Kinerja Produksi Ikan Sidat Anguilla Bicolor Bicolor Berukuran Awal 10 G.Ekor-1 Pada Media Budidaya Dengan Salinitas Dan Kalsium Karbonat (Caco3) Yang Berbeda

KINERJA PRODUKSI IKAN SIDAT Anguilla bicolor bicolor
BERUKURAN AWAL 10 G.EKOR-1
PADA MEDIA BUDIDAYA DENGAN SALINITAS
DAN KALSIUM KARBONAT (CaCO3) YANG BERBEDA

ANDRE RACHMAT SCABRA

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Kinerja Produksi Ikan Sidat
Anguilla bicolor bicolor Berukuran Awal 10 g.ekor-1 pada Media Budidaya
dengan Salinitas dan Kalsium Karbonat (CaCO3) yang Berbeda adalah benar
karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di

bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Desember 2015
Andre Rachmat Scabra
NIM C151130451

RINGKASAN
ANDRE RACHMAT SCABRA. Kinerja Produksi Ikan Sidat Anguilla bicolor
bicolor Berukuran Awal 10 g.ekor-1 pada Media Budidaya dengan Salinitas dan
Kalsium Karbonat (CaCO3) yang Berbeda. Dibimbing oleh TATAG BUDIARDI
dan D. DJOKOSETIYANTO.
Ikan sidat Anguilla bicolor bicolor merupakan komoditas perikanan yang
memiliki permintaan dan nilai ekonomis yang tinggi. Permintaan global terhadap
ikan sidat tersebut belum sepenuhnya tercukupi, sehingga masih diperlukan suatu
teknologi budidaya ikan sidat untuk meningkatkan produksi. Salah satu inovasi
teknologi yang dapat ditempuh adalah dengan merekayasa kualitas air (faktor
fisika‒kimia) sebagai media pemeliharaan.
Lingkungan perairan yang optimal dapat mendukung pertumbuhan ikan
dengan baik. Salah satu faktor lingkungan yang sangat penting adalah

keseimbangan tekanan osmotik antara media pemeliharaan dengan tubuh ikan.
Untuk menyeimbangkan tekanan osmotik tersebut, ikan melakukan suatu
mekanisme osmoregulasi yang membutuhkan sejumlah energi. Hal tersebut
kemudian berdampak terhadap berkurangnya budget energi sehingga laju
pertumbuhan ikan menjadi rendah.
Mekanisme osmoregulasi dapat diminimalkan dengan mengatur tekanan
osmotik media yang sesuai dengan kebutuhan ikan. Pengaturan tekanan osmotik
media tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain dengan
mengatur tingkat salinitas serta kadar kalsium dan alkalinitas. Jika kandungan
kalsium di perairan tidak mencukupi maka mekanisme osmoregulasi akan
terganggu.
Organisme perairan membutuhkan 20 mineral anorganik, termasuk kalsium
untuk bertahan hidup dan mendukung pertumbuhannya. Kalsium merupakan salah
satu komponen dari skeleton dan kofaktor beberapa jenis enzim. Kadar kalsium
yang ideal pada media pemeliharaan ikan dapat menekan tingkat stres sehingga
pertumbuhan menjadi lebih baik.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan salinitas media serta dosis
penambahan kalsium karbonat (CaCO3) yang optimal untuk mendukung kinerja
produksi ikan sidat A. bicolor bicolor. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
diterapkan dalam kegiatan budidaya dan dijadikan acuan untuk penelitian

lanjutan.
Penelitian dilaksanakan pada bulan April – Agustus 2015 melalui dua tahap.
Penelitian Tahap I yang merupakan penelitian pendahuluan dengan tujuan
menentukan salinitas terbaik yang mendukung pertumbuhan ikan sidat, dan
penelitian Tahap II
yang merupakan penelitian utama bertujuan untuk
mengevaluasi pengaruh penambahan kalsium karbonat (CaCO3) pada media
budidaya terhadap kinerja produksi ikan sidat. Rancangan penelitian yang
digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3
ulangan. Perlakuan yang diaplikasikan pada penelitian pendahuluan adalah
pemeliharaan ikan sidat pada berbagai tingkat salinitas media, yaitu A (0 g.L-1),
B (2 g.L-1), C (4 g.L-1), dan D (6 g.L-1), sedangkan pada penelitian utama
perlakuan yang diaplikasikan adalah penambahan kalsium karbonat pada media

budidaya dengan dosis yang berbeda, yaitu A (0 mg.L-1), B (50 mg.L-1), C (100
mg.L-1), and D (150 mg.L-1).
Ikan uji yang digunakan adalah ikan sidat A. bicolor bicolor dengan bobot
tubuh 10,3±0,16 g.ekor-1. Pemeliharaan dilakukan pada akuarium berukuran
100×50×40 cm3 pada media bersalinitas dengan padat tebar 4 g.L-1. Pemeliharaan
ikan dilakukan selama 75 hari, yaitu 15 hari untuk penelitian pendahuluan dan 60

