2. Kajian Teori Tentang Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match
a. Pembelajaran Kooperatif
Cooperative learning pembelajaran kooperatif berasal dari kata cooperative artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama
dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Istilah cooperative learning dalam bahasa Indonesia
dikenal dengan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif mencakup suatu kelompok kecil siswa
yang bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai
tujuan bersama lainnya. Pembelajaran kooperatif menekankan pada kehadiran teman sebaya yang berinteraksi antar sesamanya sebagai
sebuah tim dalam menyelesaikan atau membahas suatu masalah atau tugas.
41
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang didasarkan pada paham konstruktivis dan
merupakan strategi belajar dimana siswa belajar dalam kelompok kecil, saling membantu untuk memahami suatu pembelajaran,
memeriksa dan memperbaiki jawaban teman, serta kegiatan lainnya dengan tujuan mencapai prestasi belajar tertinggi. Belajar belum
selesai jika salah satu teman dalam kelompoknya belum menguasai bahan pembelajaran.
Pembelajaran kooperatif cooperative learning merupakan sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk
bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara
berkelompok. Tetapi belajar kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok atau kerja kelompok karena dalam belajar kooperatif ada
struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga
41
Erman Suherman, Strategi Pembelajaran..., h. 260
memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdepensi efektif diantara anggota kelompok.
Falsafah yang mendasari pembelajaran kooperatif dalam pendidikan adalah falsafah homo homini sociushomo homini socius
yang menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Kerja sama merupakan kebutuhan yang sangat penting artinya bagi kelangsungan
hidup. Tanpa kerja sama, tidak akan ada individu, keluarga, organisasi, atau sekolah.
Menurut Nurhadi dan Senduk dalam bukunya Made Wena pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar
menciptakan interaksi yang silih asah sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar, tetapi juga sesama siswa
42
. Menurut Slavin pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang
dilakukan secara berkelompok siswa dalam satu kelas dijadikan kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang untuk memahami
konsep yang difasilitasi oleh guru.
43
Dari beberapa pengertian pembelajaran kooperatif diatas dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang
dilakukan secara berkelompok untuk menyelesaikan tugas atau masalah dengan melakukan kerja sama antar siswa.
Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif terdiri dari 6 tahapan yaitu:
44
42
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, Ed. I, cet. 1, h. 189
43
Doantara Yasa, Pembelajaran Kooperatif, http:ipotes.wordpress..com20080510metode-pembelajaran-kooperatif, 01 Juli 2009 pkl. 21: 42
44
Sri Anitah W, dkk, Strategi Pembelajaran…, h. 11.38
Tabel 1 Langkah-langkah pembelajaran kooperatif
Tahap Perilaku Guru
Tahap 1: Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik
Menyampaikan semua
tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada
materi yang dipelajari dan memotivasi siswa untuk belajar.
Tahap 2: Menyajikan informasi atau materi pelajaran
Menyajikan informasi atau materi pelajaran kepada siswa baik dengan
demonstrasi atau bahan bacaan. Tahap 3: Mengorganisasikan ke dalam
kelompok-kelompok belajar Menjelaskan kepada siswa bagaimana
membentuk kelompok belajar dan bekerja sama dalam kelompok agar
terjadi perubahan yang efisien. Tahap 4: Membimbing kelompok
bekerja dan belajar Mengamati, mendorong, dan
membimbing siswa dalam menyelesaikan tugas
Tahap 5: Evaluasi Mengevaluasi hasil belajar tentang
materi yang dipelajari atau masing- masing kelompok mempresentasikan
hasil kerja kelompoknya. Tahap 6: Mengumumkan pengakuan
atau penghargaan Memberikan umpan balik terhadap
hasil kerja seluruh kelompok dan memberikan
penghargaan kepada
kelompok yang telah menunjukkan hasil kerja baik.
Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan, yaitu:
1 Saling ketergantungan positif
Keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya. Untuk menciptakan kelompok yang efektif,
pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang
lain bisa mencapai tujuan mereka. 2 Tanggung jawab perseorangan
Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur saling ketergantungan. Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut
prosedur pembelajaran kooperatif, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Kunci
keberhasilan metode kerja kelompok adalah persiapan guru dalam penyusunan tugasnya.
