3. Akuntansi Perolehan Aktiva Tetap
Banyak cara yang dilakukan perusahaan dalam memperoleh aktiva tetap. Cara perolehan aktiva tetap akan mempengaruhi akuntansi dari aktiva tetap
khususnya mengenai masalah harga perolehannya yang merupakan dasar pencatatan suatu aktiva tetap, harga perolehan tersebut meliputi seluruh biaya-
biaya dalam rangka perolehan aktiva tetap sampai aktiva tetap tersebut siap digunakan. Menurut Smith dan Skousen 2003 : 443 ”Biaya atau harga perolehan
aktiva tetap tidak hanya meliputi harga pembelian atau nilai setaranya tetapi juga pengeluaran lain yang diperlukan untuk memperoleh serta menyiapkan agar dapat
digunakan sesuai dengan tujuan”. Aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan dapat diperoleh dengan
berbagai cara antara lain : membeli dengan tunai, membeli dengan angsuran, pertukaran, sewa guna usahaleasing, penerbitan surat-surat berharga, dibangun
sendiri, dan pemberian atau hibah.
a Membeli dengan tunai
Dalam Standar Akuntansi Keuangan dinyatakan bahwa “aktiva tetap yang diperoleh dengan pembelian dalam bentuk siap pakai dicatat dengan harga beli
ditambah dengan biaya yang terjadi untuk menempatkan aktiva itu pada kondisi dan tempat yang siap untuk digunakan”.
Namun tidak demikian dengan ketentuan pajak, perolehan aktiva tetap diakui tergantung dari status hubungan antara pembeli dan penjual sebagaimana
dinyatakan Gunadi 2002 : 49 “dalam ketentuan perpajakan, tergantung dari status hubungan antara penjual dan pembeli, sehubungan dengan pihak yang
Universitas Sumatera Utara
terlibat dalam transaksi pembelian aktiva dipisahkan antara pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan yang tidak”.
Selanjutnya dijelaskan “harga beli aktiva antarpihak yang mempunyai hubungan istimewa misalnya penjual memiliki paling sedikit 25 saham badan
pembeli dapat dihitung kembali sesuai dengan nilai pasar wajar”. Maksud dari kutipan diatas adalah hubungan pembeli dan penjual dikaitkan adanya hubungan
istimewa dan ini ada terkait kepemilikan saham pada perusahaan yang bersangkutan.
Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara membeli tunai dicatat sebesar jumlah uang yang dikeluarkan yang mencakup semua pengeluaran untuk
pembelian dan penyiapan hingga dapat dipakai sebagaimana dimaksudkan. Apabila ada potongan harga, maka langsung dipotong harga faktur.
b Pertukaran
Pertukaran adalah peroleh aktiva tetap dengan menyerahkan aktiva tetap yang dimiliki untuk ditukarkan dengan aktiva tetap yang baru baru disini bukan
berarti senantiasa belum pernah dipakai. Aktiva tetap yang ditukarkan dapat sejenis dan tidak sejenis.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pertukaran aktiva tetap antara lain : • Harga peroleh aktiva yang dilepas
• Harga aktiva yang diperoleh • Nilai buku aktiva tetap yang dilepas
• Akumulasi penyusutan aktiva yang dilepas
Universitas Sumatera Utara
• Harga pasar yang wajar • Jumlah uang tunai yang diberikan atau diterima jika dengan tukar tambah
Dalam hal pertukaran aktiva ini Ikatan Akuntan Indonesia 2004 : 16.6 memberikan batasan-batasan pertukaran yaitu sebagai berikut :
Suatu aktiva tetap dapat diperoleh dalam pertukaran atau pertukaran sebagian untuk suatu aktiva tetap yang tidak serupa atau aktiva lain. Biaya
pos semacam ini diukur pada nilai wajar yang dilepaskan atau diperoleh, yang mana yang lebih andal, ekuivalen dengan nilai wajar aktiva yang
dilepaskan setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau setara kas yang ditransfer.
Berdasarkan ketentuan di atas, maka perolehan aktiva tetap dalam pertukaran pencatatannya dilakukan sebesar nilai wajar aktiva yang diperoleh atau
disebarkan. Dalam hal ini, jika terdapat laba pertukaran, laba tersebut baru diakui apabila aktiva tetap tersebut dijual, sebaliknya jika terdapat kerugian atas
pertukaran aktiva tetap, maka kerugian tersebut diakui sebagai kerugian.
c Sewa Guna UsahaLeasing
Lease adalah penyajian kontraktual yang memberikan hak bagi lesse untuk mempergunakan aktiva yang dimiliki lessor selama suatu periode waktu tertentu.