hari untuk penelitian utama. Pakan yang diberikan berupa pakan komersil dengan
kandungan nutrisi protein 45%. Pergantian air dilakukan setiap hari dengan
persentase 20% dari total volume air.
Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa perlakuan salinitas
A (0 g.L-1) atau kontrol memberikan hasil terbaik, yaitu derajat kelangsungan
hidup 100%, laju pertumbuhan mutlak biomassa 9,31 g.hari-1, kadar glukosa darah
22,30 mg.dL-1, dan tingkat konsumsi oksigen 1,12 mgO2.-1g.jam-1. Berdasarkan
hasil penelitian pendahuluan tersebut, maka pada penelitian utama ikan sidat
dipelihara pada media bersalinitas 0 g.L-1. Hasil penelitian utama menunjukkan
bahwa perlakuan B (50 mg.L-1 CaCO3) memberikan nilai kinerja produksi yang
tertinggi, yaitu derajat kelangsungan hidup 99,1%, laju pertumbuhan mutlak
biomassa 3,48 g.hari-1, laju pertumbuhan spsifik biomassa 0,73 %.hari-1, dan
rasio konversi pakan 3,5. Perlakuan B juga memberikan nilai terbaik untuk
respons fisiologis pada akhir penelitian, yaitu kadar kortisol tubuh 41,7 nmol.L-1,
kadar glukosa darah 41,3 mg.dL-1, tingkat kerja osmotik 0,215 mOsm.L-1, tingkat
konsumsi oksigen 0,20 mgO2.g-1.jam-1, dan kadar kalsium tubuh 0,37%. Untuk
parameter koefisien keragaman, hasil terbaik terjadi pada perlakuan D, yaitu
23,3%. Kualitas air selama penelitian masih tergolong dalam kisaran optimum
kualitas air pemeliharan ikan sidat, yaitu suhu 29,8‒31,7 oC, pH 7,4‒8,1,
OT 4,7‒5,6 mg.L-1, nitrit 0,10‒0,78 mg.L-1, dan amonia 0,0008‒0,02810 mg.L-1.

Parameter alkalinitas dan kesadahan kalsium mengalami peningkatan sesuai
dengan peningkatan dosis penambahan kalsium karbonat.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa perlakuan
terbaik pada penelitian adalah pemeliharaan ikan sidat A. bicolor bicolor pada
media bersalinitas 0 g.L-1 dengan penambahan kalsium karbonat (CaCO3) dengan
dosis 50 mg.L-1 (kadar kalsium media 81,2 mg.L-1 CaCO3).
Kata Kunci:

Anguilla bicolor bicolor, ikan sidat, kalsium karbonat (CaCO3),
kinerja produksi, salinitas.

SUMMARY
ANDRE RACHMAT SCABRA. Production Performance of Indonesian Eel
Anguilla bicolor bicolor Initial Weight 10 g.fish-1 in the Culture Media with
Different Salinity and Calcium Carbonate Content. Supervised by TATAG
BUDIARDI and D. DJOKOSETIYANTO.
Indonesian eel Anguilla bicolor bicolor is a fisheries commodity that has
high demand and economic value. Global demand for eels is not yet completely
fulfilled, and therefore still needed an eel farming technology to increase the
production. One of the technological innovation that can be achieved is by

manipulating water quality (chemical physics factor) as a culture media.
Good water quality can optimally support the growth of the fish. One of the
most important environmental factor is the balance of the osmotic pressure
between the media with the fish's body. To balance the osmotic pressure, the fish
do osmoregulation mechanism that requires a certain amount of energy. It is then
reduced impact on the energy budged for growth and in the long term, the growth
of the fish may be low.
Osmoregulation mechanism can be minimized by adjusting the osmotic
pressure of the media in accordance with the needs of the fish. Setting the osmotic
pressure of the culture media can be done by adjusting the level of salinity,
calcium content and alkalinity. If the calcium content in the water is inadequate,
the osmoregulation mechanism will be disrupted.
Mineral calcium has several important roles that can support growth. Fish
and shrimp requires 20 inorganic minerals, including calcium to survive and
support growth. Calcium is a component of the skeleton and also cofactor of
several enzymes. Ideal calcium levels in the media can reduce the level of fish
stress that so the growth can be high.
This study aimed to determine salinity of the culture media and the dosage
of calcium carbonate (CaCO3) addition which was optimized to support the
production performance of indonesian eel A. bicolor bicolor. Results of this study

were expected to be applied in farming activities and used as a reference for
further research.
The experiment was conducted in April‒August 2015 through two phase.
The first phase was preliminary research with the aim to determine the best
salinity media for the growth of eel, then the second phase which was the primary
research with the aim to evaluate the effect of calcium carbonate (CaCO3)
addition in to the culture media to the production performance of eel. This study
designed completely randomized design (CRD) with 4 treatments and 3
replications. The treatments applied in the preliminary research was the
maintenance of eel at different levels of salinity media, which was A (0 g.L-1),
B (2 g.L-1), C (4 g.L-1), and D (6 g.L-1), whereas in primary research, the treatment
applied was the addition of calcium carbonate in to the culture media with
different doses, which was A (0 mg.L-1), B (50 mg.L-1), C (100 mg.L-1), and D
(150 mg.L-1).
The eel with initial body weight of 10.3 ± 0.16 g cultured in the aquarium
sized 100×50×40 cm3 with 4 g.L-1 of stocking density. This research was
conducted over 75 days, which was 15 days for the preliminary research and 60

days for the primary research. During the research, the eel fed by commercial
pellet with 45% protein nutritional contents. Water circulation was done every day

with the percentage of 20% of the total water volume.
The result of preliminary research indicated that treatment A (0 g.L-1 salinity
media) gave the best results; biomass growth rate (9.31 g.day-1), blood glucose
content (22.30 mg.dL-1), and oxygen consumption level (1.12 mgO2.g.-1hour-1).
According to the results of preliminary research, so in the primary research eel
cultured in the 0 g.L-1 salinity media. The result of the primary research showed
that treatment B provided the highest value of production performance which was
survival rate (99.1%), absolute growth rate (3.48 g.day-1), spesific growth rate
(0.73 %.day-1), and feed convertion ratio (3.5). Treatment B also provided the best
value at the end of the research for physiological responses such as cortisol body
content (41.7 nmol.L-1), blood glucose content (41.3 mg.dL-1), oxygen
consumption level (0.20 mgO2.g-1.h-1), osmotic work level (0.215 mOsm.L-1), and
calcium body content (0.37%). For the coefficient of diversity, the best result
occur in treatment D (23.3%). The water quality during the research was classified
as a category of water quality that deserves to the culture of eel, which was the
temperature (29.8‒31.73 °C), pH (7.4‒8.1), DO (4.7‒5.57 mg.L-1), nitrite
(0.10‒0.78 mg.L-1), and ammonia (0.0008‒0.0281 mg.L-1). Especially for the
alkalinity and calcium hardness, the value increased in accordance with increase
in doses of calcium carbonate addition.
Based on these results, the conclution was the best treatmen of the reseacrch

was the addition of calcium carbonate (CaCO3) dose 50 mg.L-1 in to the culture
media with salinities of 0 g.L-1 (calcium media content 81.2 mg.L-1 CaCO3).
Keyword: Anguilla bicolor bicolor, indonesian eel, calcium carbonate (CaCO3),
production performance, salinity.

