Pengaruh Dividen Kas, Arus Kas Bersih, Leverage Ratio Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

PENGARUH DIVIDEN KAS, ARUS KAS BERSIH, LEVERAGE

RATIO DAN EARNING PER SHARE TERHADAP HARGA

SAHAM PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

TESIS

Oleh

SRI HARTINI

087017075/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010

SE

K O L A H

P A

S C

A S A R JA


(2)

PENGARUH DIVIDEN KAS, ARUS KAS BERSIH, LEVERAGE

RATIO DAN EARNING PER SHARE TERHADAP HARGA

SAHAM PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Akuntansi pada

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

Sri Hartini

087017075/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

2010


(3)

Judul Tesis : PENGARUH DIVIDEN KAS, ARUS KAS BERSIH, LEVERAGE RATIO DAN EARNINGS PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Nama Mahasiswa : Sri Hartini Nomor Pokok : 087017075 Program Studi : Akuntansi

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, SE,Ak,MAFIS,CPA) (Drs. M. Lian Dalimunthe, M.Ec, Acc) Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

(Prof.Dr.Ade Fatma Lubis, SE,Ak,MAFIS,MBA,CPA) (Prof. Dr.Ir.T.Chairun Nisa B, M.Sc)


(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 3 September 2010

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dr. Syafruddin Ginting Sugihen,SE,Ak, MAFIS, CPA Anggota : 1. Drs. M. Lian Dalimunthe, M.Ec, Acc

2. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, SE, Ak, MAFIS, MBA, CPA 3. Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak


(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa yang berjudul :

” PENGARUH DIVIDEN KAS, ARUS KAS BERSIH, LEVERAGE

RATIO DAN EARNING PER SHARE TERHADAP HARGA

SAHAM PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA”

Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, September 2010

SRI HARTINI


(6)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Dividen Kas, Arus Kas Bersih, Leverage Ratio dan Earning per Share baik secara simultan maupun secara parsial terhadap Harga Saham di Bursa Efek Indonesia. Variabel dependen yang digunakan adalah Dividen Kas, Arus Kas Bersih, Leverage Ratio dan Earning per Share sebagai independen variabel dan harga saham yang dihitung 5 hari sebelum dan sesudah publikasi laporan keuangan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian hubungan kausal (causal effect). Penelitian ini dilakukan atas 117 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 5 tahun dari tahun 2004-2008. Dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda dan dengan melakukan pengujian asumsi klasik yaitu normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan terdapat pengaruh Dividen Kas, Arus Kas Bersih, Leverage Ratio dan Earning per Share terhadap Harga Saham di Bursa Efek Indonesia. Secara parsial, faktor yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham adalah Net Cash Flows (X2), Debt to Equity Ratio (X3) dan

Earnings per Share (X4). Hal ini konsistensi dengan riset dan pendapat San Susanto dan Ekawati (2006). Selain itu penelitian ini tidak konsisten dengan hasil yang dicapai oleh Meythi (2006), Sularso (2003) dan Siaputra, Lani dan Atmaja (2006) dan I.G.K.A. Ulupui (2005) dimana pengumuman dividen tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham sebelum dan sesudah ex-devidend date.

Kata kunci : Harga Saham, Dividen Kas, Arus Kas Bersih, Leverage Ratio dan Earning per Share.


(7)

ABSTRACT

The objective of this research is to examine the effect of Dividend per Share, Net Cash Flows, Leverage Ratio and Earnings per Share to the Stock Prices in Manufacturing Emiten Company in Indonesia Stock Exchange. Dividend per Share, Net Cash Flows, Leverage Ratio and Earnings per Share as the independent variables and stock prices as the dependent variable. The stock price is coented for five days before and after financialreport publication.

The research types are the causal effect. This research observes 117 companies which had been listed in the Indonesia Stock Exchange in three years from 2004 until 2008. Using multiple linier regression and to test the classical assumption normality, multicollenearity and autocorrelation, heteroscedastisity.

The result of this research, found that influance of Dividend per Share, Net Cash Flows, Leverage Ratio and Earnings per Share simultanly to the Stock Prices in Indonesia Stock Exchange. This research consistent with San Susanto and Ekawati (2006). In addition of this research are inconsistency with Meythi (2006), Sularso (2003) and Siaputra, Lani and Atmaja (2006), I.G.K.A and Ulupui (2005) where dividend announcement is not significant to price changes before and after ex-devident date.

Keywords : Stock Price, Dividend per Share, Net Cash Flows, Leverage Ratio and Earnings per Share.


(8)

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati, tulus dan ikhlas, penulis menyampaikan syukur alhamdulillah kepada Allah SWT dengan rahmat, hidayah, karunia dan anugrah yang diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini yang

berjudul “PENGARUH DIVIDEN KAS, ARUS KAS BERSIH,

LAVERAGE RATIO DAN EARNING PER SHARE TERHADAP

HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA 2004-2008”

. Untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapat gelar Magister Sains, pada Program Studi Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan tesis ini tentu saja penulis banyak menemui kesulitan, kendala, dan hambatan. Akan tetapi berkat bantuan, bimbingan, petunjuk, dan masukan dari berbagi pihak lainnya penulis dapat menyelesaikannya. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, tulus dan ikhlas penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM),Sp.A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc, Selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, SE, Ak, MAFIS, MBA, CPA Selaku Ketua Program Studi Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, sekaligus sebagai Komisi Dosen Pembanding.

4. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, SE, Ak, MAFIS, CPA dan selaku pembimbing I yang telah banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif dalam membimbing penulis sejak awal hingga selesainya Tesis ini.

5. Bapak Drs. M. Lian Dalimunthe, MEc. Acc selaku pembimbing II, yang telah banyak membantu/membimbing saya dalam penyelesaian Tesis ini.


(9)

6. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku anggota Komisi Dosen Pembanding.

7. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak selaku anggota Komisi Dosen Pembanding.

8. Teristimewa buat Ibunda saya yang tercinta Hj. Saniyem dan Ayahanda tersayang Alm. H.M. Salim, terimakasih atas do’a yang dipanjatkan, keridhoan dan keikhlasannya serta ketulusan hatinya sehingga saya menjadi sekarang ini dan juga dapat menyelesaikan Tesis ini.

9. Teristimewa buat suamiku tercinta Ahmad Ashfa Zurry Rokan ST dan anak-anakku tersayang Ahmad Zayyani Asyrafi Rokan, Fathiyatul Asyrifah Rokan, Ahmad Ziyadil Arifi Rokan yang telah senantiasa sabar dan begitu pengertian, juga doa-doanya.

10. Teristimewa buat Umi dan Buya, terimakasih atas doa-doanya.

11. Teristimewa buat keluargaku tercinta Mas Kus, Kak Tuti, dan Dik Hera.

12.Rekan-rekan bagian administrasi di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Ary, Dory, Yusna, Dedi, Juli, dan rekan-rekan lainnya, terimakasih buat kebaikannya.

13.Rekan-rekan Mahasiswa terutama Santy Sitohang, dan Pak Gaol, terimakasih atas kebersamaannya selama ini sehingga dapat menyelesaikan Tesis ini.

Penulis menyadari dengan kemampuan dan pengetahuan yang terbatas, banyak kekurangan dan kelemahan dalam penyusunan Tesis ini. Untuk itu sangat diharapkan kritik dan saran yang konstruktif demi kesempurnaan penelitian ini.

Akhir kata penulis berharap semoga Tesis ini bermanfaat bagi para pembaca, khususnya bagi rekan mahasiswa dan mahasiswi.

Hormat Saya

. Medan, September 2010


(10)

RIWAYAT HIDUP

1. N a m a : Sri Hartini

2. Tempat/Tanggal lahir : Deli Serdang, 11 Februari 1972

3. Pekerjaan : Dosen Tetap Universitas Amir Hamzah Medan 4. Agama : Islam

5. Orang tua

a. Ayah : H. Muhammad Salim b. Ibu : Hj. Saniyem

6. Suami : Ahmad Ashfa Zurri Rokan, ST 7. Anak : 1. Ahmad Zayyani Asyrafi Rokan

2. Fathiyatul Asyrifah Rokan 3. Ahmad Ziyadil Arifi Rokan

8. Alamat : Jl. Sari 60 A Kedai Durian, Medan Johor-Medan 9. Pendidikan

a. SD : SD Inpres 101815

b. SLTP : SMP Negeri 1 Deli Tua c. SMU : Angkasa LANUD Medan

d. Universitas/Fakultas : Universitas Islam Indonesia Yogyakarta/ Fakultas Ekonomi Akuntansi


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR... iii

RIWAYAT HIDUP ... v

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

1.5. Originalitas Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 10

2.1 Landasan Teori ... 10

2.1.1. Pengertian Dividen Kas ... 10

2.1.2. Pengertian Arus Kas Bersih ... 17

2.1.3. Pengertian Leverage Ratio ... 24

2.1.4. Pengertian Earnings per Share... 25

2.1.5. Harga Saham dan Penilaian Saham ... 26

2.2. Review Peneliti Terdahulu (Theoretical Mapping) ... 28

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ... 33

3.1. Kerangka Konsep ... 33

3.2. Hipotesis Penelitian... 35


(12)

4.1. Jenis Penelitian ... 37

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian... 37

4.3. Populasi dan Sampel ... 37

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 39

4.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 39

4.6. Metode Analisis Data... 41

4.6.1. Metode Analisis Data ... 41

4.6.2. Uji Asumsi Klasik ... 42

4.6.3. Uji Hipotesis ... 44

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

5.1. Hasil Penelitian ... 46

5.1.1. Deskripsi Data Penelitian ... 46

5.1.2. Uji Asumsi Klasik ... 48

5.1.2.1. Uji normalitas ... 49

5.1.2.2. Uji multikolinearitas ... 54

5.1.2.3. Uji autokorelasi ... 55

5.1.2.4. Uji heteroskedastisitas ... 56

5.1.3. Hasil Analisis Data ... 57

5.1.3.1. Persamaan regresi ... 58

5.1.4. Pengujian Hipotesis ... 59

5.1.4.1. Uji statistik F ... 59

5.1.4.2. Uji statistik t ... 60

5.1.4.3. Koefisien determinan (R2) ... 62

5.2. Pembahasan Hasil Penelitian ... 63

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 69

6.1. Kesimpulan ... 69

6.2. Keterbatasan Penelitian... 69

6.3. Saran ………... 70


(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Daftar Review Peneliti Terdahulu ... 31

4.1 Pengambilan Sampel ………. 39

4.2 Operasional Variabel ………...……….. 40

5.1 Deskriptif Statistik …..……….. 47

5.2 Hasil Pengujian Kolmogorov Smirnov Test (Sebelum Transformasi) ……..………... 53

5.3 Hasil Pengujian Kolmogorov Smirnov Test (Sesudah Transformasi) ……..………... 53

5.4 Uji Multikolinearitas ………. 55

5.5 Nilai Durbin-Watson ………. 55

5.6 Hasil Analisis Regresi …...………... 58

5.7 Uji F... ………... 60


(14)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

3.1 Diagram Kerangka Konseptual ………..……... 33 5.1 Uji Normalitas Data dengan Histogram (Sebelum Transformasi) .. 49 5.2 Normal P-P Plot (Sebelum Transformasi) ...……... 50 5.3 Uji Normalitas Data dengan Histogram (Sesudah Transformasi) ... 51 5.4 Grafik Normalitas P-P Plot (Sesudah Transformasi) …... 52 5.5 Uji Heteroskedastisitas………... 57


