Pengaruh Komponen Laporan Arus Kas Dan Dividen Payout Ratio Terhadap Return Saham Dengan Earning Per Share Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

(1)

PENGARUH KOMPONEN LAPORAN ARUS KAS DAN

DIVIDEN

PAYOUT RATIO

TERHADAP RETURN SAHAM DENGAN

EARNING PER SHARE

SEBAGAI VARIABEL

MODERATING PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR DI BURSA EFEK

INDONESIA

TESIS

OLEH ARMA YULIZA

097017046/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(2)

PENGARUH KOMPONEN LAPORAN ARUS KAS DAN

DIVIDEN

PAYOUT RATIO

TERHADAP RETURN SAHAM DENGAN

EARNING PER SHARE

SEBAGAI VARIABEL

MODERATING PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR DIBURSA EFEK

INDONESIA

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh

ARMA YULIZA 097017046/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(3)

Judul Penelitian : PENGARUH KOMPONEN LAPORAN ARUS KAS

DAN DIVIDEN PAYOUT RATIO TERHADAP

RETURN SAHAM DENGAN EARNING PER SHARE

SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

Nama Mahasiswa : Arma Yuliza Nomor Induk Mahasiswa : 097017046 Program Studi : Akuntansi

Menyetujui Komisi pembimbing,

(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak)

Ketua Anggota

(Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak)

Ketua Program Studi, Direktur,

(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA,Ak) (Prof.Dr.Ir.A.Rahim Matondang,MSIE)


(4)

Telah Diuji Pada Tanggal : 13 Mei 2011

PANITIA PENGUJI TESIS :

Ketua : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak. Anggota : 1. Dra. Sri Mulyani, MBA, AK.

2. Drs. Rasdianto, MA, Ak.

3. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak. 4. Dr. Rina Bukit, SE, M.Si, Ak.


(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan Tesis yang berjudul :

“PENGARUH KOMPONEN LAPORAN ARUS KAS DAN DIVIDEN PAYOUT RATIO TERHADAP RETURN SAHAM DENGAN EARNING PER SHARE SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA”.

Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, 13 Mei 2011 Yang Membuat Pernyataan


(6)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh komponen laporan arus kas dan dividen payout ratio secara simultan dan parsial terhadap return saham dengan earnings per share sebagai variabel moderating pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2006 sampai tahun 2009. Sampel penelitian diambil secara purposive sampling sehingga menghasilkan 112 perusahaan manufaktur. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda.

Hasil pengujian hipotesis pertama secara simultan menunjukkan semua variabel tidak berpengaruh terhadap return saham dengan nilai signifikansi 0.112. Sedangkan hasil pengujian secara parsial menunjukkan variabel arus kas investasi dan arus kas pendanaan memberikan pengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham ditunjukkan dengan nilai signifikansi 0,021 dan 0.036. Arus kas operasi, dan dividen payout ratio tidak berpengaruh terhadap return saham. Pengujian hipotesis kedua diperoleh hasil bahwa earnings per share bukan merupakan variabel moderating.

Kata kunci: return saham, arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, dividen payout ratio dan earnings per share.


(7)

ABSTRACT

This Research aim to know and obtain; get empirical evidence by simultan and parsial about cash flow statement influence, and dividen payout ratio to return with earnings per share as moderating variable in company of manufacture at Indonesian Stock Exchange.

Population in this research is all company of manufacture which listed at Indonesian Stock Exchange. Sampel Research taken by purposive sampling so that yield 112 company of manufacture. Used by Analysis method is multiple linear regression analysis.

Result of examination first hypotesis by simultan show all variable do not have an effect on to return with significantly value 0.112. While result of examination by parsial show investment cash flow and financing cash flow give influence negative and sigficant to return shown with t significantly value calculate each 0,021 and 0.036. Variable operation cash flow and dividen payout ratio do not give influence to return. Result examination of hypotesis two show variable earning per share is not variable moderating.

.

Keyword: return, operation cash flow, invesment cash flow, financing cash flow, dividen payout raio and earnings per share.


(8)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahirobil’alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Kuasa, Pengasih dan Penyayang karena atas limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.

Penulis sangat menyadari bahwa penyusunan tesis ini tidak terlepas dari pengorbanan dan bantuan dari banyak pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis dengan tulus menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih kepada:

1. Prof. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H., M.Sc (CTM), Sp.A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara beserta seluruh stafnya.

2. Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE., selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara beserta seluruh stafnya.

3. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak, selaku Ketua Program Studi Ilmu Akuntansi sekaligus sebagai dosen pembimbing utama tesis, yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan dan membimbing serta memberikan saran-saran kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

4. Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak, selaku dosen pembimbing tesis yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing, mengarahkan serta memberikan saran-saran kepada penulis sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

5. Drs. Rasdianto, MA, Ak, selaku dosen pembanding yang telah banyak memberikan saran-saran kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.


(9)

6. Dr. Rina Br. Bukit, SE, M.Si, Ak, selaku dosen pembanding yang telah banyak memberikan saran-saran kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.

7. Dra. Tapi Anda Sari, M.Si, Ak, selaku dosen pembanding yang telah banyak memberikan saran-saran kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.

8. Seluruh dosen dan staf administrasi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

9. Kedua Orang Tua dan Suami tercinta Kamal Syahron serta seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan dan motivasi dengan penuh kasih sayang baik moril maupun materil kepada penulis.

10. Rekan-rekan mahasiswa Ilmu Akuntansi khusunya angkatan XVII yang telah mendukung dan memberikan saran yang membangun kepada penulis.

11. Pihak-pihak lain yang tidak disebutkan yang telah banyak memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, sehingga masih diperlukan masukan dan saran yang membangun guna perbaikan dan kesempurnaan, dan akhirnya harapan penulis semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, April 2011


(10)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Arma Yuliza

Tempat Tanggal Lahir : Kota Tengah, 30 Juli 1984 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Kota Tengah, Kab. Rokan Hulu - Riau

Pendidikan

1. SD Negeri 001 Kota Tengah (1996) 2. MTs PP Darul Ulum Kota Tengah (1999) 3. SMA Negeri 1 Kota Tengah (2002)


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Originalitas Tesis ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Landasan Teori ... 9

2.1.1 Return Saham ... 9

2.1.2 Laporan Arus Kas ... 12

2.1.2.1 Pengertian dan Tujuan Arus Kas ... 12


(12)

2.1.2.3 Pelaporan Arus Kas ... 24

2.1.3 Dividen Payout Ratio (DPR) ... 26

2.1.4 Earning Per Share (EPS)... 28

2.2 Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 29

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ... 32

3.1 Kerangka Konsep ... 32

3.2 Hipotesis Penelitian ... 36

BAB IV METODE PENELITIAN ... 37

4.1 Jenis Penelitian ... 37

4.2 Lokasi Penelitian ... 37

4.3 Populasi dan Sampel ... 37

4.4 Metode Pengumpulan Data ... 39

4.5 Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 39

4.6 Metode Analisis Data ... 43

4.6.1 Outlier Data ... 43

4.6.2 Uji Normalitas Data ... 43

4.6.3 Uji Multikolinearitas ... 44

4.6.4 Uji Heteroskedastisitas ... 44

4.6.5 Uji Autokorelasi ... 45

4.6.6 Pengujian Hipotesis ... 46

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 53


(13)

5.2 Deskriptif Statistik ... 54

5.3 Hasil Pengujian Normalitas Model Pertama ... 56

5.4 Hasil Uji Multikolinearitas Model Pertama ... 58

5.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Model Pertama ... 59

5.6 Hasil Uji Autokorelasi Model Pertama ... 60

5.7 Hasil Pengujian Hipotesis Pertama ... 61

5.8 Hasil Pengujian Hipotesis Kedua ... 63

5.8 Pembahasan ... 65

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 70

6.1 Kesimpulan ... 70

6.2 Keterbatasan Penelitian ... 71

6.3 Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 73 LAMPIRAN


(14)

DAFTAR TABEL

Halaman

2.1. Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 31

4.1. Ringkasan Proses Pengambilan Sampel ... 39

4.2. Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 42

5.1. Deskriptif Statistik ... 54

5.2. Hasil Pengujian Normalitas Model Pertama dengan Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov ... 57

5.3. Matriks Korelasi antara Variabel Bebas ... 58

5.4. Variance Inflation Factor ... 59

5.5. Pengujian Autokorelasi ... 61

5.6. Hasil Analisis Pengaruh AKO, AKI, AKP, dan DPR terhadap Return Saham Secara Simultan ... 61

5.7. Hasil Analisis Pengaruh AKO, AKI, AKP, dan DPR terhadap Return Saham Secara Parsial ... 62

5.8. Hasil Pengujian Pengaruh AKO, AKI, AKP, dan DPR terhadap Earning Per Share ... 64


(15)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

3.1 Kerangka Konsep ... 32

3.2 Daerah Pengambilan Keputusan tes Durbin-Watson ... 46

5.1 Normal PP PlotResidual Model Pertama ... 57


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Daftar Populasi ... 76

Lampiran 2 Daftar Sampel ... 81

Lampiran 3 Data Masing-Masing Variabel ... 82

Lampiran 4 Hasil Uji Data Outlier ... 88

Lampiran 5 Hasil Uji Deskriptif Statistik ... 91

Lampiran 6 Hasil Uji Asumsi Klasik dan Hipotesis I ... 92


(17)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh komponen laporan arus kas dan dividen payout ratio secara simultan dan parsial terhadap return saham dengan earnings per share sebagai variabel moderating pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2006 sampai tahun 2009. Sampel penelitian diambil secara purposive sampling sehingga menghasilkan 112 perusahaan manufaktur. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda.