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015
Hak Cipta Dilindungi Undang‒Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

KINERJA PRODUKSI IKAN SIDAT Anguilla bicolor bicolor
BERUKURAN AWAL 10 G.EKOR-1
PADA MEDIA BUDIDAYA DENGAN SALINITAS
DAN KALSIUM KARBONAT (CaCO3) YANG BERBEDA


ANDRE RACHMAT SCABRA

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Ilmu Akuakultur

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr Munti Yuhana, SPi MSi

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia dan berkah‒Nya sehingga serangkaian karya ilmiah yang berjudul
Kinerja Produksi Ikan Sidat Anguilla bicolor bicolor Berukuran Awal 10 g.ekor-1
pada Media Budidaya dengan Salinitas dan Kalsium Karbonat (CaCO3) yang

Berbeda ini dapat diselesaikan dengan baik.
Terima kasih penulis ucapkan dengan hormat kepada Dr Ir Tatag Budiardi,
MSi serta Prof Dr Ir D. Djokosetiyanto, DEA selaku pembimbing selayaknya
orang tua yang telah banyak memberikan arahan dan masukan baik tekhnis
maupun non tekhnis kepada penulis sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan.
Terimakasih juga penulis ucapkan kepada Dr Munti Yuhana, SPi MSi selaku
dosen penguji luar komisi serta Dr Ir Mia Setiawati, MSi selaku perwakilan ketua
Program Studi Ilmu Akuakultur pada ujian tesis atas segala saran yang diberikan
sehingga tesis ini menjadi lebih baik.
Penulis juga mengucapkan terima kasih dan rasa hormat kepada ayahanda
Ir H. Qudratullah Fauzi, MSi serta ibunda Dra Hj. Rusmini beserta keluarga besar
atas segala dukungan, kesabaran, pengertian, doa dan kasih sayangnya selama
penulis menjalani masa studi.
Ucapan terima kasih tak lupa penulis sampaikan kepada rekan sepenelitian
Ardyen Saputra, SPi begitu juga kerabat dan rekan rekan yang selama masa studi
dapat menjadi motivasi dan memberikan pengaruh yang positif bagi penulis;
Kurnia Faturrohman, SPi; Wildan Nurussalam, SPi; Fazril Saputra, SKel; Fahmi
Akbar, SPi MSi; Noviati R. Khasanah, SPi; Hilma Putri Fidyandini, SPi MSi;
Putri Pratamaningrum Arifin, SPi MSi; Dwi Mulyasih, SPi MSi; Sheny
Permatasari, SSi MSi; Nur Hikma Mahasu, SPi; serta keluarga besar Program
Studi Ilmu Akuakultur lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Spesial
terimakasih penulis sampaikan kepada Aristantia Sukma Widodo, SIkom atas
segala motivasi dan kesabaran yang diberikan selama penulis menjalani masa
studi.
Penelitian dan penyusunan tesis ini dapat terlaksana atas bantuan dana dari
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (DIKTI) Kementerian Riset, Teknologi dan
Pendidikan Tinggi Republik Indonesia melalui program Beasiswa Pendidikan
Pascasarjana Dalam Negeri (BPPDN).
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Desember 2015

Andre Rachmat Scabra

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

xii

DAFTAR GAMBAR

xii

DAFTAR LAMPIRAN

xiii

1

1
1
2
2
2
3
3
3
3
4
5
6
6
6
7
8
9
9
9
10
10
12
12
13
13
14
14
15
15
16
25
25
25
26
30
39

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan dan Manfaat
Hipotesis
2 METODE
Penelitian Tahap I
Waktu dan Tempat
Rancangan Percobaan
Parameter Uji
Analisis Data
Penelitian Tahap II
Waktu dan Tempat
Rancangan Percobaan
Parameter Uji
Analisis Data
3 HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Penelitian Tahap I
Penelitian Tahap II
Kinerja produksi
Kadar kortisol tubuh
Kadar glukosa darah (GD)
Tingkat kerja osmotik (TKOs)
Tingkat konsumsi oksigen (TKO)
Kadar mineral kalsium media dan tubuh ikan
Kualitas Air
Pembahasan
Penelitian Tahap I
Penelitian Tahap II
4 SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

DAFTAR TABEL
1

2

3

4

5

6

7

Parameter kualitas air pemeliharaan ikan sidat Anguilla bicolor bicolor
pada tingkat salinitas media berbeda; A (0 g.L-1), B (2 g.L-1),
C (4 g.L-1), dan D (6 g.L-1)
Parameter kualitas air pemeliharaan ikan sidat Anguilla bicolor bicolor
pada perlakuan penambahan CaCO3 dengan dosis berbeda; A (0 mg.L-1),
B (50 mg.L-1), C (100 mg.L-1), dan D (150 mg.L-1)
Hasil penelitian pemeliharaan ikan sidat Anguilla bicolor bicolor
pada tingkat salinitas media berbeda; A (0 g.L-1), B (2 g.L-1),
C (4 g.L-1), dan D (6 g.L-1)
Hasil uji kualitas air pemeliharaan ikan sidat Anguilla bicolor bicolor
pada tingkat salinitas media berbeda; A (0 g.L-1), B (2 g.L-1),
C (4 g.L-1), dan D (6 mg.L-1)
Kinerja produksi ikan sidat Anguilla bicolor bicolor pada perlakuan
penambahan CaCO3 dengan dosis berbeda; A (0 mg.L-1), B (50 mg.L-1),
C (100 mg.L-1), dan D (150 mg.L-1)
Kadar kalsium media dan tubuh ikan sidat Anguilla bicolor bicolor
pada perlakuan penambahan CaCO3 dengan dosis berbeda; A (0 mg.L-1),
B (50 mg.L-1.L-1), C (100 mg.L-1), dan D (150 mg.L-1)
Kualitas air pemeliharaan ikan sidat Anguilla bicolor bicolor
pada perlakuan penambahan CaCO3 dengan dosis berbeda; A (0 mg.L-1),
B (50 mg.L-1.L-1), C (100 mg.L-1), dan D (150 mg.L-1)