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1 Daftar Perusahaan Sampel ………... 75

2 Daftar Emiten Perusahaan Sampel ... 84

3 Data Deviden Cash 2004-2008 ... 86

4 Net Cash Flows Tahun 2004-2008 ... 88

5 Debt Equity Ratio Tahun 2004-2008 ... 91

6 Earnings Per Share Tahun 2004-2008 ... 93

7 Data Harga Saham Emiten Sampel 5 Hari Sebelum dan 5 Sesudah Publikasi Laporan Keuangan per 31 Desember 2004………... 95 8 Data Harga Saham Emiten Sampel 5 Hari Sebelum Dan 5 Hari Sesudah Publikasi Laporan Keuangan Per 31 Desember 2005 …... 98 9 Data Harga Saham Emiten Sampel 5 Hari Sebelum dan 5 Sesudah Publikasi Laporan Keuangan per 31 Desember 2006 ……….. 101 10 Data Harga Saham Emiten Sampel 5 Hari Sebelum dan 5 Sesudah Publikasi Laporan Keuangan per 31 Desember 2007 ……….. 104 11 Data Harga Saham Emiten Sampel 5 Hari Sebelum dan 5 Sesudah Publikasi Laporan Keuangan per 31 Desember 2008………... 107 12 Uji Asumsi Klasik dan Hasil Uji Regresi Ganda ... 110


(16)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Dividen Kas, Arus Kas Bersih, Leverage Ratio dan Earning per Share baik secara simultan maupun secara parsial terhadap Harga Saham di Bursa Efek Indonesia. Variabel dependen yang digunakan adalah Dividen Kas, Arus Kas Bersih, Leverage Ratio dan Earning per Share sebagai independen variabel dan harga saham yang dihitung 5 hari sebelum dan sesudah publikasi laporan keuangan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian hubungan kausal (causal effect). Penelitian ini dilakukan atas 117 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 5 tahun dari tahun 2004-2008. Dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda dan dengan melakukan pengujian asumsi klasik yaitu normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan terdapat pengaruh Dividen Kas, Arus Kas Bersih, Leverage Ratio dan Earning per Share terhadap Harga Saham di Bursa Efek Indonesia. Secara parsial, faktor yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham adalah Net Cash Flows (X2), Debt to Equity Ratio (X3) dan

Earnings per Share (X4). Hal ini konsistensi dengan riset dan pendapat San Susanto dan Ekawati (2006). Selain itu penelitian ini tidak konsisten dengan hasil yang dicapai oleh Meythi (2006), Sularso (2003) dan Siaputra, Lani dan Atmaja (2006) dan I.G.K.A. Ulupui (2005) dimana pengumuman dividen tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham sebelum dan sesudah ex-devidend date.

Kata kunci : Harga Saham, Dividen Kas, Arus Kas Bersih, Leverage Ratio dan Earning per Share.


(17)

ABSTRACT

The objective of this research is to examine the effect of Dividend per Share, Net Cash Flows, Leverage Ratio and Earnings per Share to the Stock Prices in Manufacturing Emiten Company in Indonesia Stock Exchange. Dividend per Share, Net Cash Flows, Leverage Ratio and Earnings per Share as the independent variables and stock prices as the dependent variable. The stock price is coented for five days before and after financialreport publication.

The research types are the causal effect. This research observes 117 companies which had been listed in the Indonesia Stock Exchange in three years from 2004 until 2008. Using multiple linier regression and to test the classical assumption normality, multicollenearity and autocorrelation, heteroscedastisity.

The result of this research, found that influance of Dividend per Share, Net Cash Flows, Leverage Ratio and Earnings per Share simultanly to the Stock Prices in Indonesia Stock Exchange. This research consistent with San Susanto and Ekawati (2006). In addition of this research are inconsistency with Meythi (2006), Sularso (2003) and Siaputra, Lani and Atmaja (2006), I.G.K.A and Ulupui (2005) where dividend announcement is not significant to price changes before and after ex-devident date.

Keywords : Stock Price, Dividend per Share, Net Cash Flows, Leverage Ratio and Earnings per Share.


(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Perkembangan investasi dewasa ini telah demikian pesatnya terutama pada pasar keuangan di Indonesia. Hal ini ditandai dengan jumlah transaksi perusahaan go public yang terus bertambah. Pada dasarnya investasi adalah suatu aktivitas untuk menempatkan dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan. Pada umumnya investasi keuangan dibagi atas dua bagian yaitu pasar modal (capital

market) dan pasar uang (money market). Pembagian ini didasarkan atas instrumen keuangan atau surat berharga yang diperjualbelikan.

Salah satu tujuan investor dalam berinvestasi adalah memperoleh deviden. Tujuan lain adalah memperoleh capital gain, yaitu selisih lebih antara harga investasi saat ini dengan harga investasi di masa lalu. Perilaku investor seperti itu mengindikasikan bahwa mereka membeli saham pada saat harga saham turun dan menjualnya kembali pada saat harga saham meningkat. Indikasi ini menyimpulkan bahwa seorang calon investor yang ingin membeli saham di pasar sekunder harus senantiasa memperhatikan pergerakan harga saham tersebut.

Kekuatan analisis investor dalam menilai dan memperkirakan harga saham akan berpengaruh terhadap capital gain yang akan diterimanya. Hal tersebut dikarenakan kekuatan analisis ini akan memberikan informasi kepada investor waktu yang tepat untuk membeli atau menjual saham yang dimilikinya.


(19)

Analisis terhadap saham secara umum terbagi dua yaitu: analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis teknikal menggunakan data harga saham di masa lalu, sedangkan analisis fundamental menggunakan faktor yang diidentifikasikan sehingga dapat mempengaruhi harga saham di masa mendatang. Dasar dari analisis fundamental adalah faktor fundamental suatu perusahaan.

Faktor fundamental perusahaan secara umum dapat diartikan sebagai faktor internal perusahaan yang digambarkan sebagai kinerja keuangan perusahaan yang dituangkan dalam bentuk laporan keuangan. Pengukuran kinerja keuangan suatu perusahaan membutuhkan suatu alat ukur,biasanya berbentuk rasio. Analisis rasio keuangan mampu memberikan manajemen gambaran tentang perubahan-perubahan pokok trend, jumlah dan hubungan serta alasan perubahan tersebut. Hasil analisis laporan keuangan diharapkan dapat membantu manajemen dalam mengintreprestasikan berbagai hubungan kunci dan kecenderungan sehingga dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi keberhasilan perusahaan di masa depan.

Kewajaran harga saham yang terbentuk di pasar modal dapat dinilai oleh investor melalui pendekatan fundamental, sedangkan risiko sistematis (market risk) dapat mengurangi besarnya tingkat keuntungan yang akan diperoleh investor. Pendekatan fundamental bermula dari pemikiran bahwa harga saham yang wajar ditentukan oleh ekspektasi atas dividen, pertumbuhan keuntungan dan tingkat bunga diskon di masa mendatang. Ekspektasi-ekspektasi ini dipengaruhi oleh kondisi makro ekonomi terhadap suatu perusahaan.


(20)

Seorang investor yang rasional melakukan analisa sebelum membuat keputusan untuk menginvestasikan dananya di pasar modal (dengan membeli sekuritas diperdagangan dibursa). Investor tersebut harus percaya bahwa informasi yang diterimanya adalah informasi yang benar, sistem perdagangan dibursa dapat dipercaya, serta tidak ada pihak lain yang memanipulasi dari perdagangan tersebut. Ada jenis informasi yang merupakan sinyal penting bagi investor untuk menilai prospek perusahaan yang bersangkutan yaitu laba per lembar (Earning per Share) dan dividen tunai (Cash Dividen). Informasi ini amat berguna bagi investor atau calon investor dalam melakukan penelitian perusahaan sebab pada umumnya manajemen tidak akan mengambil resiko dengan membayar dividen yang tinggi pada suatu waktu tertentu. Bila menurut estimasi mereka perusahaan tidak mampu mempertahankannya di masa yang akan datang. Dalam kondisi ketidakpastian yang tinggi dividen bisa menjadi proxy yang baik terhadap trend pendapatan.

Dengan membeli saham sebuah perusahaan, investor secara otomatis ikut serta dalam perusahaan tersebut dan ia mempunyai hak untuk mendapat bagian keuntungan yang dikenal sebagai dividen. Dengan demikian bagi pemodal (investor) dalam mengambil keputusan membeli atau menjual saham, tentu saja kemungkinan perolehan pendapat harus dipertimbangkan pula dengan besarnya beban resiko yang harus dipikul. Sebab sebagaimana diketahui, investasi saham merupakan alternatif investasi yang memiliki risiko tertinggi. Dalam keadaan seperti ini laporan keuangan yang dipublikasikan merupakan sumber informasi sangat penting yang dibutuhkan oleh sebahagian besar pemakai laporan serta pihak-pihak yang berkepentingan


(21)

dengan emiten-emiten untuk mendukung pengambilan keputusan. Laba dan informasi aliran kas sebuah perusahaan merupakan pintu yang utama dari investor dan kreditur untuk menilai kinerja perusahaan yang sedang melakukan penawaran umum sehingga dapat memberikan keyakinan bagi pihak lain atas keuangan yang diterbitkan emiten tersebut. Menurut Meythi (2006) dalam penelitian Bowen et.el (1986) menyebutkan bahwa laporan arus kas mempunyai manfaat dalam beberapa konteks keputusan, seperti : (1) memprediksi kesulitan keuangan, (2) menilai risiko, ukuran, dan waktu keputusan pinjaman, (3) memprediksi peringkat (rating) kredit, (4) menilai perusahaan, dan (5) memberikan informasi tambahan pada pasar modal.

Pembagian dividen perusahaan terhadap pemegang saham mempengaruhi harga saham di bursa efek. Hal ini disebabkan pembagian deviden perusahaan kepada pemegang saham menyebabkan posisi keuangan kas suatu perusahaan semakin berkurang. Dengan demikian akan mengakibatkan levarage (rasio antara hutang terhadap ekuitas) akan semakin besar. Dampak yang ditimbulkan adalah data pelaku pasar akan berfikir secara negatif terhadap perusahaan seperti yang dinyatakan oleh Susanto (2006) harga saham perusahaan pada tahap start-up dipengaruhi oleh aliran kas investasi dan aliran kas pendanaan, hal ini sesuai dengan penelitian Bowen (1986) dan kemudian Nina (2006) yang menemukan bahwa aliran kas pendanaan berhubungan positif dengan nilai expected return perusahaan.