Lessor adalah perusahaan yang memiliki aktiva tetap atau yang memberikan sewa guna usaha. Sedangkan lesse adalah perusahaan yang menyewa guna usaha aktiva
tetap. Menurut Harahap 2002 : 170 defenisi leasing sebagai berikut “Leasing adalah suatu cara memperoleh hak untuk menggunakan aktiva berwujud tertentuu
dalam jangka waktu tertentu”.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia 2004 : 30.1 dalam PSAK memberikan defenisi leasing sebagai berikut :
Leasing adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan
untuk suatu jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih bagi perusahaan untuk membeli
barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang disepakati.
Sewa guna usaha dengan opsi adalah salah satu cara yang dapat dikategorikan sebagai pembelian angsuran. Pada masa sewa guna usaha aktiva
tetap dikapitalisasi sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran ditambah nilai sisa yang harus dibayar pada akhir sewa guna usaha.
d Penerbitan Surat-Surat Berharga
Memperoleh aktiva tetap dapat dilakukan dengan cara menerbitkan surat berharga yaitu berupa obligasi atau saham sendiri. Dalam hal ini aktiva tetap
tersebut dicatat sebesar harga pasar saham atau obligasi pada saat pengeluarannya. Jika obligasi atau saham dijual dengan harga lebih tinggi atau harga lebih rendah
dari nilai pari atau nominal, hutang obligasi atau saham harus dikredit sebesar harga pari dan selisihnya dicatat sebagai agio atau disagio.
e Membuat Sendiri
Ada saatnya perusahaan memutuskan untuk membangun sendiri aktiva tetap mereka. Beberapa pertimbangan yang diambil perusahaan untuk
pembangunan sendiri antara lain :
Universitas Sumatera Utara
• Memanfaatkan fasilitas yang tidak terpakai yaitu kapasitas menganggur di dalam perusahaan
• Anggapan menghemat biaya atau adanya cost saving yang diharapkan perusahaan tersebut
• Keinginan untuk mendapatkan mutu yang lebih baik dari yang ada • Untuk memenuhi kebutuhan, karena perusahaan tersebut tidak mampu
memenuhi tepat pada saat diperlukan Untuk memperoleh aktiva tetap perusahaan dapat mengambil suatu
kebijakan atas pertimbangan sendiri untuk membuat aktiva tetap yang akan digunakan dengan beberapa alasan seperi yang diungkapkan oleh Smith dan
Skousen yaitu 2003 : 447 “untuk menghemat biaya konstruksi, menggunakan fasilitas yang menganggur, untuk mencapai kualitas konstruksi yang lebih tinggi”.
Biaya yang dikeluarkan untuk perolehan aktiva tetap yang dibuat sendiri adalah seluruh biaya-biaya pembuatannya yaitu mulai dari biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja, biaya tida langsung yang merupakan biaya operasi sehari-hari. Jika harga pokok dari aktiva tetap yang dibangun sendiri lebih tinggi dari harga
perolehannya dicatat menurut harga pasar maka selisihnya sebagai kerugian dan sebaliknya bukan dihitung laba.
f Pemberian atau Hibah
Seandainya aktiva tetap diperoleh sebagai sumbangan atau pemberian maka tidak ada harga perolehan sebagai dasar penilaiannya, atau aktiva tetap
dicatat dengan harga pasarnya yang wajar. Meskipun pengeluaran tertentu
Universitas Sumatera Utara
mungkin dilakukan atas pemberian aktiva tetap tersebut, tetapi pengeluaran itu biasanya jauh lebih kecil dari nilai aktiva tetap yang diperoleh : Dalam PSAK,
Ikatan Akuntan Indonesia 2004 : 16.7 mengemukakan tentang pencatatan aktiva tetap yang berasal dari sumbangan sebagai berikut “Aktiva tetap yang diperoleh
dari sumbangan harus dicatat sebesar harga taksiran atau harga pasar yang layak dengan mengkreditkan akun modal donasi”.
4. Metode Penyusutan Aktiva Tetap