23
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui komposisi asam lemak serta mengetahui pengaruh masa laktasi
terhadap jumlah kadar asam lemak ASI dari beberapa ibu menyusui.
3.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu unit Kromatografi Gas Shimadzu GC-14B Lampiran 23, halaman 62, hot magnetic stirrer,
penangas air Memmert, neraca analitik Sartorius BL-2105, vortex Fisher Scientific, bola karet, alat pompa ASI Dodo, tabung EDTA kosong, collerbox
dan alat-alat gelas yaitu gelas beaker Pyrex, erlenmeyer Pyrex dan vial.
3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu jika tidak dinyatakan lain, berkualitas pro-analisis boron trifluorida produksi E. Merck Jerman,
natrium hidroksida, metanol, n-heksan, isooktan, natrium klorida jenuh, larutan standar asam lemak F.A.M.E C
8
-C
22
dan ice dry tetrapack Rubbermaid.
3.3 Pembuatan Pereaksi 3.3.1 Pembuatan Na-metanolik 0,5 N
Larutan Na-metanolik 0,5 N dibuat dengan cara melarutkan 2 g NaOH kedalam 100 ml metanol p.a.
3.3.2 Pembuatan Larutan NaCl jenuh
Larutan NaCl jenuh dibuat dengan cara melarutkan 36 g NaCl dalam 100 ml akuades.
24
3.3.3 Pembuatan Larutan Standar Metil Ester
Larutan standar metil ester campuran C
8
-C
22
dibuat dengan cara melarutkan 100 mg standar dalam 5 ml heksan American Oil Chemist’s Society
AOCS, 1997.
3.4 Prosedur Penelitian 3.4.1 Pengambilan Sampel
Sampel ASI dikumpulkan dari 6 ibu yang sedang menyusui dengan kriteria yaitu : sehat, masa laktasi 4-6 bulan dan bayinya sehat tumbuh dengan
baik. Relawan terdiri dari : masa laktasi 4 bulan R1 dan R2, 5 bulan R3 dan R4 dan 5 bulan R5 dan R6. Sampel ASI dikumpulkan dengan cara, ibu bayi diminta
bantuannya menyisihkan 5 ml sampel ASI, segera setelah pengumpulan, sampel susu dimasukkan wadah lalu ditempatkan tegak disimpan dalam freezer suhu -
80ºC hingga proses preparasi dan analisis sampel dilakukan dengan kromatografi gas. Data yang diperoleh dihitung sebagai persentase total asam lemak.
3.4.2 Analisis Komposisi Asam Lemak Pada Sampel
Sampel ditimbang sebanyak 0,025 g ditambahkan 1,5 ml Na-metanolik 0,5 N. Dipanaskan dalam penangas air suhu 100
o
C selama 5 menit. Tabung didinginkan hingga suhu kamar, ditambahkan 2 ml boron trifluorida
dalam metanol, ditutup rapat dan dipanaskan kembali pada suhu 100
o
C selama 30 menit. Dinginkan tabung hingga suhu 30
o
– 40
o
C, ditambahkan 1 ml isooktan, divortex selama 1-2 menit. Kedalam tabung segera tambahkan NaCl jenuh sebanyak 5 ml,
ditutup dan divortex. Terbentuk 2 lapisan, lapisan atas yaitu lapisan isooktan dipisahkan dan dipindahkan kedalam vial, dan lapisan bawah diekstrak kembali
dengan 1 ml isooktan dan hasil ekstraksi digabung. Sampel metil ester asam
25 lemak siap diinjeksikan sebanyak 1 µL untuk dianalisis dengan menggunakan
kromatografi gas. Bagan alir pembuatan metil ester asam lemak dan kondisi alat kromatografi gas dapat dilihat pada Lampiran 1 dan 2, halaman 39 dan 40.
