Tahap industrialisasi sektor pertanian serta dampak investasi dan peranannya dalam perekonomian Propinsi Jawa Tengah (Analisis Input-Output)

RINGKASAN

BRAMANTYO TRI AD! NUGROHO. TAHAP INOUSTRIALISASI SEKTOR
PERTANIAN SERTA OAMPAK INVESTASI OAN PERANANNYA OALAM
PEREKONOMIAN PROPINSI JAWA TENGAH (ANALISIS INPUT-OUTPUT).
(Oi bawah bimbingan NINDYANTORO)

Selama beberapa dekade sektor pertanian masih menjadi tumpuan
dalam pembangunan Indonesia, namun tidak selamanya sektor pertanian akan
mampu menjadi andalan pembangunan ekonomi tanpa adanya peningkatan nilai
tambah, perbaikan dalam pengelolaan pertanian, maupun perbaikan kebijakan
dalam pembangunan pertanian. Sektor pertanian Propinsi Jawa Tengah,
meskipun hanya dengan pertumbuhan 0.80 persen masih mempunyai peranan
yang cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini karena sektor
pertanian mampu memberi anqil sebesar 23.40 persen dari total PORB Propinsi
Jawa Tengah tahun 2002.
Pembangunan sektor pertanian dapat dikembangkan melalui reposisi
investasi di sektor pertanian. Permasalahan yang selama ioi terjadi adalah
sangat kecilnya investasi di sektor pertanian, baik itu investasi asing maupun
dalam negeri. Investasi, baik itu PMA maupun PMON di Propinsi Jawa Tengah
masih tertuju pad a sektor industri pengolahan. Sektor pertanian yang kuat serta

mampu bersaing diharapkan dapat terwujud dengan industrialisasi di sektor
pertanian. Penelitian ini juga dilatarbelakangi, apakah investasi yang begitu besar
di sektor industri pengolahan akan dapat menarik pertumbuhan sektor pertanian,
dengan tercapainya industrialisasi sektor pertanian.
Secara spesifik penelitian ini bertujuan untuk : (1) menganalisis peran
sektor pertanian Propinsi Jawa Tengah, (2) menganalisis keterkaitan antar sektor
perekonomian, (3) menganalisis indeks daya penyebaran, (4) menganalisis
multiplier efek sektor pertanian, (5) menganalisis dampak investasi sektor
pertanian, serta (6) menganalisis tahap industrialisasi di sektor pertanian Propinsi
Jawa Tengah.
Penelitian yang dilakukan menggunakan data sekunder, berupa Tabel
Input-Output Propinsi Jawa Tengah tahun 2000. Tabel yang digunakan dalam
analisis adalah Tabel Input-Output transaksi domestik atas dasar harga
produsen, yang telah diagregasi menjadi 10 dan 15 sektor dari Tabel InputOutput Propinsi Jawa Tengah klasifikasi 85 sektor. Pengolahan data dilakukan
dengan perangkat lunak GRIMP versi 7.2 dan Microsoft Exel, dengan
pendekatan intersektoral.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan sektor pertanian di Propinsi
Jawa Tengah masih cukup besar. Hal ini dapat dicermati dari Pembentukan
output sektor pertanian menduduki peringkat kedua yaitu (16.16 persen), 54.08
persen terdiri dari permintaan antara dan 45.92 persen dari permintaan akhirnya.

Konsumsi rumah tangga di sektor pertanian mencapai 14.50 persen, investasi
(9.28 persen), ekspor (9.73 persen), impor (5.63 persen) dan Nilai Tambah Bruto
(NTB) rnencapai 25.05 persen.
Analisis sektor pertanian berdasarkan klasifikasi 10 sektor terlihat, bahwa
secara umum sektor pertanian lebih mempunyai nilai keterkaitan ke depaf) baik
secara langsung serta langsung dan tidak langsung yang lebih besar (0.5408 dan
1.7439) daripada keterkaitan ke belakangnya (0.11150 dan 1.15665). Hal ini
menunjukkan bahwa output sektor pertanian akan lebih digunakan sebagi input

untuk sektor lainnya. Kondisi ini mencerminkan sektor pertanian lebih mampu
mendorong pertumbuhan sektor hilirnya. Klasifikasi 15 sektor menunjukkan
bahwa sub sektor padi mempunyai keterkaitan ke depan yang paling besar,
sementara untuk keterkaitan ke belakang sub sektor peternakan memiliki nilai
yang paling besar. Kondisi ini memperiihatkan bahwa sub sektor peternakan
lebih mampu menarik pertumbuhan sektor hulunya. Sektor pertanian lebih
mempunyai keterkaitan baik ke de pan dan ke belakang terbesar dengan sektor
industri pengolahan.
Nilai kepekaan penyebaran sektor pertanian (1.1379) lebih besar
daripada nilai koefisien penyebarannya (0.83072). Sementara jika dilihat secara
lebih rinci sub sektor padi memiliki nilai kepekaan yang paling besar (1.4948),