Semakin besar dividen yang diberikan oleh perusahaan atau emiten, maka saham perusahaan tersebut sangat diminati para investor atau calon investor. Hal ini berarti akan mendorong permintaan terhadap saham perusahaan, yang pada akhirnya


(22)

akan melambungkan harga saham perusahaan. Emiten adalah perusahaan yang telah menjual sahamnya kepada masyarakat umum melalui pasar modal. Jika perusahaan emiten mampu menghasilkan keuntungan yang tinggi dan mampu menyisihkan sebagian dari keuntungannya itu sebagai dividen dengan jumlah yang tinggi maka akan menarik investor (masyarakat) untuk membeli saham perusahaan tersebut. Akibatnya, permintaan atas saham dimaksud akan meningkat dan akan menaikkan harga saham perusahaan tersebut di Bursa sehingga memungkinkan bagi pemegang saham perusahaan tersebut untuk memperoleh capital gain. Capital gain juga akan mendorong naiknya harga saham di Bursa Efek. Dengan demikian keuntungan perusahaan merupakan faktor penting bagi sebuah perusahaan.

Berbagai variasi yang muncul memberikan petunjuk eksplisit bahwa pembagian dividen akan berdampak terhadap pendanaan perusahaan, karena perusahaan mengeluarkan dana kas besar untuk para pemegang saham. Apabila pembayaran dividen ini semakin besar secara keseluruhan posisi modal akan menurun. Hal ini akan memperhatikan munculnya hubungan yang berbanding terbalik antara dividen dengan modal sendiri.

Semakin besar dividen yang akan dibayarkan akan mengurangi besarnya laba ditahan, sehingga posisi modal perusahaan akan mengalami penurunan. Dampak lain yang ditimbulkan oleh kebijakan dividen ini adalah leverage keuangan. Leverage

keuangan dalam penelitian ini diproksikan dengan “debt to equity ratio”.

Rasio ini didapatkan dengan membandingkan hutang terhadap ekuitas. Munculnya kebijakan dividen secara langsung akan berpengaruh negatif dengan


(23)

keuangan perusahaan. Artinya, leverage keuangan perusahaan akan meningkat sesuai dengan proporsi dividen yang akan di bagikan. Meningkatnya nilai leverage maka penilaian terhadap perusahaan menjadi buruk dan secara otomatis mempengaruhi harga saham di pasar. Replikasi penelitian ini dilakukan untuk mengkonfirmasi ulang beberapa penelitian-penelitai terdahulu yang pernah ada.

Penelitian Meythi (2006) membuktikan bahwa tidak adanya pengaruh arus kas operasi terhadap harga saham dengan persistensi laba sebagai variabel intervening. Dari hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh arus kas operasi terhadap harga saham. Sementara pada penelitian ini mengambil arus kas bersih dan menambah beberapa variabel independennya agar hasil yang diperoleh lebih akurat dan cakupannya lebih luas serta untuk mengetahui konsistensi hasil penelitian dengan hasil sebelumnya.

Adapun alasan memilih seluruh perusahaan go publik sebagai objek penelitian agar dapat menggeneralisasi dan dapat menyimpulkan kondisi tersebut pada Bursa Efek Indonesia. Bertitik tolak dari apa yang diuraikan dalam latar belakang masalah ini, penulis ingin mencari tahu berapa besar Pengaruh Dividen Kas, Arus Kas Bersih, Leverage Ratio dan Earning per Share terhadap Harga Saham Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah pokok yang diajukan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : apakah Dividen Kas, Arus Kas


(24)

Bersih, Leverage Rasio, dan Earnings Per Share berpengaruh terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara simultan maupun secara parsial?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang akan dicapai melalui penelitihan ini adalah : untuk mengetahui pengaruh dan menganalisis Dividen Kas, Arus Kas Bersih, Leverage Ratio dan Earning per Share terhadap Harga Saham Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara simultan maupun secara parsial.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi penulis, investor, dan peneliti lanjutan dalam hal :

1. Bagi Peneliti

Memberi kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teori yang telah didapatkan pada perkuliahan dan menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis mengenai pengaruh pembagian dividen dan arus kas bersih terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Bagi Investor

Sebagai bahan masukan bagi para pelaku pasar modal (investor) dalam melakukan analisis, khususnya berkaitan dengan pengaruh Dividen Kas, Arus Kas Bersih, Leverage Ratio dan Earning per Share terhadap Harga Saham Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(25)

3. Manajemen Perusahaan

Sebagai bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan kinerja perusahaan di masa yang akan datang.

4. Peneliti selanjutnya.

Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya di dalam melakukan penelitian yang sama di masa yang mendatang.

1.5. Originalitas Penelitian

Penelitan ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Meythi (2006), dengan judul penelitian ”Pengaruh arus kas operasi terhadap harga saham dengan persistensi laba sebagai variabel intervening”. Adapun variabel independennya adalah arus kas operasi dan persistensi laba, sedangkan variabel dependennya adalah harga saham. Replikasi penelitian ini dilakukan untuk mengkonfirmasi ulang beberapa penelitian-penelitai terdahulu yang pernah ada. Penelitian Meythi (2006) membuktikan bahwa tidak adanya pengaruh arus kas operasi terhadap harga saham dengan persistensi laba sebagai variabel intervening, sehingga hipotesis penelitan tidak mendapat dukungan empiris. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Meythi (2006) adalah terdapat pada objek penelitian dan jumlah variabel independen. Objek penelitian sebelumnya pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta periode tahun 1999 sampai dengan 2002 sedangkan penelitian kali ini dilakukan pada seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2004 – 2008. Selain itu perbedaan lainnya dilakukan penambahan tiga variabel independen


(26)

yaitu pembagian dividen, faktor leverage dan rasio earnings per share. Adapun dasar penelitian ini menambah tiga variabel independent tersebut untuk mengetahui konsistensi hasil penelitian dengan hasil sebelumnya.


(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Pengertian Dividen Kas

Ada beberapa teori yang digunakan sebagai landasan dalam menentukan kebijakan dividen untuk perusahaan. Sehingga dapat dijadikan pemahaman mengapa suatu perusahaan mengambil kebijakan dividen tertentu. Teori –teori tersebut adalah sebagai berikut:

a. Dividend irrelevance theory

Teori yang dianjurkan oleh Madigliani-Miller (MM) ini menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh, baik terhadap harga saham maupun biaya modalnya atau dapat dikatakan bahwa kebijakan dividen sebenarya tidak relevan.

b. Bird-in-the-hand theory

Teori ini dikemukakan oleh Limtner (1956) yang menyatakan bahwa biaya modal sendiri akan naik jika Dividend Payout Ratio (DPR) rendah. Hal ini dikarenakan investor lebih suka menerima dividen daripada capital gain.

c. Tax preference theory

Adalah suatu teori yang menyatakan bahwa karena adanya pajak terhadap keuntungan dividen dan capital gains maka para investor lebih menyukai capital gain


(28)

Tujuan utama sebuah perusahaan adalah memaksimumkan harga saham dari perusahaan tersebut. Salah satu faktor yang menentukan harga saham adalah kemampuan perusahaan dalam meningkatkan aliran kas kini dan pada masa yang akan datang. Dengan demikian perusahaan selaku emiten mampu mengelola usahanya secara produktif guna memberikan keyakinan kepada para pemegang saham untuk memperoleh pendapatan (dividen atau capital gain) di masa yang akan datang.

Berdasarkan bentuk pembayarannya, dividen dapat dibedakan menjadi dua bentuk yaitu cash dividend (dividen tunai) dan stock dividend (dividen saham). Cash dividend merupakan dividen yang dibayarkan dalam bentuk kas, sebagaimana menurut Ismaya (2005) bahwa kas dividen didefinisikan sebagai dividen yang dibayar dengan uang tunai atau kas, sedangkan stock dividend merupakan saham yang diberikan kepada para pemegang saham sebagai pengganti dividen dengan maksud perluasan modal saham menjadi lebih besar.

Menurut Wild et.al (2005) dividen tunai atau kas dividen merupakan dividen per lembar saham kepada pemegang saham. Dividen ini merupakan jenis dividen yang paling umum dan pada saat diumumkan akan menjadi kewajiban bagi perusahaan. Pembayaran dalam bentuk tunai lebih banyak diinginkan investor daripada bentuk lain, karena pembayaran dividen tunai membantu mengurangi ketidakpastian dalam melaksanakan aktivitas investasinya pada suatu perusahaan.

Berkaitan dengan pembayaran dividen, banyak terkait dengan struktur kepemilikan perusahaan (Arifin, 2004). Struktur kepemilikan mempengaruhi besar pembayaran dividen dari dua sisi, yaitu: ketika kepemilikan perusahaan


(29)

terkonsentrasi (hanya ada beberapa pemilik), asyimmetric information antara orang dalam dan orang luar perusahaan relatif kecil sehingga manajer tidak perlu menggunakan dividen untuk menyampaikan informasi. Perusahan privat yang dimiliki hanya beberapa orang yang saling mengenal satu dengan yang lain jelas memiliki asymmetric information yang sangat kecil. Oleh karena itulah perusahaan privat cenderung jarang membayarkan dividen dan jika membayar dividen jumlahnya relatif kecil, kedua : tingkat pemisahan antara kepemilikan dan kontrol yang rendah pada perusahaan privat dan perusahaan yang kepemilikannya terkonsentrasi sedangkan pada perusahaan publik, terutama di Amerika Serikat, tingkat pemisahaan antara kepemilikan dan kontrol sangatlah tinggi. Pemisahan antara kepemilikan dan kontrol memunculkan masalah agensi. Masalah agensi akan semakin besar ketika kepemilikan perusahaan terlalu menyebar karena pada pola seperti itu intensif pemilik untuk mengontrol manajer akan rendah. Masalah agensi akan semakin membesar jika pada saat yang sama perusahaan memiliki banyak free cash flows. Salah satu cara untuk mengurangi masalah agensi karena menyebarnya kepemilikan perusahaan dan besarnya free cash flows adalah dengan melakukan pembayaran deviden.

Ketika memutuskan berapa banyak kas yang harus didistribusikan kepada para pemegang saham, ada dua hal yang harus di ingat, yaitu: pertama; tujuan yang mendasari adalah memaksimalkan nilai para pemegang saham dan kedua; arus kas bersih perusahaan benar-benar menjadi milik para pemegang saham, sehingga manajemen seharusnya menahan diri dari menahan laba kecuali jika mereka dapat


(30)

menginvestasikannya kembali untuk menghasilkan pengembalian yang lebih besar dari pada yang dapat dihasilkan oleh para pemegang saham itu dengan menginvestasikan kas tersebut ke dalam investasi dengan tingkat resiko yang sama

Menurut William dalam Rahmawati (2005) penelitian memperkenalkan suatu teori untuk menentukan nilai intrinsik suatu saham didasarkan atas pendapatan perusahaan yang dibayarkan dalam bentuk dividen income. Ia juga memperkenalkan konsep discounting pada dasarnya merupakan proses menilai aliran pendapatan dimasa yang akan datang pada saat sekarang, bukan semata-mata menghitung jumlah absolut pendapatan yang akan diterima di masa yang akan datang. Sehingga dalam konteks ini nilai intrinsik yang dimaksud adalah sama dengan nilai sekarang (present value) dari seluruh aliran penerimaan dividen yang akan diterima dalam priode-priode yang akan datang. Ini berarti pemilik saham mendiskontokan nilai uang yang akan diterima, kemudian dengan discount factor tertentu yang mencerminkan tingkat return alternatif investasi yang diinginkan setelah memperhatikan unsur resiko dan waktu.