Hasil pengujian hipotesis pertama secara simultan menunjukkan semua variabel tidak berpengaruh terhadap return saham dengan nilai signifikansi 0.112. Sedangkan hasil pengujian secara parsial menunjukkan variabel arus kas investasi dan arus kas pendanaan memberikan pengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham ditunjukkan dengan nilai signifikansi 0,021 dan 0.036. Arus kas operasi, dan dividen payout ratio tidak berpengaruh terhadap return saham. Pengujian hipotesis kedua diperoleh hasil bahwa earnings per share bukan merupakan variabel moderating.

Kata kunci: return saham, arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, dividen payout ratio dan earnings per share.


(18)

ABSTRACT

This Research aim to know and obtain; get empirical evidence by simultan and parsial about cash flow statement influence, and dividen payout ratio to return with earnings per share as moderating variable in company of manufacture at Indonesian Stock Exchange.

Population in this research is all company of manufacture which listed at Indonesian Stock Exchange. Sampel Research taken by purposive sampling so that yield 112 company of manufacture. Used by Analysis method is multiple linear regression analysis.

Result of examination first hypotesis by simultan show all variable do not have an effect on to return with significantly value 0.112. While result of examination by parsial show investment cash flow and financing cash flow give influence negative and sigficant to return shown with t significantly value calculate each 0,021 and 0.036. Variable operation cash flow and dividen payout ratio do not give influence to return. Result examination of hypotesis two show variable earning per share is not variable moderating.

.

Keyword: return, operation cash flow, invesment cash flow, financing cash flow, dividen payout raio and earnings per share.


(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pasar modal memiliki peranan penting dalam kegiatan perekonomian. Pasar modal menjadi sumber kemajuan ekonomi suatu negara. Hal ini ditandai dengan mampunya pasar modal menjadi sumber dana alternatif bagi perusahaan-perusahaan. Untuk memperoleh dana dari pasar modal, perusahaan harus memiliki prospek yang baik untuk masa yang akan datang. Jika memiliki prospek yang baik maka saham perusahaan yang bersangkutan akan banyak diminati oleh investor. Sebagai imbalannya perusahaan akan membayarkan dividen kepada investor sesuai dengan jumlah lembar saham yang dimiliki oleh investor tersebut. Semakin banyak lembar saham yang dimiliki investor maka akan semakin banyak jumlah dividen yang diterimanya. Dividen bisa diberikan dalam bentuk cash dividen dan stock dividen.

Pasar modal Indonesia mengalami kemajuan yang pesat dari tahun ke tahun. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah perusahaan tercatat di pasar modal Indonesia yang selalu menunjukkan angka yang relatif meningkat. Sampai tahun 2010 jumlah perusahaan yang tercatat di pasar modal Indonesia mencapai 419 perusahaan yang terdiri dari berbagai jenis perusahaan. Peningkatan jumlah perusahaan yang secara terus menerus akan menyebabkan semakin banyak alternatif pilihan bagi investor untuk melakukan investasi. Investor bisa memilih perusahaan yang diminatinya yang akan memberikan keuntungan sesuai dengan yang diharapkan.


(20)

Pasar modal sebagai sarana untuk memobilisasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang akan melakukan investasi. Syarat utama yang diinginkan oleh para investor untuk bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman akan investasinya dan tingkat return yang akan diperoleh dari investasi tersebut yang terdiri dari dividen dan capital gain. Di pasar modal, laporan keuangan perusahaan yang go publik sangat penting sebagai dasar penilaian kinerja perusahaan. Perusahaan go publik merupakan perusahaan yang dimiliki oleh masyarakat luas. Oleh karena itu, operasi perusahaan yang efisien akan sangat mempengaruhi kinerja perusahaan dan akhirnya akan mempengaruhi apresiasi masyarakat pada perusahaan publik. Perasaan aman untuk investasi bagi investor bisa diperoleh apabila investor memiliki informasi yang jelas, wajar dan tepat waktu sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasinya.

Banyak faktor yang mempengaruhi harga saham dan return saham. Faktor yang mempengaruhi tersebut tidak hanya berasal dari faktor internal perusahaan tetapi juga faktor eksternal perusahaan. Berbagai informasi di luar perusahaan seperti informasi ekonomi makro, gejolak politik dalam negeri, keamanan, nilai tukar rupiah terhadap dollar, sektor industri dan kondisi pasar seringkali mempengaruhi harga saham dan return saham, namun demikian seringkali pula faktor internal masih berpengaruh dominan terhadap harga saham dan return saham. Faktor internal yang dimaksud adalah faktor yang berasal dari dalam perusahaan, misalnya kinerja keuangan perusahaan yang terangkum dalam laporan keuangan perusahaan.


(21)

Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang dapat dipergunakan investor dalam mengambil keputusan investasi. Oleh karena itu analisis terhadap laporan keuangan dianggap penting dilakukan untuk memahami informasi yang terkandung dalam laporan keuangan tersebut. Ukuran yang digunakan dalam analisis kinerja keuangan melalui laporan keuangan ini beranekaragam dan berbeda setiap industri. Salah satu alat analisis yang digunakan oleh investor maupun pihak manajemen adalah analisis terhadap laporan arus kas (Statement of Cash Flow Analysis).

Penelitian mengenai return saham telah dilakukan oleh beberpa peneliti diantaranya dilakukan oleh Livnat dan Zarowin (1990) menguji hubungan antara arus kas dan laba akrual dengan return saham, pengujian dengan analisis regresi berganda berhasil membuktikan bahwa komponen aliran kas mempunyai hubungan positif lebih kuat dengan return saham dibandingkan dengan aliran kas total atau laba akrual dengan return saham.

Triyono dan Jogiyanto (2000) menguji hubungan kandungan informasi arus kas, komponen arus kas, dan laba akuntansi dengan harga dan return saham memperoleh kesimpulan bahwa pembedaan komponen aliran kas (operasi, investasi, dan pendanaan) seperti yang disyaratkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.2 mempunyai pengaruh yang berbeda-beda terhadap return saham.

Rosdiana (2008) dengan judul penelitian pengaruh komponen laporan arus kas dan earning per share (EPS) terhadap return saham perusahaan barang-barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia. Dari penelitiannya diperoleh hasil yang menyatakan bahwa arus kas operasi berpengaruh positif terhadap return saham. EPS juga berpengaruh terhadap


(22)

return saham. Sedangkan arus kas investasi dan arus kas pendanaan tidak memberikan pengaruh terhadap return saham.

Ariadi (2009) telah melakukan penelitian tentang analisis pengaruh laba akuntansi, arus kas operasi, arus kas pendanaan, Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio, dan koefisien variasi teradap return saham. Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa laba akuntansi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham. Arus kas operasi, arus kas pendanaan, Current Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap return sahama. DPR berpengaruh negatif dan signifikan, sedangkan koefisien variasi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return saham.

Saat melakukan investasi, investor akan selalu mensyaratkan dan mengharapkan tingkat return tertentu yang akan diperoleh dari investasinya tersebut. Tingkat return yang disyaratkan ini tentunya didasarkan dari informasi yang disajikan oleh perusahaan yang menggambarkan prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Untuk itu investor perlu menganalisis kondisi keuangan perusahaan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membagikan dividen dengan cara menghitung rasio keuangan perusahaan tersebut. Salah satu bentuk analisis rasio tersebut adalah Dividen Payout Ratio (DPR).

Dividen Payout Ratio merupakan keputusan mengenai kebijakan dividen apakah earning dibagikan dalam bentuk dividen atau sebagian diinvestasikan kembali sebagai penambahan modal operasional perusahaan. DPR menunjukkan besarnya laba yang akan dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Jumlah pembayaran dividen kepada pemegang saham akan mempengaruhi harga saham atau kesejahteraan para


(23)

investor. Perubahan pembayaran dividen mempengaruhi pengharapan investor terhadap prospek dan resiko perusahaan yang pada gilirannya mempengaruhi harga saham perusahaan. Penelitian Herlambang (2003) mejelaskan bahwa DPR berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Sehingga dengan demikian DPR dapat digunakan untuk menentukan nilai perusahaan.

Dengan mengacu pada hasil-hasil penelitian terdahulu dan temuan-temuan fakta baru diatas, pada penelitian ini akan dilakukan kajian ulang mengenai “pengaruh komponen laporan arus kas (arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan) dan Dividen Payout Ratio perusahaan terhadap tingkat return saham dengan EarningPer Share sebagai variabel moderating pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indeonesia”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah komponen laporan arus kas (yang terdiri dari arus kas dari aktifitas operasi,

arus kas dari aktifitas investasi, dan arus kas dari aktifitas pendanaan) dan dividen payout ratio berpengaruh terhadap return saham secara simultan maupun secara parsial?

2. Apakah komponen laporan arus kas (yang terdiri dari arus kas dari aktifitas operasi, arus kas dari aktifitas investasi, dan arus kas dari aktifitas pendanaan) dan dividen


(24)

payout ratio berpengaruh terhadap return saham secara simultan maupun secara parsial dengan earning per share sebagai variabel moderating?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menguji dan menganalisis pengaruh komponen laporan arus kas (yang terdiri dari

arus kas dari aktifitas operasi, arus kas dari aktifitas investasi, dan arus kas dari aktifitas pendanaan) dan dividen payout ratio secara simultan dan parsial terhadap return saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

2. Menguji dan menganalisis pengaruh komponen laporan arus kas (yang terdiri dari arus kas dari aktifitas operasi, arus kas dari aktifitas investasi, dan arus kas dari aktifitas pendanaan) dan dividen payout ratio secara simultan dan parsial terhadap return saham dengan earning per share sebagai variabel moderating pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia

1.4. Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan, penelitian ini akan memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi peneliti, dapat memberikan kontribusi keilmuan bagi penulis terutama dalam mengimplementasikan teori-teori dan literatur-literatur yang diperoleh semasa kuliah dengan realita yang ada dilapangan.

2. Sedangkan bagi investor pasar modal, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan alternatif bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan berinvestasi dengan melihat laporan arus kas (yang terdiri dari arus kas dari aktifitas operasi, arus kas


(25)

dari aktifitas investasi, dan arus kas dari aktifitas pendanaan) dividen payout ratio, dan earning per share.

