Tahap Persiapan METODE PENELITIAN

45 a. Dilakukan pada kondisi yang alamiah, langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumen kunci. b. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata- kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka. c. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada produk atau outcome. d. Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif. e. Penelitian kualitatif lebih menekankan makna. Penelitian kualitatif merupakan salah satu metode penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan realitas yang kompleks, menemukan pola hubungan yang bersifat interaktif timbal balik, dan mendapatkan data yang mendalam yakni suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu nilai di balik data yang tampak Sugiyono, 2008:9. Penelitian kualitatif membantu peneliti mendapatkan data yang mendalam dan memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian dalam melaksanakan pengendalian proses produksi.

3.2 Tahap Persiapan

Tahap persiapan merupakan tahap awal yang dilakukan peneliti dalam suatu proses penelitian. Pada tahap persiapan peneliti akan mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan topik penelitian demi kelancaran kegiatan penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap persiapan adalah sebagai berikut. a. Studi Kepustakaan Studi yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan membaca dan mempelajari beberapa literatur-literatur, seperti buku-buku, majalah, artikel, dan penelitian- penelitian terdahulu yang akan menambah dan memperluas pengetahuan peneliti, serta mengkaji teori-teori yang berkaitan dengan topik yang diteliti. Teori yang dipelajari tersebut diantaranya mengenai manajemen produksi dan operasi sebagai grand teory penelitian yang selanjutnya dikerucutkan pada konsep pengendalian proses produksi. Dengan semakin luasnya pengetahuan peneliti akan mempermudah 46 peneliti dalam menyusun penelitian dan mampu mengatasi masalah yang timbul pada saat melaksanakan penelitian. b. Penentuan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara XII Persero Kebun Kayumas Situbondo. Alasan peneliti memilih lokasi tersebut sebagai lokasi penelitian yaitu: 1 PT. Perkebunan Nusantara XII Persero Kebun Kayumas Situbondo merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara BUMN yang memproduksi kopi luwak. 2 Produk kopi luwak dari PT. Perkebunan Nusantara XII Persero Kebun Kayumas Situbondo diorientasikan untuk ekspor. 3 Produk kopi yang dihasilkan perusahaan telah bersertifikasi, yaitu mendapat sertifikat halal pada 29 Januari 2013 dari Majelis Ulama Indonesia dan sejak tahun 2012 perusahaan menerapkan Serifikasi UTZ atau UTZ Certified. UTZ Certified memberikan jaminan bahwa produk dengan sertifikasi ini telah melalui serangkaian praktek perkebunan yang baik dan produk yang dihasilkan telah diproduksi secara higienis dan profesional dengan standar yang tinggi, serta perhatian dan tanggung jawab terhadap pekerja, dan lingkungan. 4 PT. Perkebunan Nusantara XII Persero Kebun Kayumas Situbondo sebagai unit usaha terkecil yang berada dibawah pengelolaan PT. Perkebunan Nusantara XII Persero tetap dapat bertahan dan produktif memenuhi kebutuhan pasar lokal maupun ekspor, sebagaimana diketahui bahwa produsen kopi luwak saat ini cukup banyak. 5 Perusahaan memiliki SOP Standard Operating Procedure sebagai alat pengendalian dalam pelaksanaan proses produksi kopi luwak agar dapat diperoleh produk kopi luwak sesuai dengan spesifikasi mutu yang telah ditetapkan perusahaan. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka PT. Perkebunan Nusantara XII Persero Kebun Kayumas Situbondo layak untuk dijadikan lokasi penelitian. 47 c. Observasi Pendahuluan Observasi pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan gambaran awal PT. Perkebunan Nusantara XII Persero Kebun Kayumas Situbondo dan menggali data awal penelitian. Observasi pendahuluan membantu peneliti untuk mengetahui permasalahan lebih lanjut dalam penelitian berkaitan dengan implementasi pengendalian proses produksi kopi luwak yang dilakukan oleh PT. Perkebunan Nusantara XII Persero Kebun Kayumas Situbondo. d. Penentuan Informan Informan dalam penelitian adalah orang yang dijadikan sebagai subjek penelitian yang memahami, menguasai, dan terlibat langsung dengan masalah penelitian. Moleong 2012:132 menyatakan pengertian informan yaitu: “Orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Jadi, ia harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian ... Sebagai anggota tim dengan kebaikannya dan dengan kesuka-relaannya ia dapat memberikan pandangan dari segi orang-dalam tentang nilai-nilai, sikap, bangunan, proses, dan kebudayaan yang menjadi latar penelitian tersebut.” Informan memiliki peran yang penting dalam penelitian. Menurut Bogdan dan Biklen dalam Moleong, 2012:132 kegunaan informan bagi peneliti ialah agar dalam waktu yang relatif singkat banyak informasi yang terjaring, jadi sebagai sampling internal, karena informan dimanfaatkan untuk berbicara, bertukar pikiran, atau membandingkan suatu kejadian yang ditemukan dari subjek lainnya. Informan juga berfungsi sebagai pemberi umpan balik terhadap data penelitian dalam rangka klarifikasi atau cross check data Bungin, 2012:286. Peneliti harus memilih informan yang tepat agar informasi atau data yang diperoleh akurat, tepat, dan dapat dipertanggungjawabkan, selain itu pemilihan informan yang tepat akan membantu peneliti menyelesaikan penelitian dengan cepat. Menurut Faisal dalam Sugiyono, 2008:221 orang yang akan dijadikan sebagai informan sebaiknya yang memenuhi kriteria sebagai berikut. 