sedangkan sub sektor peternakan memiliki koefisien penyebaran yang paling
besar (1.0999). Ini sejalan dengan nilai keterkaitan ke depan dan ke belakngnya.
Analisis multiplier di sektor pertanian relatif rendah jika dibandingkan
dengan sektor perekonomian lainnya. Secara lebih terperinci, nilai tertinggi di
dalam sektor pertanian untuk multiplier output (1.46 dan 1.61), pendapatan (7.76
dan 9.39) dan tenaga kerja (1.18 dan 1.25) ditempati oleh sub sektor peternakan,
baik untuk tipe I serta tipe II yang telah memperhitungkan efek induksi konsumsi
rumah tangga. Nilai multiplier tersebut berarti jika terjadi kenaikan permintaan
akhir (output) di sub sektor tersebut akan meningkatakan, baik itu output,
pendapatan, serla tenaga kerja di sub sektor itu sendiri maupun di sektor-sektor
ekonomi lainnya sebesar nilai multilier tersebut. Dampak multiplier terbesar untuk
ketiga multiplier tersebut selain dirasakan oleh sub sektor pertanian itu sendiri
juga memberikan dampak terbesar di seider industri pengoiahan.
Analisis penetapan prioritas sektor berdasarkan nilai dari koefisien
penyebaran serta kepekaan penyebaran memperiihatkan bahwa di dalam sektor
pertanian, sub sektor yang mendapat prioritas sebagai sektor kunci adalah sub
sektor peternakan, karena mempunyai nilai koefisien penyebaran yang tinggi
namun kepekaannya rendah. Secara umum sub sektor peternakan menempati
prioritas kedua. Penentuan prioritas sektor berdasarkan ranking pengganda
sederhana maupun yang telah distandarisasi,yang tidak hanya melihat

kemampuan suatu sektor dalam menciptakan kenaikan output, tapi juga
pendapatan dan tenaga kerja, memperiihatkan bahwa sub sektor peternakan
rnasih menempati urutan teratas di dalam sektor pertanian.
Analisis koefisien pertanian, sebagai upaya rnelihat sampai sejauh mana
industrialisasi yang terjadi di sektor pertanian, memperiihatkan bahwa dengan
nilai koefisien masukan yang baru mencapai 8.07 persen, meskipun nilai
koefisien keluarannya sudah mencapai 53.10 persen masih memperiihatkan
bahwa industrialisasi yang terjadi di sektor pertanian belum maju. Industrialisasi
dikatakan sudah maju apabila nilai koefisien masukan serta keluarannya sudah
mencapai batas nilai lebih dari 40 persen.
Dampak investasi di sektor pertanian dapat dilihat dari dampak langsung
dan tidak langsungnya. Dampak total dari investasi di sub sektor padi terhadap
pembentukan output sebesar Rp 18447.88 juta, dimana 86.8 sebagai dampak
langsung dan sisanya 13.2 persen sebagai dampak tidak langsung. Dampak
terhadap pembentukan NTB total sebesar Rp 13 722.87 juta, 90.4 persen
sebagai dampak langsung dan 9.6 persen sebagai dampak tidak langsung.
Pembentukan pendapatan sebesar Rp 1 192.45 juta (75.9 persen dampak
langsung), pembentukan tenaga kerja 3 153.06 orang (94.6 persen sebagai
dampak langsung).
Dampak langsung dalam pembentukan output di sub sektor tanaman

bahan makanan sebesar 87.5 persen, NTB (91.6 persen), pendapatan (73.7
persen), dan tenaga kerja (93.4 persen). Dampak langsung pembentukan output