3. Bagi peneliti selanjutnya dan akademisi, penelitian ini diharapkan akan melengkapi temuan-temuan empiris yang telah ada dibidang akuntansi untuk kemajuan dan pengembangan ilmiah dimasa yang akan datang.

1.5. Originalitas Tesis

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Rosdiana (2008) dengan judul pengaruh arus kas dan earnings per share terhadap return saham. Beda penelitian ini dengan penelitian Rosdiana adalah:

1. Variabel independen penelitian ini adalah arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan dan dividen payout ratio. Variabel independen dalam penelitian Rosdiana adalah arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan dan earnings per share. Dalam penelitian ini earning per share digunakan sebagai variabel moderating.

2. Periode penelitian ini adalah 2006, 2007, 2008, dan 2009, sedangkan periode penelitian Rosdiana adalah tahun 2004, 2005, dan 2006.

3. Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Objek penelitian Rosdiana adalah perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori 2.1.1. Return Saham

Return merupakan imbalan yang diperoleh dari investasi (Halim, 2005). Return dibedakan menjadi dua yaitu return yang telah terjadi (actual return) yang dihitung berdasarkan data historis, dan return yang diharapkan (expected return) akan diperoleh investor dimasa depan. Dua kompenen return yaitu untung/rugi modal (capital gain/loss) dan imbal hasil (yield). Capital gain/loss merupakan keuntungan (kerugian) bagi investor yang diperoleh dari kelebihan harga jual (harga beli) di atas harga beli (harg jual) yang keduanya terjadi dipasar sekunder. Imbal hasil (yield) merupakan pendapatan atau aliran kas yang diterima investor secara periodik, misalnya berupa dividen atau bunga. Yield dinyatakan dalam bentuk persentase. Dari kedua komponen return tersebut dapat dihitung total return dengan cara menjumlahkannya.

Harga saham cenderung mengikuti naik turunnya besar dividen yang dibayarkan, (Halim, 2005). Ada kecenderungan harga saham akan naik jika ada pengumuman kenaikan dividen, dan harga saham akan turun jika ada pengumuman penurunan dividen. Dividen itu sendiri tidak menyebabkan kenaikan (penurunan) harga saham secara langsung, tetapi memberikan pengaruh terhadap prospek perusahaan, yang ditunjukkan oleh meningkatnya (menurunnya) dividen yang dibayarkan, yang menyebabkan perubahan saham. Teori tersebut kemudian dikenal sebagai teori signal atau isi informasi


(27)

dividen. Menurut teori ini, dividen mempunyai kandungan informasi, yaitu prospek perusahaan di masa mendatang (Manurung dkk, 2008). Prinsip signaling menjelaskan bahwa tindakan suatu perusahaan menaikkan pembayaran dividen per lembar saham dapat dipandang oleh investor sebagai perusahaan memiliki keyakinan yang tinggi pada kondisi keuangan perusahaan dimasa mendatang (Atmadja, 2008).

Berdasarkan definisi di atas maka return atas suatu saham terdiri dari capital gain (loss) dan dividen yield. Dividen Yield merupakan pembagian laba bersih badan usaha kepada pemegang saham yang diputuskan melalui rapat umum pemegang saham. Perusahaan tidak diharuskan oleh hukum untuk selalu membayar dividen kepada pemegang saham biasa. Besarnya dividen yang dibagikan tergantung dari besar kecilnya laba yang diperoleh perusahaan dan kebijakan pembagian dividen. Dalam menetapkan besarnya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham, perusahaan menetapkan kebijakan berupa Dividen Payout Ratio (DPR), yang merupakan penetapan persentase laba bersih yang dibagikan. Dividen yang diberikan oleh badan usaha dapat berupa dividen kas maupun dividen saham yang pembayarannya diberikan secara periodik sebesar Dt rupiah perlembar, dapat dirumuskan sebagai berikut:

������������= Dt

P�−1… … … . (Jogiyanto, 2009)

Dimana : Dt = Dividen kas yang dibayarkan Pt-1 = Harga saham pada periode t-1

Capital Gain (Loss) merupakan selisih antara nilai pembelian saham dengan nilai penjualan saham. Pendapatan yang berasal dari Capital Gain disebabkan oleh harga jual


(28)

saham lebih besar daripada harga belinya. Capital Gain terjadi jika harga pasar yang dinilai sekarang lebih tinggi dari harga perolehannya. Sedangkan Capital Loss merupakan kerugian pemegang saham karena yang dimilikinya dijual pada harga yang lebih rendah dari harga belinya.

Capital Gain (Loss) =Pt−Pt−1

Pt−1 … … … (Jogiyanto, 2009)

Dimana : Pt = Harga saham pada peride t Pt-1 = Harga saham pada periode t-1

Berdasarkan persamaan-persamaan di atas maka return saham dapat dirumuskan sebagai berikut:

Return Total = Capital gain (loss) + yield ...(Jogiyanto, 2009)

= Pt –Pt−1 P�−1 +

Dt Pt−1 =

(P−P�−1) + D P�−1

Dimana: Pt = Harga saham pada periode t Pt-1 = Harga saham pada periode t-1 Dt = Dividen kas yang dibayarkan

2.1.2. Laporan Arus Kas


(29)

Laporan arus kas disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama satu periode dan memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber penerimaan kas dan penggunaannya. Laporan arus kas menggambarkan aliran atau gerakan kas yaitu sumber penerimaan dan pengeluaran kas dalam periode yang bersangkutan (Munawir, 2002). Laporan arus kas berisikan ringkasan transaksi-transaksi keuangan yang berhubungan dengan kas tanpa memperhatikan hubungannya dengan penghasilan yang diperoleh maupun biaya yang terjadi. Subyek laporan arus kas adalah sumber penerimaan dan penggunaan kas. Laporan arus kas dapat digunakan sebagai dasar dalam menaksir kebutuhan kas dimasa mendatang dan kemungkinan sumber-sumber yang ada. Selain itu laporan arus kas dapat juga digunakan sebagai dasar perencanaan dan peramalan kebutuhan kas dimasa yang akan datang. Sedangkan bagi para investor dengan laporan arus kas akan dapat menilai kemampuan perusahaan dalam membayar bunga atau mengembalikan pinjaman.

PSAK No.2 paragraf 1 menyatakan bahwa “Perusahaan harus menyusun laporan arus kas sesuai dengan persyaratan dalam pernyataan ini menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan (integral) dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan”. Standar ini mengharuskan perusahaan menyajikan laporan arus kas yang merupakan suatu kesatuan dengan laporan keuangan lainnya, sehingga setiap laporan keuangan saling melengkapi.

Menurut PSAK No 2 dalam laporan arus kas, kas didefenisikan sebagai uang tunai dalam perusahaan, uang di rekening bank dan ditambah dengan ekuivalen atau setara kas (cash equivalent) yaitu investasi yang sangat likuid yang dapat dikonversikan


(30)

menjadi kas dan memiliki waktu jatuh tempo yang pendek tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan. Perusahaan menyiapkan kas dan setara kas untuk memenuhi seluruh aktifitas perusahaan. Pada saat menyusun laporan arus kas, kas dan ekuivalen kas dijumlahkan dan diperlakukan sebagai bagian dari keseluruhan manajemen kas. Dalam pembicaraan mengenai arus kas akuntan umumnya menggunakan istilah kas daripada kas dan ekuivalen kas. Manajemen kas dilakukan secara integral karena penggunaan kas untuk suatu bagian tertentu tentunya akan mempengaruhi penggunaaan kas pada bagian lainnya.

Penyajian laporan arus kas mempunyai tujuan utama yaitu menyediakan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama suatu periode. Sebagaimana informasi keuangan lainnya di dalam laporan keuangan, informasi yang disajikan dibutuhkan oleh investor dan calon investor dalam membuat keputusan menyangkut investasi mereka. Secara umum laporan arus kas seperti yang disajikan diatas memberikan informasi penerimaan dan pengeluaran kas. Munawir (2002) menyatakan Sumber penerimaan kas berasa dari:

1. Penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap dan emisi saham.

2. Pengeluaran wesel, hutang obligasi, hipotek atau hutang jangka panjang lainnya dan bertambahnya hutang yang diimbangi dengan penerimaan kas.

3. Penurunan aktiva lancar selain kas yang diimbangi penerimaan kas.

4. Penerimaan sewa, bunga atau dividen, sumbangan, hadiah dan pengembalian kelebihan pajak pada periode sebelumnya.


(31)

1. Pembelian saham, investasi jangka pendek dan jangka panjang, barang dagang secara tunai.

2. Pembayaran biaya operasi, dividen, pajak, denda, hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang.

3. Penarikan kembali saham dan pengambilan kas perusahaan oleh pemilik.

Manager keuangan harus bertanggung jawab terhadap penggunaan kas dan mengantisipasi penggunaan kas serta dapat mendistribusikan kas tersebut pada hal-hal yang terbaik untuk perusahaan. Penggunaan kas harus meminimalkan biaya dana serta memaksimalkan return yang diberikan penggunaan tersebut. Pengertian ini memberikan pemahaman tentang arti penting informasi laporan arus kas dalam keputusan investasi.

Laporan arus kas dimaksudkan untuk memberikan ikhtisar arus masuk dan arus keluar untuk suatu periode. Sumber-sumber kas meliputi arus masuk dari aktifitas operasi inti (utama) sebuah perusahaan, dari aktifitas sampingan seperti investasi sekuritas, dari aktifitas yang tidak biasa dan dari pembiayaan melalui hutang dan ekuitas. Penggunaan kas mencakup arus keluar guna mempertahankan aktifitas inti, untuk melakukan investasi dan untuk memenuhi kewajiban terhadap pembiayaan melalui hutang dan ekuitas, (Smith dan Skousen 1994).

