BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Akhir-akhir ini banyak sekali pemberitaan tentang remaja, ada yang positif dan ada pula yang negatif. Hal ini menandakan bahwa dunia remaja sangatlah
rentan dengan kehidupan yang semakin kompleks akan segala perkembangannya. Beragamnya persoalan remaja yaitu kenakalan remaja, demoralisasi remaja,
tumbuh terlalu cepat, terlalu mementingkan diri sendiri, kurang kontrol dalam mengekspresikan emosi dan lain sebagainya adalah beberapa kondisi remaja yang
sering dikeluhkan para orang tua, pendidik, dan masyarakat disekeliling mereka. Sekalipun situasi masa kini saat kita membesarkan remaja benar-benar berbeda
akibat bertambah banyaknya pengaruh terhadap perkembangan mereka dan kehirukpikukan kehidupan sehari-hari, remaja tetap anak-anak yang tengah
menjalani transisi menuju kedewasaan.
Dengan adanya problem seperti ini, maka banyak pihak yang seharusnya bertanggung jawab atas perkembangan remaja. Tidak hanya orang tua yang
merupakan bagian terpenting dan terkecil dalam membina hubungan emosi terhadap mereka, pendidik pun ikut andil dalam hal tersebut khususnya
dilingkungan sekolah. Akan tetapi tidak dipungkiri pula terdapat pihak lain yang turut ambil bagian dalam masalah ini. “Demoralisasi yang merajalela dikalangan
1
remaja memerlukan usaha-usaha pendidikan khusus yang dapat mengupayakan pembinaan akhlak bagi para remaja, karena pada masa pubertas dan usia baligh
anak mengalami kekosongan jiwa yang merupakan gejala kegoncangan pikiran, keragu-raguan, keyakinan akan agama yang dianut, atau bahkan kehilangan
pijakan agama”.
1
Setiap orang tua dan pendidik pasti mendambakan anak-anak yang sehat jasmani dan rohani, cerdas dan berperilaku baik, sehingga kelak menjadi anak-
anak yang unggul dan tangguh menghadapi berbagai tantangan dimasa depan.
2
Namun dengan kondisi remaja sekarang ini apakah mungkin dambaan tersebut akan terwujud?. Perlu disadari bahwa untuk mewujudkan dambaan tersebut serta
untuk mengembalikan citra remaja yang semakin terpuruk maka salah satu caranya adalah dengan meningkatkan kecerdasan emosional siswa. Dimana
kecerdasan emosional adalah suatu kemampuan untuk mengelola emosi yang terdapat dalam diri individu. Kecerdasan emosional pada siswa harus
dikembangkan oleh semua pihak yang bersangkutan tak terkecuali pendidik dan para orang tua, sehingga dari sinilah kepribadian siswa dapat terbentuk menjadi
lebih baik dan terus dibina secara intensif sehingga siswa dapat memiliki akhlak al-karimah. Peran dari lingkungan yang berada disekitar mereka juga sangat
berperan dan mendukung. Sehingga perkembangan kecerdasan baik intelektual maupun emosional dan pembentukan akhlak kepribadian dapat tumbuh secara
optimal. Setiap anak yang dilahirkan, telah membawa karakter dan sifatnya sendiri.
Termasuk didalamnya juga telah membawa Kecerdasan Intelektual IQ dan Kecerdasan Emosional EQ dalam dirinya. Semua itu akan sangat mempengaruhi
kepribadian, bahkan mungkin kegagalan atau kesuksesannya. Namun, bukan berarti proses semuanya itu telah selesai, tidak dapat diubah, dan tidak dapat
dipengaruhi. Seperti yang telah disinggung dalam pembahasan di atas, bahwa orang tua, pendidik dan lingkungan memiliki peran yang sangat penting dalam
1
Arianto Sam, “Pengertian Akhlak”, dari http:sobatbaru.blogspot.com201003pengertian- akhlak.html, 25 Juli 2010.
2
Bambang Trim, Meng-Instal Akhlak Anak, Jakarta: PT Grafindo Media Pratama, 2008, Cet. 1,hal. 4.
2
mengarahkan dan meningkatkan potensi yang telah Allah karuniakan pada diri anak tersebut. Seorang anak tidak boleh dibebaskan mengikuti kemauannya tanpa
ada bimbingan dan arahan dari orang tua ataupun pendidik yang dapat meningkatkan dan mengembangkan potensi dasar yang telah dimilikinya.
Menurut psikolog dan pemerhati anak-anak Dr. Seto Mulyadi, M.Psi generasi sekarang cenderung mulai banyak mengalami kesulitan emosional seperti mudah
merasa kesepian dan pemurung, mudah cemas, mudah bertindak agresif, serta kurang menghargai sopan santun. Kecerdasan atau angka IQ yang tinggi bukan
merupakan satu-satunya jaminan kesuksesan seorang anak di masa depan. Ada faktor lain yang saat ini cukup popular yaitu kecerdasan emosional. Pentingnya
kecerdasan ini karena banyak dijumpai anak-anak yang cerdas di sekolah, begitu cemerlang prestasi akademiknya, namun tidak dapat mengelola emosinya seperti
mudah marah, mudah putus asa atau angkuh dan sombong. Sehingga prestasi yang telah diraih itu tidak akan banyak bermanfaat bagi dirinya.
Ternyata kecerdasan emosional perlu lebih dihargai dan dikembangkan pada anak sejak usia dini. Karena inilah yang mendasari keterampilan seseorang di
masyarakat kelak, sehingga akan membuat seluruh potensinya dapat berkembang secara optimal. Mengingat begitu banyaknya tantangan yang akan dihadapi anak
dalam kehidupannya kelak, maka orang tua maupun pendidik perlu memberikan bimbingan dan pengarahan untuk mencerdaskan kemampuan serta emosinya.
3
Dalam kaitan pentingnya kecerdasan emosional pada diri anak sebagai salah satu factor penting dalam pembentukan akhlak, maka dalam penyusunan skripsi
ini penulis tertarik untuk meneliti “Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Akhlak Siswa Kelas XI SMA Triguna Utama Tangerang Selatan”.
3
Rubrik PELITA, “Kecerdasan Emosional Anak Penting Dikembangkan Agama dan Pendidikan” dari http:www.pelita.or.idbaca.php?id=16965, 1 Agustus 2010.
3
B. Identifikasi Masalah