5

8

9

10

10

14

15

DAFTAR GAMBAR
1

2

3

4

5

6

7

Perkembangan derajat kelangsungan hidup ikan sidat Anguilla bicolor
bicolor pada perlakuan penambahan CaCO3 dengan dosis berbeda;
A (0 mg.L-1), B (50 mg.L-1), C (100 mg.L-1), dan D (150 mg.L-1)
11
Biomassa ikan sidat Anguilla bicolor bicolor pada perlakuan
penambahan CaCO3 dengan dosis berbeda; A (0 mg.L-1), B (50 mg.L-1),
C (100 mg.L-1), dan D (150 mg.L-1)
11
Kadar kortisol tubuh ikan sidat Anguilla bicolor bicolor pada perlakuan
penambahan CaCO3 dengan dosis berbeda; A (0 mg.L-1), B (50 mg.L-1),
C (100 mg.L-1), dan D (150 mg.L-1)
12
Kadar glukosa darah (GD) ikan sidat Anguilla bicolor bicolor
pada perlakuan penambahan CaCO3 dengan dosis berbeda;
A (0 mg.L-1), B (50 mg.L-1), C (100 mg.L-1), dan D (150 mg.L-1)
13
Tingkat kerja osmotik (TKOs) ikan sidat Anguilla bicolor bicolor
pada perlakuan penambahan CaCO3 dengan dosis berbeda; A (0 mg.L-1),
B (50 mg.L-1.L-1), C (100 mg.L-1), dan D (150 mg.L-1)
13
Tingkat konsumsi oksigen (TKO) ikan sidat Anguilla bicolor bicolor
pada perlakuan penambahan CaCO3 dengan dosis berbeda; A (0 mg.L-1),
B (50 mg.L-1), C (100 mg.L-1), dan D (150 mg.L-1)
14
2+
Mekanisme penyerapan Ca ke dalam tubuh
22

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5

6

7

Prosedur pengukuran kadar kortisol tubuh
Prosedur pengukuran tingkat kerja osmotik (TKOs)
Prosedur pengukuran kadar kalsium tubuh
Prosedur pengukuran tingkat konsumsi oksigen (TKO)
Analisis Statistik hasil penelitian pemeliharaan ikan sidat Anguilla
bicolor bicolor pada tingkat salinitas media berbeda; A (0 g.L-1),
B (2 g.L-1), C (4 g.L-1), dan D (6 mg.L-1)
Analisis statistik parameter kinerja produksi
penelitian pemeliharaan ikan sidat Anguilla bicolor bicolor
pada perlakuan penambahan CaCO3 dengan dosis berbeda;
A (0 mg.L-1), B (50 mg.L-1), C (100 mg.L-1), dan D (150 mg.L-1)
Hasil uji parameter kualitas air penelitian pemeliharaan ikan sidat
Anguilla bicolor bicolor pada perlakuan penambahan CaCO3
dengan dosis berbeda; A (0 mg.L-1), B (50 mg.L-1), C (100 mg.L-1),
dan D (150 mg.L-1)

31
31
32
33

33

34

38

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ikan sidat Anguilla bicolor bicolor merupakan komoditas perikanan yang
memiliki nilai ekonomis dan permintaan yang tinggi baik di pasar lokal maupun
internasional (Affandi 2005). Pasar lokal ikan sidat untuk Daerah Khusus Ibu
Kota Jakarta sebesar 36 ton.tahun-1 dengan harga yang berkisar antara
Rp 100.000‒Rp 175.000.kg-1 (KKP 2011). Pasar internasional pada negara
Jepang, Hongkong, Jerman, Italia, dan beberapa negara lain, kebutuhan pasar ikan
sidat sebesar 268.342 ton.tahun-1 dengan harga yang berkisar antara
Rp 180.000‒Rp 225.000.kg-1 (FAO 2014).
Kebutuhan konsumsi global ikan sidat belum sepenuhnya tercukupi. Pada
negara Jepang yang merupakan tujuan ekspor ikan sidat terbesar di dunia, dengan
kebutuhan konsumsi sebesar 130.000 ton.tahun-1, baru terpenuhi sebesar 16,8%,
yaitu 21.000 ton (KKP 2011). Berdasarkan hal tersebut, maka teknologi budidaya
ikan sidat untuk meningkatkan produksi masih sangat diperlukan dan dapat
dilakukan dengan merekayasa kualitas air (faktor fisika‒kimia) sebagai media
pemeliharaan.
. Salah satu faktor lingkungan yang sangat penting adalah salinitas yang
berhubungan erat dengan tekanan osmotik dan ionik air, baik air sebagai media
internal maupun eksternal. Lingkungan perairan yang optimal dapat mendukung
pertumbuhan ikan dengan baik. Agar sel tubuh dapat berfungsi dengan baik, maka
komposisi dan konsentrasi ionik dalam tubuh harus tepat. Oleh karena itu
diperlukan pengaturan mekanisme osmoregulasi agar tercipta komposisi dan
konsentrasi ionik yang ideal antara intraseluler dengan ekstraseluler (Affandi &
Tang 2002).
Untuk mengatur tekanan osmotik media selain dengan mengatur salinitas
juga dapat dilakukan dengan mengatur kadar kalsium dan alkalinitas. Jika
kandungan kalsium di perairan tidak mencukupi maka mekanisme osmoregulasi
dan pembentukan syaraf akan terganggu (Hastuti et al. 2012). Menurut Goddard
(1996) organisme perairan membutuhkan 20 mineral anorganik, termasuk
kalsium, untuk bertahan hidup dan mendukung pertumbuhan. Kalsium merupakan
salah satu komponen dari skeleton dan kofaktor beberapa jenis enzim seperti
Na+/K+ ATP‒ase serta berperan dalam proses osmoregulasi dan aktivitas saraf.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Fontagné et al. (2009) bahwa defisiensi
kalsium pada ikan rainbow trout dapat menyebabkan penundaan proses
pembentukan tulang (osifikasi) yang berdampak terhadap morfologi kolom
vertebral. Kaligis et al. (2009) menguatkan hal tersebut bahwa udang vannamei
Litopennaeus vanamei yang hidup pada peraiaran payau dapat diaklamasi hingga
salinitas 0 g.L-1 dengan syarat perlu penambahan kalsium pada media
pemeliharaan.
Pada beberapa penelitian terdahulu, penambahan kalsium pada media
budidaya diketahui dapat meningkatkan pertumbuhan beberapa ikan. Abidin
(2011) menyatakan bahwa penambahan kalsium Ca(OH)2 sebanyak 50 mg.L-1
dapat memberikan pertumbuhan yang optimal pada pemeliharaan juvenil udang
galah Macrobrachium rosenbergii de Man. Menurut Kadarini (2009)