PSAK No.2 menyatakan bahwa tujuan laporan arus kas adalah memberikan informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktifitas dari operasi, investasi dan pendanaan selama satu periode akuntansi. Pengklasifikasian arus kas


(32)

menjadi tiga komponen dalam PSAK No.2 sama dengan yang diisyaratkan pada Statement of Financial Accounting Standart (SFAS) No.95.

Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi-evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan las dan setara kas serta kepastian perolehannya.

Dalam PSAK No.2 disebutkan tujuan laporan arus kas adalah sebagai sumber informasi yang berhubungan dengan kas dan satara kas. Informasi yang terkandung dalam laporan arus kas berguna bagi para pemakai laporan keuangan. Laporan arus kas merupakan dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas. Selain itu laporan arus kas juga berguna untuk menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dengan kata lain informasi laporan arus kas berguna untuk mengetahui sumber-sumber kas dan untuk apa kas tersebut dikeluarkan atau digunakan. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai laporan perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan sumber perolehan kas tersebut.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut diatas maka laporan arus kas harus melaporkan pengaruh kas selama suatu periode usaha perusahaan, transaksi investasi dan transaksi pendanaannya. Pengungkapan yang berkaitan dengan hal tersebut juga meliputi


(33)

dampak transaksi investasi dan pendanaan yang mempengaruhi posisi keuangan perusahaan, tetapi tidak secara langsung mempengaruhi arus kas selama periode tersebut.

PSAK No. 2 menyatakan bahwa jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan lain, laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengvaluasi perubahan dalam aktiva bersih, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang.

Berdasarkan uraian diatas, informasi yang terdapat dalam laporan arus kas harus disertai dengan pengungkapan dan informasi yang berkaitan dengan laporan keuangan lain sehingga dapat membantu para investor, kreditor dan pihak lainnya untuk:

a. Menetapkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas bersih yang positif di masa depan. Dalam banyak kasus, sumber dan penggunaan kas tidak berubah secara derastis dari tahun ke tahun. Oleh karena itu penerimaan dan pembayaran kas yang lalu adalah alat peramal yang baik untuk penerimaan dan pembayaran kas masa depan.

b. Menentukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya, seperti membayar dividen dan kebutuhan pembelanjaan ekstern. Para pemegang saham tertarik dalam penerimaan dividen atas investasi mereka dalam perusahaan-perusahaan. Kreditor ingin menerima bunga dan pokok pinjaman tepat waktunya. Laporan arus kas membantu investor dan kreditor meramalkan apakah perusahaan dapat melakukan pembayaran ini.


(34)

c. Menetapkan alasan perbedaan antara laba bersih dan penerimaan/pembayaran kas. Biasanya kas dan laba bersih berjalan bersama, namun ada kalanya saldo kas perusahaan dapat menurun ketika laba bersih meningkat dan kas dapat meningkat pada saat laba bersih menurun.

d. Menentukan pengaruh terhadap posisi keuangan perusahaan, baik transaksi kas maupun transaksi investasi non kas dan transaksi pendanaan salama periode tertentu. e. Kebutuhan perusahaan akan pendanaan ekstern (External financing).

f. Untuk mengetahui keputusan manajemen. Jika manajer membuat keputusan investasi yang bijaksana maka bisnis mereka menjadi makmur, begitu juga sebaliknya jika manajer membuat keputusan yang tidak bijaksana maka bisnis mereka akan mengalami kegonjangan.

2.1.2.2. Komponen Laporan Arus Kas

Laporan arus kas melaporkan arus kas (penerimaan dan pengeluaran kas) dalam tiga bagian yaitu kegiatan operasi, kegiatan investasi, dan kegiatan keuangan atau pendanaan (Niswonger, 1999). Arus kas dari bagian operasi mencakup transaksi yang termasuk dalam penentuan laba bersih, namun umumnya berbeda dari jumlah laba bersih periode bersangkutan. Arus kas dari bagian kegiatan investasi melaporkan transaksi transaksi kas untuk akuisisi (perolehan) dan penjualan dari aktiva jangka panjang atau bertipe permanen. Arus kas dari bagian pendanaan melaporkan transaksi kas yang mengaitkan investasi kas oleh pemillik, dan peminjaman serta penarikan oleh pemilik.

Laporan arus kas mengklasifikasikan penerimaan dan pengeluaran kas dalam tiga kategori utama, yaitu arus kas dari aktifitas operasi, arus kas dari aktifitas investasi dan


(35)

arus kas dari aktifitas pendanaan. PSAK No.2 paragraf 10 (IAI:2002) menjelaskan bahwa dalam laporan arus kas perusahaan disajikan dengan beberapa komponen yang meliputi arus dari aktifitas operasi, arus kas dari aktifitas investasi, dan arus kas dari aktifitas pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan. Klasifikasi menurut aktifitas memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai laporan untuk menilai pengaruh aktifitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara kas. Selain itu informasi arus kas juga dapat digunakan untuk mengevaluasi hubungan diantara ketiga jenis aktifitas tersebut.

Berdasarkan pernyataan di atas maka laporan arus kas terdiri dari tiga komponen utama yang terdiri dari:

1. Arus Kas dari Aktifitas Operasi 2. Arus Kas dari Aktifitas Investasi 3. Arus Kas dari Aktifitas Pendanaan

Adapun penjelasan dari masing-masing komponen laporan arus kas tersebut adalah sebagai berikut:

1. Arus Kas dari Aktifitas Operasi (AKO)

Dalam PSAK N0. 2 paragraf 12 dijelaskan bahwa jumlah arus kas yang berasal dari aktifitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen, dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Arus kas dari aktifitas operasi terutama diperoleh dari aktifitas penghasil utama pendapatan


(36)

perusahaan. Oleh karena itu arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih.

Dalam PSAK No.2 paragraf 13 dijelaskan bahwa sumber penerimaan arus kas dari aktifitas operasi meliputi penjualan barang dan jasa, royalti, fee, komisi dan pendapatan lain, penerimaan asuransi (premi, klaim, anuitas dan manfaat asuransi lainnya), penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan, dan penerimaan dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan. Pengeluaran untuk arus kas dari aktifitas operasi adalah pembayaran kepada pemasok barang dan jasa, kepada karyawan, pembayaran asuransi (premi, klaim, anuitas dan manfaat asuransi lainnya), pembayaran pajak penghasilan, dan pembayaran kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.

Arus kas operasi pada suatu perusahaan dapat bernilai positif (surplus) ataupun negatif (defisit). Suatu perusahaan memiliki arus kas operasi yang positif atau surplus jika arus kas masuk dari aktifitas operasi lebih besar daripada arus kas keluarnya. Sebaliknya perusahaan akan memiliki arus kas operasi yang negatif atau defisit jika arus kas masuk dari aktifitas operasi lebih kecil daripada arus kas keluarnya.

Arus kas operasi oleh perusahaan diharapkan bernilai positif atau surplus dari tahun ke tahun. Hal ini karena arus kas dari aktifitas operasi yang surplus dapat menambah dana bagi perusahaan dan menunjukkan bahwa perusahaan berupaya meningkatkan operasi dalam usahanya. Surplus arus kas dari aktifitas operasi ini dapat menyebabkan kinerja perusahaan menjadi lebih baik karena adanya kemungkinan perusahaan akan membagikan dividen yang cukup besar bagi para pemegang saham


(37)

sehingga akhirnya akan meningkatkan harga saham perusahaan di lantai bursa, Manurung (1998).

Sementara itu arus kas dari aktifitas operasi yang defisit menunjukkan semakin berkurangnya laba perusahaan sehingga ada kemungkinan perusahaan akan membagikan dividen semakin kecil. Selain itu perusahaan tidak akan dapat meningkatkan kas dari sumber lain dalam waktu yang tidak terbatas. Jika kondisi ini terus berlangsung maka kemungkinan saham perusahaan tidak akan diminati oleh investor sehingga pada akhirnya perusahaan akan mengalami kesulitan keuangan dan kemungkinan terburuk perusahaan akan bangkrut.

2. Arus Kas dari Aktifitas Investasi (AKI)

Arus kas dari aktifitas investasi mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dari sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas di masa depan, mencakup transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian pembelian dan penjualan saham (securities), tanah, bangunan, peralatan dan aktiva-aktiva lain yang pada umumnya tidak untuk dijual kembali dan pembelian serta pengumpulan hutang-hutang yang diklasifikasikan sebagai aktifitas investasi. Aktifitas investasi ini terjadi secara regular serta mempengaruhi penerimaan dan pengeluaran kas. Aktifitas-aktifitas ini tidak dimasukkan dalam aktifitas operasi karena bukan merupakan aktifitas pokok perusahaan. Dalam PSAK No.2 paragraf 15 dijelaskan bahwa penerimaan arus kas dari aktifitas investasi meliputi penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tetap tidak berwujud, dan aktiva jangka panjang lainnya. Pengeluaran arus kas dari aktifitas investasi meliputi pembayaran kas untuk aktiva tetap, aktiva tidak berwujud dan aktiva jangka


(38)

panjang lainnya termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri. Transaksi lain yang termasuk dalam arus kas investasi adalah perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain, uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain dan pelunasannya, dan pembiayaan kas sehubungan dengan future contracts, forward contracts, option contract, dan debt swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan.

Arus kas investasi pada suatu perusahaan dapat benilai positif (surplus) ataupun negatif (defisit). Suatu perusahaan memiliki arus kas investasi yang negatif menunjukkan adanya peningkatan investasi. Peningkatan investasi ini mencerminkan perusahaan banyak menggunakan investasi, seperti membeli aktiva tetap jangka panjang, surat-surat berharga atau memberikan pinjaman kepada perusahaan lain, yang hasilnya diharapkan akan menghasilkan keuntungan dimasa yang akan datang. Selain itu arus kas investasi yang defisit menunjukkan bahwa perusahaan masih memiliki peluang melakukan investasi, memiliki kesempatan tumbuh, dan prospek yang baik dimasa yang akan datang sehingga diharapkan akan meningkatkan kinerja perusahaan. Arus kas investasi yang positif (surplus) menunjukkan bahwa perusahaan banyak melakukan pelepasan investasi jangka panjangnya, menjual surat berharganya ataupun menerima tagihan dari pinjaman yang diberikannya.

