Berbicara Menggunakan Kata-kata yang Sama atau Hampir Sama Artinya

90 Bahasa Indonesia Tingkat Semenjana Kelas X ketimbang kuliner. Makanan dengan demikian mengandung sejarah dan proses kebudayaan. Ia adalah produk kebudayaan. Bagaimana cara mendapatkan makanan sebagai sesuatu yang sakral sekaligus enak? Sebenarnya kian mengenal makanan, kita makin tidak rigid terhadap segala hal yang dimakan. Tidak perlu diet. Anda bisa hari ini makan jeroan, tetapi hari lain ya makan lain. Jika bisa dilakukan, saya jamin Anda akan makan dengan enjoy. Makanan Thailand sudah bisa diterima dunia. Apakah makanan kita bisa menjadi makanan global? Sangat bisa. Cobalah bikin restoran Indonesia di Singapura. Akan tetapi ia harus ditampilkan dengan setting yang lebih baik. karena itu fine dining setting adalah sebuah keharusan. Makanan Thai memang sudah menjadi kuliner dunia, karena memang ada kebijakan menyebarkan makanan itu ke seluruh dunia. Kita, jika mau, saya kira bisa. Libatkan swasta. Ada strategi. Ada penyesuaian rasa yang memungkinkan ia bisa dinikmati oleh bangsa lain. dan jangan lupa promosi. Sumber: Suara Merdeka, 26 Agustus 2007 Diambil seperlunya 2. Apakah menurut Anda petikan wawancara tersebut dapat dikatakan sumber informasi lisan? Terangkan alasannya dengan logis. 3. Apabila wawancara di atas termasuk informasi lisan, apa saja informasi yang Anda dapatkan dari petikan wawancara tersebut?

B. Berbicara

Menggunakan Kalimat yang Baik, Tepat, dan Santun Kita sering tidak menyadari bahwa dalam berkomunikasi sehari-hari kita menggunakan kalimat yang tidak tepat, baik secara tata bahasa maupun situasi. Hal ini menjadikan mitra bicara kita kadang mengalami kesulitan dalam memahami maksud kata-kata kita. Oleh karena itu kita perlu memelajari cara menggunakan kalimat yang baik, tepat, dan santun. Kalimat yang baik, tepat, dan santun adalah kalimat yang komunikatif dan Sumber: Solopos, 23 Oktober 2007 Gambar 6.2 Berkomunikasi secara lisan memerlukan penggunaan kalimat yang baik, tepat, dan santun Di unduh dari : Bukupaket.com 91 Wisata cermat. Kalimat bersifat komunikatif apabila kalimat dapat dipahami oleh mitra bicara dengan tepat. Suatu kalimat disebut cermat apabila kalimat tersebut sesuai dengan kaidah yang berlaku dan logis bernalar. Jadi, syarat yang harus dipenuhi oleh kalimat yang baik, tepat, dan santun yaitu sesuai sesuai kaidah bahasa, nalar, dan memiliki ketersampaian pesan. Kaidah bahasa dapat diartikan sebagai aturan atau pedoman yang harus dipenuhi oleh seorang pembicara untuk menyampaikan ide kepada mitra bicara. Secara tertulis, kaidah berbahasa biasanya berbentuk pedoman umum, yaitu ejaan bahasa Indonesia. Secara lisan, kaidah yang digunakan pembicara dipengaruhi oleh situasi pembicaraan. Penalaran merupakan suatu proses berpikir untuk menghubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu kesimpulan. Penalaran yang benar menghasilkan kesimpulan yang benar dan penalaran yang salah akan menghasilkan kesimpulan yang salah pula. Ketersampaian pesan dapat terwujud apabila sarana yang digunakan untuk menyampaikannya tepat dan situasinya mendukung. Selain itu, antara pembicara dengan mitra bicara harus saling memahami kode-kode yang digunakan. Tugas Individu 1. Coba Anda cermati teks di bawah ini. Jejak Wali di Kota Kretek Kalau Anda memasuki Kabupaten Kudus untuk kali pertama, yakinlah pasti banyak yang bisa Anda rekam dalam ingatan. Kalau Anda dari arah barat Semarang, Anda segera akan berhadapan dengan wilayah berkarakter perkotaan kental. Ada banyak industri yang pesat berkembang di sana. Ada pabrik kertas dengan bangunan mewah, juga banyak dijumpai unit-unit brak pembuatan rokok yang menebarkan aroma saus tembakau. Wajar saja, Kudus memang kota penghasil rokok. Atribut Kota Kretek juga sudah sangat populer di telinga. Bukan cuma itu. Di pusat kota, papan-papan promosi makanan banyak terpancang, khususnya tentang jenang. Dan sebutan Kota Jenang juga menjadi atribut Kudus yang lain. Ya, boleh saja Kudus itu sebuah kota industri yang cenderung materialistis. Tapi jangan lupakan posisi penting wilayah tersebut dalam sejarah perkembangan Islam di Jawa. Sudah kesohor jika Kudus menjadi salah satu penyebaran Islam pada masa Wali Songo dengan dua tokohnya Sunan Kudus dan Sunan Muria. Di unduh dari : Bukupaket.com 92 Bahasa Indonesia Tingkat Semenjana Kelas X Dengan dua tokoh penyebar Islam itu, wajar saja kisah dan artefak kebudayaan Islam bisa dijumpai di banyak tempat di Kudus. Wilayah itu pun akhirnya mendapat sebutan yang paling kuat di antara citra lain yang melekat yaitu Kota Santri. Lengkaplah pula sebutan itu ketika Purbatjaraka, ahli antropolog nusantara mengatakan, di seluruh Jawa hanya ada satu nama kota yang diambil dari bahasa Arab, yaitu Kudus dari kata Al Quds yang berarti ”tempat suci”. Walhasil pula, jejak-jejak sejarah dakwah para wali beserta peninggalannya itu sampai sekarang dapat kita telusuri baik untuk kepentingan ibadah maupun keilmuan sejarah. Sumber: Suara Merdeka, 26 Agustus 2007 Diambil seperlunya 2. Catat kaidah, penalaran, dan kekomunikatifan yang tidak sesuai dengan pedoman EYD. 3. Betulkan kalimat-kalimat yang tidak baik, tepat, dan santun tersebut. 4. Bacakan hasil akhir teks yang Anda perbaiki tersebut di depan kelas. 5. Simak hasil kerja teman yang lain dan bandingkan dengan hasil kerja Anda. Tugas Kelompok 1. Susunlah daftar pertanyaan wawancara dan jawabannya sekaligus bersama teman sebangku. Tema wawancara berkenaan dengan kondisi tempat wisata di Indonesia. 2. Gunakanlah kalimat yang baik, tepat, dan santun dalam daftar wawancara dan jawabannya tersebut. 3. Praktikkanlah wawancara tersebut bersama teman sebangku Anda di depan kelas. Misalnya, Anda menjadi pewawancara dan teman sebangku Anda menjadi narasumbernya. 4. Mintalah tanggapan dari teman dan guru Anda mengenai hasil kerja Anda dan teman sebangku Anda.

C. Membaca