Dampak investasi sektor pertanian terhadap perekonomian di Indonesia analisis input-output

(1)

RINGKASAN

DYAH AYU MARIANA HANDARI. Dampak Investasi Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Di Indonesia (dibimbing oleh ALLA ASMARA).

Perekonomian Indonesia semakin terpuruk sejak terjadinya krisis ekonomi dan moneter pada pertengahan tahun 1997. Menurut Kriswantriyono (2003), hal ini disebabkan karena dunia usaha cenderung melakukan investasi yang berlebihan pada sektor-sektor ekonomi yang rentan terhadap perubahan-perubahan nilai tukar dan suku bunga. Namun, kondisi ini tidak terlalu berpengaruh terhadap sektor pertanian sehingga sektor pertanian perlu dikembangkan lebih lanjut.

Secara lebih spesifik, penelitian ini bertujuan untuk: (i) Menganalisis besarnya peranan sektor pertanian terhadap perekonomian di Indonesia dalam pembentukan struktur permintaan dan struktur penawaran, struktur konsumsi, struktur investasi, struktur ekspor dan impor, strukur nilai tambah bruto, (ii) mengetahui besarnya keterkaitan ke depan dan keterkaitan ke belakang sektor pertanian Indonesia, (iii) mengetahui besarnya koefisien penyebaran dan kepekaan penyebaran sektor pertanian di Indonesia, (iv) mengetahui besarnya efek pengganda (Multiplier Effect) yang ditimbulkan oleh sektor pertanian di Indonesia, serta (v) menganalisis dampak investasi yang ditimbulkan oleh sektor pertanian terhadap perekonomian di Indonesia.

Model analisis yang digunakan untuk mengkaji dampak investasi sektor pertanian terhadap perekonomian Indonesia dalam penelitian ini adalah Analisis Input-Output Demand side atau Analisis Input-Output sisi Permintaaan. Perangkat lunak yang digunakan dalam mengolah data Input-Output ini adalah Microsoft Excel.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan sektor pertanian di Indonesia cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap pembentukan struktur permintaan dan penawaran (13,60% dan 7,81%), struktur konsumsi masyarakat (13,08%), struktur investasi berupa pembentukan modal tetap (0,30%) dan perubahan stok (9,46%), struktur ekspor (2,98%) dan impor (4,63%) dan struktur nilai tambah bruto (16,81%), tetapi mempunyai kontribusi yang kecil terhadap struktur konsumsi pemerintah.

Berdasarkan analisis keterkaitan, nilai keterkaitan ke depan langsung tertinggi adalah pada sektor industri pengolahan. Sektor industri pengolahan juga memiliki nilai keterkaitan ke depan langsung dan tidak langsung tertinggi. Sedangkan nilai keterkaitan langsung ke belakang tertinggi adalah pada sektor listrik, gas dan air bersih. Sektor yang memiliki nilai keterkaitan output langsung dan tidak langsung ke belakang tertinggi adalah sektor bangunan.

Analisis dampak penyebaran menunjukkan bahwa sektor pertanian lebih mampu untuk mendorong pertumbuhan sektor hilirnya dibandingkan menarik pertumbuhan sektor hulunya. Analisis multiplier menunjukkan bahwa kemampuan sektor pertanian untuk mempengaruhi pembentukan output, pendapatan dan penyerapan tenaga kerja di seluruh sektor perekonomian cukup


(2)

kuat. Berdasarkan analisis miltiplier tipe I dan tipe II maka sub sektor pertanian yang memiliki nilai multiplier paling besar dari sisi output, pendapatan dan tenaga kerja adalah sub sektor peternakan.

Dengan asumsi bahwa investasi yang ditanamkan pada sub-sub sektor pertanian senilai Rp 18 trilyun akan berdampak terhadap peningkatan output, pendapatan dan penyerapan tenaga kerja yang mampu menciptakan output total di seluruh sektor perekonomian sebesar Rp 18.068 trilyun, pendapatan sebesar Rp 5.668 trilyun, dan penyerapan tenaga kerja sebanyak 2.877.222 orang. Berdasarkan analisis tersebut maka dampak investasi sub sektor pertanian terhadap pembentukan nilai output, pendapatan dan penyerapan tenaga kerja terbesar adalah pada sub sektor perkebunan.

Hal yang dapat disarankan penulis berdasarkan hasil penelitian ini adalah dana investasi di sektor pertanian sebaiknya lebih dialokasikan pada sub sektor peternakan karena sub sektor ini memiliki nilai multiplier output, pendapatan dan tenaga kerja tertinggi jika berdasarkan pada analisis multiplier. Jika berdasarkan analisis dampak total investasi baik dampak langsung maupun tidak langsung maka dana investasi di sektor pertanian sebaiknya dialokasikan pada sub sektor perkebunan karena sektor tersebut mempunyai dampak total investasi tertinggi terhadap output, pendapatan dan tenaga kerja. Selain itu, diperlukan peran dari pemerintah berupa upaya yang dapat menarik minat investor untuk menanamkan modalnya di sektor pertanian, dan di sisi lain sangat diperlukan peran pemerintah dalam rangka mengembangkan sumberdaya manusia khususnya di sektor pertanian.

Penelitian ini mempunyai keterbatasan yaitu asumsi kesebandingan dan koefisien teknis bersifat konstan selama periode analisis maka dalam penelitian selanjutnya, hendaknya digunakan analisis Input-Output dinamis yang menyertakan unsur waktu dan harga sebagai variabel endogen.


(3)

DAMPAK INVESTASI SEKTOR PERTANIAN

TERHADAP PEREKONOMIAN DI INDONESIA

(ANALISIS INPUT-OUTPUT)

OLEH

DYAH AYU MARIANA HANDARI H14102049

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2006


(4)

RINGKASAN

DYAH AYU MARIANA HANDARI. Dampak Investasi Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Di Indonesia (dibimbing oleh ALLA ASMARA).

Perekonomian Indonesia semakin terpuruk sejak terjadinya krisis ekonomi dan moneter pada pertengahan tahun 1997. Menurut Kriswantriyono (2003), hal ini disebabkan karena dunia usaha cenderung melakukan investasi yang berlebihan pada sektor-sektor ekonomi yang rentan terhadap perubahan-perubahan nilai tukar dan suku bunga. Namun, kondisi ini tidak terlalu berpengaruh terhadap sektor pertanian sehingga sektor pertanian perlu dikembangkan lebih lanjut.

Secara lebih spesifik, penelitian ini bertujuan untuk: (i) Menganalisis besarnya peranan sektor pertanian terhadap perekonomian di Indonesia dalam pembentukan struktur permintaan dan struktur penawaran, struktur konsumsi, struktur investasi, struktur ekspor dan impor, strukur nilai tambah bruto, (ii) mengetahui besarnya keterkaitan ke depan dan keterkaitan ke belakang sektor pertanian Indonesia, (iii) mengetahui besarnya koefisien penyebaran dan kepekaan penyebaran sektor pertanian di Indonesia, (iv) mengetahui besarnya efek pengganda (Multiplier Effect) yang ditimbulkan oleh sektor pertanian di Indonesia, serta (v) menganalisis dampak investasi yang ditimbulkan oleh sektor pertanian terhadap perekonomian di Indonesia.

Model analisis yang digunakan untuk mengkaji dampak investasi sektor pertanian terhadap perekonomian Indonesia dalam penelitian ini adalah Analisis Input-Output Demand side atau Analisis Input-Output sisi Permintaaan. Perangkat lunak yang digunakan dalam mengolah data Input-Output ini adalah Microsoft Excel.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan sektor pertanian di Indonesia cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap pembentukan struktur permintaan dan penawaran (13,60% dan 7,81%), struktur konsumsi masyarakat (13,08%), struktur investasi berupa pembentukan modal tetap (0,30%) dan perubahan stok (9,46%), struktur ekspor (2,98%) dan impor (4,63%) dan struktur nilai tambah bruto (16,81%), tetapi mempunyai kontribusi yang kecil terhadap struktur konsumsi pemerintah.

Berdasarkan analisis keterkaitan, nilai keterkaitan ke depan langsung tertinggi adalah pada sektor industri pengolahan. Sektor industri pengolahan juga memiliki nilai keterkaitan ke depan langsung dan tidak langsung tertinggi. Sedangkan nilai keterkaitan langsung ke belakang tertinggi adalah pada sektor listrik, gas dan air bersih. Sektor yang memiliki nilai keterkaitan output langsung dan tidak langsung ke belakang tertinggi adalah sektor bangunan.

Analisis dampak penyebaran menunjukkan bahwa sektor pertanian lebih mampu untuk mendorong pertumbuhan sektor hilirnya dibandingkan menarik pertumbuhan sektor hulunya. Analisis multiplier menunjukkan bahwa kemampuan sektor pertanian untuk mempengaruhi pembentukan output, pendapatan dan penyerapan tenaga kerja di seluruh sektor perekonomian cukup


(5)

kuat. Berdasarkan analisis miltiplier tipe I dan tipe II maka sub sektor pertanian yang memiliki nilai multiplier paling besar dari sisi output, pendapatan dan tenaga kerja adalah sub sektor peternakan.

Dengan asumsi bahwa investasi yang ditanamkan pada sub-sub sektor pertanian senilai Rp 18 trilyun akan berdampak terhadap peningkatan output, pendapatan dan penyerapan tenaga kerja yang mampu menciptakan output total di seluruh sektor perekonomian sebesar Rp 18.068 trilyun, pendapatan sebesar Rp 5.668 trilyun, dan penyerapan tenaga kerja sebanyak 2.877.222 orang. Berdasarkan analisis tersebut maka dampak investasi sub sektor pertanian terhadap pembentukan nilai output, pendapatan dan penyerapan tenaga kerja terbesar adalah pada sub sektor perkebunan.

Hal yang dapat disarankan penulis berdasarkan hasil penelitian ini adalah dana investasi di sektor pertanian sebaiknya lebih dialokasikan pada sub sektor peternakan karena sub sektor ini memiliki nilai multiplier output, pendapatan dan tenaga kerja tertinggi jika berdasarkan pada analisis multiplier. Jika berdasarkan analisis dampak total investasi baik dampak langsung maupun tidak langsung maka dana investasi di sektor pertanian sebaiknya dialokasikan pada sub sektor perkebunan karena sektor tersebut mempunyai dampak total investasi tertinggi terhadap output, pendapatan dan tenaga kerja. Selain itu, diperlukan peran dari pemerintah berupa upaya yang dapat menarik minat investor untuk menanamkan modalnya di sektor pertanian, dan di sisi lain sangat diperlukan peran pemerintah dalam rangka mengembangkan sumberdaya manusia khususnya di sektor pertanian.

Penelitian ini mempunyai keterbatasan yaitu asumsi kesebandingan dan koefisien teknis bersifat konstan selama periode analisis maka dalam penelitian selanjutnya, hendaknya digunakan analisis Input-Output dinamis yang menyertakan unsur waktu dan harga sebagai variabel endogen.


(6)

Bukankah Kami telah lapangkan dadamu?

Dan Kami hilangkan bebanmu?

Yang memberatkan punggungmu

Dan Kami tinggikan untukmu sebutan (nama) mu.

Sebab sesungguhnya setelah kesukaran itu terdapat kemudahan.

Sesungguhnya setelah kesukaran itu terdapat kemudahan

Maka jika kamu telah selesai (urusan dunia),

maka bersungguh-sungguhlah (dalam beribadah).

Dan hanya kepada Tuhanmulah kiranya engkau berharap.

(Q.S. Al Insyirah: 1-8 )


(7)

Bukankah Kami telah lapangkan dadamu?

Dan Kami hilangkan bebanmu?

Yang memberatkan punggungmu

Dan Kami tinggikan untukmu sebutan (nama) mu.

Sebab sesungguhnya setelah kesukaran itu terdapat kemudahan.

Sesungguhnya setelah kesukaran itu terdapat kemudahan.

Maka jika kamu telah selesai (urusan dunia),

maka bersungguh-sungguhlah (dalam beribadah).

Dan hanya kepada Tuhanmulah kiranya engkau berharap.