3. Arus Kas dari Aktifitas Pendanaan (AKP)

Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktifitas pendanaan perlu dilakukan, sebab berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas depan oleh para


(39)

pemasok modal perusahaan. Aktifitas pendanaan adalah aktifitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan.

Aktifitas pendanaan meliputi semua transaksi atau kejadian, dengan jalan mana kas yang diperoleh dari pembayaran kembali kepada para pemilik (equity financing) dan kreditor (debt financing), misalnya penerimaan kas yang berasal dari pengeluaran atau penjualan saham, pengembalian pokok pinjaman atau pembayaran untuk saham dalam perbendaharaan (treasury stock) dan pembayaran dividen.

Dalam PSAK No.2 paragraf 16 dijelaskan bahwa transaksi-transaksi yang termasuk dalam penerimaan arus kas dari aktifitas pendanaan, yaitu penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya, dan Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotek dan pinjaman lainnya. Sedangkan pengeluaran arus kas dari aktifitas pendanaan meliputi pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lease) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna pembiayaan (finance lease). Transaksi lain yang termasuk dalam arus kas dari aktifitas pendanaan adalah pelunasan pinjaman.

Arus kas pendanaan pada suatu perusahaan dapat bernilai positif (surplus) ataupun negatif (defisit). Suatu perusahaan memiliki arus kas pendanaan yang positif atau surplus jika arus kas masuk dari aktifitas pendanaan lebih besar daripada arus kas keluarnya. Sebaliknya perusahaan akan memiliki arus kas pendanaan yang negatif atau defisit jika arus kas masuk dari aktifitas pendanaan lebih kecil daripada arus kas keluarnya.


(40)

Arus kas pendanaan yang defisit menggambarkan bahwa perusahaan cenderung mengembalikan hutang jangka panjangnya atau menarik kembali saham yang beredar. Kondisi ini sangat disenangi oleh investor karena perusahaan mampu membayarkan kewajibannya dan mengembalikan keuntungan atas investasi yang ditanamkan oleh investor, sehingga diharapkan harga saham perusahaan dapat meningkat. Jika perusahaan menghasilkan arus kas pendanaan positif atau surplus menunjukkan bahwa perusahaan lebih banyak meminjam uang daripada melunasi kewajibannya. Jika kondisi diatas terus berlangsung tanpa diimbangi oleh kelancaran operasi perusahaan, maka kemungkinan perusahaan akan kesulitan untuk membayar kewajiban dan akhirnya perusahaan akan pailit.

2.1.2.3. Pelaporan Arus Kas

Setiap perusahaan diminta untuk mencantumkan laporan arus kas dalam setiap laporan keuangannya sesuai dengan pedoman yang berlaku yaitu PSAK No.2. Menurut PSAK No.2 paragraf 17, metode yang digunakan perusahaan untuk melaporkan arus kas dari aktifitas operasi adalah metode langsung (yaitu dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan) dan metode tidak langsung (dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan (deferral) atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan, dan unsur penghasil atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan).

Namun dalam PSAK No.2 paragraf 18 menjelaskan bahwa perusahaan harus melaporkan arus kas operasinya dengan menggunakan metode langsung, (IAI, 2002).


(41)

Sedangkan untuk pelaporan arus kas dari aktifitas investasi dan pendanaan, PSAK No.2 paragraf 20 mengharuskan perusahaan melaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto yang berasal dari aktifitas investasi dan pendanaan, kecuali sebagaimana dijelaskan pada paragraph 21 dan 23, arus kas dilaporkan atas dasar arus kas bersih.

Perusahaan yang listing di BEI dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari aktifitas operasi, arus kas dari aktifitas investasi dan arus kas dari aktifitas pendanaan dengan menggunakan metode langsung. Dengan metode langsung ini akan menghasilkan informasi yang berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan dengan metode tidak langsung, dan metode langsung juga informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh baik dari catatan akuntansi perusahaan atau dengan menyesuaikan penjualan dan pos-pos lain dalam laporan laba rugi untuk:

a. Perubahan persediaan, piutang usaha dan hutang usaha selama periode berjalan b. Pos bukan kas lainnya

c. Pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.

Dalam metode tidak langsung, arus kas bersih dari aktifitas operasi ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruh:

a. Perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama periode berjalan b. Pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan, keuntungan dan

kerugiaan valuta asing yang belum direalisasikan, laba perusahaan asosiasi yang belum dibagikan dan hak minoritas dalam laba/rugi konsolidasi.


(42)

Pelaporan arus kas juga memiliki keterbatasan, (Wild dkk, 2005) meliputi:

1. Tidak diharuskannya pengungkapan terpisah untuk arus kas yang terkait dengan pos luar biasa atau operasi dalam penghentian.

2. Bunga dan dividen yang diterima serta bunga yang dibayarkan dikelompokkan sebagai arus kas operasi. Banyak pengguna laporan menganggap bunga yang dibayar sebagai arus kas operasi.

3. Pajak dikelompokkan sebagai arus kas operasi.

4. Pemindahan laba atau rugi penjualan aktiva tetap atau investasi sebelum pajak (bukannya setelah pajak) dari aktifitas operasi mendistorsi analisis atas aktifitas operasi dan aktifitas investasi.

2.1.3. Dividen Payout Ratio (DPR)

Manajemen mempunyai dua alternatif perlakuan terhadap penghasilan bersih atau laba perusahaan yaitu yang pertama dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen. Kedua adalah diinvestasikan kembali sebagai laba ditahan. Pada umumnya sebagian laba perusahaan dibagikan dalam bentuk dividen kepada pemegang saham dan sebagiannya lagi diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai penambahan modal dalam bentuk laba ditahan.

Dividen Payout Ratio (DPR) merupakan persentase tertentu dari laba perusahaan yang dibayarkan sebagai dividen kas kepada pemegang saham (Darmadji, 2001). Dividen Payout ratio merupakan keputusan mengenai kebijakan dividen apakah earning dibagikan dalam bentuk dividen atau sebagian diinvestasikan kembali. Dividen Payout


(43)

Ratio menunjukkan besarnya laba yang akan dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Untuk menghitung Dividen Payout Ratio dapat menggunakan rumus:

DPR = �����������ℎ���

�����������ℎ��� Atau

DPR =Dividen yang dibagikan

���������������

Dividen merupakan sebagian dari laba yang dibagikan kepada pemegang saham. Bagi investor jumlah rupiah yang diterima dari pembayaran dividen risikonya lebih kecil dari capital gain, selain itu dividen lebih dapat diperkirakan sebelumnya. Sedangkan capital gain lebih sulit diperkirakan, sehingga pembayaran dividen yang tinggi dapat berarti bahwa perusahaan mempunyai prospek tingkat keuntungan yang baik. Pengaruh penurunan besarnya dividen yang dibayarkan dapat menjadi informasi yang kurang baik bagi perusahaan karena dividen merupakan tanda tersedianya laba perusahaan. Besarnya dividen yang dibayarkan juga dapat menjadi informasi tingkat pertumbuhan laba saat ini dan masa mendatang.

2.1.4. Earnings Per Share (EPS)

Earning per share (EPS) merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan (return) yang diperoleh investor atau pemegang saham per saham. Semakin tinggi nilai EPS semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham (Darmadji, 2001). Bagi investor EPS merupakan informasi mendasar dan berguna karena bisa menggambarkan prospek laba perusahaan dimasa depan.


(44)

Komponen penting pertama yang harus diperhatikan dalam analisis perusahaan adalah laba per lembar saham yang dikenal dengan earnings per share (EPS), Tandelilin (2001). Earnings per share dipandang sebagai angka yang menunjukkan performa perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat, karena earnings per share menunjukkan rupiah yang diperoleh emiten. Earnings per share digunakan untuk mengukur perolehan pemegang saham dari tiap unit investasi pada laba bersih yang dihasilkan perusahaan. Besarnya earnings per share suatu perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan yang mana besarnya pendapatan dari earnings per share tergantung pada laba bersih yang diperoleh perusahaan dan jumlah lembar saham yang beredar dan besarnya earnings per share berdampak pada return.

Secara matematis, perhitungan earning per share suatu perusahaan adalah sebagai berikut:

�����������ℎ��� (���) =Laba Bersih setelah pajak

Jumlah lembar saham … … … (Halim, 2005)

Pada kondisi nilai EPS tinggi berarti bahwa ketersediaan laba yang dibagikan kepada pemegang saham juga tinggi. Dengan demikian jumlah kas yang tersedia untuk membayarkan dividen kepada pemegang saham juga tinggi. Pada saat EPS, arus kas dan DPR tinggi, kondisi ini tentunya akan semakin meningkatkan nilai return saham.

2.2. Tinjauan Peneliti Terdahulu

Penelitian yang berkaitan dengan return saham telah banyak dilakukan oleh sejumlah peneliti. Rosdiana (2008) dengan judul penelitian pengaruh komponen laporan arus kas dan earning per share terhadap return saham perusahaan barang-barang


(45)

konsumsi di Bursa Efek Indonesia. Dari penelitiannya diperoleh hasil yang menyatakan bahwa arus kas operasi berpengaruh positif terhadap return saham. Earning Per Share juga berpengaruh terhadap return saham. Arus kas investasi dan arus kas pendanaan tidak memberikan pengaruh terhadap return saham.

Herlambang (2003) meneliti pengaruh earning power, return on equity, dividen payout ratio, dan tingkat bunga deposito terhadap return saham. Dari pengujian tersebut diperoleh hasil yang menjelaskan bahwa earning power, return on equity, dividen payout ratio berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Tingkat bunga deposito berpengaruh negatif terhadap return saham.

