27
kaitannya dengan peristiwa yang sedang berlangsung. Plotalur menampilkan kejadian-kejadian yang mengandung konflik maupun menarik bahkan mencekam
pembaca.
e. Sudut Pandang
Sudut pandang point of view merupakan strategi, teknik, siasat yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya.
2.2.2. Unsur Ekstrinsik
Unsur ini meliputi latar belakang penciptaan, sejarah, biografi pengarang dan lain-lain diluar unsur intrinsik. Unsur ekstrinsik yaitu unsur-unsur yang ada di
luar tubuh karya sastra. Perhatian terhadap unsur-unsur ini akan membantu keakuratan penafsiran isi suatu karya sastra. Unsur Ekstrinsik novel adalah unsur-
unsur yang berada di luar karya sastra novel, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi sistem organisme karya sastra. Secara lebih spesifik, unsur
ekstrinsik sebuah novel bisa dibilang sebagai unsur yang membangun sebuah novel. Oleh karena itu, unsur ekstrinsik novel tetap harus diperhatikan sebagai
sesuatu yang penting.
2.3 Klasifikasi Novel
Novel merupakan bentuk karya sastra yang paling populer di dunia. Bentuk karya sastra ini yang paling banyak beredar, karena daya komunikasinya
yang luas pada masyarakat. Novel merupakan dunia dalam skala yang besar dan
Universitas Sumatera Utara
28
kompleks, mencakup berbagai pengalaman kehidupan yang dipandang aktual, namun semuanya tetap saling berkaitan.
Menurut Sumardjo dalam Suroto 1989 : 27, Novel terdiri dari dua jenis yaitu novel populer dan novel serius.
1. Novel populer
Novel populer adalah novel yang populer pada masanya dan banyak penggemarnya, khususnya pembaca dikalangan remaja. Ia menampilkan masalah
yang aktual dan menzaman, namun hanya sampai pada tingkat permukaan.
Novel populer tidak menampilkan permasalah kehidupan secara intens dan tidak berusaha meresapi masalah kehidupan, karena akan dapat membuat novel
menjadi berat dan dapat berubah menjadi novel serius.
Ciri-ciri novel populer yaitu:
1. Temanya selalu menceritakan kisah asmara belaka tanpa masalah lain
yang lebih serius 2.
Novel populer terlalu menekankan plot cerita sehingga mengabaikan karakterisasi, problem kehidupan dan unsur-unsur novel lainnya.
3. Biasanya cerita disampaikan dengan gaya emosional, cerita disusun
dengan tujuan meruntuhkan air mata pembaca, akibatnya novel demikian hanya mengungkapkan permukaan kehidupan, dangkal tanpa pendalaman.
Universitas Sumatera Utara
29
4. Masalah yang dibahas kadang-kadang juga artifisial, tidak nyata dalam
kehidupan. Isi cerita hanya mungkin terjadi dalam cerita itu sendiri, tidak dalam kehidupan nyata.
5. Karena cerita ditulis intuk konsumsi massa, maka pengarang rata-rata
tunduk oada hukum konvensional 6.
Bahasa yang dipakai adalah bahasa yang aktual, yang hidup dikalangan muda-mudi kontemporer, dan Indonesia pengaruh gaya berbicara serta
gaya bahasa sehari-hari Jakarta sangat dalam novel jenis populer ini.
2. Novel Serius novel sastra
Novel serius atau novel sastra harus dianggap memberikan serba kemungkinan. Jika ingin memahami novel sastra diperlukan daya konsentrasi
yang tinggi dan disertai kemauan untuk itu.
Pengalaman dan permasalahan kehidupan yang ditampilkan di dalam noveljenis ini disoroti dan diungkapkan sampai ke inti hakikat kehidupan yang
bersifat universal.
Ciri-ciri novel serius yaitu:
1. Dalam temu : karya sastra tidak hanya berputar-putar dalam masalah cerita
asmara muda-mudi belaka, ia membuka diri terhadap semua masalah yang penting untuk menyenpurnakan hidup manusia. Masalah cerita dalam
karya sastra kadang hanya penting untuk menyusun plot cerita, sedang masalah yang sebenarnya berkembang di luar itu
Universitas Sumatera Utara
30
2. Jalan cerita memang penting, tetapi merupakan bukan daya tarik
utamanya. Cerita itu selalu diimbangi bobot yang lain, seperti karakterisasi, setting cerita, tema dan sebagainya.
3. Karya sastra tidak hanya berhenti digejala permukaan saja, tetapi selalu
mencoba memahami secara mendalam dan mendasar suatu masalah. 4.
Kejadian atau pengalaman yang diceritakan di dalam karya sastra bisa dialami atau sudah dialami dan akan terus dialami oleh manusia mana saja
dan kapan saja. Karya sastra membucarakan hal-hal yang universal dan nyata, bukan kejadian yang artifasial dan bersifat kebetulan.
5. Sastra selalu bergerak, selalu segar dan selalu baru. Ia tidak mau berhenti
pada konvensialisme , penuh inovasi. 6.
Bahasa yang dipakai adalah bahasa standar dan bukan mode sesaat.
2.4 Setting Novel Skandal