1. Untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilan
pelaksanaan kegiatannya. 2. Selain digunakan untuk melihat kinerja organisasi secara keseluruhan,
maka pengukuran kinerja juga dapat digunakan untuk menilai kontribusi suatu bagian dalam pencapaian tujuan perusahaan secara
keseluruhan. 3. Dapat digunakan sebagai dasar penentuan strategi perusahaan untuk
masa yang akan datang. 4. Memberi petunjuk dalam pembuatan keputusan dan kegiatan organisasi
pada umumnya dan divisi atau bagian organisasi pada khususnya 5. Sebagai dasar penentuan kebijaksanaan penanaman modal agar dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.
2.3.1 Return on Assets ROA
Return on Assets merupakan rasio yang membandingkan laba bersih setelah pajak dengan total aktiva. Assets atau disebut juga aktiva
didefinisikan FASB dalam Harahap 2007 : 206 sebagai ―kemungkinan keuntungan ekonomi yang diperoleh atau dikuasai di masa yang akan
datang oleh lembaga tertentu sebagai akibat transaksi atau kejadian yang sudah berlalu‖.
Return on Asset digunakan untuk mengukur efisiensi aktivitas perusahaan dan kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan dengan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Semakin tinggi Return on Assets suatu perusahaan menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik
pula. Investor cenderung lebih memilih saham dengan Return on Assets yang tinggi.
2.3.2 Return on Equity ROE
Return on Equity merupakan rasio yang membandingkan laba bersih setelah pajak dengan total ekuitas. Equity atau ekuitas menurut Harahap
2007 : 209 adalah ―suatu hak yang tersisa atas aktiva suatu lembaga
entity setelah dikurangi kewajibannya. Dalam perusahaan, equity adalah modal pemilik‖.
Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas perusahaan dari sudut pandang pemegang saham. Return on Equity digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen perusahaan dalam pengelola modal yang tersedia untuk memperoleh laba bersih. Semakin tinggi Return on Equity maka
semakin baik pula manajemen perusahaan karena dari modal yang dikelola dapat menghasilkan pendapatan yang optimal.
2.3.3 Net Profit Margin NPM
Net Profit Margin menurut Alexandri 2008 : 200 adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan bersih setelah dipotong pajak.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Rasio ini menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu menurut Kodrat
dan Kurniawan 2010 : 31. Net Profit Margin yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat
penjualan tertentu. Net Profit Margin yang rendah menunjukkan penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat biaya tertentu atau biaya
yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan tertentu atau kombinasi dari kedua hal tersebut.
Net Profit Margin yang tinggi juga menandakan bahwa kinerja perusahaan yang produktif, sehingga akan meningkatkan kepercayaan
investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Hubungan antara laba bersih setelah pajak dan penjualan bersih
menunjukkan kemampuan manajemen dalam menjalankan perusahaan secara cukup berhasil untuk menyisakan margin tertentu sebagai
kompensasi untuk para investor yang telah memberikan modalnya untuk suatu risiko.
2.4 Kinerja Pasar