2
pertumbuhan benih ikan balashark Balanthiocheilus melanopterus terjadi secara
optimal pada pemeliharaan media yang ditambahkan dengan kalsium Ca(OH)2
sebanyak 20 mg.L-1. Menurut Faturrohman (2012) pertumbuhan benih ikan patin
Pangasius sp. terjadi secara optimal pada pemeliharaan media yang ditambahkan
dengan kalsium CaCO3 sebanyak 250 mg.L-1. Berdasarkan hal tersebut, untuk
meningkatkan produksi, maka diperlukan suatu kajian ilmiah mengenai
penambahan kalsium pada media pemeliharaan ikan sidat.

Perumusan Masalah
Potensi permintaan pasar yang sangat besar untuk ikan sidat Anguilla
bicolor bicolor saat ini masih belum terpenuhi sepenuhnya. Hal tersebut
disebabkan oleh masih rendahnya nilai produksi karena terdapat beberapa kendala
dalam usaha budidaya, salah satunya yaitu pertumbuhan yang masih lambat.
Rendahnya tingkat kelangsungan hidup (berkisar ± 50% pada fase glass eel
dan ± 80% pada fase elver) dan pertumbuhan (berkisar ± 1 tahun per siklus
produksi) antara lain disebabkan belum optimalnya media pemeliharaan dalam
kegiatan budidaya. Ikan sidat yang dipelihara pada media dengan kisaran nilai
osmotik yang tidak ideal akan melakukan kerja osmotik yang berat. Pada kondisi
demikian, proses‒proses fisiologi dalam tubuh menjadi tidak maksimal termasuk
proses metabolisme. Tidak optimalnya proses metabolisme tersebut kemudian
berdampak terhadap tidak optimalnya pasokan energi dari pakan ke dalam tubuh
sehingga berbagai proses penting seperti pertumbuhan menjadi terhambat.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan
melakukan pengaturan tekanan osmotik untuk menjaga keseimbangan osmotik
antara tubuh dengan media budidaya. Pengaturan tekanan osmotik ditentukan oleh
pengaturan kadar salinitas dan mineral kalsium melalui media budidaya. Salinitas
serta mineral kalsium berperan dalam meminimalkan proses osmoregulasi
sehingga diharapkan terjadi peningkatan penggunaan budged energi untuk
keperluan pertumbuhan. Khususnya pada mineral kalsium, ketersediaannya
dengan jumlah yang optimal pada media budidaya dapat mengoptimalkan
beberapa proses fisiologis sehingga terjadi peningkatan efisiensi pakan untuk
kelangsungan hidup dan proses pertumbuhan.

Tujuan dan Manfaat
Penelitian ini bertujuan menentukan salinitas media dan dosis penambahan
kalsium karbonat (CaCO3) yang optimal untuk mendukung kinerja produksi ikan
sidat Anguilla bicolor bicolor. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
untuk diterapkan dalam kegiatan budidaya dan dijadikan acuan untuk penelitian
lanjutan.

Hipotesis
Penambahan salinitas dan kalsium karbonat (CaCO3) pada media budidaya
ikan sidat Anguilla bicolor bicolor dengan dosis yang ideal dapat menurunkan

3
kondisi stres sehingga diharapkan nilai pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan
sidat menjadi lebih baik.

2 METODE
Penelitian dilaksanakan melalui dua tahap, yaitu penelitian Tahap I
(pendahuluan) dan Tahap II (utama). Penelitian Tahap I bertujuan untuk
memperoleh informasi mengenai salinitas optimum yang dapat mendukung
kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan sidat. Hasil penelitian Tahap I
kemudian menjadi acuan dalam pemeliharaan ikan sidat pada penelitian Tahap II
dengan tujuan untuk menentukan dosis penambahaan CaCO3 optimal yang dapat
mendukung kinerja produksi ikan sidat.

Penelitian Tahap I
Waktu dan Tempat
Penelitian Tahap I dilaksanakan pada bulan April – Mei 2015. Pemeliharaan
ikan dilakukan di Laboratorium Teknik Produksi dan Manajemen Akuakultur,
sedangkan analisis kualitas air di Laboratorium Lingkungan Akuakultur,
Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB.

Rancangan Percobaan
Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental. Rancangan
percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4
perlakuan yaitu penambahan garam (NaCl) dengan dosis berbeda untuk
menghasilkan tingkat salinitas media yang berbeda pula; A (0 g.L-1), B (2 g.L-1),
C (4 g.L-1), dan D (6 g.L-1). Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali.

