Kerangka Pemikiran Dampak Pengembangan Kawasan Agropolitan terhadap Pendapatan Petani Kopi Arabika Studi Kasus : Desa Bintang Meriah, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun

2.3.1.1. Faktor Pendapatan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan terdiri dari faktor produksi input dan jumlah produksi output. Faktor produksi terbagi dalam dua hal, yaitu ketersediaan dan harga. Harga yang tinggi akan menentukan besar atau kecilnya biaya dan pendapatan dari usahatani. Jumlah produksi terdiri dari permintaan dan harga. Jika petani berhasil meningkatkan produksinya, tetapi harga turun maka pendapatan petani akan rendah. Faktor produksi dan jumlah produksi berpengaruh terhadap biaya dan pendapatan usahatani Suratiyah K, 2009.

2.4. Kerangka Pemikiran

Pengembangan kawasan agropolitan merupakan program yang berfokus pada percepatan pengembangan wilayah dan peningkatan keterkaitan desa dan kota dengan mendorong berkembangnya sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing berbasis kerakyatan, berkelanjutan dan terdesentralisasi wewenang berada di pemerintah daerah dan masyarakat di kawasan agropolitan. Namun pada kenyataannya, kegiatan agribisnis pertanian yang ada baik antara subsistem agribisnis hulu, lembaga penunjang, dan subsistem agribisnis hilir belum saling mendorong antara satu sama lain. Subsistem agribisnis hulu dalam penelitian ini sering juga disebut subsistem faktor input input factor subsystem, yaitu subsistem pengadaan sarana produksi pertanian. Kegiatan subsistem ini berhubungan dengan pengadaan sarana produksi pertanian, yaitu memproduksi dan mendistribusikan bahan, alat, dan mesin yang dibutuhkan usahatani atau budidaya pertanian on-farm agribusiness. Universitas Sumatera Utara Subsistem lembaga penunjang off-farm adalah seluruh kegiatan yang menyediakan jasa bagi agribisnis, seperti lembaga keuangan, lembaga penelitian dan pengembangan, lembaga transportasi, lembaga pendidikan, dan lembaga pemerintah kebijakan fiskal dan moneter, perdagangan internasional, kebijakan tata-ruang, serta kebijakan lainnya. Subsistem agribisnis hilir down-stream agribusiness atau off-farm adalah berupa kegiatan ekonomi yang mengolah produk pertanian primer menjadi produk olahan, baik produk antara maupun produk akhir, beserta kegiatan perdagangan di pasar domestik maupun di pasar internasional. Kegiatan ekonomi yang termasuk dalam subsistem agibisnis hilir ini antara lain adalah industri pengolahan makanan, industri pengolahan minuman, industri pengolahan serat kayu, kulit, karet, sutera, jerami, industri jasa boga, industri farmasi dan bahan kecantikan, dan lain-lain beserta kegiatan perdagangannya. Setelah adanya Program Pengembangan Kawasan Agropolitan ini, diharapkan akan dapat merangsang berkembangnya korelasi antara subsistem yang satu dengan subsistem yang lain, baik antara subsistem agribisnis hulu dengan subsistem penunjang, maupun antara subsistem penunjang dengan subsistem agribisnis hilir di daerah penelitian sehingga akan memberikan pengaruh pada hasil produksi Kopi Arabika, apakah berpegaruh positif atau negatif tehadap peningkatan hasil produksi sehingga pada akhirnya juga akan berpengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan pendapatan petani Kopi Arabika di daerah penelitian. Dampak Program Pengembangan terhadap pendapatan petani nantinya akan diuji dengan menggunakan metode Analisis Beda Rata-Rata untuk sampel Universitas Sumatera Utara berpasangan Paired Samples t Test apakah berpengaruh atau tidak, maupun nyata atau tidaknya pengaruh tersebut. Keterangan: : Menyatakan pengaruh : Menyatakan hubungan Gambar 2.1. Skema Kerangka Pemikiran Dampak Pengembangan Kawasan Agropolitan Sebelum Pengembangan Sesudah pengembangan Pendapatan Analisis Uji t Produksi Produksi Agribisnis Hulu Agribisnis Hilir Lembaga Penunjang Agribisnis Hulu Lembaga Penunjang Agribisnis Hilir Ketersediaan Saprodi dan Alsintan Ketersediaan Saprodi dan Alsintan Universitas Sumatera Utara

2.5. Hipotesis Penelitian