Besarnya deviden tergantung dari besarnya keuangan dan jumlah saham yang beredar dalam masyarakat. Ada tiga pendapat yang muncul mengenai kebijaksanaan dividen, pertama: Deviden tidak Mempengaruhi Harga Saham. Teori ini berdasarkan pandangan bahwa kebijaksanaan dividen tidak akan mempengaruhi terhadap aliran kas dimasa yang akan datang. Berdasarkan pandangan ini, efisiensi pasar modal menjadi kritis, dan cukai diabaikan. Argumen yang menyokong suatu hipotesis yaitu jika manajemen dapat meningkatkan nilai pasar dari saham perusahaan dengan


(31)

mengubah kebijakan dividennya. Dalam hal ini kebijaksanaan dividen tidak berarti. Kedua: Dividen Akan Menurunkan Harga Saham. Jika tarif cukai investor atas dividen lebih besar dari untung laba modal, maka investor akan berusaha untuk menginvestasikan kembali pendapatan mereka untuk memaksimumkan Return setelah cukai mereka. Sudah tentu berdasarkan alasan ini, jika tarif pajak atas capital gain melebihi tarif dividen maka akan terjadi kebalikannya. Ketiga : Dividen Akan Menaikkan Harga Saham (Erlina, 2008). Pendapatan dari dividen merupakan hal yang sangat diharapkan oleh investor. Dengan asumsi seperti ini, keputusan manajemen untuk menaikkan dividen merupakan suatu tanda bahwa perusahaan tersebut mempunyai kemampuan untuk menghasilkan laba dimasa yang akan datang, hal ini akhirnya akan mendorong harga saham menjadi lebih tinggi. Sebaliknya dividen yang rendah merupakan suatu tanda yang kurang baik dan akhirnya akan menurunkan harga saham.

Menurut Wild et.al. (2005) Deviden saham (stock dividend) adalah distribusi saham perusahaan itu sendiri kepada pemegang saham secara proposional. Deviden ini mencerminkan kapitasi laba secara permanen. Pemegang saham menerima tambahan sebagai pengalihan laba ditahan ke akun modal. Akuntansi bagi dividen kecil (small stock dividend) atau dividen sederhana (ordinari stock dividend),

umumnya lebih kecil dari 20 % sampai dengan 25 % saham beredar, menyaratkan penilaian dividen saham pada nilai pasar pada tanggal pengumuman. Persyaratan ini dirancang untuk membatasi frekuensi dividen saham. Dividen saham besar (large


(32)

stock dividend atau split up dalam bentuk dividen), biasanya lebih besar dari 25 % saham beredar, dinilai pada nilai nominal saham yang diterbitkan.

Menurut Bodie et.al (2006) Tingkat imbal hasil dividen atas saham mirip dengan tingkat imbal hasil sekarang dari obligasi. Keduanya seperti pendapatan sekarang atas persentase dari harga dan mengabaikan pengaruh keuntungan atas penjualan saham (capital gain, yaitu kenaikan harga) atau kerugian atas penjualan sehingga tidak mencerminkan total imbal hasil. Dividen yang rendah diasumsikan menawarkan prospek yang besar atas keuntungan modal, atau investor tidak akan memasangnya dalam portfolio mereka.

Menurut Lubis (2008) adalah tidak benar pendapat yang menyatakan bahwa kondisi yang tidak pasti yang menambah pembayaran dividen sebuah perusahaan diharapkan akan menaikkan harga saham. Kesimpulan itu diperoleh dengan asumsi (1) pemegang saham adalah risk aversion,(2)ketidakpastian dividen perusahaan akan bertambah dengan bertambah panjangnya waktu pembayaran dimasa depan. Nilai dari saham adalah present value dari deviden yang akan diterimanya ditambah harga saham pada saat dividen itu dibayar. Ada dua situasi dasar yang mendorong dua kebijaksanaan dividen yang berbeda dengan mengabaikan taxes yaitu :

1. Perusahaan yang akan menghasilkan kesempatan yang inferior dari kesempatan yang tersedia di luar bagi para pemegang saham,

2. Perusahaan lebih tertarik atas kesempatan memperoleh earning dari pada memiliki kas.


(33)

Investor lebih suka melakukan discounted kepada future dividen dengan

interest rate yang tinggi dari pada menerima dividen dimuka. Bila dihadapkan harus memilih dividen sekarang, yang pasti dengan kemungkinan akan menerima dividen yang tinggi dan tidak pasti di masa yang akan datang, maka investor akan memilih yang pertama. Dari hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kebijaksanaan dividen akan berpengaruh sesuai dengan jumlah pembayaran, waktu pembayaran dan pajak yang harus dibayar. Menurunnya dividen sekarang cenderung akan menurunkan besarnya pembayaran tax.

Suatu pendapat bahwa terdapat hubungan antara nilai perusahaan dan pembayaran dividen adalah bahwa dividen menunjukkan hal yang pasti berkaitan dengan apresiasi harga saham karena dividen diduga risikonya lebih kecil dibandingkan dengan capital gain, maka perusahaan seharusnya menetapkan ratio pembayaran dividen yang tinggi dan menawarkan dividen yield yang tinggi untuk memaksimumkan harga saham. Pernyataan Miller dan Modigliani (1961) dalam Apriani (2005) dalam berpendapat tidak setuju dengan hal tersebut dan menyebut teori tersebut sebagai the bird in the hand fallacy. Demikian pula penelitian Bhattacharya (1979) dalam Apriani (2005) berpendapat alasan yang mendasari penjelasan the bird in the hand fallacy mengenai relevansi adalah salah. Resiko dari arus kas bersih suatu proyek menentukan resiko perusahaan. Kenaikan dalam pembayaran dividen saat ini akan berakibat penurunan dalam harga ex-divident suatu saham. Jadi peningkatan dividen saat ini tidak akan meningkatkan nilai perusahaan dengan menurunkan resiko arus kas bersih masa datang.


(34)

2.1.2. Pengertian Arus Kas Bersih

Pasar modal atau bursa efek adalah pasar tempat bertemunya penjual dan pembeli surat-surat berharga yang akan memperdagangkan surat-surat berharga sebagai fasilitator. Bursa efek dapat diibaratkan sebagai mandor pasar yang mengurus segala keperluan para pedagang di pasarnya.

Dewasa ini instrumen yang sudah ada di pasar modal terdiri dari saham, obligasi dan sertifikat, seperti pernyataan Putra (2003) menjelaskan bahwa dengan menginvestasikan dananya di pasar modal, investor/masyarakat akan mendapatkan keuntungan yang belum tentu bisa diperoleh jika mereka menginvestasikannya dalam bentuk lain: pertama; Keuntungan yang diperoleh dari selisih pergerakan harga saham pada saat membeli dan saat menjual (capital gain) dan kedua; Keuntungan yang diperoleh dari deviden yang dibagikan pada pemegang saham.

Apriani (2005) penelitian yang dilakukan oleh Aharony, Falk dan Swary (1988) berpendapat bahwa pasar bereaksi kuat terhadap pengumuman kenaikan/ penurunan dividen oleh utilitas public.

Untuk perusahaan dalam industri tidak diregulasi reaksi pasar tidak begitu kuat, hal ini ditunjukkan dengan adanya perbedaan harga saham sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan/penurunan dividen oleh perusahaan-perusahaan tertentu di tahun-tahun tertentu.

Menurut Sitompul (2003) Perusahaan yang akan melaksanakan penawaran umum efeknya di Bursa Efek Indonesia diharuskan tunduk pada peraturan tentang pencatatan efek yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia.


(35)

Bila suatu perusahaan ingin mencatatkan sahamnya di bursa tersebut, diwajibkan memenuhi persyaratan pencatatan saham sebagai berikut (Sitompul, 2003); (1) untuk dapat mencatatkan saham, maka penrnyataan pendaftaran dalam rangka penawaran umum ataupun sebagai perusahaan public harus telah dinyatakan efektif oleh Bapepam; (2) laporan keuangan perusahaan tersebut untuk tahun buku terakhir telah diaudit dan mendapat opini wajar tanpa syarat dari akuntan publik yang terdaftar di Bapepam; (3) jumlah pemegang sahamnya, baik perorangan maupun lembaga kurangnya 200 (dua ratus) dan masing-masing memiliki sekurang-kurangnya 1 (satu) satuan perdagangan (1 (satu) lot; (4) saham yang dicatatkan sekurang-kurangnya 1.000.000 (satu juta) lembar saham, (5) telah berdiri atau beroperasi sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun; (6) wajib mencatatkan seluruh saham yang telah disetor penuh dengan memperhatika ketentuan tentang persentase pemilikan bagi pihak asing, (7) telah memperoleh laba operasional dalam 2 (dua) tahun buku terakhir, (8) memiliki total asset minimal Rp. 20.000.000.000,00 (dua puluh miliar rupiah) terdiri dari equity Rp. 7.500.000.000,00 (tujuh miliar lima ratus juta rupiah) dan modal disetor Rp. 2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah) dan para direktur dan komisaris mempunyai reputasi yang baik.

Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan yang lain, laporan arus kas bersih dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangari (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas bersih dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan


(36)

peluang. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan

(future cash flow) dari berbagai perusahaan. Informasi tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.

Menurut Riahi et.al (2006) kebanyakan pendukung dari akuntansi arus kas merasa bahwa masalah-masalah yang berkaitan dengan evaluasi aktiva dan penentuan laba sangat berat sehingga mereka membenarkan adanya derivasi sistem akuntansi terpisah dan mengusulkan dimasukkannya laporan arus kas yang komprehensif dalam laporan perusahaan.

Informasi tentang arus kas suatu. perusahaan berguna bagi para pemakai laporan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan, perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian perolehannya.

Menurut Niswonger et.al. (2009) laporan arus kas adalah biasa untuk melaporkan arus kas (penerimaan dan pengeluaran arus kas) dalam tiga bagian yaitu : (1) kegiatan operasi, (2) kegiatan investasi dan, (3) kegiatan keuangan. Arus kas dari


(37)

kegiatan keuangan melaporkan transaksi kas yang mengaitkan investasi kas oleh pemilik, dan peminjaman serta penarikan oleh pemilik.

Arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan sebab berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan (Niswonger 2009) adalah (1) penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya, (2) pembayaran kas kepada pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan, (3) peneriman kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik, dan pinjaman lainnya, (4) pelunasan pinjaman, dan (5) pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lessee) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan (finance lease).

Menurut Meythi (2006) menguji apakah data arus kas mempunyai kandungan informasi dalam hubungannya dengan harga saham. Data share price bulanan diambil dari London Share Price Database. Data akuntansi diperoleh dari Cambridge/DTI data. Sampel terdiri dari 39 perusahaan manufaktur untuk periode 1961-1977. Hasil dari penelitian mereka menunjukkan tidak berhasil menolak hipotesis nol, yang berarti bahwa data arus kas tidak mempunyai kandungan informasi dalam hubungannya dengan harga saham.

