Panas jenis kakao cp
kakao
= 0,99 kkalkg
o
C Panas jenis air cp
air
= 1 kkalkg
o
C Panas laten air h
fg
= 553,089 kkalkg Massa jenis moisture jenuh pada T
d
ρ
sd
= 265,2 grm
3
Massa jenis moisture jenuh pada T
a
ρ
sa
= 28,31 grm
3
Kelembaban relative udara pengering rata-rata RHd = 80 Kelembaban relative udara luar RHa
= 73 Kebutuhan air untuk menghasilkan uap air
= 2,5 literjam
5.2. Analisa Data Hasil Pengujian
5.2.1. Distribusi Suhu Pada Masing-masing Tray
Dari data – data di atas, maka distribusi suhu tiap tray selama proses pengeringan berlangsung untuk bahan bakar kerosin dan kayu bakar dapat dilihat pada
gambar grafik berikut ini.
Gambar 5.1. Grafik distribusi suhu tiap tray untuk bahan bakar kerosin
Dari gambar grafik di atas, suhu yang terjadi selama proses pengeringan dengan bahan bakar kerosin berkisar antara 66,583
o
C sampai 68,347
o
C. Temperatur tertinggi selalu berada pada tray 1 dan yang terendah selalu pada tray 3. Waktu
pengeringan untuk mengeringkan kakao pada pengujian ini adalah 10 jam.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.2. Grafik distribusi suhu tiap tray untuk bahan bakar kayu bakar
Dari gambar grafik di atas, suhu yang terjadi selama proses pengeringan dengan bahan bakar kayu bakar berkisar antara 76,490
o
C sampai 78,393
o
C. Temperatur tertinggi selalu berada pada tray 1 dan yang terendah selalu pada tray 3. Waktu pengeringan
untuk mengeringkan kakao pada pengujian ini adalah 8 jam.
Gambar 5.3. Grafik distribusi suhu tiap tray kerosin vs kayu bakar
Dari gambar grafik di atas, bahwa suhu yang terjadi dari bahan bakar kayu bakar selama proses pengeringan lebih tinggi dibandingkan dengan suhu yang terjadi dari
pembakaran bahan bakar kerosin. Waktu pengeringan untuk mengeringkan biji kakao
Universitas Sumatera Utara
juga lebih cepat dengan menggunakan bahan bakar kayu bakar dari pada menggunakan bahan bakar kerosin. Hal ini dipengaruhi oleh proses pembakaran yang
lebih cepat dengan menggunakan kayu bakar dari pada menggunakan bahan bakar kerosin. Sehingga berat akhir kakao yang diinginkan lebih cepat didapat dengan
menggunakan bahan bakar kayu bakar dari pada kerosin.
5.2.2. Kebutuhan Air Selama Proses Pengeringan
Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, bahwa alat pengering ini mempunyai prinsip kerja yaitu memanaskan air sebagai media pemanas untuk
mengeringkan biji kakao. 1.
Kebutuhan air dengan menggunakan bahan bakar kerosin Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, kebutuhan air untuk pengeringan
dengan bahan bakar kerosin adalah 2 literjam. Jadi total kebutuhan air untuk pengeringan 7,5 kg kakao selama 10 jam dengan bahan bakar kerosin adalah sebesar 2
literjam x 10 jam = 20 liter. 2.
Kebutuhan air dengan menggunakan bahan bakar kayu bakar Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, kebutuhan air untuk pengeringan
dengan bahan bakar kayu bakar adalah 2,5 literjam. Jadi total kebutuhan air untuk pengeringan 7,5 kg kakao selama 8 jam dengan bahan bakar kayu bakar adalah
sebesar 2,5 literjam x 8 jam = 20 liter.
5.2.3. Analisa Kadar Air Kakao Tiap Tray Setelah Dikeringkan