Pelaksanaan Penelitian
Persiapan
Wadah yang digunakan berupa 12 unit akuarium bersekat dengan sistem
resirkulasi. Sekat berfungsi untuk memisahkan bagian filter dan bagian
pemeliharaan. Dimensi akuarium berukuran 100×50×40 cm3, dengan bagian
pemeliharaan berukuran 90×50×40 cm3 dan bagian filter berukuran 10 × 50 × 30
cm3. Volume air yang digunakan adalah 90 L. Filter yang digunakan berupa satu
unit filter yang berfungsi sebagai filter fisika, kimia, dan biologi. Pada setiap
akuarium diberikan satu titik aerasi untuk meningkatkan kadar kosigen terlarut.
Bahan filter yang digunakan terdiri dari kapas sintetis, karbon aktif, zeolit,
karang jahe dan bioball. Pada sistem resirkulasi, air dari akuarium pemeliharaan
masuk ke dalam filter melalui pipa serapan dan dialirkan secara gravitasi. Air
yang keluar langsung memasuki media filter secara berurutan, yaitu kapas, karbon
aktif, karang jahe, zeolit, dan bioball. Air yang telah melewati filter akan mengalir

4
ke dalam sekat penampungan air. Selanjutnya air tersebut dipompa ke dalam
akuarium pemeliharaan melalui pipa inlet.
Sebelum digunakan, akuarium pemeliharaan dicuci, dibilas, dan
dikeringkan. Akuarium yang telah siap kemudian diisi air sampai ketinggian 20
cm sehingga volume air media pemeliharaan 90 liter. Garam (NaCl) ditambahkan
dengan dosis berbeda untuk menghasilkan salinitas media yang sesuai dengan
perlakuan masing masing.
Pemeliharaan Ikan Uji
Benih sidat yang digunakan memiliki bobot awal 10±1 g.ekor-1 yang berasal
dari muara Sungai Serayu, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Padat tebar ikan
sidat pada setiap akuarium yaitu 4 g.L-1 atau 360 g.akuarium-1 dan dipelihara
selama 15 hari. Pakan yang diberikan berupa pakan komersial berkadar protein
sebesar 45%. Pakan tersebut diubah menjadi bentuk pasta dan diberikan secara at
satiation dengan persentase pemberian antara 3‒5% dari biomassa. Frekuensi
pemberian yaitu tiga kali sehari pada pagi (08.00), sore (15.00) dan malam
(22.00). Untuk mempertahankan kualitas air, dalam media pemeliharaan
dilakukan pergantian air setiap hari sejumlah 20% dari total volume air.

Parameter Uji
Derajat Kelangsungan Hidup (DKH)
Derajat kelangsungan hidup dihitung berdasarkan Goddard (1996):
Nt
SR =
× 100
N0
Keterangan:
SR
= Derajat kelangsungan hidup (%)
Nt
= Jumlah ikan pada waktu t (ekor)
No
= Jumlah ikan pada awal percobaan (ekor)
Laju Pertumbuhan Mutlak Biomassa (LPMB)
Laju pertumbuhan mutlak biomassa dihitung berdasarkan Goddard (1996):
Wt -W0
LPMB =
× 100
t
Keterangan :
LPMB = Laju pertumbuhan mutlak biomassa (g.hari-1)
Wt
= Biomassa ikan sidat pada akhir pemeliharaan (g)
Wo
= Biomassa ikan sidat pada awal pemeliharaan (g)
t
= Periode pemeliharaan (hari)
Glukosa Darah (GD)
Glukosa darah dihitung dengan metode enzimatik menggunakan tool kit
bood glucose test meter (Gluco Dr. Auto AGM‒4000).

5
Tingkat Konsumsi Oksigen (TKO)
Tingkat konsumsi oksigen dihitung berdasarkan rumus Liao dan Huang
(1975). Prosedur lengkap terdapat pada Lampiran 4.
TKO =

V(OTto -OTtt)
w×t

Keterangan :
TKO = Tingkat konsumsi oksigen (mgO2.g-1.jam-1)
V
= Volume air dalam wadah (L)
OTto = Konsentrasi oksigen terlarut pada awal pengamatan (mg.L-1)
OTtt = Konsentrasi oksigen terlarut pada waktu t (mg.L-1)
w
= Bobot ikan uji (g)
t
= Periode pengamatan (jam)
Parameter Kualitas air
Parameter kualitas air yang diukur antara lain salinitas, suhu, oksigen
terlarut (OT), pH, nitrit (NO2-), amonia (NH3), alkalinitas, (Tabel 1).
Parameter kualitas air pemeliharaan ikan sidat Anguilla bicolor bicolor
pada tingkat salinitas media berbeda; A (0 g.L-1), B (2 g.L-1),
C (4 g.L-1), dan D (6 g.L-1)
Parameter
Satuan
Alat ukur/Metode
-1
Salinitas
g.L
Salinometer
o
Suhu
Termometer
C
-1
Oksigen terlarut
mg.L
DO‒meter
pH
pH‒meter
-1
Nitrit (NO2 )
mg.L
Spektrofotometer
Amonia (NH3)
mg.L-1
Spektrofotometer
-1
Alkalinitas Total
mg.L
Titrimetrik

Tabel 1

Analisis Data
Data yang diperoleh ditabulasi dengan Microsoft Excel 2007. Parameter
derajat kelangsungan hidup dan laju pertumbuhan mutlak biomassa dianalisis
ragam (ANOVA) pada selang kepercayaan 95% dengan bantuan perangkat lunak
SPSS 17.0. Apabila data berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji Duncan.
Parameter glukosa darah (GD), tingkat konsumsi oksigen (TKO), dan kualitas air
dianalisis secara deskriptif yang disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.