Usaha memaksimumkan nilai perusahaan sebagai tujuan normatif perusahaan merupakan salah satu elemen yang turut menentukan perubahan harga saham yang diperdagangkan di Bursa Efek. Makna yang terkandung dalam tujuan normatif ini sebenarnya adalah bagaimana perusahaan selaku emiten mampu mengelola usahanya


(38)

secara produktif guna memberikan keyakinan kepada para pemegang saham untuk memperoleh pendapatan (dividen atau capital gain) di masa yang akan datang. Dalam konteks seperti ini, tentu semua kebijaksanaan akan memberikan dampak langsung terhadap perubahan harga saham.

Menurut Mulyadi (1993) ada empat metode yang umum digunakan sebagai criteria penilaian usulan investasi yakni : pay-back method, rate of return investement, present value method, dan discount cash flows method. Dari keempat method tersebut, dua method yang disebut terakhir memperhitungkan seluruh aliran kas selama umur proyek dan telah memperhitungkan nilai waktu uang. Arus kas dari bunga dan deviden yang diterima dan dibayarkan masing-masing harus diungkapkan tersendiri. Masing-masing harus diklasifikasikan secara konsisten antar periode sebagai aktivitas operasi, investasi atau pendanaan.

Bunga yang dibayar dan bunga serta dividen yang diterima oleh lembaga keuangan biasanya diklasifikasikan sebagai arus kas operasi. Namun demikian, bagi perusahaan lain belum ada kesepakatan mengenai klasifikasi arus kas Ini. Bunga yang dibayarkan dan bunga serta dividen yang diterima dapat diklasifikasi sebagai arus kas operasi karena mempengaruhi laba, atau rugi bersih sebagai alternatif bunga. yang dibayar dan bunga serta dividen yang diterima dapat diklasiflkasi masing-masing sebagai arus kas pendanaan dan arus kas investasi karena rnerupakan biaya perolehan sumber daya keuangan atau sebagai hasil investasi (return on investment).

Menurut Jansen dalam Erlina (2008) Semakin besar kesempatan tumbuh perusahaan, semakin sedikit pembayaran dividen, dan semakin sedikit hutang dalam


(39)

struktur modal cenderung akan meningkatkan nilai perusahaan. Pendapat ini didukung oleh teori aliran kas bebas dari Jansen (1986) yang menemukan adanya peranan dari kesempatan tumbuh perusahaan dalam kaitannya dengan perubahan harga saham karena perubahan kebijakan struktur modal. Pada perusahaan yang mempunyai kesempatan tumbuh yang menguntungkan mereka, harga saham akan berubah secara positif. Jika perusahaan mengumumkan untuk meningkatkan tambahan dana, maka pasar akan meramal kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari dana yang ditanamkan.

Dividen yang dibayar dapat diklasifikasi sebagai arus kas pendanaan karena merupakan biaya perolehan sumber daya keuangan. Sebagai alternatif dividen yang dibayar dapat diklasifikasi sebagai komponen arus kas dari aktivitas operasi dengan maksud untuk membantu para pengguna laporan arus kas dalam menilai kemampuan perusahaan membayar dividen dari arus kas operasi.

Laporan arus kas banyak digunakan sebagai alat-alat untuk menentukan kesehatan finansial suatu organisasi. Secara umum sumber pemasukan kas meliputi laba bersih, penurunan aktiva, peningkatan utang, dan peningkatan modal saham. Penggunaan kas meliputi peningkatan aktiva, penurunan utang, penurunan akun modal pemegang sahan dan deviden Transaksi investasi dan pendanaan yang tidak memerlukan penggunaan kas setara kas harus dikeluarkan dari laporan arus kas. Transaksi semacam itu harus diungkapkan sedemikian rupa pada catatan atas laporan keuangan sehingga dapat memberikan semua informasi yang relevan mengenai aktivitas investasi dan pendanaan tersebut.


(40)

Terdapat aktivitas investasi dan pendanaan yang tidak mempunyai pengaruh langsung terhadap arus kas periode berjalan meskipun mempengaruhi struktur aktiva serta modal perusahaan. Tidak dimasukkannya transaksi bukan kas dalam laporan arus kas ini konsisten dengan tujuan laporan arus kas sebab transakasi tersebut tidak mempengaruhi arus kas dalam periode berjalan. Beberapa contoh transaksi non kas adalah :

a. Perolehan aktiva secara kredit atau melalui sewa guna usaha pembiayaan (finance lease),

b. Akuisisi perusahaan melalui emisi saham, c. Konversi hutang menjadi modal.

Menurut Brigham et.al (2001) Langkah yang paling penting dan paling sulit dalam penganggaran modal adalah mengestimasi arus kas proyek, pengeluaran investasi dan arus kas masuk bersih tahunan sebelum proyek dijalankan. Transaksi investasi dan pendanaan yang tidak memerlukan penggunaan kas atau setara kas harus disajikan dalam kelompok “Aktivitas yang Tidak Mempengarihi Arus Kas” dalam laporan arus kas.

Transaksi tersebut harus diungkapan sedemikian rupa pada catatan atas laporan keuangan sehingga dapat memberikan semua informasi yang relevan mengenai aktivitas investasi dan pendanaan tersebut. Transaksi tersebut dapat berbentuk :

1. Perolehan aktiva secara kredit atau melalui sewa guna usaha finance lease, 2. Akuisisi perusahaan melalui penerbitan saham,


(41)

4. Kapitalisasi biaya pinjaman.

2.1.3. Pengertian Leverage Ratio

Debt to equity ratio melihat struktur keuangan perusahaan dengan meningkatkan jumlah kewajiban dengan jumlah ekuitas pemilik. Rumus untuk menghitung debt to equity ratio ini mengindikasikan sejauh mana perusahaan dapat menanggung kerugian tanpa harus membahayakan kepentingan kreditornya. Dalam hal terjadi likuidasi, kreditor mempunyai prioritas klaim dibandingkan pemegang saham, kreditor memiliki hak pertama atas asset perusahaan. Dari sudut pandang kreditor, jumlah ekuitas dalam struktur permodalan perusahaan dapat dianggap sebagai katalisator, membantu memastikan bahwa terdapat aset yang memadai untuk menutup klaim pihak lain.

Semakin tinggi rasio ini maka semakin besar resiko yang akan dihadapi oleh perusahaan. Resiko yang tinggi juga menunjukkan proporsi modal sendiri yang rendah untuk membiayai aktiva dan berdampak terhadap harga saham. Dalam Fraser, (1988) dikatakan bahwa rasio total hutang terhadap ekuitas mengukur tingkat resiko struktur modal perusahaan punya hubungan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang membutuhkan dana. Tinggi rendahnya komposisi hutang yang ada menunjukkan besarnya juga resiko karena kreditur harus mengantisipasi jika kemungkinan perusahaan itu dikemudian hari mengalami kebangkrutan.

Rasio yang tinggi dapat mengindikasikan bahwa klaim pihak lain relatif lebih besar ketimbang asset yang tersedia untuk menutupnya, meningkatkan resiko bahwa


(42)

klaim kreditor kemungkinan tidak akan tertutup secara penuh bilamana terjadi likuidasi. Semakin rendah rasionya, maka semakin sedikit kewajiban perusahaan dimasa yang akan datang. Hal tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung berdampak terhadap harga saham. Adapun persamaan debt to equity ratio adalah :

Debt to equity ratio

2.1.4. Pengertian Earnings per Share

Rasio Earning per Share (EPS) mengukur seberapa besar pendapatan bersih yang dihasilkan perusahaan untuk tiap lembar saham. Bagi investor rasio ini diperlukan untuk mengetahui kemampulabaan perusahaan dalam menghasilkan laba (earning) tiap lembar sahamnya. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa nilai suatu perusahaan pada dasarnya tergantung pada kemampulabaan perusahaan yang merupakan sumber dana untuk membayar deviden.

Menurut Brigham (2006:196) Earning Per Share (EPS) merupakan rasio yang menunjukkan bagian laba untuk setiap saham. EPS menggambarkan profitabilitas perusahaan yang tergambar pada setiap lembar saham. Semakin tinggi nilai EPS

akan menyebabkan semakin besar laba dan kemungkinan peningkatan jumlah deviden yang diterima pemegang saham. EPS dihitung dengan rumus berikut:

Beredar Saham

Jumlah

Bersih Laba

EPS = x100%

% 100 x pemilik equitas

Jumlah

kewajiban jumlah


(43)

EPS adalah angka yang paling sering digunakan karena adanya anggapan bahwa EPS

mengandung informasi yang penting untuk melakukan prediksi mengenai besarnya deviden per saham di kemudian hari dan tingkat harga saham di kemudian hari.

2.1.5. Harga Saham dan Penilaian Saham

Analisis terhadap saham secara umum terbagi dua yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis teknikal menggunakan data harga saham di masa lalu , sedangkan analisis fundamental menggunakan faktor yang diidentifikasikan sehingga dapat mempengaruhi harga saham di masa mendatang. Dasar dari analisis fundamental adalah faktor fundamental suatu perusahaan. Faktor fundamental perusahaan secara umum dapat diartikan sebagai faktor internal perusahaan yang digambarkan sebagai kinerja keuangan perusahaan yang dituangkan dalam bentuk laporan keuangan (Halim:2003.5).

Pengukuran kinerja keuangan suatu perusahaan membutuhkan suatu alat ukur, biasanya berbentuk rasio. Analisis rasio keungan mampu memberikan manajemen gambaran tentang perubahan-perubahan pokok trend, jumlah dan hubungan serta alasan perubahan tersebut. Hasil analisis laporan keuangan diharapkan dapat membantu manajemen dalam menginterpretasikan berbagai hubungan dan kecendrungan sehingga dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi keberhasilan perusahaan di masa depan.

Harga saham adalah harga pasar yang tercatat setiap hari pada waktu penutupan (closing price) dari suatu saham. Menurut Jogiyanto (2004) harga saham


(44)

mencerminkan nilai dari suatu saham. Dalam penelitian ini harga saham yang dimaksud adalah rata-rata harga saham selama lima hari sebelum dan setelah publikasi laporan keuangan pada periode pengamatan. Harga saham yang terjadi di pasar modal selalu berfluktuasi dari waktu ke waktu. Fluktuasi harga dari suatu saham akan ditentukan antara kekuatan penawaran dan permintaan. Apabila permintaan harga dari suatu saham meningkat maka harga saham akan cenderung naik, sebaliknya apabila terjadi kelebihan penawaran maka harga saham cenderung turun. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi pembentukan harga saham di pasar modal, diantaranya adalah kinerja perusahaan, resiko, dividen, tigkat suku bunga, penawaran permintaan, laju inflasi, kebijakan pemerintah, dan kondisi perekonomian.