(Q.S. Al Insyirah: 1-8 )


(8)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Oktober 2006

Dyah Ayu Mariana Handari H14102049


(9)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh,

Nama Mahasiswa : Dyah Ayu Mariana Handari Nomor Registrasi Pokok : H14102049

Program studi : Ilmu Ekonomi

Judul Skripsi : Dampak Investasi Sektor Pertanian terhadap Perekonomian di Indonesia

(Analisis Input-Output)

dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor

Menyetujui, Dosen Pembimbing,

Alla Asmara, S.Pt, M.Si NIP. 132 159 707

Mengetahui,

Ketua Departemen Ilmu Ekonomi,

Dr.Ir.Rina Oktaviani, MS NIP. 131 846 872


(10)

DAMPAK INVESTASI SEKTOR PERTANIAN

TERHADAP PEREKONOMIAN DI INDONESIA

(ANALISIS INPUT-OUTPUT)

OLEH

DYAH AYU MARIANA HANDARI H14102049

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2006


(11)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Dyah Ayu Mariana Handari lahir pada tanggal 23 Juli 1983 di Sragen, Provinsi Jawa Tengah. Penulis anak Pertama dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Purnomo, S.Pd dan Ibu Dra. Kamsiyah. Jenjang pendidikan penulis dilalui tanpa hambatan, penulis menamatkan sekolah taman kanak-kanak di TK Aisyiah Busthanul Atfal pada tahun 1990, kemudian melanjutkan ke SD Negeri Karangpelem 3 dan lulus pada tahun 1996. Pada tahun yang sama penulis diterima di SLTP Negeri 1 Mojogedang dan lulus pada tahun 1999, kemudian melanjutkan ke SMU Negeri 1 Karanganyar dan lulus pada tahun 2002.

Pada tahun 2002 penulis meninggalkan kota tercinta untuk melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi. Institut Pertanian Bogor menjadi pilihan penulis dengan harapan besarnya dapat memperoleh ilmu dan mengembangkan pola pikir, sehingga menjadi sumberdaya manusia yang berguna bagi pengembangan kota tercinta. Penulis masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima sebagai mahasiswa program studi Ilmu Ekonomi, pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di organisasi seperti Hipotesa, kepengurusan tahun 2003-2004 dan Gamasika (Gabungan Mahasiswa Karanganyar).


(12)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Judul skripsi ini adalah “Dampak Investasi Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Di Indonesia”. Skripsi ini menganalisis dampak investasi sektor pertanian terhadap perekonomian nasional baik dari sisi output, pendapatan maupun penyerapan tenaga kerja. Di samping hal tersebut, skripsi ini juga merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini terselesaikan atas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan rasa tulus dan hormat, penulis menghaturkan terima kasih kepada :

1. Bapak Alla Asmara, S.Pt, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dan dorongan baik secara teknis maupun teoritis dalam pembuatan skripsi ini, sehingga dapat diselesaikan dengan baik.

2. Bapak M.P. Hutagaol, Ph.D sebagai dosen penguji utama yang telah memberikan masukan kepada penulis.

3. Ibu Ir. Wiwiek Rindayati, M.Si sebagai Komisi Pendidikan yang telah memberikan masukan kepada penulis.

4. Bapak Ir. Joyo Winoto, Ph.D sebagai dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan, arahan, semangat dan dorongan kepada penulis. 5. Pihak Badan Pusat Statistik Jakarta, Badan Koordinasi Penanaman Modal

Jakarta, serta instansi-instansi terkait yang telah memberikan informasi kepada penulis.

6. Bapak Purnomo, Spd dan Ibu Dra. Kamsiyah, selaku orang tua tercinta yang tidak pernah berhenti memberikan kasih sayangnya, semangat, dorongan, baik moril maupun materil, serta do’anya kepada penulis.

7. Setiawan S. yang selalu setia membimbing dan memberikan dukungan, semangat, masukan, kesabaran dan kasih sayangnya kepada penulis.


(13)

8. My sweet baby Tirtha Auriza Prabha, senyummu adalah semangat bagi kami. 9. Rika Dewi Kumalasari, selaku pembahas dan sahabat penulis yang telah

memberikan semangat dan masukan kepada penulis.

10.Iyas, Nungsri, Mela, Wina, Mila, Hasni, Tami, Rini, Lusi, Retno dan Agustina serta seluruh IE 39 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas kebersamaanya ketika kuliah di IPB.

11.Peserta seminar yang telah bersedia hadir dalam seminar penulis dan memberikan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

Bogor, Oktober 2006

Dyah Ayu Mariana Handari H14102049


(14)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xv

I. PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Permasalahan... 2

1.3 Tujuan Penelitian... 6

1.4 Manfaat Penelitian... 6

1.5 Ruang Lingkup Penelitian... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN... 8

2.1 Konsep Pertanian... 8

2.2 Investasi Dalam Pembangunan... 8

2.3 Investasi Di Sektor Pertanian... 13

2.4 Penggunaan Analisis Input-Output... 14

2.4.1 Tabel Input-Output Indonesia... 14

2.4.2 Struktur Tabel Input-Output... 17

2.4.3 Asumsi-asumsi Keterbatasan Input-Output... 21

2.4.4 Dampak Penyebaran... 22

2.4.5 Analisis Multiplier... 23

2.5 Kerangka Pemikiran... 26

2.6 Studi Penelitian Terdahulu... 28

III. METODE PENELITIAN... 32

3.1 Jenis dan Sumber Data... 32

3.2 Metode Analisis... 32

3.2.1 Analisis Keterkaitan... 34

3.2.2 Analisis Dampak Penyebaran... 37

3.2.3 Analisis Multiplier... 38


(15)

3.2.5 Koefisien Tenaga Kerja... 40

3.2.6 Analisis Dampak Investasi... . 40

3.3 Kerangka Dasar Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2003... 42

3.4 Konsep dan Definisi... 44

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 48

4.1 Peranan Sektor Pertanian terhadap Struktur Perekonomian Indonesia……... 48

4.1.1 Permintaan dan Penawaran Output... 48

4.1.2 Struktur Konsumsi Rumah Tangga dan Konsumsi Pemerintah... 49

4.1.3 Struktur Investasi... 50

4.1.4 Struktur Ekspor dan Impor... 52

4.1.5 Struktur Nilai Tambah Bruto... 53

4.1.6 Struktur Output Sektoral... 55

4.2 Analisis Keterkaitan... 55

4.2.1 Keterkaitan ke Depan... 56

4.2.2 Keterkaitan ke Belakang... 57

4.3 Dampak Penyebaran... 58

4.3.1 Koefisien Penyebaran... 58

4.3.2 Kepekaan Penyebaran... 59

4.4 Analisis Multiplier... 59

4.5 Dampak Investasi Sektor Pertanian terhadap Perekonomian Indonesia... 62

4.5.1 Dampak Investasi Sub Sektor Tanaman Bahan Makanan... 62

4.5.2 Dampak Investasi Sub Sektor Perkebunan... 64

4.5.3 Dampak Investasi Sub Sektor Peternakan... 67

4.5.4 Dampak Investasi Sub Sektor Kehutanan... 69

4.5.5 Dampak Investasi Sub Sektor Perikanan... 71

V. KESIMPULAN DAN SARAN... 74

5.1 Kesimpulan... 74


(16)

DAFTAR PUSTAKA... 77 LAMPIRAN... 79


(17)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Perkembangan Realisasi Investasi (Atas Izin Usaha Tetap) PMDN

Menurut Sektor, Tahun 2000-2005 (Milyar Rupiah)... 4 2. Perkembangan Realisasi Investasi (Atas Izin Usaha Tetap) PMA

Menurut Sektor, Tahun 2000-2005 (Juta dollar)... 5 3. Ilustrasi Tabel Input-Output... . 18 4. Hasil Penelitian Terdahulu tentang Dampak Penyebaran Sektor Pertanian.. 29 5. Hasil Penelitian Terdahulu tentang Multiplier Sektor Pertanian………….. 30 6. Rumus Multiplier Output, Pendapatan dan Tenaga Kerja……… 39 7. Permintaan Antara dan Permintaan Akhir Sektor-Sektor

Perekonomian Indonesia, Klasifikasi 10 Sektor (Juta Rupiah)... 49 8. Struktur Konsumsi Masyarakat dan Konsumsi Pemerintah terhadap

sektor Perekonomian di Indonesia Tahun 2003, Klasifikasi 10 Sektor

(Juta Rupiah)... 50 9. Pembentukan Modal Tetap, Struktur Perubahan Stok, dan Investasi

Sektor Perekonomian di Indonesia Tahun 2003, Klasifikasi 10 Sektor

(Juta Rupiah)... 51 10.Struktur Ekspor dan Impor Indonesia Tahun 2003, Klasifikasi 10 sektor

(Juta Rupiah)... . 52 11.Struktur Nilai Tambah Bruto Sektor-Sektor Perekonomian Indonesia

Tahun 2003, Klasifikasi 10 sektor ( Juta Rupiah)... . 53 12.Distribusi Output Sektor Perekonomian Indonesia Tahun 2003, Klasifikasi

10 Sektor (Juta Rupiah)... 55 13.Keterkaitan Langsung maupun Langsung dan Tak Langsung ke Depan

dan ke Belakang Klasifikasi 10 Sektor... 56 14.Koefisien dan Kepekaan Penyebaran Klasifikasi 10 Sektor... 58 15.Multiplier Output, Pendapatan, dan Tenaga Kerja Sektor-sektor

Perekonomian Di Indonesia Tahun 2003 Klasifikasi 10 Sektor... 59 16.Multiplier Output, Pendapatan, dan Tenaga Kerja Sektor-sektor

Perekonomian Di Indonesia Tahun 2003 Klasifikasi 27 Sektor... . 61 17.Dampak Investasi Sub Sektor Tanaman Bahan Makanan Sebesar Rp 18

trilyun Terhadap Pembentukan Output (Juta Rupiah), Pendapatan (Juta


(18)

18.Dampak Investasi Sub Sektor Perkebunan Sebesar Rp 18 trilyun terhadap Pembentukan Output (Juta Rupiah), Pendapatan (Juta Rupiah), dan

Tenaga Kerja (Orang)…... 66 19.Dampak Investasi Sub Sektor Peternakan Sebesar Rp 18 trilyun terhadap

Pembentukan Output (Juta Rupiah), Pendapatan (Juta Rupiah), dan

Tenaga Kerja (Orang)... 68 20.Dampak Investasi Sub Sektor Kehutanan Sebesar Rp 18 trilyun terhadap

Pembentukan Output (Juta Rupiah), Pendapatan (Juta Rupiah), dan

Tenaga Kerja (Orang)... 70 21.Dampak Investasi Sub Sektor Perikanan Sebesar Rp 18 trilyun terhadap

Pembentukan Output (Juta Rupiah), Pendapatan (Juta Rupiah), dan


(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Klasifikasi 10 Sektor dan 27 Sektor Tabel Input-Output Indonesia

Updating Tahun 2003…………... 80

2. Jumlah Tenaga Kerja Sektor-Sektor Perekonomian di Indonesia Tahun 2001-2004 (Orang)... 84

3. Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2003 Atas Dasar Harga Produsen Klasifikasi 10 Sektor... 85

4. Matriks Koefisien Teknis Klasifikasi 10 Sektor... 87

5. Matriks Kebalikan Leontif Terbuka Klasifikasi 10 Sektor... 88

6. Matriks Kebalikan Leontif Tertutup Klasifikasi 10 Sektor... 89

7. Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2003 Atas Dasar Harga Produsen Klasifikasi 27 Sektor... 90

8. Matriks Koefisien Teknis Klasifikasi 27 Sektor... 95

9. Matriks Kebalikan Leontif Terbuka Klasifikasi 27 Sektor... 97


(20)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Judul skripsi ini adalah “Dampak Investasi Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Di Indonesia”. Skripsi ini menganalisis dampak investasi sektor pertanian terhadap perekonomian nasional baik dari sisi output, pendapatan maupun penyerapan tenaga kerja. Di samping hal tersebut, skripsi ini juga merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini terselesaikan atas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan rasa tulus dan hormat, penulis menghaturkan terima kasih kepada :

1. Bapak Alla Asmara, S.Pt, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dan dorongan baik secara teknis maupun teoritis dalam pembuatan skripsi ini, sehingga dapat diselesaikan dengan baik.

2. Bapak M.P. Hutagaol, Ph.D sebagai dosen penguji utama yang telah memberikan masukan kepada penulis.

3. Ibu Ir. Wiwiek Rindayati, M.Si sebagai Komisi Pendidikan yang telah memberikan masukan kepada penulis.

4. Bapak Ir. Joyo Winoto, Ph.D sebagai dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan, arahan, semangat dan dorongan kepada penulis. 5. Pihak Badan Pusat Statistik Jakarta, Badan Koordinasi Penanaman Modal

Jakarta, serta instansi-instansi terkait yang telah memberikan informasi kepada penulis.

6. Bapak Purnomo, Spd dan Ibu Dra. Kamsiyah, selaku orang tua tercinta yang tidak pernah berhenti memberikan kasih sayangnya, semangat, dorongan, baik moril maupun materil, serta do’anya kepada penulis.

7. Setiawan S. yang selalu setia membimbing dan memberikan dukungan, semangat, masukan, kesabaran dan kasih sayangnya kepada penulis.


