29
3. Alat Perekam, Alat perekam berguna sebagai alat bantu pada saat
wawancara, agar peneliti dapat berkonsentrasi pada proses pengambilan data tanpa harus berhenti untuk mencatat jawaban-jawaban dari subjek.
Dalam pengumpulan data, alat perekam dapat dipergunakan setelah mendapat ijin dari subjek untuk mempergunakan alat tersebut pada saat
wawancara berlangsung.
3.6 Analisis Data
Analisis data dimulai dengan menelaah data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, observasi yang ditulis dalam catatan lapangan, dan
catatan lainnya.setelah itu dilakukan penyalinan dan pemilihan data. Data dipilih dan dibuat abstraksi. Kemudian penyusunan data dalam satuan-satuan dan
melaksanakan pemeriksaan keabsahan data yang kemudian membuat kesimpulan lain dengan interpretasi yang sudah dilakukan.
3.7 Keabsahan Data
Dalam menguji keabsahan data penelitian, maka peneliti menggunakan teknik trianggulasi, yaitu teknik yang dilakukan dengan meminta penjelasan lebih
lanjut menggenai data yang diperoleh dengan mencari informasi lebih dari satu orang.
Selanjutnya dijelaskan oleh Denzin yang dikutip Moleong 2007 : 330 bahwaAda empat macam trianggulasi sebagai teknik pemeriksaan yang
memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori. Teknik trianggulasi yang digunakan dalam penelitian adalah:
Trianggulasi dilakukan melalui wawancara, observasi langsung dan observasi tidak langsung, observasi tidak langsung ini dimaksudkan dalam bentuk pengamatan atas
beberapa kejadian fakta di lapangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan akan melengkapi dalam memperoleh data primer dan skunder, observasi dan
interview digunakan untuk menjaring data primer berupa kajian informasi yang berkaitan dengan pengelolaan rekam medis.
Universitas Sumatera Utara
30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Karakteristik Informan
Informan dalam penelitian ini adalah beberapa orang staf rekam medis yang ada di Rumah Sakit Haji medan. Informan yang diperoleh ada 2 orang yang
dianggap mengetahui baik terhadap masalah penelitian ini. Dimana wawancara dilakukan melalui pendekatan dan perkenalan terlebih dahulu. Setelah melalui
perkenalan barulah kemudian diminta waktuny untuk bersedia diwawancara. Adapun karakteristik dari para informan tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 : Karakteristik Informan No.
Nama Informan Usia
Pendidikan Sub. Unit
I
1
Drs. Rinsyah Sumandri Harahap
45 tahun S1 sosial
politik Kepala rekam
medis I
2
Taufik Siregar 43 tahun
SLTA Staf rekam medis
Untuk informan pertama I
1
peneliti menetapkan bapak Rinsyah Sumandri Harahap.Bapak Rinsyah Sumandri Harahap berusia 45 tahun dan
memiliki latar belakang pendidikan formal Sarjana sosial politik dan menjabat sebagai kepala rekam medis di Rumah sakit Haji Medan. Wawancara yang
dilakukan dengan Informan pertama I
1
berlangsung secara informal. Untuk informan selajutnya peneliti menetapkan kepada bapak Taufik
Siregar sebagai informan kedua I
2
yang dimintai informasi. Bapak Taufik Siregar berusia 43 tahun dan memiliki latar belakang pendidikan SLTA. Pada
Rumah sakit Haji Medan ini, bapak Taufik Siregar menjabat sebagai staf rekam. Wawancara dilakukan berdasarkan pada pedoman wawancara dan
wawancara mendalam
Depth Interview
. Pelaksanaan wawancara dilakukan secara subtatif dimana wawancara dilakukan tidak harus pada suatu tempat
tertentu. Wawancara pun dilakukan pada jam yang telah ditetapkan pada saat membuat janji untuk wawancara. Suasana wawancara berlangsung alamiah, apa
adanya, dan tidak diatur sedemikian rupa untuk tujuan tertentu, begitu juga
Universitas Sumatera Utara