Menurut (Gart, 1988 dalam Sularso 2003) hal-hal penting yang merupakan faktor makro atau pasar yang dapat menyebabkan fluktuasi harga saham adalah :

1. Tingkat inflasi dan suku bunga 2. Kebijakan keungan dan fiskal 3. Situasi perekonomian

4. Situasi bisnis internasional

Sedangkan faktor mikro perusahaan yang dapat menyebablkan fluktuasi harga saham adalah :

1. Pendapatan perusahaan 2. Dividen yang dibagikan 3. Arus kas perusahaan


(45)

4. Perubahan mendasar dalam industri atau perusahaan 5. Perubahan dalm perilaku investasi

2.2. Review Peneliti Terdahulu (Theoretical Mapping)

Berikut tini akan diuraikan beberapa tinjauan dari peneliti terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini :

1. Andi Sularso (2003) dengan judul “Pengaruh Pengumuman Dividen Terhadap Perubahan Harga Saham (Return). sebelum dan sesudah Ex-Dividen Date di Bursa Efek Jakarta (BEJ)”. Variabel independennya adalah Pengumuman Dividen dan variabel dependennya adalah Harga Saham. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh pengumuman dividen terhadap perubahan harga saham sebelum dan sesudah Ex-dividen date di Bursa Efek Jakarta.

2. Rahmawati (2005) dengan judul “Over Reaksi Pasar Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta”, dengan variabel independennya Reaksi Pasar dan variabel dependennya Harga Saham. Hasil penelitiannya menyimpulkan terdapat indikasi reaksi berlebihan (over reaction) yang ditandai dengan portfolio loser mengungguli portfolio winner. Efek reaksi berlebihan terjadi tidak dalam kurun waktu yang konstan lama, tetapi terjadi terpisah-pisah atau separatis. Fenomena reaksi pasar berlebihan oleh para pelaku investor menyimpulkan bahwa pasar adalah tidak efisien, karena dalam pasar yang efisien, harga saham yang ada pada saat itu bisa mencerminkan pengetahuan dan harapan dari semua investor, sehingga investor tidak mungkin tidak mengetahui antara


(46)

investasi yang menguntungkan dan tidak menguntungkan berdasarkan pada harga pasar pada saat ini.

3. I.G.K.A. Ulupui (2005) dengan judul ” Analisis Pengaruh Ratio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, dan Profitabilitaas Terhadap Return Saham”, dengan variabel independennya adalah ratio likuiditas, leverage ratio, aktivitas, dan profitabilitas dan variabel dependennya adalah return saham. Hasil penelitian mennunjukkan bahwa current ratio, return on asset, total asset, turn over, berpengaruh terhadap return saham. Sedangkan debt to equity ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap return saham.

4. Meythi (2006) dengan judul “Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Harga Saham Dengan Persistensi Laba Sebagai Variabel Intervening”. Variabel independennya adalah Arus Kas Operasi, Persistensi Laba sebagai variabel intervening dan Harga Saham sebagai variabel dependennya. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa hasil path analysis menunjukkan tidak adanya pengaruh arus kas operasi terhadap harga saham dengan persistensi laba sebagai variabel intervening, sehingga hipotesis penelitian tidak mendapat dukungan empiris. Hubungan langsung dari arus kas operasi ke harga saham ini tidak didukung oleh bukti empiris karena tidak signifikan. Menurut penelitian Meythi (2006) hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hartono (2000), yang menyatakan bahwa dengan model level, total arus kas tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan harga saham, tetapi pemisahan arus kedalam komponen arus kas operasi, arus kas pendanaan, dan arus kas investasi


(47)

menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan harga saham. Hubungan tidak langsung antara arus kas ke operasi terhadap harga saham melalui persistensi laba tidak didukung oleh bukti empiris.

5. San Susanto dan Ekawati (2006) tentang “Relevansi Nilai Informasi Laba Dan Aliran Kas Terhadap Harga Saham Dalam Kaitannya Dengan Siklus Hidup Perusahaan”.Adapun variabel independennya adalah nilai informasi laba dan aliran kas sedangkan variabel dependennya adalah harga saham. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa siklus hidup perusahaan memiliki relevansi laba dan aliran kas. Aliran kas investasi dan aliran kas pendanaan mempunyai value relevancy pada tahan start up. Sedangkan tahap laba, aliran kas operasi, aliran kas pendanaan mempunya value relevance pada tahap growth (pertumbuhan). Pada tahap mature laba dan komponen aliran kas mempunyai value relevance

sedangkan pada tahap decline aliran kas operasi dan aliran kas pendanaan yang mempunyai value relevance, seperti yang dinyatakan oleh Susanto (2006) hasil penelitian ini tidak menunjukkan konsistensi dengan penelitian Black (1988) maupun Atmini (2002) tetapi diharapkan saling melengkapi satu dengan yang lain.

6. Siaputra, Lani, dan A.Surja Atmaja (2006) mengenai pengaruh poengumuman deviden terhadap perubahan harga saham sebelum dan sesudah Ex-deviden date di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Variabel independennya adalah Ex-deviden dan variabel dependennya adalah harga saham. Hasil penelitiannya menunjukkan


(48)

terdapat pengaruh pengumuman deviden terhadap perubahan harga saham sebelum dan sesudah Ex-deviden date di Bursa Efek Jakarta.

7. Nurhidayati (2006) mengenai “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengauhi Dividen Kas di Bursa Efek Jakarta”. Adapun variabel independennya current ratio, EPS, ROI, cash ratio, DTA, dan size. Sedangkan variabel dependennya adalah hasil kas. Adapun hasil penelitiannya adalah bahwa current ratio, EPS, signifikan berpengaruh positif terhadap Dividen Kas. ROI, cash ratio, DTA, size

tidak signifikan berpengaruh terhadap Dividen Kas. Secara simultan signifikan terhadap Dividen Kas. Adapun reviu penelitian terdahulu terdapat pada Tabel 2.1. berikut :

Tabel 2.1. Daftar Review Peneliti Terdahulu Nama Judul

Penelitian

Variabel Hasil Penelitian

Andi Sularso, 2003 Pengaruh Pengumuman Dividen terhadap Perubahan Harga Saham (Return) Sebelum dan Sesudah Ex-Dividend Date di BEJ

Pengumum-an Dividen dan Harga Saham

Hasil menunjukkan terdapat Pengaruh Pengumuman Dividen Terhadap Perubahan

Harga Saham Sebelum dan Sesudah

Ex-Dividend Date di Bursa Efek Jakarta.

Rahma wati dan Tri Suryani (2005).

I G. K. A. Ulupui (2005) Over reaksi pasar terhadap harga saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Laveragre, Reaksi pasar, harga saham perusahaan manufaktur Likuiditas, rasio likuiditas, leverage,

Indikasi reaksi berlebihan (overreaction) yang ditandai dengan portfolio loser mengungguli portfolio winner. Efek reaksi berlebihan terjadi tidak dalam kurun waktu yang konstan lama, tetapi terjadi terpisah-pisah atau separatis.

Current ratio, return on asset, total asset turn over berpengaruh terhadap return saham. Debt

to Equity ratio tidak berpengaruh terhadap


(49)

Aktivitas, dan Profitabilitas Terhadap Return Saham aktivitas, dan profitabilitas dan return saham Meythi ( 2006) Pengaruh arus kas operasi terhadap harga saham dengan persistensi laba sebagai variabel intervening Harga saham, Arus kas operasi, persistensi laba

Hasil path analysis menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh arus kas operasi terhadap harga saham dengan persistensi laba sebagai variabel intervening, sehingga hipotesis penelitian tidak mendapat dukungan empiris.

San Susanto dan Erni Ekawati (2006) Relevansi nilai informasi laba dan aliran kas terhadap harga saham dalam kaitannya dengan siklus hidup perusahaan Nilai informasi laba, aliran

kas (cash

flow), harga

saham, siklus hidup

perusahaan

Menyatakan bahwa siklus hidup perusahaan memiliki relevansi laba dan aliran kas. Aliran kas investasi dan aliran kas pendanaan mempunyai value relevancy pada tahan start up. Sedangkan tahap laba, aliran kas operasi, aliran kas pendanaan mempunya value relevance pada tahap growth (pertumbuhan). Pada tahap mature laba dan komponen aliran kas mempunyai value relevance sedangkan pada tahap decline aliran kas operasi dan aliran kas pendanaan yang mempunyai value relevance. Siaputra , Lani, dan A. Surja Atmadj a(2006) Pengaruh Pengumuman Dividen Terhadap Perubahan Harga Saham Sebelum dan Sesudah Ex-Dividend Date Di Bursa Efek Jakart(BEJ)

Ex devidend date, harga saham.

Hasil menunjukkan terdapat Pengaruh Pengumuman Dividen Terhadap Perubahan

Harga Saham Sebelum dan Sesudah

Ex-Dividend Date di Bursa Efek Jakarta.

Nurhida yati (2006)

Analisis faktor – faktor yang mempengaruhi

Dividen Per Lembar Saham di Bursa Efek Jakarta Dividen Per Lembar Saham, current ratio, EPS, ROI,

cash ratio,

DTA, size

Current ratio, EPS signifikan berpengaruh positif terhadap Dividen Per Lembar Saham. ROI, cash ratio, DTA, size tidak signifikan berpengaruh terhadap Dividen Per Lembar Saham. Secara simultan signifikan berpengaruh positif terhadap Dividen Per Lembar Saham


(50)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konsep

Berdasarakan latar belakang dan landsan teori yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya , maka kerangka konseptual dari penelitian ini adalah :

Variabel Independen

Variabel Dependen

Gambar 3.1. Diagram Kerangka Konseptual

Deviden dan arus kas pada perusahaan merupakan analisa rasio yang penting dan relevan diperhitungkan sebagai informasi riil yang sangat di butuhkan para investor dalam melakukan analisa sebelum membuat keputusan untuk berinvestasi di Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian dana yang tersedia bagi investor untuk di investasikan dapat di arahkan pada perusahaan yang lebih sehat agar dana lebih aman dan dapat memberikan return yang tinggi sehingga hasilnya maksimal. Semakin besar dividen yang dibayarkan terhadap jumlah lembar saham pemegang saham maka

Deviden Kas

(X1)

Leverage Ratio (X3)

Earning per Share (X4) Arus Kas bersih

(X2)

Harga Saham (Y)


(51)

semakin tinggi tingkat keuntungan yang diperoleh investor. Uraian dasar pemikiran di atas, mendesain kerangka konseptual untuk menguji pengaruh pembagian dividen dan arus kas bersih terhadap harga saham di Bursa Efek Indonesia seperti ditunjukkan gambar 3.1.

Terdapat hubungan antara nilai perusahaan dengan pembayaran dividen, arus kas bersih, leverage dan earnings per share yang diharapkan setiap tahun oleh perusahaan bahwa dividen menunjukkan hal yang pasti berkaitan dengan apresiasi harga saham. Semakin tinggi nilai kesehatan suatu perusahaan akan memberikan keyakinan kepada pemegang saham untuk memperoleh pendapatan (dividen atau

capital gain) di masa yang akan datang.

