menyebabkan badan air terkena cahaya matahari secara langsung yang dapat mempengaruhi faktor fisik perairan terutama temperatur. Sedangkan nilai temperatur
terendah pada stasiun 3 dengan nilai yaitu 27
o
C. Hal ini disebabkan pada stasiun 3 merupakan daerah estuaria, sehingga temperatur pada daerah estuaria lebih bervariasi,
dimana air lebih cepat panas dan lebih cepat dingin.
Menurut Subarijanti, 1990, suhu ini memungkinkan badan air untuk mengikat oksigen bebas dari udara secara optimal. Suhu perairan dipengaruhi oleh
intensitas cahaya yang masuk kedalam air, juga berpengaruh terhadap kelarutan gas dan unsur-unsur dalam air. Sedangkan perubahan suhu dalam kolom air akan
menimbulkan arus secara vertikal. Secara langsung maupun tidak langsung, suhu berperan dalam ekologi dan distribusi plankton baik fitoplankton maupun
zooplankton. Barus 2004, pola temperatur ekosistem air dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti intensitas cahaya matahari, pertukaran panas antara air dengan udara
sekelilingnya, ketinggian geografis dan juga oleh faktor kanopi penutupan oleh vegetasi dari pepohonan yang tumbuh di tepi yang menyebabkan hilangnya
perlindungan sehingga badan air terkena cahaya matahari secara langsung.
3.5.2 Intensitas Cahaya dan Penetrasi Cahaya
Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh nilai intensitas cahaya dengan nilai tertinggi terdapat pada stasiun 1 sebesar 24.215 lux. Hal ini disebabkan stasiun 1
daerah pariwisata daerah yang terbuka tanpa vegetasi sehingga cahaya matahari langsung masuk kedalam badan perairan tanpa ada penghalang. Sedangkan nilai
intensitas yang terendah pada stasiun 2 sebesar 6.485 lux. Hal ini terjadi karena pada daerah stasiun 2 merupakan daerah mangrove sehingga cahaya matahari terhalangi
oleh vegetasi mangrove. Dan nilai penetrasi cahaya yang diperoleh berkisar antara 19- 29 cm.
Menurut Tarumingkeng 2001, antara penetrasi cahaya, dan intesitas cahaya saling mempengaruhi. Semakin maksimal intensitas cahaya, maka semakin tinggi
penetrasi cahaya. Jumlah radiasi yang mencapai permukaan perairan sangat
Universitas Sumatera Utara
dipengaruhi oleh awan, ketinggian dari permukaan air laut, letak geografis dan musiman. Menurut Suin 2002, prinsip penentuan kecerahan air dengan
menggunakan keping sechii adalah berdasarkan batas pandangan kedalam air untuk melihat warna putih yang berada dalam air. Semakin keruh suatu perairan, akan
semakin dekat batas pandangan, sebaliknya kalau air jernih, akan jauh batas pandangan tersebut.
3.5.3 pH Air
Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh nilai rata-rata pH berkisar antara 7,65- 8,6 dan pH tertinggi pada stasiun 4 dengan nilai yaitu 8,6. Sedangkan nilai pH
terendah pada stasiun 3 dengan nilai pH 7,65. Tingginya pH pada daerah ini disebabkan oleh adanya berbagai macam aktivitas yang menghasilkan senyawa
organik maupun anorganik yang selanjutnya akan mengalami penguraian. Dimana aktivitas dapat mempengaruhi nilai faktor fisik perairan terutama nilai pH.
Menurut Barus 2004, nilai pH yang ideal bagi kehidupan organisme air pada umumnya terdapat antara 7 sampai 8,5. kondisi perairan yang bersifat sangat asam
maupun sangat basa akan membahayakan kelangsungan hidup organisme karena akan menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme berbagai senyawa logam berat
terutama ion Aluminium. Derajat keasaman pH dipengaruhi oleh konsentrasi karbondioksida serta ion-ion bersifat asam atau basa. Fitoplankton dan tanaman air
akan mengambil karbondioksida selama proses fotosintesis berlangsung, sehingga mengakibatkan pH perairan menjadi meningkatkan pada siang hari dan menurun pada
malam hari Effendi, 2003.
3.5.4 Salinitas