Kerjakan soal-soal berikut Mendengarkan

86 Bahasa Indonesia Tingkat Semenjana Kelas X 14. Berikut ini yang tidak termasuk hal-hal yang harus dihindari ketika membaca cepat adalah …. a. membaca dengan terpatah-patah b. berhenti lama di awal baris c. membaca dengan bergumam d. mengulang kata atau kalimat yang sudah dibaca e. membaca dengan kecepatan yang tinggi 15. Bahasa tidak baku dapat berupa …. a. dialek sosial tak baku d. dialek domisili b. dialek antarstrata e. dialek sosial baku c. dialek kesukuan

B. Kerjakan soal-soal berikut

1. Sebutkan faktor yang memengaruhi keefektifan mendengarkan 2. Apa fungsi artikulasi dalam pelafalan suatu kalimat atau kata? 3. Sebutkan ciri ragam bahasa baku dan tidak baku 4. Sebutkan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membaca cepat 5. Jelaskan pengertian ragam bahasa Di unduh dari : Bukupaket.com 87 Wisata Tema 6 WISATA Sumber: Garuda, Maret 2004 Tujuan Pembelajaran: 1. Mengenal informasi lisan sebagai sumber informasi. 2. Menggunakan kalimat yang baik, tepat, dan santun. 3. Memahami informasi tertulis dalam teks. 4. Menggunakan kalimat tanya secara tertulis sesuai dengan situasi. Di unduh dari : Bukupaket.com 88 Bahasa Indonesia Tingkat Semenjana Kelas X Pendahuluan Pada pertemuan ini Anda akan memelajari empat aspek kemampuan berbahasa, yakni mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Pada aspek mendengarkan, Anda akan diajak mengenal informasi lisan sebagai sumber informasi. Pada aspek berbicara, Anda akan memelajari cara menggunakan kalimat yang baik, tepat, dan santun. Bagaimana cara memahami informasi tertulis dalam teks dapat Anda temui pada aspek membaca. Adapun pada aspek terakhir, yaitu menulis, Anda diajak untuk belajar menggunakan kalimat tanya secara tertulis sesuai dengan situasi. Setiap aspek di atas akan dilengkapi dengan tugas, berupa tugas individu atau kelompok, untuk merangsang dan memotivasi Anda berpikir kreatif dalam memahami uraian materi. Selain itu, pada akhir bab Anda akan menemui rangkuman dan pelatihan. Rangkuman berguna untuk mengingatkan Anda kembali mengenai isi materi yang telah dipelajari. Adapun pelatihan akan membantu mengukur sejauh mana pemahaman materi yang telah Anda capai dengan cara mengerjakan soal-soal.