Arus kas mempunyai kandungan informasi tingkat kesehatan suatu perusahaan dalam hubungannya dengan perubahan harga saham setiap akhir tahun. Hal ini disebabkan oleh kenaikan atau penurunan kas bersih perusahaan memiliki kaitan dengan investasi dan kebijakan dividen. Laporan keuangan mengenai laba dan informasi aliran kas sebuah perusahaan merupakan pintu yang utama dari investor dan kreditur untuk menila kinerja perusahaan yang sedang melakukan penawaraan umum sehingga dapat memberikan keyakinan bagi pihak lain atas keuangan yang diterbitkan emiten. Dengan kata lain modal dasar saham memperlihatkan jika perusahaan menjalankan kebijakan membagikan tambahan dividen tunai, hal ini akan meningkatkan nilai perusahaan yang tercermin dalam peningkatan harga saham. Namun, jika dividen tunai meningkat, maka akan semakin sedikit dana yang tersedia


(52)

untuk melakukan investasi kembali, sehingga tahap pertumbuhan yang diharapkan untuk masa depan akan rendah, dan hal ini akan menekan harga saham.

Debt to equity ratio melihat struktur keuangan perusahaan dengan meningkatkan jumlah kewajiban dengan ekuitas pemilik. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan dapat menanggung kerugian tanpa harus membahayakan krediturnya. Semakin tinggi rasio ini maka semkain besar resiko yang akan dihadapi oleh perusahaan. Resiko yang tinggi juga menunjukkan proporsi modal sendiri yang rendah untuk membiayai aktiva dan berdampak terhadap harga saham. Semakin rendah rasionya maka semakin sedikit kewajiban perusahaan di masa yang akan datang. Hal tersebut berdampak terhadap harga saham.

Earning Per Share (EPS) mengukur seberapa besar pendapatan bersih yang dihasilkan perusahaan untuk tiap lembar saham. Bagi investor hasil rasio ini diperlukan untuk mengetahui kemampulabaan dalam menghasilkan laba (earning) tiap lembar sahamnya. EPS mengandung informasi yang penting untuk melakukan prediksi mengenai besarnya dividen per saham di kemudian hari dan tingkat harga saham di kemudian hari. Semakin tinggi nilai EPS akan menyebabkan semakin besar laba dan kemungkinan peningkatan jumlah dividen yang diterima pemegang saham sehingga akan berdampak terhadap harga saham.

3.2. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan tinjauan teoritis, tinjauan penelitian terdahulu dan kerangka konsep yang telah diuraikan, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah ” Dividen Kas, Arus


(53)

Kas Bersih, Leverage Ratio dan Earning per Share berpengaruh terhadap Harga Saham Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara simultan maupun secara parsial.


(54)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitan hubungan kausal (causal effect) yaitu penelitian untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya dan bagaimana satu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Widayat dan Amirullah, 2002 : 61). Jenis penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh Dividen Kas, Arus Kas Bersih, Leverage Ratio dan Earning per Share terhadap Harga Saham di Bursa Efek Indonesia serta mencari berbagai keterangan secara faktual. Penelitian ini menjelaskan fenomena dalam bantuk hubungan antara variabel atau disebut juga sebagai explanatory research.

4.2. Lokasi dan Waktu penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia yang berlokasi di Jakarta pada periode Januari 2004 sampai dengan Desember 2008. Waktu penelitian ini direncanakan mulai Oktober 2009 sampai dengan Agustus 2010. Adapun jadwal penelitian ini dapat dilihat pada lampiran 12.

4.3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2004-2008 sebanyak 396 perusahaan. Menurut Jogiyanto (2004) teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive


(55)

sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu, seperti yang dinyatakan oleh Kuncoro (2008) menyebutkan istilah judgement sampling sebagai salah satu jenis purposive sampling dimana peneliti melakukan pemilihan sampel berdasarkan penilaian terhadap beberapa karakteristik anggota sampel yang disesuaikan dengan maksud penelitian. Teknik penelitian ini menggunakan purposive sampling, perusahaan yang akan dijadikan penelitian ini dipilih menggunakan pertimbangan dengan memasukkan unsur-unsur yang dianggap memiliki kriteria sebagai berikut:

1) Seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2004 sampai 2008.

2) Perusahaan yang menyampaikan datanya secara lengkap sesuai dengan informasi yang diperlukan, yaitu laporan keuangan per 31 Desember, dengan alasan laporan tersebut telah diaudit sehingga informasi yang dilaporkan lebih dapat dipercaya. 3) Perusahaan yang membayar dividen selama lima tahun terakhir di Bursa Efek

Indonesia.

Sesuai dengan kriteria di atas, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 117 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai tahun 2004-2008. Tahun amatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5 tahun berturut-turut yaitu tahun 2004 – 2008 sehingga jumlah sampel observasi dalam penelitian ini sebanyak 5 tahun observasi x 117 sampel = 585 sampel observasi.


(56)

No. Distribusi Sampel Total

1. Perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari 2004-2008 396 2. Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan selama

lima tahun berturut-turut, yaitu dari tahun 2004-2008 (11) 3. Perusahaan yang tidak membayar dividen 5 tahun terakhir

di Bursa Efek Indonesia (268) Jumlah perusahaan yang terpilih 117

4.4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan datanya adalah metode dokumentasi. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, meliputi laporan keuangan tahunan seluruh perusahaan go publik tahun 2004–2008 yang terdapat dalam Indonesia Capital Market Directory dan situs www.idx.co.id.

4.5. Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel

Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel bebas (indenpendent variabel) dan variabel terikat (dependent variabel). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah dividen kas, arus kas bersih perusahaan, leverage ratio dan earnings per share sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah harga saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adapun definisi operasionalnya adalah sebagai berikut :


(57)

Jenis Variabel Defenisi Variabel Parameter Skala Pengukuran Variabel Dependen

- Harga Saham (Y)

Harga saham adalah harga pasar yang tercatat setiap hari pada waktu penutupan (closing price)

dari suatu saham. Menurut Jogiyanto (1998) harga saham mencerminkan nilai suatu saham. Dalam penelitian ini harga saham yang dimaksud adalah rata-rata harga saham 5 (lima) hari sebelum dan setelah publikasi laporan keuangan pada periode pengamatan yaitu tahun 2004-2008

Jumlah Harga Saham Rasio 5 hari Sebelum pubilkasi

- Jumlah Harga Saham

5 hari setelah pubilkasi

Variabel Independen - Dividen Kas (X1)

- Arus kas Bersih (X2)

-Debt Equity Ratio (X3)

- Earning per Share (X4)

Dividen Kas merupakan bagian laba yang dibagikan dalam bentuk tunai / kas selama tahun 2004-2008 dibagi masing-masing kepemilikan pemegang saham.

Merupakan selisih masuk dan keluarnya kas yang terjadi pada kegiatan operasi, kegiatan investasi, dan pendanaan yang terjadi pada suatu perusahaan. Arus kas bersih yang dimaksud adalah laporan arus kas tahun 2004 -2008 pada seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI.

Kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh berapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang.

Rasio yang digunakan untuk mengukur pendapatan per lembar saham yang dihitung dari total keuntungan (EAT) terhadap jumlah lembar saham yang beredar.

Jumlah pembayaran Rasio Dividen kepada pemegang

saham dibagi jumlah lembar saham

Selisih (arus kas bersih Rasio operasi, pendanaan, investasi ) DER = equitas Total kewajiban Total Rasio EPS = saham lembar Jlh bersih Laba Rasio


(58)

4.6.1. Metode Analisis Data

Model analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini adalah regresi linier berganda (Multipple Regression Analysis). Untuk membuktikan hipotesis maka digunakan alat uji sebagai berikut :

Y = a +

b

1

x

1

+ b

2

x

2

+ b

3

x

3

+ b

4

x

4

+

ε

dimana :

Y = Harga Saham X1 = Dividen Kas

X2 = Arus kas bersih

X3 = Leverage ratio

X4 = Earnings per share

α

= Konstanta

ε

= Error Term

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen digunakan uji anova atau F-test. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen digunakan t-test. Sebelum dilakukan uji F dan uji t dilakukan uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.


(1)

(2)

Lampiran 10 : Data Harga Saham Emiten Sampel 5 hari Sebelum dan 5 hari Sesudah Publikasi Laporan Keuangan per 31 Desember 2008

No. Kode t-5 t-4 t-3 t-2 t-1 t+1 t+2 t+3 t+4 t+5 tx ty ty-tx

1 AQUA 220000 230000 230000 240000 250000 255000 260000 270000 280000 290000 285000 271000 -14000

2 DLTA 32000 33000 34000 35000 36000 37000 37500 38000 39000 40000 41400 38300 -3100

3 INDF 2000 2300 2400 2500 2600 2800 2900 3000 3100 3100 2920 2980 60

4 MYOR 1900 1950 2100 2200 2300 2400 2500 2700 2700 2800 2570 2620 50

5 MLBI 75000 77000 77000 78000 78500 79000 80000 81000 81000 80500 92900 80300 -12600

6 GGRM 15200 15600 15900 15890 15900 16000 16100 16300 16500 16800 18898 16340 -2558

7 HMSP 14400 14300 14800 14840 14500 14800 14500 14900 14900 14900 17528 14800 -2728

8 DOID 1000 1100 1150 1200 1300 1400 1400 1450 1500 1550 1430 1460 30

9 PBRX 620 630 640 650 700 750 750 760 770 800 798 766 -32

10 RICY 800 810 890 890 890 900 950 910 940 960 1036 932 -104

11 BATA 17200 17400 17800 17900 18000 18100 19000 20000 21000 22000 21280 20020 -1260

12 TIRT 500 550 560 540 550 550 560 570 580 590 650 570 -80

13 AKRA 4500 4600 4650 4700 4800 4900 5000 5100 5200 5300 5630 5100 -530

14 CLPI 2000 2200 2300 2400 2500 2600 2700 2750 2800 2850 2800 2740 -60

15 LTLS 850 850 860 870 880 880 890 895 900 950 1038 903 -135

16 UNIC 4500 4600 4650 4700 4800 4900 5000 5500 5600 5800 5630 5360 -270

17 EKAD 340 350 360 370 380 390 400 410 420 430 438 410 -28

18 AKKU 80 90 100 110 95 95 100 110 120 110 114 107 -7

19 AMFG 4500 4600 4700 4700 4800 4900 5000 5500 5600 5700 5640 5340 -300

20 DYNA 1500 1600 1800 1900 1900 1950 2000 2100 2200 2300 2130 2110 -20

21 IGAR 300 350 400 450 500 600 700 750 800 850 520 740 220

22 TRST 260 270 270 280 280 280 290 295 300 310 328 295 -33

23 INTP 7000 7200 7300 7350 7500 7600 7700 7800 7800 7900 8790 7760 -1030

24 SMGR 60000 62000 65000 62000 62000 61000 62000 63000 63000 68000 74400 63400 -11000


(3)