Analisis sampel dilakukan dengan pengulangan sebanyak 3 kali dengan penentuan asam lemak secara kualitatif dapat dilihat dari waktu tambatnya
retention time yang dibandingkan dengan penginjeksian baku standar asam lemak pada kondisi yang sama dengan sampel sedangkan penentuan kuantitatif
dihitung peak area dari salah satu asam lemak tersebut dibagi total peak area dikali 100 sehingga dapat diperoleh komposisi asam lemak pada sampel
American Oil Chemist’s Society AOCS, 1997.
3.4.3 Evaluasi Nilai Gizi
Rumus mencari nilai penyimpangan adalah jumlah mutlak Δ dari selisih antara persentase setiap golongan asam lemak dengan nilai ideal 33,33.
Δ = | 33,33 - SFA| + |33,33 - MUFA| + | 33,33 - PUFA| Jika nilai Δ adalah 0 maka minyak tersebut bernilai gizi baik, makin besar
penyimpangan makin jelek nilai gizinya Silalahi, et al., 2011.
26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Komposisi Asam Lemak pada ASI
Karakteristik kromatogram standar asam lemak dan kromatogram sampel ASI relawan 1 dapat dilihat pada Gambar 4.1.
a
b
27 c
Gambar 4.1 Karakteristik kromatogram: a Kromatogram standar FAME C
8
- C
20
; b Kromatogram standar FAME C
12
-C
22
dan c Kromatogram R1 sampel ASI
Karakteristik kromatogram standar FAME C
8
-C
22
dan kromatogram sampel ASI relawan R1-R6 dapat dilihat pada Lampiran 3-10, halaman 41-50. Hasil analisis
asam lemak berdasarkan kesamaan waktu tambat asam lemak standar dengan asam lemak sampel relatif sama sehingga dapat ditentukan kandungan asam
lemak pada ASI tiap relawan. Komposisi asam lemak ASI tiap relawan dapat dilihat pada Tabel 4.1.
28
Tabel 4.1 Komposisi asam lemak ASI
Asam Lemak Masa Laktasi
4 bulan 5 bulan
6 bulan R1
R2 R3
R4 R5
R 6 C 6:0
0,06 0,07
- 0,08
0,10 0,07
C 8:0 0,22
0,19 0,22
0,20 0,26
0,24 C 10:0
1,15 0,87
1,17 1,24
1,65 1,61
C 12:0 4,80
5,32 6,29
7,71 9,87 10,32
C 14:0 3,45
4,24 6,41
8,98 8,58 10,64
C 16:0 27,91 28,90 32,39 27,79 28,92 26,60
C 16:1 2,50
3,08 5,14
4,09 1,07
2,71 C 18:0
9,63 4,35
4,28 4,06
3,53 3,43
C 18:1 39,15 40,32 32,74 44,30 33,11 28,46
C 18:1tr 0,10
0,10 -
0,12 -
0,13 C 18:2
9,39 11,02 9,87 -
10,95 13,97 C 18:3
0,25 0,30
0,37 0,58
0,82 0,39
C 18:4 0,03
- -
- -
- C 20:0
0,25 0,13
0,16 0,13
0,14 0,12
C 20:1 0,31
0,27 0,26
0,29 0,26
0,36 C 20:4
0,31 0,24
0,22 0,21
0,22 0,25
C 20:5 0,11
- -
- 0,11
0,09 C 22:6
0,39 0,20
0,47 0,23
0,38 0,63
Keterangan : Data diatas merupakan rata-rata 3 kali pengulangan penyuntikan sampel bb.
R : Relawan.
Berdasarkan tabel diatas bahwa asam lemak yang banyak terkandung pada ASI yaitu asam laurat C 12:0, asam miristat C 14:0, asam palmitat C 16:0,
asam stearat C 18:0, asam oleat C 18:1 dan asam linoleat C 18:2. Lebih dari 80 asam lemak pada ASI terdiri dari asam laurat, miristat, palmitat, stearat, oleat
dan linoleat Wu, et al., 2010. Asam laurat dan miristat kadar persentasenya meningkat dengan bertambahnya masa laktasi. Sedangkan pada asam lemak
lainnya, kadar masing-masing asam lemak berbeda-beda setiap masa laktasi. Hal ini mungkin dapat terjadi akibat pengaruh diet makan, paritas dan faktor
psikologis, fisiologis dan sosiologis ibu tersebut.