di sub sektor perkebunan sebesar 72.9 persen, NTB (75.7 persen), pendapatan
(71.0 persen), dan tenaga ォ・セ。@
(92.6 persen). Investasi di sub sektor peternakan
menciptakan dampak langsung dalam pembentukan output sebesar 63.0 persen,
NTB (63.9 persen), pendapatan (10.8 persen), dan tenaga ォ・セ。@
(80.9 persen).
Dampak investasi di sub sektor perikanan menciptakan dampak langsung dalam
pembentukan output sebesar 81.5 persen, NTB (86.0 persen), pendapatan (51.3
persen) dan tenaga kerja (93.8 persen). Investasi di sub sektor perikanan
menciptakan dampak langsung dalam pembentukan output sebesar 79.4 persen,
NTB (83.4 persen), pendapatan (43.1 persen) dan tenaga kerja (92.0 persen).
Efek dukungan industri serta konsumsi rumah tangga dalam
pembentukan variabel-variabel tersebut lebih dirasakan oleh sektor industri
pengolahan. Investasi di sektor pertanian sebesar Rp 1 783 285 juta,
menciptakan output tambahan sebesar Rp 2 676 444.04 juta atau 150.09 persen,
nilai tam bah bruto sebesar Rp 1 601 329.99 juta atau 89.80 persen, pendapatan
sebesar

Rp 168 766.82 juta atau 9.46 persen dan lapangan pekerjaan baru
sebesar 348000.54 atau 19.51 persen.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebenarnya sektor pertanian
mempunyai hubungan yang erat dengan sektor-sektor lainnya, terutama dengan
industri pengolahan. Upaya pembangunan sektor industri yang terjadi selama ini,
akan berjalan dengan lebih baik jika ditunjang oleh sektor pertanian. Perlu
pencapaian industrialisasi yang kuat di sektor pertanian , yang menciptakan
sektor pertanian yang tangguh sebagai dasar ekonomi. Pengembangan sektor
pertanian. dengan investasi di sektor pertanian dapat lebih difokuskan di sub
sektor peternakan, karena memberikan dampak terbesar dalam pembentukan
output, pendapatan, NTB, serta tenaga kerja. Pengembangan investasi di sub
sektor peternakan perlu peran serta pemerintah dalam mendorong investor untuk
menanamkan modalnya di sektor ini, seperti kemudahan administrasi, penurunan
pajak, serta berbagai insentif lainnya. Hal ini perlu dilakukan karena dampak
langsung yang terbentuk di sub sektor peternakan lebih rendah dibandingkan
dengan sub sektor pertanian lainnya, sehingga dapat mengurangi minat investor.
Penciptaan sub sektor petemakan yang menarik bagi para investor menjadi
suatu hal yang sangat penting.

TAHAP INDUSTRIALISASI SEKTOR PERTANIAN

SERTA DAMPAK INVESTASI DAN PERANANNYA
DALAM PEREKONOMIAN PROPINSI JAWA TENGAH
(ANALISIS INPUT-OUTPUT)

Oleh

BRAMANTYO TRI ADI NUGROHO
A08400016

Skripsi
Sebagai Bagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pertanian
Pacta
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

DEPARTEMEN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang disusun oleh :
Nama

: Bramantyo Tri Adi Nugroho

NRP

: A08400016

Program Studi

: Ekonomi Pertanian dan Sumberdaya

Judul Skripsi

: Tahap Industrialisasi Sektor Pertanian Serta Dampak
Investasi dan Peranannya Dalam Perekonomian
Propinsi Jawa Tengah (Analisis Input-Output)

dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana

Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Ir.H:Nindyantoro, MSP .
NIP. 131 879 329

NIP. 131 284865

Tanggal Lulus:

7 Juli 2004

PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL
'TAHAP

INDUSTRIALISASI


SEKTOR

PERTANIAN

SERTA

DAMPAK

INVESTASI DAN PERANANNYA DALAM PEREKONOMIAN PROPINSI JAWA
TENGAH (ANALISIS INPUT-OUTPUT)" BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA
PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK
TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU.

SAYA JUGA

MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA
SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH
DiTULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN
RUJUKAN YANG DINYATAKAN 01 DALAM NASKAH.


Bogor, Juli 2004
Bramantyo Tn Adi Nugroho
A08400016

KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdullilah serta segala puji kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini
dengan sebaik-baiknya. Penelitian berupa penulisan skripsi ini merupakan syarat
kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Departemen Sosial
Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini
berjudul " Tahap Industrialisasi Sektor Pertanian Serta Dampak Investasi dan
Peranannya Dalam Perekonomian Propinsi Jawa Tengah (Analisis InputOutput)".
Penelitian ini akan memberikan gambaran peran sektor pertanian
dalam perekonomian Propinsi Jawa Tengah serta dampak investasi yang
ditimbulkan dl sektor pertanian sehingga dapat diperoleh gambaran dalam
penentuan sektor yang akan dikembangkan untuk menciptakan pembangunan
pertanian yang efektif dan efisien. Penelitian ini juga menggambarkan tahap
industrialisasi di selctor pertanian sebagai upaya menciptakan pertanian yang
lebih tangguh.
Dengan kerendahan hati, penulis akan menerima segal a kritik dan
saran yang bersifat membangun terhadap tulisan ini. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan, akhir kata penulis ucapkan
terimakasih.