26 CTBN 23000 24000 25000 26000 27000 28000 29000 30000 31000 31000 30600 29800 -800

27 JPRS 4500 4500 4600 3500 4000 4100 4200 4300 4400 4500 5040 4300 -740

28 LMSH 3400 3500 3600 3700 3800 3900 4000 4500 5000 5500 4380 4580 200

29 LION 4500 4600 4700 4800 5000 5500 5700 5800 5900 6000 5820 5780 -40

30 ARNA 600 650 700 700 700 750 800 850 900 950 820 850 30

31 ASGR 600 650 700 750 800 850 900 950 950 950 870 920 50

32 MLPL 500 500 500 550 600 600 550 600 650 700 650 620 -30

33 ASII 23000 23000 24000 25000 26000 27000 28000 29000 30000 31000 29600 29000 -600

34 AUTO 5600 5900 5900 5700 5800 5900 6000 6500 6600 6700 6960 6340 -620

35 BRAM 4500 4600 4700 4800 5000 5500 6000 6100 6200 6400 5820 6040 220

36 GJTL 1500 1600 1700 1800 1900 2000 2100 2500 2600 2700 2100 2380 280

37 INTA 1200 1500 1600 1600 1700 1800 1800 1850 1900 2000 1880 1870 -10

38 PRAS 540 550 560 570 590 600 650 700 750 800 682 700 18

39 SMSM 1500 1600 1700 1800 1900 2000 2100 2200 2500 2800 2100 2320 220

40 TURI 1100 1200 1400 1500 1600 1700 1700 1700 1700 1800 1700 1720 20

41 UNTR 10500 10500 10500 11000 11000 11000 12000 11300 13000 14000 12900 12260 -640

42 SQBI 80500 81000 81000 81000 82000 83000 84000 84000 85000 84000 97700 84000 -13700

43 KCBF 5800 5800 6000 6200 6300 6300 6400 6500 6500 6500 7280 6440 -840

44 KAEF 500 550 550 550 550 560 600 650 700 800 652 662 10

45 MERK 80000 85000 78000 80000 80000 81000 85000 86000 88000 89000 96800 85800 -11000

46 TSPC 5000 5500 5500 5500 5600 5700 5800 5900 5900 6000 6560 5860 -700

47 TCID 13000 13000 13500 14500 15000 15500 16000 16500 17000 17500 16900 16500 -400

48 MRAT 1250 1250 1340 1350 1400 1400 1500 1600 1700 1800 1598 1600 2

49 UNVR 11000 11200 12000 12300 13000 14000 15000 15500 14000 14000 14700 14500 -200

50 BDMN 15000 15000 15000 15000 15000 15200 15200 15200 15200 15200 18040 15200 -2840

51 BBMI 44500 44500 44500 44500 44500 45500 45500 45500 45500 45500 53600 45500 -8100

52 BBCA 22000 22000 22000 22000 22000 23000 23000 23000 23000 23000 26600 23000 -3600


(4)

54 BBNI 16800 16800 16800 16800 16800 17100 17600 17600 17600 17600 20220 17500 -2720

55 BNII 18500 18500 18500 18500 18500 19800 19800 19800 19800 19800 22460 19800 -2660

56 BABP 2800 2800 2800 2800 2800 2950 2950 2950 2950 2950 3390 2950 -440

57 BNGA 5500 5500 5500 5500 5500 5700 5700 5700 5700 5700 6640 5700 -940

58 BNSP 5650 5650 5650 5650 5650 5880 5880 5880 5880 5880 6826 5880 -946

59 BPMI 25500 25500 25500 25500 25500 25890 25890 25890 25890 25890 30678 25890 -4788

60 BBMI 2470 2470 2470 2470 2470 2590 2590 2590 2590 2590 2988 2590 -398

61 BPAN 720 720 720 720 720 798 798 798 798 798 879.6 798 -81.6

62 WIKA 280 280 280 280 280 290 290 290 290 290 338 290 -48

63 SMRA 24950 24950 24950 24950 24950 25950 25950 25950 25950 25950 30140 25950 -4190

64 PTBA 23000 23000 23000 23000 23000 24800 24800 24800 24800 24800 27960 24800 -3160

65 ADRO 350 350 350 350 350 395 395 395 395 395 429 395 -34

66 ADMF 8100 8100 8100 8100 8100 8300 8300 8300 8300 8300 9760 8300 -1460

67 BFIN 890 890 890 890 890 915 915 915 915 915 1073 915 -158

68 BLTA 2050 2050 2050 2050 2050 2190 2190 2190 2190 2190 2488 2190 -298

69 CMNP 2260 2260 2260 2260 2700 2700 2700 2700 2700 2700 2888 2700 -188

70 CTBN 1850 1850 1850 1850 1850 1980 1980 1980 1980 1980 2246 1980 -266

71 CLPI 350 350 350 350 350 380 380 380 380 380 426 380 -46

72 EPMT 2605 2605 2605 2605 2605 2700 2700 2700 2700 2700 3145 2700 -445

73 GDYR 2850 2850 2850 2850 2850 2980 2980 2980 2980 2980 3446 2980 -466

74 GMTD 11000 11000 11000 11000 11000 11800 11800 11800 11800 11800 13360 11800 -1560

75 HEXA 3150 3150 3150 3150 3150 3200 3200 3200 3200 3200 3790 3200 -590

76 INDR 2350 2350 2350 2350 2350 2365 2365 2365 2365 2365 2823 2365 -458

77 JRPT 25920 25920 25920 25920 25920 25000 25000 25000 25000 25000 30920 25000 -5920

78 MFIN 730 730 730 730 730 790 790 790 790 790 888 790 -98

79 AHAP 9110 9110 9110 9110 9110 9335 9335 9335 9335 9335 10977 9335 -1642

80 MREI 1910 1910 1910 1910 1910 2010 2010 2010 2010 2010 2312 2010 -302


(5)

82 LKRC 5025 5025 5025 5025 5025 5090 5090 5090 5090 5090 6043 5090 -953

83 COWL 5060 5060 5060 5060 5060 5050 5050 5050 5050 5050 6070 5050 -1020

84 MPPA 1970 1970 1970 1970 1970 1990 1990 1990 1990 1990 2368 1990 -378

85 PANS 270 270 270 270 270 295 295 295 295 295 329 295 -34

86 PJAA 25000 25000 25000 25000 25000 26050 26050 26050 26050 26050 30210 26050 -4160

87 PLIN 275 275 275 275 275 290 290 290 290 290 333 290 -43

88 POOL 7100 7100 7100 7100 7100 7100 7050 7050 7050 7050 8520 7060 -1460

89 PNSE 1550 1550 1550 1550 1550 1567 1567 1567 1567 1567 1863.4 1567 -296.4

90 RIGS 1450 1450 1450 1450 1450 1570 1570 1570 1570 1570 1764 1570 -194

91 TLKM 16250 16250 16250 16250 16250 16325 16325 16325 16325 16325 19515 16325 -3190

92 ISAT 13100 13100 13100 13100 13100 13800 13800 13800 13800 13800 15860 13800 -2060

93 TLKL 7800 7800 7800 7800 7800 8000 8000 8000 8000 8000 9400 8000 -1400

94 TGKA 2150 2150 2150 2150 2150 2260 2260 2260 2260 2260 2602 2260 -342

95 DNKS 4500 4500 4500 4500 4500 4690 4690 4690 4690 4690 5438 4690 -748

96 TINS 43440 43440 43440 43440 43440 44360 44360 44360 44360 44360 52312 44360 -7952

97 TBLA 5400 5400 5400 5400 5400 5550 5550 5550 5550 5550 6510 5550 -960

98 RALS 410 410 410 410 410 485 485 485 485 485 507 485 -22

99 KREN 32150 32150 32150 32150 32150 33950 33950 33950 33950 33950 38940 33950 -4990

100 INCO 430 430 430 430 430 425 425 425 425 425 515 425 -90

101 AALI 5805 5805 5805 5805 5805 5990 5990 5990 5990 5990 7003 5990 -1013

102 SMIK 5870 5870 5870 5870 5870 5960 5960 5960 5960 5960 7062 5960 -1102

103 AOPR 660 660 660 660 660 670 670 670 670 670 794 670 -124

104 PTRS 3810 3810 3810 3810 3810 3810 3970 3970 3970 3970 4572 3938 -634

105 FFID 75000 75000 75000 75000 75000 75000 76500 76500 76500 76500 90000 76200 -13800

106 EDTI 3200 3200 3200 3200 3200 3480 3380 3380 3380 3380 3896 3400 -496

107 IWIN 2685 2685 2685 2685 2685 2900 2900 2900 2900 2900 3265 2900 -365

108 ACAP 1960 1960 1960 1960 1960 2100 2100 2100 2100 2100 2380 2100 -280


(6)

110 SIND 3730 3730 3730 3730 3730 3875 3875 3875 3875 3875 4505 3875 -630

111 TMSC 390 390 390 390 390 395 395 395 395 395 469 395 -74

112 ABIN 12850 12850 12850 12850 12850 12985 12985 12985 12985 12985 15447 12985 -2462

113 ADMI 10070 10070 10070 10070 10070 10800 10500 10900 10900 10100 12230 10640 -1590

114 HIMT 810 810 810 810 810 905 905 905 905 905 991 905 -86

115 IWJI 1080 1080 1080 1080 1080 1090 1090 1090 1090 1090 1298 1090 -208

116 MBIN 325 325 325 325 325 325 355 355 355 355 390 349 -41

117 TGRS 880 880 880 880 880 880 910 910 910 910 1056 904 -152

Keterangan :

t-1 = harga saham 1 hari sebelum publikasi

t+1 = harga saham 1 hari setelah publikasi

t-2 = harga saham 2 hari sebelum publikasi

t+2 = harga saham 2 hari setelah

publikasi

t-3 = harga saham 3 hari sebelum publikasi

t+3 = harga saham 3 hari setelah

publikasi

t-4 = harga saham 4 hari sebelum publikasi

t+4 = harga saham 4 hari setelah publikasi

t-5 = harga saham 5 hari sebelum publikasi

t+5 = harga saham 5 hari setelah


Dokumen yang terkait

Pengaruh Komponen Laporan Arus Kas Dan Dividen Payout Ratio Terhadap Return Saham Dengan Earning Per Share Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

1 39 114

Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Dividen Kas Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

23 155 93

Pengaruh Komponen Laporan Arus Kas Dan Earning Per Share Terhadap Return Saham Perusahaan Barang-Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia

1 31 104

Pengaruh Pembagian Dividen Kas Dan Arus Kas Bersih Terhadap Harga Saham Di Perusahaan Manufaktur Jenis Consumer Goods Yang Terdaftar Dalam Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2007

2 38 86

Analisis Arus Kas Dan Earning Per Share Pengaruh Terhadap Harga Saham (Padaperusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

1 21 138

Pengaruh Laba Bersih Dan Dividen Kas Terhadap Harga Saham (Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

11 53 187

ANALISIS PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN HARGA SAHAM TERHADAP DIVIDEN KAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2006-2008

0 19 16

PENGARUH EARNING PER SHARE, PRICE EARNING RATIO, DAN DIVIDEN PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Dan Dividen Per Share Terhadap Harga Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek I

0 1 15

PENGARUH EARNING PER SHARE, PRICE EARNING RATIO, DAN Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Dan Dividen Per Share Terhadap Harga Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011).

0 0 18

PENGARUH ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK Pengaruh Arus Kas Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 0 15