(21)

8. My sweet baby Tirtha Auriza Prabha, senyummu adalah semangat bagi kami. 9. Rika Dewi Kumalasari, selaku pembahas dan sahabat penulis yang telah

memberikan semangat dan masukan kepada penulis.

10.Iyas, Nungsri, Mela, Wina, Mila, Hasni, Tami, Rini, Lusi, Retno dan Agustina serta seluruh IE 39 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas kebersamaanya ketika kuliah di IPB.

11.Peserta seminar yang telah bersedia hadir dalam seminar penulis dan memberikan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

Bogor, Oktober 2006

Dyah Ayu Mariana Handari H14102049


(22)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perekonomian Indonesia semakin terpuruk sejak terjadinya krisis ekonomi dan moneter pada pertengahan tahun 1997. Menurut Kriswantriyono (2003), hal ini disebabkan karena dunia usaha cenderung melakukan investasi yang berlebihan pada sektor-sektor ekonomi yang rentan terhadap perubahan-perubahan nilai tukar dan suku bunga, seperti property dan industri berbasis impor. Namun, kondisi ini tidak terlalu berpengaruh terhadap sektor pertanian sehingga sektor pertanian perlu dikembangkan lebih lanjut.

Menurut BPS (2005), laju pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sektor pertanian pada tahun 2003 sebesar 4,34 persen. Kontribusi sektor pertanian terhadap PDB nasional pada tahun 2002 sebesar 15,47 persen, tahun 2003 sebesar 15,49 persen, dan tahun 2004 sebesar 15,33 persen. Hal ini merupakan salah satu indikasi bahwa sektor pertanian yang berbasiskan pada sumber daya domestik dapat berperan sebagai salah satu pemicu bagi pemulihan perekonomian Indonesia.

Sektor pertanian memiliki kontribusi yang cukup besar dalam hal penyerapan tenaga kerja di Indonesia dibandingkan sektor-sektor perekonomian lainnya. Menurut BPS (2005), kontribusi sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja di Indonesia tahun 2001 sebesar 43,8 persen, tahun 2002 meningkat menjadi sekitar 44,3 persen, tahun 2003 meningkat lagi menjadi sekitar 46,3 persen. Namun pada tahun 2004 kontribusinya menurun menjadi sekitar 43,3


(23)

persen, sehingga diperoleh nilai rata-rata kontribusi tenaga kerja sektor pertanian selama periode tahun 2001-2004 sebesar 44,4 persen per tahun.

Sektor pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam pembangunan perekonomian nasional, karena sektor pertanian merupakan basis bagi perekonomian Indonesia. Saat terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1997, sektor pertanian adalah satu-satunya sektor yang mampu bertahan dengan pertumbuhan positif sebesar 0,26 persen dan mampu menyerap tenaga kerja sebesar 45 persen. Selain menyediakan kebutuhan pangan bagi penduduk serta menyerap tenaga kerja, sektor pertanian juga merupakan pemasok bahan baku bagi sektor industri dan menjadi sumber devisa. Guna mengembangkan sektor pertanian dan merencanakan pembangunan yang baik dan ideal maka diperlukan suatu upaya penyebaran investasi yang merata baik dalam lingkup sektoral maupun nasional, efisiensi dalam pengalokasian dana investasi pada sektor-sektor strategis.

1.2 Permasalahan

Menurut Badan Pusat Satistik (2005), kontribusi sektor pertanian terhadap PDB nasional selama tahun 2001-2004 cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2001 kontribusi sektor pertanian terhadap PDB nasional atas dasar harga konstan 2000 sebesar Rp 225,4 trilyun, tahun 2002 meningkat menjadi Rp 232,9 trilyun, kemudian tahun 2003 sebesar Rp 243 trilyun, dan tahun 2004 meningkat lagi menjadi Rp 252,9 trilyun. Jika dilihat dari laju pertumbuhan PDB atas dasar harga konstan 2000, sektor pertanian mengalami peningkatan secara berfluktuasi.


(24)

Pada tahun 2001 laju pertumbuhan ekonomi (LPE) sebesar 4,08 persen, pada tahun 2002 mengalami penurunan menjadi 3,23 persen, dan tahun 2003 meningkat lagi menjadi 4,34 persen.

Kontribusi sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja di Indonesia tahun 2001 adalah sekitar 39,7 juta orang (43,8 %), tahun 2002 meningkat menjadi sekitar 40,6 juta orang (44,3 %), dan tahun 2003 meningkat lagi menjadi sekitar 42 juta orang (46,3 %). Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian mampu berperan penting dalam mengatasi permasalahan pengangguran di Indonesia.

Selain itu, investasi yang ditanamkan disektor pertanian mengalami penurunan yang berfluktuasi. Hal ini dapat dilihat dari jumlah investasi yang ditanamkan untuk sektor pertanian masih tertinggal jika dibandingkan dengan investasi di sektor lain. Menurut BKPM (2005), investasi dalam negeri sektor pertanian sebesar Rp 2.272 milyar pada tahun 2000, pada tahun 2001 sebesar Rp 1.016,2 milyar, tahun 2002 sebesar Rp 665,5 milyar, tahun 2003 sebesar Rp 593,8 milyar, tahun 2004 sebesar Rp 527 milyar, dan tahun 2005 sebesar Rp 4.177,2 milyar (tabel 1).

Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa investasi dalam negeri sektor industri pengolahan menempati peringkat tertinggi untuk setiap tahunnya. Pada tahun 2000 sebesar Rp 17.664,2 milyar, tahun 2001 sebesar Rp 5.856,1 milyar, tahun 2002 sebesar Rp 9.370,4 milyar, tahun 2003 sebesar Rp 6.229,4 milyar, tahun 2004 sebesar Rp 10.517,9 milyar, dan tahun 2005 sebesar Rp 20.931,1 milyar. Hal ini disebabkan karena setelah terjadinya krisis ekonomi Indonesia


(25)

mulai menggerakkan sektor industri pengolahan khususnya sektor industri yang berbasis pada sumberdaya non hayati seperti industri otomotif, industri galian dan lain-lain.

Tabel 1. Perkembangan Realisasi Investasi (Atas Izin Usaha Tetap) PMDN Menurut Sektor, Tahun 2000-2005 (Milyar Rupiah)

No Sektor 2000 2001 2002 2003 2004 2005

1 Pertanian 2.272,0 1.016,2 665,5 593,8 527,0 4.177,2

2 Pertambangan dan Penggalian 145,3 147,6 359,7 16,2 448,5 1.324,6

3 Industri Pengolahan 17.664,2 5.856,1 9.370,4 6.229,4 10.517,9 20.931,1

4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 23,4 137,3 209,0 - - 1,0

5 Bangunan 332,6 112,7 564,4 505,6 1.882,6 2.461,7

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 1.113,7 950,6 126,2 554,7 452,7 360,9

7 Angkutan dan Komunikasi 192,5 433,7 598 3.511,2 1.220,6 637,5

8

Perumahan, Kawasan Industri &

Perkantoran 198,1 1.225,9 102,8 95 0,9 46,9

9 Jasa-jasa 96,2 0,7 33,3 384,1 214,5 724,1

Total 22.038,0 9.880,8 12.029,0 11.890,0 15.264,7 30.665,0

Sumber : BKPM (2005).

Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa peringkat tertinggi untuk investasi yang berasal dari luar negeri tiap tahunnya juga ditempati oleh sektor industri pengolahan. Pada tahun 2000 sebesar Rp 4.759,9 milyar, tahun 2001 sebesar Rp 2.174,2 milyar, tahun 2002 sebesar Rp 1.569,6 milyar, tahun 2003 sebesar Rp 1.880,4 milyar, tahun 2004 sebesar Rp 2.803,3 milyar, dan tahun 2005 sebesar Rp 3.502,1 milyar.

Nilai investasi luar negeri yang ditanamkan disektor pertanian mengalami penurunan yang berfluktuasi. Pada tahun 2000 investasi luar negeri di sektor pertanian sebesar US $ 106,2 juta, pada tahun 2001 sebesar US $ 90,1 juta, tahun 2002 sebesar US $ 18,1 juta, tahun 2003 sebesar US $ 221,3 juta, tahun 2004 sebesar US $ 186,5 juta, dan tahun 2005 sebesar US $ 348,9 juta (Tabel 2).


(26)

Tabel 2. Perkembangan Realisasi Investasi (Atas Izin Usaha Tetap) PMA Menurut Sektor, Tahun 2000-2005 (Juta dollar)

No Sektor 2000 2001 2002 2003 2004 2005

1 Pertanian 106,2 90,1 18,1 221,3 186,5 348,9

2 Pertambangan dan Penggalian 9,2 66,2 84,4 32,1 122 58,9

3 Industri Pengolahan 4.759,9 2.174,2 1.569,6 1.880,4 2.803,3 3.502,1

4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 2..959,2 195,3 - 76,7 6,1 68,7

5 Bangunan 305,0 129,5 6,8 106,7 385,6 921,9

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 674 106,9 186 387,7 762,2 560,5

7 Angkutan dan Komunikasi 478,4 190,7 1.167,1 2.667,5 103,8 2.946,8

8

Perumahan, Kawasan Industri &

Perkantoran 361 133,9 5,9 0,7 35,2 208,3

9 Jasa-jasa 224,5 397,6 47,4 77,3 196,4 298,5

Total 9.877,4 3.484,4 3.085,3 5.450,4 4.601,1 8.914,6

Sumber : BKPM (2005).

Investasi adalah kata kunci penentu laju pertumbuhan ekonomi, sehingga investasi diperlukan untuk memacu pertumbuhan sektor-sektor perekonomian, khususnya sektor pertanian, karena secara signifikan investasi akan mendorong kenaikan output, meningkatkan permintaan input, yang pada gilirannya akan meningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat. Berdasarkan latar belakang tersebut, beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini adalah :

1. Berapa besar peranan sektor pertanian terhadap perekonomian nasional dalam pembentukan struktur permintaan dan struktur penawaran, struktur konsumsi, struktur investasi, struktur ekspor dan impor, strukur nilai tambah bruto?

2. Berapa besar keterkaitan ke depan dan keterkaitan ke belakang sektor pertanian Indonesia?

3. Berapa besar koefisien penyebaran dan kepekaan penyebaran sektor pertanian Indonesia?


(27)

4. Berapa besar efek pengganda (Multiplier Effect) yang ditimbulkan oleh sektor pertanian di Indonesia?

5. Berapa besar dampak investasi yang ditimbulkan oleh sektor pertanian terhadap perekonomian di Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Melihat permasalahan yang ada maka tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Menganalisis besarnya peranan sektor pertanian terhadap perekonomian di

Indonesia dalam pembentukan struktur permintaan dan struktur penawaran, struktur konsumsi, struktur investasi, struktur ekspor dan impor, strukur nilai tambah bruto.

2. Mengetahui besarnya keterkaitan ke depan dan keterkaitan ke belakang sektor pertanian Indonesia?

3. Mengetahui besarnya koefisien penyebaran dan kepekaan penyebaran sektor pertanian di Indonesia.

4. Mengetahui besarnya efek pengganda (Multiplier Effect) yang ditimbulkan oleh sektor pertanian di Indonesia.

5. Menganalisis dampak investasi yang ditimbulkan oleh sektor pertanian terhadap perekonomian di Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

Penulis berharap, agar hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya maupun untuk berbagai kalangan umumnya. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:


(28)

1. Sebagai bahan masukan bagi pembuat kebijakan dan pengambil keputusan dalam merumuskan dan merencanakan arah pembangunan pertanian di Indonesia.

2. Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan tentang perkembangan sektor pertanian terhadap perekonomian Indonesia.

3. Sebagai acuan atau referensi bagi peneliti lain dalam mengembangkan penelitian lebih lanjut.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Fokus penelitian ini adalah dampak investasi sektor pertanian terhadap perekonomian di Indonesia, dengan menggunakan analisis Input-Output. Data yang digunakan adalah data Tabel Transaksi Total Atas Dasar Harga Produsen (ADHP) Indonesia tahun 2003. Sektor pertanian yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi sub sektor tanaman bahan makanan, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan. Sedangkan pelaku investasi yang dikaji adalah gabungan antara pemerintah, swasta dan masyarakat.


(29)

8

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Konsep Pertanian

Menurut BPS (2003), pertanian adalah semua kegiatan yang meliputi penyediaan komoditi tanaman bahan makanan, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan. Semua kegiatan penyediaan tanamaan bahan makanan, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan itu dilakukan secara sederhana, yang masih menggunakan peralatan tradisional yang termasuk pula didalamnya.