Bogor,

Juli 2004

Bramantyo Tri Adi Nugroho

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di kota Ungaran, pad a tanggal 21 Oktober 1981.
Penulis merupakan putra ketiga dari tiga bersaudara pasangan Ayahanda
Soegito dengan Ibunda Soedarmi.
Jenjang pendidikan yang ditempuh penulis dimulai dari TK Teladan,
selama dua tahun dan diselesaikan pada tahun 1988. Penulis melanjutkan ke
jenjang sekolah dasar, diterima di SON III Ungaran dan selesai pad a tahun 1994.
Pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke SMPN 1 Ungaran dan lulus pada
tahun 1997. Jenjang pendidikan selanjutnya penulis melanjutkan ke SMUN 1
Ungaran dan lui us pad a tahun 2000. Selepas SMU. Semasa di SMU penulis ikut
serta dalam program pengawasan pemilu tahun 1999, dan tergabung dalam
KIPP (Komite Independent Pemantau Pemilu) wilayah Kab. Semarang. Selepas
SMU penulis diterima di Institui Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan
Sieksi Masuk IPB) sebagai mahasiswa Program Studi Ekonomi Pertanian dan
Sumberdaya, Oepartemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor. Pad a tahun yang sama penulis juga sempat diterima sebagai
mahasiswa STAN (Sekolah Tinggi Akutansi Negara).
Selama menjalani pendidikan di IPB, penulis aktif sebagai asisten
dosen. Pada tahun ajaran 2001/2002, 2002/2003 penulis aktif sebagai asisten
dosen Ekonomi Umum, dan pada tahun ajaran 2003/2004 penulis aktif menjadi
asisten Ekonomi Oasar I dan II.

UCAPAN TERIMAKASIH
Berkat doa dan pengharapan serta rahmat Allah SWT yang begitu
agung, disamping itu juga tak lepas dari dorongan dan bimbingan keluarga
terdekat, guru, dan teman-teman semuanya saya ueapkan terimakasih atas
pengarahan, pengawasan, serta dukungan. Ueapan terimakasih teruntuk :
1.

Ibu dan Bapak tercinta, yang senantiasa memberikan dorongan doa yang
tulus dan tiada henti-hentinya kepada penulis, yang telah memberikan
banyak kekuatan dan keyakinan dalam menyelesaikan skripsi ini.

2.

Ir.H. Nindyantoro, MSp selaku dosen pembimbing skripsi atas kesabaran
serta perhatian yang telah dieurahkan dalam memberikan bimbingan, serta
arahan kepada penulis dari awal sampai akhir penulisan skripsi ini.

3.

Ir. Yeti Lis Purnama Dewi, MSe selaku dosen penguji utama atas segala
saran dan kritiknya dalam penyempurnaan tulisan ini.

4.

Ir. Harmini, MSi selaku dosen penguji komisi pendidikan atas berbagai
perbaikan dalam tulisan ini.

5.

Dr.lr. M. Parulian Hutagaol yang telah menjadi dosen pembimbing
akademik selama tujuh semester, terimaksih atas segala nasehat dan
arahannya.

6.

Mas Agit Kriswantriyono, Ir, MSi yang telah menyempatkan waktu serta
pemikiran mengenai analisanya dalam membantu penulis untuk memahami
analisis Input-Output.

7.

Kakak-kakakku tersayang,

keluarga besar, terimakasih atas segal a

dorongan dan semangatnya.
8.

Mas Nanang, terimakasih buat segala diskusinya yang menarik.

9.

Surya Lestari yang telah memberikan banyak kesadaran, keindahan serta
semangat bagi penulis.

10.

Rekan-rekan EPS' 37 yang eeria dan penuh persahabatan : Geri, Etis,
Arum, Desi, Ida, Ferly, Florin, Henny, lea, Laely, Metty, Nina, Nuva, Okta,
Upi'. Ratna, Sabar, Sanggam, Sidgi, Sinta, Hara, Parno, Ulia, Wildan, Witri,
Amir, Riki, Amru,vivin (Oea, Fika, makasih buat konsumsinya), (lrfan, Dwi,
Yegi buat persahabatan serta keeeriannya selama ini), Teny, Mira dan
Robby.