Triyono dan Jogiyanto (2000) menguji hubungan kandungan informasi arus kas, komponen arus kas, dan laba akuntansi dengan harga dan return saham. Penelitian tersebut memperoleh kesimpulan bahwa arus kas operasi dan arus kas pendanaan mempunyai hubungan yang signifikan dengan harga saham tetapi tidak terhadap return saham. Sedangkan arus kas investasi mempengaruhi harga saham dan return saham.

Livnat dan Zarowin (1990) dengan judul penelitian The Incremental Content of Cash Flow dengan menggunakan medel regresi berganda menghasilkan arus kas operasi mempengaruhi harga saham dan return saham sedangkan arus kas investasinya tidak mempengaruhi return saham.

Ariadi (2009) telah melakukan penelitian tentang analisis pengaruh laba akuntansi, arus kas operasi, arus kas pendanaan, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, dan koefisien variasi terhadap return saham. Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa laba akuntansi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham. Arus kas


(46)

operasi, arus kas pendanaan, Current Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap return sahama. Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif dan signifikan, sedangkan koefisien variasi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return saham.

Beberapa perbedaan tersebut terjadi antara peneliti satu dengan lainnya, yang secara jelas dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut:

Tabel 2.1. Tabel Tinjuauan Peneliti Terdahulu No Peneliti Judul

Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1 Rosdiana, 2008

pengaruh komponen laporan arus kas dan earning per share terhadap return saham

Variabel terikat: Return saham

Variabel bebas:

Arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, earning per share.

Arus kas operasi dan Earning Per Share

berpengaruh positif terhadap return saham. Sedangkan arus kas investasi dan arus kas

pendanaan tidak memberikan pengaruh terhadap return saham

2 Triyono dan Jogiyanto, 2000 Hubungan kandungan informasi arus kas, komponen arus kas, dan laba akuntansi dengan harga dan return saham

Variabel terikat:

Harga saham, dan Return saham.

Variabel bebas:

informasi arus kas, Arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, laba akuntansi.

Arus kas operasi dan arus kas pendanaan mempunyai hubungan yang signifikan dengan harga saham tetapi tidak terhadap return saham. Sedangkan arus kas investasi mempengaruhi harga saham dan return saham.

3 Herlambang, 2003

Pengaruh

Earning power, ROE, dan DPR tingkat suku bunga deposito, terhadap return saham

Variabel terikat: Return saham

Variabel bebas:

earning power, return on equity, dividen payout ratio, dan tingkat bunga deposito.

Earning power, ROE, dan DPR berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Sedangkan tingkat

bunga deposito berpengaruh negatif terhadap return saham

4 Livnat dan

Zarowin, 1990

The Incremental Content of Cash Flow

Variabel terikat: Reuturn saham

arus kas operasi mempengaruhi harga saham dan return saham sedangkan


(47)

Variabel bebas:

Arus kas operasi, arus kas investasi, harga saham

arus kas investasinya tidak

mempengaruhi return

saham

5 Tagor Darius Sidauruk, 2008

Pengaruh laporan arus kas terhadap harga saham dan return saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta Variabel terikat:

Harga saham dan Return saham

Variabel bebas:

Arus kas operasi, arus kas investasi dan arus kas pendanaan.

Secara simultan AKO, AKI, dan AKP berpengaruh signifikan terhadap harga dan return saham. Secara parsial AKO berpengaruh terhadap harga saham namun tidak signifikan terhadap return saham. Sedangkan AKI dan AKP tidak berpengaruh terhadap harga dan return saham


(48)

Komponen Arus Kas:

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konsep

Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.

1.

Gambar 3.1. Kerangka Konsep

Dari kerangka pemikiran pada gambar 3.1. dapat dijelaskan bahwa arus kas dari aktifitas operasi, arus kas dari aktifitas investasi, arus kas dari aktifitas pendanaan dan Dividen Payout Ratio (DPR) dengan Earning Per Share (EPS) sebagai variabel moderating berpengaruh terhadap Return saham.

Informasi merupakan kebutuhan yang mendasar bagi para investor dan calon investor untuk pengambilan keputusan. Adanya informasi yang lengkap, akurat serta

Arus Kas dari Aktifitas Operasi

(X1)

Arus Kas dari Aktifitas Investasi

(X2)

Arus Kas dari Aktifitas pendanaan

(X3)

Dividen Payout Ratio (X4)

Return Saham (Y) Earning Per

Share (M)


(49)

tepat waktu memungkinkan investor untuk melakukan pengambilan keputusan secara rasional sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan. Informasi yang memberikan gambaran bahwa sebuah perusahaan berada dalam kondisi yang baik akan meningkatkan permintaan atas saham perusahaan tersebut sehingga harganya akan mengalami peningkatan. Informasi dalam laporan keuangan meruapakan sumber bagi investor yang mengandalkan analisa fundamental dalam investasi mereka.

Laporan keuangan terdiri dari beberapa laporan yaitu laporan laba rugi, laporan neraca, laporan arus kas, laporan perubahan modal dan catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian terintegrasi dari laporan keuangan tersebut. Hal paling pokok dalam laporan keuangan adalah laba (net income), dimana banyak investor menjadikan hal ini sebagai alat analisa utama kelayakan sebuah harga saham. Dalam laporan keuangan banyak variabel yang menggambarkan laba seperti Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan variabel lainnya. Dividen Payout Ratio (DPR) dan Earning per share (EPS) sebagai salah satu turunan dari laba menjadi satu variabel yang secara teoritis akan sangat mempengaruhi harga saham.

Informasi lain di dalam laporan keuangan yang semakin mendapat porsi yang signifikan dalam pembuatan keputusan investasi adalah laporan arus kas. Penggunaan laporan arus kas semakin meningkat seiring dengan kebutuhan investor mengenai informasi penggunaan uang tunai di dalam perusahaan. Investor tidak mau mengalami dilusi informasi hanya dengan memperhatikan tingkat laba sebuah perusahaan tanpa melihat apakah laba tersebut nyata atau tidak, investor ingin laba tersebut tercermin di dalam aliran kas perusahaan.


(50)

Pembagian laporan arus kas menajadi tiga bagian yaitu operasi, investasi, dan pendanaan akan memberikan informasi yang lebih baik bagi perusahaan. Investor akan memperhatikan setiap bagian dengan memberikan analisa yang berbeda dibandingkan bagian lainnya. Arus kas operasi diharapkan akan positif dalam artian operasi utama perusahaan memberikan kontribusi penambahan uang tunai bagi perusahaan. Arus kas investasi dapat meberikan arus kas positif dan negatif dengan pengaruh yang tidak dapat dipolakan dengan tegas terhadap harga saham. Arus kas bagian pendanaan diharapkan memiliki posisi negatif sebagai representasi dari pembayaran kewajiban serta penarikan kembali saham yang beredar.

Informasi arus kas membantu kita dalam menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya, membayar dividen, meningkatkan kapasitas, dan mendapatkan pendanaan. Arus kas dari aktifitas operasi mempunyai pengaruh positif terhadap return saham (Cahyani, 1999). Kelebihan arus kas dari aktifitas operasi akan mampu membiayai aktifitas investasi dan aktifitas pendanaan perusahaan. Aktifitas operasi mencerminkan pelaksanaan rencana bisnis yang terdapat dalam aktifitas pendanaan dan aktifitas investasi.

Kenaikan investasi memungkinkan timbulnya arus kas masa depan yang lebih tinggi apabila kinerja perusahaan baik. Namun apabila kinerja perusahaan rendah kenaikan investasi menyebabkan kenaikan resiko investasi yang berakibat pada penurunan arus kas masa depan. Hal ini memberikan konsekwensi adanya hubungan positif atau negatif antara arus kas investasi dengan return saham pada saat pengumuman investasi baru (Cahyani, 1999).


(51)

Dalam PSAK No. 2 dijelaskan bahwa pengeluaran arus kas pendanaan meliputi pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan. Pembayaran dividen juga dimasukkan sebagai pengeluaran untuk aktifitas pendanaan. Jika arus kas pendanaan negatif akan membuat para investor menjadi senang karena perusahaan mampu membayar dividen yang merupakan keuntungan bagi investor. Hal ini mampu memacu kenaikan harga saham perusahaan yang tentunya akan meningkatkan capital gain saham tersebut. Dividen dan capital gain merupakan return (keuntungan) yang diterima oleh investor.

Prinsip signaling menjelaskan bahwa tindakan suatu perusahaan menaikkan pembayaran dividen per lembar saham dapat dipandang oleh investor sebagai perusahaan memiliki keyakinan yang tinggi pada kondisi keuangan perusahaan dimasa mendatang. Dividen Payout Ratio menjelaskan besarnya persentase dari laba yang dibagikan dalam bentuk dividen. DPR diharapkan memberikan kenaikan return saham, semakin besar DPR maka return saham yang diterima oleh pemegang saham akan semakin besar. Earning Per Share sebagai variael moderating diharapkan akan memperkuat pengaruh variabel independen terhadap return saham. EPS yang besar menjelaskan jumlah laba per saham yang semakin besar.

3.2. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka konseptual diatas, maka hipotesis penelitian yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :

1. Komponen laporan arus kas (arus kas dari aktifitas operasi, arus kas dari aktifitas investasi, dan arus kas dari aktifitas pendanaan) dan dividen payout ratio


(52)

berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap return saham perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.

2. Komponen laporan arus kas (arus kas dari aktifitas operasi, arus kas dari aktifitas investasi, dan arus kas dari aktifitas pendanaan) dan dividen payout ratio dengan Earning Per Share sebagai variabel moderating berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap return saham perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.