3 Tatap muka Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk
bertatap muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para siswa untuk membentuk sinergi yang
menguntungkan semua anggota. Inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi
kekurangan masing-masing. 4 Komunikasi antar anggota
Unsur ini juga menghendaki agar siswa dibekali dengan berbagai keterampilan berkomunikasi.
5 Evaluasi proses kelompok Guru perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok
untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.
Adapun karakteristik pembelajaran kooperatif, diantaranya adalah:
45
45
Yasa Doantara, Metode Pembelajaran Kooperatif, http:ipotes.wordpress.com20080510,metode-pembelajaran-kooperatif, 1 Juli 2010, pkl. 21: 42
1 Untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif.
Siswa dalam menyelesaiakn materi yang diberikan oleh guru menggunakan pembelajaran kooperatif atau pembelajaran yang
dilakukan bersama-sama. Maksudnya siswa dalam menyelesaiakan belajarnya dengan kelompok.
2 Kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
Dalam satu kelompok terdiri dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Dengan adanya siswa yang
memiliki berkemampuan tinggi, sedang dan rendah, maka didalam satu kelompok apabila ada yang tidak bisa mengerti bisa
menjelaskan kepada teman yang lain. 3 Jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang terdiri dari beberapa
ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan agar tiap kelompok terdiri dari ras, suku, budaya, jenis kelamin
yang berbeda pula. Apabila di dalam kelas terdiri dari beberapa ras, suku,
budaya, jenis kelamin yang berbeda, maka guru mengelompokkan siswa dalam satu kelompok yang mempunyai suku., ras, budaya,
jenis kelamin yang berbeda juga. 4 Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok dari pada
perseorangan. Penghargaan yang diberikan akan lebih diutamakan kepada
kerja kelompok yang siswa lakukan, agar siswa dapat melakukan kerjasama dalam menyelesaikan masalah dengan baik dan siswa
yang lain juga ikut berpartisipasi dalam menyelesaikan masalah. Pelaksanaan pembelajaran kooperatif membutuhkan partisipasi
dan kerja sama dalam kelompok pembelajaran. Tujuan dalam pembelajaran kooperatif adalah:
1 Dapat meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik,
2 Unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit,
3 Membantu siswa menumbuhkan kemampuan berpikir kritis. Adapun manfaat dari pembelajaran kooperatif diantaranya
adalah: 1 Meningkatkan hasil belajar
2 Meningkatkan hubungan antar kelompok, pembelajaran kooperatif memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk berinteraksi dan
beradaptasi dengan teman satu tim untuk mencerna materi. 3 Meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi belajar, pembelajaran
kooperatif dapat membina sifat kebersamaan, peduli satu sama lain dan tenggang rasa, serta mempunyai rasa andil terhadap
keberhasilan tim.
4 Menumbuhkan realisasi kebutuhan siswa untuk belajar berpikir, pembelajaran kooperatif dapat diterapkan untuk berbagai materi
ajar. 5 Memadukan dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan
6 Meningkatkan perilaku dan kehadiran di kelas 7 Relatif murah karena tidak memerlukan biaya khusus untuk
menerapkannya.
46
Pembelajaran kooperatif
juga mempunyai
keunggulan. Keunggulan dari pembelajaran kooperatif diantaranya:
1 Melalui pembelajaran
kooperatif siswa
tidak terlalu
menggantungkan pada guru. 2 Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan
mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
3 Pembelajaran kooperatif dapat membantu anak untuk respek pada orang lain.
4 Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi
nyata riil. 5 Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan
motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir.
46
Sri Anita W dkk, Strategi...,h. 6.9-6.10
Pembelajaran kooperatif juga mempunyai keterbatasan. Keterbatasan pembelajaran kooperatif, yaitu:
1 Memerlukan waktu yang cukup bagi setiap siswa untuk bekerja dalam tim.
2 Memerlukan latihan agar siswa terbiasa belajar dalam tim 3 Model pembelajaran kooperatif yang diterapkan harus sesuai
dengan pembahasan materi ajar, materi ajar harus dipilih sebaik- baiknya agar sesuai dengan misi pembelajaran kooperatif. `
4 Memerlukan format penilaian belajar yang berbeda. 5 Guru memerlukan kemampuan khusus untuk mengkaji berbagai
teknik pelaksanaan pembelajaran kooperatif.