1 Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enkulturasi, sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui, tetapi juga dihayatinya. 48 2 Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada kegiatan yang tengah diteliti. 3 Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi. 4 Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil “kemasannya” sendiri. 5 Mereka yang pada mulanya tergolong “cukup asing” dengan peneliti sehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan semacam guru atau narasumber. Pemilihan informan dalam penelitian ini dibatasi oleh kebutuhan peneliti yaitu pada informan yang berkaitan dengan topik yang diteliti. Peneliti menentukan informan kunci terlebih dahulu key informant melalui pertimbangan tertentu yakni yang memahami secara jelas situasi dan kondisi latar penelitian. Informan selanjutnya dipilih menggunakan teknik snowball bola salju, yaitu teknik penentuan informan yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Hal tersebut seperti bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Teknik snowball dilakukan karena data yang diperoleh dari informan dirasa kurang lengkap atau informan belum mampu memberikan data yang memuaskan sehingga mencari orang lain untuk dijadikan informan untuk melengkapi data. Berikut ini merupakan key informant dalam penelitian ini: 1 Nama : Drs. Agun Sugiharto Jabatan : Kepala Tata Usaha Kepala Kantor Lama kerja : 30 tahun Topik wawancara : Gambaran umum perusahaan, visi, misi, moto, tata nilai perusahaan, sumber daya manusia, job description, dan produk yang dihasilkan perusahaan Setelah menentukan key informant, kemudian key informant tersebut akan memberikan saran dengan menunjuk beberapa orang untuk dijadikan informan selanjutnya yang memiliki hubungan dan memahami serta menguasai tentang topik yang tengah diteliti. Informan tersebut diantaranya yaitu: 49 1 Nama : Anwar Sanusi, S.P. Jabatan : Asisten Tanaman Lama kerja : 29 tahun Topik wawancara : Kegiatan pemeliharaan tanaman kopi, varietas kopi arabika yang dibudidayakan perusahaan, kriteria buah kopi yang dipetik, persyaratan bahan baku, dan penanganan panen serta pasca panen 2 Nama : Imam Sugiantono Jabatan : Asisten Teknik dan Pengolahan ASTEKPOL Lama Kerja : 1 tahun Topik wawancara : Perencanaan proses produksi kopi luwak, alur proses produksi kopi luwak, metode pengendalian proses produksi, dan spesifikasi mutu kopi luwak 3 Nama : Mohammad Slamet Jabatan : Mandor Besar Afdeling Pabrik Lama Kerja : 33 tahun Topik wawancara : Proses produksi kopi luwak, implementasi pengendalian proses produksi, penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan proses produksi kopi luwak, upaya perusahaan dalam mengatasi penyimpangan yang terjadi, dan perbedaan kopi luwak dengan kopi lainnya 4 Nama : Lilik Sujianti Jabatan : Mandor Luwak dan Juru tulis Afdeling Pabrik Lama Kerja : 18 tahun Topik wawancara : Jumlah luwak, jenis luwak, perawatan luwak, kendala dalam perawatan luwak, upaya perusahaan dalam mengatasi kendala yang terjadi, pakan luwak, jadwal pemberian pakan dan minum serta pengumpulan biji kopi yang bercampur kotoran luwak 5 Nama : Purhadi Jabatan : Mantri Kebun Lama kerja : 25 tahun Topik wawancara : Varietas kopi arabika yang dibudidayakan perusahaan, varietas yang diolah menjadi kopi luwak, standar bahan baku yang diolah menjadi 50 kopi luwak, hama dan penyakit, serta gulma yang dominan mengganggu pertumbuhan tanaman kopi di perusahaan, upaya yang dilakukan perusahaan dalam mengatasi serangan hama dan penyakit serta gulma, dan bentuk pengendalian yang dilakukan terhadap bahan baku yang ada di perusahaan 6 Nama : Siswandi Jabatan : Mandor Giling, Pencucian, dan Mesin Lama Kerja : 15 tahun Topik Wawancara : Proses pencucian biji kopi bercampur kotoran luwak, bentuk pengendalian mesin dan peralatan produksi, tujuan pengendalian mesin dan peralatan produksi 7 Nama : Puji Setiawan Jabatan : Mandor Penerimaan Glondong dan Biji kopi bercampur kotoran luwak, Pengkavlingan dan Pengiriman Lama Kerja : 11 tahun Topik Wawancara : Proses penerimaan biji kopi bercampur kotoran luwak, proses pengkavlingan dan pengiriman kopi luwak pasar 8 Nama : Sukarso Jabatan : Mandor Penjemuran dan Penggerbusan Lama Kerja : 11 tahun Topik Wawancara : Proses Penjemuran biji kopi luwak, lama proses penjemuran kopi luwak, kendala dalam tahap penjemuran, proses penggerbusan kopi luwak, kendala yang terjadi dalam proses penggerbusan, dan bentuk pengendalian untuk mengatasi kendala yang terjadi di tahap penggerbusan 9 Nama : Anang Jabatan : Karyawan Harian Lepas yang merawat luwak Lama Kerja : 5 tahun Topik wawancara : Jenis luwak yang dipelihara di perusahaan, kegiatan perawatan luwak, kendala dalam memelihara luwak, pakan luwak, proses pemberian pakan ketika panen dan lepas panen, proses pengumpulan biji kopi yang bercampur kotoran luwak, ciri-ciri luwak yang sehat dan yang sakit 51 Informasi yang diperoleh dari informan-informan di atas oleh peneliti dinilai sudah cukup, artinya informasi tidak menyebar lagi sehingga proses pengumpulan data diakhiri. Jumlah informan dalam penelitian ini ada 10 orang.

3.3 Tahap Pengumpulan Data