(53)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hubungan kausal yang merupakan penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih. Menurut Sugiyono (2006), hubungan kausal adalah hubungan sebab akibat. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah komponen laporan arus kas (arus kas operasi, arus kas pendanaan dan arus kas investasi) dan dividen payout ratio sebagai variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) adalah return saham, sedangkan Earning Per Share merupakan variabel moderating (M). Variabel independen yaitu arus kas dan dividen payout ratio dengan earning per share sebagai variabel moderating diduga mempengaruhi variabel dependen yaitu return saham.

4.2.Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006, tahun 2007, tahun 2008 dan tahun 2009. Data diperoleh dengan mendownload laporan tahunan perusahaan yang dibutuhkan untuk tahun 2006, 2007, 2008, dan tahun 2009.

4.3. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek maupun subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006). Populasi yang


(54)

digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk tahun 2006, 2007, 2008, dan tahun 2009. Daftar populasi dapat dilihat pada lampiran 1.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakterisitik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2006). Pengambilan sampel dalam penelitian dilakukan secara purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan atau kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan untuk memilih sample adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan termasuk kategori industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006, 2007, 2008, dan 2009.

2. Perusahaan memiliki data keuangan yang lengkap untuk diteliti.

3. Perusahaan memperoleh laba selama periode penelitian mulai tahun 2006, 2007, 2008, dan 2009.

4. Perusahaan membagi dividen secara berturut-turut mulai tahun 2006, 2007, 2008, dan 2009.

Dari proses pengambilan sampel, populasi yang memenuhi kriteria untuk menjadi sampel hanya berjumlah sebanyak 28 perusahaan (dapat dilihat pada lampiran 2) dikalikan dengan 4 periode amatan sehingga sampel menjadi 112. Adapun ringkasan proses pengambilan sampel (dapat dilihat pada lampiran 1) dijelaskan dalam tabel berikut:

Tabel 4.1. Ringkasan Proses Pengambilan Sampel


(55)

Jumlah populasi 155

Jumlah populasi yang tidak memenuhi kriteria sampel 1 (35)

Sisa 120

Jumlah populasi yang tidak memenuhi kriteria sampel 2 (31)

Sisa 89

Jumlah populasi yang tidak memenuhi kriteria sampel 3 (32)

Sisa 57

Jumlah populasi yang tidak memenuhi kriteria sampel 4 (29)

Jumlah sampel terpilih 28

Total Sampel penelitian 28 perusahaan X 4 periode amatan = 112 amatan

4.4.Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa laporan tahunan dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006, 2007, 2008, dan tahun 2009.

4.5.Defenisi Operasional Variabel Penelitian a. Variabel Dependen

Variabel dependen (variabel terikat) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah return saham pada laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2006, 2007, 2008, dan tahun 2009. Return saham adalah hasil yang diperoleh investor dari jumlah dana yang diinvestasikan. Return saham terdiri dari capital gain (loss) dan dividen yang diperoleh untuk tiap lembar saham yang dimiliki oleh investor.


(56)

Return saham adalah jumlah uang yang menyatakan nilai suatu saham. Return saham dan terdiri dari capital gain (loss) dan dividen yield, dinyatakan dalam rupiah.

������ Saham =(Pt−Pt−1) + Dt Pt−1

b. Variabel Independen

Variabel independen (bebas) adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain. Variabel independen yang digunakan yaitu arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan dan dividen payout ratio.

1. Arus Kas Operasi (AKO) - X1

Informasi yang ditujukan untuk melaporkan penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode yang berasal dari aktifitas operasi. Variabel ini akan dihitung sebagai nilai arus kas operasi yang dihasilkan perusahaan pada periode amatan yaitu selisih arus kas masuk dan arus kas keluar aktifitas operasi dan dinyatakan dalam milyaran rupiah. 2. Arus Kas Investasi (AKI) - X2

Informasi yang ditujukan untuk melaporkan penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode yang berasal dari aktifitas investasi. Variabel ini akan dihitung sebagai nilai arus kas investasi yang dihasilkan perusahaan pada periode amatan yaitu selisih arus kas masuk dan arus kas keluar aktifitas investasi dan dinyatakan dalam milyaran rupiah.

3. Arus Kas Pendanaan (AKP) - X3

Informasi yang ditujukan untuk melaporkan penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode yang berasal dari aktifitas pendanaan. Variabel ini akan dihitung


(57)

sebagai nilai arus kas pendanaan yang dihasilkan perusahaan pada periode amatan yaitu selisih arus kas masuk dan arus kas keluar aktifitas pendanaan dan dinyatakan dalam milyaran rupiah.

4. Dividen Payout Ratio (DPR) - X4

Informasi yang ditunjukkan oleh Dividen Payout Ratio adalah seberapa besar laba yang akan dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Variabel ini akan dihitung sebagai nilai Dividen Payout Ratio dalam rupiah yang dihasilkan perusahaan pada periode amatan.

c. Variabel Moderating

Variabel moderating adalah variabel yang memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel moderating yang digunakan dalam penelitian ini adalah Earning Per Share (EPS) yang diduga memiliki pengaruh terhadap return saham.

Untuk mempermudah pemahaman tentang teknis penelitian yang akan dilakukan, berikut ini disampaikan operasionalisasi variabel yang akan digunakan di dalam penelitian.

1. Earning Per Share (EPS) - M

Informasi yang ditujukan untuk mengetahui jumlah pendapatan yang diperoleh dalam satu periode untuk tiap lembar saham yang beredar. Variabel ini akan dihitung sebagai nilai Earning Per Share dalam rupiah yang dihasilkan perusahaan pada periode amatan.


(58)

Dalam melakukan penelitian agar tidak terjadi kesalahan persepsi dan untuk memudahkan pengertian terhadap variabel penelitian, yaitu variabel independen dan variabel dependen maka peneliti menetapkan operasionalisasi variabel yang akan diteliti, yang dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2. Defenisi Operasional Variabel

No Variabel Defenisi Operasional Indikator Skala

1 Return Saham (Y)

Jumlah uang yang menyatakan nilai suatu saham. Return saham dan terdiri dari capital gain (losses) dan dividen yield.

Nilai return

saham pada setiap periode amatan Rasio 2 Arus Kas Operasi (X1)

Informasi yang ditujukan untuk melaporkan penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode yang berasal dari aktifitas operasi.

Nilai Arus kas operasi pada setiap periode amatan Rasio 3 Arus Kas Investasi (X2)

Informasi yang ditujukan untuk melaporkan penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode yang berasal dari aktifitas investasi.

Nilai Arus kas investasi pada setiap periode amatan Rasio 4 Arus Kas Pendanaan (X3)

Informasi yang ditujukan untuk melaporkan penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode yang berasal dari aktifitas pendanaan.

Nilai Arus kas pendanaan pada setiap periode amatan Rasio 5 Dividen Payout Ratio (X4)

Seberapa besarnya laba yang akan dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen.

Nilai DPR pada setiap periode amatan Rasio 6 Earning Per Share (M)

Seberapa besar laba yang akan dibagi untuk tiap lembar saham

Nilai EPS pada setiap periode amatan

Rasio


(59)

Penelitian ini menggunakan uji statistik analisis regresi linear dengan bantuan SPSS.

4.6.1 Outlier Data

Deteksi terhadap outlier dilakukan dengan melihat skor standardized atau z-score. Menurut Hair dalam Ghozali (2009), untuk sampel kurang dari 80, nilai z-score ≥ 2,5 atau ≤ -2,5 dinyatakan outlier. Untuk sampel > 80, nilai z-score ≥ 3 atau ≤ -3 dinyatakan outlier.

4.6.2 Uji Normalitas Data

Sebelum melakukan analisis dengan menggunakan model yang disampaikan diatas, maka sesuai dengan syarat metode Ordinary Least Square (OLS), terlebih dahulu akan dilakukan pengujian normalitas dan asumsi klasik yang meliputi pengujian multicollinearity, heteroschedasticity, dan autocorrelation.

Asumsi distribusi normal diperiksa dengan menggunakan grafik Normal Probability Plot atau Histogram. Jika data mengikuti garis normal pada grafik Normal Probability Plot maka data diasumsikan berdistribusi normal. Cara lainnya adalah Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan pengujian Kolmogorov-Smirnov. Pengujian dengan metode ini menyatakan jika nilai Kolmogorov-Smirnov memiliki probabilitas lebih besar dari 0.05 (Santoso, 2005), maka variable penelitian tersebut dapat dinyatakan berdistribusi normal.


(60)

Multikolinearitas dapat timbul jika variabel bebas saling berkorelasi satu sama lain, sehingga multikolinearitas hanya dapat terjadi pada regresi berganda. Hal ini mengakibatkan perubahan tanda koefisien regresi serta mengakibatkan fluktuasi yang besar pada hasil regresi. Perubahan tanda koefisien regresi ini dapat mengakibatkan kesalahan menafsirkan hubungan antara variabel sehingga keberadaan multikolinearitas ini harus diuji (Levin, 1998) supaya dapat dijamin bahwa variabel independen di dalam penelitian tidak saling berkorelasi. Pengujian dapat dilakukan dengan Colinearity Diagnostic serta partial correlation. Multikolinearitas dapat juga dilihat dari nilai Variance Inflation Faktor (VIF). Indikator yang digunakan untuk menentukan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance lebih kecil atau sama dengan 0,10 atau dengan nilai VIF lebih besar atau sama dengan 10 (Ghozali, 2009).

4.6.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari variabel tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas. Pengujian dilakukan dengan menggunakan Grafik Plot. Untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot (Ghozali, 2009). Jika diagram plot yang dibentuk menunjukkan pola tertentu maka dapat dikatakan model tersebut mengandung gejala heteroskedastisitas.