47
b. Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match
1 Tipe Make A Match
Tipe make a match atau mencari pasangan dikembangkan oleh Lorn Curran. Tipe make a match atau mencari pasangan
merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan kepada siswa. Salah satu keunggulan tipe ini adalah siswa mencari
pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Tipe make a match ini bisa
digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik.
Hal-hal yang perlu dipersiapkan jika pembelajaran dikembangkan dengan tipe make a match adalah kartu-kartu.
Kartu-kartu tersebut terdiri dari kartu yang berisi pertanyaan- pertanyaan dan kartu-kartu lainnya berisi jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan tersebut.
48
Penerapan tipe ini dimulai dari teknik yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban
atau soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin.
Manfaat tipe make a match bagi siswa diantaranya adalah sebagai berikut:
47
Sri Anitah W, Strategi..., h. 6.10
48
Agus Suprijono, Cooperative Learning TEORI APLIKASI PAIKEM, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, h. 94
a Mampu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan b Materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian
siswa Kelemahan tipe make a match bagi siswa adalah sebagai
berikut: a Diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan
b Waktu yang tersedia perlu dibatasi, jangan sampai siswa terlalu banyak bermain-main dalam proses pembelajaran.
c Guru perlu persiapan bahan dan alat yang memadai.
2 Tahap-Tahap Dalam Pembelajaran Tipe Make A Match
Adapun langkah-langkah atau tahap-tahap dalam tipe make a match adalah sebagai berikut:
Tabel 2 Tahap-Tahap Dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe
Make A Match
Tahap Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa Tahap 1:
Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan
peserta didik Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dipelajari dan memotivasi
siswa untuk belajar Menyimak dan
Mendengarkan
Tahap 2: Menyajikan informasi atau materi
pelajaran Menyajikan informasi atau
materi pelajaran kepada siswa baik dengan
demonstrasi atau bahan bacaan.
Menyimak dan mendengarkan.
Tahap 3: Menyiapkan konsep atau topik.
Menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa
konsep atau topik. Siswa
mempersiapkan untuk memulai
permainan Tahap 4:
Membagi siswa menjadi Mendengarkan apa
Mengorganisasikan kedalam
kelompok- kelompok belajar
dua kelompok, kelompok yang pertama memegang
kartu pertanyaan dan kelompok yang kedua
memegang kartu jawaban. yang diperintahkan
oleh guru.
Tahap 5: Membagikan kartu kepada siswa
Membagikan kartu pertanyaan dan kartu
jawaban kepada siswa. Mendapatkan satu
kartu pertanyaan atau kartu jawaban.
Tahap 6: Memberikan waktu kepada ,siswa
untuk memikirkan jawaban atau
pertanyaan Mengamati dan
memberikan dorongan kepada siswa untuk
menemukan pertanyaan atau jawaban.
Memikirkan jawaban atau pertanyaan dari
kartu yang dipegang.
Tahap 7: Memberikan waktu kepada siswa
untuk mencari pasangan kartu
pertanyaan atau kartu jawaban.
Mengamati siswa mencari pasangan kartu yang cocok
dengan kartu yang dipegang.
Mencari pasangan
kartu yang dipegang.
Tahap 8: Memasangkan antara
kartu pertanyaan dengan kartu jawaban
Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menunjukkan pasangan
kartu pertanyaan dan kartu jawaban yang benar di
depan kelas. Maju ke depan untuk
menunjukkan kartu pertanyaan dan kartu
jawaban kepada siswa yang lain dan
guru. Tahap 9: Memberikan
penghargaan atau Hukuman
Siswa yang dapat mencocokkan kartu
pertanyaan dan kartu jawaban sebelum batas
waktunya akan diberi poin Siswa menunjukkan
pasangan kartu kepada guru.
dan siswa yang tidak dapat mencocokkan kartunya
akan mendapatkan hukuman yang telah
disepakati bersama. Tahap 10: Memberikan
kesimpulan Bersama-sama dengan
,siswa, guru menyimpulkan materi
yang telah disampaikan. Menyimpulkan
materi yang telah disampaikan.
Tahap 11: Evaluasi Memberikan latihan soal
kepada siswa. Mengerjakan latihan
soal.
3. Pembelajaran Konvensional