6

Penelitian Tahap II
Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni‒Agustus 2015 bertempat di
lingkungan kampus Institut Pertanian Bogor. Pemeliharaan ikan dilakukan di
Laboratorium Teknik Produksi dan Manajemen Akuakultur, sedangkan analisis
kualitas air di Laboratorium Lingkungan Akuakultur, Departemen Budidaya
Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Analisis kadar kortisol dilakukan
di Laboratorium Fisiologi, sedangkan analisis osmolaritas media dan cairan tubuh
dilakukan di laboratorium Embriologi, Departemen Anatomi, Fisiologi, dan
Farmakologi, Fakultas Kedokteran Hewan. Analisis kandungan kalsium tubuh
dilakukan di Laboratorium Nutrisi Ternak Perah, Departemen Ilmu Nutrisi dan
Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan.

Rancangan Percobaan
Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental. Rancangan
percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4
perlakuan yaitu penambahan CaCO3 pada media pemeliharaan dengan dosis
berbeda; A (0 mg.L-1), B (50 mg.L-1), C (100 mg.L-1), dan D (150 mg.L-1). Setiap
perlakuan diulang sebanyak 3 kali.

Pelaksanaan Penelitian
Pada penelitian Tahap II, kadar salinitas media pemeliharaan ikan sidat
diacu berdasarkan hasil penelitian Tahap I, serta serangkaian pelaksanaannya
berupa persiapan alat, bahan, wadah, dan pemeliharaan ikan juga dilakukan sesuai
dengan prosedur yang dilaksanakan pada penelitian Tahap I. Penambahan CaCO3
dilakukan pada bak tandon yang berjumlah 4 buah. Kalsium karbonat (CaCO3)
yang telah dilarutkan pada bak tandon diberi aerasi selama satu hari. Endapan
yang terbentuk pada bak tandon dibersihkan hingga menyisakan bagian media
yang bersih tanpa endapan. Media tersebut dimasukkan ke dalam akuarium
pemeliharaan sesuai dengan perlakuan masing‒masing.
Selama 60 hari pemeliharaan ikan, dilakukan sampling pengambilan data
setiap 15 hari sekali. Jumlah biomassa ikan digunakan sebagai acuan data
parameter kinerja produksi (derajat kelangsungan hidup, laju pertumbuhan mutlak
dan spesifik, rasio konversi pakan, dan koefisien keragaman) sedangkan untuk
parameter fisiologis (kadar kortisol, glukosa darah, dan osmolaritas darah) jumlah
ikan yang digunakan sebanyak 6 ekor.akuarium-1.

7
Parameter Uji
Parameter uji pada penelitian Tahap I diuji kembali sebagai data pada
penelitian Tahap II dengan tambahan beberapa parameter sebagai berikut:
Laju Pertumbuhan Spesifik Biomassa (LPSB)
Laju pertumbuhan mutlak biomassa dihitung berdasarkan Goddard (1996):
Ln (Wt)-Ln (W0)
LPSB =
× 100
t
Keterangan :
LPSB = Laju pertumbuhan spesifik biomassa (g.hari-1)
Wt
= Biomassa ikan sidat pada akhir pemeliharaan (g)
Wo
= Biomassa ikan sidat pada awal pemeliharaan (g)
t
= Periode pemeliharaan (hari)
Rasio Konversi pakan (RKP)
Rasio konversi pakan dihitung berdasarkan Goddard (1996):
F
RKP =
(Wt+Wd)-Wo)
Keterangan :
RKP = Konversi pakan
Wt
= Biomassa ikan pada akhir pemeliharaan (gram)
Wo
= Biomassa ikan mati selama pemeliharaan (gram)
Wd
= Biomassa ikan pada awal pemeliharaan (gram)
F
= Jumlah pakan selama pemeliharaan (gram)
Koefisien Keragaman (KK)
Variasi ukuran dalam penelitian ini berupa variasi bobot yang dinyatakan
dalam koefisien keragaman (KK). Rumus perhitungan KK berdasarkan Steel dan
Torrie (1993) yaitu:
S
KK =
× 100
Y
Keterangan :
KK
= Koefisien keragaman (%)
S
= Simpangan baku
Y
= Rata‒rata contoh
Kadar Kortisol Tubuh
Pengukuran kortisol dilakukan berdasarkan metode Ashkar (1983) dengan
melakukan ekstraksi sampel yang kemudian dilakukan pembacaan opyical density
dengan menggunakan alat baca radioimmunoassay (RIA) yang diatur dengan
filter berpanjang gelombang 450 nm. Pengukur konsentrasi hormon kortisol
didasarkan pada kompetisi antara kortisol yang tidak dilabel dan kortisol yang
dilabel 125I (tracer) dalam jumlah yang tetap pada tempat pengikatan antibodi
spesifik kortisol yang terbatas. Prosedur lengkap terdapat pada Lampiran 1.
Y = -a Ln (x)+b

8
Tingkat Kerja Osmotik (TKOs)
TKOs dihitung berdasarkan rumus Anggoro (1992). Prosedur lengkap
terdapat pada Lampiran 2.
TKOs = Osmolaritas darah (mOsm.L-1)-Osmolaritas media (mOsm.L-1)
Kadar kalsium tubuh
Berdasarkan SNI 06‒6989 12‒2005, pengukuran kadar kalsium tubuh
dilakukan menggunakan peralatan Atomic Absortion Spectrophotometer (AAS).
Prosedur lengkap terdapat pada Lampiran 3.
(a-b)×V×FP×1000
Kadar Ca (mg.kg-1) =
w
Keterangan :
a
= Konsentrasi larutan sampel (mg.L-1)
b
= Konsentrasi larutan blanko (mg.L-1)
V
= Volume ekstrak
FP
= Faktor pengenceran
W
= Berat sampel (g)
Parameter Kualitas air
Parameter kualitas air yang diukur selama masa penelitian utama antara lain
suhu, pH, oksigen terlarut (OT), nitrit (NO2-), amonia (NH3), alkalinitas, dan
kesadahan Ca2+ (Tabel 2).
Parameter kualitas air pemeliharaan ikan sidat Anguilla bicolor bicolor
pada perlakuan penambahan CaCO3 dengan dosis berbeda;
A (0 mg.L-1), B (50 mg.L-1), C (100 mg.L-1), dan D (150 mg.L-1)
Parameter
Satuan
Alat ukur/Metode
o
Suhu
Termometer digital
C
-1
Oksigen terlarut
mg.L
DO‒meter
pH
pH‒vmeter
-1
Amonia (NH3)
mg.L
Spektrofotometer
Nitrit (NO2-)
mg.L-1
Spektrofotometer
-1
Alkalinitas Total
mg.L
Titrimetrik
Kesadahan Ca2+
mg.L-1
Titrimetrik

