4 Tabel 2. Hasil analisis proksimat bobot kering dan analisis selenium pakan uji
untuk ikan nila merah Oreochromis sp.
Parameter Pakan Perlakuan g Sekg pakan
A 0 B 1
C 2 D 4
Protein 32,41
32,32 32,52
32,62 Lemak
7,24 7,41
6,97 7,65
Kadar abu 18,38
18,47 18,04
18,23 Serat kasar
5,08 5,67
4,45 6,29
BETN 36,89
36,13 38,01
35,21 Se mg Sekg pakan
0,12 0,19
1,05 1,42
GE kkal100 g pakan 400,80
398,74 403,47
308,94 CP kkal100 g
12,37 12,34
12,41 12,23
Keterangan : GE
= Gross Energy 1 gr Protein
= 5,6 kkla GE 1 gr karbohidratBETN
= 4,1 kkla GE 1 gr Lemak
= 9,4 kkla GE CP
= Energi Protein BETN
= Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen
2.2 Pemeliharaan Ikan dan Pengumpulan Data
Ikan yang digunakan adalah ikan nila merah Oreochromis sp. yang berasal dari Kolam Percobaan Departemen Budidaya Perairan. Wadah yang
digunakan yaitu akuarium sebanyak 12 buah dengan dimensi 80x40x40 cm
3
serta ketinggian air dalam akuarium 30 cm volume air 96 L, dibagian samping
akuarium tersebut ditutupi plastik hitam untuk mengurangi stres pada ikan. Masing-masing akuarium diisi dengan thermostat untuk meningkatkan suhu. Ikan
uji ditimbang bobot awal dan bobot akhirnya, setiap akuarium di isi 10 ekor ikan dengan bobot rata-rata 9,49±0,95 g. Ikan diseleksi terlebih dahulu kemudian
diadaptasikan selama 7 hari sebelum diberikan perlakuan. Setelah diadaptasikan ikan dipuasakan selama 24 jam. Ikan dipelihara selama 40 hari dengan pemberian
pakan 4 kali sehari yaitu pukul 08.00, 11.00, 14.00, dan 17.00 WIB secara at satiation atau sekenyangnya.
2.3 Analisis Kimia
Analisis proksimat dilakukan terhadap pakan dan ikan uji. Analisis proksimat yang dilakukan meliputi pengukuran kadar protein, lemak, abu, serat
kasar, air, dan BETN. Analisis proksimat dilakukan di Laboratorium Nutrisi Ikan Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Institut
5 Pertanian Bogor. Analisis protein dilakukan dengan metode Kjeldahl, lemak
kering dilakukan dengan metode Soxchlett, lemak basah dengan metode Folch, kadar abu dengan pemanasan sampel dalam tanur bersuhu 600
o
C, serat kasar menggunakan metode pelarutan sampel dengan asam dan basa kuat serta
pemanasan, dan kadar air dengan pemanasan dalam oven bersuhu 105
o
C sampai 110
o
C. Prosedur analisis proksimat pakan dan ikan uji dapat dilihat pada Lampiran 1. Analisis selenium dilakukan pada pakan uji dengan menggunakan
AAS, analisis tersebut dilakukan di Balai Besar Industri Agro BBIA Bogor. Prosedur dan hasil analisis selenium pakan uji dapat dilihat pada Lampiran 2 dan
Lampiran 3.
2.4 Parameter yang Diukur 2.4.1 Jumlah Konsumsi Pakan JKP
Perhitungan jumlah konsumsi pakan JKP ditentukan dengan menghitung jumlah pakan yang diberikan selama percobaan dikurangi jumlah sisa pakan yang
tidak dimakan dan telah dikeringkan.
2.4.2 Laju Pertumbuhan Harian LPH
Laju pertumbuhan harian LPH dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
Keterangan : α
= Laju pertumbuhan harian Wt
= Berat rata-rata ikan uji pada waktu tertentu g. Wo
= Berat rata-rata ikan pada awal pemeliharaan g. t
= Lama waktu pemeliharaan
2.4.3 Efisiensi Pakan EP
Efisiensi pemanfaatan pakan dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
6 Keterangan :
EP = Efisiensi pakan
Wt = Bobot ikan akhir penelitian g
D = Bobot total ikan yang mati selama penelitian g
W0 = Bobot ikan awal penelitian g
F = Jumlah total pakan yang dikonsumsi selama pemeliharaan.
2.4.4 Retensi Protein RP
Nilai retensi protein dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
Keterangan : RP
= Retensi protein F
= Jumlah protein tubuh ikan pada akhir pemeliharaan g I
= Jumlah protein tubuh ikan pada awal pemeliharaan g P
= Jumlah protein yang dikonsumsi ikan g
2.4.5 Retensi Lemak RL
Nilai retensi lemak dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
Keterangan : RL
= Retensi lemak F
= Jumlah lemak tubuh ikan pada akhir pemeliharaan g I
= Jumlah lemak tubuh ikan pada awal pemeliharaan g P
= Jumlah lemak yang dikonsumsi ikan g
2.4.6 Tingkat Kelangsungan Hidup TKH
Tingkat kelangsungan hidup atau survival rate ikan dapat diketahui dengan persamaan berikut ini :
Keterangan : TKH = Tingkat kelangsungan hidup
Nt
= Jumlah ikan akhir pemeliharaan No
= Jumlah ikan awal pemeliharaan
7
2.5 Parameter Kualitas Air
Parameter kualitas air yang diamati meliputi suhu, pH, oksigen terlarut DO, Alkalinitas dan TAN Total Amonia Nitrogen. Pengukuran parameter
tersebut dilakukan diawal dan akhir penelitian. Data hasil pengukuran kualitas air dapat dilihat pada Lampiran 7.
2.6 Analisis Statistik
Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan berupa Rancangan Acak Lengkap RAL dengan 4 perlakuan dan 2 ulangan. Untuk mengetahui pengaruh
antar perlakuan dengan menggunakan ANOVA dan dilanjutkan uji Tukey dengan selang kepercayaan 95. Data yang diperoleh diolah menggunakan Ms. Excel
2007, selanjutnya data yang telah diolah dianalisis secara statistik menggunakan SPSS 17.0.
8
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil
Pertumbuhan biomassa ikan selama 40 hari pemeliharaan yang diberi pakan dengan suplementasi selenium organik berbeda dapat dilihat pada Gambar
1 berikut ini:
Gambar 1. Biomassa ikan nila merah dari awal sampai akhir pemeliharaan Ikan yang diberi perlakuan pakan D 1,42 mg Sekg pakan memiliki
biomassa yang lebih tinggi dibandingkan dengan ikan yang diberi perlakuan pakan lainnya P0,05, sedangkan ikan yang diberi perlakuan pakan A, B, dan C
memiliki pertumbuhan biomassa yang sama P0,05. Data hasil penelitian yang meliputi nilai rata-rata biomassa akhir BAk,
jumlah konsumsi pakan JKP, laju pertumbuhan harian LPH, efisiensi pakan EP, retensi protein RP, retensi lemak RL, dan tingkat kelangsungan hidup
TKH disajikan pada Tabel 3 berikut ini:
0,00 50,00
100,00 150,00
200,00 250,00
14 28
40
B io
ma ss
a ik
a n
g
Hari ke-
A 0,12 mg sekg
B 0,19 mg sekg
C 1,05 mg sekg
D 1,42 mg sekg