A. Mendengarkan

Mengenal Informasi Lisan sebagai Sumber Informasi Fakta menunjukkan bahwa untuk mendapatkan informasi yang disam- paikan secara lisan lebih sulit dibanding- kan dengan informasi yang disampaikan secara tertulis. Hal ini disebabkan ka- rena informasi yang disampaikan secara lisan hanya dapat kita dengar sekali saja dan tidak akan diulang kem- bali. Adapun pada informasi tertulis, kita dapat membacanya berulang kali. Oleh sebab itu, dalam mendengarkan informasi lisan kita dituntut untuk menyimak dengan baik. Kemampuan menyimak sangat penting karena mendengarkan merupakan salah satu cara belajar yang paling mendasar. Tanpa kemampuan menyimak yang baik, kita akan mengalami kesulitan dalam menyerap informasi. Adapun sumber-sumber informasi lisan dapat kita peroleh melalui penuturan langsung dari narasumber, media radio dan televisi, rekaman, dan sumber informasi lisan lainnya. Sumber: Intisari, No. 482 September 2003 Gambar 6.1 Tanpa kemampuan menyimak yang baik, kita akan mengalami kesulitan dalam menyerap informasi lisan dari media televisi Di unduh dari : Bukupaket.com 89 Wisata Tugas Individu 1. Coba simak petikan wawancara berikut ini yang akan dibacakan oleh dua orang teman Anda. Menurut Anda, apakah rasa itu? Rasa adalah sesuatu yang kita rasakan. Keberadaan rasa sangat bergantung pada segala sesuatu yang terjadi pada diri kita. Jika kita sedang dalam kondisi kasar, rasa pun jadi kasar. Karena itu, kita harus mengolah rasa, melakukan bawa raos. Dan ini merupakan tradisi yang menguntung- kan, karena dengan demikian saya akan bisa mengelola perasaan cinta, kasih sayang, keadilan, dan lain-lain. Rasa itu harus dilatih. Jika saya makan asal makan saja, saya tidak akan tahu apa kapulaga atau berbagai jenis bumbu. Karena tahu pelangi bumbu itulah, saya jadi menghargai dan mengapresiasi berbagai makanan. Rasa itu juga hasil investigasi. Dengan melakukan investigasi, saya jadi tahu mengapa sebuah makanan bernama lontong cap go meh. Bagaimana cara Anda melatih rasa? Melatih rasa itu bisa dengan berbagai cara. Antara lain dengan membaca dan berdoa. Setiap hari selama satu jam, setelah membuka e-mail, saya berkeliling di sekitar rumah, tanpa bawa telepon genggam atau ditemani istri. Selama itu pula saya berdoa dan merasakan angin, hangat matahari, daun hijau, dan biru langit dari Gusti Allah. Saat itulah saya menyatakan rasa syukur. Saat itu pula jika ada keluhan atau kekurangan, saya utarakan juga kepadaNya. Bahkan di tengah kesibukan, saya memiliki oase-oase khusus yang bisa saya gunakan untuk mengolah rasa dan berelasi dengan Gusti Allah. Apa komentar Anda tentang berbagai makanan Indonesia jika dibandingkan dengan makanan-makanan lain di berbagai belahan dunia? Ada beberapa persamaan antara makanan China dengan makanan Indonesia. Kedua-duanya ternyata selalu berkait dengan ritual. Suatu kali saat makan di sebuah restoran China, saya memesan fumak. Mendadak sang pemilik restoran bertanya, ”Apakah Bapak sedang bersedih karena makan makanan pahit?” Saya bilang, ”Tidak. Saya mengira makanan pahit itu akan berguna untuk peredaran darah.” Jika kita makan tumpeng, saya kira harus ada bahan-bahan yang berasal dari darat, laut, dan udara. Jika tidak, ia tak layak disebut sebagai tumpeng yang bisa digunakan untuk selamatan. Makanan-makanan di Bali atau India juga senantiasa dilekatkan dengan ritual. Bertolak dari hal itu, saya memang lebih setuju menggunakan istilah para antropolog boga atau food ways Di unduh dari : Bukupaket.com 90 Bahasa Indonesia Tingkat Semenjana Kelas X ketimbang kuliner. Makanan dengan demikian mengandung sejarah dan proses kebudayaan. Ia adalah produk kebudayaan. Bagaimana cara mendapatkan makanan sebagai sesuatu yang sakral sekaligus enak? Sebenarnya kian mengenal makanan, kita makin tidak rigid terhadap segala hal yang dimakan. Tidak perlu diet. Anda bisa hari ini makan jeroan, tetapi hari lain ya makan lain. Jika bisa dilakukan, saya jamin Anda akan makan dengan enjoy. Makanan Thailand sudah bisa diterima dunia. Apakah makanan kita bisa menjadi makanan global? Sangat bisa. Cobalah bikin restoran Indonesia di Singapura. Akan tetapi ia harus ditampilkan dengan setting yang lebih baik. karena itu fine dining setting adalah sebuah keharusan. Makanan Thai memang sudah menjadi kuliner dunia, karena memang ada kebijakan menyebarkan makanan itu ke seluruh dunia. Kita, jika mau, saya kira bisa. Libatkan swasta. Ada strategi. Ada penyesuaian rasa yang memungkinkan ia bisa dinikmati oleh bangsa lain. dan jangan lupa promosi. Sumber: Suara Merdeka, 26 Agustus 2007 Diambil seperlunya 2. Apakah menurut Anda petikan wawancara tersebut dapat dikatakan sumber informasi lisan? Terangkan alasannya dengan logis. 3. Apabila wawancara di atas termasuk informasi lisan, apa saja informasi yang Anda dapatkan dari petikan wawancara tersebut?

B. Berbicara