29 Komposisi asam lemak dalam diet yang bernilai gizi ideal adalah jika
perbandingan SFA : MUFA : PUFA adalah 1:1:1 Griel dan Etherton, 2006. Perbandingan SFA, MUFA dan PUFA dapat juga dinyatakan dalam bentuk
persentase sehingga perbandingannya adalah 33,33 : 33,33 : 33,33. Nilai gizi lemak dapat ditentukan dengan menghitung nilai penyimpangan dari
persentase yang ideal 33,33 tiap golongan asam lemaknya. Rumus menghitung nilai penyimpangan adalah jumlah nilai mutlak [Δ] dari selisih antara
persentase setiap golongan asam lemak dengan nilai ideal 33,33 Silalahi, et al., 2011. Contoh perhitungan nilai gizi lemak pada ASI tiap relawan dapat
dilihat pada Lampiran 13, halaman 53. Persentase kelompok asam lemak dan nilai gizi lemak berdasarkan
komposisi asam lemak pada ASI dan nilai penyimpangan dari komposisi ideal dapat dilihat pada Tabel 4.2 dan diperjelas dengan Gambar 4.2 dan Gambar 4.3.
Tabel 4.2 Persentase kelompok asam lemak dan nilai gizi lemak berdasarkan
komposisi asam lemak pada ASI Sampel
Komposisi Asam Lemak Penyimpangan Total
Penyimpangan SFA
MUFA PUFA
Ideal 33,33 0
33,33 0 33,33 0
R 1 47,47 14,14 42,05 8,72
10,48 22,85 45,71
R 2 44,08 10,75 43,78 10,45 11,77 21,56
42,76 R 3
50,92 17,59 38,14 4,81 10,94 22,84
45,24 R 4
50,18 16,85 48,80 15,47 1,02 32,31 64,63
R 5 53,07 19,74 34,44 1,11
12,49 20,84 41,69
R 6 53,03 19,70 31,65 1,68
15,32 18,01 39,39
30
Gambar 4.2 Perbandingan persentase komposisi asam lemak pada ASI
Berdasarkan Gambar 4.2 diketahui bahwa kandungan SFA pada ASI cenderung lebih banyak dibandingkan MUFA dan PUFA pada masing-masing
relawan. Komposisi utama asam lemak di dalam ASI terdiri dari asam lemak jenuh SFA Koletzko, 1988; Bahrami dan Rahimi, 2005. Penentuan nilai gizi
lemak ASI berdasarkan nilai penyimpangan dari komposisi ideal asam lemak dapat dilihat pada Gambar 4.3.
Gambar 4.3 Perbandingan nilai penyimpangan komposisi asam lemak ASI
relawan dibandingkan komposisi ideal
10 20
30 40
50 60
R 1 R 2
R 3 R 4
R 5 R 6
bb
SFA MUFA
PUFA
20 40
60 80
100
Ideal R 1
R 2 R 3
R 4 R 5
R 6 SFA
MUFA PUFA
31 Jika nilai penyimpangan lemak adalah 0 maka lemak tersebut bernilai gizi
baik, makin besar nilai penyimpangan maka nilai gizi lemak tersebut rendah. Nilai gizi lemak yang paling baik terdapat pada R6 39,39 dan nilai gizi lemak yang
paling rendah adalah R4 64,63. Komposisi asam lemak yang minyaklemak yang ideal jarang ditemukan Silalahi, et al., 2011. Nilai penyimpangan asam
lemak ASI tiap relawan tidak berbeda jauh. Jumlah kadar masing-masing komposisi asam lemak ASI tiap relawan dipengaruhi oleh berbagai faktor salah
satunya yaitu faktor diet makan ibu.
4.2 Asam Lemak Jenuh pada ASI