Sedangkan, menurut Nasoetion (2002) pertanian dianggap sebagai suatu usaha untuk mengadakan ekosistem buatan yang bertugas untuk menyediakan bahan makanan bagi manusia. Pada mulanya pertanian di tanah air dilakukan sebagai usaha untuk menghasilkan keperluan sehari-hari petani dari tanah tempatnya berpijak, pertanian seperti itu disebut pertanian gurem dan hidup dalam suatu perekonomian tertutup. Namun lama kelamaan setelah ada tuntutan kebutuhan hidup dan perkembangan lingkungan maka pertanian mulai beralih ke pertanian yang komersil.

2.2 Investasi Dalam Pembangunan

Secara prinsip investasi dibedakan menjadi investasi finasial dan investasi non finansial. Investasi finansial adalah investasi dalam bentuk pemilikan instrumen finansial seperti uang tunai, tabungan, deposito, modal dan penyertaan, surat berharga, obligasi dan sejenisnya. Sedangkan investasi non finansial direalisasikan dalam bentuk investasi fisik (investasi riil) yang berwujud kapital


(30)

9

atau barang modal, termasuk didalamnya inventori (persediaan). Namun demikian, investasi finansial dapat juga direlisasikan menjadi investasi fisik.

Pembangunan ekonomi adalah suatu proses dimana pemerintah dan kelompok masyarakat mengelola sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan pemerintah dan swasta untuk menciptakan suatu lapangan pekerjaan baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi. Menurut Muljana (1995) pembangunan ekonomi dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat. Dimana pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah adalah pembangunan yang bersifat infrastruktur atau prasarana berupa pembangunan fisik maupun lembaga yang mempunyai fungsi esensial sebagai pendukung kegiatan produksi, logistik, pemasaran barang dan jasa serta kegiatan-kegiatan lain dalam bidang ekonomi, sosial, politik, dan pertahanan keamanan. Sementara pembangunan yang dilaksanakan oleh masyarakat umumnya bersifat directly producing atau yang langsung menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi permintaan konsumen baik perorangan, rumah tangga, maupun industri. Semua kegiatan yang dilaksanakan pemerintah maupun masyarakat merupakan investasi dalam pembangunan yang mampu menambah kapasitas hasil produksi, daya kreatifitas dan produktivitas masyarakat sebagai usaha untuk meningkatan nilai tambah, serta usaha pemeliharaan terhadap hasil pembangunan.

Investasi sangat dibutuhkan oleh negara berkembang seperti negara Indonesia, yang digunakan untuk memutuskan lingkaran setan kemiskinan. Hal ini karena investasi dapat meningkatkan pendapatan nasional di suatu negara. Setiap kenaikan jumlah pendapatan sebagai akibat dari pertambahan investasi


(31)

10

akan meningkatkan pendapatan dengan jumlah yang berlipat ganda (multiplier effect). Hal ini sesuai dengan konsep teori Keynesian yang menyatakan bahwa setiap kenaikan jumlah investasi akan meningkatkan pendapatan di suatu wilayah. Peningkatan pendapatan ini khususnya dalam bentuk uang yang akan meningkatkan permintaan barang secara agregat atau Agregat Demand (AD). Hal ini akan berpengaruh pada kebutuhan peralatan maupun uang dalam bentuk modal sebagai akibat dari peningkatan produksi, sehingga secara tidak langsung akan meningkatkan investasi. Selain itu, kenaikan tabungan masyarakat karena adanya peningkatan pendapatan merupakan investasi secara langsung melalui lembaga keuangan. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :

Y = C + S

dimana : Y = Pendapatan Masyarakat S = Tabungan C = Konsumsi I = Investasi dengan asumsi keseimbangan : S = I

maka : Y = C + I

Adapun asumsi teori Keynesian adalah sebagai berikut :

1) Dalam masyarakat bersangkutan masih terdapat sumberdaya yang belum dimanfaatkan sehingga output dapat ditingkatkan tanpa menekan harga-harga itu ke atas,

2) Harga-harga itu relatif kaku untuk bergerak ke bawah sehingga harga-harga itu tidak jatuh, walaupun terdapat kelebihan penawaran (excess supply) dalam pasar tenaga kerja dan pasar komoditas.


(32)

11

Gambaran mengenai peningkatan pendapatan masyarakat yang disebabkan oleh kenaikan investasi dan tingkat konsumsi dapat dilihat pada gambar 1 berikut :

Sumber : Mankiw, 2000. Keterangan :

Y1 = Pendapatan awal

Y2 = Pendapatan setelah kenaikan konsumsi dan investasi AD1 = Permintaan agregat / agregat demand awal

AD2 = Permintaam agregat setelah kenaikan konsumsi dan investasi Gambar 1. Hubungan Pendapatan, Investasi dan Konsumsi

Gambar diatas dapat menjelaskan bahwa adanya investasi mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan tingkat pendapatan perkapita di suatu wilayah (Mankiw, 2000). Sementara itu, faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan investasi adalah tingkat suku bunga. Adanya penurunan pada tingkat bunga (r1 ke r2) akan mengakibatkan jumlah investasi yang ditanamkan disuatu

sektor meningkat (I1 ke I2), sehingga akan menyebabkan pengeluaran yang

direncanakan naik (AE1 ke AE2). Meningkatnya pengeluaran yang direncanakan

ini menyebabkan tingkat pendapatan juga mengalami peningkatan (Y1 ke Y2). Tingkat

Harga (P)

0 Y1 Y2 Pendapatan (Y) AD1

450


(33)

12

Dari rumusan diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa salah satu upaya yang dapat dilaksanakan untuk meningkatkan pendapatan nasional adalah dengan cara menaikkan nilai investasi. Hubungan antara suku bunga (r) dan investasi (I) yang ditunjukkan oleh fungsi investasi dan interaksi antara investasi (I) dan pendapatan (Y) yang ditunjukkan oleh kurva perpotongan Keynesian diringkas dalam bentuk kurva IS (Investasi-saving) pada gambar 2 berikut :

Sumber : Mankiw, 2000.

Gambar 2. Hubungan Tingkat Suku Bunga, Investasi, Pengeluaran Yang Direncanakan, dan Pendapatan Nasional Riil

Tingkat Bunga

(r) Tingkat

Bunga (r)

r1

r2

r1

r2

(a) Fungsi Investasi (c) Kurva IS

I(r)

0 (I)r1 (I)r2 Investasi (I) 0 Y1 Y2 Pendapatan (Y) IS Harga

(P)

0 Y1 Y2 Pendapatan (Y) 450

AE2 AE1


(34)

13

2.3 Investasi di Sektor Pertanian

Sektor pertanian memegang peran yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi. Seperti yang dikemukakan oleh Jhingan (2000), peran pertanian sangat penting dalam hal : (i) menyediakan surplus pangan yang semakin besar kepada penduduk yang kian meningkat, (ii) meningkatkan permintaan akan produk industri dan dengan demikian mendorong keharusan diperluasnya sektor sekunder dan tersier, (iii) menyediakan tambahan penghasilan devisa untuk impor barang-barang modal bagi pembangunan melalui ekspor hasil pertanian secara terus-menerus, (iv) meningkatkan penghasilan desa untuk dimobilisasi oleh pemerintah, dan (v) memperbaiki kesejahteraan rakyat pedesaan.

Investasi yang dilaksanakan disektor pertanian meliputi investasi di lima sub sektor pertanian yaitu sub sektor tanaman bahan makanan, sub sektor perkebunan, sub sektor peternakan, sub sektor kehutanan, dan sub sektor perikanan. Tujuan dari penanaman investasi ini adalah untuk meningkatkan pendapatan masyarakat khususnya masyarakat petani, penciptaan lapangan kerja sehingga dapat menyerap tenaga kerja serta meningkatkan ketrampilan tenaga kerja dan petani, meningkatkan hasil produksi pertanian baik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor sehingga akan meningkatkan penerimaan devisa negara, pengembangan dan kelestarian sumber daya alam, pengembangan wilayah dan penyebaran kegiatan pembangunan pertanian, menunjang pengembangan sektor-sektor perekonomian lainnya, pemerataan pendapatan dan


(35)

14

peningkatan partisipasi masyarakat tani, serta adanya pengalihan teknologi dan keahlian.

Dilihat dari tujuannya, investasi di sektor pertanian mampu memberikan kontribusi yang cukup besar tidak hanya bagi peningkatan pembangunan pertanian itu sendiri tetapi bagi peningkatan perekonomian nasional dan kesejahteraan masyarakat khususnya petani. Namun pada kenyataannya, prospek yang cukup baik dari adanya investasi di sektor pertanian ini kurang mendapat perhatian secara khusus dari berbagai pihak baik dari pemerintah maupun swasta bahkan investasi di sektor pertanian ini cenderung menurun.

2.4 Penggunaan Analisis Input-Output 2.4.1 Tabel Input-Output Indonesia

Tujuan dari penyusunan Tabel Input-Output Indonesia adalah untuk menyediakan data statistik yang secara komprehensif mampu menggambarkan hubungan timbal balik dan saling keterkaitan antar unit ekonomi di Indonesia. Jenis data yang disajikan pada Tabel Input-Output antara lain dapat dimanfaatkan untuk melakukan analisis dan proyeksi perekonomian dalam perencanaan pembangunan.

Pada tahun 1974 penyusunan Tabel Input-Output Indonesia ini mulai dirintis oleh BPS Jakarta. Tabel Input-Output pertama kali disusun adalah untuk tahun 1971 dan kemudian secara berkala disusun Tabel Input-Output untuk tahun 1975, 1980, 1985, 1990, 1995, 2000 dan 2003. Kerangka dasar yang digunakan pada setiap Tabel Input-Output diusahakan untuk konsisten satu sama lain. Namun demikian karena jenis dan mutu yang digunakan sebagai bahan dalam


(36)

15

penyusunan Tabel Input-Output juga berkembang, maka penyusunan Tabel Imput-Output pun pada prakteknya mengalami berbagai pengembangan dan penyempurnaan, khususnya dalam hal klasifikasi, metode penyusunan dan cara penyajian.

Analisis Input-Ouput adalah suatu analisis atas perekonomian wilayah secara komprehensif, karena melihat keterkaitan antar sektor ekonomi di wilayah tersebut secara keseluruhan. Menurut BPS (2000), Tabel Input-Output adalah suatu tabel yang menyajikan informasi tentang transaksi barang dan jasa yang terjadi antar sektor ekonomi dengan bentuk penyajian berupa matrik. Isian sepanjang baris Tabel I-O menunjukkan pengalokasian output yang dihasilkan oleh suatu sektor untuk memenuhi permintaan antara dan permintaan akhir. Disamping itu, isian pada baris nilai tambah menunjukkan komposisi penciptaan nilai tambah sektoral. Sedangkan isian sepanjang kolom menunjukkan struktur input yang digunakan oleh masing-masing sektor dalam proses produksi, baik yang berupa input antara maupun input primer.

Model ini, dibedakan atas analisis output tertutup dan analisis input-output terbuka. Pembedaan tersebut didasarkan pada komponen rumah tangga. Jika komponen rumah tangga disertakan dalam sektor produksi maka analisis input-output tersebut bersifat tertutup, sedangkan jika rumah tangga tidak disertakan dalam permintaan akhir maka analisis input-output bersifat terbuka (Nazara, 1997). Sebagai metode kuantitatif, tabel ini memberikan gambaran menyeluruh tentang :


(37)

16

1) Struktur perekonomian suatu wilayah yang mencakup output dan nilai tambah masing-masing sektor,

2) Struktur input antara yaitu transaksi penggunaan barang dan jasa antar sektor-sektor produksi,

3) Struktur penyediaan barang dan jasa baik berupa barang produksi dalam negeri maupun barang impor,

4) Struktur permintaan barang dan jasa baik berupa permintaan oleh berbagai sektor produksi maupun permintaan untuk konsumsi, investasi dan ekspor.

Beberapa tahun belakangan ini, model I-O telah dikembangkan untuk keperluan yang lebih luas dalam analisis ekonomi. Beberapa kegunaan dari analisis Input-Output antara lain adalah :

a. Untuk memperkirakan dampak permintaan akhir terhadap output, nilai tambah, impor, penerimaan pajak dan penyerapan tenaga kerja di berbagai sektor produksi

b. Untuk melihat komposisi penyediaan dan penggunaan barang dan jasa terutama dalam analisis terhadap kebutuhan impor dan kemungkinan substitusinya

c. Untuk analisis perubahan harga, yaitu dengan melihat pengaruh secara langsung dan tidak langsung dari perubahan harga input terhadap ouput

d. Untuk mengetahui sektor-sektor yang pengaruhnya paling dominan terhadap pertumbuhan ekonomi dan sektor-sektor yang peka terhadap pertumbuhan ekonomi


(38)

17

e. Untuk menggambarkan perekonomian suatu wilayah dan mengidentifikasikan karakteristik struktural suatu perekonomian wilayah

Ruang lingkup penggunaan analisis Input-Ouput menurut Nazara (1997) dapat menjelaskan kondisi perekonomian baik secara nasional maupun regional. Hasil dari penyusunan Tabel Input-Output ini mampu menyediakan data statistik yang secara komprehensif mampu menggambarkan hubungan timbal balik dan saling keterkaitan antar unit ekonomi di suatu wilayah.

2.4.2 Struktur Tabel Input-Output

Format dari Tabel I-O terdiri dari suatu kerangka matriks berukuran “n x n” dimensi yang dibagi menjadi empat kuadran dan tiap kuadran mendiskripsikan suatu hubungan tertentu (Glasson, 1997). Hubungan antar sektor perekonomian dapat disajikan dalam sebuah Tabel. Dalam Tabel tersebut, sektor produksi (sektor asal) disajikan disebelah kiri dan sektor tujuan disajikan disebelah atas Tabel. Input-input yang diperlukan oleh masing-masing sektor disajikan searah kolom, sedangkan searah baris menunjukkan output-output yang diproduksi oleh masing-masing sektor.

Tabel Input-Output menunjukkan transaksi antar komponen dari suatu perekonomian, dimana terdapat dua sektor produksi dengan empat komponen permintaan akhir, yaitu konsumsi rumah tangga (C), investasi (I), pengeluaran pemerintah (G), dan ekspor luar negeri (E); dua faktor produksi, yaitu tenaga kerja (L) dan kapital dengan balas jasa sewa (N). Secara lengkap tabel tersebut dapat dilihat sebagai berikut :


(39)

18

Tabel 3. Ilustrasi Tabel Input-Output

Sektor Produksi Permintaan Akhir (Y) 1 2 … j C I G E

Total Output (X)

Sektor Produksi 1 2 . : i

z11 z12… z21 z22… . . : :

C1 I1 G1 E1 C2 I2 G2 E2

X1 X2 Nilai Tambah (W) L N M

L1 L2 N1 N2 M1 M2

LC LI LG LE NC NI NG NE MC MI MG ME

L N M Total Input (X) X X1 X2 C I G E X Sumber : Miller dan Blair (1985)

Dalam konteks input antara, terjadi arus perpindahan barang antar sektor yaitu dari sektor i ke sektor j dan perpindahan intrasektor yaitu perpindahan yang terjadi didalam sektor itu sendiri. Tabel 3 menunjukkan bahwa terjadinya arus perpindahan barang dari sektor i ke sektor j, dimana i = j. Nilai uang arus barang dan jasa dari sektor i ke sektor j diberi notasi zij, total output dinotasikan dengan

Xi, dan total permintaan akhir sektor i dinotasikan Yi. Dengan demikian

persamaannya dituliskan sebagai berikut :

Xi = zi1 + zi2 + … + zii + ...+ zin + Yi (2.1)

Persamaan (1) menunjukkan distribusi output ke sektor i. Output sektor I tersebut didistribusikan ke sektor-sektor produksi yang lain, dan dialokasikan ke pemakai akhir. Pemakai akhir tersebut adalah pelaku-pelaku ekonomi didalam perekonomian yang secara agregat bisa diklasifikasikan ke dalam rumah tangga, perusahaan, pemerintah dan pihak luar negeri. Permintaan akhir rumah tangga adalah konsumsi rumah tangga, permintaan akhir perusahaan adalah investasi, permintaan akhir pemerintah adalah pengeluaran pemerintah, dan permintaan


(40)

19

akhir dari luar negeri adalah ekspor. Pada persamaan (1) terlihat bahwa terdapat n sektor yang sama seperti persamaan untuk seluruh sektor perekonomiaan, yaitu :

X1 = z11 + z12 + z13 + … + z1n + Y1

X2 = z12 + z22 + z23 + … + z2n + Y2 (2.2)

Xn = zn1 + zn2 + zn3 + … + znn + Yn

Sesuai dengan definisi Tabel Input-Output, total input harus sama dengan total output. Berdasarkan sifatnya yang linier, maka dapat dituliskan sebagai berikut :

X1 + X2 + L + N + M = X

= X1 + X2 + C + I + G + E (2.3)

Persamaan (3) adalah identitas dari pendapatan nasional, yang ditunjukkan oleh persamaan sebelah kiri, dimana pendapatan nasional sebagai penjumlahan dari balas jasa faktor-faktor produksi dalam perekonomian. Dalam perekonomian ini, hanya ada dua faktor produksi, yaitu tenaga kerja dan kapital, yang balas jasanya adalah upah atau gaji (L) dan bunga modal (N). pada persamaan sebelah kanan, menunjukkan bahwa pendapatan nasional sebagai penjumlahan dari pengeluaran yang dilakukan oleh pelaku ekonomi dalam perekonomian tersebut. Dua persamaan diatas yang menghasilkan nilai X yang sama, dapat dijabarkan sebagai berikut dengan menghilangkan X1 dan X2, sehingga menjadi :

L + N + M = C+ I + G + E atau


(41)

20

Dalam analisis Input-Output, persamaan tersebut memegang peranan penting yaitu sebagai dasar analisis ekonomi mengenai keadaan perekonomian suatu wilayah. Secara umum matrik dalam Tabel Input-Output dapat dibagi menjadi empat kuadran, yaitu :

1) Kuadran I (Intermediate Quadran)

Setiap sel pada kuadran I merupakan transaksi antara, yaitu transaksi barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi. Kuadran ini memberikan informasi mengenai saling ketergantungan antar sektor produksi dalam suatu perekonomian. Dalam analisis Input-Output kuadran ini memiliki peranan yang sangat penting karena kuadran inilah yang menunjukkan keterkaitan antar sektor ekonomi dalam melakukan proses produksinya.

2) Kuadran II (Final Demand Quadran)

Kuadran ini menunjukkan adanya penjualan barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor-sektor perekonomian untuk memenuhi permintaan akhir. Permintaan akhir adalah output suatu sektor yang langsung dipergunakan oleh rumah tangga, pemerintah, pembentukan modal tetap, perubahan stok dan ekspor.

3) Kuadran III (Primary Input Quadran)

Menunjukkan pembelian input yang dihasilkan di luar sistem produksi oleh sektor-sektor dalam kuadran antara. Kuadran ini terdiri dari pendapatan rumah tangga (upah/gaji), pajak tak langsung, surplus usaha dan penyusutan. Jumlah keseluruhan nilai tambah ini akan menghasilkan produk domestik bruto yang dihasilkan oleh wilayah tersebut.


(42)

21

4) Kuadran IV (Primary Input-Final Demand Quadran)

Merupakan kuadran input primer permintaan akhir yang menunjukkan transaksi langsung antara kuadran input primer dengan permintaan akhir tanpa melalui sistem produksi atas kuadran antara.

2.4.3 Asumsi-asumsi Keterbatasan Input-Output

Analisis Input-Output memiliki keterbatasan terutama pada asumsi-asumsinya yaitu:

1.Keseragaman (Homogenitas)

Suatu prinsip dimana output hanya dihasilkan secara tunggal, yang berarti bahwa setiap sektor ekonomi hanya memproduksi satu jenis barang dan jasa dengan susunan input tunggal (seragam) dan tidak ada substitusi otomatis terhadap input dari output sektor yang berbeda.

2.Kesebandingan (Propotionality)

Suatu prinsip dimana hubungan antara output dan input pada setiap sektor produksi merupakan fungsi linier, artinya kenaikan dan penurunan output suatu sektor akan sebanding dengan kenaikan dan penurunan input yang digunakan oleh sektor tersebut.

3.Penjumlahan (Additivitas)

Suatu asumsi bahwa total efek dari kegiatan produksi berbagai sektor merupakan penjumlahan dari efek pada masing-masing kegiatan.

Dengan adanya asumsi-asumsi tersebut diatas maka model Input-Output memiliki keterbatasan dengan tidak menimbulkan kekeliruan dalam


(43)

22

menginterpretasikan hasil analisisnya (Febrina, 2005). Keterbatasan-keterbatasan tersebut yaitu :

a. Koefisien Input-Output yang konstan selama periode analisis, sehingga perubahan-perubahan seperti perubahan teknologi atau perubahan relatif yang mungkin terjadi selama periode analisis diabaikan. Hal ini menyebabkan harus dilakukannya penyesuaian terhadap koefisien agar tidak timbul bias terhadap hasil produksi.

b. Semakin banyak agregasi yang dilakukan terhadap sektor-sektor yang ada akan menyebabkan semakin besar pula kecenderungan pelanggaran terhadap asumsi homogenitas dan semakin banyak informasi ekonomi yang lebih terperinci tidak terlingkup dalam analisisnya.

c. Keterbatasan yang disebabkan oleh besarnya dana atau biaya dalam penyusunan tabel Input-Output dengan menggunakan metode survei.

2.4.4 Dampak Penyebaran

Analisis dampak penyebaran berguna untuk mengetahui distribusi manfaat pengembangan suatu sektor terhadap sektor lainnya melalui mekanisme transaksi pasar output dan pasar input dapat yang dianalisis berdasarkan koefisien penyebaran dan kepekaan penyebaran.

a. Koefisien Penyebaran

Konsep ini berguna untuk mengetahui distribusi manfaat dari pengembangan suatu sektor terhadaap perkembangan sektor-sektor lainnya


(44)

23

melalui mekanisme transaksi pasar input. Konsep ini juga sering diartikan sebagai kemampuan suatu sektor untuk meningkatkan pertumbuhan hulunya.

b. Kepekaan Penyebaran

Konsep ini bermanfaat untuk mengetahui tingkat kepekaan suatu sektor terhadap sektor-sektor lainnya melalui mekanisme pasar output. Konsep ini sering juga diartikan sebagai kemampuan suatu sektor untuk mendorong pertumbuhan produksi sektor-sektor lain yang memakai input dari sektor ini.

2.4.5 Analisis Multiplier

Salah satu jenis analisis yang umum dilakukan dalam kerangka analisis Input-Output adalah analisis multiplier (analisis angka pengganda). Pada intinya, analisis multiplier ini mencoba melihat apa yang terjadi terhadap variabel-variabel endogen tertentu apabila terjadi perubahan variabel-variabel eksogen, seperti permintaan akhir, di dalam perekonomian.

a. Multiplier Output

Multiplier output dihitung dalam per unit perubahan output sebagai efek awal, yaitu kenaikan atau penurunan output sebesar satu unit satuan moneter. Setiap elemen dalam matriks kebalikan leontief (matriks invers) α menunjukkan total pembelian input baik tidak langsung maupun langsung dari sektor i yang disebabkan adanya peningkatan penjualan dari sektor i sebesar satu unit satuan moneter ke permintaan akhir. Matrik invers dirumuskan dengan persamaan :


(45)

24

Dengan demikian matrik α mengandung informasi penting tentang struktur perekonomian yang dipelajari dengan menentukan tingkat keterkaitan antar sektor dalam perekonomian suatu wilayah atau negara. Koefisien dari matrik invers ini [αij] menunjukan besarnya perubahan aktifitas dari suatu sektor yang

akan mempengaruhi tingkat output dari sektor-sektor lain. b. Multiplier Pendapatan

Multiplier pendapatan mengukur peningkatan pendapatan akibat adanya perubahan output dalam perekonomian. Dalam Tabel Input-Output, yang dimaksud dengan pendapatan adalah gaji dan upah yang diterima oleh rumah tangga. Pengertian pendapatan disini tidak hanya mencakup beberapa jenis pendapatan yang umumnya diklasifikasikan sebagai pendapatan rumah tangga, tetapi juga dividen dan bunga bank.

c. Multiplier Tenaga Kerja

Multiplier tenaga kerja menunjukkan perubahan tenaga kerja yang disebabkan oleh perubahan awal dari sisi output. Multiplier tenaga kerja tidak diperoleh dari elemen-elemen dalam Tabel Input-Output seperti pada multiplier output dan pendapatan karena dalam Tabel Input-Output tidak mengandung elemen-elemen yang berhubungan dengan tenaga kerja. Untuk memperoleh multiplier tenaga kerja maka pada Tabel Input-Output harus ditambahkan baris yang menunjukkan jumlah dari tenaga kerja untuk masing-masing sektor dalam perekonomian suatu wilayah atau negara.


(46)

25

d. Multiplier Tipe I dan II

Multiplier Tipe I dan II digunakan untuk mengukur efek dari output, pendapatan maupun tenaga kerja masing-masing sektor perekonomian yang disebabkan karena adanya perubahan dalam jumlah output, pendapatan, dan tenaga kerja yang ada di suatu negara atau wilayah.

Respon atau efek multiplier output, pendapatan, dan tenaga kerja dapat di klasifikasikan sebagai berikut :

1) Dampak Awal (Initial Impact)

Dampak awal merupakan stimulus perekonomian yang diasumsikan sebagai peningkatan atau penurunan penjualan dalam satu unit satuan moneter. Dari sisi output, dampak awal ini diasumsikan sebagai peningkatan penjualan ke permintaan akhir sebesar satu unit satuan moneter. Peningkatan output tersebut akan memberikan efek terhadap peningkatan pendapatan dan kesempatan kerja. Efek awal dari sisi pendapatan ditunjukkan oleh koefisien pendapatan rumah tangga (hi), sedangkan efek awal dari sisi tenaga kerja ditunjukkan oleh koefisien

tenaga kerja (ei).

2) Efek Putaran Pertama (First Round Effect)

Efek putaran pertama menunjukkan efek langsung dari pembelian masing-masing sektor untuk setiap peningkatan output sebesar satu unit satuan moneter. Dari sisi output, efek putaran pertama ditunjukkan oleh koefisien langsung (koefisien input-output / aij ). Sedangkan efek putaran pertama dari sisi

pendapatan menunjukkan adanya peningkatan pendapatan dari setiap sektor akibat adanya efek putaran pertama dari sisi output. Sementara efek putaran pertama dari


(47)

26

sisi tenaga kerja menunjukkan peningkatan penyerapan tenaga kerja akibat adanya efek putaran pertama dari sisi output.

3) Efek dukungan Industri (Industrial Support Effect)

Efek dukungan industri dari sisi output menunjukkan efek dari peningkatan output putaran kedua dan selanjutnya akibat adanya stimulus ekonomi. Dari sisi pendapatan dan tenaga kerja, efek dukungan industri menunjukkan adanya efek peningkatan pendapatan dan penyerapan tenaga kerja putaran kedua dan selanjutnya akibat adanya dukungan industri yang menghasilkan output.

4) Efek Induksi Konsumsi (Consumption Induced Effect)

Efek induksi konsumsi dari sisi output menunjukkan adanya suatu pengaruh induksi (peningkatan konsumsi rumah tangga) akibat pendapatan rumah tangga yang meningkat. Dari sisi pendapatan dan tenaga kerja, efek induksi konsumsi diperoleh masing-masing dengan mengalikan efek induksi konsumsi output dengan koefisien pendapatan rumah tangga dan koefisien tenaga kerja.

5) Effect Lanjutan (Flow-on-Effect)

Efek lanjutan merupakan efek dari output, pendapatan, dan tenaga keja yang terjadi pada semua sektor perekonomian dalam suatu negara atau wilayah akibat adanya peningkatan penjualan dari suatu sektor. Efek lanjutan dapat diperoleh dari pengurangan efek total dengan efek awal.

2.5 Kerangka Pemikiran

Perekonomian Indonesia semakin terpuruk sejak terjadinya krisis ekonomi dan moneter pada pertengahan tahun 1997. Menurut Kriswantriyono (2003), hal


(48)

27

ini disebabkan karena dunia usaha cenderung melakukan investasi yang berlebihan pada sektor-sektor ekonomi yang rentan terhadap perubahan-perubahan nilai tukar dan suku bunga, seperti property dan industri berbasis impor. Namun, kondisi ini tidak terlalu berpengaruh terhadap sektor pertanian sehingga sektor pertanian perlu dikembangkan lebih lanjut.

Sektor pertanian adalah sektor yang mampu berperan penting dalam pertumbuhan perekonomian nasional. Kenyataan ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), dan penyerapan tenaga kerja di Indonesia yang mengalami peningkatan.

Disisi lain, investasi yang ditanamkan di sektor pertanian relatif rendah dibandingkan investasi yang ditanamkan di sektor lainnya, khususnya investasi yang berasal dari dalam negeri. Penelitian ini ingin menunjukkan bahwa sektor pertanian memiliki potensi yang cukup baik untuk dikembangkan. Proses pertumbuhan dan perkembangan sektor pertanian memerlukan upaya peningkatan produktivitas yang akan berimplikasi pada peningkatan produksi, pendapatan dan kesempatan kerja.

Guna memperlihatkan bahwa investasi di sektor pertanian memiliki peran yang penting pada penelitian ini maka dilakukan analisis Tabel Input-Output yang diolah dengan menggunakan Microsoft Excell, sehingga hasilnya dapat menunjukkan dampak penyebaran, keterkaitan sektor pertanian dengan sektor yang lain, efek multiplier, dampak investasi di sektor pertanian, sub sektor pertanian yang memiliki prioritas untuk dikembangkan, serta kebijakan


(49)

28

pemerintah yang harus diambil guna meningkatkan pembangunan di sektor pertanian.

Keterangan : : Hal yang di analisis

Gambar 3. Bagan Kerangka Pemikiran

2.6 Studi Penelitian Terdahulu

Pada umumnya penelitian dengan menggunakan analisis Input-Output memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mempelajari keterkaitan antar sektor, dampak penyebaran, serta multiplier sektor-sektor perekonomian di suatu wilayah. Hasil penelitian yang akan dipaparkan dalam penelitian ini adalah analisis keterkaitan, dampak penyebaran, efek pengganda (multiplier effect), serta

Sektor Pertanian

Tabel Input-Output

Analisis Input-Output

Analisis Penyebaran Analisis

Keterkaitan

Multiplier

¾ Output

¾ Pendapatan

¾ Tenaga Kerja

Asumsi Keterbatasan

Dampak Investasi Sektor Pertanian

Kebijakan Investasi, Penetapan Sektor Prioritas

Microsoft Exell

ƒ Kontribusi Terhadap PDB

ƒ Penyerapan Tenaga Kerja


(50)

29

dampak investasi yang dihasilkan oleh sektor-sektor perekonomian khususnya sektor pertanian.

a. Hasil Penelitian tentang Dampak Penyebaran Sektor Pertanian

Koefisien penyebaran menunjukkan distribusi manfaat dari pengembangan suatu sektor terhadap perkembangan sektor lainnya atau dengan kata lain seberapa besar sektor tersebut mampu menarik perkembangan sektor hulunya. Sektor yang memiliki koefisien penyebaran lebih besar dari satu berarti bahwa sektor tersebut memiliki kemampuan untuk menarik perkembangan sektor hulunya. Sedangkan kepekaan penyebaran menunjukkan tingkat kepekaan suatu sektor lainnya melalui mekanisme pasar output atau dengan kata lain apakah sektor tersebut mampu mendorong perkembangan sektor hilirnya sehingga mampu menciptakan pertumbuhan ekonomi wilayahnya. Sektor yang memiliki kepekaan penyebaran lebih besar dari satu berarti bahwa sektor tersebut memiliki kemampuan untuk mendorong perkembangan sektor hilirnya.

Tabel 4. Hasil Penelitian Terdahulu tentang Dampak Penyebaran Sektor Pertanian Penelitian

Peneliti Tahun Penelitian Tahun yang diteliti

Koefisien Penyebaran

Kepekaan Penyebaran

Bernady 2001 1998 0,93 1,24

Hasni 2006 2003 0,72 1,04

Subrata 2005 2000 0,98 1,88

Sumber : Bernady, A.H. (2001), Hasni (2006), Subrata (2005)

Berdasarkan data dalam Tabel 4 dapat diketahui bahwa nilai koefisien penyebaran untuk sektor pertanian di masing-masing lokasi penelitian kurang dari satu. Hal ini menunjukkan bahwa daya kepekaan sektor pertanian kurang mampu untuk menarik sektor hulunya melalui distribusi manfaat dari pengembangan


(51)

30

sektor tersebut terhadap perkembangan sektor lainnya. Sedangkan nilai kepekaan penyebaran sektor pertanian umumnya lebih besar dari satu. Hal ini menunjukkan bahwa sektor tersebut memiliki kemampuan untuk mendorong perkembangan sektor hilirnya.

b. Penelitian terdahulu Multiplier Sektor Pertanian

Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa nilai keterkaitan output, pendapatan dan tenaga kerja tipe I lebih kecil dari tipe II. Hal ini disebabkan pada multiplier tipe II, induksi konsumsi rumah tangga diperhitungkan sebagai faktor endogen. Nilai-nilai pengganda tersebut menunjukkan kemampuan sektor-sektor tersebut dalam mendorong peningkatan output, pendapatan dan penciptaan lapangan kerja.

Tabel 5. Hasil Penelitian Terdahulu tentang Multiplier Sektor Pertanian

Penelitian Multiplier Output Multiplier

Pendapatan

Multiplier Tenaga Kerja Peneliti Tahun

Penelitian

Tahun yang diteliti

Tipe I Tipe II Tipe I Tipe II Tipe I Tipe II

Bernady 2001 1998 1,30 1,62 1,32 1,69 1,18 1,13

Hasni 2006 2003 1,87 2,14 1,74 2,01 1,39 1,46

Subrata 2005 2000 1,62 2,19 1,63 2,21 1,49 1,92

Sumber : Bernady, A.H. (2001), Hasni (2006), Subrata (2005)

Hasil penelitian Subrata (2005) tentang analisis dampak investasi di sektor agribisnis terhadap perekonomian di Indonesia dengan menggunakan alat analisis input-output menunjukkan bahwa investasi pada sub sektor agribisnis sebesar Rp 100 juta akan menghasilakan output terbesar di seluruh sektor perekonomian adalah pada sub sektor makanan olahan yaitu sebesar Rp 197,418 milyar yang terdiri dari dampak langsung terhadap sub sektor makanan olahan sebesar Rp 117,883 milyar dan dampak tidak langsung di sektor lainnya sebesar Rp 79,534 milyar. Hal ini disebabkan oleh tingginya nilai multiplier output di sektor tersebut.


(52)

31

Dari sisi pendapatan, investasi sebesar Rp 100 juta pada sektor agribisnis akan menghasilkan pendapatan terbesar di seluruh sektor perekonomian pada sektor pemerintahan yaitu sebesar Rp 90,410 milyar yang terdiri dampak langsung sebesar Rp 60,417 milyar dan dampak tidak langsung sebesar Rp 29,993 milyar.

Dari sisi tenaga kerja, adanya investasi yang ditanamkan di sektor agribisnis sebesar Rp 100 juta maka akan mampu menyerap tenaga kerja di seluruh sektor perekonomian yang terbesar pada sub sektor tembakau yaitu sebeasar 12 orang. Hal ini karena sub sektor tersebut memiliki koefisien penyebaran yang cukup besar.


(53)

8

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Konsep Pertanian

Menurut BPS (2003), pertanian adalah semua kegiatan yang meliputi penyediaan komoditi tanaman bahan makanan, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan. Semua kegiatan penyediaan tanamaan bahan makanan, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan itu dilakukan secara sederhana, yang masih menggunakan peralatan tradisional yang termasuk pula didalamnya.

Sedangkan, menurut Nasoetion (2002) pertanian dianggap sebagai suatu usaha untuk mengadakan ekosistem buatan yang bertugas untuk menyediakan bahan makanan bagi manusia. Pada mulanya pertanian di tanah air dilakukan sebagai usaha untuk menghasilkan keperluan sehari-hari petani dari tanah tempatnya berpijak, pertanian seperti itu disebut pertanian gurem dan hidup dalam suatu perekonomian tertutup. Namun lama kelamaan setelah ada tuntutan kebutuhan hidup dan perkembangan lingkungan maka pertanian mulai beralih ke pertanian yang komersil.

2.2 Investasi Dalam Pembangunan

Secara prinsip investasi dibedakan menjadi investasi finasial dan investasi non finansial. Investasi finansial adalah investasi dalam bentuk pemilikan instrumen finansial seperti uang tunai, tabungan, deposito, modal dan penyertaan, surat berharga, obligasi dan sejenisnya. Sedangkan investasi non finansial direalisasikan dalam bentuk investasi fisik (investasi riil) yang berwujud kapital


(54)

9

atau barang modal, termasuk didalamnya inventori (persediaan). Namun demikian, investasi finansial dapat juga direlisasikan menjadi investasi fisik.

Pembangunan ekonomi adalah suatu proses dimana pemerintah dan kelompok masyarakat mengelola sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan pemerintah dan swasta untuk menciptakan suatu lapangan pekerjaan baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi. Menurut Muljana (1995) pembangunan ekonomi dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat. Dimana pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah adalah pembangunan yang bersifat infrastruktur atau prasarana berupa pembangunan fisik maupun lembaga yang mempunyai fungsi esensial sebagai pendukung kegiatan produksi, logistik, pemasaran barang dan jasa serta kegiatan-kegiatan lain dalam bidang ekonomi, sosial, politik, dan pertahanan keamanan. Sementara pembangunan yang dilaksanakan oleh masyarakat umumnya bersifat directly producing atau yang langsung menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi permintaan konsumen baik perorangan, rumah tangga, maupun industri. Semua kegiatan yang dilaksanakan pemerintah maupun masyarakat merupakan investasi dalam pembangunan yang mampu menambah kapasitas hasil produksi, daya kreatifitas dan produktivitas masyarakat sebagai usaha untuk meningkatan nilai tambah, serta usaha pemeliharaan terhadap hasil pembangunan.

Investasi sangat dibutuhkan oleh negara berkembang seperti negara Indonesia, yang digunakan untuk memutuskan lingkaran setan kemiskinan. Hal ini karena investasi dapat meningkatkan pendapatan nasional di suatu negara. Setiap kenaikan jumlah pendapatan sebagai akibat dari pertambahan investasi


(55)

10

akan meningkatkan pendapatan dengan jumlah yang berlipat ganda (multiplier effect). Hal ini sesuai dengan konsep teori Keynesian yang menyatakan bahwa setiap kenaikan jumlah investasi akan meningkatkan pendapatan di suatu wilayah. Peningkatan pendapatan ini khususnya dalam bentuk uang yang akan meningkatkan permintaan barang secara agregat atau Agregat Demand (AD). Hal ini akan berpengaruh pada kebutuhan peralatan maupun uang dalam bentuk modal sebagai akibat dari peningkatan produksi, sehingga secara tidak langsung akan meningkatkan investasi. Selain itu, kenaikan tabungan masyarakat karena adanya peningkatan pendapatan merupakan investasi secara langsung melalui lembaga keuangan. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :

Y = C + S

dimana : Y = Pendapatan Masyarakat S = Tabungan C = Konsumsi I = Investasi dengan asumsi keseimbangan : S = I

maka : Y = C + I

Adapun asumsi teori Keynesian adalah sebagai berikut :

1) Dalam masyarakat bersangkutan masih terdapat sumberdaya yang belum dimanfaatkan sehingga output dapat ditingkatkan tanpa menekan harga-harga itu ke atas,

2) Harga-harga itu relatif kaku untuk bergerak ke bawah sehingga harga-harga itu tidak jatuh, walaupun terdapat kelebihan penawaran (excess supply) dalam pasar tenaga kerja dan pasar komoditas.


(56)

11

Gambaran mengenai peningkatan pendapatan masyarakat yang disebabkan oleh kenaikan investasi dan tingkat konsumsi dapat dilihat pada gambar 1 berikut :

Sumber : Mankiw, 2000. Keterangan :

Y1 = Pendapatan awal

Y2 = Pendapatan setelah kenaikan konsumsi dan investasi AD1 = Permintaan agregat / agregat demand awal

AD2 = Permintaam agregat setelah kenaikan konsumsi dan investasi Gambar 1. Hubungan Pendapatan, Investasi dan Konsumsi

Gambar diatas dapat menjelaskan bahwa adanya investasi mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan tingkat pendapatan perkapita di suatu wilayah (Mankiw, 2000). Sementara itu, faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan investasi adalah tingkat suku bunga. Adanya penurunan pada tingkat bunga (r1 ke r2) akan mengakibatkan jumlah investasi yang ditanamkan disuatu

sektor meningkat (I1 ke I2), sehingga akan menyebabkan pengeluaran yang

direncanakan naik (AE1 ke AE2). Meningkatnya pengeluaran yang direncanakan

ini menyebabkan tingkat pendapatan juga mengalami peningkatan (Y1 ke Y2). Tingkat

Harga (P)

0 Y1 Y2 Pendapatan (Y) AD1

450


(1)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 1 0,049 0,013 0,033 0,000 0,001 0,000 0,000 0,214 0,000 0,000 0,004 0,000 0,003 0,000 0,001 0,000 0,000 0,000 0,053 2 0,013 0,072 0,005 0,045 0,059 0,000 0,000 0,080 0,043 0,003 0,086 0,038 0,001 0,000 0,001 0,000 0,000 0,000 0,003 3 0,013 0,019 0,172 0,000 0,000 0,000 0,000 0,019 0,004 0,001 0,005 0,000 0,000 0,000 0,001 0,000 0,000 0,000 0,117 4 0,000 0,000 0,000 0,006 0,000 0,000 0,001 0,000 0,011 0,165 0,017 0,005 0,000 0,000 0,002 0,000 0,015 0,000 0,000 5 0,000 0,000 0,000 0,000 0,034 0,000 0,000 0,027 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,015 6 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,100 0,000 0,004 0,000 0,001 0,000 0,135 0,227 0,072 0,000 0,427 0,000 0,000 0,000 7 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,004 0,000 0,000 0,000 0,000 0,001 0,025 0,000 0,000 0,000 0,031 0,000 0,000 8 0,000 0,003 0,207 0,000 0,041 0,000 0,000 0,143 0,014 0,011 0,032 0,003 0,001 0,000 0,001 0,000 0,000 0,001 0,129 9 0,000 0,000 0,000 0,000 0,001 0,000 0,000 0,000 0,388 0,005 0,003 0,010 0,001 0,002 0,017 0,000 0,001 0,011 0,000 10 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,001 0,001 0,001 0,147 0,001 0,001 0,000 0,002 0,004 0,000 0,033 0,002 0,000 11 0,000 0,000 0,000 0,001 0,000 0,000 0,001 0,006 0,003 0,002 0,219 0,004 0,003 0,000 0,004 0,001 0,001 0,021 0,000 12 0,022 0,079 0,003 0,005 0,020 0,016 0,062 0,015 0,066 0,053 0,083 0,297 0,072 0,194 0,077 0,076 0,071 0,054 0,001 13 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,002 0,008 0,001 0,030 0,013 0,003 0,000 0,084 0,001 0,000 14 0,000 0,002 0,000 0,004 0,001 0,004 0,003 0,002 0,005 0,010 0,008 0,006 0,003 0,283 0,083 0,001 0,238 0,006 0,000 15 0,000 0,001 0,000 0,006 0,016 0,013 0,009 0,000 0,000 0,004 0,000 0,005 0,002 0,030 0,209 0,023 0,018 0,041 0,000 16 0,000 0,000 0,001 0,001 0,000 0,000 0,001 0,002 0,015 0,009 0,012 0,012 0,020 0,026 0,018 0,143 0,000 0,018 0,001 17 0,000 0,006 0,000 0,012 0,001 0,002 0,042 0,000 0,000 0,000 0,000 0,001 0,003 0,001 0,003 0,005 0,000 0,007 0,000 18 0,018 0,019 0,061 0,008 0,040 0,003 0,025 0,089 0,054 0,100 0,028 0,022 0,033 0,055 0,073 0,036 0,091 0,039 0,190 19 0,000 0,000 0,000 0,003 0,002 0,000 0,016 0,001 0,001 0,006 0,003 0,004 0,005 0,004 0,003 0,000 0,006 0,020 0,000 20 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,001 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,001 0,000 0,000 0,000 0,000 21 0,000 0,003 0,009 0,003 0,002 0,018 0,029 0,015 0,009 0,014 0,041 0,019 0,014 0,016 0,029 0,004 0,009 0,015 0,001 22 0,003 0,001 0,009 0,002 0,004 0,001 0,009 0,030 0,018 0,009 0,031 0,029 0,014 0,026 0,054 0,003 0,005 0,011 0,001 23 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,004 0,005 0,006 0,003 0,010 0,001 0,003 0,023 0,001 24 0,001 0,000 0,001 0,004 0,006 0,002 0,006 0,006 0,012 0,016 0,015 0,016 0,014 0,013 0,030 0,004 0,018 0,039 0,000 25 0,000 0,000 0,000 0,005 0,000 0,017 0,014 0,001 0,002 0,003 0,018 0,005 0,003 0,004 0,012 0,013 0,027 0,071 0,001 26 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 27 0,002 0,038 0,002 0,089 0,003 0,004 0,004 0,000 0,000 0,000 0,001 0,000 0,000 0,001 0,000 0,001 0,010 0,004 0,002 ke belakang 0,121 0,259 0,503 0,193 0,233 0,183 0,228 0,658 0,649 0,562 0,623 0,620 0,480 0,746 0,635 0,738 0,662 0,385 0,517


(2)

Lanjutan Lampiran 8

20 21 22 23 24 25 26 27 ke depan

0,000 0,000 0,004 0,000 0,000 0,000 0,000 0,010 0,386 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,001 0,003 0,455 0,000 0,000 0,008 0,000 0,000 0,000 0,000 0,007 0,368 0,001 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,001 0,223 0,000 0,000 0,001 0,000 0,000 0,001 0,000 0,001 0,079 0,046 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 1,014 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,062 0,007 0,000 0,089 0,003 0,000 0,001 0,000 0,030 0,718 0,009 0,005 0,003 0,003 0,000 0,003 0,006 0,021 0,492 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,193 0,009 0,001 0,004 0,008 0,017 0,006 0,021 0,038 0,371 0,088 0,123 0,127 0,006 0,003 0,014 0,039 0,030 1,697 0,006 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,002 0,001 0,153 0,005 0,000 0,001 0,001 0,000 0,003 0,011 0,004 0,684 0,135 0,068 0,104 0,002 0,001 0,021 0,026 0,014 0,749 0,012 0,002 0,003 0,010 0,006 0,004 0,012 0,010 0,340 0,109 0,003 0,019 0,020 0,003 0,023 0,039 0,026 0,327 0,022 0,121 0,087 0,012 0,017 0,025 0,054 0,038 1,362 0,010 0,015 0,023 0,004 0,004 0,008 0,083 0,018 0,241 0,001 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,001 0,000 0,005 0,011 0,030 0,004 0,004 0,008 0,006 0,018 0,010 0,340 0,025 0,053 0,105 0,018 0,006 0,008 0,033 0,018 0,524 0,016 0,005 0,020 0,060 0,018 0,012 0,007 0,005 0,205 0,036 0,047 0,027 0,032 0,125 0,066 0,019 0,008 0,563 0,030 0,028 0,043 0,032 0,053 0,019 0,013 0,016 0,431 0,010 0,002 0,000 0,001 0,002 0,006 0,000 0,000 0,022 0,084 0,046 0,016 0,034 0,010 0,123 0,006 0,159 0,640 0,671 0,550 0,690 0,251 0,274 0,353 0,392 0,468 12,644


(3)

Sektor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 1 1,054 0,020 0,112 0,004 0,015 0,001 0,003 0,271 0,011 0,007 0,024 0,006 0,005 0,005 0,007 0,002 0,005 0,005 0,105 2 0,017 1,086 0,037 0,052 0,074 0,002 0,007 0,114 0,090 0,023 0,137 0,064 0,009 0,022 0,017 0,008 0,015 0,011 0,026 3 0,017 0,027 1,218 0,004 0,005 0,001 0,004 0,036 0,013 0,005 0,015 0,004 0,002 0,004 0,006 0,001 0,004 0,005 0,149 4 0,000 0,001 0,001 1,007 0,001 0,000 0,003 0,002 0,020 0,195 0,024 0,008 0,001 0,003 0,005 0,001 0,023 0,002 0,001 5 0,000 0,001 0,009 0,000 1,037 0,000 0,001 0,034 0,002 0,001 0,002 0,001 0,000 0,001 0,001 0,000 0,001 0,001 0,021 6 0,007 0,024 0,011 0,008 0,011 1,120 0,024 0,023 0,050 0,035 0,051 0,237 0,297 0,213 0,072 0,584 0,101 0,035 0,013 7 0,000 0,000 0,000 0,001 0,000 0,000 1,006 0,000 0,000 0,000 0,001 0,002 0,026 0,001 0,001 0,001 0,034 0,001 0,000 8 0,005 0,015 0,300 0,008 0,054 0,002 0,007 1,186 0,038 0,023 0,063 0,016 0,007 0,014 0,019 0,005 0,011 0,013 0,192 9 0,002 0,006 0,004 0,006 0,005 0,003 0,005 0,006 1,643 0,018 0,013 0,028 0,006 0,017 0,046 0,007 0,014 0,026 0,007 10 0,000 0,001 0,001 0,001 0,001 0,000 0,003 0,003 0,002 1,174 0,002 0,002 0,001 0,004 0,007 0,001 0,041 0,004 0,001 11 0,001 0,005 0,007 0,008 0,004 0,002 0,005 0,015 0,013 0,011 1,288 0,013 0,008 0,009 0,015 0,006 0,011 0,033 0,010 12 0,040 0,139 0,043 0,032 0,054 0,040 0,122 0,081 0,204 0,132 0,218 1,475 0,143 0,450 0,244 0,168 0,256 0,124 0,045 13 0,000 0,001 0,001 0,002 0,001 0,001 0,004 0,001 0,002 0,004 0,012 0,003 1,032 0,020 0,008 0,002 0,093 0,003 0,001 14 0,002 0,009 0,005 0,013 0,007 0,011 0,024 0,009 0,020 0,026 0,023 0,020 0,012 1,414 0,159 0,016 0,348 0,024 0,007 15 0,003 0,008 0,013 0,014 0,028 0,023 0,024 0,020 0,021 0,025 0,025 0,030 0,019 0,082 1,302 0,054 0,059 0,069 0,018 16 0,001 0,005 0,006 0,004 0,004 0,003 0,006 0,009 0,036 0,021 0,027 0,026 0,029 0,056 0,042 1,173 0,024 0,030 0,009 17 0,001 0,009 0,003 0,016 0,003 0,004 0,044 0,004 0,005 0,006 0,006 0,006 0,007 0,008 0,010 0,010 1,008 0,013 0,004 18 0,024 0,037 0,119 0,023 0,059 0,013 0,051 0,137 0,120 0,146 0,078 0,058 0,056 0,123 0,145 0,065 0,152 1,073 0,239 19 0,001 0,003 0,004 0,007 0,004 0,002 0,019 0,007 0,008 0,013 0,011 0,010 0,009 0,014 0,013 0,004 0,015 0,025 1,007 20 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,001 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,001 0,001 0,000 0,000 0,000 0,000 21 0,002 0,008 0,020 0,007 0,007 0,024 0,037 0,025 0,026 0,026 0,065 0,037 0,027 0,043 0,053 0,023 0,031 0,026 0,012 22 0,006 0,010 0,028 0,009 0,012 0,007 0,021 0,049 0,048 0,025 0,063 0,056 0,026 0,067 0,100 0,017 0,037 0,028 0,017 23 0,001 0,003 0,005 0,002 0,003 0,002 0,005 0,007 0,009 0,008 0,013 0,012 0,011 0,014 0,023 0,006 0,013 0,031 0,009 24 0,004 0,007 0,014 0,010 0,014 0,008 0,019 0,022 0,039 0,037 0,042 0,039 0,027 0,047 0,070 0,020 0,050 0,065 0,018 25 0,003 0,007 0,013 0,011 0,007 0,022 0,024 0,017 0,021 0,022 0,041 0,023 0,018 0,031 0,042 0,035 0,052 0,088 0,023 26 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,001 0,000 0,000 0,000 0,000 0,001 0,000 0,000 0,000 0,001 0,001 0,001 0,001 0,000 27 0,004 0,051 0,010 0,112 0,010 0,010 0,012 0,013 0,014 0,029 0,023 0,013 0,008 0,015 0,016 0,012 0,028 0,024 0,010 KBLTL 1,196 1,484 1,984 1,362 1,419 1,303 1,481 2,093 2,457 2,015 2,267 2,191 1,790 2,678 2,426 2,223 2,426 1,760 1,946


(4)

Lanjutan Lampiran 9

20 21 22 23 24 25 26 27 KDLTL

0,009 0,008 0,039 0,004 0,002 0,006 0,012 0,029 1,772 0,017 0,015 0,027 0,005 0,005 0,008 0,012 0,022 1,924 0,006 0,007 0,022 0,002 0,002 0,005 0,015 0,018 1,597 0,006 0,002 0,003 0,001 0,001 0,002 0,002 0,004 1,321 0,001 0,001 0,006 0,001 0,000 0,002 0,002 0,003 1,127 0,110 0,047 0,055 0,015 0,010 0,018 0,033 0,030 3,236 0,004 0,001 0,001 0,001 0,000 0,001 0,002 0,002 1,088 0,026 0,020 0,134 0,011 0,006 0,014 0,026 0,058 2,274 0,031 0,022 0,021 0,009 0,003 0,015 0,017 0,047 2,028 0,006 0,002 0,003 0,001 0,000 0,002 0,003 0,002 1,268 0,025 0,015 0,018 0,017 0,029 0,021 0,033 0,063 1,685 0,229 0,246 0,276 0,036 0,024 0,060 0,114 0,106 5,104 0,019 0,002 0,004 0,003 0,001 0,004 0,007 0,005 1,235 0,074 0,023 0,036 0,013 0,005 0,022 0,039 0,026 2,388 0,201 0,118 0,171 0,013 0,009 0,040 0,054 0,038 2,480 0,030 0,016 0,020 0,016 0,011 0,012 0,023 0,022 1,660 0,118 0,011 0,029 0,026 0,007 0,030 0,043 0,035 1,466 0,089 0,173 0,161 0,031 0,033 0,055 0,106 0,084 3,450 0,021 0,025 0,035 0,008 0,008 0,015 0,089 0,026 1,402 1,001 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,001 0,000 1,010 0,033 1,047 0,025 0,009 0,014 0,015 0,029 0,024 1,694 0,060 0,084 1,149 0,028 0,013 0,022 0,053 0,039 2,075 0,028 0,017 0,034 1,068 0,025 0,019 0,015 0,012 1,397 0,072 0,082 0,065 0,048 1,154 0,089 0,040 0,027 2,129 0,058 0,057 0,075 0,044 0,068 1,036 0,031 0,034 1,903 0,011 0,003 0,001 0,001 0,003 0,006 1,000 0,001 1,033 0,118 0,072 0,040 0,052 0,027 0,156 0,018 1,199 2,097 2,405 2,116 2,450 1,463 1,461 1,675 1,819 1,957 51,845


(5)

Sektor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 1 1,070 0,056 0,125 0,033 0,040 0,014 0,044 0,273 0,047 0,039 0,053 0,034 0,037 0,037 0,041 0,024 0,045 0,036 0,122 2 0,023 1,081 0,041 0,054 0,072 0,007 0,019 0,110 0,086 0,030 0,128 0,065 0,018 0,028 0,025 0,015 0,025 0,019 0,033 3 0,027 0,041 1,197 0,018 0,018 0,008 0,024 0,047 0,030 0,021 0,030 0,018 0,019 0,020 0,023 0,013 0,024 0,021 0,142 4 0,001 0,002 0,002 1,007 0,002 0,001 0,004 0,002 0,018 0,171 0,022 0,008 0,002 0,004 0,005 0,002 0,020 0,003 0,002 5 0,007 0,012 0,017 0,009 1,040 0,004 0,012 0,039 0,012 0,010 0,011 0,009 0,009 0,010 0,011 0,007 0,012 0,010 0,028 6 0,013 0,030 0,021 0,016 0,017 1,115 0,030 0,028 0,049 0,037 0,050 0,214 0,259 0,189 0,065 0,544 0,087 0,037 0,022 7 0,000 0,001 0,001 0,001 0,001 0,000 1,005 0,001 0,001 0,001 0,001 0,002 0,023 0,002 0,001 0,001 0,029 0,001 0,001 8 0,057 0,100 0,329 0,072 0,107 0,031 0,098 1,236 0,115 0,094 0,129 0,077 0,077 0,083 0,093 0,054 0,099 0,081 0,240 9 0,015 0,027 0,026 0,021 0,019 0,010 0,027 0,023 1,555 0,032 0,029 0,039 0,022 0,031 0,056 0,018 0,033 0,038 0,027 10 0,002 0,003 0,003 0,002 0,002 0,001 0,005 0,004 0,004 1,153 0,003 0,004 0,003 0,005 0,008 0,002 0,036 0,005 0,003 11 0,006 0,011 0,013 0,011 0,008 0,004 0,011 0,018 0,017 0,015 1,258 0,016 0,012 0,013 0,018 0,009 0,016 0,033 0,014 12 0,067 0,160 0,086 0,065 0,081 0,053 0,147 0,108 0,212 0,153 0,224 1,452 0,159 0,426 0,243 0,178 0,252 0,143 0,085 13 0,001 0,002 0,002 0,002 0,002 0,001 0,005 0,002 0,003 0,005 0,012 0,003 1,029 0,019 0,008 0,002 0,080 0,003 0,002 14 0,006 0,014 0,011 0,016 0,011 0,012 0,024 0,013 0,022 0,027 0,025 0,022 0,016 1,374 0,140 0,017 0,296 0,025 0,012 15 0,025 0,044 0,047 0,039 0,049 0,033 0,056 0,045 0,051 0,051 0,051 0,051 0,045 0,098 1,292 0,068 0,083 0,086 0,049 16 0,008 0,014 0,015 0,011 0,010 0,006 0,015 0,016 0,039 0,026 0,032 0,029 0,033 0,057 0,044 1,166 0,028 0,033 0,017 17 0,002 0,010 0,005 0,015 0,004 0,005 0,037 0,005 0,006 0,007 0,007 0,007 0,007 0,008 0,010 0,010 1,008 0,012 0,005 18 0,051 0,079 0,144 0,056 0,084 0,029 0,090 0,159 0,145 0,166 0,107 0,085 0,086 0,145 0,164 0,086 0,175 1,100 0,245 19 0,020 0,036 0,036 0,030 0,026 0,012 0,049 0,032 0,038 0,038 0,037 0,032 0,033 0,038 0,039 0,022 0,046 0,047 1,036 20 0,000 0,001 0,001 0,001 0,001 0,000 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,002 0,001 0,001 0,001 0,001 21 0,010 0,021 0,030 0,016 0,015 0,026 0,043 0,033 0,034 0,033 0,067 0,042 0,034 0,048 0,057 0,028 0,038 0,032 0,022 22 0,019 0,031 0,045 0,025 0,026 0,014 0,040 0,062 0,061 0,040 0,073 0,065 0,040 0,076 0,104 0,028 0,052 0,042 0,035 23 0,006 0,011 0,012 0,008 0,008 0,005 0,012 0,013 0,015 0,013 0,018 0,016 0,016 0,018 0,026 0,010 0,019 0,033 0,015 24 0,015 0,025 0,030 0,023 0,025 0,013 0,034 0,033 0,049 0,047 0,051 0,047 0,038 0,054 0,074 0,028 0,059 0,068 0,032 25 0,018 0,031 0,035 0,028 0,023 0,029 0,044 0,034 0,040 0,038 0,055 0,037 0,034 0,045 0,055 0,045 0,067 0,095 0,041 26 0,000 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 27 0,026 0,076 0,045 0,119 0,034 0,021 0,048 0,039 0,046 0,053 0,049 0,037 0,036 0,042 0,045 0,031 0,060 0,048 0,044 KBLTL 1,496 1,918 2,319 1,698 1,724 1,455 1,926 2,378 2,697 2,301 2,525 2,414 2,089 2,872 2,649 2,411 2,691 2,053 2,277


(6)

Lanjutan Lampiran 10

20 21 22 23 24 25 26 27 KDLTL

0,052 0,039 0,066 0,031 0,034 0,032 0,072 0,073 2,571 0,027 0,023 0,033 0,013 0,015 0,015 0,030 0,033 2,069 0,028 0,022 0,035 0,016 0,018 0,017 0,042 0,040 1,961 0,006 0,003 0,003 0,002 0,002 0,002 0,004 0,004 1,303 0,014 0,010 0,014 0,008 0,009 0,009 0,019 0,017 1,367 0,098 0,046 0,053 0,020 0,018 0,022 0,040 0,037 3,159 0,004 0,001 0,002 0,001 0,001 0,001 0,002 0,002 1,086 0,120 0,089 0,193 0,070 0,076 0,071 0,159 0,159 4,108 0,048 0,035 0,035 0,022 0,021 0,026 0,047 0,061 2,343 0,007 0,003 0,004 0,003 0,002 0,003 0,005 0,005 1,279 0,027 0,017 0,020 0,019 0,029 0,021 0,033 0,054 1,724 0,234 0,249 0,277 0,066 0,063 0,084 0,159 0,144 5,568 0,016 0,003 0,004 0,003 0,002 0,004 0,006 0,005 1,228 0,061 0,023 0,033 0,015 0,010 0,022 0,036 0,027 2,309 0,203 0,130 0,179 0,036 0,037 0,059 0,094 0,076 3,081 0,035 0,021 0,024 0,021 0,017 0,017 0,032 0,029 1,795 0,100 0,011 0,027 0,023 0,007 0,028 0,032 0,029 1,428 0,123 0,189 0,180 0,060 0,067 0,079 0,147 0,125 4,167 0,053 0,048 0,058 0,029 0,033 0,035 0,111 0,063 2,078 1,002 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,002 0,001 1,026 0,041 1,051 0,032 0,017 0,023 0,021 0,041 0,035 1,891 0,073 0,091 1,151 0,040 0,030 0,034 0,072 0,059 2,429 0,032 0,020 0,036 1,064 0,027 0,022 0,023 0,019 1,517 0,077 0,084 0,070 0,053 1,142 0,090 0,056 0,045 2,363 0,073 0,068 0,085 0,055 0,076 1,047 0,060 0,058 2,314 0,010 0,003 0,002 0,001 0,003 0,006 1,001 0,001 1,044 0,135 0,090 0,065 0,069 0,051 0,160 0,072 1,193 2,733 2,698 2,373 2,684 1,759 1,813 1,928 2,398 2,394 59,940