajemen, dan masyarakat pengguna jasa Bank. Perkembangan industri perbankan, terutama produk dan jasa yang semakin
kompleks dan beragam dapat meningkatkan eksposur risiko dan profil risiko Bank. Sejalan dengan itu pendekatan penilaian secara internasional juga mengarah
pada pendekatan pengawasan berdasarkan risiko. Peningkatan eksposur risiko dan profil risiko serta penerapan pendekatan Pengawasan berdasarkan risiko tersebut
selanjutnya akan mempengaruhi penilaian Tingkat Kesehatan Bank. Sesuai dengan perkembangan usaha Bank yang senantiasa bersifat dinamis
dan berpengaruh pada tingkat risiko yang dihadapi, maka metodologi penilaian Tingkat Kesehatan Bank perlu disempurnakan agar dapat lebih mencerminkan
kondisi Bank saat ini dan di waktu yang akan datang. Penyesuaian tersebut perlu dilakukan agar penilaian Tingkat Kesehatan Bank dapat lebih efektif digunakan
Universitas Sumatera Utara
23
sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja Bank termasuk dalam penerapan manajemen risiko dengan fokus pada risiko yang signifikan, dan kepatuhan
terhadap ketentuan yang berlaku serta penerapan prinsip kehati-hatian. Penyesuaian tersebut dilakukan dengan menyempurnakan penilaian Tingkat
Kesehatan Bank menggunakan pendekatan berdasarkan risiko dan menyesuaikan faktor-faktor penilaian Tingkat Kesehatan Bank.
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank dengan menggunakan pendekatan berdasarkan risiko merupakan penilaian yang komprehensif dan terstruktur
terhadap hasil integrasi profil risiko dan kinerja yang meliputi penerapan tata kelola yang baik, rentabilitas, dan permodalan.
Pendekatan tersebut memungkinkan Bank Indonesia sebagai pengawas melakukan tindakan pengawasan yang sesuai dan tepat waktu karena penilaian
dilakukan secara komprehensif terhadap semua faktor penilaian dan difokuskan pada risiko yang signifikan serta dapat segera dikomunikasikan kepada Bank
dalam rangka menetapkan tindak lanjut pengawasan. Selain itu sejalan dengan penerapan pengawasan berdasarkan risiko maka
pengawasan tidak cukup dilakukan hanya untuk Bank secara individual tetapi juga harus dilakukan terhadap Bank secara konsolidasi termasuk dalam penilaian
tingkat kesehatan. Oleh karena itu, penilaian Tingkat Kesehatan Bank juga harus mencakup penilaian Tingkat Kesehatan Bank secara konsolidasi.
Sehubungan dengan itu, penilaian Tingkat Kesehatan Bank perlu diatur kembali agar sejalan dengan perkembangan yang terjadi.
Universitas Sumatera Utara
24
Menurut Irsyad Lubis 2010:49, Apabila menurut penilaian Bank Indonesia menilai suatu bank mengalami kesulitan dan membahayakan
kelangsungan hidupnya maka, Bank Indonesia dapat melakukan tindakan agar: 1.
Pemegang saham menambah modal 2.
Pemegang saham mengganti dewan komisaris atau direksi bank 3.
Bank menghapusbukukan kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah yang macet dan memperhitungkan kerugian bank dengan
modalnya. 4.
Melakukan merger atau konsolidasi dengan bank lain 5.
Bank dijual kepada pembeli yang bersedia mengambil alih seluruh kewajiban
6. Bank menyerahkan pengelolaan seluruh harta dan atau sebagian
kegiatan bank kepada pihak lain 7.
Bank menjual sebagian atau seluruh harta dan atau kewajiban kepada bank atau pihak lain.
Universitas Sumatera Utara
25
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian