Pertemuan Koordinasi Penyuluhan PELAKSANAAN KEGIATAN

II. PELAKSANAAN KEGIATAN

Secara umum kegiatan pengabdian masyarakat tentang “Perbaikan Sistem Usaha Tani dan Kualitas Lingkungan Dengan Sistem Pertanian Organik Padi” di Kecamatan Gamping, Sleman telah berlangsung dengan lancar mulai bulan Juni sampai Oktober 2010. Namun beberapa kegiatan implementasi di lapangan belum dapat diselesaikan sampai tuntas karena adanya penyesuaian atau penundaan masa tanam padi. Meskipun demikian, untuk menjamin keberlanjutan kegiatan pemberdayaan petani, pendampingan dan evaluasi tetap akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan petani. Kegiatan pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan beberapa metode yaitu penyuluhan, pelatihan dan pendampingan, serta koordinasi dengan masyarakat sasaran.

A. Pertemuan Koordinasi

Pertemuan koordinasi dilakukan dalam beberapa tahap antara lain koordinasi internal, dan koordinasi eksternal dengan pengurus kelompok tani dan Kepala Dusun. 1. Koordinasi internal Koordinasi internal dilakukan setelah disetujuinya program penerapan ipteks, untuk membicarakan teknis pelaksanaan program. Dalam koordinasi ini dibicarakan tahapan teknis, tata waktu, sasaran dan peserta program, perlengkapan program dan personalia pengelolaan. 2. Koordinasi dengan pengurus kelompok tani dan Kepala Dusun Koordinasi dengan pengurus kelompok tani dan Kepala Dusun dilakukan untuk menentukan maksud dan tujuan kegiatan, kesediaan kelompok petani serta teknis pelaksanaan. Dalam koordinasi tersebut dihadiri pengurus inti Kelompok Tani Norokismo dan Kepala Dusun Mejing Kidul . Dengan mempertimbangkan berbagai aspek, akhirnya disepakati bahwa kegiatan akan disinergikan dengan kegiatan di kelompok tani, dengan jumlah peserta 15 orang.

B. Penyuluhan

Kegiatan penyuluhan dilakukan dua kali yaitu tentang Intensifikasi Padi Aerob Terkendali Berbasis Organik IPAT-BO dan Pembuatan Pupuk Organik. Penyuluhan 4 dilakukan dengan bentuk presentasi oral disertai kondisi faktual dari lapangan dan disertai gambar-gambar dan video sehingga mudah dipahami dan menarik bagi petani. Untuk memudahkan komunikasi dengan petani, presentasi dilakukan menggunakan campuran bahasa nasional Indonesia dan bahasa daerah Jawa meskipun tampilan presentasi menggunakan bahasa Indonesia. Selain itu, juga diberikan bahan bacaanmakalah Lampiran 1 dan 2 agar dapat dimanfaatkan petani secara berkelanjutan. Gambar 1. Foto kegiatan penyuluhan tentang budidaya padi secara IPAT Kegiatan penyuluhan pertama tentang Intensifikasi Padi Aerob Terkendali Berbasis Organik diawali dengan penjelasan tentang pentingnya pengembangan budidaya padi, dan dilanjutkan dengan kelemahan budidaya padi konvensional yang selama ini dilakukan petani. Dalam presentasi ditunjukkan beberapa bentuk kelemahan dan gambar pertumbuhan serta hasil tanaman yang kurang baik dari hasil pengujian di beberapa tempat. Hasil eksplorasi awal menunjukkan bahwa sebagian petani tidak menyadari bahwa teknis budidaya padi yang dilakukannya mempunyai banyak kelemahan karena mereka menganggap apa yang dilakukannya sudah benar karena sudah dilakukan sejak lama bahkan turun temurun. Namun karena sudah terlanjur lama menggunakan, menyebabkan terjadinya ketergantungan bahkan cenderung terjadi peningkatan jumlah dosis pupuk buatan yang digunakan. Selanjutnya dalam penyuluhan diberikan penjelasan tentang karakter sifat tanaman padi dan lingkungan yang menjadi dasar dalam penerapan IPAT. Eksplorasi awal 5 menunjukkan hampir semua petani belum pernah mendengar dan belum mengetahui sistem tanam padi dengan teknologi IPAT. Penjelasan tentang prinsip dasar dan teknis budidaya dengan IPAT dilengkapi dengan gambar visualisasi sehingga mempermudah pemahaman petani. Kebiasaan dan keyakinan petani terhadap budidaya padi yang selama ini dilakukan, pada awalnya memunculkan keraguan akan keberhasilan teknologi ini sehingga petani banyak memberikan tanggapan terutama berupa pertanyaan. Namun setelah adanya penjelasan baik secara prinsip maupun teknis, pada akhirnya petani memahami konsep teknologi ini. Kegiatan penyuluhan kedua tentang Pembuatan Pupuk Organik diawali dengan penjelasan tentang dampak penggunaan pupuk buatan secara berlebihan seperti yang selama ini digunakan petani. Hampir semua petani menyadari bahwa penggunaan pupuk buatan berlebihan telah menyebabkan kerusakan tanah dan hasil gabah yang diperoleh tidak lagi sebaik beberapa tahun sebelumnya. Dalam penyuluhan diberikan penjelasan tentang potensi limbah pertanian untuk dimanfaatkan sebagai bahan pupuk organik. Eksplorasi awal menunjukkan hampir semua petani sudah mengenal pupuk organik dan namun belum mengetahui cara pembuatannya. Selanjutnya dijelaskan cara pembuatan pupuk organik baik padat maupun cair, disertai gambar-gambar dan video sehingga mudah dipahami dan menarik bagi petani. Penjelasan tersebut akhirnya membuka wawasan dan pengetahuan petani dalam memanfaatkan limbah pertanian dan limbah rumah tangga sebagai bahan baku pupuk organik. Dalam penyuluhan kedua selain nara sumber dari tim pelaksana juga menghadirkan nara sumber dari pakar dan praktisi yang sudah punya pengalaman Gambar 2 Kegiatan penyuluhan mendapat sambutan yang baik dari petani, karena merasa memperoleh pengetahuan dan wawasan yang baru sehingga petani dengan antusias mengikuti kegiatan dan memberikan banyak tanggapan sehingga diskusi berkembang dengan baik. 6 Gambar 2. Foto kegiatan penyuluhan pembuatan pupuk organik

B. Pelatihan