Barang-Barang Wajib Pajak yang Dapat Disita dan Pengecualiannya

Pelaksanaan Sita tersebut Wajib PajakPenanggung Pajak tidak boleh memindahkan hak, menggadaikan atau menyewakan barang-barang yang telah disita. Dalam melaksanakan penyitaan, adakalanya barang-barang Wajib PajakPenanggung Pajak yang menjadi objek sita berada diluar wilayah kerja kantor Pelayanan pajak, dimana Wajib PajakPenanggung Pajak berdomisili. Dalam hal ini, pelaksanaan prosedur penyitaan adalah sebagai berikut : 1. Kepala Kantor Pelayanan Pajak yang bersangkutan meminta bantuan kepada Kepala Kantor Pajak dimana terdapat barang-barang Wajib PajakPenanggung Pajak yang bersangkutan dengan melampirkan salinan Surat Paksa dari Wajib PajakPenanggung Pajak tersebut. 2. Kepala Kantor Pelayanan Pajak yang menerima permintaan melakukan tindakan seperti Membuat Surat Perintah melaksanakan Penyitaan dengan mencantumkan tanggal dan nomor Surat Paksa yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak dimana Wajib PajakPenanggung Pajak berdomisili. Prosedur penyitaan atas barang Wajib PajakPenanggung Pajak guna dijadikan jaminan untuk melunasi utang dilaksanakan oleh Juru Sita, dimana Berita Acara pelaksanaan Sita yang telah ditandatangani dikirim Kepala Kantor Pelayanan Pajak yang meminta bantuan penyitaan.

C. Barang-Barang Wajib Pajak yang Dapat Disita dan Pengecualiannya

Barang-barang milik Wajib PajakPenanggung Pajak yang dapat disita adalah barang yang berada ditempat tinggal, tempat usaha, tempat kedudukan, atau di tempat Universitas Sumatera Utara lain termasuk yang penguasaannya berada di tangan pihak lain atau yang dijaminkan sebagai pelunasan utang tertentu yang dapat berupa : 1. Barang bergerak termasuk mobil, perhiasan, uang tunai, dan deposito berjangka, tabungan, saldo rekening Koran,giro, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu, obligasi, saham, atau surat berharga lainnya, piutang, dan penyertaan modal pada perusahaan lain dan atau 2. Barang yang tidak bergerak termasuk tanah, bangunan, dan kapal dengan isi kotor tertentu 920 m 3. Hak lainnya yang dapat disita yang diatur dengan peraturan pemerintah. Ketentuan ini diperlukan untuk menampung kemungkinan perluasan objek sita berupa hak lainnya. Terhadap Wajib PajakPenanggung Pajak Orang Pribadi penyitaan dapat dilaksanakan atas barang milik pribadi yang bersangkutan, istri, dan anak yang masih dalam tanggungan, kecuali dikehendaki secara tertulis oleh suami atau istri berdasarkan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan. Selain itu,Wajib PajakPenanggung Pajak Badan penyitaan dapat dilaksanakan atas barang milik perusahaan, pengurus, kepala perwakilan, kepala cabang, penanggung jawab, pemilik modal, baik di tempat kedudukan yang bersangkutan, di tempat tinggal mereka maupun ditempat lain. Penyitaan dilaksanakan dengan mendahulukan barang-barang bergerak kecuali dalam keadaan tertentu dapat dilaksanakan langsung terhadap barang yang tidak bergerak. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan surat Paksa, barang-barang milik Wajib PajakPenanggung Pajak yang Universitas Sumatera Utara dikecualikan dari penyitaan yaitu barang bergerak milik Penanggung Pajak yang berupa : 1. Pakaian dan tempat tidur beserta pelengkapannya yang digunakan oleh Wajib PajakPenaggung Pajak dan keluarga menjadi tanggungannya 2. Persediaan makanan dan minuman untuk keperluan satu bulan beserta peralatan masak yang berada dirumah 3. Perlengkapan Wajib PajakPenanggung Pajak yang bersifat dinas yang diperoleh dari Negara 4. Buku-buku yang bertalian dengan jabatan atau pekerjaan Wajib PajakPenanggung Pajak dan alat-alat yang dipergunakan untuk pendidikan,kebudayaan dan keilmuan 5. Peralatan dalam keadaan jalan yang masih digunakan untuk melaksanakan pekerjaan atau usaha sehari-hari dengan jumlah seluruhnya tidak lebih dari Rp.20.000.000 dua puluh juta rupiah 6. Peralatan penyandang cacat yang digunakan oleh Wajib PajakPenanggung Pajak dan keluarga yang menjadi tanggungannya. Dalam melakukan penyitaan, Juru Sita Pajak berwenang memasuki dan memeriksa semua ruangan termasuk membuka lemari, laci dan tempat lain untuk menemukan objek sita pajak ditempat usaha, ditempat kedudukan atau tempat tinggal Wajib pajakPenanggung Pajak atau temapt lain yang diduga sebagai tempat penyimpanan sebagai objek sita pajak. Juru Sita Pajak dapat menjalankan tugasnya diwilayah kerja pejabat yang mengangkatnya, kecuali ditetapkan lain dengan keputusan dari Menteri Keuangan atau Keputusan Kepala Daerah. Universitas Sumatera Utara Sewaktu-waktu Juru Sita Pajak dapat diberhentikan apabila : a. Meninggal dunia b. Pensiun c. Pengalihan tugas atau keperluan dinas lainnya d. Lalai atau tidak cakap dalam menjalankan tugasnya e. Melanggar sumpah atau janji Juru Sita Pajak

D. Penyitaan Tambahan