Tabel 2

Analisis Data
Data yang diperoleh ditabulasi dengan Microsoft Excel 2007. Parameter
kinerja produksi dianalisis ragam (ANOVA) pada selang kepercayaan 95%
dengan bantuan perangkat lunak SPSS 17.0. Apabila data berbeda nyata maka
dilanjutkan dengan uji Duncan. Parameter kadar kortisol tubuh, glukosa darah
(GD), tingkat kerja osmotik (TKOs), tingkat konsumsi oksigen (TKO), kadar
kalsium tubuh dan kualitas air dianalisis secara deskriptif yang disajikan dalam
bentuk tabel dan grafik.

9

3 HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Penelitian Tahap I
Parameter yang diamati pada penelitian Tahap I meliputi derajat
kelangsungan hidup (DKH), laju pertumbuhan mutlak biomassa (LPMB), kadar
glukosa darah (GD), dan tingkat konsumsi oksigen (TKO) yang disajikan pada
Tabel 3.
Tabel 3

Parameter

Hasil penelitian pemeliharaan ikan sidat Anguilla bicolor bicolor pada
tingkat salinitas media berbeda; A (0 g.L-1), B (2 g.L-1), C (4 g.L-1),
dan D (6 g.L-1)
Perlakuan Salinitas media (g.L-1)
A( 0)

B (2)
a

C (4)
a

D (6)
a

Derajat kelangsungan hidup (%)
100±0
100±0
100±0
100±0a
Laju pertumbuhan mutlak biomassa
9,31±0,26a 6,09±0,74b 4,44±2,20b 4,51±0,94b
(g.hari-1)
Kadar glukosa darah (mg.dL-1)
22,30±8,91 30,03±5,50 45,88±2,88 61,70±8,91
Tingkat konsumsi oksigen
1,12±0,27
1,28±0,13
1,27±0,15
1,42±0,70
(mgO2.g-1.jam-1)
Angka‒angka pada baris yang sama yang diikuti oleh huruf superscript yang sama tidak berbeda
nyata pada taraf uji 5% (uji selang berganda Duncan).

Hasil uji analisis ragam (ANOVA) menunjukkan bahwa perlakuan tidak
memberikan pengaruh nyata terhadap nilai derajat kelangsungan hidup, namun
memberikan pengaruh nyata terhadap nilai laju pertumbuhan mutlak biomassa
(P>0,05), di mana perlakuan A memberikan nilai tertinggi yaitu 9,31 g.hari-1 dan
perlakuan D memberikan nilai terendah yaitu 4,51 g.hari-1. Adapun serangkaian
proses uji analisis ragam dapat dilihat pada Lampiran 5. Parameter kadar glukosa
darah dan tingkat konsumsi oksigen dianalisis secara deskripitif, yaitu semakin
rendah kadar glukosa darah serta tingkat konsumsi oksigen pada batas normal,
maka akan semakin baik bagi ikan. Kadar glukosa darah terendah terjadi pada
perlakuan A yaitu 22,30 mg.dL-1, dan tertinggi pada perlakuan D yaitu 61,70
mg.dL-1. Tingkat konsumsi oksigen terendah terjadi pada perlakuan A yaitu 1,12
mgO2.g-1.jam-1, dan tertinggi pada perlakuan D yaitu 1,42 mgO2.g-1.jam-1.
Parameter kualitas air yang diukur dalam penelitian Tahap I meliputi
salinitas, suhu, pH, oksigen terlarut (OT), alkalinitas, nitrit (NO2-), dan amonia
(NH3) yang disajikan pada Tabel 4.

10
Hasil uji kualitas air pemeliharaan ikan sidat Anguilla bicolor bicolor
pada tingkat salinitas media berbeda; A (0 g.L-1), B (2 g.L-1),
C (4 g.L-1), dan D (6 g.L-1)

Tabel 4

Perlakuan salinitas media (g.L-1)

Kualitas Air

Kisaran Optimum

A (0)

B (2)

C (4)

D (6)

0

2

4

6

Suhu ( C)

31,7±0,7

32,8±0,8

32,1±1,3

32,9±0,6

pH

7,7±0,1

7,6±0,1

7,7±0,1

7,6±0,2

OT (mg.L-1)

5,8±0,8

5,5±0,5

5,5±0,7

5,4±0,6

Alkalinitas (mg.L-1)

39,5±9,0

31,2±6,2

36,4±4,8

34,3±3,1

0,26±0,10

0,38±0,00

0,52±0,10

0,47±0,10

Salinitas (g.L-1)
o

-1

Nitrit (mg.L )
Amonia (mg.L-1)

0,001±0,000

23–31 (Usui 1974)
6,0–8,0 (Ritonga
2014)
>3,0 (Heriyanti
2005)
30–500 (Boyd 1990)

3,0 (Herianti 2005)

12,1‒48,5

13,6‒59,2

16,4‒63,5

19,3‒69,2

-

0,15‒0,37
0,00180,0146

0,18‒0,41
0,00510,0189

0,19‒0,78
0,00280,0230

0,10‒0,44
0,00080,0281