(61)

Autokorelasi adalah suatu kondisi dimana variabel gangguan pada periode tertentu berkorelasi dengan variabel gangguan pada periode lain. Hal ini berarti bahwa variabel gangguan tidak random. Keadaan autokorelasi ini dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti kesalahan dalam menentukan model, penggunaan lag pada model, tidak memasukkan variabel yang penting. Untuk pengujian ada tidaknya autokorelasi ini, peneliti menggunakan uji Durbin Watson. Mekanisme uji Durbin Watson adalah sebagai berikut :

1. Melakukan regresi dengan Ordinary Least Square (OLS), kemudian kita menyimpan residualnya.

2. Menghitung nilai d dengan rumus : Dhit = ∑ (et – et-1)

∑e

2 t

Apabila model menggunakan lag dari variabel dependen, maka test Durbin Watson yang dilakukan adalah :

H = √N

p

[1−N(σ 2t−1)] 2

dimana:

p = 1-1/2d

σ2t-1 = Varian lag dari variabel dependen. N = Banyaknya observasi.


(62)

3. Dengan jumlah sampel tertentu dan jumlah variabel independen tertentu, diperoleh nilai kritis dl dan du dalam tabel distribusi Durbin Watson untuk berbagai nilai α (diambil langsung dari tabel).

4. Hipotesis yang digunakan adalah :

H0 = Tidak ada autokorelasi baik positif maupun negatif d < dl = Tolak H0 (ada korelasi positif)

d > 4 - dl = Tolak H0 (ada korelasi negatif)

du < d < 4- du = Terima H0 (Tidak ada autokorelasi) dl ≤ d ≤ du = Tidak dapat ditarik kesimpulan

(4-du) ≤ d ≤ (4-dl) = Pengujian tidak dapat disimpulkan Tidak Tahu Tidak Tahu

Korelasi Positif Tidak Ada Korelasi Korelasi Negatif

0 dL dU 4-dU 4-dL

Gambar 3.2. Daerah pengambilan keputusan tes Durbin-Watson 4

4.6.6. Pengujian Hipotesis 1. Hipotesis I

Hipotesis I adalah Komponen laporan arus kas (arus kas dari aktifitas operasi, arus kas dari aktifitas investasi, dan arus kas dari aktifitas pendanaan) dan dividen payout ratio berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap return saham perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.


(63)

Untuk pengujian hipotesis pertama digunakan analisis regresi linear berganda. Adapun model regresi yang digunakan adalah:

Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + ε Dimana:

Y = Return Saham X1 = Arus Kas Operasi X2 = Arus Kas Investasi X3 = Arus Kas Pendanaan X4 = DividenPayoutRatio ε = Error

β0 = Konstanta

Hipotesis pertama diuji dengan menggunakan uji statistik regresi linear berganda dengan bantuan SPSS.

a. Uji F

Uji ini merupakan pengujian terhadap signifikansi model secara simultan atau bersama-sama, yaitu melihat pengaruh dari seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat hipotesis ini dirumuskan dengan:

1. Ho: b1 = b2 = b3 = b4 = 0

Hal ini berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, dan dividen payout ratio terhadap return saham. 2. H1 : b1 = b2 = b3 = b4 ≠ 0,


(64)

Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan variabel arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, dan dividen payout ratio terhadap return saham.

Rumus F hitung adalah sebagai berikut (Gujarati, 2003) �ℎ����� =

R2/(� −1) (1− �2)/(� − �)

Dimana:

k = jumlah variabel bebas n = Jumlah observasi.

Untuk menentukan nilai F hitung tingkat signifikan yang digunakan sebesar 5% dengan derajat kebebasan (df) = (k-1) dan (n-k) kriteria sebagai berikut:

Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak. Jika F hitung < F tabel maka Ho diterima.

Perhitungan nilai F tidak akan dilakukan secara manual, namun dengan menghitung dengan bantuan SPSS dengan memperhatikan tabel Anova pada kolom nilai F serta tingkat signifikansi dari model tersebut. Jika tingkat signifikansi lebih kecil dari 0.05, maka H1 diterima.

b. Uji t

Uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel bebas terhadap variabel terikat dimana hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. H0 : bi = 0,

Hal ini berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen secara parsial terhadap return saham.


(65)

2. Hi : bi ≠ 0,

Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen secara parsial terhadap return saham.

Untuk menentukan t tabel, taraf signifikan yang digunakan sebesar 5% dengan derajat kebebasan (df) = (n-k-1), dimana n merupakan jumlah observasi dan k merupakan jumlah variabel bebas.

Nilai t hitung diperoleh dengan rumus �ℎ����� =

bi−b sbi

dimana :

bi = Koefisien variabel independen b = Nilai hipotesis nol

Sbi = Simpangan baku (standard deviasi) dari variabel independen. Pengujian hipotesis dilakukan dengan :

Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak. Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima.

Perhitungan nilai thitung tidak akan dilakukan secara manual, namun dengan menghitung dengan bantuan SPSS dengan memperhatikan tabel coeficient pada kolom nilai t serta tingkat signifikansi dari variabel tersebut. Jika tingkat signifikansi lebih kecil dari 0.05, maka H1 diterima.


(66)

Pengujian hipotesis kedua menggunakan uji regresi linear berganda dengan uji residual. Uji residual bertujuan untuk menentukan apakah variabel moderating benar merupakan variabel moderating atau tidak.

Analisis residual ingin menguji pengaruh deviasi (penyimpangan) dari suatu model. Fokusnya adalah ketidak cocokan (lack of fit) yang dihasilkan dari deviasi hubungan linear antar variabel independen. Lack of fit ditunjukkan oleh nilai residual didalam regresi. Dalam hal ini jika terjadi kecocokan antara variabel moderating dan variabel independen (nilai residual kecil atau nol) yaitu nilai variabel moderaing dan nilai variabel indepeden tinggi maka nilai variabel dependen juga tinggi. Sebaliknya jika terjadi ketidak cocokan atau lack of fit anatara variabel moderating dan variabel independen (nilai residual besar) yaitu nilai variabel moderaing rendah dan nilai variabel indepeden tinggi maka nilai variabel dependen rendah.

Suatu variabel dikatakan sebagai variabel moderating ditunjukkan dengan nilai koefisien yang signifikan dan negatif (yang berarti adanya lack of fit antara variabel moderating dan variabel independen mengakibatkan nilai variabel dependen turun atau berpengaruh negatif).

Hipoteisi II adalah Komponen laporan arus kas (arus kas dari aktifitas operasi, arus kas dari aktifitas investasi, dan arus kas dari aktifitas pendanaan) dan dividen payout ratio dengan Earning Per Share sebagai variabel moderating berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap return saham perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.


(1)

Coefficient Correlationsa

Model DPR AKP AKI AKO

1 Correlations DPR 1.000 -.026 .104 -.085

AKP -.026 1.000 .643 .919

AKI .104 .643 1.000 .660

AKO -.085 .919 .660 1.000

Covariances DPR .031 -4.403E-6 1.659E-5 -1.149E-5

AKP -4.403E-6 9.285E-7 5.576E-7 6.798E-7

AKI 1.659E-5 5.576E-7 8.102E-7 4.561E-7

AKO -1.149E-5 6.798E-7 4.561E-7 5.887E-7


(2)

(3)

(4)

Lampiran 7

Hasil Uji Hipotesis II

1.

Hasil Pengujian model (a)

Variables Entered/Removed

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 DPR, AKP, AKI,

AKOa

. Enter

a. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .094a .009 -.043 1374.95017 2.179

a. Predictors: (Constant), DPR, AKP, AKI, AKO b. Dependent Variable: EPS

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1271599.708 4 317899.927 .168 .954a

Residual 1.437E8 76 1890487.980

Total 1.449E8 80

a. Predictors: (Constant), DPR, AKP, AKI, AKO b. Dependent Variable: EPS


(5)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 835.112 268.007 3.116 .003

AKO 1.124 2.037 .168 .551 .583

AKI .860 2.390 .056 .360 .720

AKP 1.850 2.559 .213 .723 .472

DPR 118.109 470.148 .030 .251 .802

a. Dependent Variable: EPS

2.

Hasil Pengujian Model (b)

Variables Entered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 Return_Sahama . Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: AbsRes_M

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .097a .009 -.003 867.19650 1.770

a. Predictors: (Constant), Return_Saham b. Dependent Variable: AbsRes_M


(6)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 563552.323 1 563552.323 .749 .389a

Residual 5.941E7 79 752029.764

Total 5.997E7 80

a. Predictors: (Constant), Return_Saham b. Dependent Variable: AbsRes_M

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1049.561 103.627 10.128 .000

Return_Saham -158.409 182.991 -.097 -.866 .389


Dokumen yang terkait

Pengaruh Return On Assets, Earning Per Share dan Debt to Equity Ratio terhadap Harga Saham dengan Dividen Tunai Sebagai Variabel Moderating Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 42 137

Pengaruh Dividen Kas, Arus Kas Bersih, Leverage Ratio Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 40 143

Pengaruh Komponen Laporan Arus Kas Dan Earning Per Share Terhadap Return Saham Perusahaan Barang-Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia

1 31 104

ANALISIS PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN HARGA SAHAM TERHADAP DIVIDEN KAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2006-2008

0 19 16

PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR) DAN EARNING PER SHARE (EPS) TERHADAP HARGA SAHAM Pengaruh Return On Asset (ROA), Dividend Payout Ratio (DPR) Dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa

0 2 12

PENGARUH PRICE EARNING RATIO, RETURN ON INVESTMENT, DAN DIVIDEN PER SHARE TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 3 24

PENGARUH EARNING PER SHARE, PRICE EARNING RATIO, DAN DIVIDEN PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Dan Dividen Per Share Terhadap Harga Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek I

0 1 15

PENGARUH EARNING PER SHARE, PRICE EARNING RATIO, DAN Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Dan Dividen Per Share Terhadap Harga Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011).

0 0 18

PENGARUH DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR), EARNING PER SHARE (EPS) TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 77

PENGARUH QUICK RATIO, EARNING PER SHARE, DAN RETURN ON INVESTMENT TERHADAP DIVIDEN KAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 3 9